Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I


“Pelayanan Keperawatan Jiwa pada Situasi Bencana”

DisusunOleh:

KELOMPOK 1

1. Adelina Rizky Wardani Rangkuti


2. AdillaPermataSyafni
3. AnggaRahmadana
4. AzzaraLendry
5. Dea Ayu Nisri
6. Dinda MilistriJoesa
7. Siti Salsabila
8. Vicky Andrea M
9. Wanda Rafika
10. Yayang Mutiara R

DosenPengampu:
Heppi Sasmita, M.Kep, Sp.Jiwa

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2020

Kata Pengantar
     Pujisyukur kami panjatkanataskehadiratTuhan yang MahaEsakarenaatasberkatdanrahmat-
Nyalah kami dapatmenyelesaikanMakalahKeperawatan Kesehatan Jiwa Itentang “Pelayanan
Keperawatan Jiwa pada Situasi Bencana”tepatpadawaktunyadalampenyusunanmakalahini kami
sadarkarenakemampuan kami sangatterbatas.
Makamakalahinimasihmengandungbanyakkekuranganuntukitu kami harapkan para
pembacabersediamemberi saran danpendapatuntukmakalahini.
             Akhirnyakepadasemuapihak yang telahmendukungdalampenyusunanmakalahini, kami
atasnamakelompokpenyusunmenyampaikanTerimakasih yang takterhingga. SemogaTuhan yang
MahaPemurahmemberkatikita, sehinggaupayakecilinibesarmanfaatnyabagikitasemua.

Padang, 3 Februari 2020

Kelompok2

2
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.1. LatarBelakang............................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................................................ 5
Bab II TinjauanPustaka
2.1. Pengertian Bencana...................................................................................................... 6
2.2. Pengertian Trauma....................................................................................................... 6
2.3. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) ..................................................................... 7
2.4. Dampak Spiritual pada Korban Bencana..................................................................... 10
2.5. Dampak Psikososial pada Korban Bencana................................................................. 11
2.6. Asuhan Keperawatan Jiwa Bencana............................................................................ 13
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 19
3.2. Saran............................................................................................................................ 19
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 20

3
Bab I
Pendahuluan
1.1. LatarBelakang
Setiap orang pastipernahmengalamikejadian yang hebat, mengejutkan,
ataubahkanmengerikan. Kejadian-kejadiantersebutseringkaliakanmengganggukondisikejiwaan.
Salah satuperistiwamengerikan yang mungkindialamiolehseseorangadalahbencanaalam.
Dampakdaribencanaselainmerusakbangunanfisikjugadapatmenimbulkandampakpsikologis.
Bencanaalam yang terjadiseringkalidapatmenyebabkan trauma bagi para korban.
Bencana alam yang berkepanjangan di dunia termasuk di Indonesia sepanjang tahun
2010, disebabkan oleh faktor alam yang berbeda. Dampak bencana alam tidak hanya
mengakibatkan hilangnya harta benda tetapi juga nyawa masyarakat di wilayah bencana.
(Nugroho, 2010).
Peristiwa traumatik dapat terjadi pada siapa saja. Seseorang bisa secara tiba-tiba
mengalami bencana, baik karena bencana alam ataupun tindak kejahatan tertentu sehingga
menyebabkan trauma. Peristiwa tersebut datang tanpa dapat diprediksi sebelumnya, sehingga
kondisi psikologis menjadi terganggu. Reaksi terhadap suatu peristiwa dapat berbeda-beda pada
setiap orang. Pada sebagian orang suatu bencana tidak menyebabkan trauma, tapi pada orang lain
dapat menyebabkan trauma yang mendalam. Terkadang trauma menyebabkan seseorang tidak
mampu menjalankan kesehariannya seperti yang biasanya dilakukan, bayangan akan peristiwa
tersebut senantiasa kembali dalam ingatannya dan mengusiknya,  ia juga merasa tak mampu
untuk mengatasinya (Koentara, 2016).
Jika berbicara tentang tindak kekerasan atau trauma, ada suatu istilah yang dikenal
sebagaiPostTraumaticStressDisorderatau PTSD (gangguan stres pasca trauma)yaitu gangguan
stres yang timbul berkaitan dengan peristiwa traumatis luar biasa. Misalnya, melihat orang
dibunuh, disiksa secara sadis, korban kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. PTSD merupakan
gangguan kejiwaan yang sangat berat, karena biasanya penderita mengalami gangguan jiwa yang
mengganggu kehidupannya (Koentara, 2016).
Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak
hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja
dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan
normal memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam 
menghadapi kondisi seperti ini (Anggi, 2010).

4
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan
oleh profesi  keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat
bisa melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk (Anggi, 2010).

1.2. RumusanMasalah
Rumusanmasalahdarimakalah kami antara lain:
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Bencana?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Trauma?
1.2.3. Apa yang dimaksud dengan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)?
1.2.4. Apa saja Dampak Spiritual pada Korban Bencana?
1.2.5. Apa saja Dampak Psikososial pada Korban Bencana?
1.2.6. Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa pada situasi Bencana?

1.3. TujuanPenulisan
Adapuntujuandaripenulisanmakalahini, adalah:
1.3.1. Tujuanumum
Tujuanumumdarimakalahiniadalahuntukmengetahui. Asuhan Keperawatan Jiwa
pada situasi Bencana
1.3.2. TujuanKhusus
1.3.2.1. UntukmengetahuiPengertian Bencana
1.3.2.2. UntukmengetahuiPengertian Trauma
1.3.2.3. Untukmengetahui PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
1.3.2.4. UntukmengetahuiDampak Spiritual pada Korban Bencana
1.3.2.5. UntukmengetahuiDampak Psikososial pada Korban Bencana
1.3.2.6. UntukmengetahuiAsuhan Keperawatan Jiwa Bencana

1.4. ManfaatPenulisan
MahasiswamampumengetahuidanmenjelaskantentangAsuhan keperawatan Jiwa pada
situasi Bencana

5
Bab II
TinjauanPustaka

2.1. Pengertian Bencana


MenurutDepartemenKesehatanRepublikIndonesia
bencanaadalahperistiwapadasuatuwilayah yang mengakibatkankerusakanekologi,
kerugianekologi,
kerugianhidupbagimanusiasertamenurunnyaderajatkesehatansehinggamemerlukanbantuand
aripihakluar (Effendy &Mahfudli, 2009). Disaster menurut WHO adalahsetiapkejadian,
situasi, kondisi yang terjadidalamkehidupan ( Effendy&Mahfudli, 2009).

2.2. Pengertian Trauma


Trauma adalahsebuahresponemositerhadapkejadian yang
sangatburuksepertikecelakaan, pemerkosaan, ataubencanaalam. Trauma adalahreaksi fisik
dan psikis yang bersifat stress buruk akibat suatu peristiwa, kejadian atau pengalaman
spontanitasatausecara mendadak (tiba-tiba), yang membuat individu kaget, menakutkan,
shock, tidak sadarkan diri yang tidak mudah hilang begitu saja dalam ingatan manusia.
2.2.1. Jenis-jenis trauma
Berdasarkankajianpsikologi (dalam Trauma: Deteksi Dini
danPenangananawal, 2010)berikutiniadalahjenis-jenis trauma yang
dilihatdarisifatdansebabterjadinya trauma yaitusebagaiberikut :
1. Trauma Psikologis
Trauma ini adalah akibat dari suatu peristiwa atau pengalaman yang luar
biasa, yang terjadi secara spontan (mendadak) pada diri individu tanpa
berkemampuan untuk mengontrolnya (losscontrolandlosshelpness) dan merusak
fungsi ketahanan mental individu secara umum. Akibat dari jenis trauma ini
dapat menyerang individu secara menyeluruh (fisik dan psikis).
2. Trauma Neurosis
Trauma ini merupakan suatu gangguan yang terjadi pada saraf pusat (otak)
individu, akibat benturan-benturan benda keras atau pemukulan di kepala.
6
Implikasinya, kondisi otak individu mengalami pendarahan, iritasi, dan
sebagainya. Penderita trauma ini biasanya saat terjadi tidak sadarkan diri, hilang
kesadaran, yang sifatnya sementara.
3. Trauma Psikosis
Trauma psikosis merupakan suatu gangguan yang bersumber dari kondisi
atau problema fisik individu, seperti cacat tubuh, amputasi salah satu anggota
tubuh, yang menimbulkan shockdan gangguan emosi. Pada saat-saat tertentu
gangguan kejiwaan ini biasanya terjadi akibat bayang-bayang pikiran terhadap
pengalaman atau peristiwa yang pernah dialaminya, yang memicu timbulnya
histeris atau fobia.
4. Trauma Diseases
Gangguan kejiwaan jenis ini oleh para ahli ilmu jiwa dan medis dianggap
sebagai suatu penyakit yang bersumber dari stimulus-stimulus luar yang dialami
individu secara spontan atau berulang-ulang, seperti keracunan, terjadi
pemukulan, teror, ancaman.

2.3. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)


Post-traumaticstressdisorder (PTSD) adalah gangguan kecemasan yang dapat
terbentuk dari sebuah peristiwa atau pengalaman yang menakutkan/mengerikan, sulit dan
tidak menyenangkan dimana terdapat penganiayaan fisik atau perasaan terancam(American
PsychologicalAssociation, 2004).   
Post-traumaticstress disorder (PTSD) adalah sebuah gangguan yang dapat terbentuk
dari peristiwa traumatik yang mengancam keselamatan anda atau membuat anda merasa
tidak berdaya (Smith &Segal, 2008).
2.3.1. Fase-fase PTSD
Fase-fase keadaan mental pasca bencana:
1. Fase Kritis
Fase dimana terjadi gangguan stres pasca akut (dini/cepat) yangmana
terjadi selama kira-kira kurang dari sebulan setelah menghadap bencana. Pada
fase ini kebanyakan orang akan mengalami gejala-gejala depresi seperti

7
keinginan bunuh diri, perasaan sedih mendalam, susah tidur,dan dapat juga
menimbulkan berbagai gejala psikotik.
2. Fase setelah kritis
Fase dimana telah terjadi penerimaan akan keadaan yang dialami dan
penstabilan kejiwaan, umumnya terjadi setelah 1 bulan hingga tahunan setelah
bencana, pada fase ini telah tertanam suatu mindset yang menjadi suatu
phobia/trauma akan suatu bencana tersebut (PTSD) sehingga bila bencana
tersebut terulang lagi, orang akan memasuki fase ini dengan cepat
dibandingkan pengalaman terdahulunya.
3. Fase stressor
Fase dimana terjadi perubahan kepribadian yang berkepanjangan (dapat
berlangsung seumur hidup) akibat dari suatu bencana dimana terdapat dogma
“semua telah berubah”.

Peristiwatraumatik yang dapatmengarah kepada munculnya PTSD termasuk:


a. Perang (War)
b. Pemerkosaan (Rape)
c. Bencana alam (Natural disasters)
d. Kecelakaan mobil / Pesawat (A carorplanecrash)
e. Penculikan (Kidnapping)
f. Penyerangan fisik (Violentassault)
g. Penyiksaan seksual / fisik (Sexualorphysicalabuse)
h. Prosedur medikal - terutama pada anak-anak (Medicalprocedures - especially in kids).

2.3.2. Tigakategoriutamagejala yang terjadipada PTSD


Pertama, mengalamikembalikejadian traumatic (re-eksperience).
Seseorangkerapteringatakankejadiantersebutdanmengalamimimpiburuktentanghalit
u. Gejala flashback (merasaseolah-olahperistiwatersebutterulangkembali),
nightmares (mimpiburuktentangkejadian-kejadian yang membuatnyasedih),
reaksiemosionaldanfisik yang berlebihankarenadipicuolehkenanganakanperistiwa
yang menyedihkan.

8
Kedua, penghindaran (avoidance) stimulus yang
diasosiasikandengankejadianterkaitataumati rasa dalamresponsivitas. Orang yang
bersangkutanberusahamenghindariuntukberpikirtentang trauma ataumenghadapi
stimulus yang akanmengingatkanakankejadiantersebut, dapatterjadi amnesia
terhadapkejadiantersebut. Mati rasa adalahmenurunnyaketertarikanpada orang lain,
suatu rasa keterpisahandanketidakmampuanuntukmerasakanberbagaiemosipositif.
Gejalainimenunjukkanadanyapenghindaranaktivitas, tempat, berpikir, merasakan,
ataupercakapan yang berhubungandengan trauma. Selainitu,
jugakehilanganminatterhadapsemuahal, perasaanterasingdari orang lain, danemosi
yang dangkal.
Ketiga, gejalaketegangan (hyperarousal).
Gejalainimeliputisulittidurataumempertahankannya, sulitberkonsentrasi,
wasapadaberlebihan, responterkejut yang berlebihan,
termasukmeningkatnyareaktivitasfisiologis.

2.3.3. Dampak PTSD


Gangguan stress
pascatraumatikternyatadapatmengakibatkansejumlahgangguanfisik,
kognitif,emosi,behavior (perilaku),dansosial.
1. Gejalagangguanfisik:
a. pusing,
b. gangguanpencernaan,
c. sesaknapas,
d. tidakbisatidur,
e. kehilanganseleramakan,
f. impotensi, dansejenisnya.
2. Gangguankognitif:
a. gangguanpikiransepertidisorientasi,
b. mengingkarikenyataan,
c. linglung,
d. melamunberkepanjangan,

9
e. lupa,
f. terusmenerusdibayangiingatan yang takdiinginkan,
g. tidakfokusdantidakkonsentrasi.
h. tidakmampumenganalisadanmerencanakanhal-hal yang sederhana,
i. tidakmampumengambilkeputusan.
3. Gangguanemosi :
a. halusinasidandepresi (suatukeadaan yang menekan, berbahaya,
danmemerlukanperawatanaktif yang dini),
b. mimpiburuk,
c. marah,
d. merasabersalah,
e. malu,
f. kesedihan yang berlarut-larut,
g. kecemasandanketakutan.
4. Gangguanperilaku :
menurunnyaaktivitasfisik, sepertigerakantubuh yang minimal. Contoh, duduk
berjam-jam danperilakurepetitif (berulang-ulang).
5. Gangguansosial:
a. memisahkandiridarilingkungan,
b. menyepi,
c. agresif,
d. prasangka,
e. konflikdenganlingkungan,
f. merasaditolakatausebaliknyasangatdominan.

2.4. Dampak Spiritual pada Korban Bencana


Manusiasebagaimakhluk yang utuhatauholistikmemilikikebutuhanyang
kompleksyaitukebutuhanbiologis, psikologis, sosialkulturaldan spiritual. Spiritual
digambarkansebagaipengalamanseseorangataukeyakinanseseorang,
danmerupakanbagiandarikekuatan yang
adapadadiriseseorangdalammemaknaikehidupannya. Spiritual
10
jugadigambarkansebagaipencarianindividuuntukmencarimakna. Forman (1997)
menyatakanbahwa spiritual menggabungkanperasaandarihubungandengandirinyasendiri,
denganornag lain dandengankekuatan yang lebihtinggi.
Kejadianbencanadapatmerubahpolaspiritualitasseseorang. Ada yang
bertambahmeningkataspekspiritualitasnyaada pula yang sebaliknya. Bagi yang
meningkatkanaspekspiritualitasnyaberartimerekameyakinibahwaapa yang
terjadimerupakankehendakdankuasa sang pencipta yang tidakmampu di
tandingiolehsiapapun.
Merekamendekatdengancaramendekatkanspiritualitasnyasupayamendapatkankekuatandanp
ertolongandalammenghadapibencanaataumusibah yang dialaminya. Sedangkanbagi yang
menjauhumumnyakarenadasarkeimananataukeyakinanterhadap sang
penciptarendahataukaarenaputusasa.

2.5. Dampak Psikososial pada Korban Bencana


Berdasarkanhasilpenelitianempiris,
dampakpsikologisdaribencanadapatdiketahuiberdasarkantigafaktoryaitufaktorprabencana,
faktorbencanadanfaktorprabencana (Tomoko, 2009) :
2.5.1. Faktorprabencana
Dampakpsikologipadafaktorprabencanainidapatditinjaudaribeberapahaldibawahini:
1. Jeniskelamin :
perempuanmempunyairesikolebihtinggiterkenadampakpsikologisdibandinglaki-
lakidenganperbandingan 2:1.
2. Usiadanpengalamanhidup : kecenderungankelompokusiarentanstresmasing-
masingnegaraberbedakarenaperbedaankondisisosialpolitikekonomidanlatarbelaka
ngsejarahnegara yang bersangkutan.
3. Faktorbudaya, ras, karakterkhasetnis : Dampak yang
ditimbulkanbencanainilebihbesar di
negaraberkembangdibandingkandengannegaramaju.
Padakelompokusiamudatidakadagejalakhasuntuketnistertentubaikpadaetnismayor
itasmaupunetnisminoritas, sedangkanpadakelompokusiadewasa,
etnisminoritascenderungmengalamidampakpsikologisdibandingmayoritas.
11
4. SosialEkonomi :
Dampakbencanapadaindividuberbedamenurutlatarbelakangpendidikan, proses
pembentukankepribadian, penghasilandanprofesi.
Individudengankedudukansosioekonomi yang rendahakanmengalami stress pasca
trauma lebihberat.
5. Keluarga :
Pengalamanbencanaakanmempengaruhistabilitaskeluargasepertitingkat stress
dalamperkawinan, posisisebagai orang tuaterutama orang tuaperempuan.
6. Tingkat kekuatan Mental dankepribadian :
Hampirsemuahasilpenelitianmenyimpulkanbahwakondisikesehatan mental
prabencanadapatdijadikandasaruntukmemprediksidampakpatologispascabencana.
Individudenganmaslahkesehatanjiwaakanmengalami stress yang
lebihberatdibandingkandenganindividudengankondisipsikologis yang stabil.
7. Faktorbencana : padafaktorini,
dampakpsikologisdapatditinjaudaribeberapahaldibawahini ;
a) Tingkat keterpaparan : Keterpaparanseseorangakanmasalah yang
dihadapimerupakanvariabelpentinguntukmemprediksidampakpsikologis
korban bencana.
b) Ditinggalmatiolehsanakkeluargaatausahabat.
c) Dirisendiriataukeluargaterluka.
d) Merasakanancamankeselamatanjiwaataumengalamikekuatan yang luarbiasa.
e) Mengalamisituasipanikpadasaatbencana
f) Pengalamanberpisahdengankeluargaterutamapada korban usiamuda
g) Kehilanganhartabendadalamjumlahbesar
h) Pindahtempattinggalakibatbencana
i) Bencana yang menimpaseluruhkomunitas. Hal inimengakibatkan rasa
kehilanganpadaindividudanmemperkuatperasaannegatifdanmemperlemahpe
rasaanpositif.
Semakinbanyakfaktor yang diatas, makaakansemakinberatgangguanjiwa
yang dialami korban bencana. Apalagipadasaat-

12
saatsepertiinimerekacenderungmenolakintervensitenagaspesialis,
sehinggamenghambatperbaikankualitashiduppascabencana.

2.5.2. Faktorpascabencana
Dampakpsikologispascabencanadapatdiakibatkanolehkegiatantertentudalamsi
kluskehidupan stress kronikpascabencana yang terkaitdengankondisipsykitrik korban
bencana. Hal
iniperluadanyapemantuandalamjangkapanjangolehtenagaspesialis.Gejaladandampak
psikologispascabencanajugadapatdilihatdaridaftargejala Hopkins
untukmengetahuiadanyadepresidankecemasan. Gejala-gejala Hopkins
tersebutmeliputiperasaandepresi, minatatau rasa senang yang kurang.
Gejalaperasaandepresimeliputimenangis, merasatidakadaharapanuntuk masa depan,
merasagalaudanmerasakesepian.

2.6. Asuhan Keperawatan Jiwa Bencana


2.6.1. Pengkajian
Pengkajian untuk klien dengan PTSD meliputi empat aspek yang akan
bereaksi terhadap stress akibat pengalaman traumatis, yaitu:
1. Pengkajian Perilaku (BehavioralAssessment)
Yang dikaji adalah:
a. Dalam keadaan yang bagaimana klien mengalami perilaku agresif yang
berlebihan.
b. Dalam keadan yang seperti apa klien mengalami kembali trauma
yangdirasakan.
c. Bagaimana cara klien untuk menghindari situasi atau aktifitas yang akan
mengingatkan klien terhadap trauma.
d. Seberapa sering klien terlibat aktivitas sosial.
e. Apakah klien mengalami kesulitan dalam masalah pekerjaan semenjak
kejadian traumatis.
2. Pengkajian Afektif (AffectiveAssessment)

13
a. Berapa lama waktu dalam satu hari klien merasakan ketegangan dan
perasaan ingin cepat marah.
b. Apakah klien pernah mengalami perasaan panik.
c. Apakah klien pernah mengalami perasaan bersalah yang berkaitan dengan
trauma.
d. Tipe aktivitas yang disukai untuk dilakukan.
e. Apa saja sumber - sumber kesenangan dalam hidup klien.
f. Bagaimana hubungan yang secara emosional terasa akrab dengan orang lain
3. Pengkajian Intelektual (IntellectualAssessment)
a. Kesulitan dalam hal konsentrasi.
b. Kesulitan dalam hal memori.
c. Berapa frekuensi dalam satu hari tentang pikiran yang berulang yang
berkaitan dengan trauma.
d. Apakah klien bisa mengontrol pikiran-pikiran berulang tersebut
e. Mimpi buruk yang dialami klien.
f. Apa yang disukai klien terhadap dirinya dan apa yang tidak disukai klien
terhadap dirinya.
4. Pengkajian Sosiokultural (SocioculturalAssessment)
a. Bagaimana cara keluarga dan teman klien menyampaikan tentang perilaku
klien yang menjauh dari mereka.
b. Pola komunikasi antara klien dengan keluarga dan teman.
c. Apa yang terjadi jika klien kehilangan kontrol terhadap rasa marahnya.
d. Bagaimana klien mengontrol kekerasan terhadap sistem keluarganya.
2.6.2. DiagnosaKeperawatan
1. BerdukaberhubungandenganAktualatauperasaan
2. Kecemasanberhubungandengankrisissituasional, stress, perubahan status
lingkungan, ancamankematian, kurangpengetahuan.
3. Takutberhubungandenganperubahan status lingkungan ( bencanaalam)
4. Hargadirirendahsituasionalberhubungandengankehilangan 
(keluargadanhartabenda)
5. Resiko distress spiritual denganfaktorresikoperubahanlingkunganbencanaalam.

14
2.6.3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Berdukaberhubunga NOC: NIC:
ndenganaktualataup KontrolKoping
 Bina
erasaankehilangan,
Setelahdilakukanasuhankeperawat danjalinhubungansalingp
ditandaidengan
anselama 3 kali ercaya.
DO/DS:
pertemuandiharapkan  individu   Identifikasikemungkinanf
 penolakanterhad
mengalami proses  berdukasecara aktor yang menghambat
apkehilangan,
normal, proses berduka
 menangis
melakukankopingterhadapkehilang  Kurangiatauhilangkanfak
 menghindar
ansecarabertahapdanmenerimakehi torpenghambat proses
 marah langansebagaibagiandarikehidupan berduka.
 Mengatakanbers yang nyatadanharusdilalui,  Beridukunganterhadapres
edih dengankriteriahasil: ponkehilanganpasien
 Individumampumengungkapkan  Tingkatkan rasa
perasaanduka. kebersamaanantaraanggot
 Menerimakenyataankehilangand akeluarga.
enganperasaandamai  Identifikasitingkat rasa
 Membinahubunganbaru yang dukapadafaseberikut:
bermaknadenganobjekatau orang 1. Fasepengingkaran
yang baru. a. Memberikesempata
nkepadapasienuntu
kmengungkapkanpe
rasaannya.
b.Menunjukkansikap
menerima,ikhlasda
nmendorongpasien
untukberbagi rasa.
c. Memberikanjawaba
n yang
15
jujurterhadappertan
yaanpasiententangs
akit,
pengobatandankem
atian
2. Fasemarah
Mengizinkandanmend
orongpasienmengungk
apkan rasa
marahnyasecara verbal
tanpamelawandengank
emarahan.
3. Fasetawarmenawar
Membantupasienmeng
identifikasi rasa
bersalahddanperasaant
akutnya.
4. Fasedepresi
a. Mengidentifikasiti
ngkatdepresidanre
sikomerusakdiripa
sien
b. Membantupasien
mengurangi rasa
bersalah.
5. Fasepenerimaan
Membantupasienuntuk
menerimakehilangan
yang
tidakbisadielakkan
Kecemasanberhubu NOC : NIC :

22 16
ngandengankrisissit - Kontrolkecemasan Anxiety Reduction
uasional, stress, - Koping (penurunankecemasan)
perubahan status Setelahdilakukanasuhanselama3  Gunakanpendekatan yang
lingkungan, kali menenangkan
ancamankematian, pertemuanklienkecemasanteratasi  Nyatakandenganjelashara
kurangpengetahuan dgnkriteriahasil: panterhadappelakupasien
. Klienmampumengidentifikasida  Temanipasienuntukmemb
DO/DS: nmengungkapkangejalacemas erikankeamanandanmeng
- Insomnia Mengidentifikasi, urangitakut
- Kontakmatakura mengungkapkandanmenunjukka  Libatkankeluargauntukm
ng ntehnikuntukmengontolcemas endampingiklien
- Kurangistirahat Vital sign dalambatas normal  Instruksikanpadapasienun
- Berfokuspadadiri Posturtubuh, ekspresiwajah, tukmenggunakantehnikre
sendiri bahasatubuhdantingkataktivitas laksasi
- Iritabilitas menunjukkanberkurangnyakece  Dengarkandenganpenuhp
- Takut masan erhatian
- Nyeriperut  Identifikasitingkatkecema
- Penurunan TD san
dandenyutnadi
 Bantu
- Diare, mual,
pasienmengenalsituasi
kelelahan
yang
- Gangguantidur
menimbulkankecemasan
- Gemetar
 Dorongpasienuntukmeng
- Anoreksia,
ungkapkanperasaan,
mulutkering
ketakutan, persepsi
- Peningkatan TD,
 Kelolapemberianobat anti
denyutnadi, RR
cemas
- Kesulitanbernafa
s
- Bingung
- Blokingdalampe

17
mbicaraan
- Sulitberkonsentra
si
23 Takutberhubungan NOC :Anxiety control NIC:
denganperubahan Fear control Coping Enhancement
status lingkungan Setelahdilakukantindakankeperawa  Bina
(bencanaalam),dita tanselama3 kali danjalinhubungansalingp
ndaidengan pertemuantakutklienteratasidengan ercaya.
DS : kriteriahasil :  Sediakan
Peningkatanketega - Memilikiinformasiuntukmengur reinforcement
ngan,panik, angitakut positifketikapasienmelak
penurunankepercay - Menggunakantehnikrelaksasi ukanperilakuuntukmengu
aandiri, cemas - Mempertahankanhubungansosia rangitakut
DO : ldanfungsiperan  Sediakanperawatan
 penurunanprodu - Mengontrolrespontakut yang berkesinambungan
ktivitaskemampu  Kurangistimulasiling
anbelajar kungan yang
 penurunankema dapatmenyebabkanmisint
mpuanmenyelesa erprestasi
ikanmasalah  Dorongmengungkapk
 mengidentifikasi ansecara verbal perasaan,
obyekketakutan, persepsidan rasa takutnya
 peningkatankew  Perkenalkandengan
aspadaan orang yang
 Anoreksia mengalamikejadianbenca
 mulutkering na yang sama
 diare, mual  Dorongklienuntukme
 pucat, muntah mpraktekantehnikrelaksa
si
perubahantanda-
tanda vital

18
2.6.4. Implementasi Keperawatan
Didasarkanpada  diagnosa yang munculbaiksecaraaktual, resiko,
ataupotensial. Kemudiandilakukantindakankeperawatan yang sesuai  berdasarkan
NCP.

2.6.5. Evaluasi Keperawatan


Disimpulkanberdasarkanpadasejauhmanakeberhasilanmencapaikriteriahasil,
sehinggadapatdiputuskanapakahintervensitetapdilanjutkan, dihentikan,
ataudigantijikatindakan yang sebelumnyatidakberhasil

19
Bab III
Penutup

3.1. Kesimpulan
Bencana merupakan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor
alam dan/ atau faktor non- alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana menimbulkan trauma psikologis bagi semua orang yang
mengalaminya.
Peranperawatsangatlahpentingpadakasusini.
Peranperawatsangatbergunauntukmemberikanasuhankeperawatan yang
sesuaidenganstandarkeperawatandankodeetikdalammenanganipasiendenganPostTraumatic
Stress Disorder (PTSD) pasca bencana alam.
Dan
diharapkankepadapembacadanpenulisbisalebihmemahamimaterimengenaipenyakitdenganP
ostTraumaticStress Disorder (PTSD) pasca bencana alamdilihatdariperbandingan data di
lahandankonsepteori yang sesungguhnya.

3.2. Saran
DenganmempelajariAsuhankeperawatandengan Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) diharapkanmahasiswa/I mampumelakukanasuhankeperawatanmeliputipengkajian,
diagnose, intervensi,
danimplementasisesuaidengankebutuhanpasiendalamkeadaanbencanaalam.

20
DaftarPustaka
Efendi,Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalamKeperawatan.Jakarta:Penerbit Salemba Medika,.
Herdman, T. heather. 2011. Diagnose Keperawatan 2015-2017. Jakarta: EGC

Mccloskey, Joanne. 2004. Nursing intervention classification. St. Louis, Missouri

Moorhead, Sue. 2004. Nursing outcomes classification. St. Louis, Missouri

21

Anda mungkin juga menyukai