Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Irma Mahasiswi yang Dideportasi

Turki
Dalam dua hari terakhir, Densus 88 menangkap lagi lima terduga teroris di Jawa Timur.

Yovinus Guntur & Tria Dianti


Tulungagung & Jakarta
2018-05-30

 Berbagi
 Komentar
 Email

Seorang warga memperlihatkan foto Irma Novianingsih melalui handphone di Tulungagung, Jawa Timur, 29 Mei
2018.
 Yovinus Guntur/BeritaBenar
Wajah Mujiatin (50) dan Riyadi (47) sembab ketika menerima BeritaBenar di rumahnya yang terletak di Kecamatan
Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), Selasa, 29 Mei 2018.

Mereka tak percaya kalau putrinya, Irma Novianingsih (24), dideportasi Pemerintah Turki karena disebut ingin ke
Suriah untuk bergabung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Irma bersama empat perempuan lain dan tiga anak yang masing-masing berusia 3, 9, dan 12 tahun, tiba di tanah air
pada 24 Mei lalu. Kini, mereka masih diperiksa Densus 88 di Jakarta.

“Kami masih syok, mendengar kabar ini,” ujar Riyadi, yang menolak difoto.

Sejak kabar Irma dideportasi dari Turki, rumah mereka didatangi polisi dan TNI. Keduanya dimintai keterangan dan
petugas juga memeriksa rumah, termasuk buku bacaan Irma.

Menurut Riyadi, Irma tidak pernah pulang ke rumah sejak Juni 2017 setelah pamit pergi ke Kalimantan untuk menjadi
guru.

“Kami tidak tahu kalau Irma pergi ke luar negeri,” tutur Mujiatin.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan Irma dan tujuh
deportan lainnya dideportasi sebelum masuk ke Suriah.

“Sudah diserahterimakan kepada Densus 88 untuk didalami,” katanya.

Menurut data Kemlu, sejak 2015 terdapat 492 WNI yang dideportasi dari Turki.

“Sebagian besar belum pernah ke Suriah karena ditangkap di perbatasan,” jelas Iqbal.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, saat dikonfirmasi BeritaBenar menyatakan Densus 88 punya waktu
seminggu untuk melakukan pemeriksaan.

“Kami belum dapat info apakah mereka terlibat ISIS atau tidak. Mereka sedang diperiksa, nanti dilihat sesuai saksi-
saksi, baru nanti diproses,” jelasnya.

Mengenal Irma

Dugaan keterlibatan Irma di jaringan ISIS mengagetkan orang-orang yang dekat dengannya karena perempuan
berjilbab tanpa cadar ini dikenal baik pada tetangga.

“Anaknya pendiam dan tidak ada yang mencurigakan. Kami hanya dengar kabar dia pamit pergi ke Kalimantan untuk
menjadi guru les,” ujar Agus, seorang tetangga.

Tapi di kampus, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Tulungagung itu, dikenal hanya bergaul
dengan teman dekatnya saja.

“Irma, pribadinya tertutup dan selalu mengenakan baju gamis, kerudung lebar dan besar,” kata seorang mahasiswa,
Agus Ali Mashuri.
Ali mulai curiga dengan aktivitas Irma sejak awal 2017 ketika mendengar kabar Irma mengajak “teman-temannya
untuk latihan memanah.”

“Saya sudah sampaikan ini ke kampus, namun tidak ada tindakan selanjutnya,” ujarnya.

Pembantu Rektor III IAIN Tulungagung, Abad Badruzzaman, mengatakan Irma sudah tidak aktif kuliah sejak awal
semester VII tahun ajaran 2017.

“Statusnya bisa dinyatakan nonaktif atau DO (drop out),” katanya, seraya menambahkan bahwa data kepolisian
identik dengan database kampus.

Awal perkuliahan dijalani Irma dengan normal. Konsistensi Irma berlanjut hingga semester V. Tapi, memasuki
semester genap tahun ketiga, Irma mulai sering tidak masuk kelas.

“Nilai akademik Irma, selama ini dikenal bagus karena IPKnya rata-rata di atas 3,00,” jelas Kasubbag Humas IAIN
Tulungagung, Tadjudin.

Pembinaan

Mira Kusumarini dari C-SAVE (Civil Society Against Violent Extremism), sebuah lembaga yang mendampingi
deportan, menilai pemerintah belum mempunyai prosedur yang jelas dalam menghadapi deportan
dan returneesehingga menghambat program rehabilitasi.

“Memang pemerintah belum siap dengan fenomena gerakan ISIS. Dulu, mereka (deportan) kalau terbukti diproses,
kalau tidak ya sudah. Namun sekarang dilihat juga kalau mereka ada anggota keluarga, anak istri sebagai pengikut,”
katanya kepada BeritaBenar.

Mira mencatat, sejak 2017 hingga Maret 2018, ada 233 orang yang dideportasi dari berbagai negara, mayoritas dari
Turki. Sebanyak 18 di antaranya adalah yang kembali dari Suriah (returnee) dan telah ditangani oleh Densus 88.

“Mereka mayoritas keluarga kombatan. Istri dan anak,” ujarnya, “mereka sudah terdoktrin. Tapi kami positif. Walau
pemikiran mereka radikal tapi masih punya nilai berempati dengan teman dan senang bermain.”

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, mengatakan pihaknya yang
bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait siap membina para deportan

"Kita lakukan pembinaan, seperti wawasan kebangsaan, kemandirian, keagamanan. Secara terus menerus kita
lakukan dengan menghadirkan pakar psikologi," katanya.

Penangkapan

Sementara itu, pasca serangan bom bunuh diri pada 13 dan 14 Mei lalu di Surabaya, Densus 88 Antiteror terus
melancarkan operasi.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombe. Pol. Frans Barung Mangera mengatakan Densus 88 telah menangkap empat
terduga teroris di lokasi terpisah di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa petang.
“Mereka ditangkap tanpa perlawanan. Salah satunya adalah oknum PNS,” kata Frans, seraya menambahkan bahwa
tim Densus 88 juga menyita sejumlah barang bukti antara lain laptop, pipa, telepon seluler, dan beberapa barang
lain.

Tim Densus 88 juga menangkap pria berinisial IB saat berada di sekitar Masjid Darussalam di Desa Tropodo,
Kecamatan Waru, Sidoarjo pada Rabu siang.

Frans menyebutkan, total 31 terduga teroris yang ditangkap di Jatim sejak teror 13 Mei lalu. Selain itu, empat orang
tewas ditembak karena melawan petugas saat ditangkap.

Berita relevan

 Polisi Masih Buru Guru Pelaku Bom Surabaya


 Pejabat Otorita Batam Divonis 3 ½ Tahun
 Mantan Pejabat Otorita Batam Sebut Bergabung ISIS karena Desakan Anak
 Simpatisan ISIS Dihukum 4 Tahun Penjara
 AS Lancarkan Serangan Udara di Suriah saat Pemimpin ISIS Indonesia Dinyatakan Tewas
 Densus 88 Polri Tangkap Terduga Penyalur Teroris di Kalimantan Utara
 Organisir Penyeludupan Senjata Selama Dipenjara, Saeful Divonis 2 Tahun
 Polri Yakini Masih Ada 343 WNI Bergabung ISIS
 3 Deportan ISIS Ditahan, 15 Lainnya Dipulangkan
 Kesaksian Deportan Suriah yang Tertipu ISIS

Anda mungkin juga menyukai