Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau bisa karena kedua-duanya yang juga merupakan penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Berdasarkan data pada laporan
World Health Organization (WHO) menyebutkan dari 57 juta kematian global di
tahun 2008, 36 juta atau 63% disebabkan karena penyakit tidak menular
seperti jantung, diabetes kanker, dan penyakit pernafasan kronis. Dan angka
tersebut diprediksikan akan terus meningkat dari tahun- ketahun. Diabetes
adalah penyakit yang kompleks dan rumit. Tingkat diagnosa diabetes
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap komorbiditas dan tingkat
komplikasi diabetes. Berdasarkan data histori penderita penyakit diabetes
dapat dibuat rekomendasi prediksi penyakit diabetes yang membantu tenaga
kesehatan yaitu menggunakan klasifikasi data dengan decision tree (1).
Menurut hasil survey World Health Organization (WHO), jumlah penderita
diabetes mellitus (DM) di Indonesia menduduki ranking ke 4 terbesar di dunia.
DM menyebabkan 5% kematian di dunia setiap tahunnya. Diperkirakan
kematian karena DM akan meningkat sebanyak 50% sepuluh tahun yang akan
datang. DM terbagi atas DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) jika pankreas hanya menghasilkan sedikit atau sama sekali tidak
menghasilkan insulin sehingga penderita selamanya tergantung inslin dari luar,
biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. DM tipe II atau Non-Insulin
Dependent Diabetes (NIDDM) adalah keadaan pankreas tetap menghasilkan
insulin, kadang lebih tinggi dari normal tetapi tubuh membentuk kekebalan
terhadap efeknya. Biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun karena kadar
gula darah cenderung meningkat secara ringan tapi progresif setelah usia 50
tahun terutama pada orang yang tidak aktif dan mengalami obesitas.
Penyebab diabetes lainnya adalah kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan
(diabetes gestasional), dan obat-obatan. Sebanyak 80% responden DM
menderita DM tipe 2 dan mereka membutuhkan pengobatan secara terus
menerus sepanjang hidupnya (2, 3).

1
Banyak orang awalnya tidak tahu bahwa mereka menderita diabetes
mellitus, di negara-negara Asia lebih dari 50 persen penderita diabetes baru
mengetahui diri mereka mengidap diabetes setelah mengalami komplikasi di
berbagai organ tubuh. Ketidaktahuan ini disebabkan karena minimnya informasi
mengenai diabetes, gejalanya dan minimnya tenaga dokter spesialis diabetes.
Pengetahuan yang kurang mengenai gejala dan cara menangani penyakit
diabetes mellitus serta jumlah dokter spesialis diabetes mellitus yang masih
terbatas merupakan salah satu sebab meningkatnya jumlah orang yang terkena
penyakit tersebut. Penelitian telah dilakukan untuk membuat sebuah sistem pakar
berbasis web yang dapat mengatasi nilai derajat kepercayaan atau faktor
kepastian data yang diperoleh dari hasil konsultasi dengan pasien melalui metode
certainty factor (4).
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini selain DM
adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Masyarakat pada umumnya
mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut
mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut
maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian
nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak diatasi dengan cepat maka dapat
menimbulkan pendarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang
berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker
lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam
Hastuti:2007).
Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari
lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan
fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan dari
lambung yang berkaitan dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat
psikologis. Gangguan struktur anatomi bisa berupa luka erosi dan juga tumor.
Faktor kejiwaan atau stress juga terhadap timbulnya serangan ulang penyakit
gastritis (Sukarmin, 2011).
Di Indonesia sudah pernah dilakukan penelitian kuman Helicobacter Pylori
tetapi belum dalam skala besar pada pasien gastritis yang dapat menimbulkan
ulkus lambung namun dari pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gastritis
sekitar 60-70% ditemukan kuman (Harison, 2000:1551, dalam Hastuti:2007).

2
Gagal jantung (heart failure) adalah kumpulan sindroma klinis yang komple
ks yang diakibatkan oleh gangguan struktur ataupun fungsi dan menyebabkan gan
gguan pengisian ventrikel atau pemompaan jantung. Gagal jantung akut(acute hea
rt failure) adalah serangan cepat dari gejala gejala atau tanda tanda akibat Fungsi 
jantung yang abnormal. Angka kejadian gagal jantung semakin meningkat dari tah
un ke tahun, data WHO tercatat 1,5% sampai 2% orang dewasa di Amerika Serika
t menderita gagal jantung dan 700.000 diantaranya memerlukan perawatan di rum
ah sakit per tahun. Faktor risiko terjadinya gagal jantung yang paling sering adalah 
usia lanjut, 75% pasien yang dirawat dengan gagal jantung berusia 65-75%.
Alpukat merupakan buah yang sangat enak di konsumsi baik secara utuh mau
pun diolah menjadi makanan maupun minuman yang dijus. Buah alpukat juga me
miliki banyak kandungan dan manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan dan 
kecantikan yang sangat baik untuk kita. Kandungan pada alpukat lemak nabati yan
g tinggi dan tak jenuh bermanfaat untuk menurunkan kolestrol LDL (kolestrol jahat) 
sehingga dapat berguna untuk mencegah stroke, penyakit jantung, darah tinggi, di
abetes Melitus dan kanker. Kandungan lemak tak jenuh sangat mudah dicerna 
dan diolah dalam tubuh sehingga bermanfaat secara maksimal.

B. PERMASALAHAN
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:
1. Apakah penyakit DM Type 2 + Gastritis dan CHF itu?
2. Apakah tujuan diet penyakit DM Type 2 + Gastritis dan CHF itu?
3. Apakah syarat diet dari penyakit DM Type 2 + Gastritis dan CHF itu?
4. Apa jenis diet penyakit DM Type 2 + Gastritis dan CHF itu?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui diet pasien terutama pasien penyakit DM Type 2,
Gastritis dan CHF di Rumah Sakit Advent Medan.

3
2. Tujuan Khusus
1. Mengumpulkan data laboratorium, data klinis dan data fisik dari buku status
pasien
2. Mengkaji riwayat penyakit pasien
3. Melaksanakan anamnesa diit pasien
4. Menilai status gizi pasien
5. Menilai kebutuhan zat gizi pasien
6. Menilai keadaan fisik
7. Mengkaji perkembangan keadaan pasien
8. Memberikan penyuluhan gizi pada pasien dan keluarga
9. Memonitoring makanan pasien berdasarkan kebutuhan pasien.

D. MANFAAT
 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi guna memonitoring diet makanan
khususnya pada penderita DM Type 2, Gastritis dan CHF yang dirawat di Rumah
Sakit ADVENT Medan.
 Bagi peneliti/ Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pelayanan gizi rumah
sakit.
b. Dapat dijadikan bahan informasi kepada masyarakat terutama bagi penderita
DM Type 2, Gastritis dan CHF
c. Dapat menerapkan dilingkungan masyarakat tentang diet DM Type 2, Gastritis
dan CHF

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GAMBARAN UMUM PENYAKIT
1. GASTRITIS
1. Defenisi Gastritis
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang salah.
Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini
jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi luka kronis
pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah
atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera. Pola makan
yang tidak teratur, lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Produksi HCl (asam lambung) yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang
disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan
kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan
perdarahan pada lambung (Rafani, 2009 dalam Rona sari, 2010).

2. Penyebab Gastritis
Gastritis Pada Anak biasanya disebabkan oleh bakteri helicobacter. Bakteri ini
bisa masuk ke tubuh anak dengan berbagai cara. Bisa masuk melalui makanan
yang terkontaminasi atau bisa juga karena adanya sentuhan fisik dari orang yang
menderita infeksi bakteri helicobacter. Gastritis adalah suatu istilah kedokteran
untuk suatu keadaan inflamasi mukosa (jaringan lunak) lambung. Keadaan ini
sering ditandai dengan gejala klinis yang sangat bervariasi yang sering kali tidak
korelasi dengan beratnya inflamasi pada mukosa lambung tersebut.

3. Gejala Gastritis
Gejala gastritis dapat berupa rasa kembung, mual sampai rasa nyeri pada
daerah lambung dengan derajat yang sangat variatif sampai pada yang terberat
misalnya perdarahan lambung (Sari, Putri, & Agustin, 2010).

5
2. DM TYPE-2
a. Definisi DM TYPE 2
Diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya, yang berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan organ tubuh terutama pada mata, ginjal, saraf, jantung
dan pembuluh darah. Terdapat beberapa tipe diabetes yang diketahui dan
umumnya disebabkan oleh suatu interaksi yang kompleks antara faktor genetik,
lingkungan dan gaya hidup. Pada umumnya dikenal 2 tipe diabetes, yaitu diabetes
tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin). Diabetes
tipe 1 biasanya dimulai pada usia anak-anak sedangkan diabetes tipe 2 dimulai
pada usia dewasa.
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah
penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO,
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun
2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya
menunjukkan adanya jumlah peningkatan penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat
pada tahun 2030 (5,6).
Diabetes mellitus (DM) tipe 1 adalah kelainan metabolik yang disebabkan
oleh reaksi autoimun, menyebabkan kerusakan pada sel β pankreas yang ditandai
dengan hiperglikemi kronik akibat kekurangan insulin berat. DM tipe 2 adalah jenis
yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Kekerapan DM tipe 2 di Indonesia
berkisar antara 1,5-2,3% kurang lebih 15 tahun yang lalu, tetapi pada tahun 2001
survei terakhir di Jakarta (Depok) menunjukkan kenaikan yang sangat nyata yaitu
menjadi 12,8%. Sekitar 2,5 juta jiwa atau 1,3% dari penduduk Indonesia setiap
tahun meninggal dunia karena komplikasi DM. WHO memastikan peningkatan
penderita DM tipe 2 paling banyak akan terjadi di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia. Sebagian peningkatan jumlah penderita DM tipe 2 karena
kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan DM. Pengetahuan pasien tentang

6
pengelolaan DM sangat penting untuk mengontrol kadar glukosa darah. Penderita
DM yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang diabetes, kemudian
selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisi
penyakitnya sehingga dapat hidup lebih lama (8).

b. Penyebab DM TYPE 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling banyak dialami
oleh sebagian besar diabetesi. Penyakit diabetes tipe ini juga dikenal sebagai non-
insulin-dependent diabetes, di mana tubuh masih dapat memproduksi homon
insulin namun kerja hormon insulin terganggu karena tubuh tidak dapat merespons
insulin dengan baik.
1. Obesitas
Kegemukan disinyalir menjadi penyebab diabetes tipe 2. Bahkan, obesitas
diyakini merupakan penyebab diabetes tipe 2 yang terutama. Bagaimana
kegemukan dapat menjadi penyebab diabetes? Lemak yang menumpuk dalam
tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin, yakni kondisi dimana insulin kurang
sensitif sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengatur kadar gula
darah. Terutama timbunan lemak di perut yang ditandai dengan lingkar pinggang
melebihi batas normal, yaitu ≥80 cm untuk wanita atau ≥90 cm untuk pria,
merupakan faktor penyebab diabetes yang penting diperhatikan.
2. Gaya hidup
Pola hidup yang tidak sehat juga dapat memicu risiko diabetes tipe 2. Pola
makan yang tidak sehat seperti konsumsi gula, lemak, dan kalori yang tinggi dapat
mengakibatkan obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa
mereka yang rutin mengonsumsi minuman manis tinggi gula ternyata memiliki
risiko diabetes yang lebih tinggi. Apalagi, jika pola makan tidak sehat ini didukung
dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau tidak pernah berolahraga.
3. Faktor usia
Percaya atau tidak, risiko diabetes tipe 2 akan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Semakin tua usia seseorang, berat badannya akan
cenderung bertambah dan kebiasaan olahraga pun jadi berkurang. Faktor inilah
yang memicu lebih tingginya risiko penyakit diabetes melitus tipe 2 seiring
bertambahnya usia. Diabetes tipe 2 umumnya dialami oleh orang-orang berusia 40
tahun ke atas.

7
4. Etnis tertentu
Orang Asia memiliki risiko terkena diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Hal ini
diduga berkaitan dengan lebih tingginya kadar lemak tubuh pada orang Asia.
Ditambah lagi, orang Asia memiliki kebiasaan selalu menyantap nasi putih.
Penelitian menunjukkan bahwa tingginya konsumsi nasi putih ternyata juga
merupakan faktor penyebab diabetes. Sebuah review penelitian yang
dipublikasikan pada British Medical Journal menunjukkan bahwa peningkatan
konsumsi nasi putih berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes. Sebagai
alternatif lebih sehat, bijian utuh dapat menjadi pilihan, misalnya nasi merah atau
oat.
5. Faktor genetik
Bila Anda mengira bahwa diabetes tipe 1 saja yang bisa diturunkan oleh
keluarga, nyatanya diabetes tipe 2 juga bisa disebabkan karena faktor genetik. Ya,
seseorang yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang pernah menderita
diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit yang sama.
Namun, faktor yang satu ini bisa dicegah dengan memiliki gaya hidup yang lebih
sehat dan rutin berolahraga.
6. Kurang beraktivitas fisik
Bila Anda kurang berolahraga, risiko diabetes tipe 2 Anda akan meningkat.
Olahraga sangat penting untuk membantu menjaga berat badan, menggunakan
glukosa sebagai energi, dan meningkatkan sensitivitas insulin.

c. Gejala
a. Sering buang air kecil, terutama di malam hari
b. Sering merasa haus
c. Rasa lapar yang bertambah
d. Turunnya berat badan
e. Luka yang lambat sembuh atau sering mengalami infeksi
f. Gatal-gatal
g. Pandangan yang kabur
h. Sering kelelahan.

8
3. CHF
a. Definisi
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi
jantung yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memberikan suplai darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.

b. Penyebab
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dikenal
juga dengan istilah gagal jantung kongestif. Terjadinya gagal jantung biasanya
dipicu oleh masalah kesehatan, seperti: Penyakit jantung koroner, Aritmia atau
gangguan ritme jantung, Kardiomiopati atau gangguan otot jantung, , Hipertensi
atau tekanan darah tinggi, Hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif,
Anemia atau kekurangan sel darah merah, Miokarditis atau radang otot jantung,
Cacat jantung sejak lahir dan Diabetes.

c. Gejala
Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala, gagal jantung terbagi
menjadi dua, yaitu kronis dan akut. Pada gagal jantung kronis, gejala berkembang
secara bertahap dan lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala
berkembang secara cepat. Gejala utama gagal jantung adalah:
-Sesak napas, baik ketika beraktivitas maupun beristirahat.
-Tubuh terasa lelah sepanjang waktu.
-Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.

d. Pengobatan
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk
mencegah gagal jantung, di antaranya:
- Mengonsumsi makanan sehat dan membatasi asupan garam, lemak, dan
gula. Contoh-contoh makanan sehat adalah buah dan sayur, makanan
berprotein tinggi (misalnya ikan, daging, atau kacang), makanan yang
mengandung zat tepung (misalnya beras, kentang, atau roti), dan makanan
yang terbuat dari bahan susu atau bahan olahan susu.
- Menjaga berat badan dengan berolahraga secara rutin.

9
- Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
- Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.

B. NUTRISI PADA PENYAKIT


1. DM TYPE 2
Tujuan Diet :
 Pemberian terapi diet bertujuan untuk :
a. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan agar tetap
normal.
b. Mempertahankan kadar glukosa darah agar berada pada nilai normal yaitu
60-110 mg/dl dengan cara menyeimbangkan asupan makanan.
c. Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien.
d. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.

Prinsip Diet: 3J (Tepat Jenis, Tepat Jadwal, Tepat Jumlah)

Syarat Diabetes Mellitus :


a. Energi cukup yaitu 2100 Kalori untuk memenuhi kebutuhan basal dan
mempertahankan status gizi agar tetap normal.
b. Kebutuhan protein diberikan 20% dari kebutuhan energi total yaitu 105 gr.
Protein diberikan tinggi untuk mempercepat penyembuhan atau
memperbaiki sel/jaringan yang telah rusak terutama pada luka.
c. Kebutuhan lemak sedang diberikan 20% dari kebutuhan energi total yaitu
47gr. <10% dari lemak jenuh, 10% lemak tidak jenuh ganda, dan sisanya
lemak tidak jenuh tunggal.
d. Karbohidrat sedang diberikan 60% dari kebutuhan energi total, diutamakan
karbohidrat kompleks yaitu 315 gr. Karbohidrat kompleks lebih diutamakan
karena, penyerapan didalam tubuh tidak langsung diserap melainkan
melalui tahapan atau diurai terlebih dahulu melalui rantai tunggal glukosa,
baru terserap ke dalam aliran darah.
e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah

10
terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energi total.
f. Asupan serat 25g/hari, dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat
di dalam sayur dan buah.
g. Cukup vitamin dan mineral.
h. Jumlah natrium diberikan 600-800 mg disesuaikan dengan berat tidaknya
retensi garam atau air.

BAHAN MAKANAN YANG DILARANG DAN DIANJURKAN


Tabel 1. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras, roti, mie, kentang, singkong, cake, biscuit, crackers dan juga kue-kue
ubi, tepung terigu, tepung singkong manis.
dan sagu

Sumber protein Ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, Daging dan ikan yang diawetkan,
hewani tempe, tahu, sapi, telur, susu, dan seperti: ikan asin, dendeng, sarden
hasil olahannya dancorned beef.
Sumber protein Semua jenis kacang-kacangan dan Semua jenis kacang-kacangan dan
nabati hasilnya yang merupakan sumber hasilnya yang merupakan sumber
protein bernilai biologik tinggi. protein bernilai biologik rendah.

Sayuran caisim, kangkung, sawi, wortel, dan


-
terong
Buah-buahan Buah-buahan rendah kalium, Buah-buahan yang tinggi kalium,
seperti: jambu, kedondong, seperti : anggur, arbei, belimbing, duku,
mangga, markisa, melon, jambu biji, jeruk, papaya, dan pisang.
semangka, nangka, pir, salak, sawo.
Lemak Semua jenis makanan dengan Mengandung banyak lemak, seperti:
sedikit lemak. makanan siap saji cake, dan goreng-
gorengan
Minuman Minuman dengan kadar glukosa Berbagai minuman bersoda dan
rendah. beralkohol
Bumbu Semua jenis bumbu selain gula Semua jenis gula dan madu

2. DIET JANTUNG

11
Gambaran umum
Penyakit jantung adalah penyakit dimana jantung secara berangsur –
angsur kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya secara normal
sehingga menghambat proses transportasi jantung yang kemudian
akibatnya sangat fatal bagi manusia seperti, menyebabkan sesak nafas,
rasa lelah serta sakit pada jantung. Dalam keadaan ini untuk meminimalisir
keadaan yang memberatkan pada jantung maka ada dua alternatif
penanganan yaitu: Modifikasi diet dan Obat – obatan. Terfokus pada
modifikasi diet, pada penderita penyakit jantung dapat dilakukan diet
jantung. Diet jantung terdiri atas dua kata yaitu diet dan jantung yang dapat
didefinisikan sebagai berikut:
 Diet, aturan makan khusus untuk sehat dan sebagainya (atas
petunjuk ahli) berpantang atau menahan diri terhadap makanan
tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas dan jenis makanan
untuk mengatur berat badan atau penyakit.
 Jantung, bagian tubuh yang menjadi pusat transportasi darah yang
terletak di dalam rongga dada sebelah atas.

Sehingga secara umum diet jantung (diet pada penderita penyakit


jantung) adalah pengaturan pola makan khusus terhadap penderita
penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan. Dislipidemia
merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL-kolesterol dan/atau
trigliserida dalam darah yang disertai penurunan kadar HLD-kolesterol. LDL sering
disebut kolesterol jahat karena membawa kolesterol dari hati dan melepaskannya
ke dinding pembuluh darah, akibatnya bisa terjadi penumpukan/plak di dinding
pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Sedangkan LDL disebut kolesterol baik karena mengangkut kolesterol dari
pembuluh darah kembali ke dalam hati. Trigliserida merupakan jenis lemak lainnya
yang terdapat dalam makanan. Kenaikan secara bersama-sama kadar kolesterol
(hiperkolesterol) maupun trigliserida (hipertrigliserida) disebut dislipidemia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal
akibat penyakit jantung koroner (PJK) di seluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini
diperkirakan meningkat hingga 11 juta orang pada tahun 2020. Di Indonesia,
kematian akibat PJK mencapai 26% dari angka kematian total. Hasil Survei

12
Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN), mengungkapkan bahwa dalam 10
tahun terakhir angka kematian akibat PJK cenderung mengalami peningkatan.
Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK adalah 16%yang melonjak menjadi
26,4% pada tahun 2001. Berdasarkan laporan dari rumah sakit daerah Jawa
Tengah , kasus tertinggi penyakit Jantung Koroner terdapat di kota Semarang,
yaitu sebesar 4.784 kasus.

Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air

Syarat Diet :
1. Energi cukup, umtuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup, yaitu 0.8 g/kg BB
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup
6. Garam rendah, 2-3 gr/hari, jika disertai hipertensi atau edema
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9. Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi
kecil
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Diet Jantung I

13
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard
Infarct (MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter
cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini
sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan
selama 1-3 hari.

Diet Jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertain hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam
rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.

Diet Jantung III


Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan
kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan
sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi
cukup zat gizi lain.

Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindaan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung IV
garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kasium.

Bahan Makanan Sehari


Tabel 2. Bahan makanan sehari

14
Diet Jantung I
Buah 4 P Energi : 905 kkal
Susu skim 5 P Protein : 40 gr
Minyak 2 p Lemak : 10 gr
Gula pasir 8 p KH : 172 gr
Natrium : -
Diet Jantung II
Makanan pokok 1 p Energi : 1223 kkal
Lauk hewani (lemak sedang) 2 p Protein : 44 gr
Sayuran 3 p Lemak : 37 gr
Buah 4 p KH : 186 gr
Minyak 3 p Natrium : 188 mg
Gula pasir 2 p
Susu skim 1 p
Diet Jantung III
Makanan pokok 2 p Energi : 1662 kkal
Lauk hewani (lemak sedang) 3 p Protein : 60 gr
Lauk nabati 3 p Lemak : 40 gr
Sayuran 3 p KH : 271 gr
Buah 4 p Natrium : 198 mg
Minyak 3 p
Gula pasir 3 p

Diet Jantung IV
Makanan pokok 2,5 p Energi : 2004 kkal
Lauk hewani (lemak sedang) 3 p Protein : 72 gr
Lauk nabati 3 p Lemak : 53 gr
Sayuran 3 p KH : 317 gr
Buah 4 p Natrium : 359 mg
Minyak 5 p
Gula pasir 3 p

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Tabel 3. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

15
Sumber karbohidrat Beras ditim atau disaring, roti, mi, Makanan yang mengandung gas atau
kentang, makaroni, biskuit, tepung alkohol, seperti obi, singkong, tape
beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, singkong, dan tape ketan.
gula pasir, gula merah, madu dan
sirup
Sumber protein Daging sapi, ayam dengan lemak Daging sapi dan ayam yang berlemak :
hewani rendah, ikan, telur, susu rendah gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak,
lemak dalam jumlah yang telah kepiting dan kerang-kerangan, keju dan
ditentukan. susu fullcream
Sumber protein Kacang-kacangan kering, seperti : Kacang-kacangan kering yang
nabati kacang kedelai dan hasil olahannya mengandung lemak cukup tinggi seperti
seperti tahu dan tempe kacang tanah, kacang mete, dan kacang
bogor.
Sayuran Sayuran yang tidak mengandung Semua sayuran yang mengandung gas,
gas, seperti: bayam, kangkung, seperti : kol, kembang kol, lobak, sawi
kacang buncis, kacang panjang, dan nangka muda.
wortel, tomat, labu siam, dan tauge
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, seperti: Buah-buahan segar yang mengandung
pisang, pepaya, jeruk, apel, melon, alkohol atau gas, seperti: durian dan
semangka, dan sawo. nangka matang.
Lemak Minyak jagung, minyak kedelai, Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit,
margarin, mentega dalam jumlah santan kental.
terbatas dan tidak untuk menggoreng
tetapi untuk menumis, kelapa atau
santan encer dalam jumlah terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkohol.
Bumbu Semua bumbu selain bumbu Cabe, cabe hijau dan bumbu-bumbu
tajam dalam jumlah terbatas. lain yang tajam.

3. DIET LAMBUNG
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi Gastritis akut dan kronis,
ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “Dumping
syndrom” dan Kanker Lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis dan atau makan terlalu cepat karena kurang

16
dikunyah serta terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya
berupa sindrom dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah,
nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.

Tujuan diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan
cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam ambung yang berlebihan.

Syarat diet
a. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
c. Lemak rendah, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhannya
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan)
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa ; umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak
h. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung

Macam diet dan Indikasi pemberian


Diet Lambung diberikan kepada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, tifus
abdominalis dan pasca-bedah salurah cerna atas

1. Diet Lambung I

17
Diet Lambung I diberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus Peptikum,
Pasca Pendarahan, dan Tifus Abdominalis Berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet Pasca-Hematemesis-Melena,
atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari
saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C

2. Diet Lambung II
Diet Lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada
pasien dengan Ulkus Peptikum atau Gastritis Kronis dan Tifus Abdominalis ringan.
Makanan berbenuk lunak, pori kecil serta diberikan 3 kali makanan lengkap dan 2-
3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi
kurang tiamin.

3. Diet Lambung III


Diet Lambung III diberikan sebagai perpindahan Diet Lambung II pada
pasien dengan Ulkus Peptikum, gastritis Kronik, atau Tifus Abdominalis yang
hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi
pasien. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

Tabel 4. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat beras dibubur atau ditim kentang di Beras ketan, beras tumbuk, roti w
pure, makaroni direbus, roti wheat, jagung,ubi singkong, tales,
dipanggang, biskuit, krekers, mi, dodol dan berbagai kue yang terlalu m

18
bihun, tepung-tepungan dibuat dan berlemak tinggi
bubur atau puding
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan, ayam yang diawet, digo
hewani digiling atau dicincang dan direbus, daging babi, telur diceplok atau digore
disemur, ditim, dipanggang, telur
ayam direbus, didadar, ditim,
diceplok air dan dicampur dalam
makanan, susu
Sumber protein nabati Tahu, tempe direbus, ditim, ditumis, Tahu tempe digoreng, kacang ta
kacang hijau direbus dan dihaluskan kacang merah, kacang tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat Sayuran mentah, sayuran berserat
dan tidak menimbulkan gas dimasak dan menimbulkan gas seperti
: bayam, bit, labu siam, labu kuning, singkong, kacang panjang, kol, lobak,
wortel, tomat direbus, dan ditumis dan asparagus
Buah-buahan Pepaya, pisang, jeruk manis, sari Buah yang tinggi serat dan atau d
buah, pir dan peach dalam kaleng menimbulkan gas seperti jambu
nanas, apel, kedondong, durian, na
buah yang dikeringkan
Lemak Margarin dan mentega, minyak Lemak hewan, santan kental
untuk menumis dan santan encer
Minuman Sirup, teh Minuman yang mengandung soda
alkohol, kopi, ice cream
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, Lombok, bawang, merica, cuka
jahe, kunyit, terasi, laos, sebagainya yang tajam

C. INTERVENSI GIZI
1. JUS ALPOKAT
Persea Americana mill (alpukat) merupakan buah yang berasal dari amerika
tengah dan meksiko, ditempat asalnya buah dinamakan ahuacat oleh bangsa azte
k dan pasukan spanyol mulai masuk pada abad 16 dan memperkenalkan ke bang
sa eropa .Buah alpukat memiliki bentuk yang lonjong membulat, memiliki kulit berw

19
arna hijau tua sampai ungu kecoklatan, daging buah alpukat memiliki tekstur yang
sangat lembut dan memiliki warna hijau muda (dekat kulit) dan kuning (dekat biji).
Meski kulitnya yang tidak terlalu sempurna dibandingkan jeruk, apel atau
pir, alpukat tak kalah sakti dengan buah lainnya, ia mampu menurunkan stroke
dan serangan jantung.nilai gizi avokad tak kalah dengan buah lainnya.karena
lemak yang hadir didalamnya itu kebanyakan jenis lemak tak jenuh yang baik
bagi kesehatan (Yuliarti, 2011).
Dalam advokad  terkandung lemak yang sangat tinggi, yaitu 71-88 persen
dari kalori total nya atau sekitar 20 kali dari rata-rata buah lain. Prof DR Made
Astawan MS, ahli teknologi pangan dan IPB menyebutkan, setidaknya ada 14,66
gram lemak per 100 gram buah avokad. lemak tersebut sebagian besar dalam
bentuk lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acids) kadarnya mencapai
9,8 gram per 100 gram.kandungan lemak jenuhnya hanya 2,13 gram per 100
gram.dan juga terdapat lemak tak jenuh ganda sebesar 1,82 gram per 100 gram.
avokad mengandung asam oleat, salah satu komponen dalam lemak tak jenuh
tunggal yang dapat membantu menurunkan kolestrol, sebuah penelitian dilakukan
terdapat mereka yang kadar kolestrolnya cukup tinggi, mereka mengalami
penurunan kolestrol total dan LDL secara signifikan, sementara kolestrol baik HDL
naik 11 persen.Konsumsi asam lemak MUFA justru dapat memperbaiki kadar kole
strol dan memproteksi kerusakan arteri (pembuluh darah) (Yuliarti, 2011).
Penelitian lainnya menunjukkan seseorang yang mengonsumsi makanan
kaya folat beresiko lebih rendah terhadapat penyakit kardiovaskuler atau stroke
dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi nutrisi penting ini.avokad juga
menjadi sumber vitamin A, C, E, K, vitamin B6, tiatamin, riboflavin, niasin,
magnesium,dan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal (Wijoyo, 2009).
Alpukat merupakan buah yang sangat enak di konsumsi baik
secara utuh maupun diolah menjadi makanan maupun minuman yang dijus. 
Kandungan pada alpukat lemak nabati yang tinggi dan tak jenuh bermanfaat 
untuk menurunkan kolestrol LDL (kolestrol jahat) sehingga dapat berguna untuk 
mencegah stroke, penyakit jantung,darah tinggi, DM dan kanker.kandungan 
lemak tak jenuh sangat mudah dicerna dan dan diolah dalam tubuh sehingga berm
anfaat secara maksimal dan lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung 
zat anti jamur dan anti bakteri.
Hasil penelitian, seorang yang mengonsumsi avokad selama tiga bulan

20
berturutturut akan mengalami penurunan kadar LDL (kolestrol jahat) sebesar 12 p
ersen dan menaikkan HDL sebesar 11 persen. Hal tersebut dapat melindungi pem
buluh darah dari kerusakan aterosklerosis.Sharma,dan Vikrant (2011) dalam A Re
view on Fruits Having Anti Diabetic Potential dikemukakan bahwa alpukat adalah 
salah satu buah yang memiliki effect antidiabetic. Antidiabetic adalah buah
tersebut dapat membantu tubuh dalam mengkompensasi adanya gangguan
terhadap gula darah dalam tubuh. Indeks glikemik yang rendah pada alpukat,
kandungan karbohhidrat yang kurang dari 10% dalam 100 gr alpukat menjadi
alasan mengapa alpukat dapat penderita diabetes mellitus tipe II. Kandungan 48%
lemak jenuh yang ada dalam alpukat berdampak pada menurunnnya respon
glukosa darah pasien dibanding dengan mengkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat (Waspadji, S., et al., 2003).
Alpukat memiliki kandungan vitamin E sebesar 14% dalam 100 gram alpukat.
Kandungan Vitamin E yang ada dalam alpukat membantu merangsang aksi insulin
dengan menghambat pengikatan glukosa menjadi lowdensity lipoprotein (Anton,
2011). Tingginya kemampuan antioksidan yang dimiliki Vitamin C, E dan karoten
dalam alpukat semakin meningkatkan kemampuan alpukat untuk mengontrol gula
darah.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Widowati, W (2008) yang menyebutkan
bahwa antioksidan dapat berperan menjadi antidiabetes. Dengan kemampuannya
sebagai astrigent yang dapat mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan
membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan
Glukosa

Gambar 1. Buah alpukat dan Jus alpukat

Kandungan Gizi Alpokat per 100 gr

21
Tabel 5.Kandungan Gizi Alpokat per 100 gr
Kandungan Nilai gizi
Energi 161 kkal
Lemak 15,3 g
Karbohidrat 7,4 g
Protein 2g
Serat 5,9 g
Fosfor 41 mg
Kalsium 11 mg
Magnesium 39 mg
Vitamin A 6 IU
Vitamin C 8 mg
Kalium 599 mg
Sumber : Nutrisurvey

2. LUMPIA ISI SAYURAN

Gambar 2. Lumpia Isi Sayuran


a. Brokoli

22
Brokoli kaya akan senyawa yang disebut sulforaphane – yang terbukti
‘menghidupkan’ protein yang mencegah pembentukan plak di dalam arteri. Hal ini
juga kaya glucosinolates, dari mana isothiocyanates anti-inflamasi (ITC) yang
dihasilkan. ITC menghentikan peradangan kronis di dalam sel-sel dan pembuluh
darah. Selain itu, ITC ini mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung.
Peradangan dalam arteri dapat menimbulkan plak di dalam pembuluh darah di
jantung dan memblokir aliran udara yang membawa banyak oksigen. Brokoli
memberikan rangkaian lengkap antioksidan – vitamin C, E; mineral seperti, seng,
mangan; karotenoid lutein, dan zeaxanthin betakaroten; ditambah flavonoid seperti
kaempferol dan quercetin. Antioksidan yang bekerja sebagai kelompok dalam
mengurangi stres oksidatif dan peradangan yang terkait dengan banyak kondisi
degeneratif. I3,C brokoli yang menurunkan kolesterol dan mencegah penumpukan
plak.

Manfaat Brokoli Untuk Kesehatan Jantung


Menjadi kaya serat dan phytonutrisi Indole-3-carbinol (I-3C), brokoli
membantu menurunkan kolesterol. Mengikat serat larut dengan asam empedu
dalam sistem pencernaan dan mengeluarkan mereka sehingga menurunkan
kolesterol. I-3C menurunkan tingkat di mana (LDL) kolesterol jahat perjalanan ke
daerah yang berbeda dari tubuh dan mencegah pembentukan plak. Satu
penelitian menemukan bahwa phytonutrisi itu, sulforaphane – berlimpah dalam
brokoli – mampu mencegah kemelekatan trombosit dalam pembuluh darah.
Sulforaphane juga menghentikan pembentukan lapisan baru penebalan di dalam
dinding pembuluh darah yang menyuplai penyakit jantung koroner. Studi lain
menemukan kemampuan sulforaphane untuk mencegah peradangan plak yang
ada dan mencegah blok di dalam pembuluh darah jantung. Sebuah studi baru-
baru 2013 yang dilakukan untuk mengetahui efek dari ekstrak brokoli dan senyawa
tanaman lainnya dalam model tikus dengan gangguan radang usus menunjukkan
bahwa brokoli adalah agen anti-inflamasi yang kuat. Studi tersebut menunjukkan
bahwa brokoli dalam kombinasi dengan agen anti-inflamasi lain seperti kunyit,
thyme dan rosemary menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam mengurangi
peradangan. Disarankan bahwa untuk jantung sehat Anda perlu makan banyak
antioksidan, senyawa anti-inflamasi, makanan kaya serat, dengan penawaran

23
yang baik dari vitamin dan mineral. Brokoli memberikan semua ini dan lebih untuk
melindungi jantung Anda.

Manfaat Brokoli Diabetes Melitus


Dalam porsi setengah cangkir brokoli mengandung 5 gram serat dan hanya
mengandung 50 kalori. Brokoli sangat dianjurkan untuk dikonsumsi karena
kandungan bahan kimia tertentu dalam brokoli dapat membantu mencegah
kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah yang disebabkan oleh diabetes. Dari
sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal "Diabetes" di tahun 2008 dimana studi
ini dipimpin oleh Paul Thornalley menemukan fakta bahwa sulforaphanes yang
terkandung dalam brokoli dapat membantu mengaktifkan enzim pelindung yang
berguna untuk membatasi tipe kerusakan sel ini. Penelitian dilakukan di
laboratorium menggunakan sulforaphane dan pembuluh darah yang rusak akibat
tingginya gula darah, yang sebenarnya masih cukup jauh untuk
membuktikan manfaat makan brokoli akan mencegah kerusakan karena
diabetes, menurut U.K. National Health Service. 

Gambar 3. Brokoli
Tabel 6. Kandungan Gizi Brokoli per 100 gr
Kandungan Nilai gizi Kandungan Nilai gizi
Energi 34 kkal Vitamin K 101,6 mg
Lemak 0,37 g Sodium 33 mg
Karbohidrat 6,64 g Kalium 316 mg
Protein 2,82 g Kalsium 47 mg
Serat 2,60 g Tembaga 0,049 mg
Vitamin B 1,7 mg Besi 0,73 mg

24
Vitamin A 623 IU Magnesium 21 mg
Vitamin C 89,2 mg Mangan 0,210 mg
Vitamin E 0,17 Selenium 2,5 mg
Sumber : USDA

b. tomat
Selain itu tomat juga mengandung lycopen yang bagus unutk kesehatan
kulit. Namun jika di teliti kandungan antioksidan yang tinggi pada tomat yang
sudah diolah seperti di jadikan saus tomat atau jus dapat menurunkan resiko
penyakit jantung loh. Seperti Penelitian yang kami rangkum berikut ini.
Peneliti dari University of Verona menyatakan bahwa mengonsumsi saus
tomat 80 gram sehari bisa mengurangi efek buruk makanan berlemak terhadap
lapisan pembuluh darah dan mencegah terjadinya pembentukan plak yang dapat
menjadi penyebab utama terjadinya penyumbatan di dalam pembuluh darah atau
yang di sebut kerusakan arteri. Antioksidan bernama lycopene pada tomat
diketahui lebih tinggi dari Vitamin E, ketika tomat dimasak dan diolah ketimbang
tomat yang di konsumsi secara mentah. Mengkonsumsi tomat mentah atau
matang sangat baik dalam mengurangi resiko terkena penyakit jantung.

Gambar 4. Tomat
c. Kapri
Vegetarian tidak perlu khawatir tentang asupan vitamin B3 mereka karena ada
banyak makanan vegetarian yang kaya vitamin ini, kacang kapri menjadi salah
satu dari makanan tersebut. Satu porsi 100 gram kacang kapri segar menyediakan
2,1 mg atau 10% Nilai harian niacin. Kacang kapri juga merupakan sumber protein
yang baik. Selain itu, kapri cukup fleksibel dan dapat ditambahkan ke resep
apapun untuk meningkatkan tingkat vitamin B3 Anda.

25
Gambar 5. Kapri

D. KOLABORASI DENGAN TENAGA MEDIS LAIN


Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi
atau komunikasi serta masing – masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran
pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan
yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga
professional.
Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling
ketergantungan untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu
kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan
proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah ditentukan dapat
tercapai. Selain itu menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan
suatu alat untuk berkomunikasi antara profesi secara formal tentang asuhan klien.

26
BAB III
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

A. NCP
A.IDENTITAS UMUM PASIEN
Nama : Sy
NO.RM : pxxxxxxxxxxx
Ruang : Aster 8
Tanggal masuk RS : 06 Juni 2017
Umur : 66 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Aceh
Alamat : Jln.Persatuan No.28 A
Diagnosa medis : Gastritis + DM TYPE 2 + CHF
Dokter : dr. Sihar Hutapea, Sp.PD

27
B.SKRINING
1. Skrining Awal : >2
2. Skrining Lanjut :
C.ASSASMENT GIZI
1. Data Subyektif
a) Riwayat Penyakit
Ibu Syarwani sudah 10 tahun mengidap sakit DM dan Penyakit Jantung. Sebelum
dirawat di Rumah Sakit Advent sebelumnya sudah beberapa kali dirawat di Rumah
Sakit lain dengan diagnosis CHF, Typoid, Gastritis. Dan Jantung Os telah
dipasangkan dengan ring 3 bulan yang lalu. Setelah pemasangan ring beliau
dianjurkan meminum obat penguat jantung. Beliau memiliki penyakit keturunan
dari Orangtuanya yaitu DM dan Penyakit Jantung
b) Riwayat Gizi
Sebelum terkena penyakit DM kebiasaan makan Os sangat buruk. Beliau sangat
malas makan dan kadang makan 2-3 kali sehari. Beliau tidak memiliki pantangan
terhadap makanan. Os sangat menyukai makanan cemilan, suka makanan manis
seperti kue-kue basah, Sangat menyukai makanan yang bersantan seperti Gulai
dan Rendang, suka terhadap seafood dan makanan cepat saji Setelah OS mulai
sakit, beliau mengurangi makanan yang disukainya. Dan asupan perhari sangat
kurang dari jumlah kebutuhan yaitu hanya 36%
c) Riwayat Personal
Pasien beragama islam dan suku aceh. Suami pasien adalah suku Melayu.
Sehari-hari pasien melakukan aktifitas ringan dirumah.

2. Data Objectif
a) Pemeriksaan Antropometri
- Antropometri : BB SMRS = 75 kg
TB = 165 cm
BBI = (TB-100)
= (165-100)
= 65 Kg
BB( Kg)
- Status Gizi : IMT = =
TB ²(c m2 )

28
75
= = 27,18
(1,65)²
- Penilaian : Status gizi pasien adalah Overweight

b) Pemeriksaan Biokimia
Hasil pemeriksaan lab dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 7.Hasil pemeriksaan laboratorium
NO Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil Keterangan
1 Haemoglobin 12-14gr/dl 11,4 g/dl Rendah
2 Leukosit 5000-1000 17700rb/mm Tinggi
3. Trombosit 150-400 348 rb/ml Normal
4. Laju endap darah >20 18 Rendah
5. Hematokrit 36-37 31,5 Rendah
6. Eritrosit 3,80-5,80 4,38 Normal
jt/mm3
7. MCH 27-32 pg 36,1 Tinggi
8. KGD Random 60-140 220 mg/dl Tinggi
Penilaian : Berdasarkan hasil lab pasien memiliki Hb yang rendah, Jumlah
Leukosit meningkat, dan nilai KGD yang tinggi

c) Pemeriksaan fisik dan Klinis


1).Hasil pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut
Tabel 8. HasilPemeriksaan Klinis
NO Jenis Nilai normal Hasil Keterangan
Pemeriksaan
1 Tekanan darah 120/80 mmHG 80/70mmHG Rendah
2 Suhu 36 – 37,2°C 37,8° C Tinggi
3 Pernafasan 20 x Normal
4 Nadi 80 x Normal

Penilaian : Berdasarkan hasil lab pasien mengalami hipotensi dan demam

2. Hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut


Badan Lemas dan lemah, Nyeri pada ulu hati, muntah (+), mual (-) perut kembung
(+)

3. Dietary History
E : 641,9 kkal

29
P : 38,3gr
KH : 89,1gr
L : 14,8 gr
Terlampir

4. Kesimpulan
Berdasarkan assasment gizi pasien memiliki nafsu makan yang rendah,
menderita DM dan Jantung sudah 15 Tahun, memiliki riwayat penyakit turunan,
memiliki status gizi obesitas, hasil lab mengatakan bahwa Os anemia, hipotensi,
KGD yang tinggi, suhu badan tinggi dan hipotensi serta dari keadaan fisiknya Os
lemah dan lemas, nyeri pada ulu hati, perut kembung(+), mual (+), muntah(-)

D. DIAGNOSA GIZI
1. Domain Intake (NI)
NI 1.2 Asupan yang tidakadekuat berkaitan dengan nafsu makan yang
menurun ditandai dengan hasil recall E= 641,9 kkal ,P = 38,3gr,
KH= 89,1gr ,L= 14,8 gr

N.I 2.1 Nafsu makan yang menurun berkaitan dengan adanya mual pada
pasien ditandai dengan hasil recallan yang hanya 36 % dari
kebutuhan
2. Domain Clinic (NC )
N.C 2.2 Perubahan Nilai Lab yang berhubungan dengan metabolisme zat
gizi berkaitan dengan gangguan endokrin ditandai dengan nilai
kadar gula darah tinggi

N.C 2.3 Konsumsi obat-obatan berkaitan dengan Ngangguan fungsi


jantung ditandai dengan TD yang rendah

3. Domain Behavior (NB)


N.B 1.1 Pengetahuan Gizi dan makanan yang kurang berkaitan dengan
seringnya mengkonsumsi makanan manis, bersantan, seafood
dan makanan cepat saji ditandai dengan hasil KGD >220mg/dl

30
E. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet
a. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan agar
normal.
b. Mempertahankan kadar glukosa darah agar berada pada nilai normal
yaitu 80-140 mg/dl dengan cara menyeimbangkan asupan makanan.
c. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
d. Meningkatkan asupan makan
e. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
f. Menurunkan berat badan

2. Syarat
a. Memberikan makanan secara bertahap
b. Mengandung cukup Energi ,protein, Lemak dan Karbohidrat
c. Hindari makanan yang merangsang
d. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar
glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula
murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
e. Asupan serat 25g/hari, dengan mengutamakan serat larut air
f. Hindari makanan yang diolah dengan cara digoreng atau memakai
santan kental dan berlemak

4. Perhitungan Kebutuhan Energi


 BBI = (TB-100)
= (165-100)
= 65 kg
 KEB = BBI x 25 Kkal
= 65 kg x 25 Kkal
= 1625 Kkal
 AF = 10% x 1625 Kkal
= 162,5 Kkal

31
 KU = 10 % x 1625 Kkal
= 162,5 Kkal
 KS/KI = 10 % x 1625 Kkal
= 162,5 Kkal
 KBB = 20 % x 1625 Kkal
= 325 Kkal

 Total Kalori = KEB + AF – KU + KS – KBB


= 1625 + 162,5 – I62,5 + 162,5 – 325 Kkal
= 1137,5 Kkal
Kebutuhan Zat Gizi
65 % x 1137,5 Kkal
KH = = 184,4 gr
4
20 % x 1137,5 Kkal
Lemak = = 25,27 gr
9
15 % x 1137,5 Kkal
Protein = = 42,66 gr
4

Jadwal Makan pasien DM


1. Sarapan = 20% x 1137,5 Kkal = 227,5 Kal
2. Snack pagi = 10% x 1137,5 Kkal = 113,75 Kal
3. Makan siang = 30% x 1137,5 Kkal = 341,25 Kal
4. Snack sore = 10% x 1137,5 Kkal = 113,75 Kal
5. Makan Malam = 20% x 1137,5 Kkal = 227,5 Kal
6. Snack = 10% x 1137,5 Kkal = 113,75 Kal

5. Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet DM 1100 Kal dan Diet Jantung
b. Bentuk makanan : Makanan Lunak (M2)
c. Cara pemberian : Oral
d Cara pemasakan : dikukus/direbus/Dipanggang/disetup

32
33
BAB IV
HASIL MONITORING DAN EVALUASI
Nama Pasien : Syarwani Yusuf Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 66 Tahun No. RM : 17-09-48
Diagnosa : DM Type 2, Gastritis dan CHF Ruang : Aster 8

Tabel 9. HasilMonitoring dan Evaluasi

Biokimia Identifikasi
Rencana Tindak
Tanggal Antropometri Hasil Nilai Normal Klinik/Fisik Diet Edukasi Masalah
Lanjut
Baru
07 Juni BB : 65 kg Hb : 11,4 12-16 g/dL KU : lemas M2 DM dan Pasien serta Pasien Pemberian
2017 TB : 175 cm g/dL 60-140 mg/dl TD : 100/70 DJ keluarga pasien makan sedikit edukasi tentang
0
KGD T : 37,2 C diberikan edukasi dikarenakan pentingnya
Fasting 60-140 mg/dl Nyeri Perut (+) Jus Alpokat tentang adanya menjalankan diet
251 mg/dl Mual (+) Lumpia isi meningkatkan mual ,nafsu untuk
KGD 2 jam Nafsu makan sayuran asupan makan makan turun mempercepat
PP 269 Muntah (-) pasien dan adanya proses
mg/dl Bedrest nyeri pada penyembuhan
perut -Memperhatikan
tanda fisik dan
klinis serta
biokimia pasien
untuk

34
menentukan
tindakan
pemberian
asupan
08 Juni BB : 65 kg KGD 2 jam 60-140 mg/dl KU : Tenang M2 DM dan Kesulitan Memberikan diet
0
2017 TB : 175 cm PP 269 T : 37 C DJ Menelan disesuaikan
mg/dl TD : 100/70 dengan kondisi
Nyeri Perut Jus Alpokat pasien dan
berkurang Lumpia isi memantau serta
Nafsu makan sayuran evaluasi setiap
Mual sudah hari
berkurang

09Juni BB : 65 kg KGD 2 jam 60-140 mg/dl KU : Tenang M2 DM dan Pasien dan keluarga Memotivasi
2017 TB : 175 cm PP 219 T :37 0 C DJ diberi motivasi dan Pasien untuk
mg/dl TD : 110/80 seputar diet 3J untuk terus
Nafsu makan Jus Alpokat menjaga agar kadar menjalankan diet
Tidakada nyeri Lumpia isi Gula darah
Tidak mual sayuran Mendekati normal

35
BAB V
PEMBAHASAN

A. RENCANA INTERVENSI GIZI


Tabel10. Rencana Intervensi Gizi
Tanggal Diet Bentuk Edukasi
Makanan
07Juni 2017 DM 1100 Kal dan Diet M2 Pentingnya menjaga pola
Jantung+Jus alpokat dan makan
lumpia isi sayuran
08 Juni 2017 DM 1100 Kal dan Diet M2 Motivasi asupan
Jantung+Jus alpokat dan
lumpia isi sayuran
09Juni 2017 DM 1100 Kal dan Diet M2 Diet 3J
Jantung+Jus alpokat dan
lumpia isi sayuran

Rencana intervensi gizi yang diberikan pada pasien yaitu diet M2 DM dan DJ,
dengan tambahan pemberian jus alpokat dan snacklumpia isi sayuran dengan tujuan
untuk mempertahankan kebutuhan. Pemenuhan konsumsi energi dan zat gizi dilakukan
untuk menormalkan kembali berat badan pasien. Pasien juga diberi motivasi agar
meningkatkan asupan energi dan zat gizi secara bertahap. Konseling dan edukasi yang
diberikan kepada pasien dan keluarga pasien adalah diet 3J, pemberian edukasi
tersebut berkaitan dengan penyakit pasien yang membutuhkan diet DM dan DJ.
Konseling dan edukasi tidak hanya diberikan kepada pasien, namun juga diberikan
kepada keluarga pasien.

B. Analisa Perkembangan Antropometri

36
Tabel 11 . Hasil Pengukuran Antropometri
Jenis Assesment Tanggal Pengukuran
Pengukuran 06 Juni 2017 07 Juni 2017 08 Juni 2017 09 Juni 2017
BB 75 kg 75 kg 75 kg 75kg
TB 165 cm 165 cm 165 cm 165 cm
Status Gizi Overweight Overweight Overweight Overweight

Pada tabel merupakan hasil pengukuran antropometri yang dilakukan selama 3 hari
intervensi, tidak terdapat perubahan berat badan selama intervensi. karena kenaikan
berat badan tidak signifikan. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang.
Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal terdapat 2 kemungkinan perkembangan
berat bedan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

C. Analisa Perkembangan Klinis dan Fisik


1. Analisa Perkembangan Klinis
Tabel12. Pemeriksaan Klinis
Jenis Assesment Tanggal Pengukuran
Pengukuran 06 Juni 2017 07 Juni 2017 08 Juni 2017 09 Juni 2017
Suhu 37,80 C 37,20 C 370 C 370 C

Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari didapatkan hasil bahwa perkembangan


untuk suhu tubuh berada di rentang normal yaitu 36,50 C – 37,2ºC

2. Analisa Perkembangan Fisik

37
Tabel 13. Pemeriksaan Fisik Klinis
Jenis Assesment Tanggal Pengukuran
Pengukuran 06Juni 2017 07 Juni 2017 08 Juni 2017 09Juni 2017
KU Lemas Lemas Baik Baik
Muntah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Mual Ada Ada Berkurang Tidak ada
Nyeri Perut Ada Ada Berkurang Tidak ada
Nafsu Makan Menurun Menurun Meningkat Meningkat

Selama pengamatan terdapat perubahan fisik dan klinis. Pada perkembangan fisik
dapat dilihat perubahan KU yang mulai membaik. Nafsu makan pasien selama
pengamatan pada hari I menurun kemudian pada hari ke dua dan ketiga nafsu makan
membaik, oleh karena itu pasien sedikit menghabiskan makanan yang telah disajikan.
Pada intervensi hari I nafsu makan pasien menurun karena pasien masih mual dan
merasakan nyeri pada ulu hati disertai kondisi tubuh pasien yang masih lemas.

D. Analisa Perkembangan Konsumsi Energi dan Zat Gizi


Konsumsi energi dan zat gizi adalah asupan zat gizi pasien selama dirawat di rumah
sakit rawat inap sesuai kebutuhan pasien yang telah dihitung, dengan menggunakan
rumus
Asupan/ Intake
Tingkat Konsumsi = x  100
Kebutuhan

Tabel 14. Kriteria Tingkat Konsumsi


Diatas Kebutuhan > 120%
Normal
90 – 119%
Defisit Ringan 80 – 89%
Defisit Sedang
70 – 79%
Defisit Berat
< 70%
Widya Karya Pangan Gizi, 2004

Tabel 15. Monitoring Perkembangan Konsumsi Energi dan Zat Gizi Selama 3 Hari
Intervensi
Kebutuhan Energi (kkal) Protein (gram) Lemak (gram)
Konsumsi Hari I

38
87,8% 101,6% 111,2%
Tingkat Konsumsi Defisit ringan Normal Normal
Konsumsi Hari II

99,6% 110,5% 103%


Tingkat Konsumsi Normal Normal Normal
Konsumsi Hari III

113,8% 132,7% 120,6%


Tingkat Konsumsi Normal Diatas Diatas Kebutuhan
Kebutuhan

Asupan energi dan zat gizi yang diketahui dengan cara melihat langsung jumlah asupan
setelah pasien makan (waste) dan melakukan recall kemudian hasil tersebut dihitung
dan dianalisa. Hasil analisa dibandingkan dengan kebutuhan pasien untuk mengetahui
asupan makan pasien.

BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
Selama 3 hari intervensi gizi pada pasien DM, Gastritis dan CHF, dapat disimpulkan
hasil asuhan gizi sebagai berikut :
 Identifikasi Pasien
Nama : Nn. Syarwani

39
Usia : 66 thn
Dx : DM, Gastritis dan CHF

 Hasil Assesment Gizi


Intake inadekuat
Status Gizi Overweight
Lemas
Nyeri ulu hati
Muntah

 Intervensi yang diberikan


Diet DM + Gastritis + CHF dengan intervensi Jus Alpokat dan Lumpia Sayuran

 Hasil Monitoring dan Evaluasi


Antropometri : Tidak terjadi peningkatan berat badan selama intervensi
Fisik & Klinis : Keadaan pasien sudah membaik.

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah pasien dapat menerapkan intervensi yang
diberikan dirumah, dan menerapkan edukasi gizi yang diberikan ketika konsultasi gizi.
Intervensi ini juga dapat diteruskan untuk studi kasus selanjutnya dalam penanganan
kasus yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

40
LAMPIRAN
1.SUSUNAN MENU 3 HARI PASIEN

41

Anda mungkin juga menyukai