Tugas Promkes Missie R W Joltuwu Tingkat 1 B
Tugas Promkes Missie R W Joltuwu Tingkat 1 B
OLEH
TINGKAT: 1 B
NIM : PO530324019475
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini
berjudul Etika promosi kesehatan.Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk menambah pengetahuan
pembaca khususnya penulis mengenai Etika promosi kesehatan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang
adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang
adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran
moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah
mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut
suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan
pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan
terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan
komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
1.3 TUJUAN
Etika dalam promosi kesehatan diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah
mencapai, tujuan yang berorientasi pada masyarakat, mengetahui masing-masing peran baik
sebagai petugas kesehatan atau masyarakat agar program promosi kesehatan yang akan
dijalankan dapat terkoordinasi dengan baik dan sinergis. Langkah-langkah dalam etik
promosi kesehatan sebagai berikut:
Tujaun akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
(notoatmodjo, soekidjo. 2007)
1. Metode individual
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alas an yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya
maka perlu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Meode kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnmya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Kelompok besar metodenya akan
berbeda dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu meode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari
seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap
penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
2) Curah pendapat (brain storming)
3) Bola salju (snow balling)
4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
5) Role play (memainkan peranan)
6) Memainkan simulasi ( simulation game)
3. Metode massa
1) Ceramah umum
2) Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media cetak
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah
4) Tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel maupun Tanya
jawab atau konsultasi kesehatan dan penyakit
5) Bill board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster, dan sebagainya
juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
(notoatmodjo, soekidjo. 2010)
2.6 Menetapkan Kegiatan Operasional
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka yang terpenting adalah
menetapkan kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:
5. Imunisasi
7. Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan
yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan : Perikemanusiaan, Kesehatan
sebagai hak asasi, Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
12. Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan
kesehatan (DepKes RI, 1999)
14. Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional
harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
16. Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
17. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
18. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan masyarakat
dan potensi swasta.
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut
melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran.
2.8 Hubungan Dengan Klien
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi
Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain
melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan
apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan
program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat
dan Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan
kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta
memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi
kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam
promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk
dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka
bekerja.
Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang
perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian
kesehatan yaitu :
1. Teori Lawrence Green
Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor perilaku)
dan Non Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3 faktor
utama yaitu :
b. Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan.
c. Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku.
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau
stimulus diluar dirinya.
3. Teori WHO
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat
2.11 Pertimbangan-Pertimbangan Etis
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat
dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka
berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika dalam promosi kesehatan diperlukan dalam masyarakat sebagai dasar dalam
menentukan langkah untuk mencapai tujuan yang berorientasi pada masyarakat.
Adapun langkah dalam etika promosi kesehatan yaitu :
1.) Analisa masalah kesehatan dan perilaku.
Identifikasi masalah.
Menetapkan masalah dan prioritas masyarakat.
2.) Menetapkan tujuan.
3.) Menetapkan sasaran.
4.) Menetapkan pesan pokok.
5.) Menetapkan metode dan saluran komunikasi.
Untuk meningkatkan keberhasilan program promosi kesehatan perlu adanya
pengembngan konsep, metode dan teknik. Sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat yang ada. Pengembangan tersebut dilakukan ditingkat pusat dan juga
di daerah sesuai dengan spesifikasi daerah masing-masing. Ada beberapa metode
yang perlu diterapkan untuk promosi kesehatan yakni metode individual, metode
kelompok, dan metode masa.
6.) Menetapkan kegiatan operasional
7.) Menetapkan pemantauan dan evaluasi
8.) Membina hubungan dengan klien
9.) Kepedulian dengan determinan sosial dan hubungannya terhadap kesehatan
10.) Praktek promosi kesehatan
11.) Pertimbangan-pertimbangan etis.
3.2 Saran
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena
itu, promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Rancangan program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan melalui
program kemitraan pelayanan persalinan terpadu. Program ini diharapkan dapat
membantu peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin kemitraan lintas
sektoral yang terkait
DAFTAR PUSTAKA