Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa
golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
B. Penemuan Asam Absisat
Pada tahun 1950-an dan 1960-an pengetahuan tentang auksin, giberelin, dan sitokinin, termasuk dalam pembelahan sel dan/atau pertumbuhan sel, pasti ada juga beberapa hormone alami yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan. Hal ini diketahui seperti batang berhenti tumbuh dan dormansi pada musim gugur dan musim dingin, biji masak dormansi, daun menua, dan buah yang telah masak jatuh. Dengan demikian dibuatlah ekstrak dari beberapa bagian tumbuhan dan jaringan yang diuji untuk menghambat kuncup istirahat, perkecambahan biji, induksi IAA pada koleoptil dan menunjukkan hasil yang positif. Selanjutnya pada tahun 1963 dilakukan fraksiansi dan bioassay menyebabkan pemurnian dan kristalisasi “Abcissin II” dari buah dan daun kapas, yang menyebabkan gugurnya buah kapas dan pada tahun 1965 ditemukan “Dormin” dari daun pohon Ara (Acer pseudoplatanus). Kedua senyawa identik ini kemudian disebut dengan Asam Absisat (ABA) (Srivastava, 2001).
C. Hormon Asam Absisat
Hormon asam absisat merupakan senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin. Salah satu fungsi auksin adalah untuk memacu proses pemanjangan sel. Sedangkan salah satu fungsi dari giberelin adalah untuk mengakhiri proses dormansi pada biji yang terpengaruhi oleh asam absisat. Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif, atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas giberelin. Biji beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan lebat melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus lain untuk memicu perombakan asam abisat. Perbandingan keberadaan ABA terhadap giberelin pada suatu biji akan menentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau berkecambah (Taiz, 2010). ABA menyebabkan tanaman mengalami dormansi, dimana hal ini menguntungkan bagi tanaman tersebut apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti halnya kurangnya air tanah dan perubahan suhu pada iklim musim gugur dan musim dingin.
D. Letak Asam Absisat dan Transpornya pada Tanaman
Abscissin telah diisolasi dari berbagai tanaman. Jumlah ABA yang ditemukan pada tanaman bervariasi antar spesies dan antar organ. Misalnya. Dalam pulp buah alpukat konsentrasi ABA sebanyak 10 mg/kg. konsentrasi ABA bervariasi tergantung pada kondisi ingkungan atau organ tubuh tanaman. Dalam daun Phaseolus vulgaris, apabila mengalami stress air dalam waktu 90 menit maka jumlah ABA akan meningkat dari 15 mg/kg menjadi 175 mg/kg (Plantcellbiology). ABA seperti hormone tumbuhan lainnya terdapat dalam bentu bebas ataupun dalam bentuk terikat. Keadaan bebas dari ABA memiliki sifat aktif. Bentuk terikat dari ABA adalah konjugat dari glukosa dan turunannya. Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan parenkim baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam penutupan stomata dari akar menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar dan menuju batang dalam penghambatan penambahan panjang dan lebar batang pada tanaman. Tempat produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang, akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan dormansi. Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada sitosol, dimana disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang berada pada dinding sel. ABA pada dinding sel ini berasal dari sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini disintesis.
E. Biosintesis Asam Absisat pada Tumbuhan
F. Efek Hormon ABA
1. Dormansi Selama musim dingin di daerah subtropis, sebagian besar kegiatan fisiologis tunas aksilar dan tunas terminal ditunda yang disebut dengan masa dormansi. 2. ABA menghambat GA perantara sintesis α-amilase GA dan ABA disintesis di dalam plastid dan didistribusikan melalui jalur yang sama. Kedua hormone tersebut saling menghambat kerja fisiologis masing- masing. Ketika GA mengaktifkan sel-sel aleuron untuk menghasilkan α-amilase, ABA menghambat GA untuk merangsang sintesis α-amilase dengan cara meghambat penerjemahan mRNA. Melalui mekanisme lainnya ABA juga melepaskan asam lemak rantai pendek tertentu yang menghambat GA3 menginduksi amilosis pada endosperm dengan cara menghambat transkripsi dan translasi mRNA α-amilase. 3. Proses Penuaan ABA diketahui memulai penuaan pada daun dengan cara melepaskan hijau daun dan menjadi kuning. ABA juga meningkatkan proses respirasi. 4. Regulasi stomata Gerakan membuka dan menutup stomata ternyata melibatkan kerja dari hormone ABA. Penurunan kadar CO2 di atmosfer dan kekeurangan air, menyebabkan aktivasi ABA yang dilepaskan dari kloroplas ditemukan dalam sel penjaga. ABA membuka saluran K+, sel penjaga kehilangan K+ dan turgor, makan stomata akan menutup. Hal ini akan melindungi tanaman dari kekeringan. Ketika CO2 di atmosfer meningkat dan dan kebutuhan air terpenuhi, konsentrasi ABA pada sel penjaga menurun K+ dan turgor kembali normal sehingga stomata terbuka (Moore, 1989). Daftar Rujukan Moore, Thomas C. 1989. Biochemistry and Physiology of Plant Hormones. New York : Springer-Verlag New York Inc. http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Growth_And_Development6- Plant_Hormones-Abscissins.htm (diakses pada tanggal 24 september 2014) Srivastava, Lalit M. 2001. Plant Growth and Development Hormones and Environtment. USA : Academic Press.