NIM : 18121067
Secara umum, CT scan merupakan pemeriksaan yang aman, cepat, dan tanpa rasa
sakit. Namun, CT scan sebaiknya tidak dilakukan pada ibu hamil karena paparan
sinar radiasi dapat menimbulkan bahaya terhadap janin. Penggunaan kontras pada
CT scan juga perlu dipertimbangkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan alergi terhadap kontras.
b. Peringatan CT Scan
Bagi pasien yang akan melakukan prosedur CT scan dengan kontras, dokter yang
akan menanyakan mengenai riwayat alergi terhadap cairan pewarna khusus
(kontras) yang akan diberikan. Reaksi alergi terhadap zat kontras tersebut dapat
mengakibatkan kulit kemerahan dan gatal, atau kesulitan bernapas untuk kasus
yang lebih berat, namun hal ini jarang terjadi. Zat kontras juga diserap ke dalam
ASI, namun dalam jumlah yang sangat sedikit dan dianggap aman. Tidak perlu
menghentikan pemberian ASI setelah dilakukan CT scan dengan kontras. Tapi bila
Anda masih merasa takut, disarankan untuk memompa dan mempersiapkan ASI
terlebih dahulu untuk mencukupi konsumsi bayi hingga 1-2 hari setelah CT scan.
Pemberian kontras pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal juga dapat
memperburuk gangguan tersebut, sehingga mengakibatkan gagal ginjal.
Untuk penderita claustrophobia, yaitu takut terhadap ruang tertutup, bila perlu
diberikan obat penenang sebelum pelaksanaan CT scan.
Radiasi yang dikeluarkan dari CT scan berpotensi membahayakan janin,
khususnya pada trimester awal. Walaupun kecil, bahaya radiasi CT scan yang
kemungkinan dapat menyebabkan kanker, juga perlu perhatian khusus pada anak-
anak. Hal ini disebabkan anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi bila
dibandingkan dengan orang dewasa dan karena tubuhnya yang lebih kecil dari
orang dewasa, anak-anak cenderung mendapatkan paparan radiasi yang lebih
besar, bila pengaturan CT scan tidak disesuaikan untuk anak-anak. Selain itu,
kemungkinan hidup anak-anak lebih panjang bila dibandingkan dengan orang
dewasa, sehingga akan lebih banyak kondisi yang memungkinkan anak-anak
terpapar radiasi lainnya dalam sisa hidupnya. Konsultasikan kepada dokter
mengenai manfaat dan risikonya.
c. Sebelum CT Scan
Beberapa persiapan berikut ini perlu dilakukan sebelum prosedur CT scan, di
antaranya adalah:
1) Tidak makan atau minum beberapa jam sebelum prosedur dilakukan, terutama
bagi yang menggunakan kontras.
2) Melepaskan benda logam, seperti jam tangan, perhiasan, kacamata, sabuk, dan
sebagainya agar hasil pencitraan tidak terganggu. Pihak rumah sakit juga akan
memberikan pakaian khusus untuk digunakan oleh pasien.
3) Pasien yang akan menjalankan pencitraan di bagian perut akan diminta untuk
tidak mengonsumsi makanan padat pada malam hari sebelum CT scan
dilakukan. Obat pencahar mungkin akan diberikan untuk membersihkan usus.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang lebih jelas dan membuat perbedaan dengan
organ atau area di sekitarnya, dokter akan memberikan zat warna khusus (kontras),
yang dapat diberikan melalui:
1) Pasien akan diminta untuk meminum zat tersebut, khususnya jika CT scan
dilakukan untuk melihat kerongkongan (esofagus) atau lambung. Zat tersebut
mungkin akan terasa tidak enak.
2) Dokter akan menyuntikkan zat tersebut melalui pembuluh darah vena di lengan
untuk memperjelas kondisi organ tertentu, misalnya kandung empedu, saluran
kemih, hati, atau aliran pembuluh darah. Tubuh pasien mungkin akan terasa
hangat dan merasakan sensasi rasa logam di mulut setelah penyuntikan
dilakukan.
3) Zat akan dimasukkan melalui dubur pasien untuk memperjelas kondisi usus
saat pencitraan. Pasien mungkin akan merasa begah dan tidak nyaman saat
prosedur dilakukan.
2. EEG
Sebaiknya pasien tidak mengonsumsi kopi, teh, coklat, atau meminum soda sebelum
tes dilakukan. Minuman-minuman tersebut sebaiknya dihindari karena memiliki
pengaruh stimulasi perubahan gelombang EEG. Selain minuman tersebut, sebaiknya
pasien juga memperhatikan kadar gula darah karena dapat menyebabkan perubahan
pada pola gelombang otak. Tes EEG membutuhkan waktu 45-60 menit atau lebih lama
jika pemeriksaan yang dilakukan adalah sleep EEG. Pastikan pasien berkonsultasi
dengan dokter spesialis saraf sebelum melakukan EEG
3. EMG
Elektromiografi adalah suatu teknik untuk mengevaluasi dan merekam sinyal aktivitas
otot. Pemeriksaan Elektromiografi dilakukan menggunakan alat yang
disebut electromyograph, lalu rekaman yang dihasilkan disebut dengan
Elektromiogram. Teknik ini mendeteksi potensial aksi dari sel-sel otot saat sel-sel
berkontraksi dan relaksasi dengan menggunakan elektroda yang ditempel di atas
jaringan otot. EMG dilakukan ketika pasien mengalami kelemahan otot. Pemeriksaan
ini dapat membantu untuk membedakan antara masalah-masalah yang berasal dari otot
itu sendiri atau dari gangguan syaraf.
Indikasi
Memiliki tanda-tanda serta gejala yang mengindikasikan kelainan saraf atau otot.
Gejala-gejalanya misalnya rasa geli atau kesemutan yang sering terjadi, kebas, otot
melemah, sakit otot atau kram yang sering, atau rasa tidak nyaman serta sakit pada
sendi lainnya.
Pemeriksaan ini pada dasarnya bukan prosedur yang berisiko tinggi. Jarang ditemukan
komplikasi setelah elektromiografi dilakukan. Namun terdapat kemungkinan terjadi
perdarahan kecil, infeksi, atau cedera saraf ketika jarum elektroda ditusukkan ke
tubuh.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang paling tepat dan menurunkan risiko
komplikasi, sebaiknya lakukan persiapan sebelum melakukan elektromiografi.
Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf Anda terlebih dahulu.
Tanyakan pada dokter spesialis saraf Anda apakah Anda perlu menghentikan
pengobatan yang sedang Anda jalani. Jika dokter melarang beberapa penggunaan obat,
hentikan konsumsi obat tersebut untuk sementara sesuai anjuran. Selain itu beritahu
dokter Anda jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus. Misalnya:
menggunakan pacemaker atau alat kesehatan elektrik di tubuh, atau jika mengonsumsi
obat-obatan yang terkait dengan darah misalnya antikoagulan atau obat pencegah
penggumpalan darah. Pastikan Anda memberitahu dokter jika Anda memiliki
homophilia atau kelainan pembekuan darah.
4. MRI
Pada tes MRI, bagian tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin
dengan magnet yang kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI berupa foto
digital yang dapat disimpan di komputer dan dicetak untuk dipelajari lebih lanjut.
Indikasi
MRI adalah salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ,
jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu
dokter mendiagnosis berbagai masalah seputar kesehatan Anda. Pemeriksaan MRI
juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan
mengevaluasi efektivitas terapi.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda harus melakukan MRI, di antaranya:
Memperhitungkan Risiko
Tidak seperti foto Rontgen dan CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi sinar-X
dalam prosesnya. Ini berarti orang yang rentan terhadap risiko radiasi, seperti ibu
hamil, bisa menjalani MRI. Anda yang menjalani prosedur tersebut juga tidak akan
merasa sakit.
Hingga kini belum ada bukti terhadap risiko dari medan magnet dan gelombang radio
selama penggunaan MRI.
Kemungkinan rasa tidak nyaman akan dirasakan bagi Anda yang memiliki rasa takut
berada di ruang tertutup (claustrophobia), yang dapat dibicarakan dengan dokter atau
petugas medis yang bertanggung jawab di ruang radiologi. Kemungkinan Anda akan
diberikan obat penenang untuk membuat Anda merasa mengantuk dan mengurangi
rasa cemas sebelum dipindai.
Yang juga perlu diperhatikan, Pemeriksaan MRI tidak dapat dilakukan pada semua
orang. MRI tidak bisa dilakukan pada mereka yang menggunakan alat bantu berbahan
logam khusus seperti alat pacu jantung atau pacemaker implan. Selain karena tidak
aman, logam itu kemungkinan akan mengganggu gambar yang dihasilkan MRI.
Informasikan pada dokter atau petugas medis jika pada tubuh Anda terdapat logam
atau alat elektronik, seperti:
a. implan koklea pada telinga
b. defibrilator jantung yang ditanamkan
c. katup jantung buatan (artificial heart valves)
d. sendi buatan berbahan logam (metallic joint prostheses)
e. peluru atau serpihan logam
f. klip logam (metal clip) atau cincin logam pada pembuluh darah
Konsultasi lanjutan diperlukan bagi Anda yang memiliki gangguan fungsi ginjal atau
hati sebelum MRI. Ada proses pemindaian MRI yang memerlukan cairan kontras
untuk hasil terbaik, namun sebaiknya dihindari atau dibatasi jika memiliki gangguan
ginjal atau hati. Jika memiliki tato, Anda juga sebaiknya berkonsultasi sebelum
dilakukan pemeriksaan MRI. Tinta pada tato mungkin dapat memengaruhi hasil
pemeriksaan.
Langkah Persiapan
Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, Anda dapat makan dengan normal dan
mengonsumsi obat-obatan seperti biasa, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Pada
keadaan tertentu dokter mungkin akan memberikan materi kontras yang disuntikkan
melalui pembuluh darah di tangan atau lengan. Materi kontras dapat meningkatkan
tampilan gambar untuk detail tertentu pada pemeriksaan MRI.
Sebelum Anda diperiksa, maka Anda akan diminta untuk mengganti pakaian Anda
dengan pakaian khusus yang disediakan oleh rumah sakit, serta melepas benda-benda
di tubuh Anda. Terutama jika Anda memakai perhiasan, seperti cincin, anting, kalung,
jam tangan, atau jepit rambut. Petugas medis juga akan meminta Anda untuk melepas
kacamata, alat bantu dengar, gigi palsu, atau bra dengan penyangga logam yang Anda
gunakan
5. Angiografi cerebral
Indikasi Angiografi
Peringatan Angiografi
Berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter bila memiliki kondisi seperti di bawah
ini:
a. Tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama 4-8 jam sebelum prosedur
angiografi dimulai.
b. Bagi penderita diabetes akan dilakukan penyesuaian dosis obat minum maupun
insulin sebelum dilakukan tindakan.
c. Menghentikan obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin beberapa
hari sebelumnya.
6. Fungsi Lumbal
LP dapat dilakukan pada orang dewasa, bayi, dan anak-anak. Namun, pasien yang
sedang hamil, alergi obat bius, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu,
seperti obat pengencer darah, perlu menginformasikannya kepada dokter sebelum
melakukan prosedur ini.
Pemeriksaan sampel cairan otak dan saraf tulang belakang (cairan serebrospinal)
melalui lumbal pungsi bermanfaat untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf,
seperti infeksi, perdarahan, atau kanker. Beberapa penyakit yang dapat membutuhkan
lumbal pungsi untuk mendiagnosisnya adalah:
a. Meningitis
b. Radang otak
c. Tumor pada otak dan sumsum tulang belakang
d. Pendarahan subarachnoid
e. Sindrom Reye
f. Myelitis
g. Neurosifilis
h. Sindrom Guillain-Barre
i. Multiple sclerosis
Karena obat bius akan diberikan sebelum dilakukan lumbal pungsi, pasien juga perlu
memberi tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat bius tertentu, untuk mencegah
reaksi alergi obat.
Saat awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan
melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan
penunjang, seperti tes darah, CT scan, atau MRI, jika diperlukan.
Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, pasien sebaiknya didampingi oleh keluarga
atau kerabat karena tidak diperbolehkan membawa kendaraan selama 24 jam setelah
prosedur. Pasien juga tidak disarankan menggunakan transportasi umum seorang diri.
Pasien sebaiknya tiba di rumah sakit 1 jam sebelum prosedur dilakukan untuk
mempersipkan diri. Pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian
rumah sakit yang sudah disediakan. Oleh karena itu, pasien sebaiknya memakai
pakaian dan alas kaki yang mudah dilepas pasang.
Pasien juga akan diminta untuk melepas semua perhiasan yang digunakan, termasuk
anting. Agar lebih mudah, sebaiknya pasien tidak mengenakan aksesoris atau
perhiasan apa pun dari rumah.
B. Prosedur persiapan pasien pemeriksaan diagnostik pada anak dengan gangguan kebutuhan
oksigen
1. Perekaman EKG
EKG tidak menyakitkan karena tanpa pengaliran arus listrik dan tanpa sayatan
(noninvasif). Dokter akan menempelkan elektrode, umumnya berjumlah 10 atau 12
buah, berbahan plastik dan berukuran kecil, di dada, lengan, dan tungkai. Elektrode
disambungkan dengan kabel-kabel ke mesin elektrokardiograf. Aktivitas kelistrikan
jantung kemudian diukur dan dicetak oleh mesin EKG, serta diinterpretasi oleh dokter
sebagai penunjang diagnosis.
a. Nyeri dada.
b. Sulit bernapas.
c. Cepat lelah dan lemas.
d. Berdebar-debar dan gangguan irama jantung.
Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram
a. Serangan jantung.
b. Penyakit jantung koroner.
c. Gagguan elektrolit.
d. Keracunan dan efek samping obat.
e. Evaluasi efektivitas dari alat pacu jantung.
Sebelum Elektrokardiogram
1) Tension pneumotoraks
2) Hemoptisis
3) Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard
akut infark dan aritmia.
4) Edema paru
5) Efusi pleura yang luas
1) Tissue/sapu tangan
2) Wadah tertutup berisi cairan desinfektan (air sabun / detergen, air bayclin, air
lisol) atau pasir.
3) Gelas berisi air hangat
b. Darah vena
Pemeriksaan darah vena biasanya diambil dari lipatan siku tangan dan dilakukan
untuk menentukan tes diagnostik.Pada orang dewasa biasanya diambil dari vena
median cubiti.Pada bayi, dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus
sagittalis superior.Memberikan informasi sistem hematologi dan sistem tubuh
yang lain. Berupa CBC (Complete Blood Count), elektrolit serum, dan kimia
darah. Penusukan vena kadang sulit, karena beberapa hal.Kulit pada orang muda
kadang sulit ditusuk karena tebal dan kuat.Pada pasien lansia, vena cendrung ‘lari’
saat ditusuk dengan jarum atau adanya penebalan dan pengerasan vena oleh
adanya aterosklerosis.Pemeriksaan CBC digunakan tabung EDTA
c. Darah arteri
Dilakukan untuk pemeriksaan AGDA (Analisis Gas Darah Arteri)
dan elektrolit.AGDA dilakukan untuk mengetahui status respirasi atau status asam
basa darah klien.Area yang diambil adalah arteri radialis, brachialis atau
femoralis.Berikan penekanan dan waspadai adanya okulsi pada klien.Tanda okulsi
arteri adalah kesemutan pada tangan, tangan berwarna pucat dan tidak adanya
denyut perifer.
Indikasi Ekokardiografi
Berikut adalah indikasi yang menjadi pertimbangan dokter dalam memilih jenis
ekokardiografi:
Transthoracic echocardiogram (TTE)
Transesophageal echocardiogram (TEE )
a. Hasil dari TTE tidak jelas, biasanya karena struktur dada, paru-paru, atau lemak
yang menutupi (pada penderita obesitas).
b. Memerlukan pencitraan yang lebih rinci, misalnya sebelum melakukan operasi
jantung.
Stress echocardiogram
a. Gangguan irama jantung dan gangguan tekanan darah saat berolahraga atau saat
mengalami tekanan fisik.
b. Dicurigai memiliki penyakit jantung koroner yang berpotensi mengakibatkan
serangan jantung.
c. Memeriksa pasokan oksigen ke otot jantung saat aktivitas.
d. Melihat batas kemampuan jantung guna kepentingan program rehabilitasi jantung.
e. Evaluasi keberhasilan pengobatan dan tindakan medis, seperti obat antiangina,
obat antiaritmia, operasi bypass, dan pemasangan ring.
Peringatan Ekokardiografi
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu, obat-obatan yang
rutin dikonsumsi, atau menggunakan alat pacu jantung. Bagi pasien yang secara
khusus akan melakukan tes TEE, beri tahu dokter jika terdapat gangguan di
kerongkongan, seperti disfagia, hernia hiatus, atau kanker esofagus. Bagi penderita
aritmia atau penyakit jantung coroner, harap berhati-hati saat melakukan
pemeriksaan stress echocardiogram.
Sebelum Ekokardiografi
Persiapan sebelum ekokardiografi akan disesuaikan dengan jenis tes yang akan
dilakukan. Umumnya, pasien diperbolehkan untuk makan dan minum seperti biasa
sebelum TTE.
Jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, tanyakan kepada dokter jika ada yang
perlu dihentikan sebelum TTE dilakukan. Beberapa contoh obat yang umumnya
dihindari selama 24 jam sebelum TTE dilakukan adalah obat penghambat beta
(misalnya bisoprolol), isosorbide dinitrate, isosorbide mononitrate, dan nitrogliserin.
Bagi pasien yang mengonsumsi obat diabetes atau dalam perawatan insulin juga perlu
memberi tahu dokter. Pasien disarankan untuk membawa obat hirup (inhaler) apabila
sedang menggunakannya.
Untuk TEE , pasien akan diminta berpuasa beberapa jam sebelum tindakan, guna
menghindari mual, muntah, dan masuknya isi lambung ke dalam paru-paru. Dokter
akan menyuntikkan obat sedatif sebagai penenang dan menyemprotkan obat bius lokal
ke dalam tenggorokan, agar pasien tidak merasa nyeri saat alat endoskopi dimasukkan.
Pasien akan diminta untuk melepas gigi palsu, apabila ada, sebelum tindakan.