884 - Penuntun Klinik FKG
884 - Penuntun Klinik FKG
Buku penuntun praktikum ini dibuat sebagai pedoman mahasiswa untuk melaksanakan kepaniteraan
klinik di RSGM.
Setiap topik menjelaskan tahapan kerja dengan rinci dan mudah dimengerti serta disusun dengan ilustrasi
gambar sehingga dapat membantu mahasiswa melaksanakan praktikum pada penderita di klinik. Mahasiswa
diharapkan dapat memahami isi buku penuntun parktikum ini untuk meningkatkan keterampilan sehingga
akan menunjang keberhasilan perawatan pada penderita di klinik.
Sebelum bekerja mahasiswa wajib membaca dan memahami isi dari buku penuntun praktikum ini agar
dapat melakukan diagnosis, rencana perawatan dan perawatan dengan tepat dan baik di bawah bimbingan
instruktur.
Semoga buku penuntun praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa selama
bekerja di RSGM.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vii
Bab I
Kepaniteraan Klinik Prostodonsia
EDITOR:
Dr. Nike Hendrħantini, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)
KONTRIBUTOR:
Dr. Sherman Salim, drg., MS., Sp.Pros(K)
Prof. Dr. Utari Kresnoadi, drg., MS., Sp.Pros(K)
Eha Djulaeha, drg., MS., Sp.Pros(K)
Rostiny, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)
Soekobagiono, drg., MS., Sp.Pros(K)
Wahjuni Widajati, drg., MS., Sp.Pros(K)
Hanoem Eka Hidayati, drg., MS., Sp.Pros(K)
Sukaedi, drg., MS., Sp.Pros(K)
Adi Subianto, drg., MS., Sp.Pros(K)
Michael Josef Kridanto K, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)
Harly Prabowo, drg., M.Sc., Ph.D., Sp.Pros
Agus Dahlan, drg., MS., Sp.Pros
Hary Laksono, drg., M.Kes., Sp.Pros
Bambang Agustono, drg., M.Kes., Sp.Pros
Mefina Kuntjoro, drg., M.Kes., Sp.Pros
Maretaningias Dwi Ariani, drg., M.Kes., Ph.D
Ratri Maya Sitalaksmi, drg., M.Kes., Sp.Pros
Imam Safari Azhar, drg.
1
BAB I
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
PROSTODONSIA
DESKRIPSI MATA AJAR PRAKTIKUM Peralatan dan Instrumen yang Diperlukan dalam
Pembuatan GTSL
Materi praktikum klinik Prostodonsia ini diberikan
a. Alat diagnostik (kaca mulut, sonde, pinset,
kepada mahasiswa yang melaksanakan kerja di klinik
excavator)
dengan melakukan Indikasi Perawatan Gigi Tiruan
b. Sendok cetak untuk mencetak rahang bergigi
(IP), Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL), Gigi Tiruan
c. Bunsen brander
Lengkap (GTL), Gigi Tiruan Tetap (GTT), GTT Phantom
d. Pisau malam dan pisau gips model
serta cara mereparasi gigi tiruan akrilik yang patah.
e. Alas kerja
f. Glass plate
g. Mikromotor
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
h. Artikulator
Setelah mengikuti praktikum klinik Prostodonsia i. Surveyor
mahasiswa FKG UNAIR mampu melakukan indikasi j. Bur dan Stone, Stright Handpiece dan Contra Angle
perawatan dan semua jenis perawatan penggantian
gigi pada pasien dengan baik dan benar. Bahan-Bahan
a. Modelling wax
b. Green stick
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) c. Akrilik resin self curing
d. Spiritus
Setelah mengikuti praktikum klinik Prostodonsia
e. Bahan cetak hidrocolloid irreversible dan
mahasiswa FKG UNAIR mampu melakukan Indikasi
elastomer
Perawatan Gigi Tiruan (IP), Gigi Tiruan Sebagian
f. Gigi artifisial
Lepasan (GTSL), Gigi Tiruan Lengkap (GTL), Gigi
g. Gips tipe I dan II
Tiruan Tetap (GTT), GTT Phantom serta cara mereparasi
h. Kawat klamer
gigi tiruan akrilik yang patah.
Melakukan Pemeriksaan:
a. Ekstraoral: Profil wajah, bentuk wajah, mata,
MACAM PERAWATAN PROSTODONSIA
hidung dan telinga, bibir.
I. Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan b. Intraoral: vestibulum, frenulum, relasi rahang,
(GTSL) bentuk ridge, bentuk palatum, torus maksila, tuber
II. Perawatan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) maksila, torus mandibula, retromylohyoid, lidah,
III. Perawatan Gigi Tiruan Tetap (GTT) saliva.
Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Melakukan Pemeriksaan Laboratorium Rutin dan
(GTSL) Penunjang:
Laboratorium: darah lengkap bila diperlukan, x-ray
Persiapan Pasien
foto panoramik dan sefalometri bila diperlukan.
a. Pasien didudukkan pada dental chair bersandar
pada back rest dengan posisi rileks
b. Memasang alas dada pada pasien Melakukan Perawatan Pendahuluan
c. Menyiapkan instrumen yang diperlukan a. Bila diperlukan dilakukan konsultasi ke
d. Posisi pasien pada dental chair yaitu tinggi mulut departemen lain, misalnya: konservasi, bedah
pasien setinggi siku operator mulut, periodontia, ortodonsia.
b. Membuat rest seat
Memberikan Penjelasan kepada Pasien dan Informed Rest seat yang dibuat pada gigi anterior/
Consent premolar, panjangnya setengah dari jarak mesio
distal gigi tersebut dengan kedalaman sesuai
3
dengan diameter klamer yang digunakan cetak rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)
(0,8 mm). sesuai dengan ukuran rahang pasien
Rest seat yang dibuat pada gigi molar, d. Bahan cetak alginat dicampur dengan air sesuai
panjangnya sepertiga jarak mesio distal gigi dengan takaran aturan pabrik kemudian diaduk
tersebut dengan kedalaman sesuai dengan sampai homogen kemudian diletakkan pada
diameter klamer yang digunakan (0,8 mm). sendok cetak RA
c. Membuat lintas klamer e. Posisi garis Camfer pasien (tragus ala nasi) sejajar
Dibuat pada interdental dengan kedalaman lantai untuk mencetak RA
sesuai dengan diameter klamer yang f. Tunggu sampai bahan cetak alginat setting
digunakan (0,8 mm) g. Melepas cetakan alginat RA dari rahang pasien
d. Membuat guiding plane dengan gerakan sejajar (jangan terlalu banyak
e. Pengasahan Oklusal/insisal gerakan mengungkit)
h. Hasil cetakan RA dicuci di bawah air mengalir
Pemilihan Sendok Cetak (Air PDAM)
Sendok cetak dipilih sesuai dengan ukuran rahang i. Ulangi tahap di atas untuk mencetak RB, dan pada
pasien (RA-RB), yaitu jarak antara gigi dan tepi sendok tahap pencetakan RB perintahkan pasien untuk
cetak ± 4 mm, ini bertujuan untuk memberi ketebalan menjulurkan lidah
pada bahan cetak alginat supaya tidak patah (baik j. Apabila hasil cetakan telah memenuhi kriteria
pada RA/RB). yang telah ditentukan, maka dilakukan pengisian
dengan gips tipe II
Posisi Pasien pada Waktu Dicetak k. Aduklah gips tipe II dicampur dengan air (sesuai
RA: Garis tragus alanasi (garis Camper) sejajar aturan pabrik) kemudian lakukan pengisian
lantai. hasil cetakan di atas vibrator dilanjutkan dengan
RB: Bidang oklusal gigi RB sejajar lantai pembuatan basis model
Tujuan posisi ini adalah untuk mencegah bahan cetak l. Setelah gips mengeras, keluarkan hasil cetakan
tidak mengalir ke distal sehingga mengakibatkan dari sendok cetak, rapikan model serta lakukan
pasien muntah. trimming pada basis model
Mencetak Pasien untuk Model Pembahasan Catatan: Pada kasus klas III Kennedy dan klas IV
Mengaduk bahan cetak alginat Kennedy Sadel pendek tidak memerlukan sendok
a. Air sesuai aturan pabrik dimasukkan ke bowl cetak perorangan (individual tray).
b. Powder alginat sesuai aturan pabrik, dituangkan
ke dalam bowl yang sudah diberi air. Pembuatan Sendok Cetak Perorangan
c. Masa alginat dalam bowl diaduk dengan spatula a. Sendok cetak perorangan dibuat pada kasus klas
dengan cara menekan pada dinding bowl. I, II dan IV Kennedy sadel panjang menggunakan
Catatan: material autopolimerisasi konvensional
Bila menginginkan adonan tidak segera mengeras b. Siapkan model anatomis (diagnostik), malam
gunakan air es (untuk memperlambat pengerasan model (modelling wax) 1 lembar (dibagi untuk RA
alginat) & RB), pisau malam, pisau model, bunsen burner
d. Meletakkan adonan alginat tersebut pada sendok dan pemantik api dan bahan separasi (CMS)
cetak (RA-RB). c. Perhatikan model anatomis. Apabila terdapat
e. Masukkan sendok cetak beserta adonan alginat ke undercut yang cukup besar, lakukan block out
dalam mulut pasien, atur posisi sendok cetak di dengan modelling wax pada undercut tersebut.
mana median sendok cetak sesuai dengan median d. Pembuatan outline pada model anatomis dengan
pasien. memperhatikan anatomical landmark. Outline dibuat
pada daerah yang tidak bergigi dan daerah yang
Tahap pencetakan pendahuluan/cetakan anatomis. bergigi. Outline sendok cetak perorangan 2 mm
Siapkan sendok cetak (stok tray) sesuai ukuran rahang diatas (under extended) garis Outline yang telah
pasien. dibuat. Gambar stopper pada model anatomis
a. Operator memakai sarung tangan karet dan berbentuk persegi panjang dengan lebar 4 mm
masker (RA lebih ke labial/bukal RB lebih ke lingual)
b. Alat-alat yang digunakan harus steril (kaca mulut, e. Modelling wax dilunakkan diatas api kemudian
sonde, pinset, sendok cetak) diaplikasikan sesuai Outline yang telah digambar
c. Pasien didudukkan pada dental chair pada model anatomis
Pasien disuruh berkumur dan cobakan sendok f. Lakukan pemotongan tepi modelling wax 2 mm
di atas/lebih rendah (under extended) dari Outline
g. Monomer dan polimer resin akrilik autopolimerisasi posisi sendok cetak perorangan dan lakukan
konvensional disiapkan. muscle trimming, tunggu sampai bahan cetak setting
h. Monomer dan polimer resin akrilik diaduk sampai kemudian keluarkan dari mulut pasien.
kondisi dough stage kemudian perlahan-lahan b. Lakukan penuangan dengan gips tipe II pada hasil
diletakkan pada permukaan modelling wax dengan cetakan untuk mendapatkan model kerja
bantuan spatula semen dan bentuk sesuai dengan
modelling wax yang merupakan alas dari sendok
cetak perorangan.
i. Aduk sedikit resin akrilik autopolimerisasi hingga
mencapai dough stage kemudian buatlah pegangan
sendok cetak dengan ketebalan 3 mm, panjang 8
mm dan tinggi mencapai 8 mm.
j. Basahi regio yang akan dilekatkan dengan cairan
monomer kemudian lekatkan adonan pada sendok
cetak dan sesuaikan agar tidak mengganggu
pergerakan bibir pasien.
k. Setelah resin akrilik mengeras, lepaskan dari model
anatomis kemudian sesuaikan dan haluskan area
yang permukaannya kasar dan sekiranya akan Gambar hasil cetakan fungsional GTSL
mengganggu kenyamanan pasien. Poles hingga
permukaannya halus. Sesuaikan sendok cetak Melakukan Survey dan Block Out
perorangan dengan kondisi dalam mulut pasien a. Menyiapkan alat surveyor
(lebih rendah 2 mm dari batas mukosa bergerak b. Letakkan dan fixasi model kerja pada survey table
dan tidak bergerak). dari surveyor
l. Pembuatan border molding untuk menentukan c. Posisikan bidang oklusal model sejajar bidang
batas mukosa bergerak dan tidak bergerak dengan horisontal surveyor (horizontal tilt)
menggunakan green stick compound. Potonglah d. Pasang analyzing rod pada lengan surveyor
spacer malam 2mm dari batas sendok cetak e. Deteksi gigi yang akan digunakan sebagai
perorangan untuk tempat bahan border moulding penjangkar (ada/tidak undercut pada gigi tersebut
(green stick compound). Lakukan gerakan border pada posisi ini)
moulding secara aktif (dilakukan pasien) dan pasif f. Ganti posisi kemiringan model bila tidak terdapat
dilakukan operator untuk mengaktivasi otot-otot undercut ke posisi lain seperti anterior tilt, posterior
pengunyahan, otot pembuka dan penutup mulut tilt, maupun lateral tilt (sampai ditemukan
(muscle triming). undercut)
g. Ganti analizing rod dengan carbon marker atau
Persiapan pencetakan fungsional pensil H2
a. Setelah border moulding, spacer malam pada sendok h. Bentuk ujung carbon marker meruncing pada satu
cetak perorangan dihilangkan, jangan sampai sisi
merusak hasil border moulding, aduk bahan cetak i. Gerakan carbon marker pada dinding/bidang axial
elastomer sesuai petunjuk pabrik dan cetakkan yang akan disurvei dengan cara menggerakkan
ke dalam mulut pasien dengan memperhatikan
Pembuatan Klamer
Bagian-bagian klamer terdiri dari lengan retensi,
bracing dan support
a. Lengan klamer bagian retensi:
Terletak pada bagian bukal dan palatal/lingual
gigi di bawah keliling terbesar dari garis
survey (undercut)
Ujung lengan klamer tidak boleh menekan
atau menyentuh gigi sebelah Gambar GTSL Akrilik Rahang Bawah
Tidak boleh menyentuh gingival
Ujung lengan klamer dibulatkan Pasang Coba GTSL Akrilik
b. Bracing terletak di atas keliling terbesar garis a. Siapkan GTSL yang telah dibersihkan/dicuci
survey b. Masukkan dalam mulut pasien
c. Support dapat berupa oklusal rest atau bagian c. Periksa:
klamer yang melalui interdental Oklusal rest pada tempatnya
Panjang rest oklusal 1/3 mesio distal gigi Lengan retentif klamer terletak di bawah
abutment molar, pada gigi anterior atau undercut gigi penyangga dan menempel pada
premolar panjang rest oklusal 1/2 jarak dinding aksial permukaan gigi
mesiodistal gigi tersebut. d. Basis tidak overextended
e. Ada/tidaknya kontak prematur yang di cek dengan
Menyusun Gigi menggunakan kertas artikulasi
a. Susun anasir gigi di atas puncak ridge
b. Anasir gigi harus kontak dengan gigi sebelahnya Selective Grinding dalam Mulut
dan gigi lawan Dilakukan bila terdapat kontak prematur
Tahapan Selective Grinding:
Pasang Percobaan GTSL Malam a. Cek oklusi dengan gigi lawan menggunakan
Yang perlu diperhatikan: kertas artikulasi. Bila ada spot tebal, berarti daerah
a. Estetik pasien (bentuk dan warna gigi) tersebut premature kontak.
b. Oklusi sentrik b. Lakukan grinding dengan stone pada daerah yang
c. Artikulasi (bila perlu) ada spot tebal dengan mengurangi bidang miring
dan memperdalam sulcus.
Kontur Akhir c. Lakukan oklusi ulang dengan kertas artikulasi
a. Kontur gingiva sama seperti kontur gingiva gigi sampai spot yang sama tebal baik gigi asli maupun
sebelah anasir gigi tiruan.
b. Permukaan malam halus dan mengkilap
Lakukan dalam gerakan oklusi dan artikulasi
Proses Akrilik
Insersi GTSL
Yang harus diperhatikan:
a. Pasien yang telah memakai GTSL yang lama
a. Basis akrilik tidak porus
dilepas minimal 24 jam sebelum insersi GTSL
b. Akrilik denture base yang digunakan standart
yang baru.
atau high impact
h i i d h b
Gambar pengasahan gigi pada setengah bagian
oklusal dan functional cusp
EDITOR:
Dr. I.B Narmada, drg., Sp.Ort(K)
KONTRIBUTOR:
Alida , drg.,MKes.,SpOrt
Dr. I Gusti Aju Wahju Ardani, drg.,MKes.,SpOrt(K)
Dr. Ari Triwardhani,drg.,MSc.,SpOrt(K)
Prof. Thalca Hamid,drg.,MPEd.,SpOrt(K).,PhD
Jusuf Sjamsudin, drg., Sp.Ort(K)
21
BAB II
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK ORTODONTI
23
dinstruksikan oklusi sentris, dan hasil penetapan gigit 5. Mengisi foto copy status dengan lengkap
diletakkan pada model studi. Catatan: apabila AK sudah selesai maka isian
Penetapan garis median model gigi geligi berimpit dipindahkan ke dalam status asli.
dengan garis tengah wajah yaitu titik glabela, Subnasale,
dan dagu (dalam keadaan normal). Kemudian Cara menunjukkan pasien ke instruktur
dilanjutkan membuat garis median model rahang Mahasiswa mempersiapkan pasien duduk di dental
atas melalui rugae palatina mediana, tengah dari fovea chairunit dan kelengkapan lain, sebelum memanggil
palatini kemudian menyambung sampai permukaan instruktur karena kesiapan ini akan mempengaruhi
atas model. Menandai oklusi gigi geligi model bagian penilaian (lihat penilaian DOPS dan Mini-Cx).
posterior di regio posterior kiri dan kanan. Pada
akhirnya model siap diberi basis modeldengan gips Tata cara rujukan
lunak (warna putih). Beberapa rujukan yang biasa dilakukan adalah sebagai
berikut:
Model studi dan model progres a. Rujukan untuk pencabutan gigi.
Model studi adalah replika gigi-geligi pasien b. Rujukan untuk dilakukan tumpatan.
terbuat dari gibs biru, yang dibuat sebelumdimulai c. Rujuka n u nt uk dilakuka n perawata n
perawatan. Model Progres dibuat apabila mahasiswa periodontal.
sudah selesai menjalankan klinik profesi ortodonti d. Rujukan untuk perawatan dan atau pemeriksaan
sebagai evaluasi keberhasilan perawatan ortodonti. jaringan lunak(stomatitis/sariawan).
Pembuatan Model Progress dilakukan untuk kedua e. Rujukan untuk menunjang klinik (pemeriksaan
pasien pada minggu ke 57. Beberapa syarat yang harus radiologi).
dipatuhi dalam membuat model studi dan model
progres adalah gambaran anatomi rahang atas dan Membuat Peranti Ortodonti Lepasan (POL)
bawah baik dan jelas (seperti syarat mencetak). Cetak Mahasiswa boleh mengerjakan POL sendiri atau
model progress tidak mendapatkan nilai, tetapi harus mengirimkan ke Laboratorium. Beberapa tahapan
disetujui oleh instruktur dan ditanda tangani didalam pekerjaan Laboratorium yang harus mendapatkan
rekam medik ortodonti. Model studi studi dan progres persetujuan (tanda tangan) dosen instruktur adalah:
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Gambar 1).Setiap selesai pembuatan komponen pasif dan
1 dan 2). aktif (cengkeram Adams, pegas dll); 2).Setiap selesai
Permukaan basis model rahang atas dan bawah pengisian danpemulasan lempeng akrilik dari POL.
Model Studi dan Progres tertulis secara berurutan:
Nomor Rekam Medik, Nama Pasien, Jenis Kelamin, Insersi POL
Umur, Nama Operator, Tanggal Mencetak, Pasien ke- Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat insersi
1 atau 2, Hari Kerja Model ke I atau ke II dst. (sesuai POL:
gambar 2). 1. Mahasiswa sudah mendapatkan persetujuan
Model studi dan progress disimpan dalam kotak instrukturnya (tanda tangan) bahwa POL sudah
dos berbentuk persegi panjang dan diberi label baik selesai dibuat dan memenuhi syarat untuk siap
permukaan atas maupun samping bagian lebar dos diinsersikan ke pasien.
(sesuai gambar 3) 2. Insersi POL berarti: retentif dalam mulut pasien
dan komponen kawat serta lempeng akrilik tidak
Analisa kasus (AK) menghalangi gigi yang akan erupsi.
Mahasiswa diwajibkan mengisi status pasien ortodonti
(medical record) telah disediakan oleh SPMS Instruksi pemakaian POL
Ortodonti dengan lengkap dan benar. Beberapa hal yang harus diinstruksikan ke pasien
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh adalah:
mahasiswa sebelum melakukan tahap AK dengan 1). Cara memakai dan melepas POL ke dalam mulut
instruktur yang sudah dipunyai adalah sebagai oleh pasien;
berikut : 2). Peranti Ortodonti Lepasan harus digunakan selama
1. Model studi sudah disetujui oleh instruktur jarum jam berputar (24 jam);
2. “Informed Concent” sudah ditandatangani oleh 3). Cara membersihkan POL;
orang tua/wali pasien dan instruktur. 4). Cara menjaga kebersihan rongga mulut (sikat
3. Foto intra oral dan ekstra oral pasien sudah gigi).
lengkap dan baik sesuai standar yang sudah
ditentukan) Cara melepas dan memakai POL
4. Foto panoramik atau foto periapikal, Operator memberikan penjelasan tentang tata cara
sefalometri,atau lainnya bila diperlukan pemakai dan melepas POL ke pasien di depan cermin.
Tabel 1. Pembobotan masing-masing aktivitas kerja klinik Penilaian Klinik Profesi Ortodonti
No. Komponen Bobot Tahap kerja Nilai kelulusan mahasiswa di klinik profesi ortodonti
I Keterampilan 1 Mencetak rahang atas didasarkan pada nilai di setiap aktivitas mahasiswa
dan bawah yaitu: aktivitas klinik, kemajuan hasil perawatan,
Insersi POL dan ujian profesi. Prosentase setiap penilaian pada
Aktivasi POL Tabel 4.
0,75 Reparasi POL
II Penguasaan 1,25 Analisa Kasus
Persiapan dan ujian profesi
Teori Mahasiswa sudah mengumpulkan model progres pada
Kontrol
minggu ke-56 sebelum masa klinik ortodonti berakhir.
Ujian profesi akan dijadwalkan setelah dilakukan
dalam setiap periode kerja klinik dapat dilihat pada penilaian aktivitas klinik dan progres dan kemudian
Tabel 1. dinyatakan lulus sementara. Mahasiswa mendapatkan
Bobot tersebut akan dikalikan dengan nilai yang kesempatan untuk ujian profesi paling banyak dua kali.
diperoleh mahasiswa. Khusus untuk nilai insersi POL,
hanya memperoleh satu nilai yaitu untuk insersi POL
rahang atas dan atau bawah (sesuai dengan rencana
Tabel 2. Aktivitas kerja Klinik Profesi Ortodonti setiap Periode dan diakhir Periode
Penilaian selama kerja di Klinik Profesi Ortodonti I, II, dan III, didasarkan pada penilaian ‘ketrampilan’dan
‘teori’ adalah sebagai berikut : (Lihat tabel 2)
1. Nilai Klinik Profesi Ortodonti I: Seluruh nilai dari penguasaan ketrampilan dibagi 4 dannilai kemampuan
teori dibagi 1. Kemudian kedua nilai tersebut dijumlah dan dibagi 2.
2. Nilai Klinik Profesi Ortodonti II: Penguasaan ketrampilan dibagi 5 sedang kemampuan teori dibagi 2.
Karena mahasiswa harus mengerjakan dua pasien, maka kedua nilai dari dua pasien dijumlah dan dibagi
2.
3. Nilai Klinik Profesi Ortodonti III: Penguasaan ketrampilan dibagi 5 sedang kemampuan teori dibagi 2.
Karena mahasiswa harus mengerjakan dua pasien, maka kedua nilai dari dua pasien dijumlah dan dibagi
2.
4. Apabila Syarat kelulusan klinik profesi ortodonti tidak dapat dipenuhi, maka mahasiswa diwajibkan
menjalankan perpanjangan Klinik Profesi Ortodonti IV sampai nilai mencukupi (dari dua pasien).
5. Khusus untuk Mini-Cx dan DOPS disediakan lembar penilain tersendiri.
6. Mini-Cx boleh memilih dilakukan pada saat analisa kasus atau kontrol.
Catatan :
1. Mahasiswa diijinkan mengerjakan pasien ke-duanya dari pasien transfer (bila ada) atau pasien baru.
2. Ortodonti II mempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.
3. Ortodonti III mempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.
4. Ortodonti IVmempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.
Tabel 11. Jadwal Kegiatan dalam mempersiapkan “Ujian Profesi Klinik Ortodonti”
MINGGU KE- (Ortodonti III)
No. AKTIVITAS
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
1 aktivasi klinik berakhir
2 mencetak model progres
3 mencetak model progres
4 mengumpulkan model progres
5 mengumpulkan model progres
6 evaluasi progres oleh instruktur
7 evaluasi progres oleh instruktur
8 Ujian profesi
9 Ujian profesi
10 Ujian perbaikan
11 Ujian perbaikan
12 PENGUMUMAN PERPANJANGAN
Catatan:
1. Jadwal ini adalah contoh dan jadwal ini disesuaikan dengan jumlah mahasiswa.
2. Ujian dijadwalkan untuk semua mahasiswa dalam satu gelombang (berdasrkan mulai masuk klinik profesi
ortodonti).
Gambar.1 Contoh cara pembuatan foto extra oral dan intra oral
10. Dengan posisi model atas yang sama potonglah DEPARTEMEN ORTODONSIA
C RSGM UNAIR
bagian depan dari model atas dengan sudut 25
Nama operator : ……………..
dan kanan.
11. Untuk memotong sudut kiri-kanan dasar posterior Gambar 4. A. Kotak penyimpanan Model Studi dan
kita oklusikan kembali ke dua rahang dan sudut Progres (ukuran 20 cm x 10,5 cm x 8 cm) ; B. Label
keterangan yang ditempelkan pada permukaan panjang
basis posterior model atas di potong sehingga
atas; C. Label keterangan yang ditempelkan ada
menjadi satu bidang dengan bidang model rahang permukaan lebar bagian samping kiri dan kanan.
EDITOR:
Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati, drg., M.Si., Sp.PM(K)
KONTRIBUTOR:
Priyo Hadi, drg., MS., Sp.PM(K)
Adiastuti Endah Parmadianti, drg., M.Kes., Sp.PM(K)
Dr. Desiana Radithia.,drg., Sp.PM(K)
Nurina Febriyanti Ayuningtyas, drg., M.Kes., Ph.D.
Fatma Yasmin Mahdani, drg., M.Kes
Saka Winias., drg., M.Kes., SpPM
Reiska Kumala Bakti., drg
Meircurius Dwi Condro Surboyo, drg., M.Kes
Hening Tuti, drg., M.S., Sp.PM(K)
Bagus Soebadi, drg., MHPEd., Sp.PM(K)
33
BAB III
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
PENYAKIT MULUT
35
TATA CARA TRIAGE pengendalian infeksi
c. Kenakan masker
Triage adalah proses penyaringan pasien yang datang
d. Persilakan pasien untuk berkumur
ke RSGM FKG UA untuk mengarahkan mereka ke
e. Nyalakan lampu
UPF/Poli Pelayanan yang sesuai dengan keluhan
f. Lakukan pemeriksaan intra oral dengan
utama yang dirasakan. Triage dilakukan di Kamar
urutan:
Terima RSGM FKG UA. Pada proses triage, mahasiswa
i. Mukosa buccal & buccal fold kanan atas
melakukan anamnesis dan pemeriksaan intra oral
ii. Mukosa labial & labial fold atas
untuk mendiagnosis keluhan utama dan menemukan
iii. Mukosa buccal & buccal fold kiri atas
lesi varians normal mukosa mulut.
iv. Mukosa buccal & buccal fold kiri bawah
1. Pasien dipanggil masuk ke Kamar Terima oleh
v. Mukosa labial & labial fold bawah
petugas pendaftaran.
vi. Mukosa buccal & buccal fold kanan
2. Dudukkan pasien di dental chair
bawah
a. Posisi pinggul pasien menyentuh batas
vii. Lidah (dorsal, lateral kanan-kiri, ventral)
sandaran kursi
viii. Dasar mulut
b. Posisikan tinggi kursi dan kemiringan
ix. Gingiva lingual
sandaran punggung sehingga mulut pasien
x. Palatum durum & gingiva palatal
setinggi siku operator
xi. Palatum molle
3. Pengisian status Rekam Medik Utama
xii. Oropharynx, pilar tonsil & uvula
a. Periksa dan isi kelengkapan identitas yang
g. Cuci tangan selesai melakukan pemeriksaan
meliputi:
i. Nomor registrasi sesuai nomor yang
5. Tuliskan diagnosis klinis keluhan utama
tercantum pada map Rekam Medik
tersebut pada kolom Temuan Masalah (halaman
Utama
terakhir)
ii. Tanggal
6. Tuliskan nama UPF/Poli Pelayanan yang dituju
iii. Data Pribadi
berdasarkan keluhan utama pada kolom Urutan
b. Instruksikan untuk menyimpan baik-baik
Prioritas Perawatan
Kartu Pendaftaran Pasien (kartu kuning) yang
7. Catat data varians normal mukosa mulut yang
harus dibawa bila pasien datang kembali ke
ditemukan pada setiap pasien triage pada Lembar
RSGM FKG UA
Format Kerja Klinik Mahasiswa (terpisah dari
c. Lakukan Anamnesis untuk mendapatkan
lembar Format Kerja Kasus Penyakit Mulut)
informasi keluhan utama (bukan keinginan
– “Nomor” diisi secara urut setiap hari kerja
utama), dan riwayat penyakit yang terdiri
– “Tanggal” diisi sesuai tanggal hari tersebut
atas:
– “Pekerjaan” diisi nomor registrasi Rekam
i. Keluhan telah dirasakan berapa lama
Medik pasien yang diperiksa
ii. Telah dilakukan apa untuk mengatasi
– “Keterangan Klinis & Tindak Lanjut” diisi
keluhan
diagnosis varians normal yang ditemukan
Contoh: telah diberi suatu obat/telah pergi
8. Isi lembar rujukan yang disediakan
ke dokter
– Dari UPF Kamar Terima
iii. Respons setelah dilakukan upaya (ii)
– Kepada Yth. UPF (yang dituju sesuai diagnosis
iv. Apakah keluhan pernah diderita
keluhan utama)
sebelumnya
– Tanggal
d. Apabila pasien datang atas konsul/rujukan
– Data identitas pasien
dari instansi lain, cantumkan asal rujukan dan
– Diagnosis keluhan utama
diagnosis/keluhan pada kolom yang tersedia
9. Pada Kartu Perjanjian Pasien (kartu putih),
pada lembar kedua.
cantumkan tanggal, jam pasien dikirim dari
4. Lakukan pemeriksaan klinis intra oral untuk
Kamar Terima dan UPF yang dituju
memeriksa keluhan utama dan menemukan
10. Minta tanda tangan Instruktur pada Lembar
berbagai varians normal mukosa mulut dengan
Rujukan, kolom Temuan Masalah dan Format Kerja
tahapan:
Klinik Mahasiswa untuk data varians normal
a. Siapkan alat diagnostik yang terdiri atas 2
11. Instruksi kepada pasien untuk:
buah kaca mulut dan 1 buah sonde, serta gelas
a. Menyerahkan map Rekam Medik ke Bagian
kumur
Pendaftaran
b. Cuci tangan dengan mengikuti prinsip
4. Penatalaksanaan pasien kasus Penyakit Mulut suplemental IPM selesai diisi, pasien
1. Pasien baru/pasien kontrol dilaporkan pada Instruktur Jaga Profesi.
a. Pasien baru Batas waktu untuk melaporkan pasien:
Pasien baru adalah pasien yang belum Pagi : 08.30 – 10.30 WIB
pernah dirawat di Poli IPM RSGM FKG Siang : 12.30 – 13.30 WIB
Unair sebelumnya. Setelah melakukan Bila pada hari tersebut terjadwal kegiatan
pendaftaran di Loket Pendaftaran Pasien, simulasi atau journal reading, maka pasien
pasien diperiksa di Kamar Terima dan harus dilaporkan selambat-lambatnya 1
dilakukan triage untuk menentukan jam sebelumnya.
status kasus berdasarkan keparahan b. Pasien kontrol
(kasus sederhana atau kasus khusus). Pasien kontrol adalah pasien yang sudah
Mahasiswa Profesi IPM harus merawat pernah dirawat di Poli IPM RSGM FKG
sekurang-kurangnya 2 kasus sederhana Unair. Pasien kontrol langsung dirawat
dan 2 kasus khusus. di Klinik Profesi IPM tanpa perlu melalui
Perawatan pasien dilakukan di Klinik Kamar Terima. Setelah status rekam medik
Profesi IPM. Setelah rekam medik diisi, pasien dilaporkan pada Instruktur
EDITOR:
Dr. Chiquita Prahasanti, drg., Sp.Perio(K)
KONTRIBUTOR:
Prof. Dr. M. Rubianto, drg., MS., Sp.Perio(K)
Poernomo Agoes W, drg., MS., Sp.Perio(K)
Noer Ulfah, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Ernie Maduratna S, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Agung Krismariono, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Shafira Kurnia S, drg., Sp.Perio(K)
Eka Fitria Augustina, drg., Sp.Perio., M.Kes
Lambang Bargowo, drg., Sp.Perio., M.Kes
Irma Josefina Savitri, drg., Sp.Perio., Ph.D
45
BAB IV
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK PERIODONSIA
47
E. Hoe penderita. Bila pengisian telah selesai, maka status
F. Poket probe (WHO) ditunjukkan pada instruktur yang bertugas pada
G. Kaca mulut no. 4 (2 buah) saat itu untuk ditentukan apakah dapat dilanjutkan
H. Sonde setengah bulan/bulat dengan diskusi untuk menentukan diagnosis
I. Pinset penderita atau hanya dilakukan pembersihan
J. Steil bor (round dan fissure) karang gigi saja dan diberikan nilai skor karang
K. Brush dan rubber giginya.
L. Masker Untuk mahasiswa yang mempunyai pasien yang
M. Alas dada untuk pasien harus didiskusikan untuk menentukan diagnosis,
N. Glass lab maka pada saat itu juga dapat dilakukan diskusi
O. Semen spatel atau dapat ditunda tergantung instruktur (diskusi
dilaksanakan tidak lebih dari 2 minggu).
PENGISIAN STATUS PENDERITA Saat menunjukkan pekerjaan scaling selesai harus
pada instruktur yang sama, kecuali bila saat itu
Pada saat pengisian status penderita, yang harus
instruktur tidak ada di tempat.
dipersiapkan antara lain:
Di samping telah diberikan pada saat perkuliahan
Alat yang akan dipergunakan telah disterilisasi dan
periodonsia untuk meningkatkan pengetahuan
ditempatkan pada tempat yang benar, termasuk
dan untuk mengurangi kesalahan yang selalu
menyiapkan gelas kumur penderita.
terulang oleh para mahasiswa, maka dalam hal ini
Penderita sudah didudukkan pada dental chair
perlu diulangi penjelasan tentang cara pengisian
dengan posisi yang balk dan benar.
status penderita tersebut seperti sistematis di
Cara pengisian status dimulai dari pemeriksaan
bawah ini:
pada penderita yang kemudian diisikan pada status
No Istilah Keterangan
1. No Registrasi, No. Kartu. Tanggal, Nama Pasien, Alamat, Pekerjaan, Umur, kelamin — cukup jelas
2. Operator Diisi nama mahasiswa yang mengisi status penderita tersebut
3. Instruktur Diisi nama dosen pembimbing saat pengisian status penderita
4. Konsultasi Dokter Diisi bila ada konsult dari luar klinik FKG Unair, misal: Poli Jantung RSUD.
Dr. Soetomo, Puskesmas Semampir, drg, Sunjoyo, dan lain-lain
5. Menderita Ditulis hanya yang berkaitan dengan konsul, misal: sakit jantung, D.M, dan
lain-lain
6. Keluhan Utama Diisi bila ada keluhan seperti: rasa sakit, perdarahan gingiva, gigi goyang.
diastema, dan lain-lain. Disebut atau ditulis regionya saja. misal: Regio kanan
bawah
7. Anamnese Pemeriksaan subjektif. Semua keluhan/alasan penderita datang di klinik
sehubungan dengan gigi antara lain: keluhan apa, sakitnya bagaimana, sakit
sudah berapa lama, dulu pernah sakit apa tidak; misal penderita datang dengan
keluhan gusi depan rahang bawah mudah berdarah, sejak 1 bulan yang lalu,
perdarahannya spontan/tidak, pada waktu sikat gigi/tidak, sudah diberi obat/
belum. Apabila ada kecurigaan penyakit sistemik, tanyakan apakah sudah
dirawat, minum obat atau tidak dan lain-lain. Penyakit yang berhubungan
dengan diagnosis seperti epulis pada pregnancy tumor, gigi goyang pada
Diabetes Mellitus; yang berhubungan dengan rencana perawatan pada penyakit
jantung maka anestesi tanpa vasocontrictor
8. Keadaan Umum Dilihat keseluruhan fisik penderita, misal: Pucat, kurus, hamil, dan lain-lain.
Bila tidak ada ditulis taa.
9. Extra Oral Diisi bila tampak kelainan extra oral berupa pembengkakan atau pembesaran pada
pipi, simetris/asimetri, keadaan kelenjar submandibula, dilakukan pemeriksaan
dengan cara palpasi. Bila tidak ada kelainan ditulis: taa.
15. Pemeriksaan Kalkulus Bila ada kalkulus diberi tanda positif (+), bila tidak diberi tanda negatif (–)
Kalkulus terlihat warna kuning kecokelatan, sampai hijau kecokelatan, keras
dan biasanya paling sering pada lingual auterior rahang bawah dan tergantung
dari mana asal terbentuknya. Menggunakan eksplorer atau sonde half moon,
digerakkan menyusuri permukaan gigi sampai apical dari kalkulus
16. Pemeriksaan Plak Gigi Bila ada debris diberi tanda (+), bila tidak ada diberi tanda (). Cara melihat
debris dengan menggoreskan ujung sonde pada permukaan gigi. bila tampak
ada deposit lunak warna putih kekuningan yang menempel pada sonde itu
berarti ada debris atau dengan bahan disclosing, maka akan terlihat warna
merah terang.
17. Vitalitas Pemeriksaan vitalitas gigi dilakukan dengan menggunakan alat vitalitester atau
chlor ethyl. Bila gigi vital diberi tanda positif (+), bila tidak diberi tanda negatif
(–)
18. Kegoyangan Gigi Ditulis dengan derajat kegoyangan gigi 1, 2, 3, 4. 1 umumnya normal, bila
digoyangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari terasa, tetapi tidak terlihat.
2 bila digoyangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari dapat terasa dan terlihat.
Disini biasanya mulai terjadi kelainan pada periodontal membrane. 3 bila ditekan
dengan lidah dapat terlihat dengan jelas goyang ke jurusan horizontal. Terjadi
kerusakan tulang di sekitar akar gigi. 4 bila terjadi pergerakan fasiolingual
dan/atau mesiodistal dikombinasi dengan vertikal. Ini berarti kerusakan tulang
sudah mencapai daerah apical. Kegoyangan diperiksa menggunakan 2 handle
alat atau 1 handle dikombinasi dengan jari tangan. Digerakkan dalam arah
bukal/labial dan lingual/palatal. Klasifikasi kegoyangan gigi menggunakan
klasifikasi Miller, yaitu 0, 1, 2, 3.
1 : Gigi goyang dalam arah horizontal kurang dari 1 miller
2 : Gigi goyang dalam arah horizontal antara 1 – 2 mm
3 : Gigi goyang dalam arah horizontal maupun vertikal
19 Malposisi Bila terlihat gigi-gigi tidak terletak pada lengkung gigi yang benar Misal: rotasi,
linguoversi, protrusi. migrasi, dan lain-lain. Beri tanda positif (+) bila ada
malposisi, bila tidak beri tanda negative (–)
20. Migrasi Perpindahan gigi yang terjadi karena keadaan patologis, seperti yang terjadi
pada gigi Incisive dan molar rahang atas. Dapat diketahui dari anamnese
seperti: penderita mengeluh bahwa gigi depannya terasa memanjang dalam
beberapa bulan yang lalu dan terasa goyang. Contoh pada periodontitis
agresif. Dapat juga terjadi karena pergerakan gigi yang disebabkan alai orto,
gigi dicabut dan tidak diganti. Beri tanda positif (+) bila ada migrasi, bila
tidak beri tanda negatif (–)
21. Maloklusi Hubungan yang tidak harmonis antara rahang atas dengan rahang bawah
(Oklusi yang tidak benar). Ini biasanya berhubungan dengan malposisi tapi
tidak selalu. Diisi dengan cars melingkari gigi-gigi yang maloklusi antara gigi
atas dan bawah. Beri tanda positif (+) bila ada maloklusi, bila tidak beri tanda
negatif (?)
22. Pemeriksaan Rontgen Foto Diisi yang tampak dalam rotgen foto. misal: pelebaran periodontal space,
resorbsi proc. alveolaris horisontal atau angular, dan lain- lain, dan sebutkan
elemennya atau regionya.
23. Pemeriksaan lain-lain Yang belum disebutkan di atas, misal: Abses, fistle, dan lain-lain, dan sebutkan
elemennya atau regionya.
EDITOR:
Yunita Savitri., drg., M.Kes.
KONTRIBUTOR:
Dr. Eha Renwi Astuti., drg., M.Kes., Sp.RKG(K)
Otty Ratna Wahyuni, drg., M.Kes
Yunita Savitri., drg., M.Kes
Dr. Sri Wigati Mardi Mulyani, drg., M.Kes
Deny Saputra, drg., M.Kes
Ramadhan Hardani Putra, drg., M.Kes
Alhidayati Asymal, drg., M.Kes
53
BAB V
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI
55
REQUIREMENT B. Interpretasi dan Radiodiagnosis
a. Melakukan foto radiografi dengan teknik Intra No Jenis Skor Keterangan
Oral, Interpretasi Radiografi Intra Oral, Evaluasi 12. Trauma Gigi
Mutu Intra Oral & Panoramik dan Asistensi dengan 13. Trauma Rahang
14. Tumor Jinak Odontogen
persetujuan Instruktur 15. Tumor Jinak Non
b. Membuat radiograf dengan alat foto sinar-x Intra Odontogen
Oral. 16. Tumor Ganas
Tahap Tindakan
1. Mengisi Rekam Medik Radiologi Kedokteran Gigi
2 Proses Pembuatan Radiografik Periapikal
2.1 Operator memakai apron, sarung tangan dan masker
2.2 Apabila penderita memakai GTL dan kaca mata mintalah untuk melepaskannya, kemudian mintalah untuk
memakai apron
2.10 Operator menempati posisi di balik tabir Pb dan kemudian tekan tombol sinar-X sampai waktu pajanan
selesai
2.11 Kembalikan tombol pajanan ke tempat semula dan matikan dental X-ray unit dengan menekan tombol OFF
2.12 Pindahkan cone dan ambil film dari dalam rongga mulut penderita
2.13 Mintalah penderita untuk melepas apron menunggu hasil radiografik di ruang tunggu
Tahap Tindakan
1. Mengisi Rekam Medik Radiologi Kedokteran Gigi
2 Proses Pembuatan Radiografik Bitewing
2.1 Operator memakai apron, sarung tangan dan masker
2.2 Apabila penderita memakai GTL dan kaca mata mintalah untuk melepaskannya, kemudian mintalah untuk
memakai apron
2.9 Operator menempati posisi di balik tabir Pb dan kemudian tekan tombol sinar-X sampai waktu pajanan
selesai
2.10 Kembalikan tombol pajanan ke tempat semula dan matikan dental X-ray unit dengan menekan tombol
OFF
2.11 Pindahkan cone dan ambil film dari dalam rongga mulut penderita
2.12 Mintalah penderita untuk melepas apron menunggu hasil radiografik di ruang tunggu
DISKUSI
SKOR < 6:
DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa tidak mampu mengintepretasikan
radiograf 1. Karjodkar, FR. 2009. The Textbook of Dental and
Maxillofacial Radiology. 2nd ed. Jaypee Brothers
PENILAIAN KONDITE SIKAP Medical Publisher. New Delhi.
2. . Ghom AG, 2014, Basic Oral Radiology, 1st ed.
Kriteria kondite sikap: Skor
Jaypee Brothers Medical Publishers.
1. Disiplin ( 2 )
3. Whaites E, 2013. Essentials of Dental Radiography
2. Kejujuran ( 2 )
and Radiology, 5th ed. Churchill livingstone.
3. Kerjasama (pasien, mahasiswa
Edinburg-London-Madrid
dan kelompok kerja) ( 2 )
4. White SC & Pharoah MJ. 2014. Oral Radiology
4. Tanggung jawab ( 2 )
Principles and Interpretation. 7th ed. CV. Mosby
5. Komunikasi ( 2 )
Co. St. Louis.
TOTAL ( 10 )
5. Langlais, RP. 2016 Exercises in Oral Radiology and
interpretation.5thed. saunders, Missouri.
EDITOR:
Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K)
KONTRIBUTOR:
Prof. Seno Pradopo, drg., SU., Ph.D., Sp.KGA(K)
Prof. Dr. Soegeng Wahluyo, drg., M.Kes., Sp.KGA(K)
Satiti Kuntari, drg., MS., Sp.KGA(K)
Prawati Nuraini, drg., M,Kes., Sp.KGA(K)
Udijanto Tedjosasongko, drg., Sp.KGA(K Ph.D.,
Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K)
Mega Moeharyono, drg., Sp.KGA., Ph.D
Tania Saskianti, drg., Ph.D., Sp.KGA(K)
Betadion Rizki Sinaredi, drg., M.Kes., Sp.KGA
Ardianti Maartrina Dewi, drg., M.Kes., Sp.KGA
Dimas Wicaksono, drg., M.Kes
65
BAB VI
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
KEDOKTERAN GIGI ANAK
67
11. Analisa tempat untuk space : 1 pasien TATA TERTIB PRAKTIKUM
maintainer Tata tertib peraturan umum sama dengan peraturan
12. Pencabutan gigi sulung : 1 Lokal yang dikeluarkan pengelola klinik
anastesi Peraturan khusus:
infiltrasi atau 1. Memakai baju praktikum lengkap dengan
2 topikal tanda pengenal berupa nama mahasiswa di
anestesi dada sebelah kiri.
2. Hadir 5 menit sebelum kerja klinik dimulai,
PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM bila terlambat lebih dari 30 menit tanpa alasan
1. Penilaian klinik/ requirement : 60% sah dianggap tidak hadir.
2. Direct Observation of Procedural Skill 3. Menandatangani presensi pada awal dan akhir
(DOPS) : 15% praktikum.
Materi yang di nilai dengan Dops adalah: 4. Menyediakan alat standart (sesuai dengan
• Tumpatan kelas II GIC pasien yang akan dikerjakan/jumlah set yang
• Mahasiswa meminta izin kepada instruktur telah disediakan).
jaga klinik sebelum melakukan tumpatan kelas 5. Mensterilkan alat sebelum memulai
II pekerjaan.
• Mahasiswa harus mengundang salah satu 6. Dilarang pinjam meminjam alat sesama
instruktur jaga klinik untuk memberikan mahasiswa dalam satu kelompok.
penilaian DOPS 7. Mengenakan sarung tangan dan masker pada
3. Mini clinical evaluation exercise saat mengerjakan pasien.
(mini-cex) : 10% 8. Mengenakan alas dada pada pasien.
• Penilaian Mini Cex dilakukan pada diagnosa 9. Melapor kepada instruktur setiap akan
ketiga memulai suatu pekerjaan.
• Pasien yang bersangkutan harus didampingi 10. Menunjukkan setiap tahap pekerjaan dan
oleh orang tua meminta tanda tangan kepada instruktur.
• Mahasiswa harus mengundang salah satu 11. Tim instruktur berhak menghentikan kegiatan
instruktur jaga klinik untuk memberikan mahasiswa yang bersangkutan, jika terjadi
penilaian Mini Cex kecurangan.
4. Student Oral Case Analysis (SOCA) :15% 12. Mengembalikan alat milik fakultas pada
• Status yang digunakan saat SOCA adalah perawat gigi atau instruktur pada hari yang
status pasein yang memiliki perawatan sama.
preventif, kuratif dan rehabilitatif 13. Menjaga kebersihan ruang kerja beserta
• SOCA dilakukan oleh 3 dosen penguji untuk alat-alatnya. Bila terjadi kerusakan harap
satu mahasiswa dilaporkan kepada instruktur.
• Mahasiswa harus mengumpulkan materi ujian 14. Mengganti jika merusakkan/menghilangkan
SOCA ke dosen penguji yang telah ditetapkan alat milik fakultas.
satu minggu sebelum ujian 15. Status pasien dan buku nilai tidak boleh
• Susunan penulisan SOCA sama seperti dibawa pulang (Diletakkan pada tempat yang
susunan penulisan ujian komprehensif disediakan).
• Ujian ditetapkan sesuai waktu yang ditentukan 16. Mencatatkan status pasien yang akan dirawat
oleh departemen. pada petugas dan mempertanggungjawabkan
seluruh status pasien pada akhir masa kerja
klinik.
JADWAL PRAKTIKUM 17. Meninggalkan lokasi klinik harus seijin
instruktur.
Praktikum dilakukan setiap hari kerja selama 8 18. Membina kerja sama yang baik antara
minggu Pukul 09.00–14.40 wib, kecuali hari Jumat teman dan perawat gigi yang membantu
pukul 08.00–14.30 wib. Dikurangi dengan praktikum perawatan.
ortodonsia dan radiologi kedokteran gigi sesuai jadwal 19. Mengembalikan status penderita pada petugas
masing-masing kelompok. setelah praktikum selesai.
TUGAS 1:
Pengisian kartu rekam medis untuk membuat
diagnosa keadaan mulut dan gigi penderita serta
merencanakan perawatannya
1. Tugas : Mengisi rekam medis, menentukan diagnosa dan rencana perawatan pada penderita
baru.
2. Metoda : Anamnesa, pemeriksaaan ekstra oral, pemeriksaaan intra oral, gejala klinik dan
pemeriksaaan radiografik.
3. Landasan teori : Menginterpretasikan gabungan dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang ada (baca
mata kuliah diagnosis dan rencana perawatan)
4. STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL :
– Pengetahuan tentang gejala, dan proses perjalanan penyakit
– Lampu yang terang
– Gigi yang akan didiagnosis dalam keadaan kering dan bersih
– Rencana perawatan yang ideal
– Melibatkan orang tua/wali yang sehari-hari merawat
Nama : .............................................................................................................................................
Umur/Kelamin : .............................................................................................................................................
Alamat : .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
No. KTP/SIM : .............................................................................................................................................
PERSETUJUAN
Untuk dilakukan tindakan medik:
Yang sifat dan tujuan tindakan medik serta kemungkinan timbulnya akibat-akibat telah dijelaskan oleh dokter
dan telah saya mengerti seluruhnya.
Saya juga menyatakan setuju untuk dilakukan pemberian obat/bahan medik lainnya yang diperlukan
untuk dapat dilakukan tindakan medik tersebut.
Surabaya,...........................................
B. Kebiasaan Diet
Ditanyakan kepada orang tua penderita. Hal ini
berhubungan dengan resiko karies.
Lingkari kondisi yang terdapat pada pasien. Pengkategorian penilaian resiko karies rendah, sedang, atau tinggi
didasarkan pada nilai yang mendominasi. Namun, penilaian klinis (misalnya lebih dari 1 lesi interproksimal,
aliran saliran rendah) dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan resiko keseluruhan.
lapor:
– sebelum melakukan
– setelah pembersihan gigi
5. Prosedur
Standard Operasional Prosedur :
– Sebelum mulai kerja, terlebih dahulu membaca
aturan pakai dari bahan yang dipakai
(baca brosur)
– Siapkan alat-alat standar ditambah dengan
brush dan rubber cusp untuk memulas
– Siapkan penghisap ludah
– Oklusal gigi dibersihkan dengan brush
dan pumice
– Diirigasi dengan air o dihisap dengan
penghisap ludah.
– Gigi diisolasi dengan cotton roll
– Keringkan dengan semprotan udara (air spray)
hingga kering
– Dietsa selama 20 detik.
– Diirigasi dengan air yang melimpah (dihisap
dengan penghisap ludah)
– Dikeringkan dengan semprotan udara sampai
permukaan oklusal berwarna keputih-
putihan
– Diulas dengan bahan sealant, diratakan ke
seluruh pit dan fissure gigi.
TUGAS 4:
Fissure Sealant
TUGAS 6:
Tumpatan Kelas I (Glass Ionomer)
*lapor: * lapor:
– sebelum preparasi – sebelum preparasi
– setelah preparasi – setelah preparasi
– setelah menumpat – basis
– sebelum memulas – pasang matrix band
– setelah memulas – setelah menumpat dan carving
– sebelum memulas
– setelah memulas
TUGAS 7:
Tumpatan Kelas II Glassionomer Klas II
5. Prosedur:
Standard Prosedur Operasional :
Gambarkan dahulu sebelum mulai preparasi pada
halaman ini
1. Pelajari sifat bahan dan cara mengaduk, yang
benar
Lapor:
– sebelum preparasi
– setelah preparasi
– hasil cetakan
– pasang percobaan
– setelah insersi
Mahkota/SSC
EDITOR:
Dr. David B. Kamadjaja, drg., MDS., Sp.BM (K)
KONTRIBUTOR:
Achmad Harijadi, drg., MS., Sp.BM (K)
Prof. RM. Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM (K)., FICS
R. Soesanto, drg., M.Kes., Sp.BM (K)
R. Aries Muharram, drg., Sp.BM (K)
Dr. David B. Kamadjaja, drg., MDS., Sp.BM (K)
Dr. Ni Putu Mira Sumarta, drg., Sp.BM (K)
Andra Rizqiawan, drg., PhD., Sp.BM
Indra Mulyawan, drg,. Sp.BM., FICS
Ganendra Anugraha, drg., Sp.BM., FICS
Anindita Zahratur R, drg
Liska Barus, drg
Reza Al Fessi, drg
89
BAB VII
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
KONTRAK KEPANITERAAN KLINIK BEDAH wajib meminta ijin dari dosen yang bertugas
MULUT DAN M AKSILOFASIAL RSGM dan dicatat pada Buku Kerja Klinik (log
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS book)
AIRLANGGA 6. Inspeksi mendadak (sidak) dapat dilakukan
sewaktu-waktu selama masa kerja klinik, bila
pada saat sidak mahasiswa tidak hadir di klinik
Pasal 1 dan tidak mendapat ijin dari dosen yang bertugas
Tata Tertib maka yang bersangkutan dianggap tidak hadir,
dan dianggap sebagai pelanggaran.
1. Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan 7. Pelanggaran pada point 4 dan 5, dapat dinaikkan
Maksilofasial dilaksanakan selama 12 minggu, menjadi pelanggaran attitude melalui rapat
empat hari kerja dalam seminggu (4 SKS). Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial.
2. Kerja Klinik dilaksanakan pada hari Senin sampai
dengan Jum’at, berlangsung mulai pukul 09.00
sampai dengan pukul 15.00 sore, tetapi untuk Pasal 2
seminar wajib bisa dilakukan di luar jam kerja Peserta Kerja Klinik
klinik, yaitu sebelum pukul 09.00 dan setelah
pukul 15.00. Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti Kerja Klinik
3. Presensi dilakukan dua kali dalam sehari. Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial adalah
a. Pertama, pada pukul 09.00 pagi mahasiswa yang telah lulus Sarjana Kedokteran Gigi
b. Kedua, pada pukul 15.00 sore dan lulus Pradik Dokter Gigi.
Mahasiswa harus hadir tepat waktu. Toleransi
keterlambatan untuk presensi 10 menit dengan
Pasal 3
alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Bila
Macam Pekerjaan Klinik
mahasiswa hadir diatas batas toleransi waktu
tersebut, maka mahasiswa yang bersangkutan
Mahasiswa yang mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi
dinyatakan tidak hadir dan tidak diperkenankan
Bedah Mulut dan Maksilofasial diwajibkan untuk
melakukan perawatan pada penderita pada hari
melaksanakan pekerjaan klinik yang meliputi:
itu.
Diagnosa dan rencana perawatan, Eksodonsia, Bedah
4. a. Selama bekerja di Klinik Bedah Mulut dan
Minor Sederhana, Kontrol pasca tindakan, dan Asisten
Maksilofasial, mahasiswa memakai jas
Operasi.
praktikum berwarna putih dan selalu dalam
keadaan bersih, rambut harus ditata rapi, dan
kuku harus selalu dalam keadaan pendek. Pasal 4
b. Selama bekerja di klinik Bedah Mulut Penilaian Pekerjaan Klinik
dan Maksilofasial, mahasiswa diwajibkan
menggunakan masker dan sarung tangan. 1. Sistim evaluasi Kerja Klinik Terintegrasi Bedah
5. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi
klinik: Universitas Airlangga menggunakan sistim POIN
a. Bila akan meninggalkan Klinik Bedah Mulut yang artinya setiap pekerjaan yang dilakukan
dan Maksilofasial wajib meminta ijin dari diberi pembobotan tertentu dalam bentuk “point”
dosen yang bertugas dan wajib melaporkan di mana besarnya poin ini ditentukan oleh:
kehadirannya kembali, semuanya dicatat pada a. Tingkat kesulitan suatu kasus atau
Buku Ijin Klinik. b. Kualitas tindakan yang dilakukan oleh
b. Mahasiswa yang meninggalkan Klinik Bedah mahasiswa.
Mulut dan Maksilofasial dan tidak dapat 2. Jumlah poin total pekerjaan klinik yang harus
kembali ke Klinik pada masa kerja hari itu dikumpulkan pada saat berakhirnya suatu
91
masa kerja klinik, minimal harus mencapai klinik yang dijalani mahasiswa pada saat itu.
nilai B, dengan tetap memenuhi persyaratan Pasal 6
tentang jumlah minimal masing-masing macam Pelanggaran dan Sanksi
pekerjaan.
3. Semua poin yang diperoleh, selalu berkaitan dengan 1. Pelanggaran adalah tindakan mahasiswa yang
kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan berhubungan:
afektif. a. Tindakan kriminal
4. Lihat lampiran. b. Sikap atau “Atittude”
c. Morbiditas (dijelaskan)
d. Administratif
Pasal 5 2. Sanksi terhadap pelanggaran Kriminal,
Kehadiran dan Penggantian Ketidakhadiran Atittude, Morbiditas, dan Administratif dapat
mengakibatkan ketidaklulusan mahasiswa
1. Jumlah kehadiran 100% dari jumlah tatap muka meskipun yang bersangkutan telah memenuhi
yang ditentukan. keseluruhan persyaratan kerja kliniknya.
2. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi 3. Pelanggaran Kriminal, Atittude, Morbiditas dan
jumlah kehadiran 100% maka mahasiswa yang Administratif dicatat dalam Buku Kerja dan
bersangkutan masih berhak untuk mengganti sanksinya diputuskan di dalam rapat Departemen
jumlah ketidakhadiran tersebut setelah masa kerja Bedah Mulut dan Maksilofasial.
kliniknya dengan syarat ketidakhadiran tersebut 4. Keputusan Rapat Departemen Bedah Mulut dan
tidak lebih dari 5 (lima) kali tatap muka dan harus Maksilofasial adalah sah dan tidak dapat diganggu
dapat menunjukkan alasan yang sah, berupa: gugat.
a. Surat penugasan resmi dari pimpinan Fakultas
Kedokteran Gigi/Universitas Airlangga;
khusus untuk mahasiswa yang mendapat Pasal 7
surat penugasan resmi dari pimpinan Fakultas Evaluasi Akhir
Kedokteran Gigi/Universitas Airlangga maka
yang bersangkutan tetap berhak untuk 1. Mahasiswa dinyatakan lulus Kerja Klinik
mengganti jumlah hari ketidakhadirannya Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial bila
sesuai dengan surat penugasannya. memenuhi kriteria di bawah ini:
b. Surat keterangan dokter atau rumah sakit yang a. Memenuhi syarat kehadiran 100%
disahkan oleh Dinas Kesehatan Mahasiswa b. Jumlah poin Total dari semua pekerjaan yang
(DKM) Universitas Airlangga telah dilakukan minimal mencapai nilai B
c. Surat keterangan yang lain (anggota keluarga c. Tidak ada masalah pelanggaran yang berakibat
atau orang tua meninggal, menikah, ketidaklulusan
melahirkan) yang harus mencantumkan d. Lulus ujian profesi
nama dan nomer telpon orang tua yang dapat 2. Kelulusan kerja klinik diputuskan melalui Rapat
dihubungi Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial dan
d. Memperoleh ijin langsung dari dosen yang segala keputusan yang dihasilkan adalah sah dan
bertugas hari itu berdasarkan atas fakta bahwa tidak dapat diganggu gugat
yang bersangkutan memang benar-benar harus
meninggalkan kerja klinik pada hari itu dan
Pasal 8
dicatat pada Buku Kerja
Penutup
3. Mahasiswa akan kehilangan haknya untuk
mengganti ketidakhadiran tersebut dalam hal:
Hal-hal yang belum termaktub dalam Kontrak Kerja
a. Ketidakhadiran lebih dari 5 (lima) kali tatap
Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial
muka meskipun dengan alasan yang sah
ini akan dibicarakan dan diputuskan di dalam Rapat
b. Mahasiswa tidak hadir dan tidak dapat
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial
menunjukkan alasan yang sah dianggap
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
sebagai pelanggaran “Attitude”
bahwa saya telah membaca dengan seksama dan
4. Penggantian ketidakhadiran pada pasal 5 tersebut,
memahami semua hal yang tercantum dalam Kontrak
harus dilaksanakan dan diselesaikan tidak lebih
Kerja Klinik tersebut di atas dan dengan demikian saya
dari 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa kerja
menyatakan setuju dengan segala bentuk konsekuensi
yang mungkin timbul akibat perbuatan yang saya
lakukan di kemudian hari.
Pasal 1 Pasal 7
Tata Tertib Evaluasi Akhir
Konversi skor:
Apabila pada saat berakhirnya masa kerja klinik - Skor4 =86 - 100
seorang mahasiswa belum memenuhi kehadiran - Skor3 =70 - 85
100% maka nilai akhirnya tidak diumumkan terlebih - Skor2 = 50 - 69
dahulu. Nilai akhir akan diumumkan pada saat - Skor1 =26 - 49
mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan - Skor0 =0 - 25
masa penggantian kerja klinik.
Nilai prestasi :
Pasal 6 Nilai angka Nilai huruf
Pelanggaran dan Sanksi 86 - 100 A
78 ≤ 86 AB
1. Yang termasuk Pelanggaran “Kriminal” adalah:
70 ≤ 78 B
mencuri, menghilangkan rekam medik secara
sengaja, memalsukan tanda tangan mahasiswa 62 ≤ 70 BC
lain atau tanda tangan dosen, dll. 54 ≤ 62 C
2. Yang termasuk Pelanggaran “Atittude” adalah 40 ≤ 54 D
tindakan asusila, dll. < 40 E
Paraf
No Tgl No. Status Gigi Pengarahan/Demo/Bimbingan Keterangan
Instruktur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Blangko Pencatatan Poin
SEMINAR WAJIB
Seminar wajib dilakukan di 6 Minggu Pertama mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial,
yang meliputi :
1. Infeksi Odontogen
2. Eksodonsia dan Medical Compromise
3. Komplikasi pasca eksodonsi / odontektomi
4. Trauma Dentoalveolar
5. Kista dan Tumor Rongga Mulut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. Ujian Profesi
Catatan :
Prasyarat Ujian Klinik :
1. Ujian Mini CEX : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sederhana
2. Ujian SOCA : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sulit/kompleks
3. Ujian DOPS Anestesi Lokal : telah menyelesaikan 2 kasus kasus Mandibular Block Anesthesia
4. Ujian DOPS Ekstraksi : telah menyelesaikan 2 kasus ekstraksi gigi posterior
5. Ujian DOPS Kontrol : telah menyelesaikan 5 kasus kontrol
96
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan periapikal
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut
B. Penegakan Diagnosis dan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Rencana Perawatan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding pada
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan
gigi tersebut
rencana perawatan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
C. Informed Consent
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan informed
consent
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
Catatan :
Prasyarat Ujian Klinik :
1. Ujian Mini CEX : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sederhana
2. Ujian SOCA : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sulit/kompleks
3. Ujian DOPS
Anestesi Lokal : telah menyelesaikan 2 kasus kasus Mandibular Block Anesthesia
4. Ujian DOPS
Ekstraksi : telah menyelesaikan 2 kasus ekstraksi gigi posterior
5. Ujian DOPS
Kontrol : telah menyelesaikan 5 kasus kontrol
98
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
100
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
1. Bersikap sopan dan mengucapkan salam serta memperkenalkan diri
2. Mampu melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi penyakit pasien Skor 4 : Mampu melakukan semua item
dengan lengkap Skor 3: Mampu melakukan 3 item
1. Anamnesis 3. Mampu menuliskan anamnesis yang lengkap meliputi: keluhan utama, riwayat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
perjalanan penyakit, riwayat pengobatan, riwayat penyakit sistemik, riwayat Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
penyakit keluarga dan sosial Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
4. Mampu menuliskan data-data anamnesis tersebut dengan informatif dan jelas
1. Mampu memposisikan pasien dalam posisi yang benar dan nyaman untuk
pemeriksaan klinis
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menggunakan metode pemeriksaan klinis dengan tepat sesuai kasus
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
B. Pemeriksaan Klinis Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan pemeriksaan klinis secara kronologis dari pemeriksan umum,
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
ekstra oral dan intra oral
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
4. Mampu menuliskan deskripsi hasil pemeriksaan klinis dengan lengkap
dan benar
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan jaringan pendukung gigi Skor 4 : Mampu melakukan semua item
D. K e p u t u s a n k l i n i s
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
menegakkan diagnosa
3. Mampu membuat rencana perawatan termasuk pilihan perawatan lain yang Skor 2: Mampu melakukan 2 item
(Clinical judgement)
mungkin dapat dilakukan pada kasus tersebut Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menentukan prognosis kasus tersebut Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Perlihatkan rasa hormat, empati, kepercayaan pada kebutuhan pasien
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Menjaga kerahasiaan, bersifat etis
E. Profesionalisme Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Sadar pada berbagai keterbatasan
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Memperlihatkan keputusan klinik dengan baik dan benar
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Ketelitian klinik secara 2. Bekerja efektif dan efisien, penuh perhatian
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
menyeluruh 3. Melakukan perawatan dengan menggunakan peralatan yang tepat dan benar
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Terdapat keseimbangan antara risiko dan manfaat
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
NILAI DIAGNOSIS KASUS SEDERHANA
1.
2.
3.
4.
5.
102
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap
tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap
A. Diagnosis Mampu menganalisis diagnosis penyakit dengan lengkap dan benar tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis diagnosis tetapi tidak lengkap
dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis diagnosis
Skor 4 :mampu menganalisis diagnosis banding dengan
lengkap tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis diagnosis banding dengan
B. Diagnosis Banding Mampu menganalisis diagnosis banding penyakit dengan lengkap dan benar lengkap tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis diagnosis banding tetapi tidak
lengkap dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis diagnosis banding
Skor 4 : mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap
tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap
C. Patogenesis Mampu menganalisis patogenesis penyakit dengan lengkap dan benar tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis patogenesis tetapi tidak
1.
2.
3.
4.
5.
104
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
1.
2.
3.
4.
5.
106
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur Pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dan inform consent dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan baik dan
benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu mempersiapkan pasien untuk masuk ruang operasi minor Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Pe r s i a p a n s e b e l u m 2. Mampu melakukan penataan alat operasi dengan tepat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operasi 3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu membantu operator dalam pemahaman APD Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan melakukan
perawatan
1. Membantu penambahan alat dan bahan selama operasi Skor 4 : Mampu melakukan semua item dengan lengkap
2. Membantu kelancaran operasi sebagai asisten operasi Skor 3 : Mampu melakukan semua item tetapi tidak lengkap
C. P r o s e d u r asisten
3. Mampu mengikuti tahapan operasi secara lengkap Skor 2: Mampu melakukan 2 item dengan lengkap
operator
4. Mampu melakukan prinsip pengelolaan limbah medis dengan baik dan Skor 2: Mampu melakukan 1 item dengan lengkap
benar Skor 0: Tidak melakukan perawatan kasus kontrol
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampou memberikan KIE pasca operasi
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Kemampuan melakukan 2. Mampu menulis resep pasca operasi dan pengelolaan spesimen
1.
2.
3.
4.
5.
108
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan periapikal Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis dan 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Rencana Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding pada Skor 1: Mampu melakukan 1 item
gigi tersebut Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan
rencana perawatan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
C. Informed Consent 3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed
consent
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menerapkan penggunaan APD
110
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H
1.
2.
3.
4.
5.
111
1. Mampu mengevaluasi komplikasi luka pasca ekstraksi (perdarahan, displacement Skor 4 : Mampu melakukan semua item
112
fragmen gigi) Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi pasca
2. Mampu membersihkan luka pasca odontektomi dengan teknik yang tepat dan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
alveolektomi dan
benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
penutupan jaringan
3. Mampu melakukan suturing dengan teknik yang tepat dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca
4. Mampu melakukan evaluasi hasil suturing alveolektomi
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca 2. Mampu memberikan instruksi pasca ekstraksidenganbenar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
alveolektomi 3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan KIE pasca
alveolektomi
1.
2.
3.
4.
5.
114
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis dan klasifikasi gigi impaksi
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
pada gigi tersebut
perawatan
116
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H
1.
2.
3.
4.
5.
117
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
118
1. Mampu melakukan teknik insisi abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi pasca insisi 2. Mampu melakukandeseksi tumpul dengan teknik yang tepat dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan drainase abses 3. Mampu melakukan drainase abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melakukan pemasangan dan fiksasi draindengan baik dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca insisi
dan drainase
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca
2. Mampu memberikan instruksi pasca insisi dan drainase absesdengan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
insisi dan drainase
3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
abses
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan memberikan
KIE pasca insisi dan drainase
1.
2.
3.
4.
5.
120
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis trauma dentoalveolar
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada diagnose tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
tersebut
perawatan
122
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :
2. Pemeriksaan 1. Mampu memposisikan pasien dalam posisi yang benar dan nyaman Skor 4 : Mampu melakukan semua
Klinis: untuk pemeriksaan klinis item
2. Mampu menggunakan metode pemeriksaan klinis dengan tepat Skor 3: Mampu melakukan 3 item
sesuai kasus (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan pemeriksaan klinis secara kronologis dari Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
pemeriksan umum, ekstra oral dan intra oral Skor 0 : Tidak mampu melakukan
4. Mampu menuliskan deskripsi hasil pemeriksaan klinis dengan semua item
lengkap dan benar
3. Kemampuan 1. Menggali dan memahami cara pandang pasien Skor 4 : Mampu melakukan semua
melakukan KIE 2. Terbuka dan ramah item
(Komunikasi, 3. Bersifat empati Skor 3: Mampu melakukan 3 item
Informasi dan 4. Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
KIE) Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item
124
klinis pendukung gigi item
menegakkan 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
diagnosa 3. Mampu membuat rencana perawatan termasuk pilihan perawatan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
( Clinical lain yang mungkin dapat ddilakukan pada kasus tersebut Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
judgement) 4. Mampu menentukan prognosis kasus tersebut Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item
5. Profesionalisme 1. Perlihatkan rasa hormat, empati, kepercayaan pada kebutuhan Skor 4 : Mampu melakukan semua
pasien item
2. Menjaga kerahasiaan, bersifat etis Skor 3: Mampu melakukan 3 item
3. Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi Skor 2: Mampu melakukan 2 item
4. Sadar pada berbagai keterbatasan Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item
6. Ketelitian 1. Memperlihatkan keputusan klinik dengan baik dan benar Skor 4 : Mampu melakukan semua
klinik secara 2. Bekerja efektif dan efisien, penuh perhatian item
menyeluruh 3. Melakukan perawatan dengan menggunakan peralatan yang tepat Skor 3: Mampu melakukan 3 item
dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
4. Terdapat keseimbangan antara risiko dan manfaat Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item
( ) ( )
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :
( )
126
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :
Requirement DOPS :
1. Mandibular block anesthesia
2. Ekstraksi gigi posterior rahang atas atau bawah
3. Kontrol Perawatan
( )
II. Ekstraksi Gigi posterior rahang atas atau rahang bawah
Kasus Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf
Skor Dosen
Ekstraksi gigi 1. Menempatkan pasien pada posisi yang tepat sesuai Skor 4: Mampu melakukan semua
kasus item
2. Memposisikan diri pada posisi yang tepat sesuai Skor 3: Mampu melakukan 6 - 7 item
kasus dan bisa dikoreksi
3. Menggunakan alat yang tepat sesuai kasus Skor 2: Mampu melakukan 3 - 5 item
4. Memposisikan alat dengan tepat pada gigi yang dan bisa dikoreksi
akan diekstraksi Skor 1 : Mampu melakukan 1 -2 item
5. Melakukan fiksasi rahang dengan tepat sesuai gigi dan bisa dikoreksi
yang akan diekstraksi Skor 0 : Tidak mampu melakukan
6. Melakukan gerakan ekstraksi tepat sesuai gigi ekstraksi gigi
yang akan diekstraksi
7. Melakukan evaluasi dean terapi pada socket dengan
tepat sesuai kasus
8. Memberikan instruksi pasca operasi yang tepat
( )
128
Kasus Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf
Skor Dosen
Kontrol 1. Melakukan prosedur pengisian rekam medik pasien Skor 4: Mampu melakukan semua
dengan tepat item
2. Melakukan penegakandiagnosis dan rencana Skor 3: Mampu melakukan 4 - 5 item
perawatan dan bisa dikoreksi
3. Melakukan tindakan perawatan kasus kontrol Skor 2: Mampu melakukan 2 - 3 item
4. Melakukan penatalaksanaan pasca perawatan dan bisa dikoreksi
Skor 1: Mampu melakukan 1 - 2 item
dan bisa dikoreksi
Skor 0: Tidak mampu melakukan
kontrol perawatan
( )
Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :
Kriteria Paraf
No. Kriteria Skor Skor Nilai
Penilaian Dosen
Skor 4 : Rekam medik lengkap dan benar
Skor 3 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi bisa
dikoreksi dengan baik
Kelengkapan Skor 2 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi bisa
1
rekam medik dikoreksi namun kurangbaik
Skor 1 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi tidak
bisa dikoreksi
Skor 0 : Tidak mengisi rekam medik
Skor 4 : Diagnosis tepat dan lengkap, diagnosis banding tepat
Skor 3 : Diagnosis tepat dan lengkap tetapi diagnosis banding
kurang tepat
Skor 2 : Diagnosis kurang tepat dan lengkap tetapi diagnosis
Diagnosis
banding kurang tepat tetapi masih dapat
2. dan diagnosis
dikoreksi
banding
Skor 1 : Diagnosis kurang tepat dan lengkap tetapi diagnosis
banding kurang tepat
Skor 0 : Diagnosis tidak tepat dan lengkap tetapi diagnosis
banding tidak tepat
Skor 4 : Patogenesis tepat dan lengkap
Skor 3 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi masih bisa
dikoreksi
Patogenesis Skor 2 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi masih bisa
3.
penyakit dikoreksi dengan banyak tuntunan
Skor 1 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi tidak bisa
dikoreksi walupun sudah banyak tuntunan
Skor 0 : Patogenesis tidak tepat dan lengkap
Skor 4 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
serta prognosis yangtepat
Skor 3 : Menentukan rencana perawatan yang tepat tetapi pilihan
perawatan, serta prognosis tidak tepat tetapi
Rencana masih bisa dikoreksi
4. perawatan dan Skor 2 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
prognosis serta prognosis tidaktepat tetapi masih bisa dikoreksi
Skor 1 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
serta prognosis tidaktepat tetapi tidak bisa dikoreksi
Skor 0 : Tidak menentukan rencana perawatan, pilihan perawatan
dan prognosis
Total Nilai
Nilai Akhir (Total Nilai / 4)
( )
Jumlah
Pekerjaan/
Jumlah Nilai Rata-
No. Kegiatan Kasus
Minimal Rata
Yang Telah
Dikerjakan
I. Pekerjaan Klinik
1 Ekstraksi gigi kasus mudah
2 Ekstraksi gigi kasus sulit
3 Diagnosis kasus mudah
4 Diagnosis kasus sulit/kompleks
5 Kontrol
6 Asisten operasi
7 Suturing
A. E k s t r a k s i g i g i d e n g a n “ o p e n
method”
B. Alveolektomi
Pekerjaan Bedah Mulut
8
Minor (Pilihan) C. Odontektomi M3 RB KLS IA
D. Insisi Abses Intra Oral
E. Pemasangan Interdental Wiring
Menyetujui,
PJMK
(………………………………………………………)
130 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
Catatan Khusus
ASPEK PENILAIAN
1 History taking o Memfasilitasi pasien mengemukakan ceritanya
o Menggunakan pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan jawaban
yang akurat
o Informasi yang adekuat/cukup
o Bereaksi secara tepat pada isyarat-isyarat verbal dan non-verbal
2 Pemeriksaan fisik o Bertindak efisien, beraturan
o Pemeriksaan sesuai dengan masalah klinis
o Menjelaskan kepada pasien
o Perhatikan kenyamanan pasien
o Lakukan pemeriksaan sesederhana mungkin dengan sopan
3 Kecakapan berkomunikasi o Menggali dan memahami cara pandang pasien
o Terbuka dan ramah
o Bersifat empati
o Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien
4 Keputusan klinis o Membuat diagnosis dengan tepat dan menyusun rencana
( Clinical judgement) penatalaksanaan yang sesuai dengan kondisi pasien
o Selektif dalam melakukan urut-urutan yang sesuai dengan mata
pelajaran diagnostik (yang pernah didapat).
o Pertimbangkan risiko yang mungkin dapat terjadi
o Pertimbangkan manfaat yang didapat
5 Profesionalisme o Perlihatkan rasa hormat, empati, tumbuhkan kepercayaan,
memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan pasien
o Menjaga kerahasiaan, bersifat etis
o Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi
o Sadar pada berbagai keterbatasan
6 Organisasi / efisiensi o Memperhatikan prioritas
o Tepat waktu, ringkas dan jelas,
7 Ketelitian klinik secara menyeluruh o Perlihatkan keputusan klinik dengan memuaskan
o Sintesis, bekerja efektif, penuh perhatian (caring)
o Bekerja efisien, menggunakan alat dengan tepat
o Keseimbang antara risiko dan manfaat
o Sadar atas keterbatasan sendiri
132 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA SUTURING
134
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
KONTRIBUTOR:
Prof. Dr. Mandojo Rukmo, drg., M.Sc., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Ruslan Effendy, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Latief Mooduto, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Sri Kunarti, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Ira Widjiastuti, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
M. Mudjiono, drg., MS., Sp.KG(K)
Agus Subiwahjudi, drg., MS., Sp.KG(K)
Karlina Samadi, drg., MS., Sp.KG(K)
Ari Subiyanto, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Tamara Yuanita, drg., MS., Sp.KG(K)
Nirawati Pribadi, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
NanikZubaidah, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Laksmiari Setyowati, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Kun Ismiyatin, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Dr. Dian Agustin, drg., Sp.KG
Setyabudi, drg., Sp.KG., M.Kes
Devi Eka Juniarti, drg., Sp.KG., M.Kes
Dr. Widya Saraswati, drg., M.Kes
135
BAB VIII
KEPANITERAAN KLINIK
KONSERVASI GIGI
Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi dilakukan pada dan objektif, menegakkan diagnosis, menentukan
gigi permanen yang meliputi pengisian status pasien rencana perawatan, melakukan perawatan saluran akar
secara lengkap untuk menegakkan diagnosa, rencana tunggal dan ganda serta restorasi intrakoronal dan
perawatan, serta perawatan saluran akar, perawatan ekstrakoronal.
restorasi intrakoronal dan ekstrakoronal.
137
No Macam Instrumen Jumlah
21 Jarum Protaper Set dan Gutta Point Protaper yang sesuai (Sampai F3) 1 set
22 Jarum lentulo/Paste filler 2 buah
23 Kaca mulut datar no. 4 dan no. 5 Masing-masing 2 buah
24 Paper Point 2 set 15 - 40 - 45 - 80
25 Macam-macam bur diamond high speed, round, silinder flat end (normal dan 1 set
long shank), torpedo (bullet nose), endo access bur nomor 2 atau 3
26 Mangkok karet& spatula 1 buah
27 Matrix celluloide crown form & cervical matrix berbagai elemen gigi
28 Matrix strip dari celluloid 1 pak
29 Matrix Band dan wedge (3/4 & 4/4) 1 set
30 Peeso reamer 1 set
31 Petridish yang dapat disterilkan 1 buah
32 Pinset dengan ujung berkerat 2 buah
33 Plastic filling instrument 1 buah
34 Sendok cetak penuh perforated bermacam ukuran (S,M,L) 2 set
35 Sendok cetak sebagian perforated (ki & ka post & out) 2 buah
36 Sonde setengah bulandan lurus Masing-masing 2 buah
37 Spatula gips 1 buah
38 Spatula pengaduk semen 1 buah
39 Spatula pengaduk alginate & mangkok karet 1 pak
40 Spiritus burner 1 buah
41 Spreader 1 buah
42 Tempat cotton rolls, cotton pellet, paper point dan kapas 1 set
43 Tongue holder 1 set
44 Sand rubber (rubber cup, disc, flame shape), arkansas stone, fine finishing Masing-masing 1 buah
diamond bur (fissure round end dan pear-shape), tungsten carbide bur
(> 12 fluted), Astro/Jiffy brush, pasta poles, metal strip, opti disc/soflex disc μ
polishing
138 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TAHAP PEKERJAAN YANG DI NILAI:
No Macam Pekerjaan Tahap Pekerjaan
1 Restorasi komposit resin klas I 1. Diagnosis
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan & sculpting
8. Finising & polishing
9. Kontrol
2 Restorasi komposit resin klas II 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Tissue management
5. Liner
6. Etsa
7. Bonding
8. Pemasangan matrix proximal dan wedge
9. Penumpatan & sculpting
10. Finishing & polishing
11. Kontrol
3 Restorasi komposit resin pada klas III 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa,
6. Bonding
7. Penumpatan dengan bantuan matrix celluloide strip dan
wedge
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
4 Restorasi Komposit resin kelas klas IV 1. Diagnosa
2. Pencocokan Warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan dengan matrix crown form celluloide
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
5 Restorasi komposite resin klas V 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan dengan matrix servikal
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
6. Restorasi Glass Ionomer Cement klas V 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Conditioner
5. Penumpatan dengan matrix servikal
6. Finishing & polishing
7. Varnish
8. Kontrol
140 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
No Macam Pekerjaan Tahap Pekerjaan
10.2. Restorasi mahkota Pasak-Tuang pada 1. Persiapan mahkota sementara
Saluran Akar Tunggal (post Tx.SA) 2. Pengambilan 2/3 bagian gutta point
3. Shaping saluran akar
4. Dekaputasi mahkota
5. Cetak saluran akar untuk pembuatan pasak (elastomer)
6. Cetak antagonis (alginate)
7. Catatan gigit
8. Insersi mahkota sementara
9. Model kerja dalam keadaan oklusi (untuk Pasak)
10. Instruksi ke laboratorium gigi untuk pembuatan pasak
11. Pasang percobaan Pasak
12. Finishing
13. Pemasangan tetap Pasak
14. Penyesuaian warna mahkota selubung (shade guide)
15. Tissue management
16. Cetak pada rahang yang bersangkutan (elastomer)
17. Catatan gigit
18. Pemasangan mahkota selubung sementara
19. Model kerja dalam keadaan oklusi
20. Instruksi ke laboratorium gigi untuk pembuatan mahkota
selubung
21. Pasang coba mahkota selubung
22. Finishing & polishing
23. Pemasangan tetap
24. Kontrol
11 Perawatan gigi dengan saluran akar ganda 1. Acces Opening
11.1. (Gigi vital/nonvital/lurus) dengan teknik 2. Diagnostic Wire Photo (DWP)
CDP (for hand used) 3. Preparasi SA (Shaping)
4. Mencoba gutta point (Trial photo)
5. Dressing
6. Obturasi
7. Kontrol
11.2. Restorasi mahkota selubung (PFM dll) 1. Diagnosa
2. Persiapan mahkota sementara
3. Preparasi
4. Tissue management
5. Cetak rahang yang bersangkutan (elastomer)
6. Cetak Antagonis (alginate)
7. Pencocokan warna gigi
8. Catatan gigit
9. Insersi mahkota sementara
10. Model kerja dalam keadaan oklusi (Die)
11. Pasang percobaan
12. Finishing & polishing
13. Pemasangan tetap
14. Kontrol
PERSIAPAN SEBELUM KERJA KLINIK Peralatan wajib yang akan digunakan untuk
PRAKTIKUM praktikum harus dalam keadaan steril, pada meja
dental unit
Sebelum melaksanakan praktikum:
Mahasiswa wajib membaca dan memahami buku
Cek dental unit secara keseluruhan (lampu,
penuntun praktikum sebelum bekerja
kompresor, high speed, low speed, kursi pasien,
Sebelum melakukan praktikum mahasiswa wajib
kursi operator, saliva ejector dan kebersihannya)
mengikuti tes masuk (lulus), pengarahan praktikum
Selama bekerja pada penderita mahasiswa
dan pemeriksaan alat
diwajibkan menggunakan jas praktikum, masker
Memberitahukan/lapor kepada instruktur setiap
dan sarung tangan yang sesuai dengan ukuran
akan mulai bekerja, serta menunjukkan setiap hasil
masing-masing.
praktikum sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
tercantum dalam buku nilai.
142 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
Gambar 5. Bur pararel dengan sumbu mahkota, kemudian diarahkan ke labial dan lingual menghilangkan karies
TUGAS 2
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II
Tahapan kerja:
1. Preparasi kavitas
Preparasi sesuai desain (yang telah digambar)
menggunakan contra angle handpiece dengan round
end diamond bur, pear shape atau flat end fissure
diamond bur, dapat pula digunakan tungsten
carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan dengan
Gambar 9. Pemasangan matrix pada klas II
diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
5. Liner:
preparasi pada umumnya.
Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
Untuk tepi occlusal margin tidak perlu dilakukan
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
pembuatan bevel. Untuk menambah retensi
penyinaran.
restorasi di bidang oklusal dilakukan preparasi
6. Etsa Asam:
membentuk dovetail dan channel.
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
Dilakukan pembuatan bevel di axio pulpal line
dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi
angle dan di dinding axio buccal dan axio lingual/
menggunakan micro brush steril, tunggu selama
palatal serta gingival wall di daerah proximal gigi
15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel
posterior yang bersangkutan.
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai
144 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
tampak warna keputihan (frosty appearrance). dapat pula digunakan tungsten carbide bur
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak (fluted < 12), yang disesuaikan dengan diameter
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist). kavitas. Prinsip preparasi minimal invasive, tanpa
7. Bonding: mengesampingkan syarat pokok preparasi pada
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro umumnya.
brush pada seluruh permukaan yang telah di Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
etsa, lalu semprot dengan air syringe perlahan, Dilakukan pembuatan bevel pada cavo surface
kemudian disinari selama 10 detik (sesuai enamel margin.
petunjuk pabrik), sehingga tampak permukaan Tergantung luasnya karies, kavitas bisa dilanjutkan
mengkilat. dengan membuat chamel & dovetail ke arah
8. Penumpatan: palatal.
Penumpatan dengan teknik layering pada seluruh
kavitas klas II, dengan warna komposit resin yang
telah ditentukan sebelumnya. Daerah proximal
dilakukan pengisian komposit resin terlebih
dahulu. Tiap lapisan dilakukan penyinaran
selama 10 detik (dengan sinar LED), pada lapisan
teratas dilakukan pembentukan anatomi gigi
oklusal. (Berikan plastic foil pada permukaan
oklusal kemudian pasien disuruh meng oklusikan
geliginya sekali saja), kemudian dilakukan carving
anatomi oklusal dengan menyesuaikan keadaan
oklusi, selanjutnya dilakukan penyinaran.
9. Finishing & Polishing
Dilakukan cek oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Dilakukan finishing Gambar 10. Preparasi kavitas Klas III
menggunakan fine finishing diamond bur, pada
seluruh permukaan tumpatan (ingat anatomi 2. Isolasi daerah kerja:
oklusal). Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
Setelah finishing dilakukan polishing dengan atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
menggunakan sand rubber, kemudian dilanjutkan holder.
dengan silicon rubber, dengan menggunakan pasta Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
poles. Dapat pula menggunakan soflex disc./opti (chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci,
disc. dan dikeringkan.
Bila perlu dapat dilakukan post curing 3. Tissue Management:
procedure. Retraksi gusi di daerah proximal dengan
10. Kontrol: menggunakan retraction cord dan bahan
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
unutk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol terutama di interdental papil, bila kavitas jauh ke
adalah: arah jaringan gusi di proximal.
Adanya rasa sakit 4. Pemasangan matrix:
Perkusi Dilakukan pemasangan celluloide strip di proximal
Vitalitas gigi dan wedge, melalui interdental papil sedikit masuk
Restorasi dalam keadaan baik ke dalam saku gusi.
Tidak terjadi traumatik oklusi 5. Liner:
Keadaan jaringan lunak sekitarnya Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
Kontak proximal masih baik pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
penyinaran.
TUGAS 3 6. Etsa Asam:
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS III Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
Tahapan kerja: dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi
1. Preparasi Kavitas: menggunakan micro brush steril, tunggu selama
Preparasi sesuai desain preparasi, menggunakan 15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel
contra angle handpiece dengan round end diamond margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai
bur, pear shape atau flat end fissure diamond bur, tampak warna keputihan (frosty appearrance).
146 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS 4 petunjuk pabrik), sehingga tampak permukaan
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS IV mengkilat.
8. Penumpatan:
Tahapan kerja:
Penumpatan dengan teknik layering pada seluruh
1. Preparasi Kavitas:
kavitas klas IV, dengan warna resin komposit
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
yang telah di tentukan sebelumnya. Dasar kavitas
contra angle handpiece dengan round end diamond
dilakukan pengisian resin komposit terlebih dahulu.
bur, pear shape dilanjutkan dengan flat end fissure
Tiap lapisan dilakukan penyinaran selama 10 detik
diamond bur, dapat pula digunakan tungsten
(dengan sinar LED), matrix yang telah dipersiapkan
carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan dengan
di isi bahan komposit kemudian diadaptasikan
diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
pada gigi yang bersangkutan, kelebihan bahan
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
dibersihkan dengan sonde atau plastic filling
preparasi pada umumnya.
instrument, selanjutnya dilakukan penyinaran
Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
dari segala arah (dari labial & palatal).
Dilakukan pembuatan bevel pada cavo surface
9. Finishing & Polishing:
enamel margin.
Dengan articulating paper, di cek oklusi pasien, bila
2. Isolasi daerah kerja:
ada traumatic occlusion dilakukan pengurangan
Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
dengan menggunakan tappered fissure fine
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
finishing diamond bur yang runcing maupun
holder.
bulat. Pengurangan di usahakan jangan sampai
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
mengubah bentuk anatomi.
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci,
Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
dan dikeringkan.
menggunakan sand rubber cup, kemudian
3. Tissue Mangement:
digunakan silicone rubber atau soflex disc,
Retraksi gusi di daerah proximal dengan
dengan atau tanpa pasta poles, sehingga seluruh
menggunakan retraction cord dan bahan
permukaan restorasi halus dan tampak mengkilat,
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
serta tidak terasa batas antara struktur jaringan
terutama di interdental papil.
gigi dengan bahan restorasi.
4. Persiapan matriks:
Perhatikan pula kontak proximal restorasi, dapat
Digunakan celluloide crown form matrix yang di
dilakukan finishing dengan menggunakan metal
belah menjadi 2, yaitu sisi mesial dan sisi distal,
strip atau paper strip didahului dengan yang kasar
kemudian di letakkan melalui proximal dan
sampai halus (ingat bentuk inciso mesial/distal).
ditahan dengan wedge. Dapat pula digunakan
incisal matrix yang disesuaikan dengan besar dan
letak gigi yang bersangkutan, serta sesuaikan sisi
mesial atau distal nya.
5. Liner:
Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
penyinaran.
Gambar 13. Finishing & Polishing
6. Etsa Asam:
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
dengan asam fosfat konsentrasi 37% - 50%. Aplikasi 10. Kontrol:
menggunakan micro brush steril, tunggu selama Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
15–30 detik, pada permukan cavo surfave enamel untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai adalah:
tampak warna keputihan (frosty appearrance). Adanya rasa sakit
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak Perkusi
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist). Vitalitas gigi
7. Bonding: Restorasi dalam keadaan baik
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro Tidak terjadi traumatik oklusi
brush pada seluruh permukaan yang telah di Keadaan jaringan lunak sekitarnya
etsa, lalu semprot dengan air syringe perlahan, Kontak proximal
kemudian disinari selama 10 detik (sesuai
148 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
10. Kontrol: 5. Liner:
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1–2 minggu Pemberian liner pada kavitas yang dalam, dengan
untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol bahan dasar Ca(OH)2 pada permukaan dentin yang
adalah: terbuka. Liner dapat berupa pasta (base-catalyst)
Adanya rasa sakit atau dengan penyinaran.
Perkusi dan tekanan 6. Conditioner:
Vitalitas gigi Conditioner yang digunakan adalah asam sitrat
Restorasi dalam keadaan baik dengan konsentrasi 15%. Aplikasi menggunakan
Tidak terjadi traumatik oklusi micro brush steril, pada permukaan kavitas,
Keadaan jaringan lunak sekitarnya kemudian di cuci dan dikeringkan.
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist).
TUGAS 6 7. Penumpatan:
RESTORASI GLASS IONOMER CEMENT Dilakukan pencampuran Base – Catalyst
KLAS V GIC menggunakan spatula plastik diatas
paper pad dengan perbandingan powder:
Tahapan kerja:
liquid = 1:1. Penumpatan menggunakan plastic
1. Preparasi Kavitas:
filling instrument untuk menumpatkan GlC
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
pada kavitas klas V, dengan warna yang telah
contra angle handpiece dengan round end diamond
ditentukan sebelumnya. Dilakukan penumpatan
bur, pear shape atau flat end fissure diamond bur,
menggunakan matric cervical yang telah disiapkan
inverted diamond bur dapat pula digunakan
sebelumnya (dapat berupa aluminium cervikal
tungsten carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan
matricx atau celluloide). Kelebihan bahan restorasi
dengan diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
dibersihkan dengan sonde sebelum setting.
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
Selanjutnya dilakukan pengulasan Varnish.
preparasi pada umumnya.
8. Finishing & Polishing:
Preparasi hanya membuang jaringan karies
Finishing menggunakan tappered fissure fine
aktif.
finishing diamond bur. Pengurangan di usahakan
Retensi tambahan dapat dibuat dengan inverted
jangan sampai mengubah bentuk anatomi.
bur atau wheel bur dengan diameter 1 mm.
Selanjutnya pada vase berikutnya dilakukan
pemolesan dengan menggunakan sand rubber cup,
kemudian digunakan silicone rubber atau soflex
disc, astro brush/jiffy brush, sehingga seluruh
permukaan restorasi halus dan tampak mengkilat,
serta tidak terasa batas antara struktur jaringan
gigi dengan bahan restorasi.
150 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS 8 3. Mencetak:
RESTORASI ONLAY PADA GIGI VITAL/NON Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
VITAL (POST TX. SA) melalui teknik double impression dengan bahan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak
Tahapan Kerja:
sebagian atau sendok cetak penuh.
1. Preparasi:
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
alginate.
contra angle handpiece dengan flame shape
4. Catatan Gigit:
diamondbur, pear shape atau flat/round end
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
fissure diamond bur, inverted diamond bur
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
dapat pula digunakan tungsten carbide bur
lempeng malam merah yang dipanaskan dan
(fluted < 12), yang disesuaikan dengan diameter
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
kavitas. Prinsip preparasi minimal invasive, tanpa
lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
mengesampingkan syarat pokok preparasi pada
pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
umumnya.
keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
Preparasi hanya membuang jaringan karies
di bagian buccal fold ke arah RA dan RB, sampai
aktif.
malam mengeras.
Pembuatan Onlay secara indirect technique.
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
Onlay di indikasikan pada gigi dengan mahkota
oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
klinis yang masih tinggi, preparasi dengan
dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
mereduksi permukaan oklusal gigi kurang lebih
5. Model Kerja:
1,5–2 mm, sehingga bebas oklusi dengan gigi
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
antagonis. Preparasi dilakukan mengikuti bentuk
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan
anatomi oklusal bila bidang oklusal masih utuh
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
(gigi vital). Reduksi bidang buccal dan lingual/
Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
palatal 1/3 tinggi mahkota klinis, sambil mengikuti
Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
bentuk anatomi gigi. Dilakukan slicing di proximal
dikirim ke Lab gigi.
mesial dan distal bila gigi masih utuh, slicing
6. Intruksi ke Lab. Gigi:
sebatas diatas bidang kontak.
Untuk instruksi kel Lab, perlu dijelaskan bahan
apa yang akan digunakan untuk Onlay tersebut,
bentuk anatomi oklusal yang baik, kapan waktu
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan.
Dalam hal ini tidak diperlukan pencocokan warna/
shade guide oleh karena bahan dari logam.
7. Pasang Coba Onlay:
Setelah Onlay selesai, perlu dilakukan pasang coba
pada pasien. Pada pasang coba perlu diperhatikan
antara lain:
Bentuk anatomi oklusal baik
permukaan logam halus/tidak porous
Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
gigit (cek dengan articulating paper)
Keadaan initial fit dari onlay
Gambar 19. Prepaasi onlay
Kontak proximal baik
Pertemuan logam dan struktur jaringan gigi
Onlay pada gigi yang telah mengalami perawatan halus
SA, di mana telah terbentuk access opening 8. Finishing & Polishing:
pada kavitas preparasi, maka bekas kavitas ini Finishing menggunakan stone bur. Pengurangan
di manfaatkan sebagai retensi tambahan setelah di usahakan jangan sampai mengubah bentuk
dasar kavitas di tutup dengan basis semen. anatomi oklusal onlay.
2. Tissue Mangement: (bila diperlukan) Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
Retraksi gusi di daerah cervical proximal menggunakan sand rubber cup, kemudian
dengan menggunakan retraction cord dan bahan digunakan rubber atau soflex disc sehingga
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. seluruh permukaan onlay halus dan tampak
TUGAS 9 (A)
RESTORASI MAHKOTA SELUBUNG PADA
GIGI POSTERIOR VITAL: (PFM ATAU RESIN
KOMPOSIT)
Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau
indirect. atau
1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
contra angle handpiece dengan flame shape diamond
bur, pear shape atau tapered flat end fissure diamond
bur, dapat pula digunakan tungsten carbide bur
(fluted < 12).
1.1. Pengasahan Bidang Bukal/Palatal/Lingual,
pada daerah servikal berbentuk shoulder bevel/
chamfer:
Pada gigi yang masih vital, sebelum preparasi Gambar 20. Preparasi gigi molar untuk mahkota selubung
(preparasi bagian proksimal, oklusal dan servikal)
kadang-kadang perlu dilakukan anestesi
Digunakan tapered flat end diamond
bur(high speed). Pengurangan setebal 1.3. Pengasahan Bidang Oklusal:
1,5–2 mm. Pengasahan dilanjutkan ke bidang oklusal
Daerah 1/3 oklusal diasah membentuk sudut dengan menggunakan wheel diamond
50 dengan sumbu gigi bur, tapered round end diamond bur atau
Daerah 2/3 servikal diasah sejajar/tegak diamond bur berbentuk segi 6
atau membentuk sudut kemiringan 30 Pengasahan mengikuti bentuk anatomi
(mengingat arah pasang mahkota) oklusal gigi, serta relasi dengan gigi
Menghilangkan undercut antagonis
Pengasahan dengan menggerakkan bur ke Dapat dibuat guide preparasi untuk
arah mesial dan distal dengan konstan menentukan seberapa banyak akan diasah
dan tanpa tekanan (jangan lupa semprotan dengan menggunakan tapered fissure diamond
air) bur diameter tertentu.
1.2. Pengasahan Bidang Proksimal Mesial/ Untuk mengecek cukupnya preparasi dapat
Distal: digunakan lempeng malam merah atau
bukal/palatal/ling ual pengasahan articulating paper (lipat 8-10 kali), bahan cetak
dilanjutkan ke proksimal dengan heavy body, kemudian rahang digerakkan
menggunakan bur yang sama keposisi sentris/protrusif/lateral, bila terjadi spot
dilakukan pengasahan kembali.
152 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
1.4. Shoulder/Champher: lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
Ginggival margin mahkota selubung (bahan pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
resin komposit) berupa "shoulder bevel" keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
Shoulder/champher terletak di gingival di bagian buccal fold ke arah RA dan RB, sampai
margin atau masuk ke dalam gingival malam mengeras. (semprot dengan water syringe
crevice sekitar 0,5 mm tergantung 0,5 mm dalam oklusi).
tergantung kesehatan jaringan ginggiva Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
Pembuatan shoulder/champher mengikuti oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
bentuk margin ginggiva dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
Seluruh keliling shoulder/champher pada 5. Model Kerja:
servikal gigi merupakan satu kesatuan Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
berupa lingkaran. (Moldarox) untuk cetakan double impression dan
Catatan: gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
Untuk pembuatan mahkota selubung dengan Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
bahan Porcelain fuced to Metal (PFM), garis Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
cervikal berupa “champher”, sedangkan untuk dikirim ke Lab gigi.
bahan resin komposit/all porcelain garis cervikal 6. Pencocokan Warna Gigi:
berupa shoulder bevel. Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan
1.5. Penyelesaian Tahap Akhir Preparasi: shade guide warna, serta dikomunikasikan dengan
Semua sudut yang tajam dibulatkan pasien. Warna dapat disesuaikan dengan gigi
serta permukaan gigi dihaluskan dengan tetangga yang masih baik.
finishing diamond, tungsten carbide bur 7. Instruksi ke Lab. Gigi:
(> 12 fluted), sand rubber atau soflex disc./ Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan
opti disc bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota
Sebaiknya setelah preparasi seluruh selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
permukaan gigi dilapisi dengan varnish warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
untuk menutup tubuli dentin yang anterior yang memerlukan estetik, warna tidak
terbuka. tampak opaque, translucency yang baik, cervical
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu
45° 3° pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi
lab gigi.
8. Pasang Coba Mahkota Selubung:
(Prep 1/3 occ ceparical) (Paralel) (Kemiringan 3°) Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu
Gambar 21. A. Sudut pengasahan bidang gigi molar untuk
diperhatikan antara lain:
restorasi mahkota selubung, B. Mahkota klinis rendah
bidang aksial dibuat, C. Mahkota klinis tinggi bidang aksial Bentuk anatomi baik
miring 30 Warna sesuai
Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
2. Tissue Mangement: gigit (cek dengan articulating paper)
Retraksi gusi di keliling cervical dengan Keadaan initial fit mahkota
menggunakan retraction cord dan bahan Kontak proximal baik
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. 9. Finishing & Polishing:
3. Mencetak: Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan finishing diamond bur, tungsten carbide bur
melalui teknik double impression dengan bahan (> 12 fluted). Finishing/preparasi di usahakan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak jangan sampai mengubah bentuk anatomi gigi
sebagian atau sendok cetak penuh. yang bersangkutan.
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
alginate. menggunakan sand rubber cup, kemudian
4. Catatan Gigit: digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan mengkilat.
lempeng malam merah yang dipanaskan dan Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam kembalikan ke Lab gigi untuk pemolesan lebih
lanjut.
TUGAS 9 (B)
RESTORASI MAHKOTA SELUBUNG PADA
GIGI ANTERIOR VITAL
(PFM atau resin komposit)
# Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau
indirect.
Gambar 22. Preparasi mahkota selubung
1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan 1.3. Pengasahan Bidang Incisal:
contra angle handpiece dengan thin flame shape Pengasahan dilanjutkan ke bidang incisal
diamond bur, pear shape atau tapered flat/round dengan menggunakan wheel diamond bur,
end fissure diamond bur, dapat pula digunakan tapered round end diamond bur, incisal di
tungsten carbide bur (fluted < 12). potong ke arah palatal membentuk sudut
1.1. Pengasahan Bidang labial/Palatal/Lingual pada 45°.
daerah servikal berbentuk shoulder bevel/ Pengasahan lurus mengikuti incisal gigi,
champher: perhatikan relasi dengan gigi antagonis
Pada gigi yang masih vital, sebelum preparasi Dapat dibuat guide preparasi untuk
kadang-kadang perlu dilakukan anestesi menentukan seberapa banyak akan diasah
Digunakan tapered flat end/round end dengan menggunakan tapered fissure diamond
diamond bur (high speed). Pengurangan bur diameter tertentu.
setebal 1,5–2 mm. Untuk mengecek cukupnya preparasi dapat
Daerah 1/3 incisal diasah membentuk sudut digunakan lempeng malam merah atau
50° dengan sumbu gigi articulating paper (lipat 8–10 kali), bahan cetak
Daerah 2/3 servikal/medial diasah sejajar heavy body, kemudian rahang digerakkan
sumbu gigi. keposisi sentris/protrusif/lateral, bila terjadi spot
Menghilangkan undercut dilakukan pengasahan.
Pengasahan dengan menggerakkan bur ke 1.4. Shoulder/Champher:
arah mesial dan distal dengan konstan Ginggival margin mahkota selubung dapat
dan tanpa tekanan (jangan lupa semprotan berupa champher (bila PFM), atau shoulder
air) bevel (resin komposit)
1.2. Pengasahan Bidang Proksimal Mesial/ Shoulder/champher terletak di gingival
Distal: margin atau masuk ke dalam gingival
Dari Labial/palatal/lingual pengasahan crevice sekitar 0,5 mm tergantung 0,5 mm
dilanjutkan ke proksimal dengan tergantung kesehatan jaringan ginggiva
menggunakan bur yang sama. Pembuatan shoulder/champher mengikuti
Untuk menghindari terasahnya gigi bentuk margin ginggiva
tetangga dapat dilindungi dengan steel Seluruh keliling shoulder/champher pada
matrix band. servikal gigi merupakan satu kesatuan
berupa lingkaran.
154 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
1.5. Penyelesaian Tahap Akhir Preparasi: Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
Semua sudut yang tajam dibulatkan Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
serta permukaan gigi dihaluskan dengan dikirim ke Lab gigi.
finishing diamond, tungsten carbide bur 6. Pencocokan Warna Gigi:
(> 12 fluted), sand rubber atau soflex disc. Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan
Sebaiknya setelah preparasi seluruh shade guide warna, serta dikomunikasikan dengan
permukaan gigi dilapisi dengan varnish pasien. Warna dapat disesuaikan dengan gigi
untuk menutup tubuli dentin yang tetangga yang masih baik.
terbuka. 7. Instruksi ke Lab. Gigi:
Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan
bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota
selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
anterior yang memerlukan estetik, warna tidak
tampak opaque, translucency yang baik, cervical
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi
laboratorium gigi.
8. Pasang Coba Mahkota Selubung:
Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu
diperhatikan antara lain,:
Bentuk anatomi baik
Gambar 23. Preparasi pada 4 gigi anterior RA
Warna sesuai
Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
2. Tissue Mangement:
gigit (over bite/over jet normal)
Retraksi gusi di keliling cervical dengan
Keadaan initial fit mahkota
menggunakan retraction cord dan bahan
Kontak proximal baik
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan.
9. Finishing & Polishing:
3. Mencetak:
Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
finishing diamond bur,tungsten carbide bur (> 12
melalui teknik double impression dengan bahan
fluted). Finishing/preparasi di usahakan jangan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak
sampai mengubah bentuk anatomi gigi yang
sebagian atau sendok cetak penuh.
bersangkutan.
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak
Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
alginate.
menggunakan sand rubber cup, kemudian
4. Catatan Gigit:
digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
mengkilat.
lempeng malam merah yang dipanaskan dan
Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
kembalikan ke Lab gigi untuk pemolesan lebih
lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
lanjut.
pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
10. Pasang Tetap:
keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
Pemasangan tetap mahkota selubung dengan
di bagian labial fold ke arah RA dan RB, sampai
menggunakan luting cement. Bersihkan cement
malam mengeras.
sebelum setting.
Dapat pula digunakan gips cetak pada gigi anterior
11. Kontrol:
(Xanthano).
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
unutk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
adalah:
dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
Adanya rasa sakit
5. Model Kerja:
Perkusi
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
Vitalitas gigi
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan
Restorasi dalam keadaan baik
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
Tidak terjadi traumatik oklusi
Keadaan jaringan lunak sekitar baik
Panjang gigi Panjang alat yang masuk saluran akar x Panjang gigi dalam photo
sesungguhnya =
Panjang alat dalam photo
156 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
2.2 Penentuan panjang kerja berdasarkan 5. Dressing
gambaran radiologis: Dressing menggunakan golongan kalsium
Diagnostic Wire Photo (DWP) hidroksida: metapaste, ultracal
Untuk menentukan panjang kerja perlu 6. Obturasi dengan teknik single cone
dilakukan diagnostic wire photo dengan cara – Siapkan gutta point dan pasta saluran akar.
memasukkan K file nomor kecil yang diberi – Tumpatan sementara dan bahan Ca(OH)2
stopper sesuai panjang rata-rata gigi dikurangi dikeluarkan dahulu dengan cara melakukan
1–2 mm (stopper diletakkan pada bagian irigasi sampai saluran akar bersih.
puncak cusp yang tertinggi) kemudian – Saluran akar dikeringkan dengan paper point
dilakukan Ro photo. Dari hasil Ro photo dapat steril.
dilakukan perhitungan panjang gigi dengan – Gutta point (standarisasi ISO) yang sudah
rumus (2.1) sesuai pada saat trial foto dimasukkan ke
3. Preparasi saluran akar dengan teknik standar: dalam saluran akar yang disertai pengulasan
– Preparasi dengan File tipe K sesuai panjang pasta saluran akar, dengan menggunakan
kerja jarum lentulo kemudian dimasukkan ke
– Preparasi dimulai dari File tipe K nomer kecil dalam saluran akar sesuai panjang kerja
digunakan secara berurutan secara perlahan-lahan dan dipotong 1 mm di
– Setiap pergantian nomor File tipe K dilakukan bawah orifice menggunakan ekskavator yang
irigasi saluran akar menggunakan jarum dipanaskan. Selanjutnya itu ditutup dengan
syringe injection (maxiprobe) 2 ml Irigasi dengan cotton pellet dan tumpatan sementara kemudian
larutan kombinasi NaOCl 2,5%, Chlorhexidine dilakukan Ro” photo obturasi.
2–3% dan dibilas dengan akuades steril 7. Kontrol
Perhatikan: – Dilakukan satu minggu setelah obturasi
Irigasi secara perlahan-lahan (secara bertahap – Yang perlu diperiksa:
setiap 0,5 ml) dan tanpa tekanan Anamnesa: Ada tidaknya rasa sakit
Setelah dilakukan irigasi, saluran akar Dapat berfungsi dengan baik
dikeringkan dengan paper point steril, dan Pemeriksaan klinis: perkusi
tidak diperbolehkan menggunakan hembusan Tumpatan sementara masih baik
udara Keadaan jaringan lunak sekitarnya baik
Ro” photo evaluasi baik.
TUGAS 10
10.2. RESTORASI MAHKOTA PASAK DAN
INTI PADA SA TUNGGAL (POST & CORE
CROWN)
Tahapan Kerja:
Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau indirect
dan harus diperhatikan apakah perlu bentuk ferulle
atau tidak.
1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
Gambar 26. Cara memasukkan cairan irigasi dengan jarum contra angle handpiece dengan tappered fissure
syringe injection ke dalam saluran akar menyusur dinding diamond bur, wheel diamond bur, dapat pula
SA digunakan tungsten carbide bur (fluted < 12).
Bentuk dan ukuran bur disesuaikan dengan luas
4. Mencoba gutta point (trial foto): bidang yang akan dipreparasi.
– Memilih gutta point sesuai standarisasi ISO. 1.1. Pengeluaran Gutta point:
Kemudian diberi tanda (sesuai panjang kerja) Dilakukan pengeluaran gutta point sedalam
dan dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar 2/3 panjang akar, menggunakan peeso reamer
dan diperoleh tug back. (penetration drill) atau gate glidden drills yang
– Dilakukan trial photo untuk mengetahui
ketepatan dari gutta point (hermetis)
158 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
9. Mencetak Pasak & Inti Tuang: Keadaan initial fit mahkota
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan Kontak proximal baik
seperti mencetak mahkota selubung pada umumnya, 15. Finishing & Polishing
melalui teknik double impression dengan bahan cetak Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
rubber base (elastomer), dengan sendok cetak sebagian finishing diamond bur, tungsten carbide bur (> 12
atau sendok cetak penuh. fluted). Finishing/preparasi di usahakan jangan
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak sampai mengubah bentuk anatomi gigi yang
alginate. bersangkutan.
10. Catatan Gigit: Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan menggunakan sand rubber cup, kemudian
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan lempeng digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
malam merah yang dipanaskan dan dibentuk seperti seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
galengan gigit, setelah malam lunak dan homogen mengkilat.
di letakkan pada rahang bawah pasien, kemudian Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
pasien disuruh menggigit dalam keadaan oklusi, kembalikan ke Laboratorium gigi untuk pemolesan
kemudian malam diadaptasikan di regio buccal fold lebih lanjut.
ke arah RA dan RB, sampai malam mengeras. 16. Pasang Tetap:
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng oklusikan Pemasangan tetap mahkota selubung dengan
model kerja RA dan RB yang akan dikirim ke menggunakan luting cement. Bersihkan cement
Laboratorium teknik gigi. sebelum setting.
11. Model Kerja: 17. Kontrol:
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis. adalah:
Pada gigi yang dipreparasi harus dibuat bentuk die Adanya rasa sakit
yang dapat keluar masukpada model kerja. Perkusi
Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4) Model Restorasi pasak dalam keadaan baik initial
kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya dikirim fitnya
ke Lab gigi. Keadaan jaringan lunak sekitarnya oklusi berapa
12. Pencocokan Warna Gigi: overbite - overjet terukur baik.
Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan shade
guide warna, serta dikomunikasikan dengan pasien.
Warna dapat disesuaikan dengan gigi tetangga yang TUGAS 11
masih baik. PERAWATAN GIGI DENGAN SALURAN AKAR
13. Instruksi ke Lab. Gigi: GANDA (GIGI VITAL/NON VITAL/LURUS)
Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan DENGAN TEKNIK CDP MENGGUNAKAN
bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota PROTAPER (FOR HAND USED)
selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
Tahapan Kerja:
warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
anterior yang memerlukan estetik, warna tidak 1. a. Pemasangan Rubber dam dan saliva
tampak opaque, translucency yang baik, cervical ejector
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu b. Access opening:
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain * Pembuatan access opening (lihat gambar acces
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi opening)
laboratorium gigi. Dimulai dengan menggunakan Endo acces bur no.
14. Pasang Coba Mahkota Selubung: 2 atau no. 3 hingga didapatkan glide path (bebas
Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan hambatan, lurus membentuk akses straight line).
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu (gambar 29, 30, 31).
diperhatikan antara lain:
Bentuk anatomi baik Yang perlu diperhatikan:
Warna sesuai Semua jaringan karies dibersihkan agar kontaminasi
Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian ruang pulpa dan saluran akar dapat dikurangi.
gigit Pada gigi dengan diagnosis nekrosis pulpa apabila
ada sebagian jaringan pulpa yang masih vital
(terasa sakit) maka dapat dilakukan anastesi untuk
mengurangi rasa sakit.
160 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
– Apabila file tipe K no. 20 terasa longgar,
maka preparasi di lanjutkan ke F2 dengan
Re-Check File K no. 25
– Apabila masih terasa longgar lanjutkan
preparasi ke F3 dengan Re-Check file K
no. 30
– Antara pergantian file dilakukan irigasi
saluran akar
– Setiap pergantian nomor alat preparasi
saluran akar K file harus dilakukan irigasi
saluran akar menggunakan jarum irigasi
Gambar 34. Contoh persiapan preparasi di daerah 1/3 (syringe injection 2 ml) dan dilakukan
apikal
rekapitulasi
– Irigasi menggunakan NaOCL 2,5% atau
Pembentukan Preparasi Daerah 1/3 Apikal CHX 1–2% dan dibilas dengan akuades
– Gunakan S1 sesuai panjang kerja. steril.
– Kemudian gunakan S2 sampai terasa – Jarum syringe untuk irigasi cukup kecil
adanya tahanan pada panjang kerja yang sehingga dapat masuk saluran akar, irigasi
sudah di capai sebelumnya. secara perlahan-lahan (secara bertahap
– Apabila terasa ada hambatan atau jalan setiap 0,5 ml) dan tanpa tekanan.
masuk belum lancar, maka sebelumnya 4. Mencoba guttap
bisa menggunakan Sx. – Memilih gutta point sesuai standarisasi ISO
– Irigasi tetap dilakukan setiap pergantian dan preparasi terakhir. Kemudian diberi tanda
alat preparasi. (sesuai panjang kerja) dan dicoba dimasukkan
ke dalam saluran akar dan diperoleh tug
back.
– Dilakukan trial photo untuk mengetahui
ketepatan dari gutta point (hermetis)
5. Dressing
Dressing menggunakan golongan kalsium
hidroksida: metapaste, ultracal
6. Obturasi dengan teknik single cone
– Siapkan gutta point dan pasta saluran akar.
Gambar 35. Contoh pembentukan preparasi di daerah 1/3
apikal
– Tumpatan sementara dan bahan DRESSING
(Ca(OH)2) dikeluarkan dahulu dengan cara
melakukan irigasi sampai saluran akar
Finishing daerah 2/3 koronal dan 1/3 apikal: bersih.
– Gunakan F1 hingga mencapai panjang – Saluran akar dikeringkan dengan paper point
kerja, gerakan protaper hand use adalah steril.
putaran searah jarum jam ¾ putaran – Gutta point (standarisasi ISO) yang sudah sesuai
kemudian berlawanan jarum jam ketika pada saat trial dimasukkan ke dalam saluran
menarik file akar yang disertai pengulasan pasta saluran
– File tipe K no. 20 dimasukkan ke dalam akar dengan menggunakan jarum lentulo,
saluran akar untuk mengukur diameter kemudian dimasukkan ke dalam saluran
apikal (re check) akar sesuai panjang kerja secara perlahan-
TUGAS
MINI-CLINICAL EVALUATION EXERCISE (MINI-CEX)
Point yang dinilai dalam mini-CEX:
162 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS Kognitif
DISKUSI KLINIK 1. Kemampuan menyampaikan pendapat.
2. Kemampuan memberikan argumentasi.
Point yang dinilai dalam Diskusi Klinik:
3. Kemampuan mengajukan pertanyaan.
Soft skill 4. Kemampuan menyelesaikan permasalahan/
1. Berpakaian sesuai dengan tata tertib klinik menjawab pertanyaan
2. Santun dalam menyampaikan pendapat
3. Bersikap santun pada instruktur maupun teman
dalam kelompok & pasien
4. Berdiskusi dengan baik dengan mengingat sopan
santun.