,APT
BAHAN PEMBANTU DALAM INJEKSI
Wadah Kaca
Syarat wadah kaca :
1. Tidak boleh bereaksi dengan bahan obat
2. Tidak boleh mempengaruhi khasiat obat
3. Tidak boleh memberikan partikel kecil ke dalam lar injeksi.
4. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dgn mudah
5. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok
6. Harus memenuhi syarat Uji wadah kaca untuk injeksi
Wadah plastik
Cara sterilisasi :
Masukkan tutup karet dalam labu berisi lar.bakterisida, tutup, sterilkan
dengan cara sterilisasi A, biarkan selama tdk kurang dari 7 hari
Cara Pembuatan Obat Suntik
Dalam garis besar cara pembuatan larutan injeksi dibedakan :
1. Cara aseptik
2. Cara non-aseptik (Nasteril)
Cara aseptik
Digunakan bila bahan obatnya tidak dapat disterilkan, karena akan rusak atau
mengurai.
Bahan obat Zat pembawa (steril) Zat pembantu (steril)
Alat untuk pembuatan
(gelas)
Ditutup kedap
Dikarantina
Dicuci Diisi
Ditutup kedap
Disterilkan
Dikarantina
1. Pemeriksaan Kebocoran
Untuk mengetahui kebocoran wadah, dilakukan sebagai berikut:
a) Untuk injeksi yang disterilkan dengan pemanasan.
o Ampul
Disterilkannya dalam posisi terbalik dengan ujung yang dilebur disebelah bawah.
o Vial
Setelah disterilkan, masih dalam keadaan panas, masukkan ke dalam larutan metilen
biru 0,1% yang dingin. Wadah yang bocor akan berwarna biru, karena larutan metilen
biru akan masuk ke dalam larutan injeksi tersebut.
b) Untuk injeksi yang disterilkan tanpa pemanasan atau secara aseptik / injeksi berwarna.
diperiksa dengan memasukkan ke dalam eksikator dan divakumkan. Wadah yang bocor,
isinya akan terisap keluar.
2. Pemeriksaan sterilitas
Digunakan untuk menetapkan ada tidaknya bakteri, jamur dan ragi yang hidup
dalam sediaan yang diperiksa. Dilakukan dengan tehnik aspetik yang cocok.
Sebelum dilakukan uji sterilitas, untuk zat-zat :
o Pengawet : larutan diencerkan dahulu, sehingga daya pengawetnya sudah tidak bekerja
lagi.
o Antibiotik : daya bakterisidanya diinaktifkan dulu, misalnya pada penicillin ditambah
enzym penicillinase.
Menurut FI.ed III. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut:
a) Dibuat perbenihan A untuk memeriksa adanya bakteri yang terdiri dari :
Perbenihan thioglikolat untuk bakter aerob, sebagai pembanding digunakan Bacillus
subtilise atau Sarcina lutea.
Perbenihan thioglikolat yang dibebaskan dari oksigen terlarut dengan memanaskan
pada suhu 100o selama waktu yang diperlukan. Untuk bakteri anaerob, sebagai
pembanding digunakan Bacteriodes vulgatus atau Clostridium sporogenus.
Penafsiran hasil : zat uji dinyatakan pada suhu 30o - 32o C selama tidak kurang dari 7 hari,
tidak terdapat pertumbuhan jasad renik.
3. Pemeriksaan Pirogen
Pirogen : Berasal dari kata Pyro dan Gen artinya pembentuk demam / panas.
Pirogen adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme mikroorganisme berupa
zat eksotoksin dari kompleks polisacharida yang terikat pada suatu radikal yang
mengandung unsur Nitrogen dan Pospor. Dalam kadar 0,001 – 0,01 gr / kg berat
badan dapat larut dalam air, tahan pemanasan dan dapat menimbulkan demam
jika disuntikkan. Pirogen bersifat termolabil. Larutan injeksi yang pemakaiannya
lebih dari 10ml satu kali pakai harus bebas pirogen.
Cara menghilangkan pirogen :
1) Untuk alat/zat yang tahan terhadap pemanasan (jarum suntik, alat suntik dll) dipanaskan
pada suhu 250o selama 30 menit.
2) Untuk aqua p.i bebas pirogen :
a. Dilakukan oksidasi :
Didihkan dengan larutan H2O2 1 % selama 1 jam.
1 lilter air yang dapat diminum, ditambah 10 l larutan KMnO4 0,1 N dan 5 ml
larutan 1 N, disuling dengan wadah gelas, selanjutnya kerjakan seperti pembuatan
Air untuk injeksi.
b. Dilakukan dengan cara absorpsi :
Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3.
panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit
sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan
filter asbes.
a. Dilakukan dengan cara absorpsi :
Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3.
panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit
sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan
filter asbes.
Cara mencegah terjadinya pirogen :
Air suling segar yang akan digunakan untuk pembuatan air untuk injeksi
harus segera digunakan setelah disuling.
Pada waktu disuling jangan ada air yang memercik.
Alat penampung dan cara menampung air suling harus se aseptis mungkin.
Uji pirogenitas :
Pengujian dilakukan dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci
percobaan yang disebabkan penyuntikan intra vena sediaan uji steril.