“Menjelaskan Mengenai Gambar Kanker Usus Besar dan Konsumsi Serat Pangan Rendah ”
Nama Kelompok:
PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN WIYATA
2020
Gambar Kanker Usus Besar
Serat makanan mempunyai daya serap air yang tinggi. Adanya serat makanan dalam feses
menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya
menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan mempercepat konstraksi usus untuk lebih cepat
buang air – waktu transit makanan lebih cepat sehingga konsentrasi karsinogen menjadi lebih
rendah.Volume feses yang besar dengan tekstur lunak dapat mengencerkan senyawa karsinogen yang
terkandung di dalamnya, sehingga konsentrasinya jauh lebih rendah. Dengan demikian akan terjadi
kontak antara zat karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun
terjadi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga tidak memungkinkan terbentuknya sel-sel kanker.
Bila orang mengkonsumsi sedikit makanan yang berserat, maka feses yang terbentuk dalam
usus besarnya kecil-kecil dan teksturnya keras. Bentuk feses semacam ini, menyebabkan konsentrasi
zat karsinogenik yang mungkin ada di dalamnya pekat (konsentrasi tinggi), sedangkan bentuk feses
yang kecil dengan tekstur yang keras menyebabkan transit makanan (waktu yang dibutuhkan sejak di
makan sampai di buang menjadi feses) menjadi lama. Akibatnya akan terjadi kontak antara zat
karsinogen, dalam konsentrasi tinggi dan waktu yang lama, dengan dinding usus besar.
Senyawa karsinogen berasal dari makanan yang mengandung prekursor. Di dalam sistem
pencernaan, senyawa prekursor dapat dirubah menjadi senyawa-senyawa karsinogen oleh enzim
pencernaan dan aktivitas flora usus. Kontak senyawa karsinogen dengan sel usus, dapat merubah sel-
sel usus menjadi sel-sel kanker.
Penyebab Kanker Kolon (Kanker usus besar) diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam
usus besar dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta terjadi dalam waktu yang lama.
Serat pangan mempengaruhi mikroflora usus sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk , serat
pangan mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinigen menjadi lebih rendah .
Mekanisme dari serat pangan untuk mencegah kanker usus besar yaitu:
1. Serat pangan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi mampu mempengaruhi mikroflora usus
sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk dan tidak menyebabkan kanker pada usus besar.
2. Serat pangan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi dapat bersifat meningkatkan
kandungan air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih rendah dan tidak
menyebabkan kanker pada usus besar.
3. Serat pangan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggidapat juga mengurangi waktu transit
makanan dalam usus lebih pendek sehingga tidak menyebabkan kanker pada usus besar.
Gambar Konsumsi Serat Pangan Rendah
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari
tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap
proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau
keseluruhan di usus besar (Anonim, 2001). Deddy Muchtadi (2001); Jansen Silalahi dan Netty
Hutagalung (200 ), menyebutkan bahwa serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak
dapat dihirolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Lebih lanjut Trowell et al. (1985); Anik Herminingsih
(2010); mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau
tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida,
pektin, gum, dan lapisan lilin. zSedangkan Meyer (2004) mendefinisikan serat sebagai bagian integral
dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman, sayur-sayuran,
sereal, buah-buahan, kacang-
kacangan.
Di masyarakat perkotaan yang sebagian masyarakatnya begitu mobil dan sibuk cenderung
mengkonsumsi makanan siap saji, masyarakat menengah keatas telah terjadi pergeseran pola makan
dari tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak ke pola konsumsi rendah karbohidrat dan serat,
tinggi
lemak dan protein (Sujono, 1993 dalam Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca, 2005). Hal inilah
yang menyebabkan tingginya kasus penyakit-penyakit seperti jantung koroner, kanker kolon, dan
penyakit degeneratif lainnya di Indonesia. Untuk itu agar pemahaman masyarakat akan pentingnya
serat pangan dalam pola konsumsi makanan di Indonesia menjadi meningkat, maka karya ilmiah
tentang serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan menjadi penting untuk
disampaikan.
Konsumsi rendah serat dapat menimbulkan beberapa penyakit yaitu sebagai berikut :
1. Diabetes Mellitus
Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa, sehingga mengurangi
ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan terjadinya kompleks
karbohidrat dan serat, sehingga daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan
tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan mendicancy tetap
terkontrol. Konsumsi serat pangan yang rendah akan membuat seseorang
mengkonsumsi karbohidrat murni yang lebih tinggi untuk dapat membantu perut
terasa kenyang. Dengan pola makan tersebut dapat menyebabkan insufisiensi
prankreatik, yakni pankreas tidak dapat membuat atau melepaskan cukup enzim
pencernaan untuk memecah makanan dan menyerap nutrisi makanan. Pankreas
yang tidak dapat membuat cukup enzim untuk menyerap makanan maka
makanan yang mengandung karbohidrat hanya akan dibentuk menjadi glukosa
dan tidak dapat mengikat glukosa menjadi gikogen. Hal ini dapat terjadi karena
serat pangan yang rendah.
2. Obesitas
Konsumsi serat pangan yang rendah akan membuat sesorang lebih banyak
mengkomsumsi makanan lain dengan jumlah yang cukup banyak, seperti
mengkonsumsi makanan dengan kadar kalori yang tinggi. Makanan dengan
kadar serat dapat membuat perut lebih cepat merasakan kenyang karena makanan
yang berserat akan lebih lama dicerna di lambung. Mengkonsumsi makanan
dengan kadar kalori yang tinggi memiliki banyak resiko, salah satunya adalah
obesitas. Mengapa demikian, karena kalori yang terlalu banyak masuk kedalam
tubuh dan kalori yang dibutuhkan sebagai energi tidak terlalu banyak. Maka
kalori tersebut akan tersimpan sebagai lemak dalam tubuh yang semakin lama
semakin banyak akan menimbulkan obesitas.
Manfaat Serat larut air (soluble fiber) Mengontrol berat badan atau
kegemukan (obesitas) : seperti pektin serta beberapa hemiselulosa mempunyai
kemampuan menahan air dan dapat membentuk cairan kental dalam saluran
pencernaan. Sehingga makanan kaya akan serat, waktu dicerna lebih lama dalam
lambung, kemudian serat akan menarik air dan memberi rasa kenyang lebih lama
sehingga mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak.Makanan
dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah,
kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya
obesitas.
3. Penyakit Kardiovaskular
Konsumsi serat pangan yang rendah akan membuat sesorang lebih banyak
mengkomsumsi makanan lain dengan jumlah yang cukup banyak, seperti
mengkonsumsi makanan dengan kadar kalori yang tinggi. Mengkonsumsi
makanan dengan kalori yang tinggi sama halnya dengan mengkonsumsi lemak
yang tinggi. Karena kalori yang tinggi apabila tidak dibentuk menjadi energi
akan tersimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak. lemak dalam tubuh yang
sering kita dengar terdiri dari 2 jenis yakni lemak baik (HDL) dan lemak jahat
(LDL). Lemak baik (HDL) merupaka lemak tak jenuh, lemak ini membantu
menjaga arteri tetap bersih, membantu menghasilkan kolesterol baik dan
bergerak disekitar tubuh sekaligus mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL).
Sedangkan lemak jahat (LDL) merupakan lemak jenuh atau lemak trans, lemak
ini dapat memningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan mengurangi kolesterol baik
(HDL) di tubuh. Lemak yang terdapat pada makanan tinggi kalori mengandung
lebih banyak lemak jahat (LDL). Lemak jahat apabila terlalu banyak dalam
tubuh inilah yang dapat menigkatkan jumlah kolesterol dan dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner.
Serat larut air menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat
menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% atau lebih.
5. Divertikulosis
Konsumsi serat pangan yang rendah mengakibatkan pengurangan kekambaan
dalam usus besar serta pengurangan stimulus motilitas sehingga transit residu
makanan ke usus besar menjadi lama dan proses fermentasi juga menjadi lama
akibatnya kadar bahan organic dalam tubuh mengalami penurunan serta massa
yang terkumpul juga berkurang akibatnya feses menjadi kental dan kering.
Selain itu akibat dari transit yang lama mengakibatkan penyerapan air yang
maksimum dan membuat feses menjadi kental dan kering. Akibat dari feses yang
kental dan kering pada saat tekenan pada usus meningkat mengakibatkan
diverticulosis. Divertikulosis merupakan penyakit pada saluran usus besar
berupa luka atau benjolan yang timbul akibat terbentuknya feses yang kecil dan
keras.
6. Konstipasi (Sembelit)
Konsumsi serat pangan yang rendah mengakibatkan pengurangan kekambaan
dalam usus besar serta pengurangan stimulus motilitas sehingga transit residu
makanan ke usus besar menjadi lama mengakibatkan penyerapan air yang
maksimum dan membuat feses menjadi kental dan kering sehingga sulit buang
air besar atau biasa disebut sembelit (konstipasi).
Sumber :
Santoso Agus Ir MP. 2011. SERAT PANGAN (DIETARY FIBER) DAN MANFAATNYA BAGI
KESEHATAN , Magistra No. 75 Th. XXIII.