Anda di halaman 1dari 35

KEL ARUTAN

LUSIANA ARIANI, M.FARM., APT. Fakultas Farmasi


Universitas Pancasila
Definisi :
– Kuantitatif : menyatakan konsentrasi solut (zat terlarut) di
dalam larutan jenuhnya pada temperatur dan tekanan
tertentu.
– Kualitatif : interaksi spontan 2 senyawa atau lebih
membentuk dispersi molekular yang homogen.

Dikenal :
– Larutan Tidak Jenuh (unsaturated)/hampir jenuh
(subsaturated)
– Larutan Jenuh (saturated)
– Larutan Lewat Jenuh (Super Saturated)
Larutan tidak jenuh/hampir jenuh
• Larutan yang mengandung solute dalam
konsentrasi di bawah konsentrasi yang diperlukan
supaya terjadi penjenuhan yang sempurna pada
suhu tertentu.
Larutan jenuh
• Zat terlarut (solute) berada dalam kesetimbangan
dengan fase padat (solute)
Larutan lewat jenuh
• Larutan pada suhu tertentu yang mengandung
solute lebih banyak daripada normal, sehingga
terdapat solute yang tidak terlarut.
ISTILAH KELARUTAN
ISTILAH KELARUTAN Jumlah bagian pelarut
diperlukan untuk
melarutkan
1 bagian zat
Sangat mudah larut (very soluble) kurang dari 1
Mudah larut (freely soluble) 1 sampai 10
Larut (soluble) 10 sampai 30
Agak sukar larut (sparingly soluble) 30 sampai 100
Sukar larut (slightly soluble) 100 sampai 1000
Sangat sukar larut (very slightly soluble) 1000 sampai 10000
Praktis tidak larut (practically insoluble) Lebih dari 10000
Interaksi Pelarut - Zat Terlarut
Dikenal :
“Like disolve like” ; pelarut polar melarutkan senyawa polar ; pelarut
non polar melarutkan senyawa non polar.

A. Pelarutan Solut oleh Pelarut Polar


1. Memp. Tetapan dielektrik besar (80,0 untuk air) sehingga pelarut
polar dapat menurunkan gaya tarik menarik antara ion dengan
muatan berlawanan dari suatu senyawa kristal.
2. Kelarutan suatu solut juga tergantung pada jumlah gugus polar
dan gugus non polar dari molekul. Molekul rantai lurus seperti
alkohol, aldehid, keton dan asam dengan rantai C lebih dari 5
menyebabkan kelarutannya menurun / sukar larut dalam pelarut.
Namun, jika pelarut yang digunakan banyak memiliki gugus polar
maka akan meningkatkan kelarutan solut.
3. Dapat membentuk molekul ion solvat karena gaya interaksi
dipole, terutama membentuk ikatan hidrogen.
B. Pelarutan Solut oleh Pelarut Nonpolar

– Tak dapat menurunkan gaya tarik-menarik antara


ion-ion karena tetapan dielektriknya rendah
– Tak dapat memutuskan ikatan kovalen suatu
elektrolit kuat karena pelarut bersifat aprotic
– Tidak dapat membentuk jembatan hidrogen (ikatan
hidrogen) dengan pelarut non elektrolit.

Pelarutan solut terjadi karena tekanan dalam yang sama/sesuai


sebagai hasil induksi interaksi dipole.

Contoh : alkaloid basa dan asam lemak terlarut dalam pelarut


nonpolar, minyak dan lemak terlarut dalam benzene atau karbon
tetraklorida.
KEL ARUTAN
CAIRAN DAL AM
CAIRAN
➢Sediaan obat dalam bentuk larutan sering
mencampurkan dua atau lebih cairan, misal alkohol
yang ditambahkan air untuk membentuk larutan
hidroalkohol; minyak menguap dicampur dengan air
untuk menghasilkan larutan air yang wangi, dsb.

Bercampur Sempurna

Kelarutan cairan-cairan
Bercampur Sebagian
BERCAMPUR SEMPURNA

Dua atau lebih cairan dapat bercampur sempurna dalam


berbagai perbandingan.
Contoh pelarut polar-semipolar (air-alkohol, gliserin-alkohol,
alkohol-aseton), pelarut nonpolar-nonpolar (benzene-karbon
tetraklorida).

BERCAMPUR SEBAGIAN

Ketika air dan eter atau air dan fenol dicampur bersamaan akan
membentuk lapisan film tipis diantara kedua cairan tersebut.

➢ Kelarutan dari cairan yang bercampur sebagian dipengaruhi


oleh :
1. Suhu, jika suhu naik, maka kelarutan ?
2. Senyawa lain → blending : meningkatnya saling melarut dari 2
cairan yang bercampur sebagian karena pertambahan
senyawa lain.
POLARITAS SOLUT DALAM SOLVEN

7
K E L A R U TA N Z AT
PA D AT D A L A M
CAIRAN
Kebanyakan obat merupakan suatu elektrolit lemah, sehingga pH sangat
berpengaruh terhadap kelarutan obat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan :


a. Solut
- Bobot molekul
- Titik leleh / titik didih
- Struktur kristal
- Polimorfisa
- Ukuran partikel

b. Solvent (pelarut)
- Polaritas
- Tetapan dielektrik

c. pH

Contoh soal
Dibawah pH berapakah fenobarbital akan mulai mengendap dari
larutan yang mempunyai konsentrasi mula-mula 1g / 100ml pada suhu
250C, jika kelarutan fenobarbital = 0,0050 molar, pKa=7,41 dan BM
fenobarbital Na=254.

Jawab=
S= 1g/100mL = 10g/L = 10 g/L = 0,039 mol/L
254 g/mol
So= 0,0050 mol

pHp= 7,41+log (0,039 – 0,005)


0,005
= 8,24

Jadi Dibawah pH 8,24 larutan fenobarbital Na akan membebaskan


fenobarbital 
❑ Pengaruh Pelarut

➢Umumnya solut (zat terlarut) lebih mudah larut di


dalam campuran pelarut dibanding dalam pelarut
tunggal.

➢Fenomena ini dinamakan “kosolvensi” dan pelarut


yang ditambahkan yang dapat meningkatkan
kelarutan dinamakan “kosolven”.
KURVA PENGARUH PELARUT
Dari kurva terlihat bahwa
campuran pelarut yang
terdiri 22% alkohol , 40%
gliserin dan sisanya (38%)
air dapat melarutkan 1,5%
fenobarbital.
(harus diingat bahwa yang
terbentuk adalah larutan
jenuh)
Catatan =
Kelarutan fenobarbital dalam air 1:1000 ; dalam alkohol 1:10
dan dalam chloroform 1:40

Peningkatan kelarutan solut di dalam pelarut campur terjadi


karena penurunan γ antara solut yang hidrofob dengan pelarut
polar atau perubahan tetapan dielektrik pelarut.
KONSTANTA DIELEKTRIK
▪ Konstanta dielektrik dapat dijadikan pengukur relatif dari kepolaran suatu
pelarut.
▪ Besarnya konstanta dielektrik, menurut Moore, dapat diatur dengan
menambahkan bahan pelarut lain. Tetapan dielektrika suatu campuran
bahan pelarut merupakan hasil penjumlahan tetapan dielektrik masing-
masing sesudah dikalikan dengan % volume setiap komponen pelarut.
▪ Zat yang memiliki konstanta dielektrik dengan nilai yang tinggi merupakan
zat yang bersifat polar.
Contoh soal
Parasetamol ingin diformulasi menjadi suatu sediaan obat cair.
Dimana untuk melarutkan obat tersebut membutuhkan pelarut
campur, yang terdiri dari air, etanol dan gliserin. Kombinasi pelarut
campur yang digunakan yaitu 10% etanol, 9% gliserin dan sisanya air.
Berdasarkan literatur KD air = 78,6; KD etanol = 24,3; KD gliserin =
43,0. Hitunglah harga KD pelarut campur tersebut!

Jawab
KD pel.campur = ([ ] etanol x KD etanol) + ([ ] gliserin x KD
gliserin) + (100% - ([ ] etanol + [ ] gliserin) x KD
air)
= ( 10% x 24,3) + (9% x 43,0) + (81% x 78,6)
= 2,43 + 3,87 + 63,67
= 69,97
❑ Pengaruh temperatur
Kebanyakan senyawa menunjukkan peningkatan
kelarutan dengan naiknya suhu ; tetapi tidak selalu.
Contoh:
Ca(OH)2 lebih mudah larut dalam air dingin
dibanding dalam air panas. Keadaan ini dapat
dikendalikan oleh H (panas pelarutan).
H + :Kelarutan  jika suhu  (rx endoterm)
H - :Kelarutan  jika suhu  (rx eksoterm)
Jika tidak ada panas yang diabsorbsi atau dilepaskan,
suhu tidak mempengaruhi kelarutan.
❑ Pengaruh adanya senyawa lain / aditive:
– Salting out = peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan yang lebih besar dibanding zat utama
akan menurunkan kelarutan zat utama / terbentuknya endapan
karena adanya reaksi kimia.
– Salting in = hidrotopi = adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solven lebih besar.
– Ion sejenis = apabila dalam larutan ada ion yang sejenis,
kelarutan turun. Sebagai contoh, seperti melarutkan garam
dapur padat (NaCl) dalam larutan dimana sudah ada ion
klorida (Cl–) nya. Jumlah NaCl yang dapat larut akan
diturunkan dan mencapai titik jenuh.
❑Pengaruh Surfaktan:
Solubilisasi miselar : jika surfaktan ditambahkan ke dalam
suatu cairan , mula-mula akan di adsorbsi pada antarmuka
cair-udara. Pertambahan konsentrasi yang berlebih
menyebabkan cairan jenuh dengan monomer dan
selanjutnya beragregasi misel
Solut akan berinteraksi dengan misel larutan isotropik
yang stabil setara termodinamika  dinamakan
solubilisasi miselar.
Konsentrasi surfaktan pada saat mulai terbentuk misel
dinamakan “ konsentrasi misel kritik = KMK”.
Grafik hubungan antara kelarutan zat tidak larut (solubilisat) VS [ ]
surfaktan dalam larutan

[ ] zat
solubilisa
t

KMK

[ ] surfaktan dalam
lar.

Solubilisasi terjadi pada atau lebih besar dari KMK


METODE MENINGKATKAN KELARUTAN

Modifikasi Membentuk
kimia kompleks

Hidrotropi
Kosolvensi
(salting in)

Solubilisasi
MODIFIKASI KIMIA
• Meningkatkan gas polar dari senyawa obat / z.a 
meningkatkan kelarutannya dalam air.
• Misal :
➢ Membentuk garam :
- Klorpomazin  klorpomazin HCl, kelarutan meningkat ±
20000x
- fenobarbital → fenobarbital sodium
- sulfasetamida → sulfasetamida natrium
➢ Membentuk ester :
- Kloramfenikol  Kloramfenikol sodium suksinat,
kelarutan meningkat ± 400x
- Eritromisin → eritromisin suksinat, kelarutan meningkat
MEMBENTUK KOMPLEKS

oMenambahkan senyawa ketiga (kompleksan)senyawa


kompleks.
oMisal : Kompleksan yang banyak diteliti
- Nikotinamid  melarutkan vit.B2 dalam
sediaan injeksi
- ß-siklodektrin
KOSOLVENSI

“Cosolvency” : kelarutan
elektrolis lemah maupun
senyawa non polar meningkat
dengan penambahan pelarut
lain seperti etanol, gliserol,
propilen glikol atau sorbitol.

contoh : lihat kurva pengaruh


pelarut
HIDROTROPI (SALTING IN)
• Hidrotopi : Aditive sangat larut air dan mempunyai anion atau
kation yang besar dapat meningkatkan kelarutan z.a kurang larut.
contoh aditive yang dapat menaikkan kelarutan:
– Na benzoat  melarutkan coffein dalam sediaan injeksi
– Na sitrat
– Na asetat
– Na salisilat  Melarutkan coffein dalam sediaan injeksi

Mekanisme aditive hidrotrop menaikkan kelarutan z.a dalam air


belum jelas; kemungkinan z.a terdispersi di dalam agregat
hidrotop kompleks atau merubah sifat fisikokimia pelarut.
Jarang digunakan karena diperlukan aditif yang »: 20-50%
SOLUBILISASI
• Lihat penjelasan sebelumnya !!!

LOKASI SOLUBILISASI DI DALAM MISEL


1. Pada permukaan misel : terjadi interaksi pada antar muka
misel dan pelarut
2. Diantara gugus hidrofilik dari surfaktan (misal :gugus
polioksietilen)
3. Di dalam lapisan palisade dari misel : diantara gugus
hidrofilik dan rantai HK dari gugus hidrofob
4. Di dalam lapisan palisade yang lebih dalam
5. Di dalam inti dari misel

Mekanisme solubilisasi di dalam media air tergantung dari


jenis interaksi antara solubilisasi dengan misel.
Misal:
• Molekul polar diadsorpsi pada antarmuka misel dengan
pelarut
• Molekul nonpolar (HK) tersolubilisasi dibagian inti misel
KEL ARUTAN GAS
DAL AM CAIRAN
➢ Dalam bidang farmasi : HCl , amonia (larutan NH3 dalam air) ,
larutan eff (CO2 dalam air), aerosol dalam propelan (CO2 atau
N 2)
“Larutan gas dalam cairan berada dalam  antara
konsentrasi gas terlarut dengan tekanan gas yang
tidak terlarut diatasnya”

Faktor-faktor yang mempengaruhi :


a. Tekanan :
Hk.Henry : “Di dalam larutan yang sangat encer, konsentrasi
gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas diatasnya
dalam keadaan kesetimbangan.”

Kelarutan gas meningkat dengan meningkatnya tekanan


(secara proporsional) dan sebaliknya.
b. Temperatur:
Kelarutan gas menurun jika suhu meningkat. Karena gas
cenderung lebih mudah bergerak  gas terlarut berkurang.
c. Garam / Senyawa Non elektrolit :
Menyebabkan terjadinya salting out, karena : gaya tarik
menarik elektrolit / non elektrolit dengan air menurunkan
densitas larutan  gas meninggalkan larutan.
d. Reaksi Kimia :
Reaksi kimia dari gas dengan air meningkatkan kelarutan gas.
CONTOH SOAL
Senyawa obat Y berupa serbuk hablur putih, tidak berbau, agak
pahit, larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol dan dalam
40 bagian gliserol. Kelarutan senyawa obat tersebut dalam 10%
etanol = 350,87 mg/5mL. Kd pelarut campur: 64,2.
Harga Kd pelarut pada suhu 250C adalah:
Air = 78,5; Etanol = 24,3; Gliserin = 42,5
Bila senyawa tersebut ingin diformulasikan dalam bentuk eliksir,
tentukan kadar kosolven lainnya (persentasenya terserah Saudara)
berdasarkan data diatas!

Anda mungkin juga menyukai