Anda di halaman 1dari 6

Mengikuti perkembangan tentang virus corona memang penting sebagai bentuk kewaspadaan.

Namun,
terus-menerus terpapar informasi, baik yang terpercaya maupun tidak, juga dapat membuat seseorang
menjadi lebih mudah panik, cemas, dan stres.

Rasa khawatir atau cemas berlebihan akibat sering menerima informasi tersebut yang akhirnya
menyebabkan tubuh menciptakan gejala mirip coronavirus. Akibatnya, Anda akan berpikir telah
terinfeksi virus corona.

Padahal, sesungguhnya gejala tersebut merupakan manifestasi dari rasa cemas berlebihan, bukan akibat
terinfeksi virus. Kondisi ini dikenal dengan istilah psikosomatik akibat virus corona.

Mengenal gejala psikosomatik akibat virus corona

Psikosomatik sendiri berasal dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Pada umumnya,
psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh hingga memicu
munculnya keluhan fisik tanpa adanya penyakit.

Gejala psikosomatik akibat virus corona bisa saja berupa sakit tenggorokan

Tiba-tiba merasakan sensasi sakit tenggorokan bisa jadi gejala psikosomatik

Gejala psikosomatik dapat terjadi akibat ketidakstabilan sistem saraf otonom, di mana sistem saraf
simpatis dan saraf parasimpatis menjadi tidak seimbang.

Hal tersebut biasanya disebabkan oleh faktor stres yang tidak mampu diadaptasi dengan baik.
Kemudian, tubuh mengalami tekanan terus-menerus dan adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh
sehingga menimbulkan gejala psikosomatik.

Umumnya, gejala psikosomatik mirip dengan gangguan kecemasan, seperti nyeri dada, sesak napas,
merasa tubuh terlalu panas atau demam. Akan tetapi, gejala psikosomatik yang muncul dapat dikaitkan
dengan kondisi yang sedang terjadi.

Dalam sebuah penelitian yang berjudul Psychological Predictors of Anxiety in Response to the H1N1
(Swine Flu) Pandemic menyatakan hubungan antara suatu krisis kesehatan dengan psikosomatik.

Berdasarkan hasil studi tersebut, diungkapkan bahwa krisis kesehatan yang dipublikasikan secara luas
dapat menyebabkan kondisi psikogenik massal. Jadi, sebenarnya sangat mungkin bagi banyak orang
mengalami psikosomatik akibat virus corona yang disebabkan oleh kecemasan berlebihan.

Pada pandemi virus corona seperti ini, orang sehat bisa saja salah mengartikan sensasi tubuh yang tidak
serius menjadi mirip dengan gejala Covid-19, seperti sakit tenggorokan, hidung berair, merasa tidak
enak badan atau tubuh lemas, batuk kering, demam, dan sesak napas.

Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah banyak menerima atau mengakses informasi
virus corona, sebaiknya tetap pantau sesering mungkin. Misalnya, apabila sedang demam, perlu
dipantau apakah demam tergolong tinggi atau sekadar ‘suam-suam kuku’.
Jika sedang batuk dan pilek, usahakan untuk istirahat dengan baik, makan makanan bergizi, dan
perbanyak minum air putih. Kemudian, gejala lain yang perlu diamati adalah bila sampai mengalami
sesak napas.

Cara mengatasi psikosomatik akibat virus corona

Berikut beberapa tips mengatasi psikosomatik akibat virus corona yang Anda atau orang-orang terdekat
alami saat pandemi global ini:

1. Cari sumber informasi yang dapat dipercaya

cari sumber informasi terpercaya sebagai cara mengatasi psikosomatik akibat virus corona

Banyaknya informasi seputar virus corona yang Anda terima bisa membuat cemas dan panik

Dalam satu hari, sudah berapa banyak informasi yang Anda terima seputar virus corona dari media
sosial atau grup aplikasi pesan Anda?

Meski beragam informasi tersebut diunggah atau dikirim oleh keluarga atau teman, sebaiknya Anda
perlu lebih hati-hati karena tak menutup kemungkinan bahwa berita tersebut merupakan hoaks. Alih-
alih merasa tenang, Anda justru bisa menjadi lebih cemas dan panik.

Jadi, pastikan Anda selalu memantau perkembangan virus corona dari sumber informasi yang
terpercaya. Misalnya, dari situs World Health Organization atau Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Jika Anda ingin membagikan informasi seputar virus corona pada orang lain, pastikan terlebih dahulu
bahwa info tersebut benar-benar valid dan berasal dari sumber-sumber yang terpercaya.

2. Istirahat sejenak dari pemberitaan virus corona

Mengikuti perkembangan tentang virus corona memang penting sebagai bentuk kewaspadaan. Akan
tetapi, tidak sehat jika Anda terus-menerus membaca, mendengar, dan menonton berita baik melalui
media sosial ataupun media lainnya.

Jadi, cobalah meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat, bersantai, dan melakukan berbagai aktivitas
yang Anda sukai. Misalnya, membaca buku, mendengarkan lagu atau podcast, memasak, bermain game,
olahraga, mengobrol dengan teman dan keluarga, dan lainnya.

Ketika mengobrol dengan teman-teman dan keluarga, usahakan agar Anda tidak terlalu fokus untuk
membahas wabah virus corona ini.

Menghindari berita sama sekali memang sebaiknya tidak Anda lakukan. Namun, cara terbaik adalah
dengan membatasinya agar Anda tidak terlalu cemas dan stres.

3. Berkomunikasi dengan orang-orang tercinta


Tetap berkomunikasi dengan orang tercinta dapat mencegah diri dari gejala psikosomatik akibat virus
corona

Anda bisa memanfaatkan fitur panggilan video untuk berkomunikasi dengan orang-orang tersayang

Kebijakan pemerintah untuk tetap berada di dalam rumah telah diberlakukan di sejumlah wilayah
Indonesia guna mencegah penyebaran virus corona. Hal ini bisa saja membuat Anda menjadi lebih stres
dan merasa kesepian.

Sebagai solusinya, Anda tetap berkomunikasi dengan orang-orang tercinta, seperti orangtua, teman,
atau kekasih. Dengan ini, rasa panik, cemas, dan takut akibat pemberitaan virus corona yang Anda alami
dapat jauh berkurang.

Anda dapat menelepon atau memanfaatkan fitur panggilan video melalui ponsel atau laptop dengan
anggota keluarga yang jauh, teman-teman, atau kekasih, sebagai salah satu cara agar tetap saling
terhubung dan menjaga kesehatan mental. Anda dapat bercerita dan berbagi canda sehingga perasaan
akan jauh lebih tenang.

4. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan baik

Di tengah wabah virus corona, salah satu hal yang dapat Anda lakukan agar lebih tenang adalah menjaga
kesehatan dan kebersihan diri dengan baik.

Saat Anda merasa tidak menjaga kesehatan diri dengan cukup baik, maka kekhawatiran atau ketakutan
Anda akan tertular penyakit menjadi lebih mungkin terjadi. Jadi, cobalah terapkan pola hidup sehat dan
bersih dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Makan makanan yang bergizi seimbang.

Minum air putih yang cukup, minimal 2 liter untuk orang dewasa.

Lakukan olahraga secara rutin di rumah.

Tidur yang cukup, minimal 7-9 jam untuk orang dewasa.

Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Cuci tangan lebih sering menggunakan sabun dan air mengalir, setidaknya selama 20 detik.

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Jaga jarak dengan orang yang sakit.

Gunakan masker apabila sedang sakit, terutama sedang mengalami gejala penyakit pernapasan.

Lakukan etika bersin dan batuk dengan benar menggunakan tisu atau siku bagian dalam. Setelah itu,
langsung buang tisu di tempat sampah tertutup dan bersihkan tangan menggunakan air mengalir dan
sabun
Selain itu, berdoa dan meditasi juga mungkin bisa membantu Anda menjadi lebih tenang menghadapi
serangan panik dan cemas yang berkecamuk di diri Anda saat wabah virus corona.

5. Tetap berpikir positif

Meski terdengar klise, tetap berpikir positif dapat membantu pikiran dan perasaan Anda menjadi jauh
lebih tenang. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk tetap memelihara pikiran yang positif.

Mulai dari memberikan sugesti positif pada diri sendiri, lebih fokus pada hal-hal baik dan
menyenangkan, hingga berbagi cerita dan canda dengan orang-orang tersayang.

Menghadapi pemberitaan wabah virus corona tanpa terpancing kepanikan dan stres dapat membantu
menjaga kesehatan mental dan fisik Anda di tengah pandemi global ini. Tidak hanya baik untuk Anda
secara pribadi, melainkan juga orang-orang di sekitar Anda.

Akan tetapi, bila gejala psikosomatik akibat virus corona tetap berlangsung dan Anda sulit untuk
mengatasinya, Anda disarankan untuk menghubungi pihak yang dapat membantu, seperti psikolog,
secara online.
Pencegahan terjadinya ketidak sehatan mental serta upaya untuk mewujudkan Kesehatan Mental
Masyarakat Indonesia yang telah Merana menghadapi adanya covid-19

Adanya covid-19 yang menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan banyak korban jiwa
mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan mental seperti respon takut, stress, cemas dan
panik pada diri.

Faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan mental :

 Kecemasan dan kepanikan berlebihan akan terjadi karena takut terinfeksi covid-19.
 Kecemasan dan kepanikan yang ada muncul karena adanya pemberitaan-pemberitaan yang
tidak bertanggung jawab.
 Ketidaknyamanan, sedih dan sepi selama menjalankan karantina #dirumahaja
 Kecemasan dan kepanikan semakin menjadi ketika ada orang yang menimbun makanan,
masker, dan cairan pembersih tangan. Hal ini menimbulkan persepsi jika wabah covid-19 sangat
berbahaya.

Setiap orang perlu menjaga kesehatan mental untuk menghindari keluhan fisik yang muncul
akibat stres. Karena, ketika seseorang stres, maka sistem imun dalam tubuh akan berkurang. Ini
akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi covid-19

1. Memilah Sumber Informasi Terpecaya

Berbagai informasi seputar virus corona SARS-CoV-2 beredar di lini masa media sosial. Meski banyak,
informasi tersebut perlu dipilah-pilah dan lebih hati-hati karena bukan tidak mungkin berita tersebut
hoaks.

Jadi, pastikan selalu memantau info mengenai virus corona COVID-19 melalui sumber-sumber
terpercaya, seperti dari situs WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan media terpercaya.

2. . Terus Berkomunikasi dengan Keluarga dan sahabat

Bagi sebagian orang yang tinggal sendirian demi melakukan social distancing/physical distancing dapat
membuat seseoramh kesepian. Bagi Anda yang merasakan hal tersebut, cobalah mengungkapkan
perasaan dan kekhawatiran perihal pandemi yang tengah dihadapi bersama orang-orang tertentu yang
paling dipercaya, seperti keluarga, kekasih, atau sahabat.

Sementara, bagi keluarga yang mengisolasi diri dalam satu tempat tinggal, upayakan komunikasi tetap
terjaga. Bagi orang tua dianjurkan meluangkan waktu untuk berbicara dengan anaknya tentang pandemi
corona dan memberikan rasa aman terhadap mereka

3. Tetap Aktif di Rumah


Saat berada di rumah, sebisa mungkin melakukan kegiatan yang membuat tubuh dan pikiran nyaman.
Hal tersebut penting, terutama bagi Anda yang sedang melakukan isolasi mandiri. Beberapa kegiatan
yang bisa dilakukan ialah menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan mengakses konten
positif di media sosial.

Kemudian konsumsi makanan sehat dan seimbang serta minum air putih. Perhatikan durasi tidur dan
lakukan olahraga saat sudah bangun. Anda bisa melakukan gerakan olah tubuh seperti peregangan otot,
atur pernapasa, atau bermeditasi.

4. Coba berempati dan tidak mendiskriminasi

Kita tidak perlu mengaitkan virus ini dengan etnis atau negara tertentu. Jangan beri label pada orang
yang positif Covid-19 sebagai 'korban', mari sebut mereka 'pejuang' yang sedang berusaha sembuh.

Karena siapa saja bisa terinfeksi dan menyebarkan virus. Jadi, stop diskriminasi dan beri dukungan!

5. Tidak Panik dan Tetap Waspada

Menghadapi wabah corona tanpa terpancing kepanikan maupun ketakutan, niscaya dapat membantu
menjaga kesehatan mental dan fisik di tengah krisis kesehatan global ini. Pengaruhnya pun tak hanya
baik untuk Anda pribadi, tapi juga orang-orang di sekitar.

6. Banyak berdoa dan meminta perlindungan pada Allah

UOS :

Islam beserta seluruh petunjuk yang ada di dalam Al-Quran berfungsi sebagai asy-Syifa atau obat
untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Sesuai firman Allah SWT dalam Q.S Yunus ayat 57

. Ketenangan jiwa dapat dicapai dengan zikir (mengingat) Allah, rasa taqwa dan perbuatan baik
adalah metode pencegahan dari rasa takut dan sedih.

“Tetap Sehat dan Semangat yaa..!”

Anda mungkin juga menyukai