Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN DIABETES

MELITUS
No. Dokumen
No.Revisi
SOP Tgl.Terbit
Halaman : 1/4
UPT Tanda Tangan Kepala Puskesmas dr.Retno
Puskesmas Sawartuti,M.Kes
Kebakkramat I NIP.
197303142002122003

1. Pengertian 1. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh


hiperglikemia akibat efek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan
sekresi insulin ataukedua-duanya.
2. Petugas adalah tenaga medis atau paramedis yang bertugas di BP
Umum
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan diagnose dan terapi kasus
diabetes melitus
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang
Kebijakan Layanan Klinis di UPT Puskesmas Kebakkramat I.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa, adakah gejala
a. Polifagia
b. Poliuri
c. Polidipsi
d. Penurunanberatbadan yang tidakjelassebabnya
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, vital sign
Penurunanberatbadan yang tidakjelaspenyebabnya
3. Petugas melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk pemeriksaan
penunjang
a. GulaDarahPuasa
b. GulaDarah 2 jam PostPrandial
4. Petugas menegakkan diagnosis
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
a. Gejalaklasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir.ATAU
b. Gejala Klasik DM+Kadar glukosa plasma puasa≥126mg/dl.Puasa
diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
ATAU
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu (TTGO) >200 mg/dL (11.1 mmol/L) TTGO dilakukan
dengan standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75
gram yang dilarutkandalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhin kriteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan kedalam kelompok TGT atau GDPT
tergantung dari hasil yang diperoleh Kriteria gangguan toleransi
glukosa:
a. GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma
puasa didapatkan antara 100–125 mg/dl (5.6–6.9mmol/l)
b. TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar glukosa
plasma 140–199 mg/dl pada 2 jam sesudahbebanglukosa 75
gram (7.8 -11.1 mmol/L)
Bila didapatkan GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl yang sesuai
dengan batas diagnosis untuk diabetes, maka perlu dilakukan
pemeriksaan pada waktu lain untuk konfirmasi. Pasien hamil dengan
TGT dan GDPT dikelola sebagai DMG. Tes DMG pada minggu ke-24
– 28 kehamilan
5. Petugas melakukan penatalaksanaan
Terapiuntuk Diabetes Melitus dilakukan dengan modifikasi gaya hidup
dan pengobatan (algoritma pengelolaan DM tipe 2)
Penatalaksanaan DMG sebaiknya dilaksanakan secara terpadu oleh
spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri ginekologis, ahli diet, dan
spesialisanak.
Cara Pemberian OHO, terdiridari:
a. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap
sesuai respons kadar glukos adarah, dapat diberikan sampai
dosis optimal.
b. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
c. Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan.
d. Metformin :sebelum/ pada saat/ sesudah makan.
e. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapan
pertama.
f. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan.
g. DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau
sebelum makan.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Edukasi meliputi pemahaman tentang:
a. PenyakitDM.
b. Makn ada perlunya pengendalian dan pemantauan DM.
c. PenyulitDM.
d. Intervensi farmakologis.
e. Hipoglikemia.
f. Masalah khusus yang dihadapi.
g. Cara mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan
keterampilan.
h. Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
Perencanaan Makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:
a. Karbohidrat 45 – 65%
b. Protein 15 – 20%
c. Lemak 20 – 25%
Jumlah kandungan kolesterol disarankan< 300 mg/hari. Diusahakan
lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono
Unsaturated Fatty Acid), danmembatasi PUFA (Poly Unsaturated
Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandung anserat+ 25 g/hr,
diutamakan serat larut.
Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit). Kegiatan sehari-hari seperti berjalan
kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun, harus tetap
dilakukan.
7. Petugas melakukan rujukan dengan kriteria
a. DM dengan komplikasi
b. DM dengan kontrol gula buruk
c. DM dengan infeksi berat
d. DM dengan kehamilan
e. DM type1
8. Petugas mendokumentasikan kegiatan ke dalam rekam medis dan
aplikasi SIMPUS
6Diagram alir (bila -
perlu)

7. Unit Terkait -

8. Rekaman Historis Perubahan


Tgl Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

PENATALAKSANAAN DIABETES
MELITUS
No. Dokumen
DAFTAR No.Revisi
Tgl.Terbit
TILIK : 1/1
Halaman

Tanda Tangan Kepala Puskesmas


UPT Puskesmas dr.Retno Sawartuti,M.Kes
Kebakkramat I NIP. 197303142002122003

URAIAN TUGAS DILAKSANAKAN


YA TIDAK
1. Apakah petugas melakukan anamnesa?
2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik, vital sign?
3. Apakah petugas melakukan rujukan internal ke laboratorium untuk
pemeriksaan penunjang?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosis?
5. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan?
6. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi?
7. Apakah petugas melakukan rujukan dengan kriteria?
8. Apakah petugas mendokumentasikan kegiatan ke dalam rekam
medis dan aplikasi SIMPUS?
TOTAL

CR : …………………………%.
Kebakkramat ,……………………..

Pelaksana / Auditor

(……………………..)

Anda mungkin juga menyukai