Anda di halaman 1dari 4

AMALIA NURFITRI PUTRI MANTOYO

18081668
PSIKOMETRI 13F4

ESTIMASI RELIABILITAS

Mengestimasi Skor Murni

Sekalipun besarnya skor-murni diindividual pada suatu tes tidak dapat diketahui secara
pasti namun masih dapat dilakukan semacam estimasi dengan menggunakan persamaan regresi
umum yang biasanya dipakai dalam memprediksi harga Y apabila harga X diketahui.

Persamaan terakhir ini merupakan bentuk formula estimasi terhadap skor-murni


individual berdasar koefisien reliabillitasnya untuk harga X tertentu. Sebagai contoh,pada suatu

hasil tes yang koefisien reliabilitasnya pxy=0,95 diketahui bahwa rata-rata skor adalah μx = 50,
maka estimasi terhadap skor-murni untuk skor tampak X=45 adalah:

Pada kelompok yang sama,skor X = 60 diestimasi skor-murninya sebagai:

T(x=60) = 0,95(60-50)+50 = 59,50

Formula di atas dapat dinyatakan juga dalam bentuk skor deviasi t’. Telah diketahui
bahwa t’ = (T-μt) dan x =v(X-μx). Karena μx= 0 maka persamaan di atas dapat ditulis ulang
sebagai :

t’ = PXX1 (X)

Dengan menggunakan contoh yang sama,untuk X= 60 maka x = 60-50 = 10 dan


diperoleh t’ = 0,95(10)=9,5.

Dikarenakan estimasi terhadap reliabilitas hasil ukur (Pxx) yang dinyatakan dalam bentuk
koefisien reliabilitas (rxx') yang dihitung berdasarkan pada sampel data empiris akan selalu lebih
kecil daripada 1,00 maka estimasi terhadap skor-murni deviasi (T) akan selalu lebih kecil
dibandingkan skor-tampak deviasi (x). Dengan kata lain, estimasi tehadap skor-murni individual
(T) akan selalu menghasilkan angka yang lebih dekat kepada harga mean skor tampak kelompok
daripada skor-tampaknya (x) sendiri. Semakin kecil koefesien reliabilitas skor, semakin dekat
prediksi skor-murni individual pada mean skor-tampak kelompok (x). Bahkan dalam kasus Rxx
= 0 maka bagi setiap skor-tampak X, estimasi skor murni T akan sama besar dengan (X)
sebaliknya, bilamana rxx mendekati 1,0 maka harga T akan mendekati harga X.

KONSISTENSI INTERNAL

Estimasi terhadap reliabilitas hasil ukur tes dapat dilakukan melalui salah-satu di antara
tiga metode , yaitu metode estimasi Tes-ulang ( test-retest) yang menghasilakan koefisien
stabilitas, metode estimasi reliabilitas bentuk-pararel (parallel-forms), yang menghasilkan
koefisien ekivalensi, dan metode estimasi penyajian tunggal ( single trial administration) yang
menghasilkan koefisien-koefisien konsistensi internal.

Koefisien reliabilitas yang diperoleh lewat metode estimasi tes-ulang sangat sensitif
terhadap perubahan keadaan subjek yang terjadi selama tenggang waktu di antara penyajian tes
pertama dan penyajian ulangnya. Efek bawaan ( carry-over effects) dari situasi tes pertama yang
dalam oleh responden terhadap performansi pada tes yang ke dua seringkali tidak dapat
diprediksi dan akhirnya tanpa diketahui ikut mempengaruhi besaran koefisien reliabilitas yang
dihasilkan. Pada sisi ini, prosedur estimasi, terhadap relibilitas dengan metode bentuk pararel
menghadapi problemnya sendiri yang berkenaan dengan masalah sukarnya untuk memenuhi
kondisi paralel di antara dua bentuk tes yang bersangkutan. Dalam kaitan inilag metode
penyajian tunggal memiliki nilai praktis yang lebih tinggi.

Prinsip kerja metode penyajian tunggal adalah pengujian konsistensi antar bagian atau
konsistensi antar item dalam tes. Reliabel dalam hal ini berarti tingginya konsistensi di antara
komponen-komponen yang membentuk tes secara keseluruhan. Oleh karena itu metode
penyajian tunggal lebih dikenal sebagai metode konsistensi internal ( internal consistency).

Kompulasi koefisien konsistensi internal diawali dengan melakukan pembelahan tes atau
penisahan aitem-aitem menjadi bagian-bagian atau belahan-belhan yang berisi aitem dalam
jumlah tertentu. Dalam pembelahan tes, bilamana mungkin, selalu diutamakan agat terbentuk
belahan-belahn yang paralel (setara satu sama lain) sehingga estimasi relibilitas yang dihasilkan
akan merupakan estimasi yang akurat. Ketudakpararelan berlahan akan menghendaki
penggunaan formula komputasi yang berbeda.

DERIVASI KOEFISIEN ALPHA CRONBACH

Dalam estimasi reliabilitas dengan pendekatab konsistensi internal. Ketika tes X dibelah
menjadi sebanyak K belahan yaitu belahan Y1, Y2, Y3 .... Yk maka koefisien reliabilitas alpha
( Cronbach 1951)

DERIVASI KOEFISIEN RELIABILITAS HORST

Formula koefisien reliabilitas horst dapat diaplikasikan pada metode konsistensi internal
guna mengestimasi reliabilitas hasil ukur tes yang dibelah menjadi beberapa belahan yang tidak
perlu sama panjang. Sebagaimana dalam proses derivasi formula sebelumnya, dimisalkan suatu
tes dibelah menjadi K bagian, skor tes adalah X dan skor bagian masing-masing adalah
Y1,Y2,..... Yk

DERIVASI FORMULA FELDT

Dalam kasus suatu tes tidak dapat dibelah menjadi lebih dari dua belahan yang isinya homogen,
besar kemungkinannya bahwa kedua belahan tidak akan dapat berisi aitem dalam jumlah yang
sama (kedua belahan tes tidak sama panjang). Kedua belahan yang tidak sama panjang itu
dipastikan tidak akan dapat memenuhi asumsi T-equivalent, Akibatnya reliabilitas tes tersebut
tidak dapat diestimasi dengan menggunakan formula alpha. Feldt (1975) mengusulkan suatu
formula yang dapat digunakan untuk mengestimasi relibilitas dalam situasi semacam ini.

Dalam kasus suatu tes tidak dapat dibelah menjadi lebih dari dua belahan yang isinya
homogen, besar kemungkinannya bahwa kedua belahan tidak akan dapat berisi aitem dalam
jumlah yang sama (kedua belahan tes tidak sama panjang). Kedua belahan yang tidak sama
panjang itu dipastikan tidak akan dapat memenuhi asumsi T-equivalent, Akibatnya reliabilitas tes
tersebut tidak dapat diestimasi dengan menggunakan formula alpha. Feldt (1975) mengusulkan
suatu formula yang dapat digunakan untuk mengestimasi relibilitas dalam situasi semacam ini.
“Pendekatan konsistensi internal dalam estimasi reliabilitas dimaksudkan, antara lain:
untuk menghindari permasalahan yang biasanya ditimbulkan oleh pendekatan tes ulang dan
pendekatan bentuk pararel. Dalam pendekatan konsistensi internal data skor diperoleh melalui
prosedur satu kali pengenaan satu tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single-trial
administration), sehingga metode ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi dibanding
prosedur tes ulang dan bentuk pararel.Makna konsistensi internal adalah konsistensi diantara
aitem-aitem dalam tes sebagai indikasi bahwa tes yang bersangkutan memiliki fungsi
pengukuran yang reliabel. Dengan kata lain, prosedur estimasi reliabilitasnya harus dilakukan
melalui analisis terhadap distribusi skor aitem atau distribusi skor kelompok-kelompok aitem,
tidak dilakukan melalui analisis terhadap skor tes. Bila estimasi reliabilitas pengukuran
dilakukan dengan cara melihat konsistensi diantara kelompok-kelompok aitem maka perlu dibuat
beberapa kelompok aitem yang disebut sebagai bagian atau belahan tes. Pembelahan tes harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin setiap belahan berisi aitem dalam jumlah
yang sama banyak dan berkarakteristik yang setara. Pilihan cara pembelahan tes banyak
tergantung pada kisi-kisi tes (pertimbangan aspek atau komponen), banyaknya aitem,
karakteristik aitem (isinya homogen atau tidak), sifat dan fungsi tes (power test atau speed test),
dan lain-lain. Cara pembelahan itu, pada gilirannya, akan ikut menentukan pula formula mana
yang harus digunakan dalam menghitung koefisien reliabilitasnya. Tes yang skornya sedikit-
banyak ikut dipengaruhi oleh kecepatan kerja (speed test), misalnya, menghendaki cara
pembelahan yang tidak sama dengan cara pembelahan yang dilakukan terhadap tes yang
mengukur kemampuan maksimum (power-test). Suatu tes yang berisi aitem-aitem yang
mempunyai taraf kesukaran homogen akan lebih terbuka terhadap berbagai cara pembelahan
dibandingkan dengan tes yang berisi aitem-aitem dengan tingkat kesukaran yang sangat
bervariasi.”

Anda mungkin juga menyukai