Nama : Ni Putu Tiari Artarini

NIM : 1807531229

Kelas : C2

1. Kluckhohn- STrodtbeck Framework & Hosfstede Framework

Saat ini bisnis semakin kompetitif dan dengan demikian harus didorong oleh globalisasi.
Kecenderungan ini globalisasi berarti perusahaan yang akan internasional dan dengan demikian
ada kebutuhan untuk memahami bisnis Intenational dalam hal negara. budaya, bahasa, agama,
adat dan pola pikir masyarakat. Negara yang berbeda memiliki budaya yang berbeda. Perbedaan
budaya terutama dipengaruhi oleh nilai, sikap, dan struktur sosial. agama, dan bahasa.
Perusahaan tanpa memahami dinamika budaya terkadang dapat menyebabkan konflik tenaga
kerja., negosiasi yang buruk, gaya kepemimpinan yang tidak layak, pembentukan dan
implementasi strategi yang salah, dan sebagainya (Fullan, M. 2014). Dalam rangka mengatasi
semua masalah ini sangat penting bahwa manajer internasional perusahaan mengklasifikasikan
budaya berdasarkan perbedaan dalam mempengaruhi faktor Sach sebagai nilai, sikap, struktur
sosial, agama, dan bahasa (Wild & Wild, 2013) dalam melakukannya Manajer dapat
menggunakan terkenal dan secara global diterima teori budaya difftereaces. Dua teori awal lintas
budaya managemen ATC Kluckhohn & Strodtbeck dan kerangka model Geert Hofstede.

Florence Kluckhohn dan Fred Strodtbeck dikembangkan Kluckhohn & Strodtbeck kerangka,
yang juga dikenal sebagai kerangka antropologi komparatif, di 1961. Karya ini oleh Kluckhohn
& Strodtbeck telah mempengaruhi konseptualisasi manajemen variasi budaya. Hal ini didasarkan
pada nilai masyarakat. Asumsi dari teori ini adalah bahwa semua masyarakat memiliki masalah
yang sama dan solusi yang disukai mencerminkan nilai masyarakat (Hills. 2002). Kerangka kerja
ini terdiri dari enam orientasi nilai untuk membandingkan berbagai budaya (Wild & Wild, 2013).
Mereka adalah sebagai berikut:

a. hubungan dengan alam-masyarakat yang percaya untuk bekerja sama dengan alam untuk
menjaga harmoni dan keseimbangan yang harmonis berorientasi. (Wild & Wild, 2013)
menjelaskan bahwa budaya Jepang memiliki keyakinan bahwa keseimbangan yang halus antara
manusia dan lingkungan harus dipertahankan.

b. keyakinan tentang sifat manusia-dengan mengacu pada cxample diberikan oleh Wild & Wild
(2013) Jepang memberikan banyak penting untuk kepercayaan faktor. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka adalah milik yang baik/immutablc orientasi.

c. hubungan antara orang-Wild & Wild (2013) menunjukkan bahwa orang Jepang bekerja untuk
orang, kelompok, atau perusahaan mereka bekerja untuk.

d. Conception ruang angkasa-Wild & Wild (2013) menyarankan budaya Jepang cenderung
publik. Sebagian besar kegiatan dalam budaya Jepang dilakukan di depan umum.

e. sifat kegiatan manusia-liar & liar (2013) sngpest yang budaya itu percaya pada budaya saling
menguntungkan. Individu harus mencari kelompok dan kelompok juga harus mencari individu.
Ini adalah budaya bekerja untuk satu sama lain.

f. orientasi waktu-orientasi waktu dapat masa lalu, sekarang atau masa depan. Dalam contoh
(Wild & Wild, 2013) disebutkan bahwa penekanan dari Jepang pada masa depan.

Kerangka Hofstede adalah teori kedua yang dikembangkan pada variasi budaya. Ini
dikembangkan oleh Geent Hofstede (1980), belajar 110.000 orang yang bekerja di IBM di 40
negara (Wild & Wild. 2013) dia mengatur variasi budaya di antara bangsa-negara menjadi
beberapa dimensi utama. Ia menemukan berbagai pola perilaku bisnis dan konsumen yang dapat
dijelaskan secara khusus adalah dengan lima dimensi (Hofstede, G, 1980)

a. individualisme versus kolektivisme-ini mengukur preferensi perilaku yang mempromosikan

kepentingan diri seseorang-yang "I " atas "kami ". Dalam ikatan individualisme antara individu
tidak begitu dekat dan everyonc independen untuk menjaga diri mereka sendiri dan keluarga
langsung mereka. Cai. Wilson & Drake. 2000)

b. jarak Power-ini mengukur ketidaksetaraan betwecn tingkat atas dan bawah mployees di
perusahaan atau organisasi. Hofstede. G 1998)

c. ketidakpastian penghindaran (UAD)-ini mengekspresikan siapa yang banyak yang toleran

terhadap ketidakpastian dan diragukan. Sebuah peringkat UAl yang lebih besar menunjukkan
sebuah masyarakat yang merugikan risiko dan dengan demikian tidak memiliki bakat untuk
inovasi dan penemuan.

d. Masculism vs feminisme-ini merujuk ke mana masyarakat memiliki nilai laki-laki atau nilai
perempuan. The Masculism tinggi vs feminisme Skor menunjukkan bahwa masyarakat adalah
pria didominasi. Karena karakteristik maskulin atau nilai dari masyarakat jenis ini lebih

e. orientasi jangka panjang-dimensi ini kemudian ditambahkan ke model Hofstede. Dimensi ini
terlihat dalam kesediaan masyarakat dalam hambatan ovcrcoming dengan waktu masyarakat
dengan indeks orientasi jangka panjang yang tinggi memiliki valucs tradisional dan hormat.

Model variasi budaya ini telah menghadapi banyak kritik oleh peneliti lain di daerah yang sama.
Concerms kunci dengan model Hofstede terkait dengan relevansi, homogencity budaya, Divisi
Nasional, satu pendekatan perusahaan, usang, dimensi terbatas dan integritas statistik (KOOL, C.
& Muysken. J. 2013).

2. 14 saran saya untuk mengurangi ketegangan bekerja di suatu perusahaan internasional adalah
mencari informasi rekan bekerja sebanyak-banyaknya yang belum diketahui, dengan hal ini
maka akan meningkatkan rasa percaya diri karena memiliki wawasan yang lebih. Menunjukan
semangat, tunjukan bahwa apa yang kamu lakukan di hari pertama akan membuat kenangan bagi
rekan-rekan kerja, dan jangan mengeluh di setiap pekerjaan. Bekerja di suatu perusahaan
internasional yang melakukan bisnis asia ini butuh kedisiplinan, wawasan, dan etika yang baik
untuk memberikan kesan baik bagi rekan kerja dari hal tersebut akan timbul rasa percaya diri
yang dapat mengurangi rasa ketegangan yang sring di alami budaya ini.

2.15 Banyaknya kasus yang terjadi seperti perceraian, penyalahgunaan obat maupun kejahatan
ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya kesetaraan sosial, di era globalisasi ini tidak
jarang bnayak masyarakat yang merasa “kaya disanjung yang miskin ditanjung” hal ini dapat
mempengaruhi terjadinya kasus perceraian mengapa? Karena ketika seseorang merasa memiliki
harta lebih maka mereka merasa bahwa mereka lebih pantas mendapatkan yang setara, dan
ketika mendapatkan yang tidak setara maka akan timbul pertengkaran karena masalah financial
dirumah tangga. Selain itu akan timbul kejahatan dan penyalahgunaan obat, ini dapat terjadi
karena ketika seseorang tidak mampu menyelesaikan permalahan yang dihadapi karna faktor
kesetaraan sosial dan merasa tersinggung maka seseorang akan melakukan suatu kejahatan atau
memakai obat terlarang yang dapat menghilangkan rasa depresi dan merasa puas. Maka dari itu
peran orang tua di era globalisasi ini pentingnya edukasi mengenai sosial harus diajarkan sejak
dini selain itu peran lingkungan dengan cara mensosialisasikan mengenai kehidupan bersosial
agar tidak terjadinya kesalahpahaman dengan hal ini akan dapat mengurangi tindakan kriminalil
yang terjadi di Asia.

2.16 Istilah nilai nilai Asia yang mendefinisikan unsur-unsur masyarakat, budaya dan sejarah
yang sama bagi bangsa-bangsa di asia tenggara dan Asia Timur. Di negara Asia ini lebih 60%
yang mempraktekan masing masing agama hal ini dilakukan sesuai keyakinan dan keinginan di
setiap orang. Ketika membicarakan nilai nilai asia ini sangat berkaitan dimana setiap agama
memiliki kebudayaan yang berbeda beda dismping itu memiliki sejarah dari berbagai versi. nilai
nilai asia valid untuk di diskusikan karena nilai nilai yang ada di asia memiliki suatu perangkat
keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang
khusus pada pola pikiran, perasaan, keterkaitan maupun perilaku yang dimiliki dari setiap orang
di dunia. Dari uraian tersebut bahwa nilai merupakan suatu konsep yang mengandung tata aturan
yang dinyatakan benar oleh masyarakat yang ada dinegara tersebut karena mengandung sifat
kemanusiaan yang pada gilirannya merupakan perasaan umum, identitas umum yang oleh
karenanya menjadi syarat umum dan akan tercemin dalam tingkah laku manusia. Setiap orang
berhak memilih agamanya masing masing