Anda di halaman 1dari 171

BUKU PENUNTUN

PRAKTEK KERJA PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR

Buku penuntun praktikum ini dibuat sebagai pedoman mahasiswa untuk melaksanakan kepaniteraan
klinik di RSGM.
Setiap topik menjelaskan tahapan kerja dengan rinci dan mudah dimengerti serta disusun dengan ilustrasi
gambar sehingga dapat membantu mahasiswa melaksanakan praktikum pada penderita di klinik. Mahasiswa
diharapkan dapat memahami isi buku penuntun parktikum ini untuk meningkatkan keterampilan sehingga
akan menunjang keberhasilan perawatan pada penderita di klinik.
Sebelum bekerja mahasiswa wajib membaca dan memahami isi dari buku penuntun praktikum ini agar
dapat melakukan diagnosis, rencana perawatan dan perawatan dengan tepat dan baik di bawah bimbingan
instruktur.
Semoga buku penuntun praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa selama
bekerja di RSGM.

Penulis

v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................................... v

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia ........................................................................................... 1


Bab II Kepaniteraan Klinik Ortodonti ................................................................................................. 21
Bab III Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut ....................................................................................... 33
Bab IV Kepaniteraan Klinik Periodonsia.............................................................................................. 45
Bab V Kepaniteraan Klinik Radiologi ................................................................................................. 53
Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak .......................................................................... 65
Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial ........................................................... 89
Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi ...................................................................................... 135

vii
Bab I
Kepaniteraan Klinik Prostodonsia

EDITOR:
Dr. Nike Hendrħantini, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)

KONTRIBUTOR:
Dr. Sherman Salim, drg., MS., Sp.Pros(K)
Prof. Dr. Utari Kresnoadi, drg., MS., Sp.Pros(K)
Eha Djulaeha, drg., MS., Sp.Pros(K)
Rostiny, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)
Soekobagiono, drg., MS., Sp.Pros(K)
Wahjuni Widajati, drg., MS., Sp.Pros(K)
Hanoem Eka Hidayati, drg., MS., Sp.Pros(K)
Sukaedi, drg., MS., Sp.Pros(K)
Adi Subianto, drg., MS., Sp.Pros(K)
Michael Josef Kridanto K, drg., M.Kes., Sp.Pros(K)
Harly Prabowo, drg., M.Sc., Ph.D., Sp.Pros
Agus Dahlan, drg., MS., Sp.Pros
Hary Laksono, drg., M.Kes., Sp.Pros
Bambang Agustono, drg., M.Kes., Sp.Pros
Mefina Kuntjoro, drg., M.Kes., Sp.Pros
Maretaningias Dwi Ariani, drg., M.Kes., Ph.D
Ratri Maya Sitalaksmi, drg., M.Kes., Sp.Pros
Imam Safari Azhar, drg.

1
BAB I
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
PROSTODONSIA

DESKRIPSI MATA AJAR PRAKTIKUM Peralatan dan Instrumen yang Diperlukan dalam
Pembuatan GTSL
Materi praktikum klinik Prostodonsia ini diberikan
a. Alat diagnostik (kaca mulut, sonde, pinset,
kepada mahasiswa yang melaksanakan kerja di klinik
excavator)
dengan melakukan Indikasi Perawatan Gigi Tiruan
b. Sendok cetak untuk mencetak rahang bergigi
(IP), Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL), Gigi Tiruan
c. Bunsen brander
Lengkap (GTL), Gigi Tiruan Tetap (GTT), GTT Phantom
d. Pisau malam dan pisau gips model
serta cara mereparasi gigi tiruan akrilik yang patah.
e. Alas kerja
f. Glass plate
g. Mikromotor
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
h. Artikulator
Setelah mengikuti praktikum klinik Prostodonsia i. Surveyor
mahasiswa FKG UNAIR mampu melakukan indikasi j. Bur dan Stone, Stright Handpiece dan Contra Angle
perawatan dan semua jenis perawatan penggantian
gigi pada pasien dengan baik dan benar. Bahan-Bahan
a. Modelling wax
b. Green stick
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) c. Akrilik resin self curing
d. Spiritus
Setelah mengikuti praktikum klinik Prostodonsia
e. Bahan cetak hidrocolloid irreversible dan
mahasiswa FKG UNAIR mampu melakukan Indikasi
elastomer
Perawatan Gigi Tiruan (IP), Gigi Tiruan Sebagian
f. Gigi artifisial
Lepasan (GTSL), Gigi Tiruan Lengkap (GTL), Gigi
g. Gips tipe I dan II
Tiruan Tetap (GTT), GTT Phantom serta cara mereparasi
h. Kawat klamer
gigi tiruan akrilik yang patah.
Melakukan Pemeriksaan:
a. Ekstraoral: Profil wajah, bentuk wajah, mata,
MACAM PERAWATAN PROSTODONSIA
hidung dan telinga, bibir.
I. Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan b. Intraoral: vestibulum, frenulum, relasi rahang,
(GTSL) bentuk ridge, bentuk palatum, torus maksila, tuber
II. Perawatan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) maksila, torus mandibula, retromylohyoid, lidah,
III. Perawatan Gigi Tiruan Tetap (GTT) saliva.

Perawatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Melakukan Pemeriksaan Laboratorium Rutin dan
(GTSL) Penunjang:
Laboratorium: darah lengkap bila diperlukan, x-ray
Persiapan Pasien
foto panoramik dan sefalometri bila diperlukan.
a. Pasien didudukkan pada dental chair bersandar
pada back rest dengan posisi rileks
b. Memasang alas dada pada pasien Melakukan Perawatan Pendahuluan
c. Menyiapkan instrumen yang diperlukan a. Bila diperlukan dilakukan konsultasi ke
d. Posisi pasien pada dental chair yaitu tinggi mulut departemen lain, misalnya: konservasi, bedah
pasien setinggi siku operator mulut, periodontia, ortodonsia.
b. Membuat rest seat
Memberikan Penjelasan kepada Pasien dan Informed ™ Rest seat yang dibuat pada gigi anterior/
Consent premolar, panjangnya setengah dari jarak mesio
distal gigi tersebut dengan kedalaman sesuai

3
dengan diameter klamer yang digunakan cetak rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB)
(0,8 mm). sesuai dengan ukuran rahang pasien
™ Rest seat yang dibuat pada gigi molar, d. Bahan cetak alginat dicampur dengan air sesuai
panjangnya sepertiga jarak mesio distal gigi dengan takaran aturan pabrik kemudian diaduk
tersebut dengan kedalaman sesuai dengan sampai homogen kemudian diletakkan pada
diameter klamer yang digunakan (0,8 mm). sendok cetak RA
c. Membuat lintas klamer e. Posisi garis Camfer pasien (tragus ala nasi) sejajar
™ Dibuat pada interdental dengan kedalaman lantai untuk mencetak RA
sesuai dengan diameter klamer yang f. Tunggu sampai bahan cetak alginat setting
digunakan (0,8 mm) g. Melepas cetakan alginat RA dari rahang pasien
d. Membuat guiding plane dengan gerakan sejajar (jangan terlalu banyak
e. Pengasahan Oklusal/insisal gerakan mengungkit)
h. Hasil cetakan RA dicuci di bawah air mengalir
Pemilihan Sendok Cetak (Air PDAM)
Sendok cetak dipilih sesuai dengan ukuran rahang i. Ulangi tahap di atas untuk mencetak RB, dan pada
pasien (RA-RB), yaitu jarak antara gigi dan tepi sendok tahap pencetakan RB perintahkan pasien untuk
cetak ± 4 mm, ini bertujuan untuk memberi ketebalan menjulurkan lidah
pada bahan cetak alginat supaya tidak patah (baik j. Apabila hasil cetakan telah memenuhi kriteria
pada RA/RB). yang telah ditentukan, maka dilakukan pengisian
dengan gips tipe II
Posisi Pasien pada Waktu Dicetak k. Aduklah gips tipe II dicampur dengan air (sesuai
RA: Garis tragus alanasi (garis Camper) sejajar aturan pabrik) kemudian lakukan pengisian
lantai. hasil cetakan di atas vibrator dilanjutkan dengan
RB: Bidang oklusal gigi RB sejajar lantai pembuatan basis model
Tujuan posisi ini adalah untuk mencegah bahan cetak l. Setelah gips mengeras, keluarkan hasil cetakan
tidak mengalir ke distal sehingga mengakibatkan dari sendok cetak, rapikan model serta lakukan
pasien muntah. trimming pada basis model

Mencetak Pasien untuk Model Pembahasan Catatan: Pada kasus klas III Kennedy dan klas IV
Mengaduk bahan cetak alginat Kennedy Sadel pendek tidak memerlukan sendok
a. Air sesuai aturan pabrik dimasukkan ke bowl cetak perorangan (individual tray).
b. Powder alginat sesuai aturan pabrik, dituangkan
ke dalam bowl yang sudah diberi air. Pembuatan Sendok Cetak Perorangan
c. Masa alginat dalam bowl diaduk dengan spatula a. Sendok cetak perorangan dibuat pada kasus klas
dengan cara menekan pada dinding bowl. I, II dan IV Kennedy sadel panjang menggunakan
Catatan: material autopolimerisasi konvensional
Bila menginginkan adonan tidak segera mengeras b. Siapkan model anatomis (diagnostik), malam
gunakan air es (untuk memperlambat pengerasan model (modelling wax) 1 lembar (dibagi untuk RA
alginat) & RB), pisau malam, pisau model, bunsen burner
d. Meletakkan adonan alginat tersebut pada sendok dan pemantik api dan bahan separasi (CMS)
cetak (RA-RB). c. Perhatikan model anatomis. Apabila terdapat
e. Masukkan sendok cetak beserta adonan alginat ke undercut yang cukup besar, lakukan block out
dalam mulut pasien, atur posisi sendok cetak di dengan modelling wax pada undercut tersebut.
mana median sendok cetak sesuai dengan median d. Pembuatan outline pada model anatomis dengan
pasien. memperhatikan anatomical landmark. Outline dibuat
pada daerah yang tidak bergigi dan daerah yang
Tahap pencetakan pendahuluan/cetakan anatomis. bergigi. Outline sendok cetak perorangan 2 mm
Siapkan sendok cetak (stok tray) sesuai ukuran rahang diatas (under extended) garis Outline yang telah
pasien. dibuat. Gambar stopper pada model anatomis
a. Operator memakai sarung tangan karet dan berbentuk persegi panjang dengan lebar 4 mm
masker (RA lebih ke labial/bukal RB lebih ke lingual)
b. Alat-alat yang digunakan harus steril (kaca mulut, e. Modelling wax dilunakkan diatas api kemudian
sonde, pinset, sendok cetak) diaplikasikan sesuai Outline yang telah digambar
c. Pasien didudukkan pada dental chair pada model anatomis
Pasien disuruh berkumur dan cobakan sendok f. Lakukan pemotongan tepi modelling wax 2 mm
di atas/lebih rendah (under extended) dari Outline

4  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


sesuai dengan batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak, sebagai batas tepi dari sendok cetak.
Buat lubang dengan mengambil malam untuk
pembuatan tissue stopper.

Gambar: Individual tray dan border moulding


Gambar: Outline dan spacer malam GTSL rahang bawah

g. Monomer dan polimer resin akrilik autopolimerisasi posisi sendok cetak perorangan dan lakukan
konvensional disiapkan. muscle trimming, tunggu sampai bahan cetak setting
h. Monomer dan polimer resin akrilik diaduk sampai kemudian keluarkan dari mulut pasien.
kondisi dough stage kemudian perlahan-lahan b. Lakukan penuangan dengan gips tipe II pada hasil
diletakkan pada permukaan modelling wax dengan cetakan untuk mendapatkan model kerja
bantuan spatula semen dan bentuk sesuai dengan
modelling wax yang merupakan alas dari sendok
cetak perorangan.
i. Aduk sedikit resin akrilik autopolimerisasi hingga
mencapai dough stage kemudian buatlah pegangan
sendok cetak dengan ketebalan 3 mm, panjang 8
mm dan tinggi mencapai 8 mm.
j. Basahi regio yang akan dilekatkan dengan cairan
monomer kemudian lekatkan adonan pada sendok
cetak dan sesuaikan agar tidak mengganggu
pergerakan bibir pasien.
k. Setelah resin akrilik mengeras, lepaskan dari model
anatomis kemudian sesuaikan dan haluskan area
yang permukaannya kasar dan sekiranya akan Gambar hasil cetakan fungsional GTSL
mengganggu kenyamanan pasien. Poles hingga
permukaannya halus. Sesuaikan sendok cetak Melakukan Survey dan Block Out
perorangan dengan kondisi dalam mulut pasien a. Menyiapkan alat surveyor
(lebih rendah 2 mm dari batas mukosa bergerak b. Letakkan dan fixasi model kerja pada survey table
dan tidak bergerak). dari surveyor
l. Pembuatan border molding untuk menentukan c. Posisikan bidang oklusal model sejajar bidang
batas mukosa bergerak dan tidak bergerak dengan horisontal surveyor (horizontal tilt)
menggunakan green stick compound. Potonglah d. Pasang analyzing rod pada lengan surveyor
spacer malam 2mm dari batas sendok cetak e. Deteksi gigi yang akan digunakan sebagai
perorangan untuk tempat bahan border moulding penjangkar (ada/tidak undercut pada gigi tersebut
(green stick compound). Lakukan gerakan border pada posisi ini)
moulding secara aktif (dilakukan pasien) dan pasif f. Ganti posisi kemiringan model bila tidak terdapat
dilakukan operator untuk mengaktivasi otot-otot undercut ke posisi lain seperti anterior tilt, posterior
pengunyahan, otot pembuka dan penutup mulut tilt, maupun lateral tilt (sampai ditemukan
(muscle triming). undercut)
g. Ganti analizing rod dengan carbon marker atau
Persiapan pencetakan fungsional pensil H2
a. Setelah border moulding, spacer malam pada sendok h. Bentuk ujung carbon marker meruncing pada satu
cetak perorangan dihilangkan, jangan sampai sisi
merusak hasil border moulding, aduk bahan cetak i. Gerakan carbon marker pada dinding/bidang axial
elastomer sesuai petunjuk pabrik dan cetakkan yang akan disurvei dengan cara menggerakkan
ke dalam mulut pasien dengan memperhatikan

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 5


surveyor yang memegang carbon marker melingkari 2. Penetapan gigit pada pasien yang mempunyai
gigi yang disurvei. pedoman tinggi gigit tetapi gigitan tidak terfiksir,
j. Beri tanda pada tepi/dinding model kerja berupa tahapan penetapan gigitnya adalah:
garis/guratan untuk memudahkan pengembalian a. Lunakkan galengan gigit pada salah satu
model pada survey table ketika melakukan block rahang dengan menggunakan pisau malam
out. yang dipanaskan
k. Setelah diperoleh garis survey yang menunjukkan b. Masukkan lempeng dan galengan gigit dalam
undercut pada gigi penyangga, selanjutnya daerah mulut pasien, instruksikan pada pasien untuk
proksimal di bawah undercut di block out dengan mengigit sampai gigi-gigi asli yang ada pada
gips tipe I. RA & RB kontak oklusi
l. Model kerja yang telah di block out dikembalikan c. Lakukan hal yang sama pada rahang yang
pada surveyor dengan panduan garis/guratan berlawanan
yang telah dibuat. Selanjutnya block out dirapikan d. Masukkan galengan gigit RA dan RB dan
menggunakan chisel/cutting yang dipasang pada instruksikan pasien untuk menggigit sampai
alat surveyor. kontak oklusi
e. Tunggu sampai malam mengeras
f. Buatlah garis median dan garis senyum bila
perlu
g. Instruksikan pasien membuka mulut dan
lempeng dan galengan gigit dikeluarkan dari
mulut pasien
h. Cuci lempeng dan galengan gigit tersebut di
bawah air mengalir untuk menghilangkan
ludah pasien yang menempel pada galengan
gigit
i. Kembalikan lempeng dan galengan gigit pada
Gambar model yang sudah di survey dan block out model kerja
j. Cek posisi oklusi galengan gigit pada model
Pembuatan Lempeng dan Galengan Gigit kerja dengan oklusi pada pasien
Membuat lempeng dan galengan gigit dari modelling k. Bila mana terjadi ketidaksamaan ulangi
wax. Galengan gigit terletak di atas residual ridge penetapan gigit lagi
berbentuk trapesium dan tapal kuda. Tinggi galangan l. Fixir model dan galengan gigit atas bawah
gigit setinggi gigi sebelah dan lebar mengikuti selebar menggunakan stik (batang korek api) yang
gigi sebelah. ditempelkan pada model kerja RA & RB
dengan malam perekat
Penetapan Gigit m. Transfer garis median yang telah dibuat pada
Terdapat 3 macam cara penetapan gigit pada GTSL: galengan gigit ke model kerja.
1. Penetapan gigit pada pasien yang masih
mempunyai pedoman tinggi gigit dengan gigitan
terfiksir minimal tiga titik oklusi (kontak) yang
menjamin oklusi tersebut terfiksir, tidak diperlukan
penetapan gigit.

Gambar model kerja GTSL yang memiliki pedoman tinggi


gigit yang tidak terfiksir, diperlukan penetapan gigit

3. Penetapan gigit pada pasien yang tidak mempunyai


pedoman tinggi gigit, penetapan gigitnya
Gambar model kerja GTSL yang masih memiliki dilakukan dengan pedoman seperti melakukan
pedoman tinggi gigit terfiksir
penetapan gigit pada gigi tiruan lengkap

6  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Pemilihan Anasir Gigi c. Tidak ada udara yang terjebak pada bagian gigi
Setelah penetapan gigit selesai, lakukan pemilihan tiruan yang menghadap mukosa
gigi dengan memperhatikan: warna gigi, ukuran gigi
dan bentuk gigi. Pemulasan
Yang harus diperhatikan:
Pemasangan Model Kerja pada Artikulator a. Tepi denture tidak boleh tajam
a. Garis median model sebidang dengan garis median b. Bagian denture yang menghadap mukosa tidak
artikulator. boleh ada bintil
b. Bidang horizontal model sebidang dengan garis c. Permukaan denture halus, mengkilap dan bersih
horizontal artikulator. dari sisi gips dan bahan pulas
c. Horizontal pin terletak pada pertemuan bidang
horizontal dengan garis median pasien atau
terletak pada titik kontak insisif pertama RB.

Pembuatan Klamer
Bagian-bagian klamer terdiri dari lengan retensi,
bracing dan support
a. Lengan klamer bagian retensi:
™ Terletak pada bagian bukal dan palatal/lingual
gigi di bawah keliling terbesar dari garis
survey (undercut)
™ Ujung lengan klamer tidak boleh menekan
atau menyentuh gigi sebelah Gambar GTSL Akrilik Rahang Bawah
™ Tidak boleh menyentuh gingival
™ Ujung lengan klamer dibulatkan Pasang Coba GTSL Akrilik
b. Bracing terletak di atas keliling terbesar garis a. Siapkan GTSL yang telah dibersihkan/dicuci
survey b. Masukkan dalam mulut pasien
c. Support dapat berupa oklusal rest atau bagian c. Periksa:
klamer yang melalui interdental ™ Oklusal rest pada tempatnya
™Panjang rest oklusal 1/3 mesio distal gigi ™ Lengan retentif klamer terletak di bawah
abutment molar, pada gigi anterior atau undercut gigi penyangga dan menempel pada
premolar panjang rest oklusal 1/2 jarak dinding aksial permukaan gigi
mesiodistal gigi tersebut. d. Basis tidak overextended
e. Ada/tidaknya kontak prematur yang di cek dengan
Menyusun Gigi menggunakan kertas artikulasi
a. Susun anasir gigi di atas puncak ridge
b. Anasir gigi harus kontak dengan gigi sebelahnya Selective Grinding dalam Mulut
dan gigi lawan Dilakukan bila terdapat kontak prematur
Tahapan Selective Grinding:
Pasang Percobaan GTSL Malam a. Cek oklusi dengan gigi lawan menggunakan
Yang perlu diperhatikan: kertas artikulasi. Bila ada spot tebal, berarti daerah
a. Estetik pasien (bentuk dan warna gigi) tersebut premature kontak.
b. Oklusi sentrik b. Lakukan grinding dengan stone pada daerah yang
c. Artikulasi (bila perlu) ada spot tebal dengan mengurangi bidang miring
dan memperdalam sulcus.
Kontur Akhir c. Lakukan oklusi ulang dengan kertas artikulasi
a. Kontur gingiva sama seperti kontur gingiva gigi sampai spot yang sama tebal baik gigi asli maupun
sebelah anasir gigi tiruan.
b. Permukaan malam halus dan mengkilap
Lakukan dalam gerakan oklusi dan artikulasi
Proses Akrilik
Insersi GTSL
Yang harus diperhatikan:
a. Pasien yang telah memakai GTSL yang lama
a. Basis akrilik tidak porus
dilepas minimal 24 jam sebelum insersi GTSL
b. Akrilik denture base yang digunakan standart
yang baru.
atau high impact

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 7


b. Masukkan GTSL rahang atas dan rahang bawah e. Alas kerja
pada mulut pasien. Kemudian periksa kesesuaian f. Glass plate
estetik, profil pasien, retensi dan stabilitas GTSL g. Mikromotor
c. Posisi klamer pada gigi harus memberikan retensi, h. Artikulator
tidak boleh menyentuh gingiva dan ujung klamer i. Bur dan Stone, Stright Handpiece dan Contra
tidak boleh tajam Angle
d. Periksa fungsi bicara pasien
e. Menginstruksikan pada pasien cara memakai dan Bahan-bahan dan Persiapan
membersihkan GTSL, tidak boleh dipakai untuk a. Malam model
mengunyah dan GTSL dipakai selama 24 jam b. Green stick
f. Pasien diajarkan untuk dapat memasang dan c. Akrilik resin self curing
melepas GTSL nya sendiri d. Spiritus
g. Instruksi pada pasien: e. Bahan cetak hidrocolloid irreversible dan
1. GTSL tidak boleh dilepas kecuali waktu elastomer
makan f. Gigi artifisial
2. GTSL di lepas dan dibersihkan dengan sikat g. Membuat basis dan galangan gigit rahang atas
halus dan sabun mandi dan rahang bawah
3. GTSL disimpan dalam wadah berisi air pada
malam hari Melakukan Pemeriksaan Status Lokal:
h. Instruksikan pasien datang untuk kontrol pertama a. Ekstraoral: Profil wajah, bentuk wajah, mata, hidung
satu hari sesudah insersi dan telinga, bibir, kelenjar getah bening
b. Pemeriksaan intraoral: vestibulum, frenulum,
Kontrol I relasi rahang, bentuk ridge, bentuk palatum,
a. Tanyakan keluhan pasien torus maksila, tuber maksila, torus mandibula,
b. Periksa kondisi intra oral retromylohyoid, lidah, saliva
c. Apabila ada keluhan lakukan perbaikan.
d. Instruksikan GTSL sudah boleh dipergunakan Melakukan pemeriksaan penunjang:
untuk makan makanan yang lunak dan kontrol
A. Foto Panoramik, untuk melihat:
kedua 3 hari pasca kontrol pertama.
a. Besarnya kehilangan jaringan tulang
b. Melihat ada tidaknya sisa akar dan gigi
Kontrol II
impaksi.
a. Tanyakan keluhan pasien
c. Melihat keadaan canalis mandibula
b. Periksa kondisi intra oral
B. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum
c. Apabila ada keluhan lakukan perbaikan
pasien
d. Instruksikan GSTL sudah boleh dipergunakan
a. Bila diperlukan konsultasi ke Departemen lain
untuk makan
misalnya: Konservasi, Bedah Mulut, Periodosia,
Ortodonsia
Perawatan Gigi Tiruan Lengkap (GTL)
Persiapan Pasien Tahapan pembuatan GTL akrilik
1. Pasien didudukkan pada dental chair bersandar Melakukan pencetakan pendahuluan/cetakan
pada back rest dengan posisi rileks anatomis. Siapkan sendok cetak (stok tray) sesuai
2. Memasang alas dada pada pasien ukuran rahang pasien.
3. Menyiapkan instrumen yang diperlukan
4. Posisi pasien pada dental chair tinggi mulut pasien Teknik Pencetakan Anatomis atau Preliminary
setinggi siku operator Impression.
Pencetakan anatomis dibuat dengan menggunakan
Memberikan penjelasan kepada pasien dan pasien teknik yang bersifat mukostatis atau non pressure
menandatangani Informed Consent impression. Bentuk dan ukuran sendok cetak yang
digunakan adalah sendok cetak yang disesuaikan
Peralatan dan Instrumen Pembuatan GTL dengan rahang pasien. Mendudukkan pasien pada
a. Alat diagnostik (kaca mulut, sonde, pinset, posisi yang benar (RA garis tragus ala nasi/garis
excavator) Camper sejajar lantai, RB garis oklusi sejajar lantai).
b. Set sendok cetak untuk mencetak rahang tidak Sebelum proses mencetak pasien diinstruksikan
bergigi berkumur.
c. Bunsen brander a. Operator memakai sarung tangan karet dan
d. Pisau malam dan pisau gips model masker

8  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


b. Gunakan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut, b. Pembuatan Outline pada model anatomis dengan
sonde, pinset, sendok cetak bergigi atau tidak memperhatikan anatomical landmark. Outline dibuat
bergigi) pada daerah yang tidak bergigi dan daerah yang
c. Dudukkan pasien di dental chair dengan posisi bergigi. Outline Sendok cetak perorangan 2mm
tegak diatas garis Outline yang telah dibuat. Stopper
d. Pasien diinstruksikan berkumur dan sendok cetak pada model anatomis berbentuk persegi panjang
RA dan RB dicobakan dengan pada pasien dengan lebar 4 mm (RA ke labial/bukal, RB lebih
e. Aduklah bahan cetak alginat dicampur dengan air lingual)
sesuai dengan takaran aturan pabrik kemudian
letakkan di sendok cetak RA
f. Posisikan garis Camper pasien (tragus ala nasi)
sejajar lantai untuk mencetak RA
g. Masukkan sendok cetak yang sudah berisi bahan
cetak alginat ke mulut pasien dengan posisi
yang benar, operator memfixir sendok cetak dari
belakang pasien.
h. Tunggu sampai bahan cetak alginat setting
i. Lepaskan cetakan alginat rahang atas dari rahang
pasien dengan gerakan sejajar (jangan terlalu Gambar outline, stopper pada model RA & RB
banyak gerakan mengungkit)
j. Cucilah hasil cetakan rahang atas di bawah air c. Perhatikan model pembahasan. Apabila terdapat
mengalir (air PDAM) undercut yang cukup besar, lakukan block out
k. Periksalah hasil cetakan RA apabila ada anatomi dengan malam model pada undercut tersebut
rahang atas yang tidak tercetak dengan baik atau terlebih dahulu. Pada area torus palatina, lakukan
ada udara yang terperangkap, ulangilah prosedur relief dengan menutup area tersebut menggunakan
di atas malam model.
l. Ulangi tahap di atas untuk mencetak RB, dan d. Modelling wax dilunakkan di atas api kemudian
pada tahap pencetakan rahang bawah perintahkan aplikasikan dan bentuklah modelling wax tersebut
pasien untuk menjulurkan lidah sesuai Outline yang telah digambar pada model
m. Apabila hasil cetakan telah memenuhi kriteria anatomis.
yang telah ditentukan, maka dilakukan pengisian e. Pemotongan tepi modelling wax 2 mm di atas/
dengan gips tipe II lebih rendah (under extended) dari Outline sesuai
n. Aduklah gips tipe II dicampur dengan air dengan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak,
kemudian lakukan pengisian hasil cetakan sebagai batas tepi dari sendok cetak. Buat lubang
dengan menggunakan vibrator dilanjutkan dengan dengan mengambil malam untuk pembuatan tissue
pembuatan basis model stopper.
o. Setelah gips mengeras, keluarkan hasil cetakan f. Siapkan monomer dan polimer resin akrilik
dari sendok cetak, rapikan model serta lakukan autopolimerisasi konvensional. Aduk monomer
trimming pada basis model. dan polimer resin akrilik, letakkan perlahan-lahan
pada permukaan modelling wax dengan bantuan
spatula semen dan bentuk sesuai dengan modelling
wax yang merupakan alas dari sendok cetak
perorangan
g. Resin akrilik autopolimerisasi diaduk hingga
mencapai dough stage kemudian buatlah pegangan
sendok cetak dengan ketebalan 3 mm, panjang 8
mm dan tinggi mencapai 8 mm
h. Basahi regio yang akan dilekatkan dengan cairan
monomer kemudian lekatkan adonan pada sendok
Gambar hasil cetakan anatomis GTL
cetak dan sesuaikan agar tidak mengganggu
Pembuatan Sendok Cetak Individual (Individual pergerakan bibir pasien
tray) i. Setelah resin akrilik mengeras, lepaskan dari model
a. Persiapkan model pembahasan (studi), modeling anatomis kemudian sesuaikan dan haluskan area
wax (malam model) I lembar (dibagi untuk RA yang permukaannya kasar dan sekiranya akan
dan RB), pisau malam, pisau model, bunsenburner mengganggu kenyamanan pasien. Poles hingga
dan pemantik api, bahan separasi (CMS). permukaannya halus. Sesuaikan sendok cetak

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 9


perorangan dengan kondisi dalam mulut pasien
(lebih rendah 2 mm dari batas mukosa bergerak
dan tidak bergerak)
j. Pembuatan border molding untuk menentukan
batas mukosa bergerak dan tidak bergerak
dengan menggunakan green stick compound.
Potonglah spacer malam 2 mm dari batas sendok
cetak perorangan untuk tempat bahan border
moulding (green stick). Lakukan gerakan border
moulding secara aktif (dilakukan pasien) dan pasif
dilakukan operator untuk mengaktifasi otot-otot Gambar hasil cetakan fungsional
pengunyahan, otot pembuka dan penutup mulut
(muscle triming) Pembuatan Lempeng, Galengan Gigit dan
Penetapan Gigit
Membuat lempeng dan galangan gigit dari malam
merah. Galangan gigit terletak di atas residual ridge
berbentuk trapesium dan tapal kuda. Batas posterior
galengan gigit RA sampai distal molar pertama, RB
sampai retromolar pad.

Cara Penetapan Gigit


a. Melakukan penyesuaian estetik dan profil pasien
untuk galengan gigit RA.
Gambar sendok cetak perorangan GTL b. Membuat garis tragus-alanasi (garis Camper)
sejajar lantai
c. Melakukan kesejajaran bidang oklusal galangan
gigit RA sejajar dengan garis Camper
d. Galengan gigit rahang atas anterior sejajar dengan
garis imajiner interpupil

Gambar border molding GTL

Persiapan Pencetakan Fungsional


a. Individual tray dicobakan terhadap pasien.
b. Spacer malam pada Individual tray dihilangkan,
jangan sampai merusak hasil border moulding,
aduk bahan cetak elastomer sesuai petunjuk Gambar kesejajaran galengan gigit RA dengan bite plate
pabrik dan cetakan ke dalam mulut pasien dari depan dan dari samping
dengan memperhatikan posisi Individual tray (garis
median Individual tray harus sesuai dengan garis e. Mengukur dimensi vertikal pada posisi istirahat
median wajah) tunggu sampai bahan cetak setting (pasien disuruh menutup mulut). Membuat titik
kemudian keluarkan dari mulut pasien. pada ujung hidung (nasion) dan titik gnation. Untuk
c. Dilakukan penuangan hasil cetakan dengan gips mendapatkan rest position, pasien diinstruksikan
keras tipe III untuk menghasilkan model kerja. untuk relax dan dilakukan pengukuran jarak titik
Buatlah garis median model dari frenulum labialis nasion dan titik gnation dengan menggunakan
melewati papila insisiva ke posterior sampai jangka sorong. Dapat ditambah dengan metode
tengah-tengah fovea palatini, garis puncak ridge phonetic dengan mengucapkan huruf m.
dari kaninus ke tengah-tengah tuber untuk RA f. Tinggi galengan gigit RA disesuaikan dengan
dan tengah-tengah retromolar pad untuk RB. panjang bibir (bibir panjang galangan gigit RA
Buat 3 cekungan pada dasar model kerja tidak tampak, bibir normal galangan gigit RA
tampak ± 2 mm dari garis bibir, bibir pendek
galangan gigit tampak ± 4 mm)

10  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


g. Galengan gigit rahang atas dan rahang bawah Selective Grinding I
dimasukkan dalam mulut dan melakukan check Gigi tiruan kasar dalam artikulator, dilakukan Selective
bite (kontak seimbang) Grinding I untuk menghilangkan peninggian gigit
h. Pengukuran tinggi gigit = tinggi rest posisi - free karena proses akrilik.
way space = 2–4 mm (Metode Niswonger) Pin vertical harus menyentuh incisal table. Bila
i. Menentukan relasi horizontal dengan metode belum menyentuh incisal table, dilakukan Selective
membuat: (i) Nukleus Walkhoff pada bagian Grinding tahap I memakai articulating paper dengan
posterior basis galengan gigit RA, (ii) dorsal flexi, memperdalam sulcus, mengurangi inclineplane/sisi
yaitu kedudukan kepala menengadah ke belakang, miring sampai pin vertical menyentuh incisal table.
(iii) membuka tutup mulut pasien sampai lelah,
kemudian mendorong mandibula pada posisi Remount Jig
paling posterior. Untuk mendapatkan letak gigit Melakukan remount jig, melepas model RB dari
pasien diinstruksikan untuk membuka mulut artikulator, kemudian aduk gips lunak tipe II, letakkan
kemudian lidah menyentuh nucleus sambil pada artikulator RB, katupkan RA artikulator hingga
menutup mulut perlahan-lahan, dan operator bidang oklusal dan insisal anasir gigi RA masuk ke
membantu mendorong mandibula pasien untuk dalam gips lunak sedalam 1-2 mm.
mencapai posisi paling posterior/dorsal flexi. Hal
ini dilakukan berulang kali sampai posisi yang Pemulasan Gigi Tiruan Akrilik
dicapai tidak berubah. Dilakukan pemulasan dengan cara menghaluskan
j. Buat garis median pasien, garis kaninus dan garis seluruh bagian permukaan GTL, kecuali bagian
senyum pasien permukaan GTL yang menghadap mukosa, dilanjutkan
k. Fiksasi galengan gigit rahang atas dan rahang dengan percobaan GTL pada pasien.
bawah dengan menggunakan utility wax
l. Pemasangan model dalam artikulator Intermaxillary record pada Pasien
Pasang GTL pada pasien, periksa retensi, stabilisasi,
Cara Penyusunan Gigi oklusi dan estetik. Siapkan bahan polyvinyl siloxcine
a. Penyusunan gigi anterior rahang atas: dengan (putty) dan letakkan pada permukaan oklusal gigi-gigi
memperhatikan gigi incisivus sentral terletak pada posterior, kemudian pasien diinstruksikan menutup
midline, angulasi permukaan labial tegak lurus mulut perlahan sesuai dengan relasi horizontal yang
dengan oklusal dan penempatan kontur labial yang sudah didapatkan, relasi anterior dibuat terbuka
benar. Gigi caninus ditempatkan lebih menonjol setinggi bahan record. Setelah record, GTL beserta hasil
dari gigi lainnya. Intermaxilary Record dikembalikan pada articulator
b. Penyusunan gigi di anterior rahang bawah, dengan menurunkan pin vertikal setinggi bahan
axis gigi incisivus pertama hampir vertikal dan record (± 2 mm).
incisivus kedua agak miring ke distal, sedangkan
gigi caninus lebih miring lagi ke distal.
c. Penyusunan gigi anterior (perhatikan over bite dan
over jet). Penyusunan gigi posterior rahang bawah
diatas puncak ridge (Neutral Zone) mengikuti curve
of Spee dan curve on Monson.

Mencoba Gigi Tiruan Malam


Mencoba gigi tiruan bentuk malam, perhatikan: Kontak Gambar Intermaxillary record pada Pasien
oklusi dan profil
Selective Grinding II
Lakukan Selective Grinding II dengan melakukan
koreksi artikulasi pada sisi kerja/working side menurut
hukum BULL (Buccal Upper Lingual Lower), kemudian
cek sisi balancing side (sisi keseimbangan), bila ada
blocking dilakukan Selective Grinding dengan cara anti
BULL (Buccal Upper Lingual Lower). Selective Grinding II
dikatakan selesai apabila didapatkan bilateral balance
occlusion.
Melakukan pemulasan pada GTL sampai halus dan
mengkilap.
Gambar pasang coba gigi tiruan malam RA RB dalam Mulut

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 11


Insersi Gigi Tiruan Lengkap TAHAPAN PEKERJAAN
a) Pasien yang telah memakai GTL yang lama dilepas
1. Reposisi dengan malam perekat
minimal 24 jam sebelum insersi.
2. Pengecekan hasil reposisi pada daerah fraktur
b) Masukkan GTL rahang atas dan rahang bawah
dengan sonde
pada mulut pasien. Kemudian periksa kesesuaian
3. Fiksasi dengan batang korek api/tusuk gigi
estetik, profil pasien, retensi dan stabilitas GTL
4. Pembuatan basis dengan gips keras gips tipe I
c) Periksa fungsi bicara pasien (S,M,V,R)
sebagai model kerja
d) Menginstruksikan pada pasien cara memakai dan
5. Gigi tiruan lepasan dilepas dari model kerja
membersihkan GTL, tidak boleh dipakai untuk
kemudian dilakukan pengasahan daerah fraktur
mengunyah dan GTL dipakai 24 jam
dengan membentuk sudut + 30–45°
e) Menginstruksikan ke pasien untuk kontrol gigi
6. Model kerja pada daerah fraktur diulas dengan
tiruan 24 jam pertama pemakaian, 3 hari, 1
could moeld seal, tunggu sampai kering
minggu.
7. Gigi tiruan lepasan dikembalikan pada model
kerja
8. Gigi tiruan lepasan difiksasi dengan malam
perekat
9. Buat adonan self curing akrilik diletakkan pada
daerah preparasi, kemudian dihaluskan
10. Dipulas sampai mengkilap

Perawatan Gigi Tiruan Tetap Cekat (GTC)


Preparasi gigi penyangga Gigi Tiruan Cekat
Tujuan: Mendapatkan gigi penyangga GTC yang telah
Gambar Insersi Gigi Tiruan Lengkap diasah untuk pembuatan restorasi GTC.
Preparasi atau pengasahan gigi penyangga dilakukan
Kontrol 1 untuk memperoleh ruang bagi restorasi gigi tiruan
Ditanyakan keluhan pasien, periksa kondisi intra oral, tetap yang akan dipasang.
periksa keadaan jaringan lunak pasien apakah ada
daerah kemerahan atau luka. Lakukan medikamentosa Persiapan Pasien
(obat kumur/salep) pada daerah yang mengalami Persiapkan alat diagnostik yang sudah di sterilkan
keradangan/luka. Lakukan perbaikan pada daerah Pasien duduk di atas kursi unit
GTL yang menyebabkan keradangan/luka. Memberikan penjelasan kepada pasien dan Informed
Instruksikan GTL sudah boleh digunakan untuk Consent
makan makanan lunak.
Melakukan Pemeriksaan Laboratorium Rutin dan
Kontrol 2 Penunjang:
Tanyakan keluhan pasien, periksa kondisi intra oral Laboratorium: darah lengkap bila diperlukan, x-ray
Instruksikan GTL sudah boleh untuk makan. foto panoramik dan sefalometri bila diperlukan
Kalau malam GTL dilepas supaya jaringan mulut
istirahat, kemudian GTL di rendam dalam mangkuk Peralatan dan Instrumen Pembuatan GTC
berisi air. a. Alat diagnostik
b. Set sendok cetak untuk mencetak rahang
Kontrol 3 bergigi
Lakukan prosedur pemeriksaan pada kontrol 1 dan c. Sendok cetak sebagian
2, dan buatlah perbaikan apabila diperlukan. d. Mangkok karet, spatula
Kontrol setiap 6 bulan sekali. e. Pisau malam dan pisau gips model
f. Alas kerja, penutup dada pasien
g. Glass plate
REPARASI GTL DAN GTSL h. Mikromotor
i. Artikulator
Pada GTL dan GTSL apabila terjatuh bisa mengalami
j. Bur dan Stone, Stright Handpiece dan Contra Angle
fraktur/putus sehingga perlu disambung kembali.
k. Mata bur high speed: round, flat end tapered, thin
tapered, small wheel, flame, rubber poles untuk
porselain

12  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


l. Masker dan sarung tangan karet b. Gunakan alat-alat yang sudah steril (kaca
m. Tempat kapas gulung mulut, sonde, pinset, sendok cetak bergigi)
n. Korek api c. Dudukkan pasien di dental chair dengan posisi
o. Lampu bakar spiritus tegak
p. Dappen glas d. Mintalah pasien untuk berkumur dan cobakan
sendok cetak RA dan RB sesuai dengan ukuran
Bahan-bahan dan Persiapan rahang pasien
a. Malam merah e. Aduklah bahan cetak alginat dicampur dengan
b. Stiky wax air sesuai dengan takaran aturan pabrik
c. Akrilik resin self curing (warna putih) kemudian letakkan di sendok cetak RA
d. Spiritus f. Posisikan bidang camfer pasien (tragus ala
e. Bahan cetak hidrocolloid irreversible dan nasi) sejajar lantai untuk mencetak rahang
elastomer atas
f. Gips tipe II, III, IV g. Masukkan sendok cetak yang sudah berisi
g. Artikulating paper bahan cetak alginat ke mulut pasien dengan
h. Dental flos posisi yang benar
i. Kassa steril, kapas h. Tunggu sampai bahan cetak alginat setting
j. Benang retraksi i. Lepaskan cetakan alginat rahang atas dari
k. Anastesi local (pehacain) rahang pasien dengan gerakan sejajar (jangan
l. Povidon iodine terlalu banyak gerakan mengungkit)
m. Disposable syring j. Cucilah hasil cetakan rahang atas di bawah
n. Alkohol air mengalir (kran PDAM)
o. Bahan semen non-eugenol untuk penyemenan k. Periksalah hasil cetakan RA apabila ada
sementara anatomi rahang atas yang tidak tercetak
p. Bahan semen untuk penyemenan tetap dengan baik atau ada udara yang terperangkap,
ulangilah prosedur di atas
Melakukan Pemeriksaan Status Lokal: l. Ulangi tahap di atas untuk mencetak RB,
a. Ekstraoral: Profil wajah, bentuk wajah, sendi dan pada tahap pencetakan rahang bawah
TMJ perintahkan pasien untuk menjulurkan
b. Pemeriksaan intraoral: relasi rahang, bentuk ridge, lidah
artikulasi, lidah, saliva m. Apabila hasil cetakan telah memenuhi kriteria
yang telah ditentukan, maka dilakukan
Pemeriksaan tambahan: pengisian dengan gips tipe II.
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum n. Aduklah gips tipe II dicampur dengan air
yang berkaitan dengan kemungkinan kelainan kemudian lakukan pengisian hasil cetakan
kesehatan umum yang menyertainya sehingga bila dengan menggunakan vibrator dilanjutkan
diperlukan pemeriksaan darah dan konsultasi di dengan pembuatan basis model.
bidang lain. o. Setelah gips mengeras, keluarkan hasil cetakan
b. Melakukan pemeriksaan dalam rongga mulut dari sendok cetak, rapikan model serta lakukan
sebagai suatu ekosistem dan manifestasi penyakit trimming pada basis model. Pencetakan
sistemik. anatomis dibuat dengan menggunakan
c. Melakukan pemeriksaan dan mencatat keadaan teknik yang bersifat mukostatis atau non
oklusi sebelum perawatan (ICP, CR, VDO dll) pressure impression. Bentuk dan ukuran sendok
cetak yang digunakan adalah sendok cetak
Tahapan Pembuatan Gigi Tiruan Tetap yang disesuaikan dengan rahang pasien.
Melakukan pencetakan pendahuluan/cetakan Mendudukkan pasien pada posisi yang benar
anatomis. (RA dan garis tragus ala nasi sejajar lantai,
Siapkan sendok cetak (stok tray) sesuai rahang RB garis oklusi sejajar lantai). sebelum proses
pasien. mencetak pasien di instruksikan berkumur.
1. Teknik pencetakan anatomis atau preliminary
impression. Pengasahan Gigi Penyangga
a. Operator memakai sarung tangan karet dan Siapkan alat-alat untuk melakukan pengasahan gigi
masker penyangga.

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 13


c
b
a

Gambar gigi molar dengan 3 keratan pada daerah oklusal


sebelah bukal, lingual (a) dan fungsional cusp (c) serta
sepanjang central groove (b)
Gambar macam-macam mata bur yang digunakan: Short
thin tappered (a); 50° end fissure (b); round end tapered (c)
v. Pengasahan bidang oklusal dalam dua tahap:
i. Preparasi atau pengasahan gigi tetangga dilakukan Tahap pertama:
untuk memperoleh ruang bagi restorasi GTT tetap
Pengasahan dilakukan pada setengah bagian
yang akan di pasang
oklusal (gambar 9) dan functional cusp (gambar
ii. Awali pengasahan dengan membuat keratan
10) lebih dulu, sedangkan setengah bagian yang
pada daerah yang akan diasah sebagai panduan
belum diasah dipakai sebagai kontrol.
ketebalan pengasahan, pergunakan mata bur yang
sesuai untuk daerah yang akan diasah.

Gambar membuat bevel pada daerah functional cusp


Membuat keratan sedalam 1mm pada daerah triangular
ridge dan developmental groove (tampak oklusal)

iii. Membuat keratan sedalam 1 mm sepanjang central


groove sampai mesial dan distal marginal ridge
iv. Membuat 3 keratan sedalam 1 mm pada functional
cusp untuk membuat bevel pada daerah kontak
dengan gigi lawan)

h i i d h b
Gambar pengasahan gigi pada setengah bagian
oklusal dan functional cusp

Gambar membuat keratan pada daerah functional cusp

14  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Tahap kedua:
Setelah preparasi setengah bagian telah akurat,
dilanjutkan dengan pengasahan bidang oklusal
sampai selesai
vi. Pengasahan bidang Bukal
Pengasahan bidang bukal dilakukan setelah bidang
oklusal selesai.
a. Membuat 3 keratan masing-masing sedalam 1
mm dengan mata bur round end tapered diamod
(regular grid) pada bagian tengah dinding bukal
serta masing-masing pada mesial dan distal
transitional line angle. Arah masing-masing
keratan harus sejajar dengan arah pasang
restorasi (sumbu panjang gigi).

Gambar pengasahan gigi pada setengah bagian


dinding bukal

e. Penyelesaian pengasahan dinding bukal


sampai batas mesial dan distal transitional line
angle. Penyelesaian batas tepi servikal menggunakan
50° end fissure/tapered kemudian dilanjutkan
dengan round end tapered diamond bur sampai
sebatas tepi gigiva (equi-gigiva).

Gambar gigi molar dengan 3 keratan pada dinding bukal

b. Pada waktu membuat keratan, diamond bur


yang masuk ke dalam gigi tidak boleh lebih
dari setengahnya (diameter mata bur) dan
ujung mata bur harus terletak 1mm diatas Gambar pengasahan dinding bukal sampai batas mesial
batas tepi preparasi dan distal transitional line angle
c. Periksa kesejajaran sumbu keratan dengan
periodontal probe/sonde lurus Pengasahan bidang Lingual
d. Sisa enamel di antara dua keratan diasah a. Buat 3 keratan sedalam 1 mm dengan mata bur
memakai 50° fisure diamond bur/round end tapered round end tapered diamond atau 50° end fissure/
diamond bur (regular grid) sampai rata dengan tapered (regular grid) pada bagian tengah dinding
dasar keratan yang telah dibuat. Pengasahan lingual serta masing-masing pada mesial dan distal
dilakukan pada setengah bagian permukaan transitional line angle. Arah keratan harus sejajar
bukal lebih dulu, sedangkan setengahnya dengan arah pasang restorasi (sumbu panjang
yang belum diasah dipakai sebagai kontrol gigi).
kedalaman pengasahan.

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 15


b. Pada waktu membuat keratan, diamond bur
yang masuk ke dalam gigi tidak boleh lebih dari
setengah diameter ujung round end tapered diamond
atau 50° end fissure/tapered dan ujung mata bur
harus terletak 0,5 mm dari batas tepi preparasi
c. Periksa kesejajaran sumbu keratan dengan
periodontal probe
d. Sisa enamel di antara dua keratan diasah sampai
rata dengan dasar keratan yang telah dibuat
dengan round end fisure diamond bur/round end tapered
Gambar bentukan sisa enamel tampak oklusal
diamond bur (regular grid). Pengasahan dilakukan
pada setengah bagian permukaan lingual lebih c. Bentukan sisa enamel pada bidang kontak diasah
dulu (gambar 15), sedangkan setengahnya yang dengan short thin tapered diamond bur (regular
belum diasah dipakai sebagai kontrol kedalaman grid)
pengasahan.

Gambar pengasahan gigi pada setengah bagian lingual


dan posisi contra angle harus sejajar dengan permukaan
oklusal gigi (garis merah) Gambar pengasahan bidang kontak proksimal dengan
short thin tapered diamond bur dari sisi bukal
e. Penyelesaian pengasahan dinding lingual sampai
batas mesial dan distal transitional line angle dengan d. Setelah bidang kontak dengan gigi tetangganya
50° end fissure diamond bur/round end tapered diamond bebas, dilanjutkan pengasahan jaringan gigi
bur, dan daerah tepi preparasi dilanjutkan seperti dengan 50° end fissure/tapered dan dilanjutkan
tepi gigiva. dengan round end tapered diamond bur

Pengasahan dinding lingual sampai batas mesial


Gambar pembentukan akhiran bahu liku pada daerah
dan distal transitional line angle
proksimal

Pengasahan bidang Proksimal


Kesejajaran aksial dan pembuatan bahu liku
Daerah proximal diasah dengan mempergunakan mata
(chamfer)
bor thin tapered
a. Sejajarkan bidang-bidang aksial kedua gigi yang
a. Mengasah bidang proksimal dari kedua sisi yaitu
telah diasah dan evaluasi kesejajaran tersebut
sisi bukal dan lingual dengan mata bur 50° end
secara visual, atau dengan alat periodontal probe/
fissure
sonde lurus.
b. diamond bur/round end tapered mulai dari mesial
b. Membuat bentuk akhiran tepi preparasi pada
atau distal transitional line angle sampai batas bidang
bagian servikal dengan round end tapered diamond
kontak dengan gigi tetangga (membentuk bentukan
bur.
sisa enamel)

16  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Merapikan/menghaluskan gigi penyangga e. Mintalah pasien untuk berkumur dan cobakan
Merapikan dan menghaluskan gigi penyangga yang sendok cetak
telah selesai diasah dengan round end tapered diamond f. Aduklah bahan cetak elastomer dengan takaran
bur (fine grid) pada setiap pertemuan dua bidang sesuai aturan pabrik kemudian letakkan di sendok
gigi. cetak
g. Posisikan bidang camfer pasien (tragus alanasi)
sejajar lantai untuk mencetak RA
h. Masukkan sendok cetak yang sudah berisi bahan
cetak elastomer ke mulut pasien, cetakkan ke
rahang pasien dengan posisi yang benar, berikan
tekanan dengan sedikit digetar untuk memberikan
kesempatan bahan elastomer mengalir
i. Tunggu sampai bahan cetak elastomer mengeras
sempurna
j. Lepaskan cetakan elastomer dari rahang pasien
dengan sekali hentakan gerakan sejajar (jangan
terlalu banyak gerakan mengungkit)
Gambar menghaluskan gigi penyangga dengan round end k. Mencuci atau sterilkan hasil cetakan elastomer
tapered diamond bur untuk penyelesaian dan
dengan prosedur sterilisasi cetakan sesuai sifat
akhiran bahu liku
bahan yang dipakai
l. Periksalah hasil cetakan elastomer terutama daerah
gigi penyangga (yang telah diasah). Kriteria hasil
cetakan:
m. Semua area anatomi tercetak
n. Tidak ada rongga udara yang terperangkap
a o. Daerah gigi penyangga tercetak sempurna tampak
dengan jelas bentuk gigi yang telah diasah secara
b Bu detail.
p. Apabila hasil cetakan elastomer memenuhi kriteria
lanjutkan kepengisian, bila hasil cetakan elastomer
tidak memenuhi kriteria maka lakukan pencetakan
ulang.
Gambar: Hasil akhir pengasahan gigi setelah dirapikan dan
dihaluskan, tampak bentukan bevel pada daerah fungsional Catatan Gigit
cusp dan bentuk akhiran bahu liku pada daerah servikal
Membuat catatan gigit sebagai panduan relasi model
Selama proses pengasahan perhatikan proses rahang atas dan bawah dalam proses pemasangan
pendinginan dengan semburan air pada alat asah model kerja dalam artikulator.
high speed berfungsi dengan sempurna. Apabila Catatan gigit adalah:
pasien mengeluh tidak tahan rasa ngilu, perhitungkan a. Rekaman relasi posisi model rahang atas dan
untuk melakukan anastesi. Berikan jeda pengasahan bawah dalam bentuk catatan berupa garis-garis
dengan meminta pasien untuk kumur-kumur agar yang dibuat pada model kerja sesuai dengan
tidak lelah. kondisi posisi relasi rahang pasien.
b. Rekaman relasi posisi model rahang atas dan bawah
Pencetakan gigi penyangga
dalam bentuk catatan berupa cetakan sebagian
Mendapatkan cetakan gigi penyangga yang telah
rahang atas dan bawah dari bahan elastomer atau
diasah untuk membuat model kerja.
lempeng malam (modeling wax).
Tahap tindakan:
Catatan gigit harus benar-benar dapat menduplikasi
a. Operator memakai sarung tangan karet dan
posisi rahang pasien pada model kerja.
masker
b. Pasien memakai penutup dada Tahap Tindakan
c. Gunakan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut, a. Operator memakai sarung tangan karet dan
sonde, pinset, sendok cetak perorangan/individual masker.
tray yang telah dipersiapkan) b. Lakukan sterilisasi alat.
d. Dudukkan pasien di dental chair dengan posisi c. Gunakan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut,
tegak sonde, pinset).

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 17


d. Dudukkan pasien di dental chair dengan posisi g. Kemudian gigi pasien dipreparasi untuk GTT.
tegak. h. Buat adonan bahan untuk GTTS, misalnya Tempron
e. Mintalah pasien untuk berkumur. dengan perbandingan bubuk akrilik self curing &
f. Pandu pasien untuk menutup mulut mengatupkan liquid monomer 1: 1
rahang atas dan bawah pada posisi oklusi sentrik i. Aduk campuran tersebut, kemudian masukkan
dengan benar, bila perlu ulang proses tersebut ke dalam cetakan gigi pasien yang terbuat dari
sampai pasien benar-benar bisa memposisikan putty/alginat
rahangnya dengan tepat. j. Kemudian cetakkan/masukkan ke dalam mulut
g. Persiapkan lempeng malam (modeling wax) atau kebagian/daerah yang telah di preparasi untuk
bahan catatan gigit elastomer: GTT yang sebelumnya gigi-gigi yang telah
a. Lempeng malam (modeling wax) disusun dua dipreparasi tersebut diulasi dengan vaselin steril
lapis dan dilunakkan di atas api spiritus tetapi untuk melindungi dari suhu panas dari bahan
jangan sampai mencair. GTTS yang berpolimerisasi.
b. Aduk/campur bahan catatan gigit elastomer k. Setelah agak mengeras, keluarkan dari mulut pasien,
putty sesuai dengan petunjuk pabrik. rapikan dengan gunting, masukkan kembali dalam
mulut pasien, tunggu sampai setting, kemudian
h. Letakkan bahan catatan gigit yang telah
dilepas dari dalam mulut pasien
dipersiapkan tadi pada posisi yang benar di antara
l. Rapikan & pulas GTTS tersebut.
rahang pasien, kemudian pandu pasien untuk
m. Masukkan dalam mulut untuk diperiksa oklusi &
menutup mulut atau menggigit pada posisi oklusi
artikulasi serta ketepatan di daerah marginal, bila
sentrik dengan benar.
telah sesuai GTTS dilepas dari dalam mulut.
i. Tunggu sampai bahan catatan gigit mengeras
n. Siapkan semen sementara, misalnya Freegenol.
sempurna.
o. Keringkan gigi-gigi yang telah dipreparasi, isolasi
j. Lepaskan catatan gigit rahang atas dari rahang
dari saliva.
pasien dari mulut pasien.
p. Aduk semen sementara sesuai aturan pabrik,
k. Cobakan memposisikan model kerja rahang atas
kemudian adonan semen tersebut taruh pada
dan bawah dengan bantuan catatan gigit yang
GTTS, pasang pada gigi yang telah dipreparasi,
telah dibuat dan periksa apakah telah sesuai dan
tunggu sampai semen mengeras, bersihkan sisa-
sama dengan relasi rahang pasien.
sisa semen yang masih melekat pada gigi.
Membuat Gigi Tiruan Tetap Sementara
Model kerja
(GTTS)
a. Siapkan model kerja dan model studi
Tujuan: Untuk melindungi gigi yang telah selesai antagonisnya
dipreparasi. b. Siapkan hasil catatan gigit pasien
c. Fiksasi catatan gigi pasien pada model kerja
Ada dua cara pembuatan GTTS: d. Siapkan boring pengiriman ke laboratorium
™ Secara langsung/direct (dalam mulut pasien) ™ e. Isi boring pengiriman model kerja yang
Secara tidak langsung/indirect (pada model) (dibuat meliputi:
oleh laboratorium dental) Secara Langsung. ™ Bahan GTT yang akan digunakan
™ Desain GTT yaitu macam pontik, macam
Tahap Tindakan: retainer, macam GTT
a. Siapkan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut, ™ Kapan GTT tersebut selesai
sonde, pinset, sendok cetak sebagian). f. Setelah selesai semua, model siap dikirim ke
b. Siapkan bahan untuk membuat GTTS, misalnya, laboratorium
Tempron, Protemp.
c. Operator memakai sarung tangan karet & Coba Coping GTT
masker. Tujuan: untuk melihat apakah coping tepat letaknya
d. Pasien memakai penutup dada. pada gigi penyangga.
e. Dudukkan pasien di dental chair dengan posisi
yang tepat. Tahapan pekerjaan:
f. Sebelum gigi pasien dipreparasi, pada daerah a. Coping pada model artikulator di lih
yang akan dibuat GTT dicetak dengan sendok ™ Ketepatan marginal
cetak sebagian dengan bahan cetak alginat atau ™ Oklusi dan artikulasi
putty. ™ Posisi dengan gigi sebelahnya

18  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


b. Bila pada artikulator posisinya sesuai, maka di Pemasangan GTT dengan Semen Tetap
cek pada pasien (Penyemenan Tetap)
c. Coping diambil dari model di artikulator dan
dipasang pada mulut pasien pada daerah gigi Setelah 7-10 hari pemasangan GTT dengan semen
penyangga sementara, maka tahap selanjutnya adalah pemasangan
d. Cek: GTT dengan semen tetap.
™ Artikulasi & oklusinya
™ Ketepatan tepi marginal apakah daerah Tahap pekerjaan:
marginal terbuka atau “overhanging” a. Siapkan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut,
™ Posisinya apakah tepat (fit, tidak longgar) sonde, pinset, spatula semen, plastic filling, excavator,
e. Bila semua sudah sesuai dengan desain GTT, maka crown rectraction
coping dikirim kembali ke laboratorium yang b. Operator memakai sarung tangan karet &
membuat coping untuk diselesaikan GTT-nya masker
c. Pasien memakai penutup dada
Pemasangan GTT dengan Semen Sementara d. Siapkan semen tetap misalnya dari bahan glass
(Penyemenan Sementara) ionomer, kertas/pad untuk tempat pengaduk semen
Tujuan: untuk mengadakan evaluasi biologis GTT tetap
Pada tahap ini yang harus diperiksa adalah: e. GTT pada pasien dilepas dari mulut pasien dengan
a. Ketepatan marginal crown retractor
b. Oklusi & artikulasi f. Bila tidak ada radang, kegoyangan gigi, rasa sakit
c. Ketepatan kedudukannya (fit) pada daerah yang akan dipasang GTT maka GTT
d. Warna gigi dapat dipasang dengan semen tetap
g. Gigi penyangga dibersihkan dari sisa-sisa semen
Tahapan Pekerjaan: sementara dan dikeringkan serta kemudian
a. Operator memakai sarung tangan karet dan diisolasi dari saliva
masker h. Aduk semen tetap (glass ionomer semen) dengan
b. Penderita memakai penutup dada perbandingan bubuk & liquid sesuai petunjuk
c. Gunakan alat-alat yang sudah steril (kaca mulut, pabrik pembuatnya
sonde, pinset, spatula semen, excavator, plastic i. Letakkan adonan tersebut pada GTT yang telah
filling) dibersihkan secara tipis & merata
d. GTTS pada pasien dilepas dengan crown j. Taruh/pasang GTT tersebut pada gigi penyangga,
rectractor tekan pada posisinya, pasien disuruh oklusi
e. Kemudian gigi penyangga dibersihkan sentries dengan di beri cotton roll di antara GTT
f. GTT dipasang pada gigi penyangga kemudian & gigi antagonisnya, tunggu sampai semen tetap
dicek ketepatan marginal, oklusi & artikulasi, setting
ketepatan kedudukannya (fit), warna gigi k. Kelebihan semen tetap dibersihkan & cek ulang
g. Untuk melihat oklusi & artikulasi memakai oklusi & artikulasi
articulating paper
h. Untuk ketepatan marginal di cek dengan Kontrol I
menggunakan sonde di sekitar tepi preparasi gigi, Setelah 1 minggu dari penyemenan tetap Tahapan
apakah ada step, atau akhiran preparasi terbuka pekerjaan:
i. Bila ada traumatik oklusi dikurangi a. Cek artikulasi & oklusi dengan articulating paper
j. Setelah semua telah memenuhi syarat maka b. Pasien ditanya apakah ada keluhan rasa sakit
dilakukan penyemenan sementara dengan c. Apakah ada sisa makanan/debris di sekitar GTT,
menggunakan freegenol ada keradangan, ada traumatik oklusi di cek dengan
k. Gigi penyangga di isolasi dari saliva& dikeringkan articulating paper
dengan cotton roll/kapas
l. Aduk semen sementara freegenol & taruh pada Kontrol II
GTT pasang pada gigi penyangga Setelah 1 minggu dari control I
m. Tunggu sampai seĴing, kemudian kelebihan semen Tahapan pekerjaan:
sementara dibersihkan, cek oklusi & artikulasi a. Cek artikulasi & oklusi dengan articulating paper
lagi b. Pasien ditanya apakah ada keluhan rasa sakit
c. Apakah ada sisa makanan/debris di sekitar GTT,
ada keradangan, ada traumatik oklusi di cek dengan
articulating paper

Bab I Kepaniteraan Klinik Prostodonsia 19


PENILAIAN 3. Hickey JC, Zarb GA, and Bolander CL Boucher’s
Setelah mahasiswa selesai melakukan perawatan Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients.
GTSL, GTL dan GTT maka dilakukan penilaian 10th ed. CV Mosby Company. 1990.
psikomotor, kognitif dan afektif, dengan persentase 4. Lammie GA, and Laird WRE Osborn & Lammie’s
sebagai berikut: Partial Denture. 5th ed. Oxford, London, Boston,
™ 75% psikomotor (pekerjaan klinik) Melbourne. Blackwell Scientific Publication. 1986.
™ 15% kognitif (tes masuk dan ujian profesi) 5. Mc.Cord JF, Smith P, and Grey N. Treatment of
™ 10% afektif (kedisiplinan) Edentulous Patients. Elsevier. 2008.
6. Rahn AO, Ivanhoe JR, and Plummer KD. Texbook
Catatan: of Complete Denture. 6th ed. Quentessence Pub.
Sebelum bekerja pada pasien, mahasiswa diwajibkan 2009.
melatih preparasi gigi penyangga (gigi asli) pada 7. Rosentiel, Land, and Fujimoto. Contemporary Fixed
phantom menggunakan high speed (bor kecepatan Prostodontics. 5th ed. Elsevier. 2016
tinggi. 8. Sharry JJ. Complete Denture Prosthodontics. 3rd
ed. New York, London: A Blakiston Publication
DAFTAR PUSTAKA 1974.
1. Alan BC and David TB Mc. Cracken’s. Removable 9. Sillingburg MT. Fundamentals of Fixed Prostodontics.
Partial Denture 13th ed, Elsevier. 2016. 4th, Quintessence Pub Co. Inc. 2012.
2. Hagiwara. Y. Color Atlas of Fixed Prosthodontics.1st 10. Massironi D/ Pascetta R / Romeo G. Precision in
ed. Quintessence Pub Co Inc. 2013. Dental Esthetics. Quintessenza Edizione Srl 2007

20  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Bab II
Kepaniteraan Klinik Ortodonti

EDITOR:
Dr. I.B Narmada, drg., Sp.Ort(K)

KONTRIBUTOR:
Alida , drg.,MKes.,SpOrt
Dr. I Gusti Aju Wahju Ardani, drg.,MKes.,SpOrt(K)
Dr. Ari Triwardhani,drg.,MSc.,SpOrt(K)
Prof. Thalca Hamid,drg.,MPEd.,SpOrt(K).,PhD
Jusuf Sjamsudin, drg., Sp.Ort(K)

21
BAB II
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK ORTODONTI

KETENTUAN KERJA DI KLINIK PROFESI BEBER APA TAHAPAN KER JA KLINIK


ORTODONTI BAGI MAHASISWA ORTODONSIA
1. Sebelum memulai bekerja, mahasiswa diwajibkan Mahasiswa yang sedang melakukan kerja klinik Profesi
sudah membaca dan memahami perihal Buku Ortodonti,beberapa tahapan kerja yang harus dilalui
PRADIK dan Buku Penuntun Kerja Klinik profesi dan dikerjakan adalah sebagai berikut:
ortodonti.
2. Selama melakukan perawatan pasien, mahasiswa Pasien ortodonti
akan didampingi oleh instruktur untuk setiap Mahasiswa diharuskan mengerjakan dua pasien secara
pasien. Selama bekerja di klinik profesi ortodonti, bertahap:
tanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan yang 1. Pasien ke satu (mencari sendiri) dikerjakan pada
belum jelas kepada instruktur masing-masing. periode klinik profesi ortodonti I.
3. Siapkan selalu peralatan yang sudah ditentukan 2. Periode klinik profesi ortodonti II, mengerjakan
untuk perawatan ortodonti. Alat yang lengkap pasien ke dua yaitu satu pasien transfer. (dapat
akan memperlancar pekerjaan mahasiswa. berubah berdasarkan kebijakan)
Kelengkapan dan peralatan yang diperlukan: 3. Bila dalam waktu satu bulan tidak mendapatkan
™ Sedikitnya dua buah kaca mulut pasien transfer, mahasiswa harus mencari pasien
™ Satu buah pinset baru sendiri.
™ Satu buah sonde
™ Empat pasang sendok cetak dengan berbagai Kriteria pasien ortodonti adalah sebagai berikut:
ukuran 9 ukuran A, B, C, dan D) 1. Pasien dalam fase geligi pergantian atau usia
™ Satu set scaler pertumbuhan.
™ Satu buah tang Adams 2. Kasus maloklusi klas I, II, dan III dental (sesuai
™ Satu buah tang Universal dengan “kompetensi dokter gigi”).
™ Satu buah tang potong kawat stainless steel 3. Sebaiknya tanpa pencabutan gigi permanen.
™ Mata bur Frazer untuk straight handpiece
™ Satu buah stone untuk straight handpiece Seleksi pasien
™ Kain putih lebih kurang (30 x 30) cm, untuk Pasien akan diseleksi oleh instruktur masing-masing
meja unit (atau disposible) pada hari kerjanya atau sesuai perjanjian. Apabila
™ Kain putih untuk celemek pasien (atau sudah mendapatkan persetujuan oleh instruktur,
disposible) pasien siap ke tahap selanjutnya yaitu mentandatangani
™ Mangkok karet (rubber bowl) dan spatula lembar persetujuan (Informed Concent) oleh orang tua
™ Catatan: Pekerjaan laboratorium tidak pasien dan instruktur.
diperkenankan menggunakan contraangle
handpiece Mencetak gigi geligi
Hasil cetakan model gigi geligi dengan alginat harus
4. Mahasiswa harus menjelaskan sejelas-jelasnya dapat memperoleh gambaran anatomi rongga mulut,
tentang prosedur perawatan ortodonti kepada seperti : vestibulum, lingual fold, frenulum labialis. Hal
orang tua pasien, sebelum mendandatangani ini akan menghasilkan cetakan tampak batas mukosa
formulir persetujuan tindakan medik (Informent bergerak dan tidak bergerak dengan baik. Kemudian
consent). hasil cetakan siap diisi dengan gips keras warna biru
5. Presensi mahasiswa dilakukan dua kali dalam (dental stone).
waktu satu hari kerja (masuk dan keluar).
Penetapan oklusi dan garis median
Menggunakan dua lapis malam merah yang
dilunakkan dengan air hangat, yang kemudian
diletakkan pada oklusal gigi bawah. Kemudian pasien

23
dinstruksikan oklusi sentris, dan hasil penetapan gigit 5. Mengisi foto copy status dengan lengkap
diletakkan pada model studi. Catatan: apabila AK sudah selesai maka isian
Penetapan garis median model gigi geligi berimpit dipindahkan ke dalam status asli.
dengan garis tengah wajah yaitu titik glabela, Subnasale,
dan dagu (dalam keadaan normal). Kemudian Cara menunjukkan pasien ke instruktur
dilanjutkan membuat garis median model rahang Mahasiswa mempersiapkan pasien duduk di dental
atas melalui rugae palatina mediana, tengah dari fovea chairunit dan kelengkapan lain, sebelum memanggil
palatini kemudian menyambung sampai permukaan instruktur karena kesiapan ini akan mempengaruhi
atas model. Menandai oklusi gigi geligi model bagian penilaian (lihat penilaian DOPS dan Mini-Cx).
posterior di regio posterior kiri dan kanan. Pada
akhirnya model siap diberi basis modeldengan gips Tata cara rujukan
lunak (warna putih). Beberapa rujukan yang biasa dilakukan adalah sebagai
berikut:
Model studi dan model progres a. Rujukan untuk pencabutan gigi.
Model studi adalah replika gigi-geligi pasien b. Rujukan untuk dilakukan tumpatan.
terbuat dari gibs biru, yang dibuat sebelumdimulai c. Rujuka n u nt uk dilakuka n perawata n
perawatan. Model Progres dibuat apabila mahasiswa periodontal.
sudah selesai menjalankan klinik profesi ortodonti d. Rujukan untuk perawatan dan atau pemeriksaan
sebagai evaluasi keberhasilan perawatan ortodonti. jaringan lunak(stomatitis/sariawan).
Pembuatan Model Progress dilakukan untuk kedua e. Rujukan untuk menunjang klinik (pemeriksaan
pasien pada minggu ke 57. Beberapa syarat yang harus radiologi).
dipatuhi dalam membuat model studi dan model
progres adalah gambaran anatomi rahang atas dan Membuat Peranti Ortodonti Lepasan (POL)
bawah baik dan jelas (seperti syarat mencetak). Cetak Mahasiswa boleh mengerjakan POL sendiri atau
model progress tidak mendapatkan nilai, tetapi harus mengirimkan ke Laboratorium. Beberapa tahapan
disetujui oleh instruktur dan ditanda tangani didalam pekerjaan Laboratorium yang harus mendapatkan
rekam medik ortodonti. Model studi studi dan progres persetujuan (tanda tangan) dosen instruktur adalah:
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Gambar 1).Setiap selesai pembuatan komponen pasif dan
1 dan 2). aktif (cengkeram Adams, pegas dll); 2).Setiap selesai
Permukaan basis model rahang atas dan bawah pengisian danpemulasan lempeng akrilik dari POL.
Model Studi dan Progres tertulis secara berurutan:
Nomor Rekam Medik, Nama Pasien, Jenis Kelamin, Insersi POL
Umur, Nama Operator, Tanggal Mencetak, Pasien ke- Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat insersi
1 atau 2, Hari Kerja Model ke I atau ke II dst. (sesuai POL:
gambar 2). 1. Mahasiswa sudah mendapatkan persetujuan
Model studi dan progress disimpan dalam kotak instrukturnya (tanda tangan) bahwa POL sudah
dos berbentuk persegi panjang dan diberi label baik selesai dibuat dan memenuhi syarat untuk siap
permukaan atas maupun samping bagian lebar dos diinsersikan ke pasien.
(sesuai gambar 3) 2. Insersi POL berarti: retentif dalam mulut pasien
dan komponen kawat serta lempeng akrilik tidak
Analisa kasus (AK) menghalangi gigi yang akan erupsi.
Mahasiswa diwajibkan mengisi status pasien ortodonti
(medical record) telah disediakan oleh SPMS Instruksi pemakaian POL
Ortodonti dengan lengkap dan benar. Beberapa hal yang harus diinstruksikan ke pasien
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh adalah:
mahasiswa sebelum melakukan tahap AK dengan 1). Cara memakai dan melepas POL ke dalam mulut
instruktur yang sudah dipunyai adalah sebagai oleh pasien;
berikut : 2). Peranti Ortodonti Lepasan harus digunakan selama
1. Model studi sudah disetujui oleh instruktur jarum jam berputar (24 jam);
2. “Informed Concent” sudah ditandatangani oleh 3). Cara membersihkan POL;
orang tua/wali pasien dan instruktur. 4). Cara menjaga kebersihan rongga mulut (sikat
3. Foto intra oral dan ekstra oral pasien sudah gigi).
lengkap dan baik sesuai standar yang sudah
ditentukan) Cara melepas dan memakai POL
4. Foto panoramik atau foto periapikal, Operator memberikan penjelasan tentang tata cara
sefalometri,atau lainnya bila diperlukan pemakai dan melepas POL ke pasien di depan cermin.

24  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Pasien harus bisa melepas dan memasang POL sendiri. yang sudah dicapai saat ‘kontrol’
Adapun cara melepas POL dengan cara menarik 3. Apabila dijumpai masalah, misal: rencana
jembatan dari cengkeram Adams dengan ibu jari kiri perawatan awal tidak sesuai lagi dengan keadaan
dan kanan. Cara memakainya POL kembali dengan yang baru, maka mahasiswa harus dapat menyusun
memasukkan bagian depan/anterior terlebih dahulu, rencana perawatan yang baru dan dilaporkan
kemudian bagian posterior dan kemudian menekan kepada instruktur.
seluruh lempeng akrilik. 4. Apabila ada kesalahan dalam diagnosis atau
mengisian status, mahasiswa harus mengkoreksinya
Pemeliha raa n keber si ha n rongga mulut yang ditulis dalam lembar kosong dan diketahui
(Oral hygiene) pasien dan ditandatangani oleh intruktor.
Pasien diberikan penjelasan cara pemeliharaan
kesehatan mulutnya. Tetap menyikat gigi minimal dua Reparasi POL
kali sehari: setelah makan pagi dan malam sebelum Reparasi POL dilakukan apabila:pecah, patah, hilang,
tidur. Dan selalu dipantau kebersihannya setiap pasien sudah tidak sesuai di dalam mulut pasien, atau akan
datang. Kebersihan mulut pasien sangat mempengaruhi menambah komponen aktif lainnya. Mahasiswa akan
penilaian dalam setiap aktivitas mahasiswa selama mendapatkan nilai ‘insersi reparasi’ (dengan bobot
bekerja di klinik profesi ortodonti. 0,75) dan maksimal dua kali dalam satu periode klinik
profesi ortodonti. Hal ini tidak termasuk reparasi POL,
Pemeliharaan kebersihan POL bila desain POL adalah baru.
Pasien harus bisa cara membersikan POL dengan
menyikat dengan pasta gigi dan sikat gigi.Dan Pasien mengundurkan diri
selalu dipantau kebersihannya setiap pasien datang. Mahasiswa yang mempunyai pasien mengundurkan
Kebersihan mulut pasien sangat mempengaruhi diri atau pasien tidak kooperatif, maka mahasiswa
penilaian dalam setiap aktivitas mahasiswa selama diharuskan mengisi: “lembar pengunduran diri
bekerja di klinik profesi ortodonti. pasien” yang diketahui oleh orang tua/wali pasien
dan instruktur.
Aktivasi POL
Aktivasi pertama dilakukansegera setelah insersi Hari Libur atau Tanggal Merah
pertama kali. Aktivasi pertama kali harus sangat Apabila hari kerja klinik mahasiswa secara kebetulan
diperhatikan (ringan saja) karena pasien harus melatih bersamaan dengan hari LIBUR NASIONAL dapat
dirinya dengan piranti baru dalam mulut. Aktivasi penggantian hari kerja sesuai perjanjian dengan
dilakukan setiap dua minggu sekali. Aktivasi harus instruktur masing-masing. Di buku nilai ditulis “PHL”
dengan intruktor masing-masing, bila tidak ada boleh pada tanggal yang digantikan.
ditunjukkan kepada instruktur jaga. Minimal aktivasi
POL 50% harus dengan dosen pembimbing. Rekam Medik Ortodonti, Lembar Penilaian, Log
Book Mahasiswa, Log Book Dosen,dan Catatan
Prasyarat Kontrol Pasien Pasien Percepatan Terintergrasi (CPPT)
Mahasiswa harus melakukan ‘kontrol’ pertama pada Setiap tahapan pekerjaaan harus ditanda tangani
minggu ke enam setelah insersi pertama dengan di dalam lembar tahapan pekerjaan Rekam Medik
instruktur masing-masing. ‘Kontrol’ selanjutnya Ortodonti, Log Book Mahasiswa, Log Book Dosen.
setiap enam minggu setelah control sebelumnya. CPPT diisikan hanya bila mendatangkan pasien. Nilai
Kontrol selanjutnya diwajibkan dengan intruktor lain. klinik akan diperoleh dan diberikan oleh dosen apabila
Khusus untuk pasien transfer, mahasiswa diwajibkan kelengkapan dan kewajiban diatas sudah dipenuhi
melakukan ‘kontrol’ segera setelah mendapatkan serta bukti pembayaran dari RSGM.
pasien transver ke instrukturyang sudah diatur dan
ditentukan oleh PJMA. Syarat Kelulusan Klinik Profesi Ortodonti
Syarat kelulusan adalah sebagai berikut:
Hal-hal yang dilakukan pada saat “Kontrol” 1. Mahasiswa diwajibkan mengerjakan dua pasien
Pada saat ‘kontrol’atau ‘setiap pasien datang’ yang sesuai ketentuan.
harus dipersiapkan oleh mahasiswa adalah: 2. Mahasiswa diwajibkan mengumpulkan buku
1. Mahasiswa sudah mempunyai ringkasan riwayat log book serta semua kelengkapan dari kedua
perawatan pasien yang meliputi : diagnosis pasien, seperti: model studi, model progres, rekam
maloklusi, etiologi maloklusi, diskrepansi model, medik ortodonti, foto intra oral dan ekstra oral
macam perawatan, rencana perawatan, hasil yang sebelum dan sesudah perawatan, foto radiografi
sudah dicapai, rencana selanjutnya dll. meliputi panoramik dan sefalometri. Mahasiswa
2. Mahasiswa harus dapat menguraikan kemajuan juga diwajibkan melampirkan di dalam status

Bab II Kepaniteraan Klinik Ortodonti 25


ortodonti ‘lembar penilaian model progres’.Map perawatan awal). Hal ini juga berlaku untuk ketentuan
Rekam Medik Ortodonti (biru) dan buku log book penilaian aktivasi POL.
disampul rapi dengan plastik. Kotak model, diberi Mahasiswa akan mempunyai satu nilai diakhir
label: nomor rekam medik, nama pasien, jenis masa kerjanya di klinik profesi ortodonti yaitu sebagai
kelamin dan umur; nama operator; nama instruktur; berikut: (Tabel 2)
serta hari kerja klinik. Label kotak ditempelkan Keterangan khusus untuk perpanjangan Klnik:
di bagian atas (tutup kotak) dan samping kiri 1. Perpanjangan Klinik profesi IV diambil selama 22
dan kanan (sisi kotak yang pendek). Apabila minggu ke depan setelah mahasiswa dinyatakan
mahasiswa tidak mengindahkan kewajibannya, tidak lulus dan mempunyai nilai kertas warna
maka tidak akan diproses selanjutnya. hijau.
3. Syarat mahasiswa dapat mengikuti ujian profesi 2. Jadi mahasiswa mempunyai satu nilai aktivitas
ortodonti adalah sebagai berikut: a). Bobot klinik di peroleh dari: seluruh nilai periode
penilaian klinik diambil 60% dan Progres 40%; ortotodonti I, II, III, dan IV (perpanjangan)
b). nilai klinik profesi ortodonti Ortodonti I, II, dijumlahkan dan dibagi 3 dan maksimal
dan III serta progres minimal 65. mendapatkan nilai B dst.
4. Pembobotan nilai Lulus untuk Klinik Profesi
Ortodonti yaitu 60 % nilai klinik (poin 1 dan 2 di Catatan:
atas) dan 40 % nilai Ujian Profesi. 1. Mahasiswa diijinkan mengerjakan pasien ke-
duanya dari pasien transver (bila ada) atau pasien
Untuk mahasiswa yang menjalani perpanjangan baru. Lembar penilaian pasien ke-dua dimulai
klinik profesi ortodonti (ortodonti IV) yaitu: mahasiswa pada periode Klinik profesi ortodonti II dengan
menambah nilai klinik profesi ortodonti I, II , dan III lembar penilaian warna putih dan kemudian
sampai nilai terpenuhi dan cukup dari kedua pasien dilanjutkan Klinik profesi ortodonti III dengan
(sesuai requirement pada tabel 2). lembar penilaian warna kuning.
2. Satu nilai aktivitas klinik pasien ke-dua di peroleh
Penilaian aktivitas klinik dari: seluruh nilai periode ortodonti II, dan III
Aktivitas klinik akan dilakukan penilaian setiap dijumlahkan dan dibagi 2 (berbeda dengan
periode kerja klinik. Masing-masing periode klinik penilaian pasien pertama).
yaitu 22 minggu. Ada tiga periode kerja di klinik profesi
ortodonti yaitu periode I, II, dan III. Total masa kerja Penilaian kemajuan hasil perawatan (Progres)
di klinik profesi ortodonti selama 66 minggutermasuk Penilaian kemajuan hasil perawatan dari dua pasien
pembuatan model dan penilaian model progres, dan (dari hasil cetakan model progress) dilakukan oleh
ujian profesi sampai ujian perbaikan satu kali. Jadi masing-masing instruktur, kemudian nilai ditotal
mahasiswa mendapatkan tiga nilai aktivitas klinik. dan dibagi dua. Penilaian secara rinci dapat dilihat
Cara penilaian dan pembobotan aktivitas klinik pada Tabel 3.

Tabel 1. Pembobotan masing-masing aktivitas kerja klinik Penilaian Klinik Profesi Ortodonti
No. Komponen Bobot Tahap kerja Nilai kelulusan mahasiswa di klinik profesi ortodonti
I Keterampilan 1 Mencetak rahang atas didasarkan pada nilai di setiap aktivitas mahasiswa
dan bawah yaitu: aktivitas klinik, kemajuan hasil perawatan,
Insersi POL dan ujian profesi. Prosentase setiap penilaian pada
Aktivasi POL Tabel 4.
0,75 Reparasi POL
II Penguasaan 1,25 Analisa Kasus
Persiapan dan ujian profesi
Teori Mahasiswa sudah mengumpulkan model progres pada
Kontrol
minggu ke-56 sebelum masa klinik ortodonti berakhir.
Ujian profesi akan dijadwalkan setelah dilakukan
dalam setiap periode kerja klinik dapat dilihat pada penilaian aktivitas klinik dan progres dan kemudian
Tabel 1. dinyatakan lulus sementara. Mahasiswa mendapatkan
Bobot tersebut akan dikalikan dengan nilai yang kesempatan untuk ujian profesi paling banyak dua kali.
diperoleh mahasiswa. Khusus untuk nilai insersi POL,
hanya memperoleh satu nilai yaitu untuk insersi POL
rahang atas dan atau bawah (sesuai dengan rencana

26  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Perbaikan ujian profesi dilaksanakan, segera mungkin kerja yaitu 22 minggu berikutnya.
setelah dinyatakan tidak lulus (Tabel 11).
Penggantian kerja klinik karena hari libur
Perpanjangan Klinik Profesi Ortodonti Apabila hari kerja klinik mahasiswa secara kebetulan
Departemen Ortodonsia akan memberikan bersamaan dengan hari LIBUR NASIONAL atau ada
pengumuman resmi untuk mahasiswa yang sudah kegiatan departemen mendapatkan penggantian
dinyatakan tidak lulus dan kapan perpanjangan kerja hari kerja maksimal 1 minggu, jadi tetap dihitung
di klinik profesi ortodonti dimulai. Perpanjangan kerja 22 minggu kerja klinik dalam (1 semester).
klinik profesi ortodonti dilakukan selama satu periode

Tabel 2. Aktivitas kerja Klinik Profesi Ortodonti setiap Periode dan diakhir Periode

Periode Klinik Pekerjaan Klinik yang Minimal Harus Dicapai


No Cara Menghitung Nilai Akhir
Profesi Keterampilan Kemampuan Teori
1 Ortodonti I mencetak model studi,
(1 pasien) mencetak model, insersi, Analisa kasus 4: 1
dan aktivasi
2 Ortodonti II Aktivasi 5 kali Analisa kasus ke-dua
(2 pasien) (1 kali DOPS) (Mini-Cx) dan kontrol 5:2
atau 2 kali kontrol
3 Ortodonti III Aktivasi 5 kali Analisa kasus dan kontrol
5 :2
(2 pasien) atau kontrol 2 kali
Nilai Total = Y (YI + YII + YIII)/3 = Y
Keterangan:
Warna kertas lembar penilaian untuk Ortodonti I warna merah muda; Ortodonti II warna putih; Ortodonti III warna
kuning; sedangkan ‘perpanjangan’ atau Ortodonti IV warna hijau. Mini-Cx harus dilakukan pada saat Ortodonti II pada
saat Analisis Kasus pasien ke-dua atau ‘Kontrol’ segera setelah mendapatkan pasien transfer.Serta nilai DOPS (insersi atau
aktivasi) dilakukan di Ortodonti II.

Penilaian selama kerja di Klinik Profesi Ortodonti I, II, dan III, didasarkan pada penilaian ‘ketrampilan’dan
‘teori’ adalah sebagai berikut : (Lihat tabel 2)
1. Nilai Klinik Profesi Ortodonti I: Seluruh nilai dari penguasaan ketrampilan dibagi 4 dannilai kemampuan
teori dibagi 1. Kemudian kedua nilai tersebut dijumlah dan dibagi 2.
2. Nilai Klinik Profesi Ortodonti II: Penguasaan ketrampilan dibagi 5 sedang kemampuan teori dibagi 2.
Karena mahasiswa harus mengerjakan dua pasien, maka kedua nilai dari dua pasien dijumlah dan dibagi
2.
3. Nilai Klinik Profesi Ortodonti III: Penguasaan ketrampilan dibagi 5 sedang kemampuan teori dibagi 2.
Karena mahasiswa harus mengerjakan dua pasien, maka kedua nilai dari dua pasien dijumlah dan dibagi
2.
4. Apabila Syarat kelulusan klinik profesi ortodonti tidak dapat dipenuhi, maka mahasiswa diwajibkan
menjalankan perpanjangan Klinik Profesi Ortodonti IV sampai nilai mencukupi (dari dua pasien).
5. Khusus untuk Mini-Cx dan DOPS disediakan lembar penilain tersendiri.
6. Mini-Cx boleh memilih dilakukan pada saat analisa kasus atau kontrol.

Catatan :
1. Mahasiswa diijinkan mengerjakan pasien ke-duanya dari pasien transfer (bila ada) atau pasien baru.
2. Ortodonti II mempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.
3. Ortodonti III mempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.
4. Ortodonti IVmempunyai dua lembar penilaian dari dua pasien.

Tabel 3. Penilaian kemajuan hasil perawatan/progres


80–100 Mampu mengoreksi 3 macam maloklusi dengan baik
69–79,99 Masih dalam tahap koreksi maloklusi
60–69,99 Tidak ada perubahan
< 59,99 Maloklusi bertambah parah

Bab II Kepaniteraan Klinik Ortodonti 27


Keterangan: Macam maloklusi yang dimaksud, seperti: rotasi, jarak gigit, tumpeng gigit, berdesakan, menutup diastema,
mendapatkan diastema (space)

Tabel 4. syarat ujian profesi klinik ortodonti

No. Yang Dinilai Prosentase

1. Aktivitas Klinik 60%


2. Progres 40%
Nilai Klinik Profesi Ortodonti 100%

Tabel 5. Kelulusan klinik profesi ortodonti tahap II


No. Yang Dinilai Prosentase
1. Nilai Klinik Profesi Ortodonti 60%
2. Ujian Profesi 40%
Total Nilai 100%
Catatan:
Nilai kelulusan klinik profesi ortodonti minimal dicapai dengan nilai minimal B

BEBERAPA PEDOMAN PENILAIAN MASING-MASING AKTIVITAS (Tabel 6–10)


Tabel 6. Penjabaran Secara Rinci Penilaian untuk AK
80–100 Mampu mengisi status pasien dengan benar; mampu mendiagnosis, mengidentifikasi etiologi maloklusi,
membuat rencana perawatan ortodonti, membuat desain POL dengan benar dan lengkap
69–79,99 Mampu Mengisi status pasien dengan benar; mendiagnosis, mengidentifikasi etiologi maloklusi, membuat
rencana perawatan ortodonti, membuat desain POL, tidak lengkap
60–69,99 Mampu Mengisi status pasien dengan benar; mendiagnosis, mengidentifikasi etiologi maloklusi, membuat
rencana perawatan ortodonti, membuat desain POL, dengan bannyak koreksi
40–59,99 Mampu Mengisi status pasien dengan benar; mendiagnosis, mengidentifikasi etiologi maloklusi, membuat
rencana perawatan ortodonti, membuat desain POL, dengan banyak sekali koreksi
0–39,99 Tidak mampu dengan benar mengisi status pasien; mendiagnosis, mengidentifikasi etiologi maloklusi,
membuat rencana perawatan ortodonti, membuat desain POL

Tabel 7. Penjabaran Secara Rinci Kriteria Penilaian untuk Kontrol


80–100 Mampu mengevaluasi perubahan atau hasil perawatan saat itu dan mampu merencanakan perawatan
selanjutnya, dengan benar
69–79,99 Mengevaluasi perubahan atau hasil perawatan saat itu dan mampu merencanakan perawatan selanjutnya,
dengan kurang benar
60–69,99 Mampu mengevaluasi perubahan atau hasil perawatan saat itu tetapi tidak mampu merencanakan
perawatan selanjutnya, dengan banyak koreksi
40–59,99 Mampu mengevaluasi perubahan atau hasil perawatan saat itu tetapi tidak mampu merencanakan
perawatan selanjutnya, dengan banyak sekali koreksi
0–39,99 Tidak mampu mengevaluasi perubahan atau hasil perawatan saat itu dan tidak mampu merencanakan
perawatan selanjutnya

Tabel 8. Penjabaran Secara Rinci Kriteria Penilaian untuk Mencetak


80–100 Mampu satu (1) kali mencetak dengan hasil baik, dengan gambaran anatomik yang jelas sampai ke
vestibulum, tanpa ada bagian yang porous
69–79,99 Mampu satu (1) kali mencetak dengan hasil baik, dengan gambaran anatomik yang jelas sampai ke
vestibulum, tetapi ada bagian yang porous
60–69,99 Mampu mendapatkan hasil cetakan yang baik setelah dua (2) kali mencetak, dengan gambaran anatomik
yang jelas sampai ke vestibulum, tanpa ada bagian yang porous
40–59,99 Mampu mendapatkan hasil cetakan yang baik setelah dua (2) kali mencetak, dengan gambaran anatomik
yang jelas sampai ke vestibulum, ada bagian yang porous
0–39,99 Tidak Mampu mencetak dengan hasil baik lebih dari dua (2) kali, dengan gambaran anatomik yang jelas
sampai ke vestibulum, dan tampak ada bagian yang porous

Tabel 9. Penjabaran secara rinci kriteria penilaian aktivasi


80–100 Mampu melakukan aktivasi dengan benar (dapat menilai apakah peranti perlu diaktivasi, banyaknya dan arah
kekuatan yang diberikan, pengurangan lempeng akrilik bila perlu) dengan 1 (satu) kali menunjukkan
69–79,99 Mampu melakukan aktivasi dengan benar (dapat menilai apakah peranti perlu diaktivasi, banyaknya dan
arah kekuatan yang diberikan, pengurangan lempeng akrilik bila perlu) dengan 1 (satu) kali menunjukkan,
dengan petunjuk instruktur
60–69,99 Mampu melakukan aktivasi dengan benar (dapat menilai apakah peranti perlu diaktivasi, banyaknya dan
arah kekuatan yang diberikan, pengurangan lempeng akrilik bila perlu) dengan dua kali menunjukkan,
dengan 1 (satu) kali petunjuk instruktur
40–59,99 Mampu melakukan aktivasi dengan benar (dapat menilai apakah peranti perlu diaktivasi, banyaknya dan
arah kekuatan yang diberikan, pengurangan lempeng akrilik bila perlu) dengan dua kali menunjukkan,
dengan 2 (dua) kali petunjuk instruktur
0–39,99 Tidak Mampu melakukan aktivasi dengan benar (dapat menilai apakah peranti perlu diaktivasi, banyaknya
dan arah kekuatan yang diberikan, pengurangan lempeng akrilik bila perlu) dengan dua kali atau lebih
menunjukkan, dengan 2 (dua) kali petunjuk instruktur

Tabel 10. Penjabaran secara rinci kriteria penilaian insersi POL


80–100 Mampu menginsersikan POL dalam mulut dan POL terletak pada posisi benar dan retentif. Menunjukkan
ke instruktur 1 kali
69–79,99 Dapat menginsersikan POL dalam mulut dan POL terletak pada posisi benar dan retentif. Menunjukkan
ke instruktur lebih dari 1 kali
60–69,99 Tidak dapat menginsersikan POL dalam mulut dan POL terletak pada posisi benar dan retentif.
Menunjukkan ke instruktur maksimal 2 kali
40–59,99 Tidak dapat menginsersikan POL dalam mulut dan POL terletak pada posisi tidak benar dan tidak retentif,
tetapi POL masih dapat berfungsi. Menunjukkan ke instruktur lebih dari 2 kali
0–39,99 Tidak dapat menginsersikan POL dalam mulut dan POL terletak pada posisi tidak benar dan tidak retentif,
POL tidak dapat berfungsi

Tabel 11. Jadwal Kegiatan dalam mempersiapkan “Ujian Profesi Klinik Ortodonti”
MINGGU KE- (Ortodonti III)
No. AKTIVITAS
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
1 aktivasi klinik berakhir
2 mencetak model progres
3 mencetak model progres
4 mengumpulkan model progres
5 mengumpulkan model progres
6 evaluasi progres oleh instruktur
7 evaluasi progres oleh instruktur
8 Ujian profesi
9 Ujian profesi
10 Ujian perbaikan
11 Ujian perbaikan
12 PENGUMUMAN PERPANJANGAN
Catatan:
1. Jadwal ini adalah contoh dan jadwal ini disesuaikan dengan jumlah mahasiswa.
2. Ujian dijadwalkan untuk semua mahasiswa dalam satu gelombang (berdasrkan mulai masuk klinik profesi
ortodonti).

Bab II Kepaniteraan Klinik Ortodonti 29


LAMPIRAN 1: atau di buka menggunakan sheek retractor.
Pasien di instruksikan menghadap ke kanan.
CARA PEMBUATAN FOTO EXTRA ORAL DAN
Cheek retractor kiri di tarik dan cheek retractor
INTRA ORAL
kanan dalam keadaan rileks (tidak di tarik)
I. Pembuatan Foto Ekstra Oral
pasien dalam keadaan oklusi sentris. Hal ini
Foto extra oral ada 3 :
di ulang untuk sebelah kanan. Hasil foto harus
1. Foto depan : bibir dalam keadaan istirahat.
menunjukkan hubungan molar satu permanen
Pasien menghadap lurus ke depan, posisi inter
dan kaninus.
pupil sejajar lantai (natural head position).
5. Foto oklusal rahang atas : Pasien dalam
2. Foto depan : bibir dalam keadaan senyum
posisi duduk 45° bibir atas pasien di tarik
lebar. Pasien dalam posisi tetap natural head
menggunakan lip retractor dan pasien di
position
instruksikan membuka mulut dan bernafas
3. Foto samping kanan : pasien menghadap ke
melalui hidung kaca aklusal dimasukkan
kanan dengan natural head position, bibir
kedalam mulut kemudian foto diambil dari
dalam posisi istirahat
bayangan oklusal RA pada kaca. Pastikan kaca
tidak berembun.
II. Pembuatan Foto Intra Oral
6. Foto oklusal rahang bawah : pasien dalam
1. Alat yang di gunakan :
posisi duduk ± 45° bibir bawah pasien di
a) Dua cheek retractor terpisah
tarik menggunakan lip retractor. Pasien di
b) Satu lip retractor
instruksikan membuka mulut. Kaca oklusal
c) Kaca oklusal
dimasukkan ke dalam mulut kemudian foto
2. Pastikan keadaan intra oral pasien bebas dari
di ambil dari bayangan oklusal RB pada kaca.
debris, kalkulus, dan stain
Pastikan kaca tidak berembun.
3. Foto intra oral depan : pipi di tarik atau di
7. Untuk foto oklusal yang diambil menggunakan
buka menggunakan cheek retractor, dan pasien
kaca, maka ahasil foto harus di flip horizotal
dalam posisi oklusi sentrik
dan vertikal. Pastikan hasil foto oklusal sesuai
4. Foto intra oral samping kiri : pipi di tarik
keadaan pada model.

Gambar.1 Contoh cara pembuatan foto extra oral dan intra oral

30  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


CARA PEMBUATAN MODEL STUDI
Mendapatkan model geligi yang baik dibutuhkan
ccetakan geligi yang baik pula, dengan cara:
1. Bersihkan cetakan geligi dari ludah serta kotoran
lain yang melekat pada pada cetakan tersebut.
Untuk menutupi pori-pori pada cetakan dapat
dilakukan dengan cara:
• Menyiramkan adonan gips yang encer ke
permukaan cetakan geligi, kemudian cetakan 5,5

geligi tersebut dicuci kembali di bawah air


mengalir atau
Gambar 2. Penampang dari samping dari Model Studi
• Taburkan gips kering ke permukaan cetakan dan Progres
geligi, kemudian gips kering ke permukaan
cetakan geligi, kemudian cuci kembali cetakan
geligi tersebut dengan cara yang sama dengan
yang di atas.
-No. Rekam Medik: ..………….....
2. Keringkan cetakan geligi dengan air blower untuk -Nama pasien : ………………
-Umur dan jenis kelamin: …………
-Tanggal mencetak : ………………
menghilangkan gelembung udara yang terdapat Segi
Seggi 7
- -Model : ke-….
-No. Rekam Medik: ..………….....
RNama
aha
hoperator
ha
Rahang ng AtasAta s
: ………………….. -Nama pasien : ………………
pada permukaan cetakan atau air yang masih Nama Instruktur :…………………… -Umur dan jenis kelamin: …………
-Tanggal mencetak : ………………
- -Model : ke-….
tertinggal dalam cetakan mahkota gigi, dengan Nama operator : …………………..
Nama Instruktur :……………………
maksud mencegah terjadinya bagian-bagian yang
tidak terisi oleh gips atau memudahkan patahnya
gigi-gigi pada waktu mengeluarkan model dari
Gambar 3. Penampang oklusal dari Model Studi dan
cetakan. Progres serta cara penulisan label
3. Aduklah campuran gips dan air. Untuk
mendapatkan adonan gips yang rata, halus dan
bebas dari gelembung udara, maka letakkanlah
gipsnya yang berisi adonan tersebut diatas vibrator Keterangan Gambar 2:
hingga suatu adonan yang kental dan halus. 1. Mengurangi besar dari basis model untuk
4. Isilah cetakan geligi dengan adonan tersebut memudahkan trimming.
dimulai dari satu sisi dengan meletakkan cetakan 2. Buatkan dasar dari salah satu model sejajar
di atas vibrator sambil mengalirkan gips sedikit dengan dataran oklusi, karena bentuk dataran
demi sedikit ke sisi lain, dengan maksud agar oklusi geligi maka lebih mudah memulai dengan
semua permukaan cetakan geligi terisi dengan rahang bawah.
gips. Bila semua cetakan mahkota geligi telah Catatan : dataran oklusi dibentuk oleh titik potong
dengan gips, baru seluruh cetakan diisi dengan garis insisal dengan garis median dan kedua tonjol
gips, sehingga sedikit melebihi batas cetakan mesiobukal dari molar pertama rahang bawah
vestibuler, dengan maksud untuk memudahkan kiri dan kanan.
mengeluarkan model gips dari cetakan. 3. Potonglah basis posterior model bawah tegak lurus
5. Untuk membuat model diagnostik dibutuhkan pada basis bawah model dengan memakai garis
basis model/dasar model. Untuk membuat basis median model dan molar terakhir sebagai “guide”.
dapat dipakai dengan dengan atau tanpa “rubber Apabila mungkin sisakan 2 mm di belakang
form”. Cara membuat basis: tuangkan sisa gips ke molar.
dalam rubber form (di atas vibrator) atau tuangkan 4. Potonglah sisi samping model bawah dengan
gips di atas plat gelas. menghimpit basis posterior pada garis di meja
6. Baliklah cetakan yang telah terisi dengan gips trimer yang menunjukkan sudut 55 derajat.
dan letakkan cetakan tersebut demikian rupa 5. Potonglah bagian anterior model bawah menurut
sehingga semua permukaan gips dari cetakan suatu kurva yang sesuai dengan lengung geligi
(dengan menggoyang sendok cetak sedikit ditekan) depan mulai dari kaninus kiri ke kaninus
mengenai gips dari basis serta cetak terletak sejajar kanan.
dengan alas. 6. Potonglah sudutdistal kiri dan kanan basis posterior
7. Biarkan gips menjadi keras. pada garis di meja trimmer yang menunjukkan
8. Bila gips telah keras, lepaskan model dari rubber sudut 115 derajat.
form atau plat gelas, dan kemudian lepaskan model 7. Oklusikan model rahang atas dan bawah.
dari sendok cetak dan cetakan alginat. Model siap Perhatikan oklusi yang benar sesuai dengan
untuk “Trim” (alat pemotong cetakan gips). oklusi yang benar sesuai dengan oklusi di dalam

Bab II Kepaniteraan Klinik Ortodonti 31


mulut. Dengan basis rahang bawah sebagai bawah.
dasar, potonglah dasar posterior model rahang 12. Tinggi model atas dan bawah akhir dalam keadaan
atas, sehingga dasar posterior rahang atas dan oklusi setinggi 5,5 cm dengan tebal basis model
dasar posterior rahang bawah merupakan satu bawah sama tebal dengan basis model atas.
bidang. 13. Masing masing permukaan basis model ditulis
8. Dengan memakai dasar posterior sebagai dasar, label (Sesuai gambar 2)
potonglah dasar atas dari model atas sejajar dengan
dasar rahang bawah.
9. Sisihkan model rahang bawah, letakkan model
DEPARTEMEN ORTODONSIA
A B
rahang atas pada dasar atas di meja trimer PASIEN Ke- 1/ 2/ 3…dst
RSGM UNAIR

-No. Rekam Medik: ..…………...


dan potonglah sisi samping model dengan -Nama pasien : …………….……..
-Umur dan jenis kelamin: …………
-Tanggal mencetak : ………………
menghimpitkan basis posterior pada garis dengan - -Model: ke-….

Nama operator : ……………..

sudut 65 derajat. Nim Profesi :………………


Nama Instruktur
Hari Kerja:
:

10. Dengan posisi model atas yang sama potonglah DEPARTEMEN ORTODONSIA
C RSGM UNAIR
bagian depan dari model atas dengan sudut 25
Nama operator : ……………..

derajat dari garis median ke daerah kaninus kiri Nim Profesi


Nama Instruktur
Hari Kerja:
:………………
:

dan kanan.
11. Untuk memotong sudut kiri-kanan dasar posterior Gambar 4. A. Kotak penyimpanan Model Studi dan
kita oklusikan kembali ke dua rahang dan sudut Progres (ukuran 20 cm x 10,5 cm x 8 cm) ; B. Label
keterangan yang ditempelkan pada permukaan panjang
basis posterior model atas di potong sehingga
atas; C. Label keterangan yang ditempelkan ada
menjadi satu bidang dengan bidang model rahang permukaan lebar bagian samping kiri dan kanan.

32  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Bab III
Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut

EDITOR:
Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati, drg., M.Si., Sp.PM(K)

KONTRIBUTOR:
Priyo Hadi, drg., MS., Sp.PM(K)
Adiastuti Endah Parmadianti, drg., M.Kes., Sp.PM(K)
Dr. Desiana Radithia.,drg., Sp.PM(K)
Nurina Febriyanti Ayuningtyas, drg., M.Kes., Ph.D.
Fatma Yasmin Mahdani, drg., M.Kes
Saka Winias., drg., M.Kes., SpPM
Reiska Kumala Bakti., drg
Meircurius Dwi Condro Surboyo, drg., M.Kes
Hening Tuti, drg., M.S., Sp.PM(K)
Bagus Soebadi, drg., MHPEd., Sp.PM(K)

33
BAB III
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
PENYAKIT MULUT

MANFAAT DAN TUJUAN PRAKTIKUM KLINIK TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


ILMU PENYAKIT MULUT
Setelah melakukan pembelajaran Profesi Ilmu Penyakit
Cabang Ilmu Oral Medicine (Ilmu Penyakit Mulut) Mulut, mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi FKG
mempunyai manfaat: “melengkapi keilmuan profesi UA mampu melakukan penatalaksanaan kelainan
dokter gigi agar dapat menjalankan profesi kedokteran jaringan lunak rongga mulut sederhana dalam upaya
gigi sesuai dengan etika dan lafal sumpahnya dengan mencapai kesehatan umum secara holistik melalui
kompetensi mampu mengelola penyakit/kelainan peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
jaringan lunak mulut, mampu bekerja sama dan
memahami manfaat kemajuan ilmu dan teknologi serta
berpartisipasi aktif dalam pengabdian masyarakat TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
sesuai batasan keilmuan dan profesi.
Setelah melakukan pembelajaran Profesi Ilmu Penyakit
Tujuan cabang ilmu tersebut dibutuhkan proses
Mulut, mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi FKG
yang panjang dan terarah untuk mencapainya. Melalui
UA mampu melakukan penatalaksanaan kelainan
program dan kegiatan belajar-mengajar yang sistematik
jaringan lunak rongga mulut sederhana meliputi
dan berorientasi pada masa depan yang lebih baik dan
identifikasi kelainan, tindakan perawatan sesuai
maju diharapkan setelah melaksanakan kerja klinik
kompetensi dokter gigi umum, dan melakukan sistem
ini mahasiswa dapat menjalankan profesinya sesuai
rujukan dalam upaya mencapai kesehatan umum
dengan tuntutan masyarakat.
secara holistik melalui peningkatan kesehatan gigi
Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dalam
dan mulut.
rangka mencapai tujuan cabang ilmu ini, bukanlah hal
yang mudah. Masih belum terbentuknya pengertian
di masyarakat tentang penyakit mulut, menyebabkan
ALAT DAN BAHAN YANG HARUS DIBAWA
kasus penyakit mulut tidak dikelola oleh dokter gigi
dan hal ini secara tidak langsung menyulitkan proses 1. Kaca mulut 2 buah
belajar-mengajar. 2. Pinset dental 1 buah
Masalah kelangkaan kasus penyakit jaringan lunak 3. Sonde lengkung 1 buah
mulut seperti ini hanya dapat di atasi dengan cara mau 4. Dappen glass 1 buah
bekerja keras dan meningkatkan profesionalisme dari 5. Glass lab tipis 1 buah
semua komponen yang terlibat dalam proses belajar- 6. Cotton roll secukupnya
mengajar bidang; Ilmu Penyakit Mulut. 7. Cotton pellet secukupnya
8. Gelas kumur 1 buah
9. Sarung tangan disposible 1 pasang
DESKRIPSI MATA AJAR 10. Masker disposible 1 buah
Pembelajaran Profesi Ilmu Penyakit Mulut disampaikan ™ Semua alat dan bahan harus dalam keadaan steril
melalui penatalaksanaan kasus penyakit kehilangan sebelum memulai perawatan pada pasien. Satu
integritas mukosa mulut yang bersifat lokal sederhana set alat hanya untuk digunakan pada satu orang
(tidak melibatkan kelainan sistemik) dan identifikasi pasien.
lesi varians mukosa mulut dan lesi non-terapi pada ™ Khusus untuk melakukan triage, mahasiswa
proses triage pasien yang datang ke RSGM FKG UA diperkenankan menggunakan alat yang tersedia
dengan bimbingan langsung oleh Staf Pengajar UPF di Kamar Terima.
Ilmu Penyakit Mulut.

35
TATA CARA TRIAGE pengendalian infeksi
c. Kenakan masker
Triage adalah proses penyaringan pasien yang datang
d. Persilakan pasien untuk berkumur
ke RSGM FKG UA untuk mengarahkan mereka ke
e. Nyalakan lampu
UPF/Poli Pelayanan yang sesuai dengan keluhan
f. Lakukan pemeriksaan intra oral dengan
utama yang dirasakan. Triage dilakukan di Kamar
urutan:
Terima RSGM FKG UA. Pada proses triage, mahasiswa
i. Mukosa buccal & buccal fold kanan atas
melakukan anamnesis dan pemeriksaan intra oral
ii. Mukosa labial & labial fold atas
untuk mendiagnosis keluhan utama dan menemukan
iii. Mukosa buccal & buccal fold kiri atas
lesi varians normal mukosa mulut.
iv. Mukosa buccal & buccal fold kiri bawah
1. Pasien dipanggil masuk ke Kamar Terima oleh
v. Mukosa labial & labial fold bawah
petugas pendaftaran.
vi. Mukosa buccal & buccal fold kanan
2. Dudukkan pasien di dental chair
bawah
a. Posisi pinggul pasien menyentuh batas
vii. Lidah (dorsal, lateral kanan-kiri, ventral)
sandaran kursi
viii. Dasar mulut
b. Posisikan tinggi kursi dan kemiringan
ix. Gingiva lingual
sandaran punggung sehingga mulut pasien
x. Palatum durum & gingiva palatal
setinggi siku operator
xi. Palatum molle
3. Pengisian status Rekam Medik Utama
xii. Oropharynx, pilar tonsil & uvula
a. Periksa dan isi kelengkapan identitas yang
g. Cuci tangan selesai melakukan pemeriksaan
meliputi:
i. Nomor registrasi sesuai nomor yang
5. Tuliskan diagnosis klinis keluhan utama
tercantum pada map Rekam Medik
tersebut pada kolom Temuan Masalah (halaman
Utama
terakhir)
ii. Tanggal
6. Tuliskan nama UPF/Poli Pelayanan yang dituju
iii. Data Pribadi
berdasarkan keluhan utama pada kolom Urutan
b. Instruksikan untuk menyimpan baik-baik
Prioritas Perawatan
Kartu Pendaftaran Pasien (kartu kuning) yang
7. Catat data varians normal mukosa mulut yang
harus dibawa bila pasien datang kembali ke
ditemukan pada setiap pasien triage pada Lembar
RSGM FKG UA
Format Kerja Klinik Mahasiswa (terpisah dari
c. Lakukan Anamnesis untuk mendapatkan
lembar Format Kerja Kasus Penyakit Mulut)
informasi keluhan utama (bukan keinginan
– “Nomor” diisi secara urut setiap hari kerja
utama), dan riwayat penyakit yang terdiri
– “Tanggal” diisi sesuai tanggal hari tersebut
atas:
– “Pekerjaan” diisi nomor registrasi Rekam
i. Keluhan telah dirasakan berapa lama
Medik pasien yang diperiksa
ii. Telah dilakukan apa untuk mengatasi
– “Keterangan Klinis & Tindak Lanjut” diisi
keluhan
diagnosis varians normal yang ditemukan
Contoh: telah diberi suatu obat/telah pergi
8. Isi lembar rujukan yang disediakan
ke dokter
– Dari UPF Kamar Terima
iii. Respons setelah dilakukan upaya (ii)
– Kepada Yth. UPF (yang dituju sesuai diagnosis
iv. Apakah keluhan pernah diderita
keluhan utama)
sebelumnya
– Tanggal
d. Apabila pasien datang atas konsul/rujukan
– Data identitas pasien
dari instansi lain, cantumkan asal rujukan dan
– Diagnosis keluhan utama
diagnosis/keluhan pada kolom yang tersedia
9. Pada Kartu Perjanjian Pasien (kartu putih),
pada lembar kedua.
cantumkan tanggal, jam pasien dikirim dari
4. Lakukan pemeriksaan klinis intra oral untuk
Kamar Terima dan UPF yang dituju
memeriksa keluhan utama dan menemukan
10. Minta tanda tangan Instruktur pada Lembar
berbagai varians normal mukosa mulut dengan
Rujukan, kolom Temuan Masalah dan Format Kerja
tahapan:
Klinik Mahasiswa untuk data varians normal
a. Siapkan alat diagnostik yang terdiri atas 2
11. Instruksi kepada pasien untuk:
buah kaca mulut dan 1 buah sonde, serta gelas
a. Menyerahkan map Rekam Medik ke Bagian
kumur
Pendaftaran
b. Cuci tangan dengan mengikuti prinsip

36  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


b. Menuju ke UPF dan menunggu giliran Bila ada kondisi tertentu yang perlu
pelayanan diperhatikan, misalnya pasien dalam keadaan
12. Alat diagnostik yang telah selesai digunakan hamil, dicantumkan pada “Lain-lain”.
diletakkan pada troli alat kotor. e. Obat yang telah/sedang dijalani (coret yang
tidak perlu)
f. Keadaan sosial/kebiasaan
TATA CARA PENATALAKSANAAN PASIEN Contoh: merokok, menginang, minum tuak,
KASUS PENYAKIT MULUT menggigit bibir, menggigit kuku, menggunakan
obat kumur beralkohol dan lain-lain.
1. Dudukkan pasien di dental chair
g. Riwayat keluarga
a. Posisi pinggul pasien menyentuh batas
Tanyakan tentang riwayat kesehatan keluarga
sandaran kursi
(2 generasi ke atas dan ke bawah yang
b. Posisikan tinggi kursi dan kemiringan
berhubungan darah secara langsung).
sandaran punggung sehingga mulut pasien
4. Pemeriksaan klinis ekstra oral
setinggi siku operator
a. Observasi bentuk muka secara teliti (normal/
2. Pengisian status Rekam Medik UPF Penyakit
asimetris).
Mulut
b. Observasi keadaan pipi kiri dan kanan, bibir
a. Tuliskan nomor registrasi sesuai nomor yang
atas dan bawah, serta sudut mulut Æ normal/
tercantum pada map Rekam Medik Utama
asimetris/ada kelainan, deskripsikan.
b. Cantumkan tanggal
c. Observasi dan palpasi kelenjar limfe
c. Isi data pribadi (identitas pasien) selengkap
(submandibularis, submentalis, leher,
mungkin dan cantumkan konsul dari ……
sublingualis, parotis) secara bimanual dan
(bila ada)
bidigital.
3. Anamnesis untuk mengisi data Riwayat Kasus
5. Pemeriksaan klinis intra oral
a. Ajukan pertanyaan mengenai keluhan
a. Siapkan alat diagnostik yang terdiri atas 2
utama
buah kaca mulut dan 1 buah sonde serta gelas
i. Keluhan utama
kumur pasien.
Contoh: nyeri pada pipi kiri
b. Cuci tangan dengan mengikuti prinsip
ii. Telah dirasakan berapa lama
pengendalian infeksi.
iii. Telah dilakukan apa untuk mengatasi
c. Kenakan masker
keluhan
d. Persilakan pasien untuk berkumur
Contoh: telah diberi obat …../telah pergi
e. Nyalakan lampu
ke dokter ……
f. Lakukan pemeriksaan mukosa mulut secara
iv. Respon setelah dilakukan upaya (iii)
menyeluruh dengan urutan sesuai pada
Contoh: sakit berkurang atau bertambah
status.
v. Apakah keluhan pernah diderita
g. Deskripsikan gambaran klinis semua lesi
sebelumnya
dengan panduan sebagai berikut:
b. Tambahkan pertanyaan yang sesuai dengan
i. Jenis lesi (makula/papula/ulser/dll)
kecurigaan diagnosis
ii. Jumlah (soliter/tuliskan jumlahnya bila
Contoh:
dapat dihitung, tuliskan “multiple” bila tdk
– Bila kecurigaan mengarah pada
terhitung)
infeksi virus, tanyakan tentang gejala
iii. Bentuk (Oval/bulat/dll)
prodromal
iv. Ukuran (diameter/panjang x lebar)
– Bila kecurigaan mengarah pada Erythema
v. Warna (putih/merah/coklat-kehitaman/putih-
Multiforme, tanyakan tentang riwayat
kekuningan)
penggunaan obat sistemik
vi. Tekstur permukaan (licin/bergelombang/
c. Tanyakan tentang riwayat perawatan gigi dan
indurasi/undermining)
jaringan lunak rongga mulut dan sekitarnya
vii. Batas (jelas/difus)
Contoh:
viii. Tekstur tepi (reguler/irreguler/indurasi)
– perawatan ortodonti cekat sejak 2 tahun
ix. Daerah sekitar (normal/erythematous/
yang lalu
edematus
– pembersihan karang gigi 1 tahun yang
x. Khusus lesi putih (tambahkan dapat
lalu
dikerok/tidak)
d. Tanyakan tentang riwayat kesehatan sesuai
xi. Khusus nodula (konsistensi padat/kenyal/
yang tercantum.

Bab III Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut 37


lunak, dapat digerakkan/tidak) 6. Lakukan blokade pada muara kelenjar saliva
h. Gambarkan lesi mukosa mulut yang ditemukan di sekitar lesi dengan cotton roll
pada mukogram yang tersedia. Cantumkan 7. Keringkan lesi dengan tampon
jenis lesi, ukuran dan tanggal. 8. Tuangkan larutan antiseptik sekitar 1 ml ke
i. Matikan lampu bila sedang mengisi status dalam dappen glass
j. Setelah selesai, cuci tangan 9. Ulasi lesi dengan larutan antiseptik
menggunakan cotton pellet yang dijepit
6. Penetapan diagnosis sementara & diagnosis pinset
banding 10. Tunggu 1–2 menit
Tuliskan diagnosis klinis semua kelainan yang 11. Keringkan lesi dengan tampon
tercantum pada pemeriksaan klinis disertai 12. Keluarkan obat anti-inflamasi topikal
diagnosis banding masing-masing. secukupnya pada glass lab
7. Penyusunan rencana terapi 13. Ulaskan obat pada lesi dengan menggunakan
a) Pada nomor 1 (Pengobatan), tuliskan seluruh lengkung sonde lalu ratakan ke seluruh
rangkaian rencana tindakan pengobatan secara permukaan lesi
umum dan lengkap. 14. Tunggu 1-2 menit
Contoh: 15. Lepaskan blokade cotton roll
– Tindakan asepsis dengan antiseptik 16. Bereskan semua alat kotor ke dalam piring
topikal ginjal
– Pengobatan dengan anti-inflamasi steroid 17. Lepaskan sarung tangan dan buang ke dalam
topikal tempat sampah medis
– Peresepan anti-inflamasi non-steroid 18. Cuci tangan sesuai prinsip pengendalian
topikal infeksi
b) Pada nomor 2, yaitu Pemeriksaan penunjang 19. Kembalikan kotak obat UPF pada petugas
dan Rujukan, beri tanda centang pada kolom paramedis
pemeriksaan penunjang dan rujukan yang 20. Lakukan dekontaminasi alat kotor ke dalam
direncanakan, cantumkan tanggal pengiriman cairan dekontaminasi (Odex®) sebelum dicuci
pasien dan pemeriksaan/perawatan yang dan dikirim ke CSSD untuk sterilisasi
diminta
c) Tuliskan tanggal rencana kontrol pada bagian 10. Penulisan Lembar Perawatan
terakhir dari Rencana Perawatan, sebelum Tuliskan nomor registrasi Rekam Medik pada
Diagnosis Akhir Lembar Perawatan. Lalu tuliskan dengan lengkap
segala rincian tindakan perawatan yang dilakukan
8. Diagnosis akhir pada pasien.
Cantumkan diagnosis akhir dari semua kelainan Contoh:
yang tercantum pada diagnosis sementara. Tindakan perawatan lesi Traumatic Ulcer akibat
9. Perawatan lesi secara topikal tergigit oleh gigi 36 yang mengalami gangren
1. Siapkan alat dan bahan untuk tindakan dalam radix dengan tepi yang tajam:
piring ginjal (nierbeken): 1. Blokade pada muara kelenjar parotis
a. Kaca mulut 2 buah 2. Lesi dikeringkan
b. Pinset dental 1 buah 3. Lesi diulasi dengan povidon iodine dan
c. Sonde lengkung 1 buah ditunggu selama 1 menit
d. Dappen glass 4. Lesi dikeringkan
e. Glass lab 5. Lesi diulasi dengan Kenalog®
f. Cotton roll 6. Pemberian resep:
g. Cotton pellet R/Triamcinolone acetonide in orabase 0.1% 5
h. Kotak obat UPF yang berisi larutan g. tube no.I
antiseptik povidon iodine 10%, obat anti- S. 3 dd litt. or.
inflamasi non-steroid topikal (Oxyfresh®/ 7. Rujukan ke UPF Bedah Mulut untuk ekstraksi
Aloclair®) dan obat anti-inflamasi steroid 36
topikal (Kenalog®) 8. Pro kontrol tanggal …. (4 - 7 hari setelah
2. Cuci tangan kunjungan ini)
3. Pakai masker
4. Pakai sarung tangan
5. Nyalakan lampu

38  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


9. Instruksi: yang bersangkutan dan digunakan sebagai
a. Cuci tangan sebelum mengobati lesi bukti pendukung pada proses penilaian. Setelah
b. Mengeringkan lesi sebelum diulasi obat Format Kerja ditulis lengkap, mahasiswa harus
c. Menghubungi operator bila obat habis menghadap Instruktur untuk mendapatkan tanda
sebelum jadwal kontrol tangan pada Lembar Perawatan, Format Kerja dan
Logbook, berikut penilaian atas performa yang
11. Penulisan resep dilakukan.
Tuliskan resep pada kertas resep yang disediakan
di RSGMP FKG UA mengikuti pedoman menulis
resep yang telah diajarkan pada kuliah/skills lab TATA CARA KONTROL PENGELOLAAN PASIEN
Ilmu Penyakit Mulut dan Pelatihan Pra-Pendidikan KASUS PENYAKIT MULUT
Profesi Kedokteran Gigi. Resep diparaf oleh
Kontrol dilakukan untuk mengukur keberhasilan
Instruktur. Salinan dari resep yang diberikan pada
tindakan perawatan yang kita lakukan. Pada kontrol
pasien harus tertera pada Lembar Perawatan.
kita dapat melihat respons tubuh pasien terhadap
12. Penulisan rujukan
obat yang kita berikan. Kemampuan mahasiswa
Bila pada rencana terapi dinyatakan perlu
untuk meyakinkan pasien agar datang kontrol
dilakukan rujukan untuk pemeriksaan penunjang
juga menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam
atau perawatan, maka salinan dari surat rujukan
berkomunikasi dan hal ini juga dinilai. Tata cara
harus tertera pada Lembar Konsultasi dan diparaf
kontrol sama dengan tata cara pengolahan pasien
oleh Instruktur.
kasus penyakit mulut.
13. Pembayaran
Penulisan status kontrol dilakukan pada Lembar
Pembayaran biaya perawatan dilakukan di Loket
Perawatan dan harus memenuhi poin S-O-A-P-T.
Pembayaran. Lembar bukti pembayaran berwarna
Setelah status ditulis lengkap, operator harus melapor
putih dan hijau harus diparaf oleh Instruktur.
pada Instruktur dengan menceritakan keadaan pasien
Lembar putih diserahkan pada pasien, lembar hijau
secara kronologis mulai kunjungan pertama hingga
dijepret pada Format Kerja Klinik Mahasiswa.
yang terjadi pada kontrol hari tersebut.
14. Penebusan resep
Bila perawatan belum selesai, pasien masih harus
Pasien diberi kebebasan untuk menebus resep di
melanjutkan perawatan dan kontrol lagi. Apabila obat
apotik manapun, namun sangat disarankan untuk
yang diresepkan telah habis, maka perlu dilakukan
menebus resep di Apotik RSGM FKG UA. Bukti
peresepan atau rujukan lagi.
penebusan resep dari apotik harus diparaf oleh
Semua hal yang dicantumkan dalam Lembar
Instruktur.
Perawatan harus disalin ke Format Kerja.
15. Penulisan Format Kerja dan Logbook
Setelah kontrol selesai dilakukan, pembayaran
Setelah pasien dipersilakan meninggalkan RSGM
biaya kontrol dilakukan di Loket Pembayaran. Bukti
FKG UA, operator harus mengembalikan map
pembayaran harus diparaf oleh Instruktur.
Rekam Medik pasien beserta kelengkapan isinya ke
ruang arsip. Mahasiswa DILARANG menyimpan
map Rekam Medik, apalagi membawa map
KEGIATAN PEMBELAJARAN PROFESI PENYAKIT
tersebut sampai keluar lingkungan RSGM
MULUT
FKG UA. Karena itu, mahasiswa/operator WAJIB
menyalin isi Rekam Medik pasien tersebut ke UMUM
lembar Format Kerja Klinik Mahasiswa.
Syarat mengikuti kegiatan praktikum Klinik Ilmu
Pada lembar tersebut, dituliskan dengan jelas
Penyakit Mulut:
dan terperinci tindakan apa saja yang dilakukan
1. Mengisi kontrak perkuliahan/praktikum Ilmu
terhadap pasien selama kunjungan.
Penyakit Mulut (KRS/KPRS)
Tata cara pengisian lembar Format Kerja:
2. KHS:
– “Nomor” diisi secara urut setiap hari kerja
™ Lulus kuliah OM-I KGA 332
– “Tanggal” diisi sesuai tanggal hari tersebut
™ Lulus OM-II KGA 432
– “Pekerjaan” dan “Keterangan Klinis & Tindak
™ Lulus Mikrobiologi
Lanjut” diisi lengkap sesuai 5 poin utama yaitu
™ Lulus Anatomi/Histologi
anamnesis (Subjective); pemeriksaan klinis
™ Lulus Patologi Anatomi
(Objective) ekstra oral dan intra oral; diagnosis
™ Lulus Patologi Klinik
kerja (Assessment); rencana perawatan (Plan)
™ Lulus Biokimia/Fisiologi
dan tindakan perawatan (Therapy).
Lembar ini harus disimpan oleh mahasiswa Pernah mengikuti ujian kuliah:
™ Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin

Bab III Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut 39


™ Ilmu Penyakit Dalam 2. Tes Masuk
™ Ilmu Penyakit Syaraf Tes Masuk terdiri dari soal Multiple Choice
™ Gerodontologi Question dan Essay. Materi meliputi perkuliahan
IPM 1dan IPM 2, terutama yang akan diaplikasikan
di klinik secara langsung.
ORGANISASI MATERI Bobot tes masuk pada total penilaian klinik profesi
adalah 10%.
™ Identifikasi kelainan jaringan lunak mulut baik
3. Triage dan identifikasi lesi varians mukosa mulut
yang diterapi maupun non terapi
dan kasus-kasus non-terapi
™ Melakukan Anamnesis, melakukan pemeriksaan
Triage adalah proses penyaringan pasien yang
klinik keadaan umum ekstra oral dan intra oral,
datang ke RSGM FKG UA untuk mengarahkan
melakukan diagnosis klinis serta merencanakan
mereka ke UPF/Poli Pelayanan yang sesuai
perawatan.
dengan keluhan utama yang dirasakan. Pada
™ Melakukan sistem rujukan.
proses triage, mahasiswa melakukan anamnesis
1. Pengarahan dan pemeriksaan intra oral untuk mendiagnosis
Pengarahan dilaksanakan pada hari pertama keluhan utama dan mengidentifikasi lesi varians
masa stase Klinik Profesi IPM, dan diberikan oleh normal mukosa mulut/lesi non terapi. Lesi non-
PJMA Klinik Profesi IPM. Pada pengarahan, semua terapi terdiri dari 25 macam yaitu:
mahasiswa wajib membawa Buku Petunjuk Kerja
Klinik.

Lesi akibat kelainan


Lesi pada lidah Lesi keratosis Miscellanous
pertumbuhkembangan
Crenated tongue Frictional keratosis Fordyces spot Duktus stenoni
prominen
Geographic tongue Check bitting Bifid uvula Echymosis, ptechiae,
hematoma
Lingual varices Leukodema Ankyloglossia Hiperpigmentasi
gingiva
Papilla circumvallate Linea alba buccallis Bifid tongue
prominen
Papilla folliata prominen White sponge nevus Fissured tongue
Scrotal tongue Median rhgomboid glossitis
Hairy tongue Exostosis
Torus palatinus dan mandibularis
Lip pits
Cleft lip

4. Penatalaksanaan pasien kasus Penyakit Mulut suplemental IPM selesai diisi, pasien
1. Pasien baru/pasien kontrol dilaporkan pada Instruktur Jaga Profesi.
a. Pasien baru Batas waktu untuk melaporkan pasien:
Pasien baru adalah pasien yang belum Pagi : 08.30 – 10.30 WIB
pernah dirawat di Poli IPM RSGM FKG Siang : 12.30 – 13.30 WIB
Unair sebelumnya. Setelah melakukan Bila pada hari tersebut terjadwal kegiatan
pendaftaran di Loket Pendaftaran Pasien, simulasi atau journal reading, maka pasien
pasien diperiksa di Kamar Terima dan harus dilaporkan selambat-lambatnya 1
dilakukan triage untuk menentukan jam sebelumnya.
status kasus berdasarkan keparahan b. Pasien kontrol
(kasus sederhana atau kasus khusus). Pasien kontrol adalah pasien yang sudah
Mahasiswa Profesi IPM harus merawat pernah dirawat di Poli IPM RSGM FKG
sekurang-kurangnya 2 kasus sederhana Unair. Pasien kontrol langsung dirawat
dan 2 kasus khusus. di Klinik Profesi IPM tanpa perlu melalui
Perawatan pasien dilakukan di Klinik Kamar Terima. Setelah status rekam medik
Profesi IPM. Setelah rekam medik diisi, pasien dilaporkan pada Instruktur

40  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Jaga Profesi. 3. Aturan penilaian penatalaksanaan kasus
Batas waktu untuk melaporkan pasien: IPM
Pagi : 08.30–11.00 WIB a. Penatalaksanaan pasien harus tuntas
Siang : 12.30–14.00 WIB hingga pasien sembuh.
Bila pada hari tersebut terjadwal kegiatan b. Kontrol dilakukan 4-7 hari setelah hari
simulasi atau journal reading, maka pasien kunjungan pertama.
harus dilaporkan selambat-lambatnya 30 Contoh, kunjungan pertama pada hari
menit sebelumnya. Senin, maka kontrol pertama paling cepat
dilakukan pada hari Jumat (hari ke-4), dan
2. Kriteria kasus paling lambat pada hari Senin berikutnya
a. Kasus Sederhana (hari ke-7).
1) Lesi ulser soliter dengan ukuran ≤ 5 c. Bila pada Kontrol ke-1 pasien telah sembuh,
mm maka perawatan dinyatakan selesai.
2) Angular cheilitis dengan faktor d. Bila pada Kontrol ke-1 pasien belum
predisposisi lokal sembuh, tapi Mahasiswa Profesi gagal
3) Mild cheilosis/cheilitis melanjutkan perawatan (misalnya, karena
b. Kasus Khusus pasien tidak bisa datang lagi untuk kontrol,
1) Lesi ulser soliter dengan ukuran ≥ 6 atau karena masa stase di Klinik Profesi
mm IPM telah berakhir), maka penatalaksanaan
2) Lesi ulser dengan ukuran 1–2 mm, tidak tuntas, dan Mahasiswa Profesi
jumlah ≥ 7 dikenakan sanksi sebagaimana tercantum
3) Lesi ulser dengan ukuran 3–5 mm, pada Tabel Aturan Penilaian.
jumlah ≥ 3 e. Bila pada Kontrol ke-2 pasien telah sembuh,
4) Angular cheilitis dengan faktor maka perawatan dinyatakan selesai.
predisposisi sistemik f. Bila pada Kontrol ke-2 pasien belum
5) Exfoliative cheilitis sembuh, maka perawatan harus
Catatan untuk Kasus Khusus: dilanjutkan hingga sembuh. Bila terjadi
Pasien kasus khusus dirawat bersama Residen penyulit, maka harus dilakukan rujukan
Tingkat Madya. pada Mahasiswa Program Spesialis Ilmu
Pada kunjungan pertama, pasien dilaporkan Penyakit Mulut. Selanjutnya pasien dirawat
dilakukan pada Instruktur Klinik Profesi bersama antara Mahasiswa Profesi dan
(Mahasiswa Profesi dan Residen Madya mahasiswa Spesialis hingga tuntas,
melapor bersama) dan biaya perawatan pasien dengan biaya administrasi mengikuti tarif
mengikuti tarif klinik profesi. Pada kunjungan perawatan tingkat Spesialis.
berikutnya, bila tidak ada penyulit, maka g. Bila pada Kontrol ke-2 pasien belum
pasien tetap dilaporkan pada Instruktur Klinik sembuh, tapi Mahasiswa Profesi gagal
Profesi (Mahasiswa Profesi dan Residen Madya melanjutkan perawatan (misalnya,
melapor bersama) dan biaya perawatan pasien karena pasien tidak bisa datang lagi
tetap mengikuti tarif klinik profesi. Mahasiswa untuk kontrol, atau karena masa stase di
S1 mendapat nilai kontrol. Klinik Profesi IPM telah berakhir), maka
Bila terjadi penyulit, misalnya kondisi wajib dilakukan rujukan pada Mahasiswa
penyakit memburuk, maka Mahasiswa Program Spesialis Ilmu Penyakit Mulut,
Profesi harus membuat surat rujukan kepada sehingga dapat dilakukan penanganan
Sp.PM, sehingga mendapat nilai Rujukan. bila sewaktu-waktu pasien datang kembali
Selanjutnya penatalaksanaan pasien diambil untuk kontrol. Apabila tidak dilakukan
alih oleh Residen Madya dan dilaporkan pada rujukan, maka penatalaksanaan tidak
Instruktur Program Spesialis (Residen Madya tuntas, dan Mahasiswa Profesi dikenakan
dan Mahasiswa Profesi melapor bersama) sanksi sebagaimana tercantum pada Tabel
dengan biaya perawatan pasien mengikuti tarif Aturan Penilaian.
klinik spesialis. Mahasiswa Profesi tetap harus h. Setelah penatalaksanaan dinyatakan
mendampingi penatalaksanaan kasus hingga tuntas, harus ada pernyataan tertulis dari
tuntas untuk mendapatkan nilai kontrol. Instruktur Jaga Profesi.
i. Bobot nilai kasus terapi adalah 35%.

Bab III Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut 41


Tabel Aturan Penilaian Penatalaksanaan Kasus IPM
No Visit ke-1 Kontrol ke-1 Kontrol ke-2 Sembuh Diskusi Kasus Nilai
1 9 9 9 9 9 Nilai lengkap
2 9 9 – 9 9 Nilai lengkap
3 9 – – – 9 Maksimal 40
4 9 9 9/– – 9 Dikurangi 20
5 9 9 9/– 9 – Maksimal 40
6 9 – – – – 0

5. Simulasi kasus 1. Ujian Profesi Tertulis tidak dinilai khusus,


Simulasi kasus dilakukan untuk melatih tapi dinilai bersamaan dengan jawaban yang
kemampuan Mahasiswa Profesi dalam melakukan diberikan saat Ujian Lisan.
penatalaksanaan kasus yang tidak mudah ditemui, a. Bila diagnosis yang dicantumkan pada
yaitu; ujian tertulis salah, tapi pada ujian
1) Lesi pigmentasi rongga mulut lisan mahasiswa mampu mengoreksi
2) Imunodefisiensi dan merasionalisasikan dengan benar,
3) Reaksi hipersensitivitas maka nilai total maksimal yang bisa
4) Infeksi bakteri diberikan = 74,5 (maksimal AB).
5) Lesi dan kondisi praganas b. Bila jawaban lain yang dicantumkan
6) Infeksi virus pada ujian tertulis salah, tapi pada ujian
7) Infeksi jamur lisan mahasiswa mampu mengoreksi dan
8) Kelainan autoimun merasionalisasikan dengan benar, maka
9) Kelainan kelenjar saliva nilai maksimal untuk point tersebut adalah
75% dari nilai standar.
Bobot nilai simulasi adalah 20%.
2. Nilai total minimal untuk dinyatakan lulus
6. Journal reading ujian profesi adalah 65 (batas bawah untuk
Journal reading dilakukan sebanyak 2 kali kegiatan. mendapat B).
Mahasiswa Profesi harus mencari jurnal ilmiah a. Bila saat ujian lisan, mahasiswa tidak
terkini (maksimal 3 tahun terakhir) berupa case berhasil mencapai nilai total di atas 60,
report yang membahas tentang penanganan kasus- maka langsung dinyatakan tidak lulus
kasus kelainan sistemik yang berkaitan dengan ujian profesi. Mahasiswa tersebut harus
mukosa mulut, tapi yang tidak disimulasikan, mengulang pada periode ujian profesi
antara lain orofacial pain, kelainan endokrin, berikutnya, mulai ujian tertulis, dan ujian
kelainan hematologi, kelainan kardiovaskular lisan akan diuji oleh dosen yang berbeda.
dan sebagainya. Pada kondisi ini nilai total maksimal yang
Bobot journal reading adalah 10%. dapat diraih adalah 74,5 (batas atas untuk
7. Tes keluar AB).
Tes keluar diselenggarakan menjelang akhir b. Bila saat ujian lisan, mahasiswa telah
stase Klinik Profesi IPM. Mahasiswa hanya boleh mencapai nilai total di atas 60 tapi belum
mengikuti tes keluar apabila telah menyelesaikan bisa mencapai 65, maka diberi kesempatan
penatalaksanaan sekurang-kurangnya 4 kasus kedua untuk menjalani ujian lisan dengan
IPM. dosen yang sama, pada periode yang sama.
Bobot tes keluar adalah 15%. Pada kondisi ini, nilai total maksimal yang
8. Ujian Profesi dapat diraih adalah 74,5 (batas atas untuk
Ujian Profesi adalah ujian penentuan kesiapan AB).
Ma hasiswa Profesi dalam melakuka n c. Bila pada ujian lisan kedua, mahasiswa
penatalaksanaan suatu kasus IPM dalam batasan tersebut belum juga berhasil mencapai
kompetensi dokter gigi umum. 65, maka dinyatakan tidak lulus ujian
Mahasiswa Profesi hanya boleh mengikuti Ujian profesi; harus mengulang pada periode
Profesi bila nilai total klinik profesi ≥ 65. ujian profesi berikutnya, mulai ujian tulis,
Ujian Profesi terdiri atas Ujian Tertulis dan Ujian dan ujian lisan akan diuji oleh dosen
Lisan. yang berbeda. Pada kondisi ini nilai total
maksimal yang dapat diraih adalah 74,5
(batas atas untuk AB).

42  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Bobot SOCA adalah 30%. ™ Istirahat makan siang dan sholat dilakukan
Nilai akhir Klinik Profesi IPM adalah = bergantian dan mahasiswa wajib meminta ijin pada
(Tugas klinik + MiniC-Ex + DOPS + SOCA) Instruktur Jaga. Di luar jadwal penatalaksanaan
pasien kasus IPM, simulasi kasus, diskusi dan
ujian, mahasiswa wajib bekerja di Kamar Terima
KELENGKAPAN SARANA (kegiatan triage).
™ Mahasiswa Profesi diperkenankan meminjam
Buku ajar pendukung:
locker untuk menyimpan barang-barang pribadi
™ Buku teks (Bahasa Inggris/Bahasa Indonesia)
selama jam kerja. Kunci locker dapat dipinjam pada
™ Buku ajar Ilmu Penyakit Mulut
Instruktur Jaga Kamar Terima saat presensi datang
™ Buku catatan kuliah
dan harus dikembalikan saat presensi pulang. Bila
™ Diktat/Hand Out
mahasiswa menghilangkan kunci locker, wajib
Administrasi: melaporkan diri pada Kepala UPF Ilmu Penyakit
™ Buku Petunjuk Praktikum Mulut untuk meminjam kunci cadangan, dan
™ Buku Nilai Praktikum dikenakan sanksi sebesar Rp 100.000,00.
™ Log Book
™ Format Kerja
™ Map untuk menyimpan Buku Petunjuk Praktikum, EVALUASI HASIL KLINIK PROFESI
Buku Nilai Praktikum, Log Book dan Format Persyaratan Evaluasi:
Kerja ™ Mengumpulkan semua data evaluasi (rekapitulasi,
format kerja, buku, catatan medik Ilmu Penyakit
Mulut) dalam snelhechter map tepat waktu pada
TATA TERTIB BEKERJA minggu ke VI serta menyerahkan semua data
™ Selama masa stase bekerja di Klinik Profesi IPM, evaluasi (rekapitulasi, format kerja, buku, catatan
Mahasiswa Profesi wajib hadir 100% setiap hari medik Ilmu Penyakit Mulut) dalam snelhechter
Senin hingga Jumat, pukul 08.00–15.00 WIB. map pada PJMK di minggu ke VIII.
™ Absen tanpa surat ijin tidak ditoleransi dan ™ Mahasiswa Profesi 100% hadir, melaksanakan
mahasiswa harus mengulang seluruh masa stase. tugas dan kegiatan praktikum klinik
Absen disertai surat ijin akan dipertimbangkan
melalui pengajuan ijin pada Ketua Bakordik dan
Ketua Bagian Akademik FKG Unair.

Bab III Kepaniteraan Klinik Penyakit Mulut 43


Bab IV
Kepaniteraan Klinik Periodonsia

EDITOR:
Dr. Chiquita Prahasanti, drg., Sp.Perio(K)

KONTRIBUTOR:
Prof. Dr. M. Rubianto, drg., MS., Sp.Perio(K)
Poernomo Agoes W, drg., MS., Sp.Perio(K)
Noer Ulfah, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Ernie Maduratna S, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Agung Krismariono, drg., M.Kes., Sp.Perio(K)
Dr. Shafira Kurnia S, drg., Sp.Perio(K)
Eka Fitria Augustina, drg., Sp.Perio., M.Kes
Lambang Bargowo, drg., Sp.Perio., M.Kes
Irma Josefina Savitri, drg., Sp.Perio., Ph.D

45
BAB IV
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK PERIODONSIA

PE N U N T U N K E PA N ITE R A A N KLINIK PRASYARAT LULUS PRAKTIKUM KLINIK


PERIODONSIA PERIODONSIA
Deskripsi Mata Ajar Praktikum Periodonsia ™ Lulus tes OHI dengan mendapat nilai minimal
65
Mata ajar praktikum Periodonsia klinik integrasi
™ Lulus tes alat dan posisi dan mendapat nilai
adalah mata ajar di mana mahasiswa dapat langsung
minimal 65
melakukan perawatan untuk menjaga kesehatan
™ Lulus tes status dan mendapat nilai minimal 65
jaringan penyangga gigi penderita dari tahap membuat
™ Mengerjakan pembersihan karang gigi (skaling)
anamnesa, penetapan diagnosis, membuat rencana
dengan total skor karang gigi = 3, dengan masing-
perawatan dan melakukan perawatan terhadap
masing pekerjaan mendapat nilai minimal: 65
penderita.
™ Melakukan diagnose dan didiskusikan dengan
instruktur pada, 3 penderita. Harus memperoleh
Tujuan Instruksi Umum
nilai masing-masing pekerjaan minimal: 65
Setelah mengikuti praktikum klinik Periodonsia ™ Mengerjakan 2 pasien curettage atau 1 pasien
terintegrasi, mahasiswa dapat melakukan perawatan curettage dan 1 pasien operculectomy (dalam hal
penderita di bidang Periodonsia dengan perawatan ini curettage harus didahulukan) dengan nilai
tahap I. minimal masing-masing pekerjaan: 65
™ Mengerjakan desensitasi 6 gigi nilai minimal
Tujuan Instruksi Khusus pekerjaan: 65
™ Pernah melakukan asisten opersi (1 pasien operasi
Setelah mengikuti praktikum klinik Periodonsia pada
boleh untuk 2 mahasiswa as op.) dengan membuat
mahasiswa klinik terintegrasi di klinik periodonsia
laporan
FKG Unair mampu menegakkan diagnosis kelainan/
™ Nilai praktikum adalah nilai rata-rata dari
penyakit gingiva dan periodontal, melakukan SRP,
tiap macam pekerjaan yang dilakukan selama
splinting sederhana, occlusal adjustment, kuretase,
praktikum.
operculectomy, desensitasi, assisten operasi bedah
™ Kehadiran harus 100%
periodontal,serta menggunakan indeks-indeks
periodontal.
ALAT DAN PRASARANA YANG HARUS
DISEDIAKAN UNTUK PRAKTIKUM DI KLINIK
R EQU I R E M E N T PRAKTIKUM KLINIK
PERIODONSIA
PERIODONSIA
™ Pada saat melaksanakan praktikum alat harus
™ Tes alat , posisi ( status )
disediakan oleh mahasiswa (lengkap).
™ Scaling manual (Ultrasoic)´Score 2
™ Tidak diperbolehkan meminjam peralatan sesama
™ Diagnosa´2 pasien
mahasiswa saat praktikum berlangsung.
™ Splinting sederhana´1 pasien
™ Pada saat hendak praktikum alat-alat harus
™ Kuretase´2 pasien
disterilkan terlebih dahulu.
™ Desensitasi´6 gigi
™ Saat penderita kedua alat harus dicuci dan
™ Gingivcctory/operculcctory )´1 pasien
disterilkan kembali.
™ Flap sederhana´1 pasien
™ Alat-alat yang harus disediakan sendiri oleh
mahasiswa:
PRASYARAT DAPAT MENGIKUTI PRAKTIKUM
A. Curet
KLINIK PERIODONSIA
B. Sickle
1. Telah lulus kuliah Periodonsia I C. Wing shape
2. Telah lulus kuliah Periodonsia II D. Chisel

47
E. Hoe penderita. Bila pengisian telah selesai, maka status
F. Poket probe (WHO) ditunjukkan pada instruktur yang bertugas pada
G. Kaca mulut no. 4 (2 buah) saat itu untuk ditentukan apakah dapat dilanjutkan
H. Sonde setengah bulan/bulat dengan diskusi untuk menentukan diagnosis
I. Pinset penderita atau hanya dilakukan pembersihan
J. Steil bor (round dan fissure) karang gigi saja dan diberikan nilai skor karang
K. Brush dan rubber giginya.
L. Masker ™ Untuk mahasiswa yang mempunyai pasien yang
M. Alas dada untuk pasien harus didiskusikan untuk menentukan diagnosis,
N. Glass lab maka pada saat itu juga dapat dilakukan diskusi
O. Semen spatel atau dapat ditunda tergantung instruktur (diskusi
dilaksanakan tidak lebih dari 2 minggu).
PENGISIAN STATUS PENDERITA ™ Saat menunjukkan pekerjaan scaling selesai harus
pada instruktur yang sama, kecuali bila saat itu
Pada saat pengisian status penderita, yang harus
instruktur tidak ada di tempat.
dipersiapkan antara lain:
Di samping telah diberikan pada saat perkuliahan
™ Alat yang akan dipergunakan telah disterilisasi dan
periodonsia untuk meningkatkan pengetahuan
ditempatkan pada tempat yang benar, termasuk
dan untuk mengurangi kesalahan yang selalu
menyiapkan gelas kumur penderita.
terulang oleh para mahasiswa, maka dalam hal ini
™ Penderita sudah didudukkan pada dental chair
perlu diulangi penjelasan tentang cara pengisian
dengan posisi yang balk dan benar.
status penderita tersebut seperti sistematis di
™ Cara pengisian status dimulai dari pemeriksaan
bawah ini:
pada penderita yang kemudian diisikan pada status

No Istilah Keterangan

1. No Registrasi, No. Kartu. Tanggal, Nama Pasien, Alamat, Pekerjaan, Umur, kelamin — cukup jelas
2. Operator Diisi nama mahasiswa yang mengisi status penderita tersebut
3. Instruktur Diisi nama dosen pembimbing saat pengisian status penderita
4. Konsultasi Dokter Diisi bila ada konsult dari luar klinik FKG Unair, misal: Poli Jantung RSUD.
Dr. Soetomo, Puskesmas Semampir, drg, Sunjoyo, dan lain-lain
5. Menderita Ditulis hanya yang berkaitan dengan konsul, misal: sakit jantung, D.M, dan
lain-lain
6. Keluhan Utama Diisi bila ada keluhan seperti: rasa sakit, perdarahan gingiva, gigi goyang.
diastema, dan lain-lain. Disebut atau ditulis regionya saja. misal: Regio kanan
bawah
7. Anamnese Pemeriksaan subjektif. Semua keluhan/alasan penderita datang di klinik
sehubungan dengan gigi antara lain: keluhan apa, sakitnya bagaimana, sakit
sudah berapa lama, dulu pernah sakit apa tidak; misal penderita datang dengan
keluhan gusi depan rahang bawah mudah berdarah, sejak 1 bulan yang lalu,
perdarahannya spontan/tidak, pada waktu sikat gigi/tidak, sudah diberi obat/
belum. Apabila ada kecurigaan penyakit sistemik, tanyakan apakah sudah
dirawat, minum obat atau tidak dan lain-lain. Penyakit yang berhubungan
dengan diagnosis seperti epulis pada pregnancy tumor, gigi goyang pada
Diabetes Mellitus; yang berhubungan dengan rencana perawatan pada penyakit
jantung maka anestesi tanpa vasocontrictor
8. Keadaan Umum Dilihat keseluruhan fisik penderita, misal: Pucat, kurus, hamil, dan lain-lain.
Bila tidak ada ditulis taa.
9. Extra Oral Diisi bila tampak kelainan extra oral berupa pembengkakan atau pembesaran pada
pipi, simetris/asimetri, keadaan kelenjar submandibula, dilakukan pemeriksaan
dengan cara palpasi. Bila tidak ada kelainan ditulis: taa.

48  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


No Istilah Keterangan

10. Poket (intra oral)

Poket adalah sulkus gingival atologis yang menjadi lebih


dalam dari ( > 2 mm )
Berupa pseudo poket/gingival poket dan true poket/periodontal poket. Lihat
gambar kotak-kotak di sebelah yang harus diisi kedalaman poketnya pada sisi
bukal, mesial, lingual, dan distal. Contoh elemennya adalah 11 yaitu incisive
pertama kanan atas dan 21 adalah incisive pertama kiri atas. Pengukuran
kedalaman poket memakai poket probe WHO atau poket probe yang berdasarkan
milimeter. Alat dimasukkan kedalam poket. Pengukuran mulai dari epithel
attachment sampai ke margin gingiva. Untuk poket probe WHO bila daerah
hitam dari poket probe masuk, berarti ada poket, dan bila daerah hitam tidak
sampai masuk berarti tidak ada poket hanya berupa sulkus gingiva. Pseudo
poket atau gingival poket bila kedalaman > 2 mm dan terdapat pembesaran
gingiva tanpa ada kerusakan tulang alveol. True poket atau periodontal poket
bila kedalaman sulkus > 2 mm dan tidak tampak pembesaran gingiva tetapi
terdapat kerusakan tulang alveol. Bentuk bola di ujung pocket probe berguna
untuk melakukan perabaan ada tidaknya karang gigi subgingiva.
11. Hiperplasi Gingiva – Yaitu pembesaran yang terjadi pada gingival, dapat bersifat fibrous atau
edematous. Melibatkan daerah margin gingiva/interdentalpapil. Contoh:
terlihat pada gambaran Puberty gingivitis, dilantin hiperplastic gingivitis,
dan lain-lain.
– Pengisian sama seperti pengisian kedalaman poket yaitu pada sisi bukal,
mesial, lingual dan distal dari elemen yang diperiksa. Pada kolom hiperplasi
cukup diberi tanda positif (+) bila terdapat hiperplasi dan diberi tanda
negatif (–) bila tidak terdapat hiperplasi.
12. Resesi Gingiva – Yaitu terjadinya penurunan margin gingiva ke arah apical pada gigi yang
bersangkutan. Akar gigi menjadi terbuka dan gigi biasanya terasa linu
karena rangsangan. Keadaan ini dapat disebabkan kesalahan cara menyikat
gigi, iritasi alai (orto, prosto).
– Pengisian pada sisi bukal, mesial, lingual dan distal dari elemen yang
diperiksa, tanda negative (–) bila tidak ada kelainan dan diberi tanda
positif (+) dan bila kelainan.
13. Perdarahan Gingiva Bila ada perdarahan diberi tanda positif (+), bila tidak ada diberi tanda negatif
(–). Untuk melihat perdarahan dengan memasukkan poket probe ke dalam
sulkus gingiva clan digerakkan dari distal ke mesial masing-masing gigi (pada
permukaan fasial maupun lingual) dan ditunggu beberapa detik apakah ada
perdarahan atau tidak. Perdarahan bisa spontan apabila tanpa rangsangan
apa pun terjadi perdarahan. Probe WHO dimasukkan dalam sulkus gingiva
dengan tekanan ringan, sejajar sumbu gigi, menyusuri permukaan gigi sampai
menyentuh dasar sulkus, kemudian digerakkan sepanjang mesial-distal.
Perdarahan dilihat selama 30-60 detik.
14. Keradangan Gingiva Bila ada keradangan diberi tanda positif (+), bila tidak ada diberi tanda negatif
(–). Keradangan pada gingiva paling sering disebabkan karena adanya plak
gigi. Tanda klinis adalah tampak adanya perubahan warna, bisa merah terang
(akut) ataupun merah gelap (khronis) dan kebiruan terutama di daerah marginal
gingiva, terjadinya pembesaran gingiva yang udematus.
Secara visual dilihat :
1. Perubahan warna : merah dan merah kebiruan
2. Stippling, dilihat pada margin gingival dengan cara dikeringkan
menggunakan hembusan udara, akan terlihat gambaran seperti kulit
jeruk. Hilangnya gambaran stippling merupakan salah satu tanda
keradangan.

Bab IV Kepaniteraan Klinik Periodonsia 49


No Istilah Keterangan

15. Pemeriksaan Kalkulus Bila ada kalkulus diberi tanda positif (+), bila tidak diberi tanda negatif (–)
Kalkulus terlihat warna kuning kecokelatan, sampai hijau kecokelatan, keras
dan biasanya paling sering pada lingual auterior rahang bawah dan tergantung
dari mana asal terbentuknya. Menggunakan eksplorer atau sonde half moon,
digerakkan menyusuri permukaan gigi sampai apical dari kalkulus
16. Pemeriksaan Plak Gigi Bila ada debris diberi tanda (+), bila tidak ada diberi tanda (). Cara melihat
debris dengan menggoreskan ujung sonde pada permukaan gigi. bila tampak
ada deposit lunak warna putih kekuningan yang menempel pada sonde itu
berarti ada debris atau dengan bahan disclosing, maka akan terlihat warna
merah terang.
17. Vitalitas Pemeriksaan vitalitas gigi dilakukan dengan menggunakan alat vitalitester atau
chlor ethyl. Bila gigi vital diberi tanda positif (+), bila tidak diberi tanda negatif
(–)
18. Kegoyangan Gigi Ditulis dengan derajat kegoyangan gigi 1, 2, 3, 4. 1 umumnya normal, bila
digoyangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari terasa, tetapi tidak terlihat.
2 bila digoyangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari dapat terasa dan terlihat.
Disini biasanya mulai terjadi kelainan pada periodontal membrane. 3 bila ditekan
dengan lidah dapat terlihat dengan jelas goyang ke jurusan horizontal. Terjadi
kerusakan tulang di sekitar akar gigi. 4 bila terjadi pergerakan fasiolingual
dan/atau mesiodistal dikombinasi dengan vertikal. Ini berarti kerusakan tulang
sudah mencapai daerah apical. Kegoyangan diperiksa menggunakan 2 handle
alat atau 1 handle dikombinasi dengan jari tangan. Digerakkan dalam arah
bukal/labial dan lingual/palatal. Klasifikasi kegoyangan gigi menggunakan
klasifikasi Miller, yaitu 0, 1, 2, 3.
1 : Gigi goyang dalam arah horizontal kurang dari 1 miller
2 : Gigi goyang dalam arah horizontal antara 1 – 2 mm
3 : Gigi goyang dalam arah horizontal maupun vertikal
19 Malposisi Bila terlihat gigi-gigi tidak terletak pada lengkung gigi yang benar Misal: rotasi,
linguoversi, protrusi. migrasi, dan lain-lain. Beri tanda positif (+) bila ada
malposisi, bila tidak beri tanda negative (–)
20. Migrasi Perpindahan gigi yang terjadi karena keadaan patologis, seperti yang terjadi
pada gigi Incisive dan molar rahang atas. Dapat diketahui dari anamnese
seperti: penderita mengeluh bahwa gigi depannya terasa memanjang dalam
beberapa bulan yang lalu dan terasa goyang. Contoh pada periodontitis
agresif. Dapat juga terjadi karena pergerakan gigi yang disebabkan alai orto,
gigi dicabut dan tidak diganti. Beri tanda positif (+) bila ada migrasi, bila
tidak beri tanda negatif (–)
21. Maloklusi Hubungan yang tidak harmonis antara rahang atas dengan rahang bawah
(Oklusi yang tidak benar). Ini biasanya berhubungan dengan malposisi tapi
tidak selalu. Diisi dengan cars melingkari gigi-gigi yang maloklusi antara gigi
atas dan bawah. Beri tanda positif (+) bila ada maloklusi, bila tidak beri tanda
negatif (?)
22. Pemeriksaan Rontgen Foto Diisi yang tampak dalam rotgen foto. misal: pelebaran periodontal space,
resorbsi proc. alveolaris horisontal atau angular, dan lain- lain, dan sebutkan
elemennya atau regionya.
23. Pemeriksaan lain-lain Yang belum disebutkan di atas, misal: Abses, fistle, dan lain-lain, dan sebutkan
elemennya atau regionya.

50  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Keterangan:
Pada gigi yang dimaksud diberi arsir yang berarti gigi tersebut akan dicabut
X Beri tanda X bila gigi tersebut akan dicabut
O Beri tanda O pada daerah bifurkasi yang mengalami kelainan
= Tanda diberikan apabila antara gigi RA & RB tidak ada kontak oklusi, tanda harus diberikan pada RA
maupun RB
‖ Diberi tanda apabila antara gigi tetangga tidak ada kontak, ditulis pada daerah proksimal
Σ Diberi tanda apabila antara gigi tetangga ada kontak
r Ditulis apabila pada pemeriksaan dengan sonde/Ro foto terlihat adanya tumpatan yang over hanging
t Hanya diisi apabila memberi keluhan pada penderita dan pada pemeriksaan dengan articulating paper
terdapat kontak premature, bloking dan lain-lain
k Beri tanda k apabila terjadi karies

MENEGAKKAN DIAGNOSIS TATA TERTIB KERJA KLINIK PERIODONSIA


™ Menegakkan diagnosis harus berdasarkan pada ™ Tidak boleh memakai celana jens
anamnese (subjektif), pemeriksaan ekstra oral, ™ Meminta nilai pekerjaan klinik max. 1 minggu
intra oral (klinis) penderita clan rontgen foto. setelah melakukan pekerjaan.
™ Menegakkan diagnosis harus disebutkan juga ™ Kuretase dan splinting boleh dikerjakan setelah
elemen giginya, karena dalam rongga mulut melakukan diskusi Diagnosa selesai.
penderita mungkin saja terdapat 2 atau 3 macam ™ Pada saat akan mengerjakan kuretase/
kelainan. Khusus untuk kelainan periodontal bila opercolectomy splinting dan desansitizing harus
dalam gigi terdapat 2 macam kelainan berasal melakukan diskusi tahapan pekerjaannya dahulu
dari etiologi yang sama, maka yang disebutkan dengan instruktur.
adalah diagnosis yang terparah saja, misal dalam
satu gigi terjadi gingivitis marginalis khronis
dan periodontitis marginalis khronis pada 47, 46,
maka yang disebutkan liannyalah Periodontitis
marginalia khronis pada 47,46.
™ Untuk menentukan diagnosis, maka pada saat itu
juga harus dilakukan diskusi atau dapat ditunda
tergantung dari instruktur. Bila mahasiswa telah
selesai melakukan diagnosis melalui diskusi
dengan instruktur, maka mahasiswa tersebut
berhak untuk mendapatkan nilai diagnosis dan
pada saat itu juga harus meminta nilai diagnosis
pada instruktur pada form nilai dan menuliskan
“diagnosis dan diskusi selesai” pada form
perawatan untuk ditandatangani oleh instruktur
yang bersangkutan.

Bab IV Kepaniteraan Klinik Periodonsia 51


Bab V
Kepaniteraan Klinik Radiologi

EDITOR:
Yunita Savitri., drg., M.Kes.

KONTRIBUTOR:
Dr. Eha Renwi Astuti., drg., M.Kes., Sp.RKG(K)
Otty Ratna Wahyuni, drg., M.Kes
Yunita Savitri., drg., M.Kes
Dr. Sri Wigati Mardi Mulyani, drg., M.Kes
Deny Saputra, drg., M.Kes
Ramadhan Hardani Putra, drg., M.Kes
Alhidayati Asymal, drg., M.Kes

53
BAB V
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI

M ANFA AT KETER A MPIL AN MEMBUAT TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


RADIOGRAFIK INTRAORAL, INTERPRETASI DAN
Setelah melakukan keterampilan membuat radiografik
RADIODIAGNOSIS
intraoral, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Memberikan keterampilan kepada mahasiswa Universitas Airlangga mampu dengan benar: memilih
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tata film sesuai indikasinya, menyiapkan penderita
cara pembuatan radiografik intraoral secara tepat dan (pemakaian apron, mengatur posisi kepala penderita),
benar sesuai dengan prinsip-prinsip proteksi radiasi mengatur film dalam rongga mulut penderita,
berikut prosesing film. mengatur unit dental x-ray, memproses film yang
Pengenalan tata cara pembuatan radiografik telah disinari sampai film siap diinterpretasikan.
intraoral dilakukan dengan demonstrasi dan Selanjutnya melakukan interpretasi dan radiodiagnosis
bimbingan pada mahasiswa, selanjutnya mahasiswa pada radiograf hasil radiografik intraoral.
melakukan pembuatan radiografik intraoral secara
mandiri untuk dilakukan penilaian dengan tujuan
sebagai persiapan keterampilan kerja klinik pada ORGANISASI MATERI
semester lebih lanjut.
Pemilihan film sesuai indikasinya
p
DISKRIPSI SINGKAT
Persiapan penderita (pemakaian apron, mengatur
Keterampilan membuat radiografik intraoral, posisi kepala)
interpretasi dan radiodiagnosis merupakan faktor p
penting untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan Mengatur posisi film sesuai teknik proyeksi yang
di bidang Konservasi Gigi, Prostodontia, Periodontia, digunakan
Ortodontia, Pedodontia, Bedah Mulut, dan Penyakit p
Mulut. Mengatur unit dental sinar x
Keterampilan membuat radiografik dapat diperoleh p
dengan melakukan tindakan antara lain: menyiapkan Melakukan pajanan sinar x
film sesuai dengan indikasinya, menyiapkan penderita p
(penderita memakai apron, mengatur posisi kepala Memproses film yang telah terkena pajanan sinar x
penderita, mengatur film dalam rongga mulut p
penderita), mengatur unit dental x-ray (sudut dan Hasil radiografik sesuai kualitas
waktu penyinaran), memproses film yang telah disinari p
sampai film siap untuk diinterpretasikan. Sedangkan Radiografik siap diinterpretasikan
interpretasi dan radiodiagnosis diperoleh dengan p
"membaca" radiograf hasil radiografik intraoral. Interpretasi radiograf
p
Radiodiagnosis
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah menyiapkan film sesuai dengan indikasinya,
membuat radiografik intraoral dengan baik dan benar
berikut pemrosesan film diharapkan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
dapat melakukan pembuatan radiografik intraoral
dengan tepat dan benar sesuai prinsip proteksi
radiasi, selanjutnya melakukan interpretasi dan
radiodiagnosis.

55
REQUIREMENT B. Interpretasi dan Radiodiagnosis
a. Melakukan foto radiografi dengan teknik Intra No Jenis Skor Keterangan
Oral, Interpretasi Radiografi Intra Oral, Evaluasi 12. Trauma Gigi
Mutu Intra Oral & Panoramik dan Asistensi dengan 13. Trauma Rahang
14. Tumor Jinak Odontogen
persetujuan Instruktur 15. Tumor Jinak Non
b. Membuat radiograf dengan alat foto sinar-x Intra Odontogen
Oral. 16. Tumor Ganas

Persyaratan Program Profesi Radiologi Kedokteran Total 198


Gigi Catatan:
A. Teknik Radiografi 1. Skor maksimal 1 kali foto : 8
No Jenis Skor
2. Skor maksimal 1 kali asistensi panoramik : 5
3. Skor maksimal 1 kali evaluasi mutu : 5
1. Radio Intraral
4. Skor maksimal 1x asistensi intra oral : 5
Periapikal :
1. Bisecting Angle 64 Hasil Penilaian:
2. Paralel 16
Skor > 350 : A (bila selesai tepat waktu)
Bitewing 5 331–350 : AB (bila selesai tepat waktu)
Asistensi Oklusal 5 330 : B
Asistensi Intra Oral Periapikal 40 < 330 : Tidak Lulus
2. Asistensi Panoramik 5
3. Asistensi Chrpalometri 5 Penilaian Teknik Radiograf:
4. Evaluasi Mutu Radiograf Intra Oral 80
Skor 8 : Mahasiswa mampu membuat radiograf
dengan mutu radiograf baik
5. Evaluasi Mutu Radiograf Panoramik 5
Skor 6 – 7,9 : Mahasiswa mampu membuat radiograf
Total 225
mutu radiograf kurang baik tetapi
Catatan: radiograf masih dapat dilakukan
Teknik radiografi dilakukan pada gigi sulung dan atau interpretasi & radiodiagnosis
permainan, rahang atas dan rahang bawah Skor < 6 : Mahasiswa gagal membuat radiograf
dan dilakukan pengulangan pembuatan
c. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan foto radiografi
radiograf intra oral dengan kelainan sebagai
berikut: Penilaian Interpretasi Radiograf:
Skor 8 : Mahasiswa mampu menginterpretasikan
B. Interpretasi dan Radiodiagnosis anatomi normal pada radiograf dan
No Jenis Skor Keterangan kelainan yang ada serta menentukan
1. Lesi Periaoikal 35 Periodontitis Apikalis radiodiagnosis secara mandiri tanpa
Kronis Abses Periapical,
bantuan dan menuliskannya dengan
Granuloma, Kista Radikuler
sistematis dan benar
2. Penyakit 35 Periodontitis Kronis,
Skor 6 – 7,9 : Mahasiswa mampu menginterpretasikan
Periodontal Furcation Involvoment,
Abses Periodontal, Kista anatomi normal pada radiograf dan
Lateral Periodontal kelainan yang ada serta menentukan
3. Lain-lain 128 1 Gambaran Radiografik radiodiagnosis dengan bantuan,
Anomali Gigi kemudian menuliskannya dengan
2. Gambaran Radiografik sistematis dan benar
Gangguan Pertumbuhan Skor < 6 : Ma hasiswa t idak ma mpu
3. Osteomylitis
menginterpretasikan radiograf
4. Kista Odontogen
5. Kista Non Odontogen Penilaian Kondite Sikap:
6. Kalsifikasi Jringan
Lunak Kriteria Kondite Sikap: Skor
7. Osifikasi Jaringan Lunak 1. Disiplin ( 2 )
8. Manifestasi Kelainan
2. Kejujuran ( 2 )
Tulang pada Rahang
9. Kelainan Sistemik 3. Kerjasama (pasien, mahasiswa, ( 2 )
10. TMJ dan kelompok kerja
11. Sinus Maksilaris 4. Tanggung Jawab ( 2 )
5. Komunikasi ( 2 )
Total ( 10 )

56  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


PROSEDUR
A. Pembuatan Radiografik Periapikal

Tahap Tindakan
1. Mengisi Rekam Medik Radiologi Kedokteran Gigi
2 Proses Pembuatan Radiografik Periapikal
2.1 Operator memakai apron, sarung tangan dan masker
2.2 Apabila penderita memakai GTL dan kaca mata mintalah untuk melepaskannya, kemudian mintalah untuk
memakai apron

2.3 Siapkan film intraoral periapikal.

2.4 Mintalah penderita untuk duduk di Dental Chair.


2.5 Atur posisi kepala penderita pada head rest dengan tragus-alanasi//lantai.
2.6 Masukkan film ke dalam rongga mulut penderita dengan posisi film vertikal, permukaan putih pembungkus
film menghadap arah datangnya sinar, permukaan yang mempunyai tonjolan pada salah satu sudut film
diletakkan kontak dan membentuk sudut dengan bidang insisal gigi anterior Rahang Atas
2.7 Mintalah penderita untuk memegang permukaan film dengan ujung ibu jarinya dan beri tahu untuk tidak
menekan film agar tidak tertekuk dan tidak goyang selama proses pajanan dilakukan.
2.8 Atur cone dari dental X-ray sesuai teknik yang digunakan

Bisecting Angel: Sinar–X tegak lurus


2.8.1 dengan garis bagi imaginer antara
sumbu film & gigi

Paralel: Sinar–X tegak lurus antara


2.8.2.
sumbu film & gigi

Bab V Kepaniteraan Klinik Radiologi 57


Tahap Tindakan

Nyalakan tombol ON dari dental


X-ray unit. Atur waktu pajanan
2.9
untuk region anterior RA (dewasa
detik; anak-anak detik)

2.10 Operator menempati posisi di balik tabir Pb dan kemudian tekan tombol sinar-X sampai waktu pajanan
selesai
2.11 Kembalikan tombol pajanan ke tempat semula dan matikan dental X-ray unit dengan menekan tombol OFF
2.12 Pindahkan cone dan ambil film dari dalam rongga mulut penderita
2.13 Mintalah penderita untuk melepas apron menunggu hasil radiografik di ruang tunggu

2.14 Lakukan pencucian/prosesing film di ruang gelap

Cara melakukan prosesing film disesuaikan dengan urutan sebagai berikut:


™ Film di buka di ruang gelap
™ Film di masukkan ke bak Developer dan diamati sampai ada perubahan warna kontras, kemudian
2.14.1 pindahkan
™ Film dimasukkan ke bak air
™ Film dimasukkan ke bak fixir, untuk difiksasi
™ Film dicuci di air yang mengalir (kran air) kemudian dikeringkan

Amati hasil radiografik yang diperoleh, apabila hasilnya


telah memenuhi standar kualitas keringkan film. Setelah
kering film ditempatkan pada bingkai (frame) foto dan
2.15
diserahkan pada penderita. Apabila hasil yang diperoleh
tidak sesuai standar kualitas ulangi prosedur pembuatan
radiografik. (maksimal x pengulangan)

58  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Tahap Tindakan
Standard kualitas hasil radiograf:
– Objek tercakup dan terletak di tengah radiograf
– Mahkota hingga periapikal terlihat jelas
– Kontras, detail, dan ketajaman radiograf baik
2.16
– Daerah interdental terlihat jelas
– Cusp bukal dan palatal/lingual terletak sebidang
– Distorsi yang terjadi minimal
– Radiograf dapat terinterpretasi

B. Pembuatan Radiografik Bitewing

Tahap Tindakan
1. Mengisi Rekam Medik Radiologi Kedokteran Gigi
2 Proses Pembuatan Radiografik Bitewing
2.1 Operator memakai apron, sarung tangan dan masker
2.2 Apabila penderita memakai GTL dan kaca mata mintalah untuk melepaskannya, kemudian mintalah untuk
memakai apron

2.3 Siapkan film Bitewing

2.4 Mintalah penderita untuk duduk di Dental Chair


2.5 Atur posisi kepala penderita pada head rest
2.6 Masukkan film ke dalam rongga mulut penderita dengan mengigit wing pada oklusal gigi

Atur cone dari dental X-ray sesuai teknik


2.7
yang digunakan

Bab V Kepaniteraan Klinik Radiologi 59


Tahap Tindakan

Nyalakan tombol ON dari dental X-ray


unit. Atur waktu pajanan untuk region
2.8
anterior RA (dewasa detik; anak-anak
detik)

2.9 Operator menempati posisi di balik tabir Pb dan kemudian tekan tombol sinar-X sampai waktu pajanan
selesai
2.10 Kembalikan tombol pajanan ke tempat semula dan matikan dental X-ray unit dengan menekan tombol
OFF
2.11 Pindahkan cone dan ambil film dari dalam rongga mulut penderita
2.12 Mintalah penderita untuk melepas apron menunggu hasil radiografik di ruang tunggu

2.13 Lakukan pencucian/prosesing film di ruang gelap

Cara melakukan prosesing film disesuaikan dengan urutan sebagai berikut:


™ Film di buka di ruang gelap
™ Film di masukkan ke bak Developer dan diamati sampai ada perubahan warna kontras, kemudian
2.13.1 pindahkan
™ Film dimasukkan ke bak air
™ Film dimasukkan ke bak fixir, untuk difiksasi
™ Film dicuci di air yang mengalir (kran air) kemudian dikeringkan

Amati hasil radiografik yang diperoleh, apabila hasilnya telah


memenuhi standar kualitas keringkan film. Setelah kering film
ditempatkan pada bingkai (frame) foto dan diserahkan pada
2.14
penderita. Apabila hasil yang diperoleh tidak sesuai standar
kualitas ulangi prosedur pembuatan radiografik. (maksimal x
pengulangan) radiografik. (maksimal x pengulangan)

60  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Tahap Tindakan
Standard kualitas hasil radiograf:
– Objek tercakup dan terletak di tengah radiograf
– Kontras, detail, dan ketajaman radiograf baik
2.15 – Daerah interdental terlihat jelas
– Cusp bukal dan palatal/lingual terletak sebidang
– Distorsi yang terjadi minimal
– Radiograf dapat terinterpretasi

C. Asisten Pembuatan Radiografi Panoramik


Tahap Tindakan
1 Mengisi rekam medis Radiologi Kedokteran Gigi
2 Proses Pembuatan Radiografik Extra Oral Panoramik Digital
2.1 Operator memakai apron, sarung tangan dan masker.
2.2 Apabila penderita memakai GTL dan kaca mata mintalah untuk melepaskannya, Giwang, jepit rambut/
accessories rambut diminta untuk dilepas. kemudian mintalah untuk memakai apron.
2.3 Mintalah penderita berdiri tepat di depan pesawat X ray
Setting komputer proses pembuatan radiografik ekstra oral panoramic digital
– Nyalakan komputer dan masuk ke program ADR Plus
– Klik menu registrasi pasien
– Klik menu panoramic exposure
– Reset posisi sensor & arah sinar x
2.4
– Klik start untuk memulai eksposure sinar x
– Pencet tombol switch di luar x-ray
– Hasil gambaran radiografi disimpan format JPG
– Setting kontras & brightnes pada hasil radiografik
– Print hasil radiografik pada alat dry imaging
2.5 Pasang bite block dengan penutup plastic disposable
2.6 Posisikan chin rest dengan menggunakan switch UP Down
2.7 Pasien berdiri dan diminta memegang pegangan tangan perlahan-lahan
2.8 Posisikan dagu pasien di atas chin rest
2.9 Tekan tombol Lamp untuk mengatur pasien, sehingga garis vertical tepat berada di mid sagital plane kepala
dan garis horizontal pada Frankfurt line, garis lateral pada gigi caninus/pojok hidung
2.10 Jepit kepala pasien dengan alat fixasi
2.11 Pasien diminta menggigit bite block
2.12 Pasien diminta tidak bergerak selama pemajanan
2.13 Atur kondisi dengan menekan control panel sesuaikan dengan kondisi bentuk tubuh pasien laki-laki, perempuan,
tinggi, pendek, anak-anak atau dewasa
2.14 Pilih tombol “ Adult, children, Half life, frontal, half life, frontal, half right, TMJ, sinus
2.15 Tekan tombol return untuk memenuhi pajangan
2.16 Tekan tombol exposure sampai akhir putaran exposure yang ditandai dengan nyala lampu kuning dan sinyal
suara dari alat tersebut
2.17 Pemajanan selesai diotandai dengan nyala lampau hijau
2.18 Pembuatan x-ray digital panoramik selesai, pasien dipersiapkan melepaskan apron dan memakai perlengkapannya
kembali kemudian menunggu diruang tunggu UPF untuk memastikan hasil foto film (dilakukan pengulangan
bilas hasil kurang baik)
2.19 Proses pencetakan hasil foto melalui soft ware yang telah di progam di komputer
2.20 Amati hasil foto panoramik di layar monitor, dan cetak pada mesin pencetak film dry imaging
2.21 Apabila hasil radiograf baik, maka pasien diperbolehkan meninggalkan atau tetap menunggu di UPF Radiologi
Kedokteran Gigi RSGMP FKG Unair untuk mengambil hasil sesuai perjanjian

Bab V Kepaniteraan Klinik Radiologi 61


Tahap Tindakan
2.22 Standart kualitas hasil radiograf :
– obyek mencakup tepi bawah mandibula, kondilus kanan dan kiri serta tepi bawah orbita yang disesuaikan
dengan tujuan pembuatan radiograf
– Kontras, detail, dan ketajaman baik
– Tidak ada distorsi horisontal dan vertikal
– Tidak ada artefak dan ghost image yang mempengaruhi interpretasi
– Tidak ada Radiolusen yang overlap dengan apikal gigi anterior rahang atas
– Radiograf dapat/tidak dapat diinterpretasi

INTERPRETASI DAN RADIODIAGNOSIS 2. Radiodiagnosis Radiografik


Cara mendiagnosis foto radiografik disesuaikan
1. Interpretasi Radiografik
dengan urutan sebagai berikut:
Cara meng interpretasi hasil foto radiografik
™ Diagnosis kelainan pada mahkota, ruang pulpa,
disesuaikan dengan urutan sebagai berikut:
saluran akar, ujung akar/apikal, periodontal
™ Interpretasi dimulai dari mahkota, ruang pulpa,
membran, lamina dura, tulang alveolar dan
saluran akar, ujung akar/apikal, periodontal
trabekula
membran, lamina dura, tulang alveolar dan
™ Tentukan radiodiagnosis dari kelainan di
tulang trabekula
atas
™ Setelah didiskusikan dengan Instruktur
™ Setelah didiskusikan dengan Instruktur dan
dan disetujui, interpretasi ditulis pada buku
disetujui, radiodiagnosis ditulis pada buku
praktikum masing-masing
praktikum masing-masing

DISKUSI

No Topik Diskusi Dosen


1 Gambaran Radiografik Anatomi Rahang Atas & Rahang Bawah Ramadhan, drg
Gambaran Radiografik Karies Gigi
Gambaran Radiografik Resorpsi Akar
2 Gambaran Radiografik Kelainan Periapikal Deny Saputra, drg
Gambaran Radiografik Kelainan Periodontal
3 Gambaran Radiogarfik Kista Odontogen & Non Odontogen Yunita Savitri, drg.
Gambaran Radiografik Osteomyelitis
4 Gambaran Radiografik Anomali Gigi & Gangguan Pertumbuhan Sri Wigati MM, drg
Gambaran Radiografik Trauma Gigi & Rahang
5 Gambaran RadIografik Manifestasi Kelainan Sistemik pada Rahang Dr. Eha Renwi, drg
Gambaran Radiografik Kalsifikasi & Osifikais Jaringan Lunak
Gambaran Radiografik Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang
Gambaran Radiografik T M J
6 Gambaran Radiografik Kelainan pada Sinus Maksilaris Otty Ratna, drg.
Gambaran Radiografik Tumor Jinak
Gambaran Radiografik Tumor Ganas

™ Sebelum didiskusi dilakukan pre test sesuai topic diskusi


™ Dan setelah diskusi dilakukan post test

62  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


PEDOMAN PENILAIAN UJIAN PROFESI
PENILAIAN INTERPRETASI RADIOGRAF 1. a. Penguji akan ditentukan oleh Panitia Ujian pada
awal klinik terintegrasi. Ujian mencangkup
SKOR 8 :
teori menyeluruh, terutama berhubungan
Mahasiswa mampu membuat radiograf dengan
dengan kasus
mutu
b. Mahasiswa diperkenankan mengikuti Ujian
Profesi apabila telah mencapai 80% kompetensi
SKOR 6 –7,9:
klinik Radiologi Kedokteran Gigi
Mahasiswa mampu membuat radiograf kurang tetapi
2. Kasus untuk ujian disiapkan oleh panitia ujian,
radiograf masih dapat dilakukan interpretasi & radio
terdiri dari 2 (dua) radiografi panoramic dengan
diagnosis
ketentuan:
a. Melakukan interpretasi pada 1 (satu) radiografi
Nilai < 6:
panoramic & menentukan radiodiagnosis pada
Mahasiswa gagal membuat radiograf dan dilakukan
suatu kelainan sesuai dengan petunjuk soal
pengulangan pembuatan radiograf
b. Melakukan interpretasi pada 1 (satu) radiografi
panoramic & menentukan radiodiagnosis
PENILAIAN INTERPRETASI RADIOGRAF
untuk seluruh kelainan yang terlihat pada
SKOR 8 :
radiograf
Mahasiswa mampu menginterpretasikan anatomi
3. Setelah membuat interpretasi & radiodiagnosis
normal pada radiograf dan kelainan yang ada serta
dilakukan uji lisan oleh dosen penguji
menentukan radiodiagnosis secara mandiri tanpa
4. Mahasiswa yang belum lulus ujian profesi wajib
bantuan dan menuliskannya dengan sistematis dan
melakukan ujian profesi ulang (remidi) sampai
benar.
dinyatakan lulus dan diberi kesempatan hanya
2× kesempatan uji remidi
SKOR 6 –7,9:
5. Apabila mahasiswa tidak lulus hingga remidi ke-2,
Mahasiswa mampu mengintepretasikan anatomi
mahasiswa dinyatakan tidak lulus klinik profesi
normal pada radiograf dan kelainan yang ada serta
Radiologi Kedokteran Gigi dan baru mengambil
menentukan radiodiagnosis dengan bantuan, kemudian
ulang di semester berikutnya
menuliskannya dengan sistematis dan benar

SKOR < 6:
DAFTAR PUSTAKA
Mahasiswa tidak mampu mengintepretasikan
radiograf 1. Karjodkar, FR. 2009. The Textbook of Dental and
Maxillofacial Radiology. 2nd ed. Jaypee Brothers
PENILAIAN KONDITE SIKAP Medical Publisher. New Delhi.
2. . Ghom AG, 2014, Basic Oral Radiology, 1st ed.
Kriteria kondite sikap:  Skor
Jaypee Brothers Medical Publishers.
1. Disiplin ( 2 )
3. Whaites E, 2013. Essentials of Dental Radiography
2. Kejujuran ( 2 )
and Radiology, 5th ed. Churchill livingstone.
3. Kerjasama (pasien, mahasiswa
Edinburg-London-Madrid
dan kelompok kerja) ( 2 )
4. White SC & Pharoah MJ. 2014. Oral Radiology
4. Tanggung jawab ( 2 )
Principles and Interpretation. 7th ed. CV. Mosby
5. Komunikasi ( 2 )
Co. St. Louis.
TOTAL (  10  )
5. Langlais, RP. 2016 Exercises in Oral Radiology and
interpretation.5thed. saunders, Missouri.

Bab V Kepaniteraan Klinik Radiologi 63


Bab VI
Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak

EDITOR:
Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K)

KONTRIBUTOR:
Prof. Seno Pradopo, drg., SU., Ph.D., Sp.KGA(K)
Prof. Dr. Soegeng Wahluyo, drg., M.Kes., Sp.KGA(K)
Satiti Kuntari, drg., MS., Sp.KGA(K)
Prawati Nuraini, drg., M,Kes., Sp.KGA(K)
Udijanto Tedjosasongko, drg., Sp.KGA(K Ph.D.,
Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K)
Mega Moeharyono, drg., Sp.KGA., Ph.D
Tania Saskianti, drg., Ph.D., Sp.KGA(K)
Betadion Rizki Sinaredi, drg., M.Kes., Sp.KGA
Ardianti Maartrina Dewi, drg., M.Kes., Sp.KGA
Dimas Wicaksono, drg., M.Kes

65
BAB VI
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
KEDOKTERAN GIGI ANAK

DISKRIPSI MATA AJARAN PRAKTIKUM MATERI PRAKTIKUM


Profesi Ilmu Kedokteran Gigi Anak dilakukan pada ™ Alat standar yang harus disediakan:
penderita anak di Poliklinik Kedokteran Gigi Anak, – 2 kaca mulut
meliputi: pengisian status penderita secara lengkap – 1 sonde 1/2 bulan
untuk pembuatan diagnosis dan merencanakan – 1 sonde lurus
perawatan secara holistic meliputi pencegahan penyakit – 1 pinset
gigi dan mulut pada penderita dan orang tuanya, – 1 excavator
melakukan perawatan pencegahan kerusakan gigi – 1 tempat cotton-roll
serta perawatan saluran akar gigi, membuat restorasi – 1 tempat cotton pellet
gigi untuk mengembalikan fungsi kunyah, mencegah – 1 tempat sampah kecil
terjadinya kelainan oklusi serta melakukan pencabutan – 1 tempat alcohol kecil
gigi sulung yang sudah tidak dapat dirawat. – Alas dada untuk penderita
– Alas meja unit
– Handpiece lowspeed dan highspeed beserta
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM bur
– Contra angle
Mahasiswa diharapkan mampu memeriksa penderita
™ Ditambah dengan alat yang diperlukan untuk tiap
serta membuat diagnosa gigi dan mulut penderita
macam pekerjaan
anak diikuti dengan perencanaan lengkap, mampu
™ Bahan disediakan oleh RSGM
membuat rujukan, melakukan pencegahan penyakit
gigi dan mulut serta merawat gigi yang rusak,
membuat restorasi gigi dan pencegahan maloklusi serta
REQUIREMENT
dapat mencabut gigi sulung yang tidak dapat dirawat
dengan menggunakan teori dan metode yang telah Tugas:
diterangkan sesuai standard operasional prosedur 1. Pengisian status, Diagnosis : 3 penderita
perawatan bidang kedokteran gigi anak. dan macam perawatan
penderita (Cat : Diagnosa ke 3
sebagai mini CeX)
STAF INSTRUKTUR KLINIK 2. D.H.E : 2 penderita
1. Prof. Seno Pradopo, drg., SU, Ph.D, Sp.KGA (K) 3. Aplikasi Topikal dengan : 1 penderita
2. Satiti Kuntari, drg., MS., Sp.KGA (K) Fluorida
3. Prof. Dr. Soegeng Wahluyo, drg., M.Kes., Sp.KGA 4. Fissure Sealant : 2 gigi
(K) 5. Preventif Resin Restoration 1 gigi
4. Prawati Nuraini, drg., M.Kes., Sp.KGA(K) 6. Tumpatan kelas I Glass : 2 gigi
5. Udijanto Tedjosasongko, drg., Ph.D., Sp.KGA(K) Ionomer
6. Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA(K) 7. Tumpatan Glass Ionomer : 1 gigi
7. Tania Saskianti, drg., Ph.D., Sp.KGA(K) kelas II
8. Mega Moeharyono Puteri, drg., Ph.D., Sp.KGA 8. Tumpatan Glass Ionomer : 2 gigi
9. Betadion Rizki Sinaredi, drg., M.Kes., Sp.KGA (kelas III, IV, V)
10. Ardianti Maartrina Dewi, drg., M.Kes., Sp.KGA 9. Perawatan pulpa : 2 pulpektomi
11. Dimas Wicaksono, drg., M.Kes atau
1 pulpotomi
10. Mahkota : 2 inlay atau
1 SSC
(Stainless
Stell Cown)

67
11. Analisa tempat untuk space : 1 pasien TATA TERTIB PRAKTIKUM
maintainer ™ Tata tertib peraturan umum sama dengan peraturan
12. Pencabutan gigi sulung : 1 Lokal yang dikeluarkan pengelola klinik
anastesi ™ Peraturan khusus:
infiltrasi atau  1. Memakai baju praktikum lengkap dengan
2 topikal tanda pengenal berupa nama mahasiswa di
anestesi dada sebelah kiri.
 2. Hadir 5 menit sebelum kerja klinik dimulai,
PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM bila terlambat lebih dari 30 menit tanpa alasan
1. Penilaian klinik/ requirement : 60% sah dianggap tidak hadir.
2. Direct Observation of Procedural Skill  3. Menandatangani presensi pada awal dan akhir
(DOPS) : 15% praktikum.
Materi yang di nilai dengan Dops adalah:  4. Menyediakan alat standart (sesuai dengan
• Tumpatan kelas II GIC pasien yang akan dikerjakan/jumlah set yang
• Mahasiswa meminta izin kepada instruktur telah disediakan).
jaga klinik sebelum melakukan tumpatan kelas  5. Mensterilkan alat sebelum memulai
II pekerjaan.
• Mahasiswa harus mengundang salah satu  6. Dilarang pinjam meminjam alat sesama
instruktur jaga klinik untuk memberikan mahasiswa dalam satu kelompok.
penilaian DOPS  7. Mengenakan sarung tangan dan masker pada
3. Mini clinical evaluation exercise saat mengerjakan pasien.
(mini-cex) : 10%  8. Mengenakan alas dada pada pasien.
• Penilaian Mini Cex dilakukan pada diagnosa  9. Melapor kepada instruktur setiap akan
ketiga memulai suatu pekerjaan.
• Pasien yang bersangkutan harus didampingi 10. Menunjukkan setiap tahap pekerjaan dan
oleh orang tua meminta tanda tangan kepada instruktur.
• Mahasiswa harus mengundang salah satu 11. Tim instruktur berhak menghentikan kegiatan
instruktur jaga klinik untuk memberikan mahasiswa yang bersangkutan, jika terjadi
penilaian Mini Cex kecurangan.
4. Student Oral Case Analysis (SOCA) :15% 12. Mengembalikan alat milik fakultas pada
• Status yang digunakan saat SOCA adalah perawat gigi atau instruktur pada hari yang
status pasein yang memiliki perawatan sama.
preventif, kuratif dan rehabilitatif 13. Menjaga kebersihan ruang kerja beserta
• SOCA dilakukan oleh 3 dosen penguji untuk alat-alatnya. Bila terjadi kerusakan harap
satu mahasiswa dilaporkan kepada instruktur.
• Mahasiswa harus mengumpulkan materi ujian 14. Mengganti jika merusakkan/menghilangkan
SOCA ke dosen penguji yang telah ditetapkan alat milik fakultas.
satu minggu sebelum ujian 15. Status pasien dan buku nilai tidak boleh
• Susunan penulisan SOCA sama seperti dibawa pulang (Diletakkan pada tempat yang
susunan penulisan ujian komprehensif disediakan).
• Ujian ditetapkan sesuai waktu yang ditentukan 16. Mencatatkan status pasien yang akan dirawat
oleh departemen. pada petugas dan mempertanggungjawabkan
seluruh status pasien pada akhir masa kerja
klinik.
JADWAL PRAKTIKUM 17. Meninggalkan lokasi klinik harus seijin
instruktur.
Praktikum dilakukan setiap hari kerja selama 8 18. Membina kerja sama yang baik antara
minggu Pukul 09.00–14.40 wib, kecuali hari Jumat teman dan perawat gigi yang membantu
pukul 08.00–14.30 wib. Dikurangi dengan praktikum perawatan.
ortodonsia dan radiologi kedokteran gigi sesuai jadwal 19. Mengembalikan status penderita pada petugas
masing-masing kelompok. setelah praktikum selesai.

68  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


TUGAS

TUGAS 1:
Pengisian kartu rekam medis untuk membuat
diagnosa keadaan mulut dan gigi penderita serta
merencanakan perawatannya

1. Tugas : Mengisi rekam medis, menentukan diagnosa dan rencana perawatan pada penderita
baru.
2. Metoda : Anamnesa, pemeriksaaan ekstra oral, pemeriksaaan intra oral, gejala klinik dan
pemeriksaaan radiografik.
3. Landasan teori : Menginterpretasikan gabungan dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang ada (baca
mata kuliah diagnosis dan rencana perawatan)
4. STANDARD PROSEDUR OPERASIONAL :
– Pengetahuan tentang gejala, dan proses perjalanan penyakit
– Lampu yang terang
– Gigi yang akan didiagnosis dalam keadaan kering dan bersih
– Rencana perawatan yang ideal
– Melibatkan orang tua/wali yang sehari-hari merawat

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 69


70  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 71
KLINIK ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .............................................................................................................................................
Umur/Kelamin : .............................................................................................................................................
Alamat : .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
No. KTP/SIM : .............................................................................................................................................

Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah, memberikan

PERSETUJUAN
Untuk dilakukan tindakan medik:

Terhadap Penderita : .............................................................................................................................................


Hubungan : (Anak/Keponakan/Cucu/Sepupu)
Yang bernama : .............................................................................................................................................
Umur/Kelamin : .............................................................................................................................................
Alamat : .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

No. Rekam Medik : .............................................................................................................................................

Yang sifat dan tujuan tindakan medik serta kemungkinan timbulnya akibat-akibat telah dijelaskan oleh dokter
dan telah saya mengerti seluruhnya.
Saya juga menyatakan setuju untuk dilakukan pemberian obat/bahan medik lainnya yang diperlukan
untuk dapat dilakukan tindakan medik tersebut.

Surabaya,...........................................

Dokter yang merawat, Mahasiswa, Yang memberikan persetujuan


(Orang tua penderita)

(...........................................) (.......................................) (.........................................)


Tanda tangan/Nama jelas Tanda tangan/Nama jelas Tanda tangan/Nama jelas

72  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


PENGISIAN STATUS C. Pemeriksaan Ekstra Oral
Bentuk Muka : Simetri/asimetri
Tanggal : tanggal dilakukan kunjungan
Bentuk Kepala : Brachicephali (A)/Mesocephali (B)/
pertama
Dolicochepali (C)
Jam Masuk : jam pasien datang di poli pada
kunjungan pertama
Jam Perawatan : jam pasien dipanggil dan mulai
dilakukan pemeriksaan di poli
pada kunjungan pertama
Jam Keluar : jam pasien selesai dirawat di
poli pada kunjungan pertama
Nomor RM : sesuai dengan nomor yang
tercantum pada rekam medis Gambar 1. Bentuk kepala.
Nama : nama lengkap disertai nama
panggilan Mata : Ditanyakan pada orangtua atau wali
TTL : tempat dan tanggal lahir penderita / diperiksa apakah ada kelainan
lengkap atau penyakit yang berhubungan dengan
JK : jen is kelami n, laki-laki mata dan penglihatan
/ perempuan Hidung : Ditanyakan pada orangtua atau wali
Alamat : lengkap, diperlukan bila penderita / diperiksa apakah ada kelainan
memanggil kembali atau penyakit yang berhubungan dengan
Orang Tua/ hidung dan pernafasan
Pengantar : nama bapak / yang membawa Bibir : Kompeten / Inkompeten / tebal / tipis
pasien saat diagnosa / orang tua Telinga : Ditanyakan pada orangtua atau wali
atau keluarga yang mengetahui penderita / diperiksa apakah ada kelainan
riwayat kesehatan penderita, atau penyakit yang berhubungan dengan
contoh: ibu / nenek telinga dan pendengaran
Telepon Pasien : lengkap, diperlukan bila Kelenjar: Submandibula dan submental
memanggil kembali
Diperiksa oleh operator. Dilakukan inspeksi
Dokter Gigi (DPJP) : nama dokter penanggung
dan palpasi.
jawab, nama dokter yang
mendampingi diagnosa
KOASPPDGS : nama mahasiswa (koas atau
PPDGS) yang melakukan
diagnosa / NIM
Keluhan Utama : Alasan pasien datang ke poli.
Ditanyakan kepada penderita
dan orang tua / pengantar
Riwayat Perawatan
Gigi : ditulis perawatan apa yang sudah
Gambar 2. Pemeriksaan kelenjar submandibula.
dilakukan sebelum datang ke
poli, contoh: cabut gigi. TMJ : Dilakukan pemeriksaan:
• Ada atau tidaknya deviasi pada opening
A. Body Stature dan closing path
Berat Badan, Tinggi badan, Denyut Nadi, Tekanan • Ada atau tidaknya displacement
Darah, Nafas diukur langsung ke penderita mandibula
Postur Tubuh : Normal / Tidak Normal • Ada atau tidaknya bunyi pada TMJ
Remarkable condition : assessment pertama mengenai
ada atau tidaknya kelainan
pasien secara fisik,mental,
dan perilaku.

B. Kebiasaan Diet
Ditanyakan kepada orang tua penderita. Hal ini
berhubungan dengan resiko karies.

Gambar 3. Pemeriksaan TMJ.

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 73


Oral habit : Dilakukan pemeriksaan untuk permukaan labial.
menget a hu i et iolog i suat u 3) Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan
maloklusi bukal.
b. Untuk rahang bawah yang diperiksa :
D. Pemeriksaan Intra Oral 1) Gigi molar pertama kiri bawah permukaan
Jaringan Lunak lingual.
Mukosa mulut : Diisi normal (N) / kemerahan, 2) Gigi insisivus pertama kiri bawah pada
pembengkakan, fist ula atau permukaan labial.
abnormalitas lainnya dengan 3) Gigi molar pertama kanan bawah pada
disebutkan regio, contoh: regio permukaan lingual.
55,54
Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut
Frenulum : Diisi normal (N) / Tidak Normal
tidak ada, maka penilaian dilakukan sebagai
berikut :
a. Bila molar pertama atas atau bawah tidak ada,
penilaian dilakukan pada molar kedua atas atau
bawah.
b. Bila molar pertama dan molar kedua atas atau
bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar
ketiga atas atau bawah.
Gambar 4. (A) Normal, (B) Tinggi
c. Bila molar pertama, kedua dan ketiga atas
atau bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
d. Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada,
penilaian dilakukan pada insisivus pertama kiri
atas.
e. Bila insisivus pertama kanan atau kiri atas tidak
ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
f. Bila insisivus pertama kiri bawah tidak ada,
penilaian dilakukan pada insisivus pertama kanan
bawah.
Gambar 5. (A) Normal, (B) Pendek g. Bila insisivus pertama kiri atau kanan bawah tidak
ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
Lidah : Normal / Kelainan (sebutkan) Dalam pemeriksaan debris kriteria penilaiannya
Tonsil : Normal / Kelainan (sebutkan) adalah sebagai berikut:
Uvula : Normal / Kelainan (sebutkan)
Gingiva : Normal / Tidak Normal Penilaian debris score dan calculus score adalah
gingivitis : (+) disebutkan regio, contoh : 71, sebagai berikut:
72 / (-), a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
resesi : (+) disebutkan regio, contoh : 55, b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara
54 / (-). 0,7–1,8.
OHI-S : Dilakukan pemeriksaan dan scoring c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara
pada debris (Debris Index/DI) dan 1,9–3,0.
calculus (Calculus Index/CI)
Karang gigi : (+) disebutkan regio / (-), Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut:
Sikat gigi : berapa kali dan kapan dilakukan a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
per hari b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-
Halitosis : Ya (+) / tidak (-) 3,0.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-
OHI – S 6,0.
Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada
OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan
gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari gigi
hasil penjumlahan Debris Index (DI) dan Calculus
tersebut, yaitu :
Index (CI).
a. Untuk rahang atas:
Rumus OHI-S = Debris Index + Calculus Index
1) Gigi molar pertama kanan atas pada permukaan
bukal.
2) Gigi insisivus pertama kanan atas pada

74  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


E. Pemeriksaan Jaringan Keras agenisi, supernumery teeth,
anodonsia, dll, sebutkan)
Tabel 1. Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris Berdesakan : Tidak ada / Ada, sebutkan
No KRITERIA NILAI regio
Diastema : Tidak ada / Ada, sebutkan
Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak
1. 0 regio
ada debris atau pewarnaan ekstrinsik.
Supraposisi : Sebutkan regio
Pada permukaan gigi yang terlihat, pada
debris lunak yang menutupi permukaan
Infraposisi : Sebutkan regio
2. 1 Relasi insisif permanen : Dilakukan pengukuran
gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari
1/3 permukaan. pada
Pada permukaan gigi yang terlihat tidak • Overjet : dalam mm
ada debrislunak tetapi ada pewarnaan • Overbite : dalam mm
3. 2 • Openbite : disebutkan regio
ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi
sebagian atau seluruhnya. • Crossbite : disebutkan regio
Pada permukaan gigi yang terlihat pada Relasi kaninus permane :
debris lunak yang menutupi permukaan Kanan : klas I / II / III
4. tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan 3
gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan Kiri : klas I / II / III
gigi. Relasi molar permanen : Kanan dan Kiri
Gigi Sulung
Debris Index =  Jumlah penilaian debris
  Jumlah gigi yang diperiksa • Straight, distal step, mesial step, primate
space
Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya Gigi permanen
adalah sebagai berikut : • End to end atau kelas I / II / III, crossbite
Garis median : normal/ (+) atau (-) bergeser ke kiri
Tabel 2. Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus atau kanan ..... mm
No KRITERIA NILAI
Kooperatif :
(+) bila penderita mau dilakukan pemeriksaan
1. Tidak ada karang gigi 0
(–) bila penderita t idak mau dilakuka n
Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang pemeriksaan
2. gigisupragingival menutupi permukaan gigi 1
kurang dari 1/3 permukaan gigi.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada permukaan gigi yang terlihat ada X-ray foto : dilakukan bila dibutuhkan untuk
karang gigi supragingival menutupi
rencana perawatan, diisi jenis foto
permukaan gigi lebih dari 1/3 permukaan
3. gigi 2
yang dilakukan
Sekitar bagian cervikal gigi terdapat interpretasi : diisi dengan regio foto yang
sedikitsubgingival. dilakukan dan interpretasi sesuai
. dengan gambaran atau kelainan
Pada permukaan gigi yang terlihat adanya yang terdapat pada x-ray foto
karang gigisupragingival menutupi Studi model : diisi dengan kesimpulan space
permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau analysis, dilakukan bila dibutuhkan
seluruh permukaan gigi untuk rencana perawatan (Lihat
4. 3
Pada permukaan gigi ada karang gigi poin K)
subgingival yang menutupi dan melingkari Caries Risk Assessment : diisi dengan kesimpulan
seluruh cervikal (A. Continous Band of caries risk assesment (Lihat
Subgingival Calculus)..
poin L)
Debris Index =  Jumlah penilaian calculus Pemeriksaan lainnya : dilakukan bila dibutuhkan
  Jumlah gigi yang diperiksa (HPA, PK, dll)
Problem List : diisi sesuai dengan keluhan
Kelainan morfologi gigi : Tidak ada / Ada (contoh: peg dan temuan klinis pada
shaped, conus, taurodonsia, rongga mulut dengan urutan
dll, sebutkan) sesuai urgensi perawatan.
Kelainan letak gigi : Tidak ada/Ada (contoh:
transposisi, ektostem,
impaksi, dll, sebutkan) G. Diagnosa
Kelainan jumlah gigi : Tidak ada / Ada (contoh: Semua gigi dengan kelainan dibuatkan diagnosa
dimulai dari diagnosa yg paling ringan disertai kode

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 75


ICD 10 dilakukan, contohnya SSC
Cara menuliskan dari kanan atas ´ kiri atas ´ kiri o Bila ada pencabutan: apakah ada perawatan
bawah ´ kanan bawah . lanjutan? (Contohnya: pemasangan SM /
observasi)
Contoh:
- Jika ada perubahan rencana perawatan ditulis
54; 52; 65; 74; 83; 85 pulpitis reversible
di kolom kanan beserta tanggal dan paraf
16; 36 pulpitis irreversible.
instruktur
55;45 nekrosis pulpa
51;61 gangren radiks
I. Perawatan
Jika ada perubahan diagnosa ditulis di kolom kanan
- Ditulis pada lembar CPPT (Gambar 9)
beserta tanggal dan paraf instruktur
- Pada kolom pertama, diisi tanggal dan jam
- Pada kolom kedua, diisi nama poliklinik dan
H. Rencana Perawatan ´ profesi KGA – Ko As KGA – PPDGS, disertakan
- Ditulis se-ideal mungkin dan disertai kode ICD nama dan NIM
9. - Pada kolom ketiga, diisi rincian perawatan dengan
- Ditulis mulai dari kasus yang ringan hingga berat. SOAP
Contohnya: • S (Subyektif) berisi data dari pasien yang
o Komunikasi, Instruksi dan Edukasi ´ rutin didapatkan melalui anamnesis (wawancara)
harus diberikan pada orang tua yang pertama • O (Obyektif) berisi hasil pemeriksaan fisik
kali membawa anaknya ke dokter gigi (klinik termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital, skala
KGA). Mahasiswa diwajibkan membaca terlebih nyeri dan hasil pemeriksaan penunjang pasien
dahulu. pada saat ini (ekstra oral dan intra oral)
o DHE • A (Assessment) yaitu Penilaian keadaan pasien
o Topikal Aplikasi Dengan Fluorida yang berisi diagnosa kerja beserta diagnosa
o 16, 26 atau 36, 46 fissure sealant bandingnya
o 54, 65 tumpatan glass ionomer klas II • P (Plan) berisi tindakan dan tahapan tindakan
o 55, 73 tumpatan glass ionomer klas V yang akan diberikan
o Setelah perawatan pulpa ´ restorasi yang - Pada kolom keempat, diisi nama dan tanda tangan
DPJP

76  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 77
J. Studi Model / Space Analysis
Space analysis menggunakan metode Tanaka dan Johnston.

Gambar 6. Space Analysis

• Kekurangan / kelebihan tempat = 3 mm à SM (Space Maintainer)


• Kekurangan > 3 mm à Space Regainer / Perawatan ortodontik
• Kelebihan > 3 mm à Kontrol Space / Perawatan ortodontik

78  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


K. Caries Risk Assesment

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 79


Gambar 7. Caries Risk Assesment

Lingkari kondisi yang terdapat pada pasien. Pengkategorian penilaian resiko karies rendah, sedang, atau tinggi
didasarkan pada nilai yang mendominasi. Namun, penilaian klinis (misalnya lebih dari 1 lesi interproksimal,
aliran saliran rendah) dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan resiko keseluruhan.

80  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


TUGAS 2: TUGAS 3:
Melakukan "Dental Health Education" (DHE) Aplikasi Topikal dengan Fluorida

1. Tugas : Memberikan motivasi kepada 1. Tugas : Melakukan pengulasan semua


pasien anak dan orang tuanya agar permukaan gigi dengan bahan
menyadari tentang pentingnya fluoride.
menjaga kesehatan gigi. 2. Metode : Disesuaikan dengan bahan yang
2. Metode : Memberi peny u lu ha n ada
tentang kesehatan gigi secara 3. Landasan teori : Fluor akan bereaksi dengan
perorangan pada pasien dan permukaan enamel gigi
orang tuanya dengan alat membentuk fluor apatit yang
peraga dan audio visual menyebabkan enamel lebih
3. Landasan teori : Mencegah kerusakan gigi adalah tahan terhadap asam.
lebih utama daripada merawat 4. Alat dan Bahan:
setelah kerusakan terjadi. • Diagnostic set
4. Alat dan Bahan • Low speed
• Kalender / materi DHE • Rubber cusp
• Alat peraga atau DHE kit (model gigi sulung, • Dental floss
sikat gigi berbagai ukuran, pasta gigi, dental • Nylon Brush
floss, disclosing agent) • Pumice
• Sikat gigi milik pasien • Tumpatan sementara (bila diperlukan)
5. Prosedur • Bahan Flouide
Standard Operasional Prosedur
– Anak di bawah 5 tahun mutlak didampingi 5. Prosedur
orang tua atau yang mengasuh Standard Prosedur Operasional
– Anak membawa sikat gigi yang dipakainya Cara kerja:
sehari-hari, mengapa? – Sebelum mulai kerja, terlebih dahulu membaca
– materi DHE aturan pakai dari bahan yang dipakai (baca
Terangkan dengan bahasa yang sederhana brosur di perawat)
dan mudah dimengerti. – Siapkan alat-alat standar ditambah – brush dan
1. fungsi gigi sulung? antara lain untuk SM rubber untuk memulas, dental floss, disclosing
2. faktor penyebab karies agent
3. proses terjadinya karies – Scaler bila diperlukan untuk membersihkan
4. pencegahan karies dan penyakit karang gigi.
periodontal – Semua gigi yang karies ditumpat sementara
– meningkatkan kebersihan mulut – Semua bidang gigi diulas dengan disclosing
– memilih makanan yang tidak agent kemudian dibersihkan
menyebabkan karies – Bidang bukal, lingual, palatinal dibersihkan
– memperkuat gigi dan dipulas dengan rubber cup & pumice
5. kontrol terat ur ke dokter gigi – Bidang oklusal dipulas dengan brush dan
(bilamana?) pumice
– Bidang proximal dibersihkan dengan dental
* lapor: floss
– sebelum DHE – Setelah bersih, semua gigi dikeringkan per
– setelah DHE kuadran (kelenjar ludah diblokir)
– sebelum kontrol – Kemudian gigi diulasi dengan bahan fluor,
– setelah kontrol ditunggu beberapa menit sesuai instruksi
– kontrol DHE 1 minggu kemudian, pabrik, dilanjutkan dengan kuadran lain
menanyakan kembali kepada anak – Setelah semua lengkap o berikan instruksi
& orang tua hal-hal yang telah pada pasien dan orang tuanya sesuai dengan
diterangkan sebelumnya. bahan yang dipakai.

lapor:
– sebelum melakukan
– setelah pembersihan gigi

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 81


– setelah selesai aplikasi • Pumice
• Bahan etsa Phosporic acid 37%
• Bahan Fissure sealent (resin komposit non
filler)
• LC
• Artikulating paper
• Rubber bur
• Arkansas stone bur

5. Prosedur
Standard Operasional Prosedur :
– Sebelum mulai kerja, terlebih dahulu membaca
aturan pakai dari bahan yang dipakai
(baca brosur)
– Siapkan alat-alat standar ditambah dengan
brush dan rubber cusp untuk memulas
– Siapkan penghisap ludah
– Oklusal gigi dibersihkan dengan brush
dan pumice
– Diirigasi dengan air o dihisap dengan
penghisap ludah.
– Gigi diisolasi dengan cotton roll
– Keringkan dengan semprotan udara (air spray)
hingga kering
– Dietsa selama 20 detik.
– Diirigasi dengan air yang melimpah (dihisap
dengan penghisap ludah)
– Dikeringkan dengan semprotan udara sampai
permukaan oklusal berwarna keputih-
putihan
– Diulas dengan bahan sealant, diratakan ke
seluruh pit dan fissure gigi.

TUGAS 4:
Fissure Sealant

1. Tugas : Member i sea la nt pada


permukaan oklusal gigi
2. Metoda : Disesuaikan dengan bahan yang – Polimerisasi
ada. – Cek dengan sonde apakah sealant sudah
3. Landasan teori : Teknik etsa asam, perlekatan lengkap (sebelum cotton roll dilepas)
antara bahan sealant dengan – Bila ada yang tidak terisi harus ditambah
enamel gigi secara mekanis
4. Alat dan Bahan * lapor:
• Diagnostic set – sebelum mulai
• Low speed dan High speed beserta diamond – setelah memulas
bur – setelah etsa
• Nylon Brush – setelah aplikasi

82  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


– Siapkan alat-alat standard ditambah dengan
TUGAS 5: brush dan rubber cusp untuk memulas
Preventive Resin Restoration – Siapkan penghisap ludah
– Preparasi (Menghilangkan jaringan karies)
kavitas dengan diamond bur no 1/2
1. Tugas : Merestorasi gigi sekaligus
– Menghilangkan jaringan karies
member i s ea la nt pada
– Pulas daerah fissure yang masih sehat
permukaan oklusal gigi
– Diirigasi dengan air ¾ dihisap dengan
2. Metoda : Disesuaikan dengan bahan yang
penghisap ludah
ada.
– Gigi diisolasi dengan cotton roll
3. Landasan teori : Teknik etsa asam, perlekatan
– Keringkan dengan semprotan udara (air spray)
antara bahan sealant dengan
hingga kering
enamel gigi secara mekanis
– Dietsa selama 20 detik
4. Alat dan Bahan
– Diirigasi dengan air (dihisap dengan penghisap
• Diagnostic set
ludah)
• Low speed dan high speed beserta diamond
– Dikeringkan dengan semprotan udara sampai
bur
permukaan oklusal berwarna keputih-
• Nylon Brush
putihan
• Pumice
– Diulas dengan bahan sealant, diratakan ke
• Bahan etsa Phosporic acid 37%
seluruh pit dan fissure gigi. (untuk PRR
• Bahan PRR (Tipe A : resin komposit non filler,
tipe A)
Tipe B : Flowable komposit, Tipe C : Komposit
– Polimerisasi
resin).
– Cek dengan sonde apakah sealant sudah
• LC
lengkap (sebelum cotton roll dilepas)
• Artikulating paper
– Bila ada yang tidak terisi harus ditambah
• Rubber bur
• Arkansas stone bur *lapor:
– sebelum mulai
5. Prosedur – setelah memulas
Standard Prosedur Operasional: – setelah etsa

TUGAS 6:
Tumpatan Kelas I (Glass Ionomer)

1. Tugas : Menyelesaikan preparasi kelas


I sampai penumpatan dengan
bahan glass ionomer cement
dan memulasnya
2. Metoda : Menghilangkan semua jaringan
karies yang ada
3. Landasan teori : Perlekatan bahan glass ionomer
dengan dentin secara fisik dan
kimia
4. Alat dan Bahan
• Diagnostic set dan plastis filling instrument
• Low speed dan High speed
• Bur bulat dan bur silindris
• Matriks dan wedge
• Dentin conditioner
• Bahan GIC dan paper pad + semen spatula
• Varnish/cocoa butter
– Sebelum mulai kerja, terlebih dahulu membaca • Articulating paper
aturan pakai dari bahan yang dipakai (baca
brosur)

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 83


• Rubber bur 2. Siapkan alat-alat standar
• Arkansas stone bur 3. Alat pengaduk bahan, celluloid strip, alat
5. Prosedur plastik filling
Standard Prosedur Operasional : 4. Preparasi (menghilangkan semua jaringan
1. Pelajari sifat bahan dan cara mengaduk, yang karies) kavitas dengan diamond bur no 1/2
benar 5. Keringkan, beri dentin conditioner
2. Siapkan alat-alat standar 6. Bilas, dan keringkan
3. Alat pengaduk bahan, celluloid strip, alat 7. Pasang matrix band untuk gigi sulung.
plastik filling 8. Pasang wedge pada daerah proximal yang
4. Preparasi (menghilangkan semua jaringan dipreparasi
karies) 9. Tumpat glass ionomer (perhatikan ukuran
5. Keringkan, beri dentin conditioner besar alat, harus sebanding dengan besar
6. Siram, dan keringkan kaviti)
7. Aplikasikan tumpatan 10. Carving lepas wedge dan matrix (cek dengan
8. Setelah menumpat diberi varnish atau cocoa artikulating paper)
butter (apa gunanya?) 11. Instruksi penderita tidak memakai gigi tersebut
9. Pulas untuk makan selama 24 jam. (mengapa?)

*lapor: * lapor:
– sebelum preparasi – sebelum preparasi
– setelah preparasi – setelah preparasi
– setelah menumpat – basis
– sebelum memulas – pasang matrix band
– setelah memulas – setelah menumpat dan carving
– sebelum memulas
– setelah memulas

TUGAS 7:
Tumpatan Kelas II Glassionomer Klas II

1. Tugas : Menyelesaikan preparasi


kelas II gigi sulung sampai
penumpatan dan memulas
dengan bahan glass ionomer.
2. Metoda : Menghilangkan semua jaringan
karies yang ada
3. Landasan teori : Perlekatan bahan glass ionomer
dengan dentin secara fisik &
kimia
4. Alat dan Bahan
• Diagnostic set dan plastis filling instrument
• Low speed dan High speed
• Bur bulat dan bur silindris
• Matriks dan wedge
• Dentin conditioner
• Bahan GIC dan paper pad + semen spatula
• Varnish/cocoa butter
• Articulating paper
• Rubber bur
• Arkansas stone bur

5. Prosedur:
Standard Prosedur Operasional :
Gambarkan dahulu sebelum mulai preparasi pada
halaman ini
1. Pelajari sifat bahan dan cara mengaduk, yang
benar

84  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


– Aplikasikan tumpatan
TUGAS 8: – Setelah menumpat diberi varnish atau cocoa
Tumpatan Glass Ionomer (kelas III, IV, V) butter
– Pulas

1. Tugas : Menyelesaikan preparasi sampai


* lapor:
penumpatan dan pemulasan
– sebelum preparasi
dengan bahan glass ionomer
– setelah preparasi
2. Metoda : Menghilangkan semua jaringan
– setelah menumpat
karies yang ada
– sebelum memulas
3. Landasan teori : Perlekatan bahan glass ionomer
– setelah memulas
dengan dentin secara fisik dan
kimia
4. Alat dan Bahan
• Diagnostic set dan plastis filling instrument TUGAS 9:
• Low speed dan High speed Perawatan Saluran Akar Gigi Sulung
• Bur bulat dan bur silindris
• Celluloid strip untuk klas III / crown strip
untuk klas IV / cervikal strip untuk klas V PULPEKTOMI
• Dentin conditioner 1. Tugas : Menyelesaikan preparasi sampai
• Bahan GIC dan paper pad + semen spatula dengan pengisian saluran akar
• Varnish/cocoa butter gigi sulung
• Articulating paper 2. Metoda : Menghilangkan/membersihkan
• Arkansas stone bur semua jaringan dalam ruang
pulpa dan saluran akar gigi
5. Prosedur
sulung.
3. Landasan teori : Membersihkan ruang pulpa
dan saluran akar gigi sulung
secara mekanik serta irigasi
akan mensterilkan saluran
akar.
4. Alat dan Bahan
• Diagnostic set
• Low speed dan High speed beserta diamond
bur
• Jarum miller
• Jarum extirpasi
• K file niti panjang 21 mm
• Spuit
• Papper point
• Lentulo baru
• Bahan/pasta pengisi saluran akar
• Semen ZnPO4
• Semen stopper
• Plastic filling
Karies kelas V
• Glas plate
Standard prosedur operasional : • Semen spatel
– Pelajari sifat bahan dan cara mengaduk, yang
5. Prosedur:
benar
Standard Prosedur Operasional :
– Siapkan alat-alat standar
– Dilakukan devitalisasi untuk gigi vital.
– Alat pengaduk bahan, celluloid strip, alat
– Dilakukan presterilisasi untuk gigi non
plastik filling
vital.
– Preparasi (menghilangkan semua jaringan
– Visit berikutnya dilakukan pengambilan atap
karies) kavitas dengan diamond bur no 1/2
pulpa sehingga ditemukan orifice
– Keringkan, beri dentin conditioner
– Mengukur panjang gigi
– Bilas, dan keringkan
– Preparasi saluran akar diselingi dengan irigasi

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 85


H2O2 atau NaOCl hingga bersih o kemudian • High speed beserta diamond bur
dilebarkan dengan file hingga no. 60–70 untuk • Spuit
gigi molar o foto preparasi • Bahan/pasta pengisi saluran akar
– Sterilisasi o memakai paper point dan kapas • semen ZnPO4
steril + obat sterilsasi? tumpat sementara • Semen stopper
– Kunjungan berikutnya sterilisasi ulang o • Plastic filling
hingga pp kering atau tidak berbau • Glas plate
– Saluran akar diisi dengan pasta antiseptic • Semen spatel
(yang disediakan bagian) dengan jarum lentulo 4. Prosedur:
baru Standard Prosedur Operasional :
– Tutup kapas steril, tumpat sementara – Untuk gigi vital devitalisasi dengan
– Foto pengisian saluran akar caustinerf fort / bahan devitalisasi yang tidak
– Bila sudah baik, tutup dengan semen ZnPO4 mengandung arsen
sampai penuh – Visit berikut: pengambilan atap pulpa o
– Restorasi tetap dengan SSC didapatkan orifice.
* Lapor: – Gigi nonvital dilakukan pengambilan atap
– sebelum perawatan pulpa
– setelah pengambilan atap pulpa – Ruang pulpa dibersihkan dan disterilkan
– d.w.f dengan obat sterilisasi
– setelah preparasi SA – Visit berikutnya: sterilisasi ulang hingga kapas
– foto preparasi steril kering atau tak berbau
– sebelum mengisi SA – Isi dengan pasta antiseptik untuk pulpotomi
– foto pengisian SA – Foto pengisian
– semen – Jika sudah baik, semen ZnPO 4 sampai
permukaan
PULPOTOMI – Restorasi tetap dengan SSC

1. Tugas : Menyelesaikan preparasi sampai *lapor:


dengan pengisian ruang pulpa – sebelum perawatan
gigi sulung – setelah pengambilan atap pulpa
2. Metoda : Menghilangkan/membersihkan – sebelum mengisi ruang pulpa
semua jaringan yang terinfeksi – foto pengisian
dalam ruang pulpa – semen
3. Landasan teori:
– Mempertahankan saluran akar gigi tetap vital
(untuk gigi vital)
TUGAS 10:
– Mempertahankan gigi sulung dapat tetap
Tumpatan Tuang
dalam mulut sampai waktunya tanggal (untuk
gigi non vital)
INLAY/SSC
1. Tugas : Menyelesaikan preparasi inlay
untuk gigi sulung sampai
dengan insersi
2. Metoda : Menghilangkan/membersihkan
semua jaringan karies
3. Landasan teori : Menghilangkan semua undercut
atau retensi yang ada dengan
memperhatikan sisa gigi yang
masih ada untuk retensi
4. Prosedur:
Standard Prosedur Operasional :
– Siapkan alat-alat standar dan
– Sendok cetak sebagian
4. Alat dan Bahan – Mangkok karet
• Diagnostic set – Pengaduk gigi bahan cetak

86  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Inlay

Alat dan Bahan


• Diagnostic set
• High speed
• Bur diamond
• Sendok cetak sebagian rahang atas dan
bawah
• Bahan cetak (alginate)
• Tumpatan sementara
• Semen lutting 2. Pasang percobaan (cek oklusi dan artikulasi)

Standard Prosedur Operasional :


– Buat retensi berupa dovetail Æ tahap preparasi
inlay
– Buat bevel pada cavo surface margin (untuk
apa?)
– Buat inlay willet untuk menambah retensi
– Cetak, cor dengan gips keras
– Buat model malam
– Tuang menjadi inlay
– Pasang percobaan (cek oklusi dan artikulasi)
– Insersi

Lapor:
– sebelum preparasi
– setelah preparasi
– hasil cetakan
– pasang percobaan
– setelah insersi

Mahkota/SSC

Alat dan Bahan


• Diagnostic set
• High speed
3. Pemasangan/penyemenan
• Bur diamond
*lapor:
• Tang dan gunting SSC
– sebelum preparasi
• Elemen SSC sesuai dengan elemen gigi
– setelah preparasi
• Sendok cetak sebagian rahang atas dan
– hasil cetakan
bawah
– pasang percobaan
• Bahan cetak (alginate)
– pemasangan
• Tumpatan sementara
• Semen lutting

Standard Prosedur Operasional:


1. Bagian oklusal dikurangi secukupnya (periksa TUGAS 11:
dengan malam) Analisa Tempat
– bagian yang tajam dibulatkan
– jangan membuang bagian keliling
terbesar 1. Tugas : Menyelesaikan penghitungan
– tidak ada kontak gigi di daerah model studi untuk geligi
proximal pergantian dan insersi alat
– cetak space maintainer.
2. Metoda : Memperkirakan kebutuhan
tempat untuk gigi permanen
pengganti dengan
menggunakan table Moyer’s

Bab VI Kepaniteraan Klinik Kedokteran Gigi Anak 87


3. Landasan teori : Tempat bekas tanggalnya gigi 5. Prosedur
sulung dipertahankan untuk Standard Prosedur Operasional :
mencegah terjadinya maloklusi – Siapkan alat-alat standar
atau untuk memperbaiki fungsi – Wadah stainless berbentuk ginjal
kunyah. – Tampon
4. Prosedur : Pasien dengan fase geligi – Tang cabut yang tepat
pergantian. Ada gigi sulung – Pada penderita yang datang dengan rasa
yang tanggal prematur atau takut sedapat mungkin tidak melakukan
akan dicabut pencabutan pada kunjungan pertama (ingat
Alat dan Bahan Child Management)
• Diagnostic set – Untuk pencabutan gigi dengan kondisi goyang
• Sendok cetak penuh rahang atas dan rahang dipakai anestesi topikal
bawah – Untuk pencabutan gigi dengan akar yang
masih kuat dipakai anestesi lokal
Standard Prosedur Operasional :
– Perhatikan! Jangan sampai menakutkan
– Siapkan alat-alat standar
penderita
– Sendok cetak penuh RA & RB dengan ukuran
– Bila perlu sebelum menyuntik, dimulai dengan
kecil
anestesi topikal terlebih dahulu
– Mangkok karet
– Ingatkan penderita dan orang tuanya agar
– Pengaduk bahan cetak
anak tidak menggigit mukosa daerah yang
– Cetak rahang atas dan rahang bawah
teranestesi
penderita
– Buat perhitungan kebutuhan tempat untuk *lapor:
gigi pengganti – sebelum anestesi
– setelah cabut (tunjukkan hasil cabut)
*lapor:
– mencetak
– menghitung
DAFTAR PUSTAKA
– kesimpulan
1. Andlaw, RJ, (1987). A Manual of Paedodontics.
2. Cameron Angus C, (1997). Handbook of Pediatric
Dentistry, Mosby - Wolfe.
TUGAS 12: 3. Finn, SB, (1973). Clinical Pedodontics 4th Edition,
Pencabutan WB Saunders Co.
4. Kennedys, (1996). Paediatric Operative
Dentistry.
1. Tugas : Menyelesaikan pencabutan 5. Mathewson RJ, (1995). Fundamental of Pediatric
gigi sulung yang ringan pada Dentistry 3rd edition.
anak. 6. Mc. Donald, Ralph E, (2016). Dentistry for Children
2. Metoda : Menghilangkan rasa sakit waktu and Adolescent 10th edition, Mosby.
pencabutan dengan anestesi 7. Pinkham Jimmy R, (2005). Paediatric Dentistry,
topikal, atau anestesi lokal bila Infancy Throught Adolescent 4th edition, Oxford
diperlukan. University Press.
3. Landasan teori : 8. Stephen HY Wei, (2000). Paediatric Dentistry Total
™ Anestesi topikal dapat menghilangkan rasa Patient Care.
sakit hanya daerah permukaan 9. Welbury, (2006). Handbook of Paediatric Dentistry,
™ Anestesi lokal dapat menghilangkan rasa sakit Mosby - Wolfe.
yang lebih dalam.
4. Alat dan Bahan
• Diagnostic set
• Tang ekstraksi
• Bahan anastesikum (topikal atau infiltrasi)
• Spuit untuk pencabutan infiltrasi
• Tampon steril
• Aniseptik topikal

88  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Bab VII
Kepaniteraan Klinik
Bedah Mulut dan Maksilofasial

EDITOR:
Dr. David B. Kamadjaja, drg., MDS., Sp.BM (K)

KONTRIBUTOR:
Achmad Harijadi, drg., MS., Sp.BM (K)
Prof. RM. Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM (K)., FICS
R. Soesanto, drg., M.Kes., Sp.BM (K)
R. Aries Muharram, drg., Sp.BM (K)
Dr. David B. Kamadjaja, drg., MDS., Sp.BM (K)
Dr. Ni Putu Mira Sumarta, drg., Sp.BM (K)
Andra Rizqiawan, drg., PhD., Sp.BM
Indra Mulyawan, drg,. Sp.BM., FICS
Ganendra Anugraha, drg., Sp.BM., FICS
Anindita Zahratur R, drg
Liska Barus, drg
Reza Al Fessi, drg

89
BAB VII
PENUNTUN KEPANITERAAN KLINIK
BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

KONTRAK KEPANITERAAN KLINIK BEDAH wajib meminta ijin dari dosen yang bertugas
MULUT DAN M AKSILOFASIAL RSGM dan dicatat pada Buku Kerja Klinik (log
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS book)
AIRLANGGA 6. Inspeksi mendadak (sidak) dapat dilakukan
sewaktu-waktu selama masa kerja klinik, bila
pada saat sidak mahasiswa tidak hadir di klinik
Pasal 1 dan tidak mendapat ijin dari dosen yang bertugas
Tata Tertib maka yang bersangkutan dianggap tidak hadir,
dan dianggap sebagai pelanggaran.
1. Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan 7. Pelanggaran pada point 4 dan 5, dapat dinaikkan
Maksilofasial dilaksanakan selama 12 minggu, menjadi pelanggaran attitude melalui rapat
empat hari kerja dalam seminggu (4 SKS). Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial.
2. Kerja Klinik dilaksanakan pada hari Senin sampai
dengan Jum’at, berlangsung mulai pukul 09.00
sampai dengan pukul 15.00 sore, tetapi untuk Pasal 2
seminar wajib bisa dilakukan di luar jam kerja Peserta Kerja Klinik
klinik, yaitu sebelum pukul 09.00 dan setelah
pukul 15.00. Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti Kerja Klinik
3. Presensi dilakukan dua kali dalam sehari. Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial adalah
a. Pertama, pada pukul 09.00 pagi mahasiswa yang telah lulus Sarjana Kedokteran Gigi
b. Kedua, pada pukul 15.00 sore dan lulus Pradik Dokter Gigi.
Mahasiswa harus hadir tepat waktu. Toleransi
keterlambatan untuk presensi 10 menit dengan
Pasal 3
alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Bila
Macam Pekerjaan Klinik
mahasiswa hadir diatas batas toleransi waktu
tersebut, maka mahasiswa yang bersangkutan
Mahasiswa yang mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi
dinyatakan tidak hadir dan tidak diperkenankan
Bedah Mulut dan Maksilofasial diwajibkan untuk
melakukan perawatan pada penderita pada hari
melaksanakan pekerjaan klinik yang meliputi:
itu.
Diagnosa dan rencana perawatan, Eksodonsia, Bedah
4. a. Selama bekerja di Klinik Bedah Mulut dan
Minor Sederhana, Kontrol pasca tindakan, dan Asisten
Maksilofasial, mahasiswa memakai jas
Operasi.
praktikum berwarna putih dan selalu dalam
keadaan bersih, rambut harus ditata rapi, dan
kuku harus selalu dalam keadaan pendek. Pasal 4
b. Selama bekerja di klinik Bedah Mulut Penilaian Pekerjaan Klinik
dan Maksilofasial, mahasiswa diwajibkan
menggunakan masker dan sarung tangan. 1. Sistim evaluasi Kerja Klinik Terintegrasi Bedah
5. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi
klinik: Universitas Airlangga menggunakan sistim POIN
a. Bila akan meninggalkan Klinik Bedah Mulut yang artinya setiap pekerjaan yang dilakukan
dan Maksilofasial wajib meminta ijin dari diberi pembobotan tertentu dalam bentuk “point”
dosen yang bertugas dan wajib melaporkan di mana besarnya poin ini ditentukan oleh:
kehadirannya kembali, semuanya dicatat pada a. Tingkat kesulitan suatu kasus atau
Buku Ijin Klinik. b. Kualitas tindakan yang dilakukan oleh
b. Mahasiswa yang meninggalkan Klinik Bedah mahasiswa.
Mulut dan Maksilofasial dan tidak dapat 2. Jumlah poin total pekerjaan klinik yang harus
kembali ke Klinik pada masa kerja hari itu dikumpulkan pada saat berakhirnya suatu

91
masa kerja klinik, minimal harus mencapai klinik yang dijalani mahasiswa pada saat itu.
nilai B, dengan tetap memenuhi persyaratan Pasal 6
tentang jumlah minimal masing-masing macam Pelanggaran dan Sanksi
pekerjaan.
3. Semua poin yang diperoleh, selalu berkaitan dengan 1. Pelanggaran adalah tindakan mahasiswa yang
kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan berhubungan:
afektif. a. Tindakan kriminal
4. Lihat lampiran. b. Sikap atau “Atittude”
c. Morbiditas (dijelaskan)
d. Administratif
Pasal 5 2. Sanksi terhadap pelanggaran Kriminal,
Kehadiran dan Penggantian Ketidakhadiran Atittude, Morbiditas, dan Administratif dapat
mengakibatkan ketidaklulusan mahasiswa
1. Jumlah kehadiran 100% dari jumlah tatap muka meskipun yang bersangkutan telah memenuhi
yang ditentukan. keseluruhan persyaratan kerja kliniknya.
2. Apabila mahasiswa tidak dapat memenuhi 3. Pelanggaran Kriminal, Atittude, Morbiditas dan
jumlah kehadiran 100% maka mahasiswa yang Administratif dicatat dalam Buku Kerja dan
bersangkutan masih berhak untuk mengganti sanksinya diputuskan di dalam rapat Departemen
jumlah ketidakhadiran tersebut setelah masa kerja Bedah Mulut dan Maksilofasial.
kliniknya dengan syarat ketidakhadiran tersebut 4. Keputusan Rapat Departemen Bedah Mulut dan
tidak lebih dari 5 (lima) kali tatap muka dan harus Maksilofasial adalah sah dan tidak dapat diganggu
dapat menunjukkan alasan yang sah, berupa: gugat.
a. Surat penugasan resmi dari pimpinan Fakultas
Kedokteran Gigi/Universitas Airlangga;
khusus untuk mahasiswa yang mendapat Pasal 7
surat penugasan resmi dari pimpinan Fakultas Evaluasi Akhir
Kedokteran Gigi/Universitas Airlangga maka
yang bersangkutan tetap berhak untuk 1. Mahasiswa dinyatakan lulus Kerja Klinik
mengganti jumlah hari ketidakhadirannya Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial bila
sesuai dengan surat penugasannya. memenuhi kriteria di bawah ini:
b. Surat keterangan dokter atau rumah sakit yang a. Memenuhi syarat kehadiran 100%
disahkan oleh Dinas Kesehatan Mahasiswa b. Jumlah poin Total dari semua pekerjaan yang
(DKM) Universitas Airlangga telah dilakukan minimal mencapai nilai B
c. Surat keterangan yang lain (anggota keluarga c. Tidak ada masalah pelanggaran yang berakibat
atau orang tua meninggal, menikah, ketidaklulusan
melahirkan) yang harus mencantumkan d. Lulus ujian profesi
nama dan nomer telpon orang tua yang dapat 2. Kelulusan kerja klinik diputuskan melalui Rapat
dihubungi Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial dan
d. Memperoleh ijin langsung dari dosen yang segala keputusan yang dihasilkan adalah sah dan
bertugas hari itu berdasarkan atas fakta bahwa tidak dapat diganggu gugat
yang bersangkutan memang benar-benar harus
meninggalkan kerja klinik pada hari itu dan
Pasal 8
dicatat pada Buku Kerja
Penutup
3. Mahasiswa akan kehilangan haknya untuk
mengganti ketidakhadiran tersebut dalam hal:
Hal-hal yang belum termaktub dalam Kontrak Kerja
a. Ketidakhadiran lebih dari 5 (lima) kali tatap
Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial
muka meskipun dengan alasan yang sah
ini akan dibicarakan dan diputuskan di dalam Rapat
b. Mahasiswa tidak hadir dan tidak dapat
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial
menunjukkan alasan yang sah dianggap
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
sebagai pelanggaran “Attitude”
bahwa saya telah membaca dengan seksama dan
4. Penggantian ketidakhadiran pada pasal 5 tersebut,
memahami semua hal yang tercantum dalam Kontrak
harus dilaksanakan dan diselesaikan tidak lebih
Kerja Klinik tersebut di atas dan dengan demikian saya
dari 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa kerja
menyatakan setuju dengan segala bentuk konsekuensi
yang mungkin timbul akibat perbuatan yang saya
lakukan di kemudian hari.

92  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


3. Yang termasuk Pelanggaran “Morbiditas” adalah
Surabaya,........................... 20...... melakukan kesalahan yang menyebabkan
kerugian pada pasien, meliputi: salah mencabut
Yang membuat pernyataan,
gigi, mengulangi kesalahan tindakan yang sama,
menelantarkan pasien, dll.
4. Yang termasuk Pelanggaran Administratif
Nama : .....................................................
adalah kegagalan melengkapi persyaratan untuk
NIM : .....................................................
mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut
dan Maksilofasial serta kegagalan melengkapi
surat atau bukti yang diperlukan sebagai ganti
persyaratan ketidakhadiran. Pelanggaran
PENJELASAN KONTRAK KERJA KLINIK
administratif juga diberikan kepada mahasiswa
TE R INTEGR A SI BE DAH MU LUT DAN
yang menghilangkan/kehilangan buku kerja klinik
MAKSILOFASIAL
dan rekam medik.

Pasal 1 Pasal 7
Tata Tertib Evaluasi Akhir

Sudah jelas Evaluasi penilaian klinik meliputi:


• Persyaratan lulus minimal nilai B dengan
Pasal 2 menyelesaikan:
Peserta Kerja Klinik - Seluruh requirement klinik : 60%
- Mini clinical exercise (Mini - CEX) : 10%
Lihat lampiran tentang mata kuliah prasyarat kerja - Student Oral Case Analysis(SOCA) : 10%
klinik - Direct Observation Psychomotor Skill
(DOPS) : 10%
Pasal 3 - Ujian Profesi : 10%
Macam Pekerjaan Klinik
Keterangan:
Lihat rincian macam pekerjaan klinik (pada • Jumlah requirement 43 kasus, sesuai macam
halaman 1) pekerjaan klinik (hal 6 )
• Penilaian DIAGNOSIS SEDERHANA dilakukan
Pasal 4 dengan ujian Mini CEX dan DIAGNOSIS
Penilaian Pekerjaan Klinik KOMPLEKSdilakukan dengan ujian SOCA
• Ujian DOPS dilakukan pada:
Lihat Pembobotan Kerja Klinik (pada halaman 1) - Mandibular block anesthesia
- Ekstraksi gigi posterior rahang atas atau
Pasal 5 bawah
Kehadiran dan Penggantian Ketidakhadiran - Kontrol pasca tindakan Bedah Minor

Konversi skor:
Apabila pada saat berakhirnya masa kerja klinik - Skor4 =86 - 100
seorang mahasiswa belum memenuhi kehadiran - Skor3 =70 - 85
100% maka nilai akhirnya tidak diumumkan terlebih - Skor2 = 50 - 69
dahulu. Nilai akhir akan diumumkan pada saat - Skor1 =26 - 49
mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan - Skor0 =0 - 25
masa penggantian kerja klinik.
Nilai prestasi :
Pasal 6 Nilai angka Nilai huruf
Pelanggaran dan Sanksi 86 - 100 A
78 ≤ 86 AB
1. Yang termasuk Pelanggaran “Kriminal” adalah:
70 ≤ 78 B
mencuri, menghilangkan rekam medik secara
sengaja, memalsukan tanda tangan mahasiswa 62 ≤ 70 BC
lain atau tanda tangan dosen, dll. 54 ≤ 62 C
2. Yang termasuk Pelanggaran “Atittude” adalah 40 ≤ 54 D
tindakan asusila, dll. < 40 E

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial 93


DEMONSTRASI DAN BIMBINGAN INSTRUKTUR
Setiap mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial
diharuskan mengikuti demonstrasi dan bimbingan oleh instruktur Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan
Maksilofasial.

Paraf
No Tgl No. Status Gigi Pengarahan/Demo/Bimbingan Keterangan
Instruktur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Blangko Pencatatan Poin

SEMINAR WAJIB

Seminar wajib dilakukan di 6 Minggu Pertama mengikuti Kerja Klinik Terintegrasi Bedah Mulut dan Maksilofasial,
yang meliputi :
1. Infeksi Odontogen
2. Eksodonsia dan Medical Compromise
3. Komplikasi pasca eksodonsi / odontektomi
4. Trauma Dentoalveolar
5. Kista dan Tumor Rongga Mulut

No Tgl Topik Narasumber Validasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

94  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


MACAM PEKERJAAN KLINIK
No Nama Tindakan Requirement
I. PEKERJAAN KLINIK
EKSTRAKSI GIGI
– Ekstraksi gigi kasus mudah (10)
1. – Ekstaksi gigi kasus sulit (10) 20
Penentuan kasus mudah dan kasus sulit dikonfirmasi oleh dosen
yang bersangkutan.
2. DIAGNOSIS KASUS SEDERHANA 3
3. DIAGNOSIS KASUS KOMPLEKS 3
4. KONTROL 15
5. ASISTEN OPERASI 5
6 SUTURING 1
PEKERJAAN BEDAH MULUT MINOR (PILIHAN)
A. Ekstraksi gigi dengan “open method”
B. Alveolektomi
7. 1
C. Odontektomi M3 RB KLS IA
D. Insisi Abses Intra Oral
E. Pemasangan Interdental Wiring
II. UJIAN KLINIK
1. Ujian Mini Clinical Exercise (Mini CEX) 1 kasus Diagnosis Sederhana
2. Ujian Student Oral Case Analysis (SOCA) 1 kasus Diagnosis Sulit /Kompleks
• 1 tindakan Mandibular Anestesia
• 1 tindakan ekstraksi gigi posterior
3. Ujian Direct Observational Procedural Skills (DOPS) rahang atas/bawah
• 1 tindakan kontrol pasca perawatan

4. Ujian Profesi

Catatan :
Prasyarat Ujian Klinik :
1. Ujian Mini CEX : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sederhana
2. Ujian SOCA : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sulit/kompleks
3. Ujian DOPS Anestesi Lokal : telah menyelesaikan 2 kasus kasus Mandibular Block Anesthesia
4. Ujian DOPS Ekstraksi : telah menyelesaikan 2 kasus ekstraksi gigi posterior
5. Ujian DOPS Kontrol : telah menyelesaikan 5 kasus kontrol

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial 95


MACAM PEKERJAAN KLINIK

96
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan periapikal
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut
B. Penegakan Diagnosis dan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Rencana Perawatan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding pada
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan
gigi tersebut
rencana perawatan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
C. Informed Consent
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan informed
consent
Skor 4 : Mampu melakukan semua item

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


1. Mampu menerapkan penggunaan APD Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. P e r s i a p a n p a s i e n ,
2. Mampu mempersiapkan posisi pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operator, alat dan
3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan
4. Mampu menerapkan prinsip aseptik Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat
dan bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai gigi yang akan diekstraksi
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal yang tepat sesuai dengan kasus yang
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
akan dilakukan ekstraksi gigi
E. Anestesi lokal Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan anestesi lokal sesuai dengan teknik yang tepat sesuai dengan gigi
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
yang akan dilakukan ekstraksi gigi
Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal
1. Mampu menentukan posisi pasien yang benar sesuai dengan gigi yang dilakukan ekstraksi
gigi
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menentukan posisi operator yang benar sesuai dengan gigi yang dilakukan
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
ekstraksi gigi
F. Ekstraksi gigi Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan teknik fiksasi rahang yang tepat sesuai dengan gigi yang dilakukan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
ekstraksi
Skor 0: Tidak mampu melakukan ekstraksi gigi
4. Mampu melakukan ekstraksi gigi dengan teknik yang tepat dan benar sesuai gigi yang
dilakukan ekstraksi

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu mengevaluasi perdarahan pada soket pasca ekstraksi gigi
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu mengevaluasi keluhan struktur anatomigigi yang telah diekstraksi
G. Evaluasi pasca ekstraksi Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu mengevaluasi tulang alveoar dan jaringan lunak pasca ekstraksi gigi
gigi Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi komplikasi lain yang mungkin timbul pasca ekstraksi gigi (oroantral
Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca
communication/displacement fragmen ke jaringan lunak, dll.)
ekstraksi gigi

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu melakukan tindakan hemostasis dengan pemberian tampon
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus
H. Terapi dan KIE pasca Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan instruksi pasca ekstraksi gigi yang tepat
ekstraksi gigi Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi
Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan
memberikan KIE pasca ekstraksi gigi

Catatan :
Prasyarat Ujian Klinik :
1. Ujian Mini CEX : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sederhana
2. Ujian SOCA : telah menyelesaikan 2 kasus diagnosis sulit/kompleks
3. Ujian DOPS
Anestesi Lokal : telah menyelesaikan 2 kasus kasus Mandibular Block Anesthesia
4. Ujian DOPS
Ekstraksi : telah menyelesaikan 2 kasus ekstraksi gigi posterior
5. Ujian DOPS
Kontrol : telah menyelesaikan 5 kasus kontrol

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


97
NILAI EKSTRAKSI GIGI KASUS MUDAH

98
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


8.

9.

10.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49
NILAI EKSTRAKSI GIGI KASUS SULIT

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


99
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA DIAGNOSIS KASUS SEDERHANA

100
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
1. Bersikap sopan dan mengucapkan salam serta memperkenalkan diri
2. Mampu melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi penyakit pasien Skor 4 : Mampu melakukan semua item
dengan lengkap Skor 3: Mampu melakukan 3 item
1. Anamnesis 3. Mampu menuliskan anamnesis yang lengkap meliputi: keluhan utama, riwayat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
perjalanan penyakit, riwayat pengobatan, riwayat penyakit sistemik, riwayat Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
penyakit keluarga dan sosial Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
4. Mampu menuliskan data-data anamnesis tersebut dengan informatif dan jelas
1. Mampu memposisikan pasien dalam posisi yang benar dan nyaman untuk
pemeriksaan klinis
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menggunakan metode pemeriksaan klinis dengan tepat sesuai kasus
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
B. Pemeriksaan Klinis Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan pemeriksaan klinis secara kronologis dari pemeriksan umum,
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
ekstra oral dan intra oral
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
4. Mampu menuliskan deskripsi hasil pemeriksaan klinis dengan lengkap
dan benar

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Menggali dan memahami cara pandang pasien
C. Kemampuan melakukan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Terbuka dan ramah
KIE (Komunikasi, Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Bersifat empati
Informasi dan KIE) Skor 1 : Mampu melakukan 1 item

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


4. Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item

1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan jaringan pendukung gigi Skor 4 : Mampu melakukan semua item
D. K e p u t u s a n k l i n i s
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
menegakkan diagnosa
3. Mampu membuat rencana perawatan termasuk pilihan perawatan lain yang Skor 2: Mampu melakukan 2 item
(Clinical judgement)
mungkin dapat dilakukan pada kasus tersebut Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menentukan prognosis kasus tersebut Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Perlihatkan rasa hormat, empati, kepercayaan pada kebutuhan pasien
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Menjaga kerahasiaan, bersifat etis
E. Profesionalisme Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Sadar pada berbagai keterbatasan
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Memperlihatkan keputusan klinik dengan baik dan benar
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Ketelitian klinik secara 2. Bekerja efektif dan efisien, penuh perhatian
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
menyeluruh 3. Melakukan perawatan dengan menggunakan peralatan yang tepat dan benar
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Terdapat keseimbangan antara risiko dan manfaat
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
NILAI DIAGNOSIS KASUS SEDERHANA

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


101
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA DIAGNOSIS KASUS KOMPLEKS

102
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap
tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap
A. Diagnosis Mampu menganalisis diagnosis penyakit dengan lengkap dan benar tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis diagnosis tetapi tidak lengkap
dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis diagnosis
Skor 4 :mampu menganalisis diagnosis banding dengan
lengkap tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis diagnosis banding dengan
B. Diagnosis Banding Mampu menganalisis diagnosis banding penyakit dengan lengkap dan benar lengkap tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis diagnosis banding tetapi tidak
lengkap dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis diagnosis banding
Skor 4 : mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap
tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap
C. Patogenesis Mampu menganalisis patogenesis penyakit dengan lengkap dan benar tapi dengan bantuan
Skor 2 :mampu menganalisis patogenesis tetapi tidak

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


lengkap dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis patogenesis
Skor 4 :mampu menganalisis rencana perawatan dan
prognosis dengan lengkap tanpa bantuan
Skor 3 :mampu menganalisis rencana perawatan dan
D. Rencana Perawatan Dan Mampu menganalisis rencana perawatan dan prognosis penyakit dengan lengkap prognosis dengan lengkap tapi dengan bantuan
Prognosis dan benar Skor 2 :mampu menganalisis rencana perawatan dan
prognosis tetapi tidak lengkap dan dengan bantuan
Skor 1 :tidak mampu menganalisis rencana perawatan dan
prognosis
NILAI DIAGNOSIS KASUS KOMPLEKS

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


103
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA KONTROL

104
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING

Skor 4: Mampu melakukan semua item


1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan baik
dan benar

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu menegakkan assessment kasus kontrol Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis dan 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding kasus kontrol Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Rencana Perawatan 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menjelaskan rencana perawatan yang tepat Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan melakukan
perawatan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu mempersiapkan alat yang diperlukan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
C. Melakukan tindakan
2. Mampu mempersiapkan bahan yang diperlukan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
perawatan kasus
3. Mampu melakukan tindakan perawatan yang tepat sesuai kasus Skor 1: Mampu melakukan 1 item
kontrol
4. Mampu mengevaluasi hasil tindakan perawatan yang dilakukan Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan melakukan
perawatan

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu memberikan KIE pasca perawatan dengan tepat
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Penatalaksanaan pasca 2. Mampu menentukan waktu kontrol berikutnya
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
perawatan 3. Mampu mengevaluasi pemahaman pasien terhadap KIE
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Mampu memberikan resep sesuai indikasi
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
NILAI KONTROL

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


105
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA ASISTEN OPERASI

106
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur Pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dan inform consent dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan baik dan
benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu mempersiapkan pasien untuk masuk ruang operasi minor Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Pe r s i a p a n s e b e l u m 2. Mampu melakukan penataan alat operasi dengan tepat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operasi 3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu membantu operator dalam pemahaman APD Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan melakukan
perawatan
1. Membantu penambahan alat dan bahan selama operasi Skor 4 : Mampu melakukan semua item dengan lengkap
2. Membantu kelancaran operasi sebagai asisten operasi Skor 3 : Mampu melakukan semua item tetapi tidak lengkap
C. P r o s e d u r asisten
3. Mampu mengikuti tahapan operasi secara lengkap Skor 2: Mampu melakukan 2 item dengan lengkap
operator
4. Mampu melakukan prinsip pengelolaan limbah medis dengan baik dan Skor 2: Mampu melakukan 1 item dengan lengkap
benar Skor 0: Tidak melakukan perawatan kasus kontrol
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampou memberikan KIE pasca operasi
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Kemampuan melakukan 2. Mampu menulis resep pasca operasi dan pengelolaan spesimen

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 2: Mampu melakukan 2 item
prosedur pasca operasi 3. Mampu membuat laporan operasi
Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
4. Mampu membantu penyelesaian administrasi
Skor 0 : Tidak mampu melakukan semua item
NILAI ASISTEN OPERASI

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


107
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA EKSTRAKSI GIGI DENGAN “OPEN METHOD”

108
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan periapikal Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis dan 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Rencana Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding pada Skor 1: Mampu melakukan 1 item
gigi tersebut Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan
rencana perawatan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
C. Informed Consent 3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed
consent
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menerapkan penggunaan APD

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. P e r s i a p a n p a s i e n , 2. Mampu mempersiapkan posisi pasien
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
o p e r a t o r , a l a t d a n 3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan 4. Mampu menerapkan prinsip aseptik
Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat
dan bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai gigi yang akan diekstraksi open Skor 4 : Mampu melakukan semua item
E. P e r s i a p a n p a s i e n , method Skor 3: Mampu melakukan 3 item
o p e r a t o r , a l a t d a n 2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal yang tepat sesuai dengan kasus Skor 2: Mampu melakukan 2 item
bahan 3. Mampu melakukan anestesi lokal sesuai dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
1. Mampu melakukan teknik insisi dan pembuatan flap dengan teknik yang tepat dan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
benar
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. prosedur ekstraksi gigi 2. Mampu melakukan pembuangan tulang dengan bur dengan teknik yang tepat dan
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dengan open mtehod benar
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
3. Mampu melakukan pembelahan (splitting) gigi dengan teknik yang tepat dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan ekstraksi gigi
4. Mampu melakukan pengambilan gigi dan mengevaluasi keutuhan struktur anatomi gigi
open method
yang telah dikeluarkan
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu mengevaluasi komplikasi luka pasca ekstraksi (perdarahan, displacement fragmen
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
gigi)
G. prosedur ekstraksi gigi Skor 2: Mampu melakukan 2 item
2. Mampu membersihkan luka pasca odontektomi dengan teknik yang tepat dan benar
dengan open mtehod Skor 1: Mampu melakukan 1 item
3. Mampu melakukan suturing dengan teknik yang tepat dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca
4. Mampu melakukan evaluasi hasil suturing
ekstraksi gigi open method
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca
2. Mampu memberikan instruksi pasca ekstraksidenganbenar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
ekstraksi gigi dengan
3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
open method
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan KIE
pasca ekstraksi gigi open method

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


109
NILAI EKSTRAKSI GIGI DENGAN “OPEN METHOD”

110
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 1 =26 – 49
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA ALVEOLEKTOMI

TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING


Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan periapikal
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
pada gigi tersebut
perawatan

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
C. Informed Consent Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed consent

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu menerapkan penggunaan APD Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Persiapan pasien,
2. Mampu mempersiapkan posisi pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operator, alat dan
3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan
4. Mampu menerapkan prinsip aseptik Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat dan
bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai gigi yang akan diekstraksi Skor 4 : Mampu melakukan semua item
open method Skor 3: Mampu melakukan 3 item
E. Anestesi lokal 2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal yang tepat sesuai dengan kasus Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan anestesi lokal sesuai dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
1. Mampu melakukan teknik insisi dan pembuatan flap dengan teknik yang tepat dan
benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu melakukan pembuangan tulang dengan bur dengan teknik yang tepat dan
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Prosedur benar
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
alveolektomi 3. Mampu melakukan pembelahan (splitting) gigi dengan teknik yang tepat dan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan alveolektomi
4. Mampu melakukan pengambilan gigi dan mengevaluasi keutuhan struktur anatomi
gigi yang telah dikeluarkan

111
1. Mampu mengevaluasi komplikasi luka pasca ekstraksi (perdarahan, displacement Skor 4 : Mampu melakukan semua item

112
fragmen gigi) Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi pasca
2. Mampu membersihkan luka pasca odontektomi dengan teknik yang tepat dan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
alveolektomi dan
benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
penutupan jaringan
3. Mampu melakukan suturing dengan teknik yang tepat dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca
4. Mampu melakukan evaluasi hasil suturing alveolektomi
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca 2. Mampu memberikan instruksi pasca ekstraksidenganbenar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
alveolektomi 3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan KIE pasca
alveolektomi

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


NILAI ALVEOLEKTOMI

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


113
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA ODONTEKTOMI GIGI M3 RAHANG BAWAH IMPAKSI KELAS IA

114
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 1. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis dan klasifikasi gigi impaksi
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada gigi tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
pada gigi tersebut
perawatan

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu memberikan informasi tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
C. Informed Consent Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed consent

Skor 4 : Mampu melakukan semua item

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


1. Mampu menerapkan penggunaan APD Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Persiapan pasien,
2. Mampu mempersiapkan posisi pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operator, alat dan
3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan
4. Mampu menerapkan prinsip aseptik Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat dan
bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai gigi yang akan di Skor 4 : Mampu melakukan semua item
odontektomi Skor 3: Mampu melakukan 3 item
E. Anestesi lokal 2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal dengan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan anestesi lokal dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
1. Mampu melakukan teknik insisi dan pembuatan flap dengan teknik yang tepat dan
benar Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu melakukan pembuangan tulang dengan bur dengan teknik yang tepat dan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Prosedur benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Odontektomi 3. Mampu melakukan pembelahan (splitting) gigi impaksi dengan teknik yang tepat Skor 1: Mampu melakukan 1 item
dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan prosedur
4. Mampu melakukan pengambilan gigi impaksi dan mengevaluasi keutuhan struktur odontektomi
anatomi gigi yang telah dikeluarkan
1. Mampu mengevaluasi komplikasi luka pasca odontektomi (perdarahan, displacement Skor 4 : Mampu melakukan semua item
fragmen gigi) Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi pasca
2. Mampu membersihkan luka pasca odontektomi dengan teknik yang tepat dan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
odontektomi dan
benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
penutupan jaringan
3. Mampu melakukan suturing dengan teknik yang tepat dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca
4. Mampu melakukan evaluasi hasil suturing odontektomi
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca 2. Mampu memberikan instruksi pasca odontektomi dengan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
odontektomii 3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan memberikan
KIE pasca odontektomi

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


115
NILAI ODONTEKTOMI GIGI M3 RAHANG BAWAH IMPAKSI KELAS IA

116
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 1 =26 – 49
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJAINSISI DAN DRAINASE ABSES

TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING


Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis dan klasifikasi infeksi odontogen
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada kelainan tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
pada kelainan tersebut
perawatan

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu memberikan informasi tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
C. Informed Consent Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed consent

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu menerapkan penggunaan APD Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Persiapan pasien,
2. Mampu mempersiapkan posisi pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operator, alat dan
3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan
4. Mampu menerapkan prinsip aseptik Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat dan
bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai letak abses yang akan Skor 4 : Mampu melakukan semua item
diinsisi Skor 3: Mampu melakukan 3 item
E. Anestesi lokal 2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal dengan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan anestesi lokal dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu melakukan teknik insisi abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Prosedur Drainase 2. Mampu melakukandeseksi tumpul dengan teknik yang tepat dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
abses 3. Mampu melakukan drainase abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melakukan pemasangan dan fiksasi draindengan baik dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan prosedur insisi dan

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


drainase

117
Skor 4 : Mampu melakukan semua item

118
1. Mampu melakukan teknik insisi abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi pasca insisi 2. Mampu melakukandeseksi tumpul dengan teknik yang tepat dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan drainase abses 3. Mampu melakukan drainase abses dengan teknik yang tepat dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melakukan pemasangan dan fiksasi draindengan baik dan benar Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca insisi
dan drainase
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE pasca
2. Mampu memberikan instruksi pasca insisi dan drainase absesdengan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
insisi dan drainase
3. Mampu membuat laporan operasi dengan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
abses
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan memberikan
KIE pasca insisi dan drainase

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


NILAI INSISI DAN DRAINASE ABSES

Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf


No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


119
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA PEMASANGAN INTERDENTAL WIRING

120
TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING
Skor 4: Mampu melakukan semua item
1. Sikap & penampilan sopan sebagai operator Skor 3: Mampu melakukan 3 item
A. Prosedur pengisian 2. Mampu melakukan anamnesis dengan baik dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
rekam medik pasien 3. Mampu melakukan pemeriksaan obyektif dan penunjang dengan baik dan benar Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mengisi rekam medik dengan lengkap dan benar Skor 0: Tidak mampu membuat rekam medik dengan
baik dan benar
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menegakkan diagnosis trauma dentoalveolar
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
B. Penegakan Diagnosis 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding pada diagnose tersebut
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
dan Rencana 3. Mampu membuat rencana perawatan yang tepat
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
Perawatan 4. Mampu menyebutkan pula rencana perawatan yang tepat pada diagnosis banding
Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
tersebut
perawatan

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu memberikan informasi kasus tentang kasus tersebut
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
C. Informed Consent Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko komplikasi, prognosis tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed consent

Skor 4 : Mampu melakukan semua item

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


1. Mampu menerapkan penggunaan APD Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Persiapan pasien,
2. Mampu mempersiapkan posisi pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
operator, alat dan
3. Mampu mempersiapkan alat dan bahan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
bahan
4. Mampu menerapkan prinsip aseptik Skor 0: Tidak mampu melakukan persiapan alat dan
bahan dengan baik
1. Mampu memilih teknik anestesi lokal yang tepat sesuai gigi yang akan dipasang
interdental wiring Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menggunakan dosis obat anestesi lokal yang tepat sesuai dengan kasus yang Skor 3: Mampu melakukan 3 item
E. Anestesi lokal akan dilakukan pemasangan interdental wiring Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan anestesi lokal sesuai dengan teknik yang tepat sesuai dengan Skor 1: Mampu melakukan 1 item
gigi yang akan dilakukan pemasangan interdental wiring Skor 0: Tidak mampu melakukan anestesi lokal
4. Mampu mengevaluasi kerja anestesi lokal
1. Mampu menentukan posisi pasien yang benar sesuai dengan gigi yang dilakukan
pemsasangan interdental wiring Skor 4 : Mampu melakukan semua item
2. Mampu menentukan posisi operator yang benar sesuai dengan gigi yang dilakukan Skor 3: Mampu melakukan 3 item
F. Pemasangan pemasangan interdental wiring Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Interdental Wiring 3. Mampu menentukan jumlah gigi yang tepat yang dilakukan pemasangan interdental Skor 1: Mampu melakukan 1 item
wiring Skor 0: Tidak mampu melakukan pemasangan interdental
4. Mampu melakukan pemasangan interdental wiring dengan teknik yang tepat dan wiring
benar
1. Mampu mengevaluasi perdarahan pada soket atau luka pasca pemasangan interdental
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
wiring
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
G. Evaluasi 2. Mampu mengevaluasi fiksasi yang dilakukan dengan interdental wiring
Skor 2: Mampu melakukan 2 item
pascapemasangan 3. Mampu mengevaluasi bagian interdental wiring yang tajam atau yang memngganggu
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
interdental wiring pergerakan mulut pasca pemasangan interdental wiring
Skor 0: Tidak mampu melakukan evaluasi pasca pemasangan
4. Mampu mengevaluasi komplikasi lain yang mungkin timbul pasca pemasangan
interdental wiring
interdental wiring
Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu melakukan tindakan hemostasis dan waktu kontrol berikutnya Skor 3: Mampu melakukan 3 item
H. Terapi dan KIE
2. Mampu menentukan obat dan resep obat yang tepat sesuai kasus Skor 2: Mampu melakukan 2 item
pasca pemasangan
3. Mampu memberikan instruksi pasca pemasangan interdental wiring yang tepat Skor 1: Mampu melakukan 1 item
interdental wiring
4. Mampu menyelesaikan proses administrasi Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan memberikan
KIE pasca pemasangan interdental wiring

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


121
NILAI EKSTRAKSI GIGI PEMASANGAN INTERDENTAL WIRING

122
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D E F G H

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 1 =26 – 49
Mini-Clinical Evaluation Exercise (mini-CEX)

Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :

Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf


Skor Dosen
1 Anamnesis 1. Bersikap sopan dan mengucapkan salam serta memperkenalkan Skor 4 : Mampu melakukan semua
diri item
2. Mampu melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi Skor 3: Mampu melakukan 3 item
penyakit pasien dengan lengkap Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu menuliskan anamnesis yang lengkap meliputi: keluhan Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
utama, riwayat perjalanan penyakit, riwayat pengobatan, riwayat Skor 0 : Tidak mampu melakukan
penyakit sistemik, riwayat penyakit keluarga dan sosial semua item
4. Mampu menuliskan data-data anamnesis tersebut dengan informatif
dan jelas

2. Pemeriksaan 1. Mampu memposisikan pasien dalam posisi yang benar dan nyaman Skor 4 : Mampu melakukan semua
Klinis: untuk pemeriksaan klinis item
2. Mampu menggunakan metode pemeriksaan klinis dengan tepat Skor 3: Mampu melakukan 3 item
sesuai kasus (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan pemeriksaan klinis secara kronologis dari Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
pemeriksan umum, ekstra oral dan intra oral Skor 0 : Tidak mampu melakukan
4. Mampu menuliskan deskripsi hasil pemeriksaan klinis dengan semua item
lengkap dan benar
3. Kemampuan 1. Menggali dan memahami cara pandang pasien Skor 4 : Mampu melakukan semua
melakukan KIE 2. Terbuka dan ramah item
(Komunikasi, 3. Bersifat empati Skor 3: Mampu melakukan 3 item
Informasi dan 4. Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien Skor 2: Mampu melakukan 2 item
KIE) Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


123
4. Keputusan 1. Mampu menegakkan diagnosis kelainan gigi dan jaringan Skor 4 : Mampu melakukan semua

124
klinis pendukung gigi item
menegakkan 2. Mampu menyebutkan diagnosis banding kasus tersebut Skor 3: Mampu melakukan 3 item
diagnosa 3. Mampu membuat rencana perawatan termasuk pilihan perawatan Skor 2: Mampu melakukan 2 item
( Clinical lain yang mungkin dapat ddilakukan pada kasus tersebut Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
judgement) 4. Mampu menentukan prognosis kasus tersebut Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item
5. Profesionalisme 1. Perlihatkan rasa hormat, empati, kepercayaan pada kebutuhan Skor 4 : Mampu melakukan semua
pasien item
2. Menjaga kerahasiaan, bersifat etis Skor 3: Mampu melakukan 3 item
3. Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi Skor 2: Mampu melakukan 2 item
4. Sadar pada berbagai keterbatasan Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item

6. Ketelitian 1. Memperlihatkan keputusan klinik dengan baik dan benar Skor 4 : Mampu melakukan semua
klinik secara 2. Bekerja efektif dan efisien, penuh perhatian item
menyeluruh 3. Melakukan perawatan dengan menggunakan peralatan yang tepat Skor 3: Mampu melakukan 3 item
dan benar Skor 2: Mampu melakukan 2 item
4. Terdapat keseimbangan antara risiko dan manfaat Skor 1 : Mampu melakukan 1 item
Skor 0 : Tidak mampu melakukan
semua item

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Total

Saran penguji terhadap kinerja mahasiswa.......................................................................................................................................................................................................................

Nilai mini-CEX (Total Nilai / 6 ) = .................

Tanda tangan mahasiswa Tanda tangan penguji

( ) ( )

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49
Student Oral Case Analysis (SOCA)

Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :

No. Tahapan Kerja Kriteria Skor Nilai


1 = tidak mampu menganalisis diagnosis
2 = mampu menganalisis diagnosis tetapi tidak lengkap dan dengan
bantuan
1 Diagnosis 3 = mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap tapi dengan
bantuan
4 = mampu menganalisis diagnosis dengan lengkap tanpa
bantuan
1 = tidak mampu menganalisis diagnosis banding
2 = mampu menganalisis diagnosis banding tetapi tidak lengkap
dan dengan bantuan
Diagnosis
2. 3 = mampu menganalisis diagnosis banding dengan lengkap tapi
Banding
dengan bantuan
4 = mampu menganalisis diagnosis banding dengan lengkap tanpa
bantuan
1 = tidak mampu menganalisis patogenesis
2 = mampu menganalisis patogenesis tetapi tidak lengkap dan
dengan bantuan
3. Patogenesis 3 = mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap tapi dengan
bantuan
4 = mampu menganalisis patogenesis dengan lengkap tanpa
bantuan
1 = tidak mampu menganalisis rencana perawatan dan prognosis
2 = mampu menganalisis rencana perawatan dan prognosis tetapi
Rencana tidak lengkap dan dengan bantuan
4. Perawatan dan 3 = mampu menganalisis rencana perawatan dan prognosis dengan
Prognosis lengkap tapi dengan bantuan
4 = mampu menganalisis rencana perawatan dan prognosis dengan
lengkap tanpa bantuan
Total Nilai
Nilai Akhir (Total Nilai / 4)

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100 Tanda tangan penguji


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

( )

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial 125


DIRECT OBSERVATIONAL PROCEDURE SKILL ( DOPS )

126
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :

Requirement DOPS :
1. Mandibular block anesthesia
2. Ekstraksi gigi posterior rahang atas atau bawah
3. Kontrol Perawatan

I. Mandibular block anesthesia


Kasus Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf
Skor Dosen
Inferior alveolar 1. Melakukan asepsis dengan tepat Skor 4: Mampu melakukan semua
nerve block 2. Menginstruksikan pasien untuk membuk mulut item
dengan maksimal Skor 3: Mampu melakukan 6 - 7 item
3. Meraba linea oblique eksterna dengan telunjuk atau dan bisa dikoreksi

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


ibu jari Skor 2: Mampu melakukan 3 - 5 item
4. Melakukan insersi jarum di ujung telunjuk atau ibu dan bisa dikoreksi
jari dari arah gigi premolar kontralateral Skor 1:Mampu melakukan 1 -2 item
5. Membelokkan arah insersi jarum searah oklusal dan bisa dikoreksi
gigi posterior sampai menyentuh tulang Skor 0: Tidak mampu melakukan
6. Melakukan aspirasi inferior alveolar nerve block
7. Melakukan deponir larutan anestesi lokal dengan
dosis yang tepat dan dengan perlahan
8. Mengeluarkan jarum dari jaringan dengan
perlahan
9. Mengevaluasi kerja anestesi lokal

Tanda tangan penguji

( )
II. Ekstraksi Gigi posterior rahang atas atau rahang bawah
Kasus Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf
Skor Dosen
Ekstraksi gigi 1. Menempatkan pasien pada posisi yang tepat sesuai Skor 4: Mampu melakukan semua
kasus item
2. Memposisikan diri pada posisi yang tepat sesuai Skor 3: Mampu melakukan 6 - 7 item
kasus dan bisa dikoreksi
3. Menggunakan alat yang tepat sesuai kasus Skor 2: Mampu melakukan 3 - 5 item
4. Memposisikan alat dengan tepat pada gigi yang dan bisa dikoreksi
akan diekstraksi Skor 1 : Mampu melakukan 1 -2 item
5. Melakukan fiksasi rahang dengan tepat sesuai gigi dan bisa dikoreksi
yang akan diekstraksi Skor 0 : Tidak mampu melakukan
6. Melakukan gerakan ekstraksi tepat sesuai gigi ekstraksi gigi
yang akan diekstraksi
7. Melakukan evaluasi dean terapi pada socket dengan
tepat sesuai kasus
8. Memberikan instruksi pasca operasi yang tepat

Tanda tangan penguji

( )

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


127
III. Kontrol Perawatan

128
Kasus Tahapan Kerja Kriteria Skoring Kriteria Tanggal Skor Nilai Paraf
Skor Dosen
Kontrol 1. Melakukan prosedur pengisian rekam medik pasien Skor 4: Mampu melakukan semua
dengan tepat item
2. Melakukan penegakandiagnosis dan rencana Skor 3: Mampu melakukan 4 - 5 item
perawatan dan bisa dikoreksi
3. Melakukan tindakan perawatan kasus kontrol Skor 2: Mampu melakukan 2 - 3 item
4. Melakukan penatalaksanaan pasca perawatan dan bisa dikoreksi
Skor 1: Mampu melakukan 1 - 2 item
dan bisa dikoreksi
Skor 0: Tidak mampu melakukan
kontrol perawatan

Tanda tangan penguji

( )
Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49
Ujian Profesi)

Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal Ujian :
Dosen Penguji :
No. Status :
Diagnosis :

Kriteria Paraf
No. Kriteria Skor Skor Nilai
Penilaian Dosen
Skor 4 : Rekam medik lengkap dan benar
Skor 3 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi bisa
dikoreksi dengan baik
Kelengkapan Skor 2 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi bisa
1
rekam medik dikoreksi namun kurangbaik
Skor 1 : Rekam medik kurang lengkap dan benar tetapi tidak
bisa dikoreksi
Skor 0 : Tidak mengisi rekam medik
Skor 4 : Diagnosis tepat dan lengkap, diagnosis banding tepat
Skor 3 : Diagnosis tepat dan lengkap tetapi diagnosis banding
kurang tepat
Skor 2 : Diagnosis kurang tepat dan lengkap tetapi diagnosis
Diagnosis
banding kurang tepat tetapi masih dapat
2. dan diagnosis
dikoreksi
banding
Skor 1 : Diagnosis kurang tepat dan lengkap tetapi diagnosis
banding kurang tepat
Skor 0 : Diagnosis tidak tepat dan lengkap tetapi diagnosis
banding tidak tepat
Skor 4 : Patogenesis tepat dan lengkap
Skor 3 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi masih bisa
dikoreksi
Patogenesis Skor 2 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi masih bisa
3.
penyakit dikoreksi dengan banyak tuntunan
Skor 1 : Patogenesis kurang tepat dan lengkap tetapi tidak bisa
dikoreksi walupun sudah banyak tuntunan
Skor 0 : Patogenesis tidak tepat dan lengkap
Skor 4 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
serta prognosis yangtepat
Skor 3 : Menentukan rencana perawatan yang tepat tetapi pilihan
perawatan, serta prognosis tidak tepat tetapi
Rencana masih bisa dikoreksi
4. perawatan dan Skor 2 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
prognosis serta prognosis tidaktepat tetapi masih bisa dikoreksi
Skor 1 : Menentukan rencana perawatan dan pilihan perawatan,
serta prognosis tidaktepat tetapi tidak bisa dikoreksi
Skor 0 : Tidak menentukan rencana perawatan, pilihan perawatan
dan prognosis
Total Nilai
Nilai Akhir (Total Nilai / 4)

Tanda tangan penguji

( )

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial 129


REKAP PENILAIAN

Jumlah
Pekerjaan/
Jumlah Nilai Rata-
No. Kegiatan Kasus
Minimal Rata
Yang Telah
Dikerjakan

I. Pekerjaan Klinik
1 Ekstraksi gigi kasus mudah
2 Ekstraksi gigi kasus sulit
3 Diagnosis kasus mudah
4 Diagnosis kasus sulit/kompleks
5 Kontrol
6 Asisten operasi
7 Suturing
A. E k s t r a k s i g i g i d e n g a n “ o p e n
method”
B. Alveolektomi
Pekerjaan Bedah Mulut
8
Minor (Pilihan) C. Odontektomi M3 RB KLS IA
D. Insisi Abses Intra Oral
E. Pemasangan Interdental Wiring

II. Penilaian Ujian Klinik


1 Mini Clinical Exercise (Mini CEX)
2 Student Oral Case Analysis (SOCA)
Mandibular Block Anesthesia
Direct Observational
3 Procedural Skills Ekstraksi Gigi Molar
(DOPS)
Kontrol
4 Ujian Profesi

Menyetujui,
PJMK

(………………………………………………………)

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69
Skor 1 =26 – 49

130  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
Catatan Khusus

No Tgl Catatan Paraf

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial 131


LAMPIRAN: PEDOMAN PENILAIAN KERJA KLINIK BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

ASPEK PENILAIAN
1 History taking o Memfasilitasi pasien mengemukakan ceritanya
o Menggunakan pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan jawaban
yang akurat
o Informasi yang adekuat/cukup
o Bereaksi secara tepat pada isyarat-isyarat verbal dan non-verbal
2 Pemeriksaan fisik o Bertindak efisien, beraturan
o Pemeriksaan sesuai dengan masalah klinis
o Menjelaskan kepada pasien
o Perhatikan kenyamanan pasien
o Lakukan pemeriksaan sesederhana mungkin dengan sopan
3 Kecakapan berkomunikasi o Menggali dan memahami cara pandang pasien
o Terbuka dan ramah
o Bersifat empati
o Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien
4 Keputusan klinis o Membuat diagnosis dengan tepat dan menyusun rencana
( Clinical judgement) penatalaksanaan yang sesuai dengan kondisi pasien
o Selektif dalam melakukan urut-urutan yang sesuai dengan mata
pelajaran diagnostik (yang pernah didapat).
o Pertimbangkan risiko yang mungkin dapat terjadi
o Pertimbangkan manfaat yang didapat
5 Profesionalisme o Perlihatkan rasa hormat, empati, tumbuhkan kepercayaan,
memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan pasien
o Menjaga kerahasiaan, bersifat etis
o Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi
o Sadar pada berbagai keterbatasan
6 Organisasi / efisiensi o Memperhatikan prioritas
o Tepat waktu, ringkas dan jelas,
7 Ketelitian klinik secara menyeluruh o Perlihatkan keputusan klinik dengan memuaskan
o Sintesis, bekerja efektif, penuh perhatian (caring)
o Bekerja efisien, menggunakan alat dengan tepat
o Keseimbang antara risiko dan manfaat
o Sadar atas keterbatasan sendiri

132  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
PANDUAN PENILAIAN TAHAPAN KERJA SUTURING

TAHAPAN KERJA KRITERIA KRITERIA SKORING


Skor 4 : Mampu melakukan semua item
1. Mampu menentukan indikasi suturing Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memilih teknik suturing yang tepat sesuai kasus Skor 2: Mampu melakukan 2 item
A. Persiapan Suturing
3. Mampu mempersiapkan alat-alat suturing yang tepat sesuai dengan kasus Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mempersiapkan bahan suturing yang tepat sesuai dengan kasus Skor 0: Tidak mampu menegakan diagnosis dan rencana
perawatan

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu memberikan informasi perawatan
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu memberikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan
B. Informed Consent Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu memberikan informasi tentang resiko tindakan
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu melengkapi form infomed consent dengan lengkap dan benar
Skor 0: Tidak mampu melakukan informed consent

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu menggunakan alat-alat suturing yang tepat sesuai dengan kasus
Skor 3: Mampu melakukan 3 item
2. Mampu menggunakan bahan suturing yang tepat sesuai dengan kasus
C. Prosedur Suturing Skor 2: Mampu melakukan 2 item
3. Mampu melakukan suturing sesuai dengan teknik yang tepat sesuai dengan kasus
Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu mengevaluasi hasil suturing
Skor 0: Tidak mampu melakukan suturing

Skor 4 : Mampu melakukan semua item


1. Mampu melakukan tindakan hemostasis dan pemberian tampon Skor 3: Mampu melakukan 3 item
D. Terapi dan KIE pasca 2. Mampu menentukan obat yang tepat untuk kasus tersebut Skor 2: Mampu melakukan 2 item
Suturing 3. Mampu menuliskan resep obat yang tepat untuk kasus tersebut Skor 1: Mampu melakukan 1 item
4. Mampu memberikan instruksi pasca suturing yang tepat Skor 0: Tidak mampu melakukan terapi dan memberikan
KIE pasca suturing

Bab VII Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut dan Maksilofasial


133
NILAI SUTURING

134
Nama Pasien/No. Tindakan Nilai Akhir Paraf
No Tanggal Diagnosis Nilai Total Keterangan
Rekam Medik (Total Nilai / 8) Instruktur
A B C D

1.

2.

3.

4.

5.

Konversi Skor Nilai = Skor 4 =86 – 100


Skor 3 =70 – 85
Skor 2 =50 – 69

 Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR


Skor 1 =26 – 49
Bab VIII
Kepaniteraan Klinik
Konservasi Gigi
EDITOR:
M. Rulianto, drg., MS., Sp.KG(K)
Cecilia G.J. Lunardhi, drg., MS., Sp.KG(K)
Edhie Arif P, drg., MS., Sp.KG(K)
Ketut Suardita, drg., Ph.D., Sp.KG

KONTRIBUTOR:
Prof. Dr. Mandojo Rukmo, drg., M.Sc., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Ruslan Effendy, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Latief Mooduto, drg., MS., Sp.KG(K)
Prof. Dr. Sri Kunarti, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Ira Widjiastuti, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
M. Mudjiono, drg., MS., Sp.KG(K)
Agus Subiwahjudi, drg., MS., Sp.KG(K)
Karlina Samadi, drg., MS., Sp.KG(K)
Ari Subiyanto, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Tamara Yuanita, drg., MS., Sp.KG(K)
Nirawati Pribadi, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
NanikZubaidah, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Laksmiari Setyowati, drg., MS., Sp.KG(K)
Dr. Kun Ismiyatin, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Dr. Dian Agustin, drg., Sp.KG
Setyabudi, drg., Sp.KG., M.Kes
Devi Eka Juniarti, drg., Sp.KG., M.Kes
Dr. Widya Saraswati, drg., M.Kes

135
BAB VIII
KEPANITERAAN KLINIK
KONSERVASI GIGI

Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi dilakukan pada dan objektif, menegakkan diagnosis, menentukan
gigi permanen yang meliputi pengisian status pasien rencana perawatan, melakukan perawatan saluran akar
secara lengkap untuk menegakkan diagnosa, rencana tunggal dan ganda serta restorasi intrakoronal dan
perawatan, serta perawatan saluran akar, perawatan ekstrakoronal.
restorasi intrakoronal dan ekstrakoronal.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


DESKRIPSI MATA AJARAN PRAKTIKUM
Setelah selesai kerja klinik Konservasi Gigi mahasiswa
Materi ini diberikan untuk membekali mahasiswa mampu melakukan:
kerja klinik dengan pengetahuan dan keterampilan 1. Anamnesa, diagnosis dan rencana perawatan kasus
mengenai anamnesa, pemeriksaan subjektif dan Konservasi Gigi
objektif, diagnosis, preparasi kavitas, pemberian 2. Perawatan restorasi intrakoronal (klas I, II, II, IV,
liner/basis, pembuatan restorasi intrakoronal dan V, inlay, onlay, pasak SA)
ektrakoronal, perawatan endodontic berupa preparasi 3. Perawatan restorasi ekstrakoronal (mahkota
saluran akar, sterilisasi dan obturasi saluran akar selubung anterior dan posterior)
melalui praktikum kerja klinik di RSGM. 4. Perawatan endo-restorasi pada gigi dengan saluran
akar tunggal
5. Perawatan saluran akar pada gigi dengan saluran
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM akar ganda
Akhir praktikum ini mahasiswa mampu melakukan
dengan benar cara anamnesa, pemeriksaan subjektif

INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN


No Macam Instrumen Jumlah
1 Pelindung mata 1 buah/pasien
2 Gelas kumur disposible 1 buah/pasien
3 Alas meja 1 buah/pasien
4 Polybib 1 buah/pasien
5 Masker 1 buah/pasien
6 Sarung tangan 1 pasang/pasien
7 Quick dam 1 buah/pasien
8 Botol bertutup untuk menyimpan alat irigasi (kaca/glass) 1
9 Cement stopper 1
10 Contra angle hand piece (high speed dan low speed) Masing-masing 1 buah
11 Dappen glass 1 buah
12 Disposable saliva ejector 1 box
13 Disposible syringe injection (maxiprobe) 5 buah/1 box
14 Endoblock (penggaris μ panjang kerja) 1 buah
15 Endobox 1 buah
16 Eskavator kecil dan sedang Masing-masing 2 buah
17 Glass slab tebal 1 buah
18 Gunting kecil 1 buah
19 Jarum Ekstirpasi/Barbed brooch 1 pack
20 Jarum file tipe K flex no. 8–10, 15–40, 45–80 (21 dan 25 mm), 90–120 1 set
Hedstrom file no. 15–40, 45–80

137
No Macam Instrumen Jumlah
21 Jarum Protaper Set dan Gutta Point Protaper yang sesuai (Sampai F3) 1 set
22 Jarum lentulo/Paste filler 2 buah
23 Kaca mulut datar no. 4 dan no. 5 Masing-masing 2 buah
24 Paper Point 2 set 15 - 40 - 45 - 80
25 Macam-macam bur diamond high speed, round, silinder flat end (normal dan 1 set
long shank), torpedo (bullet nose), endo access bur nomor 2 atau 3
26 Mangkok karet& spatula 1 buah
27 Matrix celluloide crown form & cervical matrix berbagai elemen gigi
28 Matrix strip dari celluloid 1 pak
29 Matrix Band dan wedge (3/4 & 4/4) 1 set
30 Peeso reamer 1 set
31 Petridish yang dapat disterilkan 1 buah
32 Pinset dengan ujung berkerat 2 buah
33 Plastic filling instrument 1 buah
34 Sendok cetak penuh perforated bermacam ukuran (S,M,L) 2 set
35 Sendok cetak sebagian perforated (ki & ka post & out) 2 buah
36 Sonde setengah bulandan lurus Masing-masing 2 buah
37 Spatula gips 1 buah
38 Spatula pengaduk semen 1 buah
39 Spatula pengaduk alginate & mangkok karet 1 pak
40 Spiritus burner 1 buah
41 Spreader 1 buah
42 Tempat cotton rolls, cotton pellet, paper point dan kapas 1 set
43 Tongue holder 1 set
44 Sand rubber (rubber cup, disc, flame shape), arkansas stone, fine finishing Masing-masing 1 buah
diamond bur (fissure round end dan pear-shape), tungsten carbide bur
(> 12 fluted), Astro/Jiffy brush, pasta poles, metal strip, opti disc/soflex disc μ
polishing

PEKERJAAN YANG HARUS DISELESAIKAN


No Nama Pekerjaan Requirement
1 Restorasi Resin Komposit klas I 2
2 Restorasi Resin Komposit klas II 1
3 Restorasi Resin Komposit klas III 2
4 Restorasi Resin Komposit klas IV 2
5 Restorasi Resin Komposit klas V 2
6 Restorasi Glass Ionomer Cement klas V 2
7 Restorasi Inlay Logam pada gigi vital 1
8 Restorasi Onlay logam pada gigi vital atau gigi post Tx. Perawatan saluran akar 1
9 Restorasi Mahkota Selubung (Adoro/PFM) pada gigi vital (anterior/posterior) 1
10 Perawatan endo-restorasi pada gigi dengan saluran akar tunggal:
10.1 Perawatan Gigi dgn Saluran Akar Tunggal (Gigi vital/non vital/lurus) teknik 1
konvensional
10.2. Restorasi Mahkota Pasak tuang (pasak tuang, inti dan mahkota selubung) 1
11 Perawatan Gigi dengan Saluran Akar Ganda (Gigi vital/non vital/lurus) dengan teknik 1
CDP menggunakan Protaper (for hand use)
12 Ujian Profesi, diskusi, Mini-CEX, DOPS

138  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TAHAP PEKERJAAN YANG DI NILAI:
No Macam Pekerjaan Tahap Pekerjaan
1 Restorasi komposit resin klas I 1. Diagnosis
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan & sculpting
8. Finising & polishing
9. Kontrol
2 Restorasi komposit resin klas II 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Tissue management
5. Liner
6. Etsa
7. Bonding
8. Pemasangan matrix proximal dan wedge
9. Penumpatan & sculpting
10. Finishing & polishing
11. Kontrol
3 Restorasi komposit resin pada klas III 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa,
6. Bonding
7. Penumpatan dengan bantuan matrix celluloide strip dan
wedge
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
4 Restorasi Komposit resin kelas klas IV 1. Diagnosa
2. Pencocokan Warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan dengan matrix crown form celluloide
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
5 Restorasi komposite resin klas V 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Liner
5. Etsa
6. Bonding
7. Penumpatan dengan matrix servikal
8. Finishing & polishing
9. Kontrol
6. Restorasi Glass Ionomer Cement klas V 1. Diagnosa
2. Pencocokan warna
3. Preparasi
4. Conditioner
5. Penumpatan dengan matrix servikal
6. Finishing & polishing
7. Varnish
8. Kontrol

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 139


No Macam Pekerjaan Tahap Pekerjaan
7 Restorasi Inlay logam pada gigi vital  1. Diagnosa
 2. Preparasi
 3. Tisuue management
 4. Cetak rahang yang bersangkutan (elastomer)
 5. Cetak antagonis (alginate)
 6. Catatan gigit
 7. Model kerja dalam keadaan oklusi
 8. Instruksi ke laboratorium gigi
 9. Pasang coba
10. Finishing & polishing
11. Pemasangan tetap
12. Kontrol.
8 Restorasi Onlay (logam) pada gigi vital atau non  1. Diagnosa
vital (post Tx. SA)  2. Preparasi
 3. Tissue management
4. Cetak rahang yang bersangkutan (elastomer)
5. Cetak antagonis (alginate)
6. Catatan gigit
7. Model dalam keadaan oklusi
8. Instruksi ke laboratorium gigi
9. Pasang coba
10. Finishing & polishing
11. Pemasangan tetap
12. Kontrol
9. Restorasi mahkota selubung pada gigi vital atau 1. Diagnosa
non vital (post Tx.SA) (komposit atau PFM) 2. Persiapan mahkota sementara
3. Pencocokan warna gigi
4. Preparasi
5. Tissue management
6. Cetak rahang yang bersangkutan (elastomer)
7. Cetak Antagonis (alginate)
8. Catatan gigit
9. Insersi mahkota sementara
10. Model kerja dalam keadaan oklusi (Die)
11. Pasang percobaan
12. Finishing & polishing
13. Pemasangan tetap
14. Kontrol
10. Perawatan endo-restorasi pada gigi dengan
saluran akar tunggal:

10.1. Perawatan gigi dengan Saluran Akar 1. Acces Opening


Tunggal (Gigi vital/nonvital/lurus) dengan 2. Diagnostic Wire Photo (DWP)
teknik Standard 3. Preparasi SA (Shaping)
4. Mencoba gutta point (Trial photo)
5. Dressing
6. Obturasi
7. Kontrol

140  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
No Macam Pekerjaan Tahap Pekerjaan
10.2. Restorasi mahkota Pasak-Tuang pada  1. Persiapan mahkota sementara
Saluran Akar Tunggal (post Tx.SA)  2. Pengambilan 2/3 bagian gutta point
 3. Shaping saluran akar
 4. Dekaputasi mahkota
 5. Cetak saluran akar untuk pembuatan pasak (elastomer)
 6. Cetak antagonis (alginate)
 7. Catatan gigit
 8. Insersi mahkota sementara
 9. Model kerja dalam keadaan oklusi (untuk Pasak)
10. Instruksi ke laboratorium gigi untuk pembuatan pasak
11. Pasang percobaan Pasak
12. Finishing
13. Pemasangan tetap Pasak
14. Penyesuaian warna mahkota selubung (shade guide)
15. Tissue management
16. Cetak pada rahang yang bersangkutan (elastomer)
17. Catatan gigit
18. Pemasangan mahkota selubung sementara
19. Model kerja dalam keadaan oklusi
20. Instruksi ke laboratorium gigi untuk pembuatan mahkota
selubung
21. Pasang coba mahkota selubung
22. Finishing & polishing
23. Pemasangan tetap
24. Kontrol
11 Perawatan gigi dengan saluran akar ganda 1. Acces Opening
11.1. (Gigi vital/nonvital/lurus) dengan teknik 2. Diagnostic Wire Photo (DWP)
CDP (for hand used) 3. Preparasi SA (Shaping)
4. Mencoba gutta point (Trial photo)
5. Dressing
6. Obturasi
7. Kontrol
11.2. Restorasi mahkota selubung (PFM dll)  1. Diagnosa
 2. Persiapan mahkota sementara
 3. Preparasi
 4. Tissue management
 5. Cetak rahang yang bersangkutan (elastomer)
 6. Cetak Antagonis (alginate)
 7. Pencocokan warna gigi
 8. Catatan gigit
 9. Insersi mahkota sementara
10. Model kerja dalam keadaan oklusi (Die)
11. Pasang percobaan
12. Finishing & polishing
13. Pemasangan tetap
14. Kontrol

PERSIAPAN SEBELUM KERJA KLINIK ™ Peralatan wajib yang akan digunakan untuk
PRAKTIKUM praktikum harus dalam keadaan steril, pada meja
dental unit
Sebelum melaksanakan praktikum:
™ Mahasiswa wajib membaca dan memahami buku
™ Cek dental unit secara keseluruhan (lampu,
penuntun praktikum sebelum bekerja
kompresor, high speed, low speed, kursi pasien,
™ Sebelum melakukan praktikum mahasiswa wajib
kursi operator, saliva ejector dan kebersihannya)
mengikuti tes masuk (lulus), pengarahan praktikum
™ Selama bekerja pada penderita mahasiswa
dan pemeriksaan alat
diwajibkan menggunakan jas praktikum, masker
™ Memberitahukan/lapor kepada instruktur setiap
dan sarung tangan yang sesuai dengan ukuran
akan mulai bekerja, serta menunjukkan setiap hasil
masing-masing.
praktikum sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
tercantum dalam buku nilai.

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 141


POSISI OPERATOR PENGISIAN STATUS PASIEN
™ Posisi operator selama bekerja, pada sisi sebelah Status berisi data pasien, rekam medik, diagnosa dan
kanan belakang untuk melakukan perawatan pada rencana perawatan (tiap elemen gigi di buatkan
geligi rahang atas dan pada posisi kanan depan 1 status).
untuk melakukan perawatan pada geligi rahang
bawah.
™ Kursi dental unit dapat dinaikkan/diturunkan/ INFORMED CONSENT
ditengadahkan sesuai posisi yang diperlukan,
Sebelum perawatan dimulai, pasien harus
serta diatur setinggi siku operator.
menandatangani surat persetujuan untuk dilakukan
™ Selama bekerja posisi badan operator tegak.
perawatan sesuai SOP.
™ Bila mengerjakan geligi rahang atas maka kursi
diturunkan dan posisi penderita ditengadahkan
30° setinggi siku operator dan posisi operator di
TUGAS 1
sebelah kanan belakang.
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS I
™ Bila mengerjakan geligi rahang bawah maka
rahang bawah penderita di sejajarkan dengan Tahapan kerja:
lantai setinggi siku operator dan posisi operator 1. Preparasi kavitas
di sebelah kanan depan. Preparasi sesuai desain preparasi, menggunakan
™ Posisi operator selama perawatan sebaiknya dengan contra angle handpiece dengan round end diamond
posisi duduk di kursi operator. bur, pear shape atau flat end fissure diamond bur,
dapat pula digunakan tungsten carbide bur
(fluted < 12), yang disesuaikan dengan diameter
CARA KERJA OPERATOR kavitas. Prinsip preparasi minimal invasive, tanpa
mengesampingkan syarat pokok preparasi pada
Untuk melakukan pekerjaan praktikum tangan kiri
umumnya.
operator memegang kaca mulut, sedangkan tangan
kanan memegang peralatan yang lain, misalnya kaca
mulut yang kedua, eskavator, sonde, plastic filling
instrument, dan lain-lain. Memegang contra angle
hand-piece secara pen grasp

Gambar 1. Cara memegang contra angle handpiece untuk


rahang bawah, jari manis bertumpu pada gigi tetangga.
a. Kuadran kiri bawah, b. Kuadran kanan bawah. Gambar 3. Restorasi resin komposit klas I

Gambar 2. Cara memegang contra angle handpiece


untuk rahang atas, jari manis bertumpu pada gigi tetangga
dengan penglihatan pada pantulan kaca mulut a. Kuadran Gambar 4. Preparasi klas I menggunakan round end
kanan atas, b. Kuadran kiri atas. diamond bur

142  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
Gambar 5. Bur pararel dengan sumbu mahkota, kemudian diarahkan ke labial dan lingual menghilangkan karies

Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.


Untuk tepi occlusal margin tidak perlu dilakukan
pembuatan bevel.
2. Isolasi daerah kerja
Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
holder.
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan 5
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci, 4
dan dikeringkan. 3
3. Liner 2
Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2 1
pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan Gambar 6. Penumpatan dan teknik layering pada
penyinaran. kavitas klas I
4. Etsa Asam
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi 6. Penumpatan
menggunakan micro brush steril, tunggu selama Penumpatan dengan teknik layering pada
15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel seluruh kavitas klas I, dengan warna komposit
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai resin yang telah ditentukan sebelumnya. Tiap
tampak warna keputihan (frosty appearrance). lapisan dilakukan penyinaran selama 10 detik
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak (dengan sinar LED), pada lapisan teratas dilakukan
terkontaminasi (dalam keadaan moist) pembentukan anatomi gigi oklusal. (Berikan
5. Bonding plastic foil pada permukaan oklusal kemudian
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro pasien disuruh meng oklusikan geliginya sekali
brush pada seluruh permukaan yang telah di etsa, saja), kemudian dilakukan carving anatomi oklusal
lalu semprot dengan air syringe perlahan, kemudian dengan menyesuaikan keadaan oklusi, selanjutnya
disinari selama 10 detik (sesuai petunjuk pabrik), dilakukan penyinaran.
sehingga tampak permukaan mengkilat.

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 143


7. Finishing & Polishing
Dilakukan cek oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Dilakukan finishing
menggunakan fine finishing diamond bur,
pada seluruh permukaan tumpatan tanpa
menghilangkan bentuk anatomi oklusal.
Setelah finishing dilakukan polishing dengan
menggunakan sand rubber, kemudian dilanjutkan
dengan silicon rubber, dengan menggunakan pasta
poles. Dapat pula menggunakan soflex disc./opti
disc
Bila perlu dapat dilakukan post curing
procedure. Gambar 8. Bentuk preparasi klas II

2. Isolasi daerah kerja:


Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
holder.
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci,
dan dikeringkan.
Gambar 7. Finishing & polishing
3. Tissue Mangement:
Retraksi gusi di daerah proximal dengan
8. Kontrol
menggunakan retraction cord dan bahan
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
untuk kontrol. Yang perlu diperiksa pada saat
terutama di interdental papil
kontrol adalah:
4. Pemasangan matrix proximal dan wedge:
™ Adanya rasa sakit
Di gunakan matix proximal 4/4 atau 3/4 (Tofflemire,
™ Perkusi
Ivory), dan wedge di pasang melalui interdental
™ Vitalitas gigi
papil.
™ Restorasi dalam keadaan baik
™ Tidak terjadi traumatik oklusi
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya

TUGAS 2
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II
Tahapan kerja:
1. Preparasi kavitas
Preparasi sesuai desain (yang telah digambar)
menggunakan contra angle handpiece dengan round
end diamond bur, pear shape atau flat end fissure
diamond bur, dapat pula digunakan tungsten
carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan dengan
Gambar 9. Pemasangan matrix pada klas II
diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
5. Liner:
preparasi pada umumnya.
Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
Untuk tepi occlusal margin tidak perlu dilakukan
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
pembuatan bevel. Untuk menambah retensi
penyinaran.
restorasi di bidang oklusal dilakukan preparasi
6. Etsa Asam:
membentuk dovetail dan channel.
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
Dilakukan pembuatan bevel di axio pulpal line
dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi
angle dan di dinding axio buccal dan axio lingual/
menggunakan micro brush steril, tunggu selama
palatal serta gingival wall di daerah proximal gigi
15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel
posterior yang bersangkutan.
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai

144  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
tampak warna keputihan (frosty appearrance). dapat pula digunakan tungsten carbide bur
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak (fluted < 12), yang disesuaikan dengan diameter
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist). kavitas. Prinsip preparasi minimal invasive, tanpa
7. Bonding: mengesampingkan syarat pokok preparasi pada
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro umumnya.
brush pada seluruh permukaan yang telah di Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
etsa, lalu semprot dengan air syringe perlahan, Dilakukan pembuatan bevel pada cavo surface
kemudian disinari selama 10 detik (sesuai enamel margin.
petunjuk pabrik), sehingga tampak permukaan Tergantung luasnya karies, kavitas bisa dilanjutkan
mengkilat. dengan membuat chamel & dovetail ke arah
8. Penumpatan: palatal.
Penumpatan dengan teknik layering pada seluruh
kavitas klas II, dengan warna komposit resin yang
telah ditentukan sebelumnya. Daerah proximal
dilakukan pengisian komposit resin terlebih
dahulu. Tiap lapisan dilakukan penyinaran
selama 10 detik (dengan sinar LED), pada lapisan
teratas dilakukan pembentukan anatomi gigi
oklusal. (Berikan plastic foil pada permukaan
oklusal kemudian pasien disuruh meng oklusikan
geliginya sekali saja), kemudian dilakukan carving
anatomi oklusal dengan menyesuaikan keadaan
oklusi, selanjutnya dilakukan penyinaran.
9. Finishing & Polishing
Dilakukan cek oklusi dengan menggunakan
articulating paper. Dilakukan finishing Gambar 10. Preparasi kavitas Klas III
menggunakan fine finishing diamond bur, pada
seluruh permukaan tumpatan (ingat anatomi 2. Isolasi daerah kerja:
oklusal). Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
Setelah finishing dilakukan polishing dengan atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
menggunakan sand rubber, kemudian dilanjutkan holder.
dengan silicon rubber, dengan menggunakan pasta Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
poles. Dapat pula menggunakan soflex disc./opti (chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci,
disc. dan dikeringkan.
Bila perlu dapat dilakukan post curing 3. Tissue Management:
procedure. Retraksi gusi di daerah proximal dengan
10. Kontrol: menggunakan retraction cord dan bahan
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
unutk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol terutama di interdental papil, bila kavitas jauh ke
adalah: arah jaringan gusi di proximal.
™ Adanya rasa sakit 4. Pemasangan matrix:
™ Perkusi Dilakukan pemasangan celluloide strip di proximal
™ Vitalitas gigi dan wedge, melalui interdental papil sedikit masuk
™ Restorasi dalam keadaan baik ke dalam saku gusi.
™ Tidak terjadi traumatik oklusi 5. Liner:
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
™ Kontak proximal masih baik pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
penyinaran.
TUGAS 3 6. Etsa Asam:
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS III Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
Tahapan kerja: dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi
1. Preparasi Kavitas: menggunakan micro brush steril, tunggu selama
Preparasi sesuai desain preparasi, menggunakan 15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel
contra angle handpiece dengan round end diamond margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai
bur, pear shape atau flat end fissure diamond bur, tampak warna keputihan (frosty appearrance).

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 145


Gambar 11. Penumpatan kelas III dengan memakai seluloid strip.

Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan


terkontaminasi (dalam keadaan moist). menggunakan sand rubber cup, kemudian
7. Bonding: digunakan silicone rubber atau soflex disc,
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro dengan atau tanpa pasta poles, sehingga seluruh
brush pada seluruh permukaan yang telah di etsa, permukaan restorasi halus dan tampak mengkilat,
lalu semprot dengan air syringe perlahan, kemudian serta tidak terasa batas antara struktur jaringan
disinari selama 10 detik (sesuai petunjuk pabrik), gigi dengan bahan restorasi.
sehingga tampak permukaan mengkilat. Perhatikan pula kontak proximal restorasi, dapat
8. Penumpatan dengan matrix celuloide strip: dilakukan finishing dengan menggunakan metal
Penumpatan dengan teknik layering pada kavitas strip atau paper strip didahului dengan yang kasar
klas III yang dalam, dengan warna resin komposit sampai yang halus.
yang telah ditentukan sebelumnya. Tiap lapisan Bila diperlukan dapat dilakukan post curing
dilakukan penyinaran selama 10 detik (dengan procedure.
sinar LED), pada lapisan teratas dilakukan 10. Kontrol:
pembentukan anatomi gigi, selanjutnya dilakukan Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
penyinaran. unutk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
9. Finishing & Polishing: adalah:
Dengan articulating paper, di cek oklusi pasien, bila ™ Adanya rasa sakit
ada traumatic occlusion dilakukan pengurangan ™ Perkusi
dengan menggunakan tappered fissure fine ™ Vitalitas gigi
finishing diamond bur berujung bulat maupun ™ Restorasi dalam keadaan baik
yang runcing. Pengurangan di usahakan jangan ™ Tidak terjadi traumatik oklusi
sampai mengubah bentuk anatomi dan kontak ™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya
proximal.

Gambar 12. Bentuk preparasi kavitas Klas IV

146  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS 4 petunjuk pabrik), sehingga tampak permukaan
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS IV mengkilat.
8. Penumpatan:
Tahapan kerja:
Penumpatan dengan teknik layering pada seluruh
1. Preparasi Kavitas:
kavitas klas IV, dengan warna resin komposit
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
yang telah di tentukan sebelumnya. Dasar kavitas
contra angle handpiece dengan round end diamond
dilakukan pengisian resin komposit terlebih dahulu.
bur, pear shape dilanjutkan dengan flat end fissure
Tiap lapisan dilakukan penyinaran selama 10 detik
diamond bur, dapat pula digunakan tungsten
(dengan sinar LED), matrix yang telah dipersiapkan
carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan dengan
di isi bahan komposit kemudian diadaptasikan
diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
pada gigi yang bersangkutan, kelebihan bahan
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
dibersihkan dengan sonde atau plastic filling
preparasi pada umumnya.
instrument, selanjutnya dilakukan penyinaran
Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
dari segala arah (dari labial & palatal).
Dilakukan pembuatan bevel pada cavo surface
9. Finishing & Polishing:
enamel margin.
Dengan articulating paper, di cek oklusi pasien, bila
2. Isolasi daerah kerja:
ada traumatic occlusion dilakukan pengurangan
Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
dengan menggunakan tappered fissure fine
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
finishing diamond bur yang runcing maupun
holder.
bulat. Pengurangan di usahakan jangan sampai
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
mengubah bentuk anatomi.
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci,
Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
dan dikeringkan.
menggunakan sand rubber cup, kemudian
3. Tissue Mangement:
digunakan silicone rubber atau soflex disc,
Retraksi gusi di daerah proximal dengan
dengan atau tanpa pasta poles, sehingga seluruh
menggunakan retraction cord dan bahan
permukaan restorasi halus dan tampak mengkilat,
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
serta tidak terasa batas antara struktur jaringan
terutama di interdental papil.
gigi dengan bahan restorasi.
4. Persiapan matriks:
Perhatikan pula kontak proximal restorasi, dapat
Digunakan celluloide crown form matrix yang di
dilakukan finishing dengan menggunakan metal
belah menjadi 2, yaitu sisi mesial dan sisi distal,
strip atau paper strip didahului dengan yang kasar
kemudian di letakkan melalui proximal dan
sampai halus (ingat bentuk inciso mesial/distal).
ditahan dengan wedge. Dapat pula digunakan
incisal matrix yang disesuaikan dengan besar dan
letak gigi yang bersangkutan, serta sesuaikan sisi
mesial atau distal nya.
5. Liner:
Pemberian liner dengan bahan dasar Ca(OH)2
pada permukaan dentin yang terbuka. Liner
dapat berupa pasta (base-catalyst) atau dengan
penyinaran.
Gambar 13. Finishing & Polishing
6. Etsa Asam:
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
dengan asam fosfat konsentrasi 37% - 50%. Aplikasi 10. Kontrol:
menggunakan micro brush steril, tunggu selama Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
15–30 detik, pada permukan cavo surfave enamel untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai adalah:
tampak warna keputihan (frosty appearrance). ™ Adanya rasa sakit
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak ™ Perkusi
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist). ™ Vitalitas gigi
7. Bonding: ™ Restorasi dalam keadaan baik
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro ™ Tidak terjadi traumatik oklusi
brush pada seluruh permukaan yang telah di ™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya
etsa, lalu semprot dengan air syringe perlahan, ™ Kontak proximal
kemudian disinari selama 10 detik (sesuai

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 147


TUGAS 5 4. Pemilihan matrix:
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS V Dilakukan pemilihan cervical matrix transparent
(resin komposit yang disinari)
Tahapan kerja:
5. Liner:
1. Preparasi Kavitas:
Pemberian liner pada kavitas yang dalam, dengan
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
bahan dasar Ca(OH)2 pada permukaan dentin yang
contra angle handpiece dengan diamond bur atau flat
terbuka. Liner dapat berupa pasta (base-catalyst)
end fissure diamond bur dapat pula digunakan
atau dengan penyinaran.
tungsten carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan
6. Etsa Asam:
dengan diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
Teknik etsa asam yang digunakan adalah total etch
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
dengan asam fosfat konsentrasi 37–50%. Aplikasi
preparasi pada umumnya.
menggunakan micro brush steril, tunggu selama
Preparasi hanya membuang jaringan karies aktif.
15–30 detik, pada permukaan cavo surfave enamel
Dilakukan pembuatan bevel pada cavo surface
margin, kemudian di cuci dan dikeringkan sampai
enamel margin.
tampak warna keputihan (frosty appearrance).
Retensi tambahan dapat dibuat dengan inverted
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak
bur atau wheel bur dengan diameter 1 mm.
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist).
7. Bonding:
Pengulasan bahan bonding menggunakan micro
brush pada seluruh permukaan yang telah di
etsa, lalu semprot dengan air syringe perlahan,
kemudian disinari selama 10 detik (sesuai
petunjuk pabrik), sehingga tampak permukaan
mengkilat.
8. Penumpatan:
Penumpatan dengan teknik layering pada
kavitas klas V yang dalam, dengan warna resin
komposit yang telah ditentukan sebelumnya.
Tiap lapisan dilakukan penyinaran selama
10 detik (dengan sinar LED), pada lapisan teratas
Gambar 14. Skematis berbagai macam bentuk preparasi dilakukan pembentukan anatomi gigi dengan
kavitas kelas V cervical matrix, selanjutnya dilakukan penyinaran
kembali. Sebelum penyinaran sebaiknya kelebihan
2. Isolasi daerah kerja: bahan restorasi di bersihkan dengan sonde.
Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam 9. Finishing & Polishing:
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue Finishing menggunakan tappered fissure fine
holder pada RB finishing diamond bur. Pengurangan di usahakan
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan jangan sampai mengubah bentuk anatomi.
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci, Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
dan dikeringkan. menggunakan sand rubber cup, kemudian
3. Tissue Mangement: digunakan silicone rubber atau soflex disc, astro
Retraksi gusi di daerah cervical dengan brush/jiffy brush, dengan atau tanpa pasta poles,
menggunakan retraction cord dan bahan sehingga seluruh permukaan restorasi halus dan
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. tampak mengkilat, serta tidak terasa batas antara
struktur jaringan gigi dengan bahan restorasi.

Gambar 15. Preparasi kavitas kelas V

148  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
10. Kontrol: 5. Liner:
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1–2 minggu Pemberian liner pada kavitas yang dalam, dengan
untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol bahan dasar Ca(OH)2 pada permukaan dentin yang
adalah: terbuka. Liner dapat berupa pasta (base-catalyst)
™ Adanya rasa sakit atau dengan penyinaran.
™ Perkusi dan tekanan 6. Conditioner:
™ Vitalitas gigi Conditioner yang digunakan adalah asam sitrat
™ Restorasi dalam keadaan baik dengan konsentrasi 15%. Aplikasi menggunakan
™ Tidak terjadi traumatik oklusi micro brush steril, pada permukaan kavitas,
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya kemudian di cuci dan dikeringkan.
Perhatikan bahwa jaringan dentin tidak
terkontaminasi (tetap dalam keadaan moist).
TUGAS 6 7. Penumpatan:
RESTORASI GLASS IONOMER CEMENT Dilakukan pencampuran Base – Catalyst
KLAS V GIC menggunakan spatula plastik diatas
paper pad dengan perbandingan powder:
Tahapan kerja:
liquid = 1:1. Penumpatan menggunakan plastic
1. Preparasi Kavitas:
filling instrument untuk menumpatkan GlC
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
pada kavitas klas V, dengan warna yang telah
contra angle handpiece dengan round end diamond
ditentukan sebelumnya. Dilakukan penumpatan
bur, pear shape atau flat end fissure diamond bur,
menggunakan matric cervical yang telah disiapkan
inverted diamond bur dapat pula digunakan
sebelumnya (dapat berupa aluminium cervikal
tungsten carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan
matricx atau celluloide). Kelebihan bahan restorasi
dengan diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
dibersihkan dengan sonde sebelum setting.
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
Selanjutnya dilakukan pengulasan Varnish.
preparasi pada umumnya.
8. Finishing & Polishing:
Preparasi hanya membuang jaringan karies
Finishing menggunakan tappered fissure fine
aktif.
finishing diamond bur. Pengurangan di usahakan
Retensi tambahan dapat dibuat dengan inverted
jangan sampai mengubah bentuk anatomi.
bur atau wheel bur dengan diameter 1 mm.
Selanjutnya pada vase berikutnya dilakukan
pemolesan dengan menggunakan sand rubber cup,
kemudian digunakan silicone rubber atau soflex
disc, astro brush/jiffy brush, sehingga seluruh
permukaan restorasi halus dan tampak mengkilat,
serta tidak terasa batas antara struktur jaringan
gigi dengan bahan restorasi.

Gambar 16. Preparasi kavitas Klas V

2. Isolasi daerah kerja:


Isolasi daerah kerja menggunakan rubber-dam
atau quick-dam, salive ejector, cotton roll, tongue
Gambar 17. Klas V Glass Ionomer Cement
holder pada RB
(A: sebelum; B: setelah)
Kavitas dibersihkan dengan bahan desinfektan
(chlorhexidine gluconate 2%), kemudian di cuci, 10. Kontrol:
dan dikeringkan. Pasien dipesan untuk kembali setelah 1–2 minggu
3. Tissue Mangement: untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
Retraksi gusi di daerah cervical dengan adalah:
menggunakan retraction cord dan bahan ™ Adanya rasa sakit
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. ™ Perkusi
4. Pemilihan matrix: ™ Vitalitas gigi
Dilakukan pemilihan cervical matrix transparent ™ Restorasi dalam keadaan baik
(celluloide) atau aluminium cervical matrix. ™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 149


TUGAS 7 pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
RESTORASI INLAY LOGAM PADA GIGI VITAL keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
di bagian buccal fold ke arah RA dan RB, sampai
Tahapan Kerja:
malam mengeras.
1. Preparasi:
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
contra angle handpiece dengan round end diamond
dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
bur, pear shape atau flat/round end fissure diamond
6. Model Kerja:
bur, inverted diamond bur dapat pula digunakan
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
tungsten carbide bur (fluted < 12), yang disesuaikan
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan
dengan diameter kavitas. Prinsip preparasi minimal
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
invasive, tanpa mengesampingkan syarat pokok
Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 6)
preparasi pada umumnya.
Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
Preparasi membuang jaringan karies aktif.
dikirim ke Lab gigi.
Jadi bentuk outline preparasi seperti pada preparasi
7. Intruksi ke Lab. Gigi:
klas II restorasi resin komposit secara direct
Untuk instruksi kel Lab, perlu dijelaskan bahan
technique, tetapi di sini dilakukan pembuatan
apa yang akan digunakan untuk Inlay tersebut,
inlay secara indirect technique.
bentuk anatomi oklusal yang baik, cervical
Dibuat bevel pada Axio pulpo line angle dan
line yang baik, kapan waktu pengiriman dan
cavo surface enamel margin dinding kavitas
penyelesaiannya serta lain-lain yang diperlukan
preparasi.
untuk diperhatikan.
Di buat pula bentukan channel dan dovetail pada
Dalam hal ini tidak diperlukan pencocokan warna/
preparasi oklusal.
shade guide oleh karena bahan dari logam.
8. Pasang Coba Inlay:
Setelah Inlay selesai, perlu dilakukan pasang coba
pada pasien. Pada pasang coba perlu diperhatikan
antara lain:
™ Bentuk anatomi oklusal baik
™ permukaan logam halus/tidak porous
™ Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
gigit (ukuran dengan arsimlating paper).
™ Keadaan initial fit dari inlay
Gambar 18. Preparasi inlay
™ Kontak proximal baik
9. Finishing & Polishing:
2. Tissue Mangement:
Finishing menggunakan stone bur. Pengurangan
Retraksi gusi di daerah cervical proximal
di usahakan jangan sampai mengubah bentuk
dengan menggunakan retraction cord dan bahan
anatomi di oklusal.
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan
Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
3. Liner:
menggunakan sand rubber cup, kemudian
Pemberian liner pada kavitas yang dalam, dengan
digunakan rubber atau soflex disc sehingga seluruh
bahan dasar Ca(OH)2 pada permukaan dentin
permukaan inlay halus dan tampak mengkilat,
yang terbuka. Liner dapat berupa pasta (base-
serta batas antara struktur jaringan gigi dengan
catalyst) kemudian di beri basis semen, atau dengan
bahan logam terasa halus.
penyinaran.
10. Pasang Tetap:
4. Mencetak:
Pemasangan tetap dilakukan dengan penyemenan
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
inlay menggunakan luting cement.
melalui teknik double impression dengan bahan
11. Kontrol:
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
sebagian atau sendok cetak penuh.
untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak
adalah:
alginate.
™ Adanya rasa sakit
5. Catatan Gigit:
™ Perkusi
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
™ Vitalitas gigi
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
™ Restorasi inlay dalam keadaan baik
lempeng malam merah yang dipanaskan dan
™ Tidak terjadi traumatik oklusi
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya baik
lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah

150  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS 8 3. Mencetak:
RESTORASI ONLAY PADA GIGI VITAL/NON Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
VITAL (POST TX. SA) melalui teknik double impression dengan bahan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak
Tahapan Kerja:
sebagian atau sendok cetak penuh.
1. Preparasi:
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
alginate.
contra angle handpiece dengan flame shape
4. Catatan Gigit:
diamondbur, pear shape atau flat/round end
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
fissure diamond bur, inverted diamond bur
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
dapat pula digunakan tungsten carbide bur
lempeng malam merah yang dipanaskan dan
(fluted < 12), yang disesuaikan dengan diameter
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
kavitas. Prinsip preparasi minimal invasive, tanpa
lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
mengesampingkan syarat pokok preparasi pada
pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
umumnya.
keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
Preparasi hanya membuang jaringan karies
di bagian buccal fold ke arah RA dan RB, sampai
aktif.
malam mengeras.
Pembuatan Onlay secara indirect technique.
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
Onlay di indikasikan pada gigi dengan mahkota
oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
klinis yang masih tinggi, preparasi dengan
dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
mereduksi permukaan oklusal gigi kurang lebih
5. Model Kerja:
1,5–2 mm, sehingga bebas oklusi dengan gigi
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
antagonis. Preparasi dilakukan mengikuti bentuk
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan
anatomi oklusal bila bidang oklusal masih utuh
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
(gigi vital). Reduksi bidang buccal dan lingual/
Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
palatal 1/3 tinggi mahkota klinis, sambil mengikuti
Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
bentuk anatomi gigi. Dilakukan slicing di proximal
dikirim ke Lab gigi.
mesial dan distal bila gigi masih utuh, slicing
6. Intruksi ke Lab. Gigi:
sebatas diatas bidang kontak.
Untuk instruksi kel Lab, perlu dijelaskan bahan
apa yang akan digunakan untuk Onlay tersebut,
bentuk anatomi oklusal yang baik, kapan waktu
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan.
Dalam hal ini tidak diperlukan pencocokan warna/
shade guide oleh karena bahan dari logam.
7. Pasang Coba Onlay:
Setelah Onlay selesai, perlu dilakukan pasang coba
pada pasien. Pada pasang coba perlu diperhatikan
antara lain:
™ Bentuk anatomi oklusal baik
™ permukaan logam halus/tidak porous
™ Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
gigit (cek dengan articulating paper)
™ Keadaan initial fit dari onlay
Gambar 19. Prepaasi onlay
™ Kontak proximal baik
™ Pertemuan logam dan struktur jaringan gigi
Onlay pada gigi yang telah mengalami perawatan halus
SA, di mana telah terbentuk access opening 8. Finishing & Polishing:
pada kavitas preparasi, maka bekas kavitas ini Finishing menggunakan stone bur. Pengurangan
di manfaatkan sebagai retensi tambahan setelah di usahakan jangan sampai mengubah bentuk
dasar kavitas di tutup dengan basis semen. anatomi oklusal onlay.
2. Tissue Mangement: (bila diperlukan) Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
Retraksi gusi di daerah cervical proximal menggunakan sand rubber cup, kemudian
dengan menggunakan retraction cord dan bahan digunakan rubber atau soflex disc sehingga
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. seluruh permukaan onlay halus dan tampak

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 151


mengkilat, serta batas/garis demarkasi antara ™ Untuk menghindari terasahnya gigi
struktur jaringan gigi dengan bahan logam terasa tetangga dapat dilindungi dengan steel
halus. (cek dengan sonde tajam). matrix band
9. Pasang Tetap: ™ Bebaskan bidang kontak dengan
Pemasangan tetap dilakukan dengan penyemenan menggunakan thin flame shape diamond
onlay menggunakan luting cement. bur high speed
10. Kontrol: ™ Pengasahan digerakkan dari arah bukal
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1–2 minggu kelingual dan sebaliknya dengan gerakan
untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol yang konstan dan tanpa tekanan sehingga
adalah: kontak proksimal bebas dan diperoleh
™ Adanya rasa sakit kesejajaran bidang preparasi
™ Perkusi ™ Pengasahan mengikuti bentuk dan tinggi
™ Vitalitas gigi (bila masih vital) interdental papil dan garis servikal berupa
™ Restorasi dalam keadaan baik shoulder bevel/chamfer
™ Tidak terjadi traumatik oklusi ™ Jangan ada batas berupa garis atau sudut
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya baik yang tajam pada peralihan bidang labial/
bukal ke arah proksimal.

TUGAS 9 (A)
RESTORASI MAHKOTA SELUBUNG PADA
GIGI POSTERIOR VITAL: (PFM ATAU RESIN
KOMPOSIT)
Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau
indirect. atau

1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
contra angle handpiece dengan flame shape diamond
bur, pear shape atau tapered flat end fissure diamond
bur, dapat pula digunakan tungsten carbide bur
(fluted < 12).
1.1. Pengasahan Bidang Bukal/Palatal/Lingual,
pada daerah servikal berbentuk shoulder bevel/
chamfer:
™ Pada gigi yang masih vital, sebelum preparasi Gambar 20. Preparasi gigi molar untuk mahkota selubung
(preparasi bagian proksimal, oklusal dan servikal)
kadang-kadang perlu dilakukan anestesi
™ Digunakan tapered flat end diamond
bur(high speed). Pengurangan setebal 1.3. Pengasahan Bidang Oklusal:
1,5–2 mm. ™ Pengasahan dilanjutkan ke bidang oklusal
™ Daerah 1/3 oklusal diasah membentuk sudut dengan menggunakan wheel diamond
50 dengan sumbu gigi bur, tapered round end diamond bur atau
™ Daerah 2/3 servikal diasah sejajar/tegak diamond bur berbentuk segi 6
atau membentuk sudut kemiringan 30 ™ Pengasahan mengikuti bentuk anatomi
(mengingat arah pasang mahkota) oklusal gigi, serta relasi dengan gigi
™ Menghilangkan undercut antagonis
™ Pengasahan dengan menggerakkan bur ke Dapat dibuat guide preparasi untuk
arah mesial dan distal dengan konstan menentukan seberapa banyak akan diasah
dan tanpa tekanan (jangan lupa semprotan dengan menggunakan tapered fissure diamond
air) bur diameter tertentu.
1.2. Pengasahan Bidang Proksimal Mesial/ Untuk mengecek cukupnya preparasi dapat
Distal: digunakan lempeng malam merah atau
™ bukal/palatal/ling ual pengasahan articulating paper (lipat 8-10 kali), bahan cetak
dilanjutkan ke proksimal dengan heavy body, kemudian rahang digerakkan
menggunakan bur yang sama keposisi sentris/protrusif/lateral, bila terjadi spot
dilakukan pengasahan kembali.

152  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
1.4. Shoulder/Champher: lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
™ Ginggival margin mahkota selubung (bahan pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
resin komposit) berupa "shoulder bevel" keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
™ Shoulder/champher terletak di gingival di bagian buccal fold ke arah RA dan RB, sampai
margin atau masuk ke dalam gingival malam mengeras. (semprot dengan water syringe
crevice sekitar 0,5 mm tergantung 0,5 mm dalam oklusi).
tergantung kesehatan jaringan ginggiva Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
™ Pembuatan shoulder/champher mengikuti oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
bentuk margin ginggiva dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
™ Seluruh keliling shoulder/champher pada 5. Model Kerja:
servikal gigi merupakan satu kesatuan Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
berupa lingkaran. (Moldarox) untuk cetakan double impression dan
Catatan: gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
Untuk pembuatan mahkota selubung dengan Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
bahan Porcelain fuced to Metal (PFM), garis Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
cervikal berupa “champher”, sedangkan untuk dikirim ke Lab gigi.
bahan resin komposit/all porcelain garis cervikal 6. Pencocokan Warna Gigi:
berupa shoulder bevel. Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan
1.5. Penyelesaian Tahap Akhir Preparasi: shade guide warna, serta dikomunikasikan dengan
™ Semua sudut yang tajam dibulatkan pasien. Warna dapat disesuaikan dengan gigi
serta permukaan gigi dihaluskan dengan tetangga yang masih baik.
finishing diamond, tungsten carbide bur 7. Instruksi ke Lab. Gigi:
(> 12 fluted), sand rubber atau soflex disc./ Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan
opti disc bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota
™ Sebaiknya setelah preparasi seluruh selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
permukaan gigi dilapisi dengan varnish warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
untuk menutup tubuli dentin yang anterior yang memerlukan estetik, warna tidak
terbuka. tampak opaque, translucency yang baik, cervical
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu
45° 3° pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi
lab gigi.
8. Pasang Coba Mahkota Selubung:
(Prep 1/3 occ ceparical) (Paralel) (Kemiringan 3°) Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu
Gambar 21. A. Sudut pengasahan bidang gigi molar untuk
diperhatikan antara lain:
restorasi mahkota selubung, B. Mahkota klinis rendah
bidang aksial dibuat, C. Mahkota klinis tinggi bidang aksial ™ Bentuk anatomi baik
miring 30 ™ Warna sesuai
™ Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
2. Tissue Mangement: gigit (cek dengan articulating paper)
Retraksi gusi di keliling cervical dengan ™ Keadaan initial fit mahkota
menggunakan retraction cord dan bahan ™ Kontak proximal baik
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan. 9. Finishing & Polishing:
3. Mencetak: Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan finishing diamond bur, tungsten carbide bur
melalui teknik double impression dengan bahan (> 12 fluted). Finishing/preparasi di usahakan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak jangan sampai mengubah bentuk anatomi gigi
sebagian atau sendok cetak penuh. yang bersangkutan.
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
alginate. menggunakan sand rubber cup, kemudian
4. Catatan Gigit: digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan mengkilat.
lempeng malam merah yang dipanaskan dan Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam kembalikan ke Lab gigi untuk pemolesan lebih
lanjut.

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 153


10. Pasang Tetap: ™ Bebaskan bidang kontak dengan
Pemasangan tetap mahkota selubung dengan menggunakan thin flame shape diamond
menggunakan luting cement. Bersihkan cement bur high speed
sebelum setting. ™ Pengasahan digerakkan dari arah labial
11. Kontrol: kelingual dan sebaliknya dengan gerakan
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu yang konstan dan tanpa tekanan sehingga
untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol kontak proksimal bebas dan diperoleh
adalah: kesejajaran bidang preparasi (atau miring
™ Adanya rasa sakit 3°)
™ Perkusi ™ Pengasahan mengikuti bentuk dan tinggi
™ Vitalitas gigi interdental papil dan garis servikal berupa
™ Restorasi dalam keadaan baik shoulder bevel/champher.
™ Tidak terjadi traumatik oklusi ™ Jangan ada batas berupa garis atau sudut
™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya baik. yang tajam pada peralihan bidang labial ke
arah proksimal

TUGAS 9 (B)
RESTORASI MAHKOTA SELUBUNG PADA
GIGI ANTERIOR VITAL
(PFM atau resin komposit)
# Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau
indirect.
Gambar 22. Preparasi mahkota selubung
1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan 1.3. Pengasahan Bidang Incisal:
contra angle handpiece dengan thin flame shape ™ Pengasahan dilanjutkan ke bidang incisal
diamond bur, pear shape atau tapered flat/round dengan menggunakan wheel diamond bur,
end fissure diamond bur, dapat pula digunakan tapered round end diamond bur, incisal di
tungsten carbide bur (fluted < 12). potong ke arah palatal membentuk sudut
1.1. Pengasahan Bidang labial/Palatal/Lingual pada 45°.
daerah servikal berbentuk shoulder bevel/ ™ Pengasahan lurus mengikuti incisal gigi,
champher: perhatikan relasi dengan gigi antagonis
™ Pada gigi yang masih vital, sebelum preparasi Dapat dibuat guide preparasi untuk
kadang-kadang perlu dilakukan anestesi menentukan seberapa banyak akan diasah
™ Digunakan tapered flat end/round end dengan menggunakan tapered fissure diamond
diamond bur (high speed). Pengurangan bur diameter tertentu.
setebal 1,5–2 mm. Untuk mengecek cukupnya preparasi dapat
™ Daerah 1/3 incisal diasah membentuk sudut digunakan lempeng malam merah atau
50° dengan sumbu gigi articulating paper (lipat 8–10 kali), bahan cetak
™ Daerah 2/3 servikal/medial diasah sejajar heavy body, kemudian rahang digerakkan
sumbu gigi. keposisi sentris/protrusif/lateral, bila terjadi spot
™ Menghilangkan undercut dilakukan pengasahan.
™ Pengasahan dengan menggerakkan bur ke 1.4. Shoulder/Champher:
arah mesial dan distal dengan konstan ™ Ginggival margin mahkota selubung dapat
dan tanpa tekanan (jangan lupa semprotan berupa champher (bila PFM), atau shoulder
air) bevel (resin komposit)
1.2. Pengasahan Bidang Proksimal Mesial/ ™ Shoulder/champher terletak di gingival
Distal: margin atau masuk ke dalam gingival
™ Dari Labial/palatal/lingual pengasahan crevice sekitar 0,5 mm tergantung 0,5 mm
dilanjutkan ke proksimal dengan tergantung kesehatan jaringan ginggiva
menggunakan bur yang sama. ™ Pembuatan shoulder/champher mengikuti
™ Untuk menghindari terasahnya gigi bentuk margin ginggiva
tetangga dapat dilindungi dengan steel ™ Seluruh keliling shoulder/champher pada
matrix band. servikal gigi merupakan satu kesatuan
berupa lingkaran.

154  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
1.5. Penyelesaian Tahap Akhir Preparasi: Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
™ Semua sudut yang tajam dibulatkan Model kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya
serta permukaan gigi dihaluskan dengan dikirim ke Lab gigi.
finishing diamond, tungsten carbide bur 6. Pencocokan Warna Gigi:
(> 12 fluted), sand rubber atau soflex disc. Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan
™ Sebaiknya setelah preparasi seluruh shade guide warna, serta dikomunikasikan dengan
permukaan gigi dilapisi dengan varnish pasien. Warna dapat disesuaikan dengan gigi
untuk menutup tubuli dentin yang tetangga yang masih baik.
terbuka. 7. Instruksi ke Lab. Gigi:
Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan
bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota
selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
anterior yang memerlukan estetik, warna tidak
tampak opaque, translucency yang baik, cervical
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi
laboratorium gigi.
8. Pasang Coba Mahkota Selubung:
Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu
diperhatikan antara lain,:
™ Bentuk anatomi baik
Gambar 23. Preparasi pada 4 gigi anterior RA
™ Warna sesuai
™ Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian
2. Tissue Mangement:
gigit (over bite/over jet normal)
Retraksi gusi di keliling cervical dengan
™ Keadaan initial fit mahkota
menggunakan retraction cord dan bahan
™ Kontak proximal baik
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan.
9. Finishing & Polishing:
3. Mencetak:
Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
finishing diamond bur,tungsten carbide bur (> 12
melalui teknik double impression dengan bahan
fluted). Finishing/preparasi di usahakan jangan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok cetak
sampai mengubah bentuk anatomi gigi yang
sebagian atau sendok cetak penuh.
bersangkutan.
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak
Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
alginate.
menggunakan sand rubber cup, kemudian
4. Catatan Gigit:
digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
mengkilat.
lempeng malam merah yang dipanaskan dan
Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
kembalikan ke Lab gigi untuk pemolesan lebih
lunak dan homogen di letakkan pada rahang bawah
lanjut.
pasien, kemudian pasien disuruh menggigit dalam
10. Pasang Tetap:
keadaan oklusi, kemudian malam diadaptasikan
Pemasangan tetap mahkota selubung dengan
di bagian labial fold ke arah RA dan RB, sampai
menggunakan luting cement. Bersihkan cement
malam mengeras.
sebelum setting.
Dapat pula digunakan gips cetak pada gigi anterior
11. Kontrol:
(Xanthano).
Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
unutk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
adalah:
dikirim ke Laboratorium teknik gigi.
™ Adanya rasa sakit
5. Model Kerja:
™ Perkusi
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
™ Vitalitas gigi
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan
™ Restorasi dalam keadaan baik
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis.
™ Tidak terjadi traumatik oklusi
™ Keadaan jaringan lunak sekitar baik

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 155


TUGAS 10
10.1. PERAWATAN SALURAN AKAR
TUNGGAL (GIGI VITAL/NONVITAL/LURUS)
DENGAN TEKNIK STANDARD
Tahapan Kerja:
1. A. Pemasangan Rubber dam dan saliva ejector
B. Access opening:
– pembuatan access opening (lihat gambar
acces opening) Gambar 25. Pembuatan access opening
– Dimulai dengan menggunakan Endo acces
bur no. 2 atau no. 3 hingga didapatkan glide 2. Panjang gigi
path (bebas hambatan, lurus membentuk 2.1 Panjang gigi rata-rata
akses straight line). (tidak perlu confice).
Panjang rata-rata gigi (mm)
Yang perlu diperhatikan: Rata-rata Maksimum Minimum
™ Semua jaringan karies aktif dibersihkan agar Maksila
kontaminasi ruang pulpa dan saluran akar dapat Insisivus sentral 23,3 25,6 21
dikurangi. Insisivus lateral 22,8 25,1 20,5
™ Pada gigi dengan diagnosis nekrosis pulpa apabila Kaninus 26 28,9 23,1
ada sebagian jaringan pulpa yang masih vital Premolar pertama 21,8 23,8 18,8
(terasa sakit) maka dapat dilakukan anastesi untuk Premolar kedua 21 23 19
Molar pertama
mengurangi rasa sakit.
Mesio-bukal 19,9 21,6 18,2
Disto-bukal 19,4 21,2 17,6
Palatal 20,6 22,2 17,6
Molar kedua
Mesio-bukal 20,2 22,2 18,2
Disto-bukal 19,4 21,3 17,5
Palatal 20,8 22,6 19,0
Madibula
Gambar 24. Access opening gigi insisive atas; Access Insisivus sentral 21,5 23,4 19,6
opening gigi insisive caninus; Access opening gigi
Insisivus lateral 22,4 24,6 20,2
premolar; Access opening gigi molar RA/RB
Kaninus 25,2 27,5 22,9
Premolar pertama 21 25 19
Premolar kedua 22 25 19
Molar pertama
Mesial 20,9 22,7 19,1
Distal 20,9 22,6 19,2
Molar kedua
Mesial 20,9 22,6 19,2
Distal 20,8 22,6 19,0

2.1 Rumus untuk mencari panjang gigi sesungguhnya

Panjang gigi Panjang alat yang masuk saluran akar x Panjang gigi dalam photo
sesungguhnya =
Panjang alat dalam photo

Panjang kerja = Panjang gigi sesungguhnya – 1 mm

156  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
2.2 Penentuan panjang kerja berdasarkan 5. Dressing
gambaran radiologis: Dressing menggunakan golongan kalsium
Diagnostic Wire Photo (DWP) hidroksida: metapaste, ultracal
Untuk menentukan panjang kerja perlu 6. Obturasi dengan teknik single cone
dilakukan diagnostic wire photo dengan cara – Siapkan gutta point dan pasta saluran akar.
memasukkan K file nomor kecil yang diberi – Tumpatan sementara dan bahan Ca(OH)2
stopper sesuai panjang rata-rata gigi dikurangi dikeluarkan dahulu dengan cara melakukan
1–2 mm (stopper diletakkan pada bagian irigasi sampai saluran akar bersih.
puncak cusp yang tertinggi) kemudian – Saluran akar dikeringkan dengan paper point
dilakukan Ro photo. Dari hasil Ro photo dapat steril.
dilakukan perhitungan panjang gigi dengan – Gutta point (standarisasi ISO) yang sudah
rumus (2.1) sesuai pada saat trial foto dimasukkan ke
3. Preparasi saluran akar dengan teknik standar: dalam saluran akar yang disertai pengulasan
– Preparasi dengan File tipe K sesuai panjang pasta saluran akar, dengan menggunakan
kerja jarum lentulo kemudian dimasukkan ke
– Preparasi dimulai dari File tipe K nomer kecil dalam saluran akar sesuai panjang kerja
digunakan secara berurutan secara perlahan-lahan dan dipotong 1 mm di
– Setiap pergantian nomor File tipe K dilakukan bawah orifice menggunakan ekskavator yang
irigasi saluran akar menggunakan jarum dipanaskan. Selanjutnya itu ditutup dengan
syringe injection (maxiprobe) 2 ml Irigasi dengan cotton pellet dan tumpatan sementara kemudian
larutan kombinasi NaOCl 2,5%, Chlorhexidine dilakukan Ro” photo obturasi.
2–3% dan dibilas dengan akuades steril 7. Kontrol
Perhatikan: – Dilakukan satu minggu setelah obturasi
™ Irigasi secara perlahan-lahan (secara bertahap – Yang perlu diperiksa:
setiap 0,5 ml) dan tanpa tekanan ™ Anamnesa: Ada tidaknya rasa sakit
™ Setelah dilakukan irigasi, saluran akar Dapat berfungsi dengan baik
dikeringkan dengan paper point steril, dan ™ Pemeriksaan klinis: perkusi
tidak diperbolehkan menggunakan hembusan Tumpatan sementara masih baik
udara Keadaan jaringan lunak sekitarnya baik
Ro” photo evaluasi baik.

TUGAS 10
10.2. RESTORASI MAHKOTA PASAK DAN
INTI PADA SA TUNGGAL (POST & CORE
CROWN)
Tahapan Kerja:
Sebelum preparasi perlu dipersiapkan mahkota
sementara, yang dapat dibuat secara direct atau indirect
dan harus diperhatikan apakah perlu bentuk ferulle
atau tidak.

1. Preparasi:
Preparasi sesuai desain/outline form, menggunakan
Gambar 26. Cara memasukkan cairan irigasi dengan jarum contra angle handpiece dengan tappered fissure
syringe injection ke dalam saluran akar menyusur dinding diamond bur, wheel diamond bur, dapat pula
SA digunakan tungsten carbide bur (fluted < 12).
Bentuk dan ukuran bur disesuaikan dengan luas
4. Mencoba gutta point (trial foto): bidang yang akan dipreparasi.
– Memilih gutta point sesuai standarisasi ISO. 1.1. Pengeluaran Gutta point:
Kemudian diberi tanda (sesuai panjang kerja) Dilakukan pengeluaran gutta point sedalam
dan dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar 2/3 panjang akar, menggunakan peeso reamer
dan diperoleh tug back. (penetration drill) atau gate glidden drills yang
– Dilakukan trial photo untuk mengetahui
ketepatan dari gutta point (hermetis)

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 157


telah di beri tanda terlebih dahulu. alginate.
1.2. Dekaputasi Total (tanpa ferulle): 4. Catatan Gigit:
Pada gigi yang masih utuh di buat lubang pada Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan
3 lokasi dari arah labial sampai menembus bahan cetak ”bite registration” atau gulungan
palatal, kemudian ke 3 lubang itu dihubungkan lempeng malam merah yang dipanaskan dan
sehingga seluruh mahkota terpotong setinggi dibentuk seperti galengan gigit, setelah malam
interdental papil. lunak dan homogen di letakkan pada rahang
Dilakukan dekaputasi total sampai sekeliling bawah pasien, kemudian pasien disuruh menggigit
servikal, membentuk dataran segitiga, arah dalam keadaan oklusi sentris, kemudian malam
labial dan palatal/lingual, dengan puncak di diadaptasikan di bagian buccal fold ke arah RA
proximal mesial dan distal setinggi interdental dan RB, sampai malam mengeras.
papil. Puncak segitiga terletak dalam lengkung Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng
gigi yang baik. oklusikan model kerja RA dan RB yang akan
Diameter SA dibuat membulat atau lonjong dikirim ke Laboratorium teknik gigi untuk
sesuai dengan diameterpotongan melintangdari pembuatan pasak dan inti tuang.
gigi tersebut(umumnya berbentuk oval). 5. Model Kerja untuk pasak:
Bagian tepi di luar lingkaran SA di harapkan Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras
mempunyai ketebalan yang sama, sehingga (Moldarox) untuk cetakan double impression dan
resistensi jaringan gigi memenuhi persyaratan gips biasa (Moldano) untuk rahang antagonis.
pokok preparasi. Sebaiknya ukuran diameter Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4)
SA adalah 1/3 diameter akar. Model kerja RA dan RB dioklusikan, selanjutnya
1.3. Penyelesaian Tahap Akhir Preparasi: dikirim ke Lab gigi.
Semua sudut yang tajam dibulatkan serta 6. Instruksi ke Lab. Gigi:
permukaan akar gigi dihaluskan dengan Untuk instruksi ke Lab, perlu dijelaskan bahan
finishing diamond bur, atau tungsten carbide apa yang akan digunakan untuk pasak + Inti
bur (> 12 fluted), sand rubber atau soflex disc. tersebut, bentuk anatomi yang baik (sebagai inti/
core mahkota gigi), cervical line yang tepat, space
oklusi yang baik dengan antagonis, kapan waktu
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi
lab gigi.
7. Pasang Coba Pasak:
1 1
Setelah Pasak + Inti selesai, perlu dilakukan
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu
2 3 diperhatikan antara lain,:
™ Bentuk anatomi inti
™ Space oklusi dengan antagonis cukup
™ Keadaan initial fit pasak dalam SA
™ Space proximal dengan gigi tetangga cukup
™ Inklinasi anterior
8. Pasang Tetap Pasak:
Gambar 27. Bagian dari pasak tuang, 1) pasak, 2) inti Pemasangan tetap Pasak dilakukan menggunakan
luting cement.
2. Tissue Mangement:
Retraksi gusi di keliling cervical dengan
menggunakan retraction cord dan bahan
haemostatic agent untuk mengatasi perdarahan.
3. Mencetak SA:
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan
melalui teknik double impression dengan bahan
cetak rubber base (elastomer), dengan sendok
cetak sebagian atau sendok cetak penuh. Dalam
SA dilakukan pencetakan dengan bantuan pasak
plastik dan bahan cetak elastomer jenis medium
body/light body. Gambar 28. Pemasangan pasak tuang
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak

158  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
9. Mencetak Pasak & Inti Tuang: ™ Keadaan initial fit mahkota
Dilakukan pencetakan rahang yang bersangkutan ™ Kontak proximal baik
seperti mencetak mahkota selubung pada umumnya, 15. Finishing & Polishing
melalui teknik double impression dengan bahan cetak Finishing menggunakan arkansas stone atau fine
rubber base (elastomer), dengan sendok cetak sebagian finishing diamond bur, tungsten carbide bur (> 12
atau sendok cetak penuh. fluted). Finishing/preparasi di usahakan jangan
Cetak rahang antagonis dengan bahan cetak sampai mengubah bentuk anatomi gigi yang
alginate. bersangkutan.
10. Catatan Gigit: Selanjutnya dilakukan pemolesan dengan
Pembuatan catatan gigit dilakukan menggunakan menggunakan sand rubber cup, kemudian
bahan cetak ”bite registration” atau gulungan lempeng digunakan silicone rubber atau soflex disc sehingga
malam merah yang dipanaskan dan dibentuk seperti seluruh permukaan mahkota halus dan tampak
galengan gigit, setelah malam lunak dan homogen mengkilat.
di letakkan pada rahang bawah pasien, kemudian Untuk PFM, setelah finishing, sebaiknya di
pasien disuruh menggigit dalam keadaan oklusi, kembalikan ke Laboratorium gigi untuk pemolesan
kemudian malam diadaptasikan di regio buccal fold lebih lanjut.
ke arah RA dan RB, sampai malam mengeras. 16. Pasang Tetap:
Catatan gigit ini dipergunakan untuk meng oklusikan Pemasangan tetap mahkota selubung dengan
model kerja RA dan RB yang akan dikirim ke menggunakan luting cement. Bersihkan cement
Laboratorium teknik gigi. sebelum setting.
11. Model Kerja: 17. Kontrol:
Cetakan RA dan RB di cor dengan bahan gips keras Pasien dipesan untuk kembali setelah 1-2 minggu
(Moldarox) untuk cetakan double impression dan untuk kontrol. Yang perlu dilihat pada saat kontrol
gips biasa (moldano) untuk rahang antagonis. adalah:
Pada gigi yang dipreparasi harus dibuat bentuk die ™ Adanya rasa sakit
yang dapat keluar masukpada model kerja. ™ Perkusi
Kemudian dengan bantuan catatan gigit (ad. 4) Model ™ Restorasi pasak dalam keadaan baik initial
kerja RA dan RB di oklusikan, selanjutnya dikirim fitnya
ke Lab gigi. ™ Keadaan jaringan lunak sekitarnya oklusi berapa
12. Pencocokan Warna Gigi: overbite - overjet terukur baik.
Pencocokan warna dilakukan dengan bantuan shade
guide warna, serta dikomunikasikan dengan pasien.
Warna dapat disesuaikan dengan gigi tetangga yang TUGAS 11
masih baik. PERAWATAN GIGI DENGAN SALURAN AKAR
13. Instruksi ke Lab. Gigi: GANDA (GIGI VITAL/NON VITAL/LURUS)
Untuk instruksi ke Laboratorium, perlu dijelaskan DENGAN TEKNIK CDP MENGGUNAKAN
bahan apa yang akan digunakan untuk mahkota PROTAPER (FOR HAND USED)
selubung tersebut, bentuk anatomi yang baik,
Tahapan Kerja:
warna sesuai shade guide, terutama pada gigi
anterior yang memerlukan estetik, warna tidak 1. a. Pemasangan Rubber dam dan saliva
tampak opaque, translucency yang baik, cervical ejector
line yang tepat, oklusi yang baik, kapan waktu b. Access opening:
pengiriman dan penyelesaiannya serta lain-lain * Pembuatan access opening (lihat gambar acces
yang diperlukan untuk diperhatikan oleh teknisi opening)
laboratorium gigi. Dimulai dengan menggunakan Endo acces bur no.
14. Pasang Coba Mahkota Selubung: 2 atau no. 3 hingga didapatkan glide path (bebas
Setelah mahkota selubung selesai, perlu dilakukan hambatan, lurus membentuk akses straight line).
pasang coba pada pasien. Pada pasang coba perlu (gambar 29, 30, 31).
diperhatikan antara lain:
™ Bentuk anatomi baik Yang perlu diperhatikan:
™ Warna sesuai ™ Semua jaringan karies dibersihkan agar kontaminasi
™ Oklusi pada pasien baik, tidak ada peninggian ruang pulpa dan saluran akar dapat dikurangi.
gigit ™ Pada gigi dengan diagnosis nekrosis pulpa apabila
ada sebagian jaringan pulpa yang masih vital
(terasa sakit) maka dapat dilakukan anastesi untuk
mengurangi rasa sakit.

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 159


Gambar 32. Contoh preparasi pada persiapan daerah 2/3
Gambar 29. Pembuatan access opening koronal

™ Pembentukan Preparasi Daerah 2/3 Koronal


(protaper hand used):
– Gunakan file ukuran S1 (protaper) hingga
terasa longgar di daerah 3–4 mm sebelum
apikal.
– Kemudian cek debris yang berada pada
flute, seharusnya tidak ada debris pada
Gambar 30. Gambar access opening gigi molar atas daerah apikal S1 (3–4 mm sebelum
apikal).
– Pada tahap ini file S1 harus terasa longgar
di daerah 3–4 mm apikal.
– Apabila terasa ada hambatan atau jalan
masuk orifice belum lancar, gunakan
Sx terlebih dahulu.

Gambar 31. Gambar access opening molar bawah

2. Penentuan panjang kerja:


Diagnostic Wire Photo (DWP) dan Penentuan Panjang
Kerja
Untuk menentukan panjang kerja perlu dilakukan
diagnostic wire photo dengan cara memasukkan K
file nomor kecil yang diberi stopper sesuai panjang
rata-rata gigi (tabel 1) dikurangi 1–2 mm (stopper
diletakkan pada bagian cusp yang tertinggi) Gambar 33. Contoh pembentukan preparasi di daerah 2/3
atau pada daerah yang cukup resistensinya, koronal
kemudian dilakukan Ro photo. Dari hasil Ro photo
dapat dilakukan perhitungan panjang gigi dengan
rumus. ™ Persiapan Preparasi Daerah 1/3 Apikal
3. Preparasi: – Masukkan kembali file ukuran 10,15
™ Persiapan preparasi daerah 2/3 Koronal dengan menggunakan lubrikan sebagai
– Gunakan K-File no 10, 15 ke dalam saluran pelicin untuk mendapatkan panjang kerja
akar tanpa tekanan, hingga mencapai 3–4 (dilakukan penghitungan DWP)
mm sebelum apikal untuk mendapatkan – Lakukan irigasi pada setiap pergantian
jalan masuk ke dalam saluran akar jarum preparasi.
– Gunakan lubricant selama preparasi
saluran akar (RC.prep, Glyde).
– Lakukan irigasi pada setiap pergantian
jarum preparasi.

160  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
– Apabila file tipe K no. 20 terasa longgar,
maka preparasi di lanjutkan ke F2 dengan
Re-Check File K no. 25
– Apabila masih terasa longgar lanjutkan
preparasi ke F3 dengan Re-Check file K
no. 30
– Antara pergantian file dilakukan irigasi
saluran akar
– Setiap pergantian nomor alat preparasi
saluran akar K file harus dilakukan irigasi
saluran akar menggunakan jarum irigasi
Gambar 34. Contoh persiapan preparasi di daerah 1/3 (syringe injection 2 ml) dan dilakukan
apikal
rekapitulasi
– Irigasi menggunakan NaOCL 2,5% atau
™ Pembentukan Preparasi Daerah 1/3 Apikal CHX 1–2% dan dibilas dengan akuades
– Gunakan S1 sesuai panjang kerja. steril.
– Kemudian gunakan S2 sampai terasa – Jarum syringe untuk irigasi cukup kecil
adanya tahanan pada panjang kerja yang sehingga dapat masuk saluran akar, irigasi
sudah di capai sebelumnya. secara perlahan-lahan (secara bertahap
– Apabila terasa ada hambatan atau jalan setiap 0,5 ml) dan tanpa tekanan.
masuk belum lancar, maka sebelumnya 4. Mencoba guttap
bisa menggunakan Sx. – Memilih gutta point sesuai standarisasi ISO
– Irigasi tetap dilakukan setiap pergantian dan preparasi terakhir. Kemudian diberi tanda
alat preparasi. (sesuai panjang kerja) dan dicoba dimasukkan
ke dalam saluran akar dan diperoleh tug
back.
– Dilakukan trial photo untuk mengetahui
ketepatan dari gutta point (hermetis)
5. Dressing
Dressing menggunakan golongan kalsium
hidroksida: metapaste, ultracal
6. Obturasi dengan teknik single cone
– Siapkan gutta point dan pasta saluran akar.
Gambar 35. Contoh pembentukan preparasi di daerah 1/3
apikal
– Tumpatan sementara dan bahan DRESSING
(Ca(OH)2) dikeluarkan dahulu dengan cara
melakukan irigasi sampai saluran akar
™ Finishing daerah 2/3 koronal dan 1/3 apikal: bersih.
– Gunakan F1 hingga mencapai panjang – Saluran akar dikeringkan dengan paper point
kerja, gerakan protaper hand use adalah steril.
putaran searah jarum jam ¾ putaran – Gutta point (standarisasi ISO) yang sudah sesuai
kemudian berlawanan jarum jam ketika pada saat trial dimasukkan ke dalam saluran
menarik file akar yang disertai pengulasan pasta saluran
– File tipe K no. 20 dimasukkan ke dalam akar dengan menggunakan jarum lentulo,
saluran akar untuk mengukur diameter kemudian dimasukkan ke dalam saluran
apikal (re check) akar sesuai panjang kerja secara perlahan-

Gambar 36. Contoh preparasi finishing

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 161


lahan dan dipotong 1 mm di bawah orifice TUGAS
menggunakan ekskavator yang dipanaskan. DIRECT OBSERVATIONAL PROCEDURE SKILL
Setelah itu ditutup dengan cotton pellet dan (DOPS)
tumpatan sementara kemudian dilakukan
Requirement DOPS:
rontgen foto pengisian.
7. Kontrol 1) Restorasi resin komposit Klas II (preparasi)
– Dilakukan satu minggu setelah obturasi 2) Restorasi resin komposit Klas IV (penumpatan)
– Yang perlu diperiksa: 3) Restorasi resin komposit Klas IV (Finishing dan
™ Anamnesa: Ada tidaknya rasa sakit polishing)
Dapat berfungsi untuk mengunyah atau 4) Preparasi Saluran Akar Tunggal
tidak 5) Obturasi saluran Akar Tunggal
™ Pemeriksaan klinis: perkusi
Tumpatan sementara masih baik
Keadaan jaringan lunak sekitarnya

TUGAS
MINI-CLINICAL EVALUATION EXERCISE (MINI-CEX)
Point yang dinilai dalam mini-CEX:

1. History taking x Memfasilitasi pasien mengemukakan ceritanya


x Menggunakan pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang akurat
x Informasi yang adekuat/cukup
x Bereaksi secara tepat pada isyarat-isyarat verbal dan non-verbal
2. Pemeriksaan fisik x Bertindak efisien, beraturan
x Pemeriksaan sesuai dengan masalah klinis
x Menjelaskan kepada pasien
x Perhatikan kenyamanan pasien
x Lakukan pemeriksaan sesederhana mungkin dengan sopan
3. Kecakapan berkomunikasi x Menggali dan memahami cara pandang pasien
x Terbuka dan ramah
x Bersifat empati
x Membuat rencana perawatan yang disetujui pasien
4. Keputusan klinis x Membuat diagnosis dengan tepat dan menyusun rencana penatalaksanaan
x yang sesuai dengan kondisi pasien
x Selektif dalam melakukan urut-urutan yang sesuai dengan mata pelajaran diagnostik
(yang pernah didapat).
x Pertimbangkan risiko yang mungkin dapat terjadi
x Pertimbangkan manfaat yang didapat
5. Profesionalisme x Perlihatkan rasa hormat, empati, tumbuhkan kepercayaan, memperhatikan
x kenyamanan dan kebutuhan pasien
x Menjaga kerahasiaan, bersifat etis
x Perlihatkan perhatian dalam konteks legal/resmi
x Sadar pada berbagai keterbatasan
6. Organisasi/efisiensi x Memperhatikan prioritas
x Tepat waktu, ringkas dan jelas,
7. Ketelitian klinik secara x Perlihatkan keputusan klinik dengan memuaskan
menyeluruh x Sintesis, bekerja efektif, penuh perhatian (caring)
x Bekerja efisien, menggunakan alat dengan tepat
x Keseimbang antara risiko dan manfaat
x Sadar atas keterbatasan sendiri

162  Buku Penuntun Praktek Kerja Profesi Dokter Gigi FKG UNAIR
TUGAS Kognitif
DISKUSI KLINIK 1. Kemampuan menyampaikan pendapat.
2. Kemampuan memberikan argumentasi.
Point yang dinilai dalam Diskusi Klinik:
3. Kemampuan mengajukan pertanyaan.
Soft skill 4. Kemampuan menyelesaikan permasalahan/
1. Berpakaian sesuai dengan tata tertib klinik menjawab pertanyaan
2. Santun dalam menyampaikan pendapat
3. Bersikap santun pada instruktur maupun teman
dalam kelompok & pasien
4. Berdiskusi dengan baik dengan mengingat sopan
santun.

Bab VIII Kepaniteraan Klinik Konservasi Gigi 163

Anda mungkin juga menyukai