Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS MAKANAN, AIR DAN MINUMAN


“PENETAPAN KADAR KALSIUM, MAGNESIUM DAN KESADAHAN
TOTAL PADA SAMPEL AIR METODE KOMPLEKSOMETRI”

DISUSUN OLEH:

NAMA : MEILANDA MANAHAMPY


NIM : 183145453042
KELAS : 18 B
KELOMPOK : IV (EMPAT)

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2018/2019
A. Judul Percobaan
Penetapan kadar kalsium, magnesium dan kesadahan total pada sampel
air metode kompleksometri.
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara standarisasi larutan EDTA.
2. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar kalsium, magnesium dan
kesadahan total pada sampel air menggunakan metode titrasi
kompleksometri.
C. Prinsip Percobaan
Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation
logam tertentu membentuk senyawa kompleks khelat yang larut. Pada pH 10,
ion-ion kalsium dan magnesium dalam sampel akan bereaksi dengan indicator
Eriochrome Blact T (EBT) dan membentuk larutan berwarna merah
keunguan. Jika EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan
magnesium akan membentuk senyawa kompleks, molekul indikator terlepas
kembali dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah
keunguan menjadi biru.
D. Landasan Teori
Air merupakan pelarut yang baik , sehingga dapat melarutkan zat-zat
dari batu-batuan yang berkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang dapat
terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut antara
lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana
air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai
air sadah. Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam
kalsium dan magnesium air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion
Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun
membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa
kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga senyawa-
senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan
atau precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah) dan menjadi
keras sehingga mengakibatkan timbulnya kerak (Bintoro, 2008).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air
tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen.Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar. Air yang bersih mempunyai pH= 7, dan oksigen terlarut
jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut universal, hamper semua jenis zat
dapat larut dalam air. Air juga merupakan cairan biologis yakni didapat
didalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, spesies kimiawi yang ada
didalam air berjumlah sangat besar (Slamet,J.S. 2011).
Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas
air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi
syarat sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak
layak untuk digunakan. Air yang layak digunakan, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan
syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga apabila ada satu saja
parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk
digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah
jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+dalam air yang keberadaannya biasa
disebut kesadahan air. Pada umumnya kesadahan menunjukkan jumlah
kalsium karbonat dalam milligram perliter atau bagian perjuta.
Air minum tidak boleh mengandung zat-zat kimia yang bersifat
beracun dan kadarnya tidak boleh melampaui ambang batas yang telas
ditentukan. Zat-zat mineral yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus memiliki
kadar yang sesuai sehingga tak membahayakan bagi kesehatan manusia.
Menurut Suripin (2004) kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air
berpengaruh meliputi kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik
kimiawi air meliputi Derajat Keasaman (pH), Alkalinitas, Kandungan bahan
Organik dan Anorganik, Kesadahan, Besi, Aluminium, Sulfat, Nitrat dan
Nitrit, Klorida dan Zink atau Zn. Adanya ion kalsium (Ca) dan Magnesium
(Mg) didalam air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air
akan mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi sangat merugikan karena
beberapa hal diantaranya dapat menimbulkan karat/korosi pada alat-alat yang
terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa sehingga meningkatkan
konsumsi sabun, dan dapat menimbulkan endapan atau kerak-kerak didalam
wadahwadah pengolahan (Agusnar, 2007).
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
non karbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan kalsium
dan magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, klorida dan nitat dari
magnesium dan kalsium, besi dan alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air
minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang
rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi
dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual
(Santoso, 2010).
Penentuan kesadahan air dapat ditentukan dengan menggunakan
spektroskopi serapan atom dan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA.
EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan rumus molekul
(HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2 merupakan suatu senyawa asam
amino yang secara luas digunakan untuk mengikat ion logam – logam
bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat empat karboksilat dan dua gugus
amina. Dalam hal iniion Ca dan ion Mg akan terikat oleh EDTA sehingga
tidak dapat lagi membentuk endapan molekul sabun. EDTA senyawa mudah
larut dalam air. Dalam penggunaaannya adanya sejumlah tidak tertentu dalam
air, sebaiknya distandarisasi terlebih dahulu..Reaksi yang akan digunakan
dalam titrasi ini adalah reaksi pembentukan kompleks oleh karena itu titrasi
ini disebut titrasi kompleksometri (Santoso, 2010).
Penentuan kesadahan sampel air dengan metode kompleksometri
dilakukan dengan menggunakan larutan EDTA sebagai pentitrasi (titran).
Titran yang digunakan untuk penentuan kadar kesadahan haruslah larutan
baku primer. Karena larutan EDTA merupakan larutan baku sekunder, maka
sebelum digunakan sebagai titran, dilakukan standarisasi larutan baku EDTA
dengan larutan baku primer CaCO3. Sebelum penambahan indikator, larutan
CaCO3 dan sampel air diencerkan dengan aquades yang bertujuan untuk
mencegah pengendapan CaCO3 dan dilakukan penambahan buffer untuk
menjaga keseimbangan pH agar tidak terjadi perubahan pH sehingga dapat
menghindari terjadinya pengendapan CaCO3 pada pH rendah, sebab logam
logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks
yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah dan mudah mengendap
(Slamet, 2011).
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan ialah Erlenmeyer, buret, statif, klem, corong
gelas, labu semprot, neraca analitik, gelas kimia,betang pengaduk, labu
ukur, pipet tetes, pipet ukur dan hot plate.
2. Bahan
Bahan yang digunakan ialah sampel air, aquades, larutan EDTA 0,01
M, larutan buffer pH 10, kalsium karbonat (CaCO3), indicator EBT,
larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N, larutan Kalium Sianida (KCN)
10%, larutan asam klorida (HCL 1:1), indicator metil red, indicator
murexid.
F. Prosedur Kerja
a. Kesadahan Total
1. Diambil 25 mL sampel air ke dalam labu takar kemudian diencerkan
sampai 50 mL.
2. Setelah diencerkan, dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan 1-2 mL larutan buffer pH 10, ditambahkan 30-50 mg
indicator EBT
3. Dilakukan titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi
perubahan warna merah keunguan menjadi biru
4. Dicatat volume titran
5. Diulangi prosedur diatas minimal duplo
6. Dihitung kadar kesadahan total sampel air
b. Kadar kalsium pada sampel air
1. Diambil 25 mL sampel air ke dalam labu takar kemudian diencerkan
sampai 50 mL.
2. Setelah diencerkan dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan 2 mL larutan NaOH 1 N (secukupnya) sampai dicapai
pH 12 - pH 13
3. Apabila larutan sampel keruh, ditambahkan 1-2 mL larutan kalium
sianida (KCN) 10%
4. Ditambahkan 30-50 mg indikator murexid
5. Dilakukan titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi
perubahan warna merah muda menjadi ungu
6. Dicatat volume titran
7. Diulangi prosedur diatas minimal duplo
8. Dihitung kadar kalsium pada sampel air
G. Hasil Pengamatan
1. Hasil penetapan kesadahan total
Volum M Volume Indicator EBT Volume titran
e EDTA buffer pH 10
sampel
25 mL 0,01 N 2 mL 30 mg V1 = 3 mL
25 mL 0,01 N 2 mL 30 mg V2 = 2,5 mL
2. Hasil penetapan kadar kalsium
Volum M Volume Indicator Volume titran
e EDTA NaOH murexid
sampel
25 mL 0,01 N 2 mL 30 mg V1 = 3,8 mL
25 mL 0,01 N 2 mL 30 mg V2 = 3 mL

H. Analisis Data
1. Kesadahan Total
Dik : V1 = 3 ml
V2 = 2,5 ml
M EDTA = 0,01 N
BM CaCO3 = 100
V sampel = 25 ml
Dit : kesadahan total?
Peny :
Vtitran = V1 + V2
2
= 3 + 2,5 = 2,75 mL
2
Kesadahan total = Vtitran x M EDTA x BM CaCO3 x 1000
Vsampel (mL)
= 2,75 x 0,01 x 100 x1000
25
= 2750
25
= 110 mg CaCO3/L
2. Kadar kalsium pada sampel air
Dik : V1 = 3,8 ml
V2 = 3 ml
M EDTA = 0,01 N
BM Ca = 40
V sampel = 25 ml
Dit : kadar kalsium pada sampel air ?
Peny :
Vtitran = V1 + V2
2
= 3,8 + 3 = 3,4 mL
2
Kadar kalsium = V rata titran x M EDTA x BM Ca x 1000
Vsampel (mL)
= 3,4 x 0,01 x 40 x1000
25
= 1360
25
= 54,4 mg / L
I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai penetapan
kadar kalsium, magnesium dan kesadahan total pada sampel air metode
kompleksometri. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu
molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen.Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar. . Air yang layak digunakan, mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan
syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga apabila ada satu saja
parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk
digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah
jumlah kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air yang keberadaannya biasa
disebut kesadahan air. Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-
garam kalsium dan magnesium.
Penentuan kesadahan air dapat ditentukan dengan menggunakan
spektroskopi serapan atom dan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA.
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan menggunakan titrasi
kompleksometri. Menurut Slamet (2011) Penentuan kesadahan sampel air
dengan metode kompleksometri dilakukan dengan menggunakan larutan
EDTA sebagai pentitrasi (titran). Titran yang digunakan untuk penentuan
kadar kesadahan haruslah larutan baku primer. Karena larutan EDTA
merupakan larutan baku sekunder, maka sebelum digunakan sebagai titran,
dilakukan standarisasi larutan baku EDTA dengan larutan baku primer
CaCO3. Sebelum penambahan indikator, larutan CaCO3 dan sampel air
diencerkan dengan aquades yang bertujuan untuk mencegah pengendapan
CaCO3 dan dilakukan penambahan buffer untuk menjaga keseimbangan pH
agar tidak terjadi perubahan pH sehingga dapat menghindari terjadinya
pengendapan CaCO3 pada pH rendah, sebab logam logam alkali tanah seperti
kalsium dan magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan
EDTA pada pH rendah dan mudah mengendap.
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil kesadahan total pada sampel
air yang digunakan ialah 110 mg sedangkan kadar kalsium yang terkandung
dalam sampel air ialah 54,4 mg. pada praktikum kali ini tidak dilakukan
penetapan kadar magnesium pada sampel air yang digunakan hal ini karena
volume titran rata-rata pada penetapan kesadahan total pada sampel air ini
lebih rendah dibandingkan volume titran rata-rata yang didapatkan pada kadar
kalsium,
Kesadahan dalam tingkat tertentu akan bermanfaat bagi kesehatan,
namun ketika kesadahan menjadi tinggi dan dikonsumsi manusia dalam
jangka waktu yang lama akan dapat mengganggu kesehatan. Secara khusus
kelebihan unsur kalsium akan menjadikan hyperparatyroidsm, batu ginjal
(kidney stone), dan jaringan otot rusak. Kelebihan logam magnesium dalam
darah akan mempengaruhi syaraf otot jantung yang ditandai lemahnya refleksi
dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak, ini merupakan kekhasan
dari kelebihan magnesium dalam darah juga ditandai adanya keluarnya cairan
asetil cholin dan berkurangnya gerakan karena terdapatnya pelapisan asetil
cholin pda otot. Dalam pemakaian yang cukup lama, kesadahan dapat
menimbulkan gangguan ginjal akibat terakumulasinya endapan CaCO3 dan
MgCO3 .Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa ada
hubungan bermakna antara kualitas kesadahan total air bersih dengan kejadian
penyakit batu ginjal dan saluran kemih
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktium maka dapat disimpulkan bahwa kesadahan
total pada sampel air syang digunakan ialah 110 mg CaCO3/L dan kadar kalsium
sebesar 54,4 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Agusnar H, 2007. Kimia Lngkungan. Medan. USU Press.
Bintoro, 2008. Penentuan Kesadahan Sementara dan Kesadahan Permanen.
Universitas Brawijaya. Malang
Santoso, 2010. Kualitas dan Kuantitatif Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan.
Universitas Diponegoro
Slamet J S, 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Press.
Suripin, 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta. Penerbit Andi
LAMPIRAN
1. Kesadahan total
No Gambar Keterangan
1
warna larutan sebelum dilakukan
titrasi

2
Volume titran awal (V1)

3
Volume titran duplo (V2)
4
Warna lautan setelah titrasi

2. Penetapan kadar kalsium


No Gambar Keterangan
1
warna larutan sebelum dilakukan
titrasi

2
Volume titran awal (V1)

3
Volume titran duplo (V2)
4
Warna lautan setelah dititrasi

Anda mungkin juga menyukai