Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“ETIKA PROMOSI KESEHATAN”

Dosen Pengampuh : Ibu Sherlyansie V Boimau,SST,M.Kes

OLEH

NAMA : MISSIE R W JOLTUWU

TINGKAT: 1 B

NIM : PO530324019475

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini
berjudul Etika promosi kesehatan.Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk menambah pengetahuan
pembaca khususnya penulis mengenai Etika promosi kesehatan

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Kupang, 23 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menganalisa masalah kesehatan dan perilaku…………………………………………3


2.2 Menetapkan tujuan……………………………………………………………………..4
2.3 Cara menetapkan sasaran……………………………………………………………….5
2.4 Cara menetapkan pesan pokok………………………………………………………….6
2.5 Menetapkan metode dan saluran komunikasi…………………………………………..7
2.6 Cara menerapkan kegiatan operasional………………………………………………..9
2.7 Cara menetapkan pemantauan / monitoring dan evaluasi …………………………….11
2.8 Cara membina hubungan dengan klien………………………………………………..12
2.9 Keperdulian terhadap determinan social dan hubungan dengan kesehatan……………13
2.10 Praktek promosi kesehatan…………………………………………………………..14
2.11 Cara melakukan pertimbangan etnis………………………………………………..15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang
adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang
adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran
moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah
mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.

Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut
suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan
pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan
terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan
komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.

Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan


yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika. Dilema
muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara
nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menganalisa masalah kesehatan dan perilaku ?


2. Bagaimana cara menetapkan sasaran ?
3. Bagaimana cara menetapkan tujuan ?
4. Bagaimana cara menetapkan pesan pokok ?
5. Bagaimana cara menetapkan metode dan saluran komunikasi ?
6. Apa saja yg menerapkan kegiatan operasional?
7. Apa saja yg menetapkan pemantauan / monitoring dan evaluasi (MONEV)?
8. Bagaimana cara membina hubungan dengan klien?
9. Apa yg dimaksud keperdulian terhadap determinan social dan hubungan dengan
kesehatan?
10. Bagaimana praktek promosi kesehatan?
11. Bagaimana cara melakukan pertimbangan etnis

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui cara menganalisa masalah kesehatan dan perilaku


2. Untuk mengetahui cara menetapkan tujuan
3. Untuk mengetahui cara menetapkan sasaran
4. Untuk mengetahui cara menetapkan pesan pokok
5. Untuk mengetahui cara menetapkan metode dan saluran komunikasi
6. Untuk mengetahui cara menerapkan kegiatan operasional
7. Untuk mengetahui cara menetapkan pemantauan / monitoring dan evaluasi
8. Untuk mengetahui cara membina hubungan dengan klien
9. Untuk mengetahui maksud keperdulian terhadap determinan social dan hubungan
dengan kesehatan
10.  Untuk mengetahui Praktek promosi kesehatan
11.  Untuk mengetahui cara melakukan pertimbangan etnis
BAB II
PEMBAHASAN

Etika dalam promosi kesehatan diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah
mencapai, tujuan yang berorientasi pada masyarakat, mengetahui masing-masing peran baik
sebagai petugas kesehatan atau masyarakat agar program promosi kesehatan yang akan
dijalankan dapat terkoordinasi dengan baik dan sinergis. Langkah-langkah dalam etik
promosi kesehatan sebagai berikut:

2.1 Analisa Masalah Kesehatan dan Perilaku


a. Identifikasi masalah
Ada 4 hal dalam melakukan identifikasi masalah di masyarakat :
a) Latar belakang masyarakat
1) Letak geograf antara lain iklim, keadaan tanah, ( bukti, laut, gunung ), lokasi
( urban, ural)
2) Mata pencaharian (petani, nelayan, buruh, pekerja)
3) Karakteristik demografi antara lain pendidikan, sosial budaya, sosial ekonomi,
agama.
4) Perilaku kesehatan masyarakat (kebiasaan buang air besar, kebiasaan
merokok, dll). (Hikmawati, isna. 2011)
b) Status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari vital statistic seperti angka
kematian, angka kelahiran, fertilitas dan angka kesakitan/morbidity baik penyakit
infeksi dan non infeksi. (Hikmawati, isna. 2011)
c) Sistem layanan kesehatan masyarakat, meliputi ketersediaan sumber daya manusia
kesehatan, dan sarana prasarana (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan baik
negeri maupun swasta), serta keterjangkauan dari segi jarak tempuh. (Hikmawati,
isna. 2011)
d) Sistem sosial masyarakat yang ada meliputi pola partisipasi masyarakat dan
organisasi sosial maupun keagamaan yang ada. (Hikmawati, isna. 2011)
b. Menetapkan masalah dan prioritas masyarakat
a) Langkah-langkah
1) Tentukan status kesehatan
2) Tentukan pola pelayanan kesehatan
3) Tentukan hubungan antar status dan pelayanan kesehatan
4) Tentukan determinan kesehatan
b) Hal yang perlu dipertimbangkan
1) Beratnya masalah
2) Akibat yang ditimbulkan
3) Besarnya masalah
4) Aspek politis
5) Sumber daya yang ada di masyarakat
c) Sumber data
1) Dokumen
2) Langsung dari masyarakat
3) Petugas lapangan
4) Tokoh masyarakat formal dan informal
d) Cara pengumpulan data
1) Key informant approach: FGD, indepth interview
2) Community form approach: forum diskusi
3) Sample survey approach: wawancara dan observasi. (Hikmawati, isna. 2011)

2.2 Menetapkan Sasaran


Sasaran dalam promosi kesehatan dapat dibedakan menjadi dua:
a. Sasaran langsung (primer)
Yaitu sasaran yang nantinya akan melaksanakan kebiasaan/perilaku baru dari kegiatan
promosi kesehatan (bumil, nifas, dan balita)
b. Sasaran tidak langsung (sekunder dan tersier)
Yaitu sasaran yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer anatar lain:
keluarga, kerabat, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama (sasaran
sekunder) dan sasaran yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan program
antara lain: pengambil keputusan, penyandang dana (sasaran tersier). (Hikmawati,
isna. 2011)

2.3 Menetapkan Tujuan


Tujuan berorientas meningkatkan, pengetahuan sikap dan perilaku kesehatan
masyarakat, sehingga masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan.Tujuan dalam kegiatan promosi kesehatan harus jelas, ada indicator tingkat
keberhasilan, dinyatakan dalam bentuk performance bukan effart, realitis, dapat diukur,
sesuai, logis, layak dan dapat diamati.
.
Macam-macam Tujuan :
1. Tujuan program (jangka panjang)
2. Tujuan pendidikan (jangka menengah)
3. Tujuan perilaku (jangka pendek). (Hikmawati, isna. 2011)

Tujaun akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
(notoatmodjo, soekidjo. 2007)

2.4 Menetapkan Pesan Pokok


1. Pesan dibuat sederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran
2. Pesan sebaiknya dibuat menggunakan gambar dan bahasa setempat, sehingga sasaran
mudah memahaminya. (Hikmawati, isna. 2011)

2.5 Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi


Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan aspek yang akan dicapai:
1. Aspek pengetahuan metode yang digunakan adalah: poster, radio, spanduk leaflet.
2. Aspek sikap metode yang digunakan adalah: foto, film, slide, dan drama.
3. Aspek keterampilan metode yang digunakan adalah: stimulasi, dan demonstrasi.
(Hikmawati, isna. 2011)

Dalam peningkatan keberhasilan program promosi kesehatan perlu adanya upaya


pengembangan konsep, metod, dan teknik yang tepat dan dapat berhasil.Sejalan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat, konsep, metode, dan teknik promosi kesehatan perlu
dikembangkan sesuai dengan situasu dan kondisi masyarakat yang ada.Pengembangan
konsep, metode dan teknik promosi kesehatan dilakukan di tingkat pusat dan juga dio daerah
disesuaikan dengan spesifikasi daerah masing-masing.
(depkes RI, 2003)

1. Metode individual
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alas an yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya
maka perlu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Meode kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnmya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Kelompok besar metodenya akan
berbeda dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu meode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari
seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap
penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
2) Curah pendapat (brain storming)
3) Bola salju (snow balling)
4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
5) Role play (memainkan peranan)
6) Memainkan simulasi ( simulation game)
3. Metode massa
1) Ceramah umum
2) Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media cetak
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah
4) Tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel maupun Tanya
jawab atau konsultasi kesehatan dan penyakit
5) Bill board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster, dan sebagainya
juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
(notoatmodjo, soekidjo. 2010)
2.6  Menetapkan Kegiatan Operasional

Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka yang terpenting adalah
menetapkan kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:

1.   Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya

2.   Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi

3.   Penyediaan air minum dan sanitasi dasar

4.   Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5.   Imunisasi

6.   Pengobatan dan pengadaan obat

7.   Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan
yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan : Perikemanusiaan, Kesehatan
sebagai hak asasi, Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat

8.   Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif

9.   Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan


10. Dukungan sumber daya kesehatan

11. Misi Pembangunan Kesehatan

12. Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan
kesehatan (DepKes RI, 1999)

13. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan

14. Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional
harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

15. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

16. Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.

17. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

18. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan masyarakat
dan potensi swasta.

19. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta


lingkungannya

20. Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan


adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.

21. Strategi Pembangunan Kesehatan

22. Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada kebijakan nasional, mencakup


garis besar kegiatan dimana semua sektor yang terlibat untuk mewujudkan kebijaksanaan
tersebut. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah (DepKes RS, 1999):
pembangunan berwawasan kesehatan
23. Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan sehat dan
pembentukan perilaku sehat.

2.7  Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi

1.   Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi


Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan terencana
untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat
secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan
masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan
berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat,
untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk
dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet.

2.   Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan


identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat ditentukan cara
pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak terhindar dari
lingkungan yang terkontaminasi.

3.   Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi orang


untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk memilih beberapa perubaha perilaku yang
diharapkan dapat diterapkan.

4.   Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut
melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku

5.   Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.

6.   Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran.
2.8  Hubungan Dengan Klien

Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini


ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku
masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.

Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi
Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain
melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan
apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan
program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat
dan Sejahtera).

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan
kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta
memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi
kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam
promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk
dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka
bekerja.

2.9 Kepedulian dengan Determinan Sosial dan Hubungannya dengan Kesehatan

Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang
perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian
kesehatan yaitu :
1.   Teori Lawrence Green

Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor perilaku)
dan Non Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3 faktor
utama yaitu :

a.   Faktor – faktor predisposisi, yaitu faktor – faktor yang mempermudah atau


mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.

b.   Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan.

c.   Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku.

2.   Teori Snehandu B.Karr

Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :

a.   Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau
stimulus diluar dirinya.

b.   Adany dukungan dari masyarakat sekitar (social support)

c.  Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait dengan tindakan


yang akan di ambil oleh seseorang

d.   Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan

e.   Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan

3.   Teori WHO

Ada 4 determinan yaitu :

a.   Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku

b.   Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c.   Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat

d.   Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.

2.10 Praktik promosi kesehatan meliputi:


1.      Evaluasi yang memadai merupakan komponen penting dari semua kegiatan promosi
kesehatan dan harus dilakukan dalam integritas yang baik.hal ini mencakup pemberian
perhatian pada validitas dan pentingnya hasil yang negative.evaluasi harus memperhatikan
input,proses,outcome jangka pendek dan jangka panjang agar dapat membantu memodifikasi
kegiatan di masa yang akan datang.
2.      Promotor kesehatan harus mendorong  semua pelayanan kesehatan dan organisasi untuk
mempertimbangkan peran promosi kesehatan  mereka dan mengadopsi kode etik.kerja sama
antar lembaga untuk promosi kesehatan.
3.      Promotor kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk memastikan arus informasi yang
akurat dan tepat tentang hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan antara masyarakat
umum,professional,lembaga.lokal dan internasional.

2.11  Pertimbangan-Pertimbangan Etis

Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :

1.   Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat
dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka
berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan

2.   Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien

3.   Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Etika dalam promosi kesehatan diperlukan dalam masyarakat sebagai dasar dalam
menentukan langkah untuk mencapai tujuan yang berorientasi pada masyarakat.
Adapun langkah dalam etika promosi kesehatan yaitu :
1.) Analisa masalah kesehatan dan perilaku.
 Identifikasi masalah.
 Menetapkan masalah dan prioritas masyarakat.
2.) Menetapkan tujuan.
3.) Menetapkan sasaran.
4.) Menetapkan pesan pokok.
5.) Menetapkan metode dan saluran komunikasi.
Untuk meningkatkan keberhasilan program promosi kesehatan perlu adanya
pengembngan konsep, metode dan teknik. Sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat yang ada. Pengembangan tersebut dilakukan ditingkat pusat dan juga
di daerah sesuai dengan spesifikasi daerah masing-masing. Ada beberapa metode
yang perlu diterapkan untuk promosi kesehatan yakni metode individual, metode
kelompok, dan metode masa.
6.) Menetapkan kegiatan operasional
7.) Menetapkan pemantauan dan evaluasi
8.) Membina hubungan dengan klien
9.) Kepedulian dengan determinan sosial dan hubungannya terhadap kesehatan
10.) Praktek promosi kesehatan
11.) Pertimbangan-pertimbangan etis.
3.2 Saran
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena
itu, promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Rancangan program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan melalui
program kemitraan pelayanan persalinan terpadu. Program ini diharapkan dapat
membantu peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin kemitraan lintas
sektoral yang terkait

DAFTAR PUSTAKA

Suryani, Eko. 2015. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta :


Fitramaya
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan.Bantul : Nuha Medika
Departeman Kesehatan RI :Profil Promosi Kesehatan. 2015

Anda mungkin juga menyukai