Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

MEMPROSES ZAT PENGATUR


TUMBUH

Disampaikan pada:
TRAINING OF TRAINER
PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Di Balai Pelatihan Pertanian Lampung


Rabu, 29 Juni 2022

OLEH
BAMBANG HARYANTO, SP., M.Si.
NIP. 196209121986031011
Widyaiswara Ahli Utama BPP Lampung

BALAI PELATIHAN PERTANIAN LAMPUNG


BADAN PENYULUHAN DA PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022

ZAT PENGATUR TUMBUH

A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menjelaskan tentang zat pengatur tumbuh. Pada bab ini
dibahas :
1. Auksin
2. Giberelin
3. Sitokinin
4. Etilen
5. Asam absisat (ABA)

Kompetensi Khusus
Setelah berlatih peserta dapat :
1. Menjelaskan pengertian ZPT
2. Menjelaskan Peran dan Fungsi ZPT
3. Menjelaskan jenis-jenis ZPT
4. Membuat ZPT secara alami

Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan nama  fitohormon,


adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara , baik yang terbentuk secara
alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil dapat
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan
atau pergerakan tumbuhan.

Hormon tumbuhan / fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat


pengatur tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan
hormon pada hewan.  Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan  suatu tanaman.

Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT yaitu auksin (auxins),
sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan
asam absisat (abscisic acid, ABA).  Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat
positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat
mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat
merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun
secara struktural berbeda. Dalam praktik, seringkali ZPT sintetik yang dibuat
manusia lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan
usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami.  Yang jelas ZPT sintetik lebih praktis
dalam aplikasinya dan kandungan ZPT  -nya sudah diketahui dengan pasti,
berbeda dengan ZPT alami yang  belum terukur kandunganya

a. AUXIN
Auxin mampu mempengaruhi sejumlah perubahan fisikologi di dalam sel,
misalnya auxin menaikkan permeabilitasi membran plasma terhadap
bahan- bahan organik sehingga penyerapan bahan organik ke dalam sel
menjadi lebih tinggi. Pada saat yang sama auxin memacu Atpase untuk

+ - +
memecah ATP menjadi ADP + H + H2PO4 . H dikeluarkan dari sel dan

+ +
diganti oleh K . K ini memacu penyerapan air sehingga turgor naik.
Setelah beberapa saat auxin memacu sintesis RNA dan protein, sekaligus
mempengaruhi plastisitas dinding sehingga memungkinkan pembesaran
sel. Selain memacu pembentukkan RNA dan protein, auxin juga
menghambat penguraiannya. Auxin juga dapat mengaktifkan beberapa
jenis enzim.

Pengaruh auxin ditentukan oleh konsentrasinya, artinya pada


konsentrasi rendah pengaruhnya kecil, semakin tinggi akan
bertambah sampai optimum, sesudah itu akan memberi efek
menghambat.

p
e
r
t
u
m
b
Konsentrasi
u

h
a
n

Konsentrasi auxin di dalam jaringan ditentukan oleh kecepatan


sintesis dan degradasinya, serta transportnya (ke dan dari jaringan
tersebut). Prekursor auxin adalah triptofan dan degradasi auxin oleh
enzim IAA oksidase atau oleh cahaya (terutama UV).

Selain lewat floem auxin juga ditransport lewat parenkim dan


mengikuti arah basipetal. Meskipun transport auxin mengikuti arus
polar, tetapi tidak berarti bahwa kadar auxin di pangkal batang/akar
lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya enzim auxin oksidase yang
kerjanya makin aktif di bagian pangkal. Aktivitas oksidase ini diatur oleh
zat penghambat yang kadarnya tinggi di ujung rendah di pangkal.
Melalui mekanisme sistem enzim ganda ini kadar auxin dapat diatur.

Selain berperan pada pertumbuhan dan perkembangan sel, auxin juga


heran pada berbagai proses morfogenesis, misalnya dormansi apikal,
pengguguran daun buah, partenokarpi.

b. GIBERELIN
Seperti halnya auxin, peran giberelin pada tingkat sel dengan cara
mempengaruhi sejumlah proses fisiologi yang belum dapat diterangkan
secara jelas. Pada beberapa peristiwa peran giberelin itu berupa
pemacuan terhadap sintesis RNA dan protein. Dalam hal ini
terbentuknya enzim hidrolase merupakan efek giberelin yang paling
besar. Sehingga berbeda dengan auxin, giberelin mampu memacu
penguraian bahan organik cadangan misalnya pada biji yang
berkecambah atau kuncup dorman yang tumbuh kembali. Peran
giberelin terlihat nyata bila terdapat bersama dengan hormon lain,
misalnya pembentukan enzim amilase pada perkecambahan biji
merupakan kerja sama giberelin dengan sitokinin.

Giberelin juga memacu sintesis DNA yang selanjutnya DNA ini memacu
pembentangan sel. Giberelin juga mecau perubahan triptofan menjadi
auxin serta menghambat bekerjanya auxin oksidase sehingga kadar
kadar auxin menjadi lebih tinggi.

Giberelin dibuat terutama di daun muda, buah yang sedang tumbuh dan
mungkin di ujung akar. Sintesis giberelin dipacu oleh hari apnjang dan

o
temperatur 20 30 C. Giberalin dibuat dari asam mevalonat melalui
asam kaurenat. Bermacam-macam struktur molekul giberelin
ditranslokasikan lewat berkas pengangkut dan parenkim ke bagian-
bagian lain dengan cara apolar.

c. SITOKININ

Sitokinin berperan menaikkan kadar RNA dan protein pada berbagai


jaringan. Hal ini disebabkan sitokinin menghambat penguraian serta
memacu sintesis RNA dan protein, dengan mekanisme inaktivasi
alosterik terhadap RNA ase dan protease. Efek inaktivasi terhadap
penguraian RNA tidak jelas, apakah terhadap mRNA, tRNA atau
terhadap segala RNA yang ada. Pacuan terhadap sintesis RNA dan
protein juga belum jelas, diduga mengaktifkan RNA polimerase.

Pada umumnya sitokinin memacu berbagai proses metabolisme dan


pacuan terbesar berlangsung di tempat dengan konsentrasi tertinggi.
Sitokinin mempunyai efek menahan bahan organik, terutama protein
dan memacu jaringan untuk menyerap air dari sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan sintesis protein, sitokinin selanjutnya memacu


pembelahan sel.

Sitokini disintesis di akar, dengan bahan dasar purin dan disubstitusi


dengan isopentenyl (IPA = isopentenylaminopurin), sedang gugus
isopenteny dibuat dari asam mevalonat. Sintesis sitokinin dipacu oleh

0
temperatur di atas 20 c dan hari panjang, sebaliknya dihambat oleh
temperatur rendah, hari pendek dan kekurangan air. Transport
sitokinin bersifat apolar dan terutama berlangsung melalui xilem.

Pada proses morfogenes peran sitokinin yang terpenting adalah


menyebabkan dominansi apikal dan menunda proses penuaan jaringan
dan organ.

d. ETILEN

Sifat etilen yang lipofil tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap


enzim atau protein struktural dan kromosom. Diduga hanya bagian
membran plasma yang bersifat lipid tempat kerjanya sehingga
transport zat hara dan bahan organik pada membran ini berubah.
Etilen mampu menghambat transport auxin di dalam parenkim.
Proses ini menjadi penyebab terjadinya pengguguran daun dan buah.

Pengaruh etilen diduga juga berhubungan dengan persaingannya


dengan CO2 memperoleh titik ikat yang sama, sehingga etilen mampu
mempengaruhi enzim secara tidak langsung. Hal ini terlihat
misalnya terjadinya pacuan etilen terhadap aktivitas enzim
fenilalaninamoniumlyase dan selulase di zone pengguguran pada
tangkai daun. Pengaruh pemberian etilen sangat berkurang. Bila pada
saat yang sama diberikan CO2.

Karena pada proses pengguguran dan pemasakan buah terjadi


perubahan susunan enzim (kenaikan kadar enzim peroksidase, selulase
dan enzim respirasi, serta hilangnya berbagai enzim yang bekerja pada
sintesis RNA dan protein.

Etilen disintesis dari metionin, dapat terjadi selama pertumbuhan,


hanya saja jumlahnya sedikit pada awal pertumbuhan dan bertambah
banyak bila pada jaringan terdapat auxin dan absisin dalam jumlah
besar. Pada bunga dan buah sintesis etilen secara endogen bertambah
besar bila dari lingkungan terdapat etilen. Penyebaran etilen dalam
bentuk gas. Transport etilen di dalam jaringan belum jelas bentuknya,
apakah terikat dengan senyawa lain atau tidak.

e. ABSISIN (ASAM ABSISAT)

Absisin menghambat sintesis RNA karena efek alosterik. Absisin juga


memacu produksi senyawa karbohidrat yang disimpan sebagai
cadangan makanan. Absisin menghambat kerja ATPase, sehingga
transport zat hara pada membran terhambat. Termasuk di sini

+
hambatan masuknya K ke dalam sel penutup stoma, sehingga stoma
menutup. Absisin merupakan hormon yang menyebabkan tumbuhan
mampu mempertahankan diri terhadap kekeringan. Pada jaringan tua
absisin memacu sintetis etilen. Sintetis absisin dari asam mevalonat
melalui farnesilpirofosfat, berlangsung di daun yang tua atau buah
yang akan masak. Daun-daun tumbuhan yang mengalami
kekeringan menghasilkan absisin lebih banyak sehingga
stomata menutup, Transpor absisin tidak polar.
2. Pembuatan ZPT Secara Alami

A. Bawang Merah

Bawang merang mengandung hormone auxin dan giberellin sehingga


ekstrak bawang merah sangat bagus digunakan untuk merangsang
pertumbuhan akar dan merangsang proese perkecambahan biji
(memecah masa dormansi).

Cara Membuat
1. Ambil 10 hingga 15 siung umbi bawang merah ukuran sedang dan
blender sampai halus.
2. Tambahkan air bersih sebanyak 1 liter dan aduk hingga merata.
3. Larutan tersebut disaring agar terpisah dari ampasnya.
4. ZPT alami buatan sendiri siap digunakan.

Cara Menggunakan

1. Untuk stek batang


Buat larutan menggunakan 1 liter air bersih dicampur dengan
200cc ekstrak daun bawang merah. Bagian batang yang distek
direndam selama 3-5 jam, tiriskan kemudian tanam batang stek.
Bisa juga ekstrak bawang merah dioleskan pada bagian tumbuhnya
akar.
2. Untuk Cangkok Batang Tanaman
Buat larutan dari 200 cc ekstrak bawang merah dicampur dengan
air bersih sebanyak 1 liter. Oleskan larutan bawang merah pada
bagian batang tanaman yang ingin dicangkok. Bungkuslah dengan
sabut kelapa atau media tanam lainnya.
3. Untuk penyemaian benih
Buat larutan dengan menggunakan 100cc larutan ekstrak bawang
merah dicampur dengan 1 liter air hangat kuku. Rendam benih
yang ingin ditanam selama 3-5 jam di dalam larutan yang telah
dibuat. Tiriskan benih kemudian ditanam.
4. Untuk pembibitan
Buat larutan dengan menggunakan 100cc ekstrak bawang merah
dicampur dengan 100 liter air bersih. Rendam bibit tanaman yang
ingin dipindahkan selama 10 menit kemudian ditanam.

A. Rebung Bambu
Rebung bambu mengandung hormone giberelin.  Jenis bambu yang
banyak mengandung giberellin adalah bambu tali.  Sebaiknya
pengambilan rebung dilakukan pada pagi hari sebelum jam 6 atau
sebelum matahari terbit.

Cara menbuat ZPT dari rebung bamboo :


Alat     : belender, Jerigen/ Tong, Plastik dan karet gelang
Bahan    : Rebung 200 gr, taoge 100 gr, gula merah 100 gr, air kelapa,
EM4     
Cara membuat ZPT Rebung Bambu :
1. Rebung dan Taoge dicincang dan diblender hingga halus
2. Gula merah dicairkan dengan air secukupnya
3. Semua bahan dimasukan kedalam jerigen/tong
4. Tutup dengan rapat dengan plastic yang ditutup rapat
5. Plastik agak dikendorkan agar tidak pecah saat fermentasi
6. setiap pagi tutup dibuka dan bahan diaduk dan ditutup kembali
7. Setelah 7 hari saring larutan nuntuk memisahkan ZPT dengan
ampas

Cara penggunaan

 Gunakan 3 -4 sendok makan untuk 1 liter air


 Semprot ZPT pada akar, batang dan daun
 Oleskan pada titik tumbuh akat stek
 Tuangkan pada wadah Untuk  merendam benih yang ingin
cepat berkecambah
B. Bonggol Pisang
Bongkol pisang mengandung hormone sitokinin, biasanya bongkol
pisang yang digunakan adalah bongkol sisa penebangan.  Pengambilan
bongkol pisang disarankan pada sore hari.
Bahan dan alat pembuatan serta cara pembuatan ZPT pada bahan
bongkol pisang sama dengan pembuatan pada pembuatan ZPT rebung
bamboo
1. Bonggol pisang dan Taoge dicincang dan diblender hingga halus
2. Gula merah dicairkan dengan air secukupnya
3. Semua bahan dimasukan kedalam jerigen/tong
4. Tutup dengan rapat dengan plastic yang ditutup rapat
5. Plastik agak dikendorkan agar tidak pecah saat fermentasi
6. setiap pagi tutup dibuka dan bahan diaduk dan ditutup kembali
7. Setelah 7 hari saring larutan nuntuk memisahkan ZPT dengan
ampas
Cara penggunaan
 Gunakan 3 -4 sendok makan untuk 1 liter air
 Semprot ZPT pada akar, batang dan daun
 Oleskan pada titik tumbuh akat stek
 Tuangkan pada wadah Untuk  merendam benih yang ingin
cepat berkecambah

5. Taoge.
Taoge mengandung ZPT giberellin, selain mengandung  geberellin
taoge juga dapat berfungsi sebagai pupuk pelengkap cair, berikut
cara pembuatannya :

 Alat dan bahan:


•    Sayuran hijau sebanyak 1 mangkok
•    Tauge sebanyak 1 mangkok
•    Air cucian beras sebanyak 1 Liter
•    Yakult sebanyak 1 botol
•    Telur sebanyak 1 butir
•    Gula pasir sebanyak 4 sendok
•    Wadah penampungan dengan tutupnya
 Cara Membuat:
1. Langkah pertama dalam proses pembuatan ini adalah
dengan memisahkan telur antara bagian putih dan
bagian kuning telurnya. Nantinya yang akan kita
gunakan sebagai bahan pembuatan pupuk tauge adalah
bagian kuning telurnya, sisihkan terlebih dahulu.
2. Potong-potong sayuran hijau hingga menjadi beberapa
bagian kecil
3. Masukkan ke dalam mangkok bahan-bahan tersebut
seperti sayuran hijau, tauge, air cucian beras, 4 sendok
gula pasir dan yakult
4. Tambahkan kuning telur di dalamnya, kemudian
blender hingga halus dan tercampur rata
5. Aduk-aduk lalu masukkan ke dalam wadah kemudian
hingga rapat selama satu minggu penuh
6. Setelah dibuka, saring larutan tersebut hingga
endapannya tersisa, keduanya bisa dijadikan pupuk.
Cairannya bisa digunakan sebagai pupuk cair,
sementara ampas dan endapannya bisa dijadikan pupuk
padat.
6. Air Kelapa. 
Air kelapa mengandung hormon sitokinin. Untuk meningkatkan
kandungan sitokinan pada air kelapa biasanya pembuatan ZPT air
kelapa ditambahkan bahan lidah buaya.

Alat dan Bahan

 Air kelapa 500 ml


 Lidah buaya 400 gr
 Tutup Botol Molase (Tetes Tebu) atau bisa diganti dengan Gula
Merah atau Gula Pasir 50gram.
 Blender Untuk Menghaluskan Bahan (Atau boleh juga dengan
cara ditumbuk untuk menghaluskan)
 Botol Air Mineral Ukuran Besar
 MOL atau EM4

Cara Pembuatan

1. Pertama haluskan bahan menggunakan blender,


2. masukkan lidah buaya dan air kelapa kedalam blender kemudian
dihaluskan.
3. Jika menggunakan gula merah, haluskan gula merah
menggunakan air panas. Panaskan air sedikit saja, tidak lebih
dari 100ml,
4. lalu masukkan gula merah,
5. kemudian aduk sampai mencair.
6. Setelah gula merahnya dingin, masukkan kedalam campuran air
kelapa dan gula merah yang sudah diblender.
7. Aduk sampai rata, atau bisa juga dengan memasukkannya
kembali kedalam blender agar benar-benar homogen.
D. DAFTAR PUSTAKA

Neil. A. Campbell, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.


Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B Jackson. 2011. Biology

th
9

ed. Benjamin Cummings.


Postlethwait, J.H and Janet L. Hopson. 2006. Modern Biology. Holt,
Rinehart and Winston. A Harcourt Education Company.

th
Salisbury, F.B. , dan C.W. Ross. 1995. Plant Physiology, 4 . Ed.
Terjemahan
Diah R. Lukman dan Sumaryono. Jilid 3. p : 33 – 93. ITB Bandung.

Sasmitamihardja, D., dan A.Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. p :


320 –
350. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud. Jakarta.

Taiz, L and E.Zeiger. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer


Associates, Inc., Sunderland, Masschusetss

Anda mungkin juga menyukai