Anda di halaman 1dari 5

Reliabilitas Pengukuran dalam Psikologi

Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur dalam suatu
prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang
didapatkan oleh individu, yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil
bila skor yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna
lain reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran akan
menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan alat tes yang ekuivalen
(Singh, 1986; Thorndike, 1991).

Dari segi bahasa, reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability


yangmempunyai asal kata rely dan ability. Bila digabungkan, kedua kata tersebut akan
mengerucut kepada pemahaman tentang kemampuan alat ukur untuk dapat dipercaya dan
menjadi sandaran pengambilan keputusan. Oleh Anastasi dan Urbina (1997), dalam konteks ini
reliabilitas alat tes akan menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan individual dalam
skor tes dapat dianggap disebabkan oleh perbedaan-perbedaan sesungguhnya dalam karakteristik
yang dipertimbangkan dan sejauhmana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang.
Senada dengan pendapat tersebut, Suryabrata (2000) menyatakan bahwa dalam arti yang paling
luas, reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan
mencerminkan perbedaan atribut yang sebenarnya.

Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tidak dapat
ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi (Suryabrata, 2000). Estimasi
reliabilitas alat ukur dapat dicapai dengan menggunakan tiga metode. Ketiga metode yang
dimaksud adalah, metode “retest” atau tes ulang, metode “alternate form” atau tes paralel dan
metode “split-half” atau metode konsistensi internal (Guilford, 1954; Thorndike, 1997; Azwar,
2000; Suryabrata, 2000).

Metode konsistensi internal dilakukan dengan cara memberikan satu bentuk tes yang
hanya diberikan sekali kepada sekelompok subjek (single trial administration) dengan tujuan
untuk menghindari kelemahan pada dua metode terdahulu. Untuk estimasi reliabilitas, dapat
dilihat melalui konsistensi antar item atau antar bagian tes itu sendiri yang sudah dibelah
sebelumnya, dengan menggunakan teknik komputasi tertentu.
Koefisien Reliabilitas

 Interpretasi 1: ρxx'
Korelasi skor tampak antara dua tes yang parallel. Koefisien reliablitas adalah sejauhmana
distribusi skor tampak pada dua tes yang paralel berkorelasi.
 Interpretasi 2: ρxx'2
Besarnya proporsi varians X yang dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X'. Kuadrat
koefisien reliabilitas adalah sama dengan besarnya proporsi varians X yag dijelaskan oleh
hubungan liniernya dengan X’.
 Interpretasi 3: ρxx' = σt2/σx2
Koefisien reliabilitas adalah perbandingan varians skor murni dan varian skor tampak pada
hasil ukur suatu tes.
 Interpretasi 4: ρxx' = ρ2xt
Koefisien reliabilitas adalah kuadrat koefisien korelasi antara skor tampak dan skor murni.
 Interpretasi 5: ρxx' = 1 - ρ2xe
Koefisien reliabilitas adalah sama dengan satu dikurangi oleh kuadrat koefisien korelasi skor
tampat dan eror pengukuran.
 Interpretasi 6: ρxx' = 1 – σe2/σx2
Koefisien reliabilitas adalah satu dikurangi besarnya proporsi varians eror yang terkandung
dalam varians skor tampak.

Interval Kepercaaan

Sekalipun skor murni individu dalam tes tidak dapat diketahui secara pasti, namun masih dapat
dilakukan semacam estimasi untuk menentukan taraf estimasi dari skor murni.

Ƭ = X + SE(Zα/2)

Estimasi skor murni juga dapat dilakukan dengan melihat koefisien reliabilitas dan meannya.

Ƭ = ρxx' (x - μx) + μx

Pendekatan Reliabilitas

Secara umum, perhitungan terhadap reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni
tes-ulang (test-retest), pendekatan estimasi reliabiltas bentuk paralel (parallel-form), dan
pendekatan penyajian tunggai (single trial administration), atau yang lebih dikenal dengan istilah
konsistensi internal. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut.

1. Test-retest

Metode pengujian reliabilitas test-retest digunakan pada saat ingin diketahui seberapa
konsisten respon dari seorang peserta tes di waktu yang berbeda. Koefisien reliabilitas yang
diperoleh dengan metode pengujian test-retest ini disebut sebagai koefisien stabilitas
(Crocker & Algina, 1986). Metode pengujian ini dilakukan dengan menggunakan satu form
tes dengan 2 kali sesi pengujian. Hasil pengujian dari kedua tes tersebut nantinya akan
menghasilkan 2 distribusi skor tes yaitu skor tes dari sesi pengujian yang pertama dan skor
tes dari tes yang sama namun dari sesi pengujian yang kedua. Koefisien reliabilitas diperoleh
dengan cara melakukan perhitungan korelasi antar kedua distribusi skor tersebut, sehingga
nantinya akan diperoleh suatu nilai korelasi yang dalam metode pengujian test-retest ini
disebut sebagai koefisien stabilitas. Penyebutan koefisien stabilitas sebagai koefisien
reliabilitas pada metode ini dimaksudkan pada kestabilan hasil pengukuran tes pada peserta
tes yang sama antara hasil pengukuran tes yang pertama dengan tes yang kedua (Stability
over time).

2. Parallel-form

Dalam metode test-retest, efek pengetahuan sebelumnya terhadap tes yang sama
terutama ketika peserta tes masih dapat mengingat item-item tes yang dikerjakannya atau
masih mengingat bagaimana cara mengerjakannya, menjadi permasalahan yang mungkin
terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah metode pengujian reliabilitas lain yang
serupa dengan metode test-retest, di mana peserta tes diuji dengan dua kali sesi pengerjaan
tes namun dengan dua form test yang itemnya berbeda tapi memiliki sifat ekuivalen antar
keduanya. Metode pengujian reliabilitas ini juga memiliki koefisien reliabilitas yang
merupakan hasil korelasi antara skor tes pertama dan skor tes kedua. Koefisien reliabilitas
dalam metode parallel-form mengukur dua hal yaitu kestabilitasan hasil pengukuran antar
waktu dan konsistensi respon peserta tes terhadap item-item tes yang berbeda atau dua form
tes yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997).

3. Konsistensi internal
Dalam pelaksanaannya, metode test-retest dan parallel-form memiliki beberapa
kekurangan. Utuk test-retest kendala yang dihadapi adalah bagaimana menentukan interval
waktu yang pas antara tes pertama dan kedua, sehingga tidak terjadi carry over effect (efek
bawaan) yang mempengaruhi besaran koefisien yang dihasilkan. Sedangkan kendala utama
bentuk parallel-form adalah sulitnya menciptakan dua tes yang benar-benar paralel. Selain
itu kedua metode tersebut juga kurang praktis karena harus disajikan dua kali. Dengan alasan
yan dikemukakan di atas, metode penyajian tunggal yang menghasilkan koefisien konsistensi
internal banyak digunakan karena memiliki nilai praktis yang lebih tinggi.

Komputasi koefisien konsistensi internal diawali dengan pembelahan tes menjadi


beberapa bagian. Dalam pembelahan, apabila memungkinkan sebisa mungkin bentuk
belahannya paralel, sehingga estimasi reliabilitas yang dihasilkan lebih akurat. Berikut adalah
beberapa metode dalam pembelahan tes. Secara umum, untuk dilakukan pembelahan dua
bagian ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu mean belah pertama dan kedua setara,
varians belah pertama dan kedua setara, serta koefiesn korelasi belah pertama dan kedua
tinggi. Ada beberapa metode yang adapat digunakan untuk estimasi reliabilitas belah dua.

4. Spearman-Brwon

ρxx' = 2ρyy' / 1+ ρyy'

Dengan y adalah hasil belahan pertama dan y’ adalah hasil belahan kedua. Syarat untuk
metode spearman-brown adalah kedua belahan harus parlalel. Apabila syarat ini tidak
terpenuhi maka hasil estimasi reliabilitasnya tidak benar.

5. Rulon

ρxx' = 1 – σd2/σx2

Dengan d sama dengan eror yaitu nilai belahan pertama dikurangi belahan kedua.
Syarat yang harus dipenuhi oleh metode Rulon ini adalah kedua belahan jumlah itemnya
harus sama.

6. Alpha-Cronbach
Formula ini sama dengan formula Gutman, untuk kasus belah dua. Syarat yang harus
dipenuhi oleh metode ini adalah kedua belahan harus tau ekuivalen dan berarti varians kedua
belahan juga setara. Pelanggaran syarat ini berakibat hasil estimasi yang underestimate.
Alpha cronbach tidak hanya bisa digunakan untuk belah dua saja, tapi juga bisa digunakan
untuk belah berapapun. Berikut adalah formula umum Alpha Cronbach dengan tes dibelah
sejumlah k belahan.

7. Formula umum alpha cronbach:

8. Kuder-Richardson

Kuder Richradson 20 (KR-20) adalah metode estimasi reliabilitas yang sama dengan
Alpha, namun hanya digunakan untuk item-item yang dikotomi (skor 1 dan 0). KR-21
merupakan pengembangan dari KR-20 yang lebih tahan terhadap perbedaan varians antar
item. Apabila pembelahan dilakukan menjadi tiga bagian yang tidak sama panjang dapat
diesmitasi dengan metode Krustoff, yakni : rxx' = st2/sx2

Referensi :

Widodo, Prasetyo. “Reliabilitas dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri untuk Mahasiswa
Indonesia” Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3. No. 1 (2006)

https://www.semestapsikometrika.com/2017/07/reliabilitas.html

Anda mungkin juga menyukai