201910230311436
Pskologi I 2019
1) Pada kasus tersebut, metode pendekatan yang dilakukan guru sudah tepat,
karena disituasi tersebut guru harus dapat mengidentifikasi dan memahami
karakter serta kemampuan siswa. Karakter dan kemampuan siswa pastinya
berbeda-beda hal inilah yang menyebabkan adanya beberapa anak yang gagal
menyelesaikan tes matematika tersebut. Seperti dalam teori belajar
behavioristik, bahwa teori belajar ini menekankan pada tingkah laku manusia,
sebagai akibat interaksi antara stimulus dan respon. Di dalam kasus tersebut,
para siswa tetap gagal dalam memahami materi yang diberikan padahal guru
telah memberikan beberapa kali penjelasan, dan setelah itu, keesokan harinya
guru memberikan kondisioning berupa stimulus yang berbeda yaitu dengan
membagi siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan reward kepada
kelompok yang dapat menjawab soal dengan tepat. Yang dilakukan guru
tersebut serupa dengan prinsip teori behavioristik yaitu prinsip penguatan
(reinforcement), dimana guru mengarahkan peserta didik agar mencapai
peningkatan berupa membentuk kelompok berbeda setiap anak. Penguatan
yang dilakukan yaitu penguatan positif dimana guru akan memberikan reward,
namun alangkah baiknya guru memberikan punishment kepada siswa yang tetap
mendapatkan hasil dibawah standar. Tapi jika metode ini gagal, bisa mencoba
metode lain yaitu metode belajar kognitif sosial dengan konsep ZPD dimana
anak mendapat bantuan dari pihak guru atau teman yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata dan menggunakan konsep Scaffolding yang akan mengubah
tingkat dukungan anak sehingga anak yang mendapat nilai dibawah rata-rata
dapat lebih terampil.
3) Dalam kasus tersebut strategi yang mungkin cocok digunakan adalah dengan
kondisioning yaitu suatu jenis pembelajaran dasar yang melibatkan asosiasi
antara stimulus dalam lingkungan dan respons organisme. Jadi stimulus yang
diberikan guru mungkin harus berbeda dari sebelumnya agar respon yang
diberikan siswa sesuai ekspektasi. Selain itu guru juga bisa memberikan
penguatan (reinforcement) penguatan tersebut bisa berupa penguatan positif
kepada siswa yang terampil dan mampu memahami pelajaran dengan baik,
ataupun penguatan negatif kepada siswa yang cenderung susah diatur, hal ini
agar siswa mampu menunjukan perilaku yang lebih baik, jika guru mampu
memberikan penguatan (reinforcement) tersebut, sebaliknya guru juga harus
memberikan hukuman (punsihment) kepada siswa yang cenderung susah diatur.
Selain itu guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa agar lebih
mudah kedepannya.