Anda di halaman 1dari 16

Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816

Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014

PENERAPAN PEMERIKSAAN DAN TERAPI


KOMPREHENSIF TERHADAP ANAK AUTIS

D. Hermawati1), A. Utari1), D. R. Desiningrum2), I. F Kristiana2), S. M. H Faradz1)


1)
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2)
Fakultas Psikologi, Univeersitas Diponegoro

ABSTRAK

Penanganan terhadap 16 anak autis dilakukan selama bulan Oktober–Desember


2013, yaitu melalui berbagai tahapan pemeriksaan yaitu laboratorium, medis, dan
diagnosa psikologis. Hasilnya 11 anak menunjukkan kesulitan komunikasi dan
interaksi, serta mengarah pada hambatan emosi (marah, tantrum) dan sedang
menjalani terapi wicara dan terapi bermain (PECS). 5 anak lain menunjukkan
kesulitan perilaku (perilaku yang maladaptive, disertai dengan kesulitan komunikasi
dan interaksi, dan sedang menjalani terapi perilaku (ABA, DIR, Floortime).
Keseluruhannya baru berjalan masing-masing 1 sesi dari 10 sesi yang dijadwalkan
sehingga perkembangan yang signifikan belum dapat disimpulkan. Para orangtua dari
anak autis juga telah mendapatkan home training (dengan materi pelatihan terapi
perilaku) untuk mengatasi kesulitan-kesulitan perilaku pada anak autis.

Kata kunci : terapi, anak dan autis

PENDAHULUAN pendengaran, komunikasi verbal dan

Autism Spectrum Disorder interaksi dengan orang lain pada anak

(ASD) merupakan kelainan usia 2 tahun ke atas. Tingkah laku anak

neurodevelopmental yang ditandai dirangking dan scoring berdasarkan

dengan adanya kegagalan interaksi skala perbandingan pada anak normal

sosial, kesulitan berkomunikasi dan di umur yang sama (Filipek PA et al,

adanya tingkah laku repetitif - restriktif 1999).

dengan onset sebelum usia 3 tahun. Pada tahun-tahun terakhir ini,

Gangguan yang termasuk dalam prevalensi autism meningkat. Perkiraan

kriteria diagnosis ASD adalah autistic jumlah penderita autism adalah 1 dari

disorder, pervasive developmental 150 anak (67 dari 10.000) di United

disorder not otherwise specified (PDD- States (Austin, 2008) dengan frekuensi

NOS) dan Asperger’s disorder (APA, kejadian pada laki-laki 4 kali lebih

1994). Childhood Autism Rating Scale banyak dibanding wanita (Bailey A et

lebih sering digunakan untuk al., 1996). Prevalensi ASD di Asia

mengevaluasi tingkah laku, adaptasi sebesar 14.8 per 10,000 dari tahun

terhadap perubahan, respon 1980 sampai sekarang dan di Cina 10.3


73
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

per 10,000 anak umur 2-6 tahun pada sangat mahal. Masyarakat menengah
tahun 2000 ke atas (Xiang Sun et al, bawah yang belum memahami
2009). Sedangkan insiden autis di bagaimana menangani anak autis
Jepang adalah 27.2 per 10,000 (Honda dengan benar dan tepat cenderung
H et al, 2005). membiarkan anaknya yang autis untuk
Di Indonesia, belum pernah tidak menempuh jalur pendidikan
dilakukan pendataan jumlah penderita dikarenakan kesulitan biaya. Sekolah
autism secara nasional. Diperkirakan khusus anak autis memang banyak
lebih dari 400.000 anak yang bermunculan di Indonesia namun biaya
menyandang autis dan terus bertambah pendidikannya masih terbilang mahal
setiap tahunnya. Data yang ada adalah karena sebagian besar sekolah autis
di Palangkaraya terdapat pusat terapi masih dikelola oleh pihak swasta.
autisme yang muridnya berjumlah Contohnya di SLB Autis Fajar
hampir 200 anak, sedangkan jumlah Nugraha (Yogyakarta), orangtua harus
penduduknya sekitar 250.000 jiwa. membayar sekitar Rp 600.000/ bulan.
Disimpulkan bahwa prevalensi autism Sedangkan Sekolah autis Bimo Kresno
di daerah tersebut satu per 250 di Semarang mencapai 750.000 –
penduduk. 1.000.000/bulan. Setelah tamat dari
Prevalensi autism yang makin sekolah luar biasa autis dasar yang
meningkat ini tidak menjadikan setara TK hingga SD tersebut,
penanganan kesehatan bagi penderita penyandang autisme dapat melanjutkan
autism sebagai prioritas pembangunan ke SLB Autis Lanjutan atau setara
bidang kesehatan. Pemerintah masih dengan jenjang SMP-SMA yang biaya
disibukkan dengan pengendalian pendidikan rata-rata Rp 750.000 per
penyakit menular sehingga autism bulan
kurang mendapat perhatian. Hal ini (http://cetak.kompas.com/read/xml/200
akan mengakibatkan berkurangnya 8/05/08/02240191/
generasi mendatang karena anak jalan.panjang.sekolah.autime).
autism yang kebanyakan berasal dari Pemerintah perlu mengetahui
lapisan masyarakat bawah tidak dengan pasti data mengenai jumlah
mendapat penanganan yang baik. anak autis di Indonesia sehingga dapat
Penanganan anak autism butuh mengambil kebijakan yang tepat
waktu bertahun-tahun dan biayanya seperti menyediakan jalur pendidikan

74
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

terjangkau dan mengembangkan mendapatkan penanganan anak autis


sekolah khusus autis di Indonesia. yang komprehensif, fasilitas yang
Tidak sedikit anak autis yang memiliki cukup lengkap dan biaya yang
bakat dan potensi tertentu yang tak terjangkau dengan keterlibatan
kalah dengan anak-anak lain pada Universitas Diponegoro dan Dikti.
umumnya. Penanganan khusus dengan Bekerjasama dengan Center for
memberikan jalur pendidikan yang Developmental Disability and Autism
tepat dapat membantu anak autis di (CEDIA) Fakultas Kedokteran
Indonesia mengembangkan bakat yang Universitas Diponegoro di bawah
dimilikinya. Selain itu keterlibatan pimpinan Prof. Dr. Sultana MH
pemerintah Indonesia untuk Faradz, PhD, maka Autism Center
menyediakan jalur pendidikan anak UNDIP ini memberikan pelayanan
autis juga dapat meringankan beban yang komprehensif terhadap anak autis
orangtua yang kurang mampu. yaitu berkaitan dengan assessment,
Setelah anak terdiagnosa autis, diagnostic, pemeriksaan laboratorium,
bukan hanya anak yang perlu terapi anak autis dan pelatihan “home
penanganan, tetapi orang tua juga perlu training” bagi orang tua dengan anak
ditangani. Orang tua telah mengalami autis. Autis Center UNDIP ini tidak
masa-masa sulit dan bingung sebelum hanya memberikan terapi autis &
akhirnya anaknya divonis menderita memfasilitasi parent support group,
autis. Orang tua menjadi kecewa, patah tetapi juga memberikan pelayanan
semangat, berpindah-pindah tempat untuk pelatihan „home training‟ bagi
pengobatan serta khawatir terhadap orang tua & pemeriksaan laboratorium,
masa depan anaknya. Dalam hal ini sehingga pelayananan & fasilitas yang
orang tua perlu mendapatkan “home diberikan lebih komprehensif. Dengan
training”, yaitu orang tua dibimbing pemeriksaan laboratorium seperti
dan dilatih untuk memahami tentang pemeriksaan sitogenetik berguna untuk
autis dan bisa memberikan latihan- menyingkirkan kemungkinan diagnosis
latihan dasar pada anak di rumah. penyakit lain seperti Fragile-X
Berdasarkan fakta yang syndrome sehingga diagnosis autis
dikemukakan di atas, maka didirikan menjadi lebih tepat. Pemeriksaan
autism center yang dikelola oleh molekuler & kadar logam berat
tenaga ahli dan multidisipliner untuk berguna untuk menemukan

75
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

kemungkinan faktor-faktor risiko autis. Program DTT(Discrete Trial Training)


Hasil pemeriksaan di atas nantinya bisa dari Lovaas ini didasari oleh metode
ABA (Applied Behaviour Analysis)
digunakan sebagai dasar untuk
atau aplikasi analisis perilaku.
pemberian saran-saran dalam konseling
 Merupakan terapi yang didasarkan
bagi orang tua anak autis.
pada pendekatan behavioristik,
Sejak bulan Oktober 2013 melibatkan peran aktif
Autism Center sudah menangani 16 orangtua di rumah.
 Diberikan sejak anak usia dini, 30-
anak dengan low spectrum autism yang
40 jam/ minggu, one-on-one.
berasal dari Semarang dan sekitarnya.
Autism Center meneliti selama dua Tujuan Terapi

bulan ini, yaitu dengan memantau Tujuan terapi adalah mementuk


perkembangan ke-16 anak autis tingkah laku yang dapat diterima
lingkungan dan
tersebut, dan mengevaluasi hasil-hasil menghilangkan/mengurangi tingkah
terapi yang sudah diterapkan termasuk laku bermasalah
perancangan program home training
Rangkaian tingkah laku
untuk para orangtuanya. Dari seluruh
A. antecedent : hal yang
penjelasan di atas, maka penelitian ini
mendahului TL
bertujuan untuk melihat profil B. tingkah laku
psikologis dari 16 anak autis di Autism C. akibat setelah melakukan TL

Center UNDIP, dari sejak diagnosa Faktor Penentu Keberhasilan


awal hingga perkembangannya dua
a. Dilaksanakan sejak usia dini
bulan kemudian, beserta profil (<3 th)
psikologis orangtuanya. b. Intensif (sekitar 40 jam
seminggu)
c. Dilakukan dimanapun anak
berada secara konsisten
METODE TERAPI YANG d. Hubungan yang dekat secara
DITERAPKAN emosinal antara anak dengan
terapis
Terapi Perilaku Dengan Metode
e. Kreativitas dalam bentuk materi
Lovaas (Program Dtt)
dan cara penyampaiannya
Suatu program modifikasi
perilaku yang dikembangkan oleh
Prof.Ivar O.Lovaas, dkk dari
University of California Los Angles
(UCLA) di Amerika Serikat.

76
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

Kurikulum ABA yang bebas mengeksplorasi


dunianya akan lebih tertarik untuk
 Kemampuan memperhatikan memperhatikan anda
 Meniru 2. Komunikasi dua arah : mendorong
 Memasangkan anak untuk berdialog,
 Bahasa reseptif menggunakan emosi, wajah dan
 Bahasa ekspresif tubuhnya untuk
 Ketrampilan bina diri mengkomunikasikan keinginan
dan tujuan
3. Mendorong ekspresi
TEACCH danpengguaan perasaan serta ide-
ide : menciptakan permainan make
 TEACCH (Treatment and believe dimana anak dapat
Education of Autistic and related mengekspresikan perasaan dan
Communication handicapped keinginannya
Children) mulai dikembangkan 4. Pemikiran logis : membantu anak
tahun 1972 untuk menghubungkan ide dan
 Menciptakan situasi belajar yang pikiran menjadi pemahaman logis
sesuai dengan kondisi anak autis: tentang dunia
kemampuan visual baik, perhatian
mudah teralih, membutuhkan
struktur yang jelas. TERAPI OKUPASI
 Orangtua perlu menerapkan juga
terapi di rumah, 15 menit - 1 jam Konsep Dasar Terapi Okupasi
setiap harinya

FLOOR TIME Konsep dasar terapi okupasi


membahas tentang pengertian, indikasi,
 Kegiatan interaksi/bermain
fungsi, jenis, dan tahapan terapi
dengan anak yang difokuskan
pada minat anak dan biasanya okupasi serta tahapan terapi okupasi
dilakukan di lantai/karpet kelompok, selengkapnya dijabarkan
 Ditekankan pada spontanitas dan
dalam uraian berikut ini:
suasana yang menyenangkan.
Orangtua/terapis mengikuti Pengertian Terapi Okupasi
pengarahan dari anak sekaligus Terapi okupasi merupakan
menciptakan interaksi dan salah satu bentuk psikoterapi suportif
komunikasi yang
berkesinambungan yang penting dilakukan untuk
meningkatkan kesembuhan pasien
Tujuan Floor Time
(Buchain et al, 2003). Terapi okupasi
1. Mendorong terbentuknya (Occupational terapy) merupakan suatu
perhatian dan keintiman: anak
ilmu dan seni dalam mengarahkan
77
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

partisipasi seseorang untuk Indikasi Terapi Okupasi


melaksanakan suatu tugas tertentu Djunaedi & Yitnarmuti (2001)
yang telah ditentukan dengan maksud menyatakan bahwa indikasi untuk
untuk memperbaiki, memperkuat, terapi okupasi adalah sebagai berikut:
meningkatkan kemampuan dan 1. Seseorang yang kurang berfungsi
mempermudah belajar keahlian atau dalam kehidupannya karena
fungsi yang dibutuhkan dalam tahap kesulitan-kesulitan yang dihadapi
penyesuaian diri dengan lingkungan. dalam mengintegrasikan
Juga untuk meningkatkan derajat perkembangan psikososialnya.
kesehatan (Budiman & Siahan, 2003). 2. Kelainan tingkah laku yang
Terapi okupasi adalah prosedur terlibat dalam kesulitannya
rehabilitasi yang di dalam aturan medis berkomunikasi dengan orang lain.
menggunakan aktivitas-aktivitas yang 3. Tingkah laku yang tidak wajar
membangkitkan kemandirian secara dalam mengekspresikan perasaan
manual, kreatif, rekreasional, atau kebutuhan yang primitif.
edukasional, dan sosial serta industrial 4. Ketidakmampuan
untuk memperoleh keuntungan yang menginterpretasikan rangsangan
diharapkan atas fungsi fisik dan sehingga reaksi terhadap
respon-respon mental pasien rangsangan tersebut tidak wajar.
(Spackman dalam Djunaedi & 5. Terhentinya seseorang dalam fase
Yitnarmuti, 2001). Berdasarkan pertumbuhan tertentu atau
beberapa pengertian diatas maka dapat seseorang yang mengalami
disimpulkan terapi okupasi, merupakan kemunduran.
suatu bentuk psikoterapi suportif 6. Seseorang yang lebih mudah
berupa aktivitas-aktivitas yang mengekspresikan perasaannya
membangkitkan kemandirian secara melalui aktivitas daripada
manual, kreatif, dan edukasional untuk percakapan.
penyesuaian diri dengan lingkungan 7. Seseorang yang merasa lebih
dan meningkatkan derajat kesehatan mudah mempelajari sesuatu
fisik dan mental pasien. dengan cara mempraktekkannya
daripada membayangkannya.

78
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

8. Seseorang yang cacat tubuh yang letak alat-alat kebutuhan sehari-


mengalami gangguan dalam hari.
kepribadiannya. 5. Meningkatkan toleransi kerja,
memelihara, dan meningkatkan
Fungsi Terapi Okupasi kemampuan yang masih ada.
Djunaedi & Yitnarmuti (2001) 6. Eksplorasi prevokasional untuk
menyatakan bahwa fungsi terapi memastikan kemampuan fisik
okupasi adalah sebagai berikut: dan mental pasien, penyesuaian
1. Sebagai perlakuan psikiatri yang sosial, dan ketertarikan,
spesifik untuk membangun kebiasaan-kebiasaan kerja,
kesempatan-kesempatan demi keterampilan, dan potensial untuk
hubungan yang lebih dipekerjakan.
memuaskan, membantu 7. Sebagai suatu ukuran suportif
pelepasan, atau sublimasi dalam membantu pasien untuk
dorongan (drive) emosional, menerima suatu periode
sebagai suatu alat diagnostik. kesembuhan atau masuk rumah
2. Terapi khusus untuk sakit dalam jangka waktu yang
mengembalikan fungsi fisik, lama.
meningkatkan ruang gerak sendi, 8. Mengarahkan minat dan hobi
kekuatan otot, dan koordinasi agar dapat digunakan.
gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan Jenis Terapi Okupasi
sehari-hari seperti makan, Creek (2002) menyatakan
berpakaian, belajar menggunakan bahwa okupasi terapi bergerak pada
fasilitas umum (telepon, televisi, tiga area, atau yang biasa disebut
dan lain-lain), baik dengan dengan occupational performance
maupun tanpa alat bantu, mandi yaitu, activity of daily living
yang bersih, dan lain-lain. (perawatan diri), productivity (kerja),
4. Membantu pasien untuk dan leisure (pemanfaatan waktu luang).
menyesuaikan diri dengan Bagaimanapun setiap individu yang
pekerjaan rutin di rumahnya dan hidup memerlukan ketiga komponen
memberi saran penyederhanaan tersebut. Individu-individu tersebut
(siplifikasi) ruangan maupun perlu melakukan perawatan diri seperti

79
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

aktivitas makan, mandi, berpakaian, lingkungan hidup seseorang agar


berhias, dan sebagainya tanpa tetap sehat).
memerlukan bantuan dari orang lain. 2. Pekerjaan Kerja adalah kegiatan
Individu juga perlu bekerja untuk bisa produktif, baik dibayar atau tidak
mempertahankan hidup dan mendapat dibayar. Pekerjaan di mana
kepuasan atau makna dalam hidupnya. seseorang menghabiskan
Selain itu, penting juga dalam kegiatan sebagian besar waktunya
refresing, penyaluran hobi, dan biasanya menjadi bagian penting
pemanfaatan waktu luang untuk dari identitas pribadi dan peran
melakukan aktivitas yang bermanfaat sosial, memberinya posisinya
disela-sela kepenatan bekerja. Semua dalam masyarakat, dan rasa nilai
itu terangkum dalam terapi okupasi sendiri sebagai anggota yang ikut
yang bertujuan mengembalikan fungsi berperan. Pekerjaan yang berbeda
individu agar menemukan kembali diberi nilai-nilai sosial yang
makna atau arti hidup meski telah berbeda pada masyarakat.
mengalami gangguan fisik atau mental. Termasuk aktivitas yang
Jenis terapi okupasi menurut Rogers & diperlukan untuk dilibatkan pada
Holm (2004) dan Creek (2002) yaitu: pekerjaan yang
1. Aktivitas Sehari-hari (Activity of menguntungkan/menghasilkan
Daily Living) Aktivitas yang atau aktivitas sukarela seperti
dituju untuk merawat diri yang minat pekerjaan, mencari
juga disebut Basic Activities of pekerjaan dan kemahiran,
Daily Living atau Personal tampilan pekerjaan, persiapan
Activities of Daily Living terdiri pengunduran dan penyesuaian,
dari: kebutuhan dasar fisik partisipasi sukarela, relawan
(makan, cara makan, kemampuan sukarela. Pekerjaan secara
berpindah, merawat benda individu memiliki banyak fungsi
pribadi, tidur, buang air besar, yaitu pekerjaan memberikan
mandi, dan menjaga kebersihan orang peran utama dalam
pribadi) dan fungsi kelangsungan masyarakat dan posisi sosial,
hidup (memasak, berpakaian, pekerjaan sebagai sarana dari
berbelanja, dan menjaga mata pencaharian, memberikan
struktur untuk pembagian waktu

80
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

untuk kegiatan lain yang dapat memakai, dan mengatur peralatan


direncanakan, dapat memberikan dan barang yang sesuai).
rasa tujuan hidup dan nilai hidup,
dapat menjadi bagian penting dari Tahapan Terapi Okupasi
identitas pribadi seseorang dan Tirta & Putra (2008) dan Untari
sumber harga diri, dapat menjadi (2006) menyatakan bahwa tahapan
forum untuk bertemu orang- terapi okupasi, antara lain:
orang dan membangun hubungan, 1. Tahap Evaluasi, Tahap evaluasi
dan dapat menjadi suatu sangat menentukan bagi tahap-
kepentingan dan sumber tahap berikutnya. Pada tahap
kepuasan. awal ini mulai dibentuk
3. Waktu Luang adalah aktivitas hubungan kerjasama antara
mengisi waktu luang adalah terapis dan pasien, yang
aktivitas yang dilakukan pada kemudian akan dilanjutkan
waktu luang yang bermotivasi selama tahap terapi okupasi.
dan memberikan kegembiraan, Tahap ini juga disebut tahapan
hiburan, serta mengalihkan kognitif yang memfokuskan
perhatian pasien. Aktivitas tidak kemampuan pekerjaan yang
wajib yang pada hakekatnya berorientasi pada keterampilan
kebebasan beraktivitas. Adapun kognitif. Tahap evaluasi dibagi
jenis-jenis aktivitas waktu luang menjadi 2 langkah. Langkah
seperti menjelajah waktu luang pertama adalah profil pekerjaan
(mengidentifikasi minat, (occupational profile) dimana
keterampilan, kesempatan, dan terapis mengumpulkan informasi
aktivitas waktu luang yang mengenai riwayat dan
sesuai) dan partisipasi waktu pengalaman pekerjaan pasien,
luang (merencanakan dan pola hidup sehari-hari, minat, dan
berpatisipasi dalam aktivitas kebutuhannya. Dengan
waktu luang yang sesuai, pendekatan “client-centered”,
mengatur keseimbangan waktu informasi tersebut dikumpulkan
luang dengan kegiatan yang untuk dapat memahami apa yang
lainnya, dan memperoleh, penting dan sangat bermakna
bagi pasien saat ini, apa yang

81
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

ingin dan perlu dilakukannya, keterampilan, menyalurkan


serta mengidentifikasi keterampilan, dan ketegasan
pengalaman dan minat pasien.
sebelumnya yang mungkin akan 2. Tahap Intervensi, Tahap
membantu memahami persoalan intervensi yang terbagi dalam 3
dan masalah yang ada saat ini. langkah, yaitu rencana intervensi,
Langkah kedua adalah analisa implementasi intervensi, dan
tampilan pekerjaan (analysis of peninjauan (review) intervensi.
occupational performance). Rencana intervensi adalah sebuah
Tampilan pekerjaan yang rencana yang dibangun berdasar
dimaksud adalah kemampuan pada hasil tahap evaluasi dan
untuk melaksanakan aktivitas menggambarkan pendekatan
dalam kehidupan keseharian, terapi okupasi serta jenis
yang meliputi aktivitas dasar intervensi yang terpilih, guna
hidup sehari-hari, pendidikan, mencapai target hasil akhir yang
bekerja, bermain, mengisi waktu ditentukan oleh pasien. Rencana
luang, dan partisipasi sosial. Hal intervensi ini dibangun secara
yang juga diperhatikan pada bersama-sama dengan pasien
tahap awal atau kognitif ini (termasuk pada beberapa kasus
adalah membangkitkan ide saat bisa bersama keluarga atau orang
waktu luang pasien, mempelajari lain yang berpengaruh), dan
berapa banyak kemungkinan atau berdasarkan tujuan serta prioritas
waktu yang dihabiskan, pasien. Rencana intervensi yang
membandingkan beberapa telah tersusun kemudian
kegiatan yang menyenangkan dilaksanakan sebagai
dibanding bekerja, mengatur implementasi intervensi yang
waktu untuk hal yang mana diartikan sebagai tahap
menyenangkan (kebutuhan, keterampilan dalam
pilihan, hambatan, dan minat), mempengaruhi perubahan
dan mengatur waktu diri sendiri. tampilan pekerjaan pasien,
Keterampilan dasar yang membimbing mengerjakan
diharapkan mendapatkan pekerjaan atau aktivitas untuk
keterampilan, memproses mendukung partisipasi. Langkah

82
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

ini adalah tahap bersama antara kegiatan tersebut. Pasien juga


pasien, ahli, dan asisten terapi perlu dipersiapkan dengan cara
okupasi. Implementasi intervensi memperkenalkan kegiatan dan
terapi okupasi dapat dilakukan menjelaskan tujuan pelaksanaan
baik secara individual maupun kegiatan tersebut sehingga dia
berkelompok, tergantung dari atau mereka lebih mengerti dan
keadaan pasien, tujuan terapi, dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah
lain-lain. Metode individual anggota dalam suatu kelompok
bertujuan untuk mendapatkan disesuaikan dengan jenis aktivitas
lebih banyak informasi dan yang akan dilakukan dan
sekaligus untuk evaluasi pasien, kemampuan terapis mengawasi.
pada pasien yang belum dapat Sedangkan peninjauan intervensi
atau mampu untuk berinteraksi diartikan sebagai suatu tahap
dengan cukup baik didalam suatu berkelanjutan untuk
kelompok sehingga dianggap mengevaluasi dan meninjau
akan mengganggu kelancaran kembali rencana intervensi
suatu kelompok, dan pasien yang sebelumnya, efektivitas
sedang menjalani latihan kerja pelaksanaannya, sejauh mana
dengan tujuan agar terapis dapat perkembangan yang telah dicapai
mengevaluasi pasien lebih untuk menuju target hasil akhir.
efektif. Sedangkan metode Bilamana dibutuhkan, pada
kelompok dilakukan untuk pasien langkah ini dapat dilakukan
lama atas dasar seleksi dengan perubahan terhadap rencana
masalah atau hampir bersamaan, intervensi.
atau dalam melakukan suatu 3. Tahap Hasil Akhir, Tahap
aktivitas untuk tujuan tertentu terakhir pada terapi okupasi
bagi beberapa pasien sekaligus. adalah hasil akhir (outcome).
Sebelum memulai suatu kegiatan Hasil akhir disini diartikan
baik secara individual maupun sebagai dimensi penting dari
kelompok maka terapis harus kesehatan yang berhubungan
mempersiapkan terlebih dahulu dengan intervensi, termasuk
segala sesuatunya yang kemampuan untuk berfungsi,
menyangkut pelaksanaan persepsi kesehatan, dan

83
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

kepuasaan dengan penuh yang akan dilakukan oleh


perhatian. Pada tahap ini kelompok terapi.
ditentukan apakah sudah berhasil 2. Tahap Pendahuluan
mencapai target hasil akhir yang (Introduction), Tahap
diinginkan atau tidak. Jadi hasil pendahuluan adalah tahap
akhir dalam bentuk tampilan perkenalan baik dari terapis
okupasi, kepuasaan pasien, maupun pasien. Terapis
kompetensi aturan, adaptasi, memperkenalkan diri baru
pencegahan, dan kualitas hidup. kemudian masing-masing pasien
menyebutkan nama dan
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok alamatnya. Cara yang biasa
Setiap akan melakukan terapi digunakan adalah dengan
okupasi kelompok harus direncanakan melemparkan balon yaitu pasien
dahulu. Terapis melakukan kontrak harus menyebutkan nama apabila
kepada kelompok. Terapis dan mendapatkan bola yang telah
kelompok mempertimbangkan tempat, dilempar. Setiap kali seorang
lokasi yang kondusif, alat, dan bahan pasien selesai memperkenalkan
yang harus disiapkan. Menurut Untari diri, terapis mengajak semua
(2006) adapun tahapan aktivitas terapi pasien untuk bertepuk tangan.
okupasi kelompok, yaitu: Tahap pendahuluan memerlukan
1. Orientasi, Orientasi sangat waktu 5-10 menit.
membantu pasien untuk 3. Tahap pemanasan (Warm-up
mengikuti kelompok terapi. activities), Setelah melakukan
Tujuan orientasi adalah proses memperkenalkan diri,
meyakinkan bahwa pasien terapis mengajak pasien untuk
mempunyai orientasi yang baik aktivitas pemanasan (warm-up
tentang orang, tempat, dan waktu. activities). Tahap ini memerlukan
Orientasi memerlukan waktu waktu 5-10 menit. Aktivitas yang
kurang lebih 5 menit. Aktivitas digunakan adalah latihan fisik
yang dilakukan selama tahapan sederhana (simple physical
orientasi adalah terapis exercise). Tujuannya adalah
melakukan orientasi kegiatan meningkatkan perhatian dan
minat pasien melalui gerakan

84
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

dasar tubuh dan agar pasien kembang yang paling sering ditemukan
mampu mengikuti aturan atau pada anak. Keterlambatan bicara
instruksi sederhana seperti adalah keluhan utama yang sering
berputar, turunkan tangan, dan dicemaskan dan dikeluhkan orang tua
lain-lain. kepada dokter.
4. Tahap aktivitas terpilih (selected Terapi wicara adalah langkah
activities), Tahap ini memerlukan tepat yang dianjurkan oleh dokter
waktu 10-20 menit. spesialis tumbuh kembang anak. Terapi
Mempertimbangkan kebutuhan ini wajib dilakukan pada buah hati
kognitif, motorik, dan interaksi Anda yang mengalami masalah
yang akan dikembangkan. keterlambatan bicara (speech delay)
Biasanya aktivitas yang dipilih Catatan Dokter Spesialis:
adalah aktivitas dengan aturan Terapi wicara dilakukan oleh seorang
sederhana dan aktivitas yang Speech-language pathologists (SLPs),
dilakukan sebaiknya disesuaikan atau lazimnya dikenal sebagai terapis
dengan tujuan yang ingin dicapai. wicara.
Terapis memberikan pujian setiap Dengan menilai kemampuan
kali pasien selesai melakukan berbicara, bahasa, komunikasi kognitif,
terapi okupasi dengan baik dan dan keterampilan menelan pada anak-
mengajak anggota kelompok anak dan orang dewasa, seorang terapis
bertepuk tangan. wicara dapat mengidentifikasi jenis
5. Tahap Terminasi, Tahap ini masalah komunikasi dan cara terbaik
menandakan bahwa terapi untuk melatih kemampuan berbicara
okupasi akan berakhir. Terapis mereka.
dan pasien mengumpulkan
material (alat-bahan) bersama- Terapi dilakukan pada masalah di
sama dan mengadakan diskusi bidang artikulasi;
kecil tentang jalannya proses Difluency (ketidaklancaran
terapi okupasi. berbicara); gangguan makan, gangguan
bunyi suara (sengau), serta gangguan
TERAPI WICARA bahasa reseptif dan ekspresif.
Gangguan bicara dan bahasa
adalah salah satu gangguan tumbuh

85
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

Akan dilakukan sesi terapi tatap ulang untuk membangun kemampuan


muka: bicara dan bahasa anak.
Awalnya adalah terapi oral
motorik, termasuk pemijatan wajah Terapi Artikulasi
(facial massage) dan berbagai terapi Dalam latihan artikulasi atau
penggerakan lidah, bibir, dan rahang pembentukan suara, peran terapis
untuk memperkuat otot-otot mulut. dalam memberikan contoh
Sementara itu dalam terapi pembentukan bunyi serta suku kata
makan dan menguyah, digunakan yang tepat kepada anak, harus
beberapa macam makanan dengan dilakukan secara konsisten selama
tingkatan tekstur dan temperatur yang aktivitas berlansung.Tingkat kesulitan
berbeda, sehingga dapat melatih aktivitas bermain harus disesuaikan
kepekaan oral motorik anak pada saat dengan usia dan jenis kebutuhan anak.
makan dan menguyah. Terapis akan memberikan contoh
Individual (one to one), dalam bagaimana memproduksi suara dengan
kelompok kecil, atau langsung di ruang tepat dengan cara memeragakan secara
kelas, guna menghindari distraksi yang gambling pergerakan lidah dan alat
disebabkan oleh gangguan/kelainan ucapan lainnya sehingga sebuah bunyi
tertentu. Terapis menggunakan –misalnya „r‟- dapat dihasilkan dengan
berbagai strategi terapi, diantaranya: baik dan tepat.

Kegiatan Intervensi Bahasa HASIL KEGIATAN


Dalam latihan ini terapis akan Pada bulan Oktober-November
berinteraksi dengan anak lewat 2013, dilakukan kegiatan observasi &
aktivitas bermain dan berbicara. diagnosis, home training manajemen
Terapis dapat menggunakan gambar perilaku pada orang tua & pemeriksaan
buku, obyek tertentu, atau kejadian laboratorium pada 16 anak ASD
disekitar anak pada saat aktivitas (Autism Spectrum Disorder). Daftar
berlangsung, untuk menstimulasi nama anak ASD dapat dilihat pada
perkembangan bahasa.Terapis juga Tabel 1. Enam belas anak tersebut
dapat mencontohkan pelafalan yang telah menjalani pemeriksaan
tepat dan melakukan latihan berulang- laboratorium dan pemeriksaan medis.
Hasil pemeriksaan medis dan

86
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

laboratorium yang dihasilkan adalah psikomotor), terapi wicara (untuk


ke-16 anak tersebut mengarah pada membantu mengatasi kesulitan
diagnose autis. Setelah pemeriksaan komunikasi), terapi bermain (untuk
medis dilakukan dilanjutkan dengan mengatasi kegagalan interaksi, emosi,
diagnosa psikologis untuk menemukan dan komunikasi), serta terapi perilaku
aspek-aspek psikologis (kognitif, (untuk mengatasi kegagalan interaksi
afektif/emosi, psikomotor) mana yang dan perilaku “repetitive”-restriktif).
berkembang bagus dan mana yang Selain terapi yang diperuntukkan bagi
tidak untuk kemudian mendapatkan anak autis itu sendiri yang tidak kalah
terapi. Profil anak autis yang penting adalah pelatihan bagi
menunjukkan kegagalan interaksi orangtua/significant others anak autis
sosial, kesulitan berkomunikasi dan dengan tujuan proses terapi dapat
adanya tingkah laku repetitif – dilanjutkkan di luar jadwal terapi/di
restriktif membutuhkan serangkaian rumah. Terapi yang konsisten dan
terapi integratif oleh karena itu, terapi berkesinambungan tentu akan
yang diberikan di autism center ini memberikan hasil yang optimal bagi
meliputi terapi okupasi (untuk tumbuh kembang anak autis.
membantu mengatasi gangguan
Tabel 1. Daftar Nama Anak yang Mengikuti Terapi
KEGIATAN
TANGGAL OBSERVASI,
NO NAMA PEMERIKSAAN
LAHIR DIAGNOSIS & HOME
DNA
TRAINING
1 Alan Cahya Adila Putra 7 Okt 2002 √ √
2 Pandu Nur Aziz 21 Feb 1997 √ √
3 Firmansyah 11 Okt 2003 √ √
4 Tesalonika 23 April 1997 √ √
5 Fauzan Luthfi R 14 Nov 1994 √ √
6 Dastapindo Manalu 12 Feb 1999 √ √
7 Leonardo Wilson A 25 Mei 2004 √ √
8 Jonathan Efraim 11 Maret 2008 √ √
9 Stanislaus Prama H 26 April 2008 √ √
10 Shihabudin Binuri 21 Okt 2008 √ √
11 Salman Al Farisi 14 Agust 2001 √ √
12 Keanu Aidan Firdaus 6 Okt 2008 √ √
13 Giancarlo Fisichella 12 Des 1997 √ √
14 Steven Adi Wijaya 17 Sept 1998 √ √
15 Akbar 5 Okt 2006 √ √
16 Nikita Shakila Akalina 1 Juni 2010 √ √

87
Majalah INFO ISSN : 0852 – 1816
Edisi XVII, Nomor 2, Juni 2014

Dari hasil asesmen psikologi awal, mengalami kesulitan/hambatan dalam


diperoleh gambaran kondisi aspek perilaku saat ini sedang menjalani
psikologis dari 16 anak tersebut. 11 terapi perilaku (ABA, DIR, Floortime)
anak menunjukkan kesulitan yang juga masih dilakukan 1 sesi dari
komunikasi dan interaksi yang 10 sesi yang dijadualkan. Sedangkan
ditunjukkan dari cara mereka bagi para orangtua dari anak autis juga
mengkomunikasikan sesuatu hanya telah mendapatkan home training
dengan menggunakan kata-kata yang (dengan materi pelatihan terapi
tidak bermakna (ecolali). Kesulitan perilaku) untuk mengatasi kesulitan-
komunikasi dan interaksi ini kesulitan perilaku pada anak autis.
menyebabkan frustrasi sehingga Evaluasi dijadwalkan setiap
mengarah pada hambatan emosi selesai sesi (satu kali dalam 1 minggu)
(marah, tantrum) karena merasa terapi dan pelatihan sehingga kami
kemauan mereka tidak dipahami oleh dapat mengetahui efektivitas dari terapi
orang di sekitar. 5 anak yang lain dan perubahan-perubahan yang
menunjukkan kesulitan perilaku diperoleh beserta sebab pendukung
(perilaku yang maladaptive, antara setiap minggunya. Setiap anak
lain: mencium-cium baju, berputar- memiliki rekam medis dan rekam
putar, berkedip-kedip, mencubit) terapi untuk memudahkan evaluasi.
disertai dengan kesulitan komunikasi
dan interaksi yang meskipun tidak
seberat pada 11 anak yang lain namun
ini menjadi bentuk hambatan yang
khas pada anak autis.
Sebelas anak dengan tingkat
kesulitan komunikasi dan interaksi
yang cukup berat sedang menjalani
terapi wicara dan terapi bermain
(PECS), masing-masing baru
melakukan 1 sesi terapi dari 10 sesi
yang kami rencanakan sehingga
perkembangan yang signifikan belum
dapat dilihat. Lima anak yang

88

Anda mungkin juga menyukai