Anda di halaman 1dari 39

TUGAS REVIEW JURNAL

MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT


DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, MPFIS.

Nama : Winda Kuncorowati


NIM : T201810001
Kelas : IPA 1
Prodi : Tadris IPA
Tgl Mengumpulkan :

No 1
Penulis Roger T. Cross dan Ronald F. Price
Nama Jurnal (Peringkat) / Jurnal Universitas Negri Yogyakarta (S2)
Prosiding
Volume, nomor, tahun / 21,47-54,1991/ December 1991
tanggal terbit
Judul The Effect Of Science Technology And Society Models On
Science Process Skills (Pengaruh Model Science
Technology And Society Terhadap Keterampilan Proses
Sains)
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model
Science Technology and Society terhadap keterampilan
proses sains siswa pada kelas IV SD.
Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan dengan
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen).
Dikatakan eksperimen semu karena subjek (siswa) yang
diberikan perlakukan tidak dapat terkontrol secara penuh.
Hasil  Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan model Science Technology and Society
terhadap keterampilan proses sains siswa kelas IV SD
se Gugus Margoagung Seyegan.
 Guru dapat menerapkan model Science Technology
and Society dalam pembelajaran, hal tersebut
dikarenakan penggunaan model STS memberikan
dampak positif dalam meningkatkan keterampilan
proses sains. Hal tersebut juga akan sangat
bermanfaat untuk menambah referensi model dalam
kegiatan pembelajaran supaya siswa tidak bosan dan
mampu menerima materi yang disampaikan dengan
baik.
Gap/kelemahan  Penulisan masih terdapat typo
 Pembahasan terlalu lebar dan mempersulit
pemahaman untuk ke inti dari topik yang dibahas
Peluang Inovasi Penerapan pembelajaran model STS memberikan dampak
positif pada siswa kelas VI SD dalam meningkatkan
keterampilan proses sains, artinya model yang sama dapat di
terapkan pada jenjang yang berbeda baik SMP, SMA dan
SMK.
No 2
Penulis M Primastuti dan S Atun
Nama Jurnal (Peringkat) / Journal of Physics: Conference Series (Q3)
Prosiding
Volume, nomor, tahun / 1097 012062, 2018
tanggal terbit
Judul Science Technology Society (STS) learning approach: an
effort to improve students’ learning outcomes
(Pendekatan pembelajaran Science Technology Society
(STS): upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa)
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan
hasil belajar kognitif siswa pada topik keseimbangan kimia
melalui pendekatan pembelajaran Science Technology
Society (STS).
Metode Aktivitas pembelajaran di kelas eksperimen adalah dilakukan
dengan metode diskusi kelompok menggunakan fase
pendekatan pembelajaran STS dan lembar kerja terkait STS.
Teknik purposive sampling digunakan, dan pendekatan
saintifik.
Hasil Hasil uji-t menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
kognitif siswa, antara siswa di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan
pendekatan STS memiliki skor rata-rata yang tinggi jika
dibandingkan dengan kelas kontrol. Belajar dengan
pendekatan STS membantu siswa mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang
sepenuhnya terbentuk dari dalam diri siswa. Hasil ini
menunjukkan implikasi dari pendekatan STS dapat
digunakan sebagai pendekatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Gap/kelemahan Siswa di tuntut aktif dalam pembelajaran yang artinya siswa
dengan kemampuan kurang akan tertinggal dari pembeljaran
yang dilaksanakan.
Peluang Inovasi Inovasi dapat di berikan dalam berbagai bidang, mulai dari
media yang informatif saat pembelajaran STS ataupun cara
pengujian dalam materi yang diampun, sehingga siswa fokus
pada masalah dan pertanyaan terkait masalah dalam
lingkungan dan kehidupan sehari-hari menggunakan banyak
sudut pandang.
No 3
Penulis Sense of Presence and Learning Satisfaction among Students
of Different Age Groups in a 3-D Virtual World
Nama Jurnal (Peringkat) / Jurnal Internasional tentang Ilmu Pengetahuan Lanjut,
Prosiding Teknik dan Teknologi Informasi (IJASEIT)/ S1 dan Q2
Volume, nomor, tahun / Vol.9,No. 2,2019
tanggal terbit
Judul Sense of Presence and Learning Satisfaction among Students
of Different Age Groups in a 3-D Virtual World.
(Rasa Kehadiran dan Kepuasan Belajar di antara Siswa SD
pada Kelompok Umur berbeda dalam 3-D Dunia Virtual)
Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah ada
perbedaan antara siswa dari kelompok usia yang berbeda
pada rasa kehadiran mereka (kehadiran tempat, kehadiran
sosial, dan kehadiran bersama) dan kepuasan belajar mereka.
Metode  Penelitian ini melibatkan 33 mahasiswa diploma dari
kelas Multimedia. Kelas ini terdiri dari siswa dari
berbagai kelompok usia di mana yang termuda adalah
22, dan yang tertua adalah 49.
 Dua kuesioner digunakan dalam penelitian ini.
Pertama kuesioner mencari demografi peserta
informasi seperti jenis kelamin, usia, dan dunia maya
sebelumnya pengalaman. Kuesioner kedua terdiri dari
4 bagian. Tiga bagian pertama berupaya mengukur
perasaan peserta kehadiran tempat, kehadiran sosial,
dan kehadiran bersama masing-masing. Pada bagian
keempat berisi item-item itu mengukur kepuasan
peserta dengan belajar di ViEW.
 Selama 3 minggu ke depan, kegiatan belajar di ViEW
diadakan selama sekitar 90 menit untuk setiap kelas
pertemuan. Kegiatan tersebut mencakup berbagai
topik Pengantar subjek Multimedia. Kemudian pada
minggu terakhir, kuesioner kedua dibagikan kepada
semua peserta. Tak lama setelah itu, sesi wawancara
diselenggarakan dengan empat peserta yang dipilih
secara acak dari setiap kelompok umur..
Hasil  Analisis Mann-Whitney U nonparametrik diterapkan
untuk mengeksplorasi perbedaan antara muda dan
senior peserta dalam hal rasa kehadiran di tempat
mereka, sosial kehadiran, kehadiran bersama, dan
kepuasan belajar. Untuk memudahkan analisis,
kelompok peserta muda diberi kode G1 (Grup 1)
sementara kelompok peserta senior diberi kode G2
(Grup 2). Temuan untuk setiap variabel yang dihitung
diilustrasikan pada Tabel 1.
 Hasil dari wawancara juga menunjukkan bahwa
beberapa G2 peserta tidak merasakan kehadiran
tempat dan kehadiran bersama di ViEW, dan mereka
agak tidak puas dengan pembelajaran dibandingkan
dengan beberapa peserta dari G1. Beberapa peserta
memberikan jawaban wawancara yang dipilih dari
kedua kelompok pada perasaan kehadiran tempat
mereka, kehadiran bersama, dan kepuasan belajar,
yang mendukung perbedaan yang ditemukan dalam
tes Mann-Whitney U.
Gap/kelemahan Jumlah participants pada penelitian ini kurang membuat hasil
penelitian kurang eklusif dalam jangkauan pengaruhnya.
Peluang Inovasi Temuan menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal
keberadaan tempat, kehadiran bersama, dan kepuasan belajar.
Tidak ada perbedaan yang ditemukan untuk kehadiran sosial.
Namun, hasil ini mungkin berkaitan dengan cara peneliti
melakukan pembelajaran, dalam bentuk pembelajaran
kooperatif dan sinkron dengan memanfaatkan komunikasi
audio sebagian besar waktu. Sebuah studi serupa dapat
dilakukan dalam pengaturan yang berbeda untuk
menghasilkan hasil yang berbeda memungkin. Interaksi dan
kinerja siswa harus dimasukkan dalam studi di masa depan.

No 4
Penulis Frederique Bouilheres, Le Thi Viet Ha Le, Scott McDonald,
Clara Nkhoma, Lilibeth Jandug-Montera.
Nama Jurnal (Peringkat) / Education and Information Technologies (Q1)
Prosiding
Volume, nomor, tahun / Vol.2, 26, 2020/18 Januari 2020
tanggal terbit
Judul Defining student learning experience through blended
learning.
(Mendefinisikan pengalaman belajar siswa melalui blended
learning)
Tujuan  Bertujuan untuk mengeksplorasi manfaat Blended
Learning terhadap pengalaman belajar siswa di
kampus lepas pantai universitas Australia yang
berlokasi di Kota Ho Chi Minh, Vietnam.
 Fokus dari penelitian ini adalah kegunaan dan
keefektifannya dalam mempromosikan interaksi
antara siswa dan teman sebaya mereka, guru mereka,
dan materi pelajaran.
Metode  Penelitian ini melibatkan pengumpulan data
kuantitatif dari siswa, menggunakan metodologi
survei.
 Peserta survei adalah siswa tahun kedua dengan
mayoritas mahasiswa Pembelajaran Warisan
Konfusianisme. Peserta survei direkrut dari semua
kursus yang merupakan bagian dari proyek.
 Data dikumpulkan selama Semester 1, 2017 dari
sumber data primer. Sumber data primer adalah
kuesioner yang menilai tingkat interaksi antara siswa,
siswa dan guru, dan dengan materi pelajaran sebagai
hasil dari penerapan pendekatan Blended Learning.
Hasil  Ukuran sampel adalah enam puluh enam dengan 68%
siswa memiliki pengalaman Blended Learning
sebelumnya. Ini terutama siswa tahun kedua yang
telah menyelesaikan delapan program dasar mereka
dengan pendekatan Blended Learning yang sama..
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki
pengalaman yang berbeda secara signifikan dari
model Blended Learning dalam hal Keterlibatan,
pengalaman Online, Fleksibilitas pembelajaran dan
Percaya Diri tergantung pada apakah mereka
memiliki pengalaman Blended Learning sebelumnya
atau tidak.
Gap/kelemahan  Kekurangan dari pembelajaran blended learning
diantaranya sebagai berikut : (1) Media yang
dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan
apabila sarana dan prasarana tidak mendukung; (2)
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki siswa, seperti
komputer dan akses internet; (3) Kurangnya
pengetahuan sumber daya pembelajaran (siswa, guru,
dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.
 Keterbatasan lain adalah bahwa penelitian ini tidak
menyelidiki efek dari berbagai jenis aktivitas atau
materi pembelajaran yang siswa hadapi.
 Karena jumlah survei siswa yang dilakukan oleh
universitas setiap semester di batasi membuat
cakupan kurang meluas termasuk pertanyaan data
demografis.
Peluang Inovasi Penelitian dapat dikembangkan menyelidiki pengalaman
siswa belajar menggunakan blanded learning dengan
perbedaan dalam jenis kelamin, usia, dll.
TUGAS REVIEW JURNAL
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT
DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, MPFIS.

Nama : Qussiyatur Rohmania


NIM : T201810034
Kelas : IPA 1
Prodi : TADRIS IPA
Mata kuliah : Sains Teknologi Masyarakat
Dosen pengampu : Dinar Maftukh Fajar S.Pd. M.Pfis.
No 1
Penulis Rahmawati1, Sugiarti, Yanti Herlanti

Nama Jurnal (Peringkat) / Prosiding EDUSAINS (S2)

Volume, nomor, tahun / tanggal terbit Volume 8 Nomor 02 Tahun 2016.

Judul PENERAPAN SIKAP KEPEDULIAN


LINGKUNGAN DALAM MODEL SAINS
TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM
KONSEP EKOLOGI DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk


mengetahui penerapan sikap kepedulian
lingkungan peserta didik SMA pada konsep
ekologi dan pencemaran lingkungan melalui
penerapan model pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM).

Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini


adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research berdasarkan model
Kurt Lewin (Somadayo, 2013), PTK yaitu
penelitian pembelajaran yang dilakukan pada
konteks kelas yang terdapat masalah didalamnya.

Hasil Pada hasil penelitian ini diperoleh hasil


dimana di jelaskan tahap pelaksanaan tindakan
dilaksanakan selama 1 kali pertemuan yaitu 3 jam
pelajaran (3x45 menit). Pada tahap pelaksanaan
ini, peneliti mengimplementasikan rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat yaitu
melaksanakan proses pembelajaran untuk
mengetahui penerapan sikap peduli lingkungan
menggunakan model STM pada peserta didik
kelas X.MIA.5 di SMA Negeri 5 Depok. Hasil
penelitian yang diuraikan adalah kondisi peserta
didik pada tahap observasi pratindakan, siklus I,
dan siklus II.
Berdasarkan hasil observasi pratindakan
yaitu observasi yang dilakukan oleh observer
sebelum kegiatan penelitian kelas dilakukan
diketahui bahwa pendekatan pembelajaran yang
sering digunakan guru adalah pendekatan teacher
centered. Melalui pendekatan tersebut, peserta
didik kurang aktif dalam pembelajaran, aktifitas
peserta didik lebih banyak mendengarkan sajian
guru dan kurang mendapat peran untuk mencari
dan menemukan sendiri pemahaman,
pengetahuan atau sikap yang mereka butuhkan.
Guru juga belum banyak yang menanamkan
sikap peduli lingkungan kepada peserta didik, hal
ini salah satunya karena pendekatan yang
digunakan guru, guru juga hanya mengajarkan
materi sesuai dengan apa yang seharusnya
mereka ajarkan sehingga kurang memperdulikan
kebersihan kelas dan meja dari masing-masing
peserta didik, dalam kegiatan pembelajaran masih
banyak ditemukan, tanggung jawab peserta didik
terhadap lingkungan rendah, peserta didik kurang
menghargai kebersihan untuk meningkatkan
kesehatan peserta didik sendiri, peserta didik
belum memiliki kebijaksanaan dalam
penggunaan Sumber Daya Alam (SDA), dan
belum menunjukkan kerja keras dalam
melindungi alam. Berdasarkan hal-hal tersebut
maka peserta didik belum terlatih untuk peduli
terhadap lingkungan sehingga membuat peserta
didik memiliki sikap peduli terhadap lingkungan
yang masih rendah.
Masalah yang ditemui pada hasil observasi
pratindakan yang dilakukan membuat pentingnya
guru khususnya guru biologi untuk meningkatkan
sikap peduli lingkungan peserta didik sesuai
dengan visi-misi yang dimiliki SMA Negeri 5
Depok. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model STM dalam proses pembelajaran konsep
ekologi dan pencemaran lingkungan. Kegiatan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
X.MIA.5 SMA Negeri 5 Depok tahun ajaran
2015 – 2016 dilakukan dalam dua siklus
penelitian. Penelitian siklus I berkaitan dengan
konsep ekologi dan penelitian di siklus II
berkaitan dengan konsep pencemaran lingkungan.
SMA Negeri 5 Depok berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti.
Hasil angket pada siklus I ditunjukkan
pada Tabel 2, hasil angket menunjukkan bahwa
peserta didik kelas X.MIA.5 berada pada tiga
kategori sikap peduli lingkungan yaitu rendah,
sedang, dan tinggi. Berdasarkan data angket yang
ada terjadi peningkatan sikap peduli lingkungan
peserta didik kelas X.MIA.5 SMA Negeri 5
Depok dari siklus I, yaitu pada siklus II yang
ditunjukkan pada Tabel 3 menunjukkan peserta
didik berada pada dua kategori, yaitu kategori
rendah, dan tinggi. Kategori rendah ini
dikarenakan terdapat satu orang peserta didik
yang tidak mengisi angket dan tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran di siklus I dan siklus II.
Kategori tinggi pada siklus I memiliki
ketercapaian skor 32-37 dengan persentase
sebesar 27,7%, pada siklus II memiliki
ketercapaian skor 34-48 dengan persentase
97,9%.
Data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan sikap peduli peserta didik
berdasarkan ketercapaian skor dan persentase
yang diperoleh di siklus II dari siklus I pada data
angketnya. Pada siklus I peserta didik yang
memiliki nilai angket dengan kategori tinggi
berjumlah 13 peserta didik, sedangkan pada
siklus II peserta didik yang memiliki nilai angket
tinggi berjumlah 46 peserta didik. Data
peningkatan sikap peserta didik berdasarkan
ketercapaian skor dan persentase yang diperoleh
di siklus I dan siklus II ditunjukkan pada Tabel 4
untuk data hasil observasi dan berdasarkan data
hasil angket tersaji dalam Tabel 5.
Peningkatan sikap peduli lingkungan
peserta didik sudah terlihat baik sebagaimana
yang telah diuraikan pada hasil dan pembahasan
di atas, selain itu juga berdasarkan hasil LKS
yang dikerjakan peserta didik secara
berkelompok pada siklus I dan siklus II
menunjukkan nilai yang meningkat, hal ini juga
menunjukkan berdasarkan aspek kognitif sikap
peduli peserta didik sangat tinggi terhadap
lingkungan. Berdasarkan data-data yang ada
membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran STM dapat dinilai berhasil dan
dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan
peserta didik kelas X.MIA.5 SMA Negeri 5
Depok.
Tindakan Perbaikan dari Siklus I
Pada tahap pembelajaran di siklus I ini
peneliti mengalami kesulitan untuk menilai sikap
peduli yang dimiliki peserta didik dengan
menggunakan lembar observasi, kesulitan
tersebut diantaranya karena jumlah peserta didik
sebanyak 47, peneliti tidak hafal nama seluruh
peserta didik, lokasi pengamatan kelompok satu
dengan kelompok lainnya juga berlainan
sehingga sangat sulit untuk melakukan penilaian
sikap pada lembar observasi.
Berdasarkan hasil data lembar observasi
pada siklus I menunjukkan sikap peduli
lingkungan yang dilihat dari indikatornya berada
dalam dua kategori yaitu cukup dan baik, maka
dilakukan diskusi oleh peneliti, guru dan dosen
pembimbing untuk membahas hasil data pada
lembar observasi di siklus I apakah sudah sesuai
dengan hasil intervensi tindakan yang
diharapkan, apakah kesulitan yang terjadi pada
siklus I, dan kemudian menentukan hal-hal yang
harus diperbaiki. Maka diputuskan adanya siklus
II pelaksanaan PTK dengan konsep pencemaran
lingkungan. Hal yang diperbaiki pada
pembelajaran di siklus II yaitu peserta didik tidak
hanya diberikan nametag untuk memudahkan
penilain pada lembar observasi, namun pada
siklus II di meja kerja yang peserta didik gunakan
juga diberikan tanda pengenal. Selain itu pada
siklus II, kelompok peserta didik yang
mempresentasikan hasil perolehan data
kelompoknya hanya satu kelompok, kelompok
yang lain boleh menambahkan dan bertanya.
Perbaikan yang terjadi ini membuat kegiatan
pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan
memudahkan observer untuk melakukan
penilaian.

GAP / kelemahan Setelah di analisis, jurnal tidak banyak dalam


kelemahan atau GAP ini, dimana hanya ada 1
point yang kurang di dalamnya, dimana didalam
jurnal ini terdapat kurangnya mengenai beberapa
subjek yang tidak di cantumkan pada jurnal yaitu
subjek tujuan.
Sehingga pada saat jurnal di analisis harus
dibaca dan difahami terlebih dahulu untuk
mengetahui apa tujuan jurnal. akan tetapi jika
tujuan jurna di cantumkan dalam bahasan jurnal
makan akan semakin mempermudah pembaca
dalam menganalisis jurnal ataupun
mempelajarinya.

Peluang Inovasi Dalam hasil analisis jurnal ini, banyak


pelajaran yang dapat kita ambil di dalam nya, di
antaranya kita dapat menerapkan hasil penelitian
model pembelajaran seperti ini karena diketahui
penerapan model pembelajaran STM terbukti
dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan
peserta didik dalam mata pelajaran biologi,
sehingga dapat disarankan agar guru menjadikan
penerapan model pembelajaran STM sebagai
suatu alternatif dalam pembelajaran biologi untuk
meningkatkan kompetensi sikap peserta didik.
Selain itu tampilan jurnal yang begitu rapi dan
lengkap membuat pembaca mudah untuk
mengetahui tentang jurnal tersebut sehingga
pembaca minat untul membaca jurnal karena
tampilan jurnal yang baik.
No 2
Penulis Maria Senisum

Nama Jurnal (Peringkat) / Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio (S5)


Prosiding
Volume, nomor, tahun / tanggal Volume 7, Nomor 1, Januari 2014.
terbit
Judul IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINS
TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM
PEMBELAJARAN IPA SD.

Tujuan Dalam penelitiaan ini, bertujuan Untuk


mengetahui pengertian media pembelajaran,
mengetahui fungsi media pembelajaran, jenis – jenis
media pembelajaran, manfaat media pebelajaran, serta
juga membantu guru atau pendidik untuk mengelola
pembelajaran dengan efektif dan menarik untuk
mendorong peserta didik dalam proses pembelajaran
IPA SD.
Karen tujuan utama pendidikan dengan
Pendekatan STM adalah mempersiapkan peserta didik
menjadi wagra negara dan warga masyarakat yang
memiliki suatu kemampuan dan kedasaran
untuk:menyelidiki, menganalisis, memahami dan
menerapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dan
proses sain dan teknologi pada situasi nyata,
melakukan perubahan, membuat keputusan-keputusan
yang tepat dan mendasar tentang isu atau masalah-
masalah yang sedang dihadapi yang memiliki
komponen sain dan teknologi, merencanakan
kegiatan-kegiatan baik secara individu maupun
kelompok dalam rangka pengambilan tindakan dan
pemecahan isu-isu atau masalah-masalah yang sedang
dihadapi,bertanggung jawab terhadap pengambilan
keputusan dan tindakannya, mempersiapkan peserta
didik untuk menggunakan sain bagi pengembangan
hidup dan mengikuti perkembangan dunia teknologi,
mengajar para peserta didik untuk mengambil
tanggung jawab dengan isuisu lingkungan, teknologi,
atau masyarakat, dan mengidentifikasi pengetahuan
fundamental sehingga peserta didik secara tuntas
memperoleh kepandaian dengan isu-isu STM.

Metode Sebelum kita mengetahui metode yang dilakukan


dalam penelitian ini, perlu diketahui bahwa hakikat
IPA adalah tidak hanya menekankan produk tetapi
juga proses maka dalam kegiatan pembelajarannya
tidak hanya menyampaikan pengetahuan yang berupa
fakta, konsep atau prinsip tetapi juga tentang proses
bagaimana suatu produk sains diperoleh. Oleh karena
itu pemilihan pendekatan pembelajaran merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran IPA.
Salah satu pendekatan pembelajaran sains yang
menekankan kaitan antara sains teknologi dan
masyarakat adalah pendekatan pembelajaran sains
teknologi masyarakat atau disingkat STM.
Pendekatan STM merupakan pendekatan
pembelajaran yang berawal dari isu atau masalah
aktual yang sedang terjadi di lingkungan sekitar kita
akibat dari pengembangan atau penggunaan teknologi
yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
STM, siswa dituntut untuk berpikir dan bertindak
lokal maupun global dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dengan mengaitkan
secara timbal balik unsur-unsur sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.

Hasil Dalam penelitian ini dapat diketahui hasil yaitu :


Gagasan inovasi pembelajaran sains berawal dari
keprihatinan turunnya jumlah peserta didik yang
tertarik mendalami sains, di samping laporan
penurunan melek sains di masyarakat. Yang dimaksud
dengan melek sains adalah dimilikinya pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan terkait sains, yang
diperlukan untuk berpikir dan bertindak dalam halhal
yang akan mempengaruhi hidupnya atau komunitas
dan lingkungan sekitarnya.
Pada sisi yang lain, berbagai negara tetap
menganggap bahwa penguasaan
sains dan teknologi amat menentukan daya saing
negara tersebut. Semua ini membangkitkan
pertanyaan bagaimana pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan sains itu diajarkan.
Pembelajaran sains diharapkan tidak hanya
menghadirkan fakta-fakta, konsep, prinsip dan proses,
tetapi juga membangun kemampuan menggunakan
sains untuk memahami lingkungan kehidupannya.
Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana sains
menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, menjadi
lebih dekat dengan hal-hal yang dirasa akrab baginya,
dan akhirnya dapat menumbuhkan kepekaan peserta
didik terhadap keterkaitan sains dengan manfaat dan
permasalahan nyata dalam kehidupan.
Perubahan paradigma pendidikan yang berbasis
kompetensi tidak lagi menuntut penguasaan materi
yang banyak, tapi kompetensi dalam menggunakan
materi yang diterimanya untuk memahami lingkungan
sekitar, memecahkan masalah, melakukan hal-hal
yang bermanfaat, dll. Paradigma baru yang lain yang
memerlukan perhatian adalah pendidikan yang
berpusat pada peserta didik, yang menuntut guru
untuk menahan diri untuk tidak memelihara
komunikasi satu arah guru-ke-peserta didik dalam
pembelajaran kelas.
Dalam hal ini, keaktifan peserta didik antara lain
ditentukan oleh seberapa menarik materi ajar itu bagi
mereka. Akhirnya, kemampuan yang perlu
ditumbuhkan dalam diri peserta didik adalah
kemampuan untuk belajar mandiri, sehingga ia dapat
mengembangkan lebih lanjut materi yang telah
diketahuinya dan keterampilan yang dimilikinya
sesuai tuntutan yang berkembang.
Pendekatan sains-teknologi-masyarakat
merupakan salah satu pendekatan untuk
menyesuaikan diri terhadap perkembangan sains yang
cepat dan menjawab perubahan paradigma di atas.
Pendekatan STM pada awalnya dikembangkan
untuk pembelajaran sains, khususnya sains alam,
walaupun dapat dikaji penggunaannya pada
pembelajaran bidang-bidang lain.
Pendekatan STM perlu diterapkan dalam
pembelajaran IPA karena beberapa alasan antara lain:
Pertama, teknologi baik yang sederhana maupun yang
modern merupakan bagian dari dengan menggunakan
metode pendekatan seperti ini, peserta didik
dikondisikan agar mau dan mampu mengetahui,
memahami prinsip sains untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana disertai dengan pemikiran untuk
mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak
negatif yang mungkin timbul dari munculnya suatu
produk teknologi terhadap lingkungan dan
rnasyarakat.
Selain itu membelajarkan sains kepada siswa
tidak hanya menekankan produk tetapi juga sikap dan
proses sains. Hasil belajar yang diharapkan dalam
pembelajarannya adalah siswa menyadari keterkaitan
yang erat antara apa yang dipelajari di sekolah dengan
apa yang dialami dalam kehidupan seharihari serta
dapat memecahkan masalah yang mereka temukan
dengan menggunakan konsep yang mereka dapatkan
di sekolah. Masalah yang ditemukan di masyarakat
sangat kompleks diharapkan agar siswa dapat
menyadari masalah tersebut sebagai masalah mereka
juga yang memerlukan penyelesaian. Oleh karena itu
pemilihan materi belajar dan pendekatan yang sesuai
sangat mendukung harapan tersebut.
GAP / kelemahan Setelah jurnal dianalisis, diketahui pada setiap
pembahasan, didalm jurnal tidak dijadikan pada
kajian setiap subjeknya. melainkan di jelaskan dalam
sebuah kalimat yang utuh tanpa ada pembagian
tujuan, metode, dan hasil penelitian. Sehingga dalam
proses analisis membutuhkan waktu untuk memahami
jurnal terlebih dahulu agar bisa mengetahui apa
tujuan, metode, dan hasil penelitiannya.
Tampilan jurnal pun juga tidak begitu kreatif yang
dengan tampilan yang monoton sehingga kurangnya
daya tarik pembaca untuk membaca jurnal tersebut.
Selain itu tatanan jurnal untuk volume, nomor dan
tahun terbit juga di cantumkan pada bagian teratas
jurnal sehingga memudahkan pembaca untuk
mengatahui asal mula jurnal di buat dan sebagainya.

Peluang inovasi Dalam analisis jurnal ini pembahasan bisa di


katakan cukup lengkap dimana, pada pembahasan kita
bisa mengetahui penerapan yang baik dengan
menggunakan pendekatan STM. Selain itu pada
bahasan jurnal juga di jelaskan mengenai apa itu
STM, tujuannya, serta kararteristik penerapannya.
Dalam bahasan ini sangat bagus untuk kita kaji dan
pelajran agar kita tidak hanya sekedar tau STM (saun
teknologi dan masyarakat) melainkan kita juga bisa
menerapkan langsung bagaimana cara penerapan
dengan pendekatan STM.
No 3
Penulis Ali Muhson

Nama Jurnal (Peringkat) / Jurnal pendidikan akuntansi Indonesia (S4)


Prosiding
Volume, nomor, tahun / tanggal Vol. VIII. No. 2 – Tahun 2010.
terbit
Judul PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.

Tujuan Untuk mengetahui bahwa media pembelajaran


dapat merupakan wahana penyalur pesan dan
informasi belajar. Media pembelajaran yang
dirancang secara baik akan sangat membantu peserta
didik dalam mencerna dan memahami materi
pelajaran.
Apalagi di era globalisasi dan informasi ini,
perkembangan media pembelajaran juga semakin
maju. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) sebagai
media pembelajaran sudah merupakan suatu tuntutan.
Walaupun perancangan media berbasis TI
memerlukan keahlian khusus, bukan berarti media
tersebut dihindari dan ditinggalkan.
Media pembelajaran berbasis TI dapat berupa
internet, intranet, mobile phone, dan CD Room/Flash
Disk. Adapun komponen utamanya meliputi Learning
Management System (LMS), dan Learning Content
(LC).

Metode Dalam kenyataannya retensi siswa atau daya


tangkap siswa sangat dipengaruhi oleh model
aktivitas belajar yang dilakukan guru. Siswa hanya
dapat menyerap 5% bahan pembelajaran apabila
aktivitas ceramah dilakukan oleh guru dalam
membelajarkan siswa. Sedangkan apabila aktivitas
belajar dilakukan dengan teman sebaya, daya retensi
siswa mencapai 90%. Dalam hal ini dapat di lihat dari
kerucut presentase dalam proses pembelajaran yaitu :
reading 10 %, audiovisual 20%, demomstration 30%,
discussion 40%, practice doing 50%, teach other 90%.
Penelitian Eyler dan Giles (dalam Widharyanto,
2003) membuktikan bahwa keefektifan pembelajaran
dipengaruhi oleh media yang digunakan guru. Mereka
menemukan bahwa model pembelajaran yang
letaknya paling atas dalam kerucut, yakni
pembelajaran yang hanya melibatkan symbol-simbol
verbal melalui sajian teks adalah pembelajaran yang
menghasilkan tingkat abstraksi paling tinggi.
Pembelajaran yang paling efektif adalah
pembelajaran yang berada pada dasar kerucut, yakni
terlibat langsung dengan pengalamanpengalaman
belajar yang bertujuan.

Hasil Setelah jurnal dianalisis, dapat diketahui bahwa dalam


pengembangan media pembelajaran berbasis
teknologi informasi antara lain :
1.Media pembelajaran dapat merupakan wahana
penyalur pesan dan informasi belajar. Media
pembelajaran yang dirancang secara baik akan
sangat membantu peserta didik dalam mencerna dan
memahami materi pelajaran. Fungsi media dalam
kegiatan pembelajaran bukan sekedar alat peraga
bagi guru melainkan sebagai pembawa
informasi/pesan pembelajaran. Masing-masing jenis
media pembelajaran memiliki karakteristik,
kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya
maka perlu adanyamperencanaan yang sistematis
untuk penggunaan media pembelajaran.
2. Di era globalisasi dan informasi ini, perkembangan
media pembelajaran juga semakin maju.
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) sebagai
media pembelajaran sudah merupakan suatu
tuntutan. Walaupun perancangan media berbasis
TI memerlukan keahlian khusus, bukan berarti
media tersebut dihindari dan ditinggalkan. Media
pembelajaran berbasis TI dapat berupa internet,
intranet, mobile phone, dan CD Room/Flash Disk.
Adapun komponen utamanya meliputi Learning
Management System (LMS), dan Learning
Content (LC).
3. Penggunaan media pembelajaran ekonomi dapat
memperlancar proses pembelajaran dan
mengoptimalkan hasil belajar untuk itu sebagai
pendidik seyogyanya mampu memilih dan
mengembangkan media yang tepat agar proses
pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan
efisien.

GAP / kelemahan Setelah membaca jurnal, terdapat beberapa


kekurangan yang menjadi suatu kelemahan dalam
jurnal, dimana didalam jurnal tidak terdapat subjek
yang menunjukkan tujuan dan metode, karena itu
untuk dianalisis perlu ketelitian dan harus bisa
membedakan antara tujuan dan juga metode yang di
lakukan, jika tujuan dan metode dijadikan subjek
maka akan lebih mudah untuk jurnal dianalisi,
selebihnya jurnal sudah cukup lengkap dan mudah
difahami oleh pembaca.

Peluang inovasi Setelah membaca jurnal dan faham atas apa yang
di jelaskan di dalamnya sangat menjadi inovasi bagi
kita untuk para calon guru dalam memilih media
pembelajaran dan mengetahui cara pembelajaran yang
efektif di era globalisasi seperti saat ini yang sudah
jauh lebih canggih dari zaman dahulu.
Dengan begini dapat menjadi suatu pengetahuan
apa saja yang dapat digunakan dalam proses
pembelajran yang tepat, dan juga sebagai calon guru
dapat menyesuaikan bagaimana menciptakan proses
pembelajaran dengan baik dan benar karena didalam
jurnal telah lengkap di jelaskan tentang pendidikan,
media pembelajaran beserta apa saja yang seharusnya
dilakukan oleh seorang guru.

No 4
Penulis Evy Nurvitasari

Nama Jurnal (Peringkat) / Magistra : Jurnal keguruan dan ilmu pendidikan (S4)
Prosiding
Volume, nomor, tahun / tanggal Vol.5 No.1, Januari 2018.
terbit
Judul PEMANFAATAN TEKNOLIGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
SMA DI DISTRTK MERAUKE.

Tujuan Penggunaan dan pemanfaatan TIK (Teknologi


Informasi dan Komunikasi) dalam pembelajaran
memiliki peran yang sangat penting dalam kaitannya
dengan peningkatan kualitas pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan
efektifitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran
yanghasilnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
(termasuk ilmu kimia) serta kualitas para peserta didik
dalam penggunaan teknologi secara tepat dan
bermanfaat.

Metode Penelitian ini menggunakan gabungan metode


kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
sederhana digunakan saat menghitung jumlah pilihan
jawaban oleh responden terhadap pertanyaan di
kuesioner, sedangkan metode kualitatif digunakan
untuk menganalisis jawaban tertulis yang diberikan
oleh responden.

Hasil Dengan adanya penelitian ini, dapat diketahui bahwa :


1. Perangkat TIK guru kimia SMA di Distrik
Merauke berupa komputer/laptop secara pribadi
sudah dimiliki oleh semua guru, sedangkan untuk
jaringan internet pribadi sudah dimiliki oleh 47%
guru.
2. Setiap SMA di Distrik Merauke sudah memiliki
laboratorium komputer yang dapat mendukung
pelaksanaan pembelajaran kimia, meski demikian
jumlah komputer yang bisa digunakan di sebagian
besar sekolah masih terbatas. Demikian pula
dengan jumlah LCD proyektor yang terdapat di
sebagian besar sekolah juga dirasa masih kurang.
3. Sebagian besar guru kimia SMA di Distrik
Merauke sudah memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran dan juga sebagai sumber
pembelajaran. Meski demikian banyaknya kendala
yang dihadapi oleh guru kimia menyebabkan
pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran
menjadi kurang lancar dan maksimal.
4. Kendala yang dihadapi oleh guru kimia SMA di
Distrik Merauke hubungannya dengan
pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran
adalah masih terbatasnya fasilitas perangkat TIK
seperti komputer dan LCD di sebagian besar SMA
di Distrik Merauke. Jangkauan jaringan internet
yang belum merata di seluruh sekolah menjadi
salah satu faktor yang menghambat pemanfaatan
TIK dalam proses pembelajaran. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa
hubungannya dengan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran juga menjadikan pemanfaatan TIK
dalam proses pembelajaran menjadi kurang
maksimal.

GAP / kelemahan Dalam analisis jurnal hanya sedikit yang menjadi


kelemahan, yaitu tujuan menjadi satu dengan
pendahuluan, dimana tujuan di jelaskan di dalam
pendahuluan yang dijelaskan dipertengahan
penjelasan pendahuluan, tidak disendirikan menjadi
subjek tujuan itu sendiri. Sehingga pembaca atau
penganalisis bingung dalam menganalisis apa tujuan
jurnal tersebut. utuk selebihnya jurnal ini sudah bisa
dan nyaman untuk dibaca ataupun di analisis dengan
tatanan jurnal yang cukup rapi.

Peluang inovasi Setalah analisis jurnal selesai dilakukan banyak


yang dapat kita pelajari dari jurnal ini, diantaranya
kegunaan TIK, pengertian TIK dan banyak lagi
pengetahuan di dalamnya seputar tentang
pengetahuan tentang TIK.
Dalam hal ini sangat berguna untuk
mahasiswaatau oarang-orang yang masih belum
cukup detail mengetahuiapa itu TIK untuk
mempelajarinya lebih dalam dengan menerapkan
metode yang dilakukan di dalam jurnal.
Selain itu penyajian jurnal dan juga tatanannya
sudah baik membuat para pembaca minat atau tertarik
untuk membacanya.
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT

DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, M.Pfis

Nama :Amelia Firdaus

Nim :T201810029

Kelas : IPA1

Prodi :TADRIS IPA

Tgl Mengumpulkan :17 April 2020

 SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM BIDANG


PENDIDIKAN

No 01
Penulis Benjamin T.Lester, Li Ma, Okhee Lee and
Julie Lambert
Nama jurnal (Peringkat) / Prosiding International Journal of Science
Education/ Q1. SJR. 0,92 (2018)
Volume, nomor, tahun/ tanggal terbit Vol.28, No.14, 2006/ 18 Maret
Judul  Social Activism in Elementary
Science Education: A science,
technology, aand society approach
to teach global warming
 Aktivitas sosial dalam pendidikan
dasar Sains : Sains, Teknologi dan
masyarakat sebagai pendekatan
dalam mengajarkan global waring.
Tujuan Tujuan dari penelitian ialah untuk
menguji ide-ide siswa mengenai aktivitas
sosial karena masalah lingungan ini
sebagian besar disebabkan oleh aktivitas
manusia dan demikian dapat dikontrol
oleh upaya manusia tersebut. Sebagai
bagian dari penelitian intervensi
instruksional skala besar, melalui
pengujian terhadap kesadaran siswa
tentang aktivitas sosial yang melibatkan
peningkatan efek rumah kaca dan
pemanasan global.
Metode Berdasarkan penelitian, studi dilakukan di
distrik sekolah di kota besar yang berada
di Amerika dengn populasi siswa yang
sangat beragam. Penelitian menawarkan
wawasan tentang keseuaian konten Sains
untuk siswa sekolah dasar dan kelayakan
implementasinya di sekolah dasar.
Intervensi instruksional berfokus pada
unit “Planet Hidup” di kelas 5 sekolah
dasar. Unit ini memberikan pengantar
mengenai bumi sebagai planet dari
berbagai siklus dan siklus dari sistem yang
berinteraksi. Sebagai kegiatan akhir, siswa
dapat merancang pengembangan pulau,
yang menyajikan model lingkungan bagi
manusia dan organisme lain.
Hasil Hasilnya disajikan sehubungan dengan
tiga pertanyaan yang muncul dalam
penelitian meliputi, aktivitas sosial,
peryataan pendukung, hubungan antara
konten pengetahuan dan aktivisme atau
peryataan pendukung.
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa memiliki sedikit pemahaman
tentang efek rumah kaca yang
meningkatkan pemanasan global sebelum
adanya instruksi unit. Meskipun konten
pengetahuan siswa meningkat secara
signifikan pada sampel post writing,
banyak siswa yang masih mengalami
kesulitan memahami topik, bahkan setelah
diberika instruksi.
Gap/ kelemahan Meskipun penelitian ini menawarkan
wawasan tentang aktivisme sosial,
hasilnya perlu ditafsirkan dengan hati-
hati. Tanggapan siswa tentang aktivisme
mungkin telah dipengaruhi oleh penulis.
Peluang inovasi Peluang pengembangan profesional perlu
disediakan untuk guru sebagai pendidik,
mengenai pengetahuan tentang bidang
kepedulian sosial yang muncul. Instruksi
yang efektif sangat penting, sehingga siswa
menjadi sadar akan masalah sosial,
mengambil tindakan dalam memecahkan
masalah dan menjadi pemuda yang
bertanggung jawab secara sosial.
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT

DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, M.Pfis

Nama :Amelia Firdaus

Nim :T201810029

Kelas : IPA1

Prodi :TADRIS IPA

Tgl Mengumpulkan :17 April 2020

 SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM BIDANG


PENDIDIKAN

No 02
Penulis Gwyneth Hughes
Nama jurnal (Peringkat) / Prosiding Journal of Researvh in Science Teaching/
Q1 SJR. 2,87 (2018)
Volume, nomor, tahun/ tanggal terbit Vol.37, No.5 / 2020
Judul  Marginalization of Socioscientific
Material in Science- Tecnology-
Society Science Curricula: Some
Implications for Gender Inclusivity
and Curticulum Reform.
 Marginalisasi Materi Socioscientific
dalam kurikulum Sains-Teknologi-
Mayarakat: Beberapa Implikasi
untuk Inklusivitas Gender dan
Reformasi Kurikulum.
Tujuan Dalam penelitian, Kursus Salters sebagai
pendekatan yang digunakan bertujuan
untuk mengontekstualisasikan
pembelajaran Sains melalui pendekatan
yang dipimpin aplikasi yang terintegrasi.
Sesuai dengan pemikiran STS, para
penulis bertujuan tidak hanya untuk
memotivasi siswa untuk belajaran Sains
dengan membuatnya lebih kontekstual
dan relevan secara sosial, tetapi juga
untuk memberikan pandangan pada siswa
yang lebih otentik dari Sains dan untuk
berkontribusi pada pemahaman publik
yang lebih luas tentang Sains.
Metode Dalam penelitian, sebuah contoh
marginalisasi sosiosains di kelas diamati
dalam mengajar sebuah unit berjudul
Mengembangkan Bahan Bakar. Bahan
ajar untuk unit ini konsisten dengan
wacana Salters untuk memberikan
konteks terapan pada pembelajaran
kimia. Unit ini berisi kegiatan di mana
siswa diminta untuk memberikan
presentasi mengevaluasi potensi bahan
bakar yang diberikan.
Hasil Hasil yang disajikan, bahwa kerangka
dominan pendidikan Sains yang
mengistimewakan ideal rasional dan
abstrak yang meniadakan tertanamnya
aplikasi sosial, dapat menjadi sebuah
tantangan. Tidak dapat diaksesnya sains
obyektif, bebas nilai, dan dekontekstual
perlu diimbangi oleh Sains yang tertanam
secara sosial untuk menghasilkan
kurikulum yang sesuai untuk mayoritas
daripada minoritas siswa. Semakin
diterima secara luas bahwa kurikulum
STS dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dengan sains, maka akan
meningkatkan inklusivitas.
Gap/ kelemahan Di satu sisi, guru percaya bahwa Salters
tentu saja memotivasi siswa perempuan,
tetapi di sisi lain, mereka enggan
merangkul kurikulum sosiosains
sepenuhnya, karena takut mengasingkan
siswa laki-laki terbaik. Esensialisme
gender seperti ini dapat merusak prinsip
egaliter di STS, dan dalam mengajar guru
perlu menemukan cara baru untuk
mempromosikan kesetaraan gender
melalui hierarki gender.
Peluang inovasi Contoh kurikulum Salters menunujukkan
bahwa upaya untuk meningkatkan
kualitas dan aksesbilitas pendidikan Sains
melalui STS tidak mungkin berhasil tanpa
mengakhiri reproduksi simbolisme
gender,konten sosioscientific perlu
diintegrasikan sepenuhnya ke dalam
kurikulum dalam teks dan pengajaran.
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT

DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, M.Pfis

Nama :Amelia Firdaus

Nim :T201810029

Kelas : IPA1

Prodi :TADRIS IPA

Tgl Mengumpulkan :17 April 2020

 PENDIDIKAN DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI

No 03
Penulis Michalis Xenos
Nama jurnal (Peringkat) / Prosiding Computers & Education/ Q1. Sjr. 323
(2018)
Volume, nomor, tahun/ tanggal terbit 43 (2004) 345–359, 2003/ 18 September
Judul  Prediction and assesment of student
behaviour in open and distance
education in computers using
Bayesian network
 Prediksi dan penilaian perilaku
siswa secara terbuka melalui
pendidikan jarak jauh
menggunakan komputer dengan
jaringan Bayesian.
Tujuan Untuk mendapatkan penilaian peserta
didik terhadap sikap ataupun perilaku
yang didasari oleh berbagai perbedaan
faktor yang mempengaruhi progres,
persepsi perserta didik. Yang akan
memberikan pengaruh terhadap berhasil
atau tidaknya pembelajaran (kursus).
Metode Konsep yang mendasari metode yang
disajikan adalah adanya penciptaan
jaringan yang terus berkembang yang
akan mengakumulasi pengalaman di
setiap tahunnya yang diambil dari proses
pengumpulan data, analisis dan estimasi.
Jaringan diharapkan untuk berubah
secara dinamis berdasarkan input dari
hasil yang diperoleh. Dari hasil tersebut
akan dijadikan sebagai umpan balik
untuk meningkatkan NPT dan
menentukan keakuratan daari model.
Dalam kasus yang disajikan, model telah
diterapkan dalam modul INF10 dari
kursus Infromatika dengan
menggabungkan pengalaman 2 tahun
terakhir. Penerapan model ini didasarkan
pada proses memasukkan data dalam
bentuk keadaan yang ditentukan yang
disebut bukti. Jika tidak ada bukti yang
dimasukkan dalam model, maka model
tersebut memberikan estimasi
berdasarkan pengalaman tiga tahun
sebelumnya di mata kuliah Informatika.

Hasil Dari hasil yang telah disajikan, penerapan


model dalam kursus Informatika diatas,
menawarkan hasil yang sangat
memuaskan. Lebih lanjut, model ini dapat
membuktikan sebagai alat bantu dalam
mengambil keputusan dalam kondisi
ketidakpastian, terutama bila parameter
yang terlibat berjumlah besar.
Gap/ kelemahan Keefektifan model sangat erat kaitannya
dengan kualitas BN dan keakuratan nilai
yang dimasukkan dalam tabel
probabilitas. Sebeum hasil yang akurat
dan berguna dapar diperoleh, kumpulan
data anilisis harus dilakukan. Dalam kasus
di mana penilaian atau prediki harus
mempertimbangkan sangat besar jumlah
data dari berbagai sumber, seperti kasus
yang disajikan, penggunaan pemodelan
dan otomatisasi bukan lagi sekedar
keuntungan, akan tetapi hal tersebut
merupakan suatu keharusan.

Peluang inovasi Mengembangkan model berdasarkan


metode yang disajikan untuk evaluasi
materi dan metode pendidikan.
Berdasarkan model yang telah diterapkan,
memiliki keunggulan yaitu pada
modularitasnya. Ini berarti bahwa
jaringan terbatas dapat di bangun dan di
uji untuk sebagian kecil masalah dan
kemudia jarigan yang sama dapat
diperluas untuk memasukkan lebih
banyak bagian dari masalah yang sama,
sambil mengeksploitasi hasil dari
penggunaanya untuk meningkatkan nilai
dalam tabel probabilitas.
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT

DOSEN: DINAR MAFTUKH FAJAR, M.Pfis

Nama :Amelia Firdaus

Nim :T201810029

Kelas : IPA1

Prodi :TADRIS IPA

Tgl Mengumpulkan :17 April 2020

 PENDIDIKAN DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI

No 04
Penulis Riza Salar, Faruk Arici, Seyma Aciklar,
Rabia M.Yilmaz
Nama jurnal (Peringkat) / Prosiding Journal of Science Education and
Technology/ Q1. SJR. 1.04 (2018)
Volume, nomor, tahun/ tanggal terbit https://doi.org/10.1007/s10956-019-09810-x,
2020/ 02 Januari
Judul  A model for Aygmented Reality
Immersion Experiences of
University Student in Science
Education.
 Sebuah Model Imersi Augmented
Reality untuk pengalaman
Mahasiswa Pendidikan Sains.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan hubungan antara minat,
kegunaan, investasi emosional, fokus
perhatian, kehadiran dan aliran di antara
mahawasiswa Sains Universitas dalam
menggunakan teknologi AR.
Metode Dalam penelitian ini, desain korelasional.
Analisis dilakukan dengan menggunakan
struktural model persamaan (SEM).
Model persamaan struktural adalah
teknik yang digunakan untuk menguji
hipotesis tentang struktur hubungan
antara variabel yag diukur dengan
populasi tertentu.
Sampel termasuk 180 mahasiswa
Universitas Departemen Pendidikan Sains,
yang terdiri dari 32 laki-laki dan 158
perempuan. Dalam penilitian ini rincian
diambil dari penggunaan siswa terhadap
IT pribadi, metode koneksi Internet dan
apa tujuan mereka menggunakan Internet
dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya
untuk menambah tingkat keterampilan
teknologi Informasi (TI), baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam
konteks pendidikan.

Hasil Dari hasil yang telah disajikan, alasan


orang menggunakan teknologi, meliputi
kegunaan dan persepsi yang dirasakan
oleh pengguna. Manfaat ekspetasi dan
persepsi dari alat teknologi dan juga
untuk kemudahan dari penggunan
produk-produk teknologi tersebut.
Sehingga diperoleh hasil, menunjukkan
99% mahasiswa menggunakan
smartphone dan 52% dari mereka
menggunakan laptop dan pengguna
komputer 19%. Kemudahan penggunaan
perangkat seluler juga dikaitkan dengan
peningkatan motivasi dan akibatnya dapat
mengingkatkan prestasi akademik.
Selain itu, siswa juga melaporkan bahwa
penggunaan harian mereka (M=59) dan
penggunaan dalam kehidupan pendidika
(M= 3,51). Akhirnya didapat bahwa 76%
siswa menyatakan bahwa mereka
memiliki tapi tidak menggunakan AR
sebelumnya.
Gap/ kelemahan Dalam penelitian ini, siswa mungkin telah
membentuk pendapat mereka saat
mengalami efek kebaruan karena mereka
terlibat dalam kegiatan jangka pendek.
Hal ini saya anggap menjadi salah satu
keterbatasan dalam penelitian ini.
Peluang inovasi Dari fakta yang ada, bahwa siswa
sebelumnya belum menemui atau
menggunakan teknologi ini mungkin telah
menyebabkan efek baru. Fenomena ini
umumnya dikenal dengan proses
pengenalan seseorang dengan teknologi
yang baru. Fenomena ini menjadi peluang
bagi individu untuk mengembangkan
sikap positif terhadap teknologi.
TUGAS REVIEW JURNAL
MATA KULIAH SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DOSEN:
DINAR MAFTUKH FAJAR, MPFIS.

Nama : Bagus Pramono


NIM : T201810025
Kelas : IPA 1
Prodi : Tadris IPA
Tgl Mengumpulkan : 04 April 2020
No 01
Penulis Glen S. Aikenhead dan Alang Ryan
Nama Jurnal (Peringkat)/ Prosiding Science Education Assesmment Instrument
(Prosiding)
Volume Nomor, Tahun / tanggal terbit Volume 76 Nomor 5 Tahun 1992
Judul The Development of a New Instrument ; “
Views on Science Technology-Society
(VOSTS)
Tujuan Untuk menjelaskan perkembangan instrumen
penelitian siswa di sekolah menengah tentang
berbagai topik sains dan teknologi
masyarakat, serta untuk menelaah beberapa
instrumen pada siswa di sekolah menengah
tentang beberapa topik yang terkait dengan
epistemologi sains.
Metode Deskiptif
Hasil Pengembangan instrumen pada sains dan
teknologi masyarakat di sekolah menengah
memiliki perbedaan dengan instrumen yang
sudah ada. Perbedaannya terlihat pada
perspektif psikomotorik dan karakter
keduanya secara empiris. VOSTS
mengembangkan instrumen yang
mengedepankan praktek siswa, yang
kemudian dapat menyampaikan gagasannya
secara kompleks, bukan dari nilai numerik
dan toeritis saja.

Tahapan awalnya yakni menyatakan konten


VOSTS yang ditentukan oleh domain sains
teknologi masyarakat yang sesuai pada siswa
sekolah menengah yang diambil dari literatur
yang lebih baru, kemudian disusul dengan
argumen-argumen.

Selanjutnya yakni ke tahapan analisis


paragraf argumen yang disatu padukan dari
beberapa argumen lainnya, untuk dapat dapat
membedakan argumen secara umum dan
argumen yang dibenarkan dengan berbagai
konsekuensi yang didapat.

Dari sini terdapat wawancara semi-struktur


antar siswa yang saling respon terhadap
pernyataan VOSTS yang menghasilkan item
item pilihan dari berbagai sudut pandang.

Yang terakhir yakni dengan adanya survei


besar siswa untuk menetapkan data dasar,
serta mengembangkan fasilitas pengumpulan
data yang nantinya dilakukan dalam proyek
VOSTS di masyarakat.
Gap/kelemahan Kelemahannya yakni pada pengembangan
intrumen ini membutuhkan kerja sama yang
baik antar komponen yang ada didalamnya
yang mereka belum tentu mampu untuk
saling berkontribusi dan aktif satu sama lain
Peluang Inovasi Dapat mengembangkan ide dan gagasan yang
lebih bermutu dengan berbagai item, yang
dapat diterapkan di masyarakat dalam skala
besar.

No 02
Penulis Dazhi Yang, Sally J. Baldwin
Nama Jurnal (Peringkat)/ Prosiding Internasional journal of Technology in
Education and Science (Prosiding)
Volume Nomor, Tahun / tanggal terbit Volume 4 Nomer 1 Tahun 2020
Judul Using Technology to Support Student
Learning in an Integrated STEM Learning
Environment
Tujuan Untuk mengulas dan memberikan contoh
praktis dalam penggunaan teknologi, yang
digunakan untuk mendukung pembelajaran
siswa dalam lingkungan belajar STEM yang
terintegrasi.
Metode Tinjauan literatur empiris
Hasil Strategi penggunaan teknologi untuk
lingkungan pembelajaran sistem terpadu
memberikan konteks pembelajaran yang
otentik. Penggunaan lingkungan
pembelajaran otentik yang didukung
teknologi membantu meringankan beberapa
tantangan yang terkait dengan lingkungan
belajar STEM yang terintegrasi.

Pertama, siswa mampu menyelesaikan


masalah sambil mempelajari konsep-konsep
ilmiah yang mengintegrasikan penggunaan,
pembelajaran teknologi dan penyelidikan
ilmiah dengan cara yang bermutu.

Kedua, akses ke pengetahuan dalam sistem


pemodelan membantu mengatasi kurangnya
pengetahuan konten dari guru.

Ketiga, pemodelan yang didukung teknologi


sistem dapat membantu siswa memusatkan
perhatian dan memori mereka pada variabel
tertentu untuk memfasilitasi pembelajaran
yang ada dan menghindari kelebihan
kognitif.

Penggunaan teknologi dalam lingkungan


belajar STEM yang terintegrasi dapat
memperluas pengajaran dan pembelajaran
yang efektif melampaui dengan pendekatan
belajar mengajar tradisional. Mengategorikan
penggunaan teknologi memberikan konteks
otentik, menawarkan lingkungan
penyelidikan berbasis web, dan membuat
konten dapat membantu pendidik
mengadopsi strategi yang efektif untuk
mendukung dan membimbing belajar siswa
dalam lingkungan STEM terintegrasi.

Dengan menanamkan teknologi ke dalam


lingkungan belajar STEM yang kompleks,
dapat mengekspos siswa ke konteks otentik
dan memberikan peluang untuk
perkembangan keterampilan teknis yang
mengarah pada pembelajaran disiplin STEM.
Gap/kelemahan Subjek STEM membutuhkan kesabaran dan
ketekunan, dan itu merupakan sifat yang sulit
untuk dipelihara pada siswa yang terbiasa
dengan kepuasan instan.

Peluang Inovasi Dapat diterapkan pada media lain yang


mengedepankan nlai emosional yang tinggi.

No 03
Penulis Anthon Carpi
Nama Jurnal (Peringkat)/ Prosiding Journal of Chemical Education (Prosiding)
Volume Nomor, Tahun / tanggal terbit Volume 78 Nomor 12 Tahun 2001
Judul Improvement in Undergraduate science
education using web-based intructional
modules : the natural science pages
Tujuan .Untuk menguraikan penggunaan web-based
ada pembelajaran sains
Metode Kualitatif
Hasil Kapasitas web dapat menjadikan pengguna
mengontrol kecepatan dan urutan konten
yang disajikan, dan membuat lingkungan
belajar berbasis penyelidikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Dengan keunggulan ini, pendidik semakin
mengakui manfaat menggunakan web dalam
instruksi ruang kelas tradisional, untuk
meningkatkan kekuatan web dan untuk
meningkatkan pedagogi dalam kursus
pengantar sains.
Gagasan the natural science pages
digambarkan dalam format bingkai,
memberikan akses ke informasi kursus dan
pelajaran yang ditulis secara spesifik untuk
NSC 107. Bagian Info Kursus menyediakan
akses mudah ke silabus, informasi
laboratorium, informasi kontak instruktur,
dan penilaian data. Bagian Lessons
memberikan pengayaan modul yang
menjelaskan konsep-konsep ilmiah inti dan
mencakup animasi serta tautan ke situs
eksternal pelajaran dalam penemuan
penelitian.

Karena situs ini awalnya dirancang untuk


satu kelas, instruktur eksternal tidak dapat
menyesuaikan urutan pelajaran.

Sebagai hasil dari kesuksesan luas situs


halaman Ilmu Pengetahuan Alam dan untuk
memasukkan perangkat tambahan yang telah
diidentifikasi, penulis meluncurkan portal
konten web publik kelas pendidikan sains,
yang dapat diperluas secara signifikan
sumber pengajaran tradisional dengan
menyediakan materi multimedia.

Gap/kelemahan Sebagian besar instruktur tidak memiliki


pelatihan teknologi dan waktu yang
diperlukan untuk mengembangkan suplemen
kursus yang kaya konten.
Peluang Inovasi Dapat berguna sebagai media dapat mata
pelajaran IPA di sekolah.
No 04
Penulis D. W. Maharani N.R. Dewi
Nama Jurnal (Peringkat)/ Prosiding Indonesian journal of science education
(Prosiding)
Volume Nomor, Tahun / tanggal terbit Volume 4 Nomor 1 tahun 2005
Judul
Tujuan Untuk Mengetahui Pengaruh Situs Web
Pembelajaran Sains yang Berorientasi Pada
Solusi Deviance Budaya (CDS)

Metode Eksperimen dengan Posttest Only Control


Design sebagai bagian
desain Quasi-Eksperimen.

Hasil Penelitian ini didasarkan pada kelompok


eksperimen dan kelompok kontrol.
hipotesis yang diterima adalah skor rata-rata
karakter kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol. Aspek
kemandirian siswa juga diukur, yang
diperoleh melalui pengamatan.

Analisis data menunjukkan bahwa 100%


siswa dari kelompok kontrol dan eksperimen
mencapai minimum kriteria kelengkapan.
Rata-rata kelompok kontrol skor akhir adalah
83,94 sementara kelompok eksperimen
adalah 90,55. Perbedaan skor rata-rata nilai
karakter siswa menunjukkan situs web
pembelajaran sains berbasis inkuiri
diorientasikan oleh solusi penyimpangan
budaya yang efektif, untuk menanamkan
karakter siswa.
Karakter ini diharapkan terintegrasi dalam
proses pembelajaran dan menjadi solusi atas
penyimpangan budaya dalam pendidikan,
sehingga lulusan tidak hanya baik dalam
konsep intelektual tetapi juga sikap moral.

Data karakter juga berkorelasi ke situs web.


Uji korelasi dilakukan untuk menentukan
hubungan antara situs web dan karakter
siswa. Situs ini mengarah ada penanaman
nilai-nilai luhur Pancasila untuk siswa secara
pribadi.

Gap/kelemahan Integrasi pada web sulit untuk


mengedapankan nilai sosial yang terjadi.
Peluang Inovasi Dapat dikembangkan untuk penanaman
karakter siswa ada setiap kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai