Anda di halaman 1dari 12
ISSN 2442-7659 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUAS!I DAN PENCEGAHAN BUNUH DIRI @ PENDAHULUAN Bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan saat ini menjadi perhatian global. Jumlah kematian akibat bunuh diri di dunia mendekati 800.000 kematian per tahun atau 1 kematian setiap 40 detik. Ketika ada satu orang meninggal Karena bunuh dir diperkirakan terdapat 20 kasus percobaan bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua pada kelompok umur 15-29 tahun dan 79% terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah. Setiap kasus bunub diri merupakan tragedi yang mempengaruhi Keluarga, teman, dan masyarakat serta berakibat jangka panjang bagi orang-orang yang ditinggalkan.1 10/6 ‘Terdapat 1 kematian akibat ‘bunuh diri setiap 40 detik o2k Bunuh diri menempai peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada kelompok umur 15-29 tahun 79% 8 Kematian akibat bunuh dir terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah Negara-negara di dunia telah berkomitmen untuk. ‘menurunkan 10% angka kematian karena bunuh Jiri (Suicide Rate) pada tahun 2020 sebagaimana yang terdapat di dalam WHO Mental Health Action Plan 2013-2020. Selain itu angka kematian karena bunuh diri merupakan salah satu indikator dari target 3.4 dari Sustainable Development Goals (SDGs), dimana pada tahun 2030 angka kematian karena bunuh diri harus diturunkan sepertiganya. Setiap tanggal 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Tema yang diusung pada peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia Tahun 2019 adalah “Bekerja Bersama untuk Mencegah Bunuh Dini” (“Working Together to Prevent Suicide”). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan kepedulian masyarakat akan kebutuhan orang yang berisiko bunuh diri orang yang selamat_ dari Uupaya percobaan bunuh diri dan orang-orang yang ditinggal karena bunuh diri, dengan beragam kegiatan untuk mempromosikan pemahaman tentang bunuh iri dan kegiatan pencegahan yang efektit DATA KASUS = BUNUH DIfi GLOBAL Berdasarkan WHO Global Health Estimates, estimasi jumlah kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia adalah sejumiah 793.000 kematian pada tahun 2016 atau 10,6 kematian per 100.000 penduduk atau 1 kematian tiap 40 detik. Bunuh diri merupakan penyebab dari 1,4% kematian seluruh dunia dan merupakan ranking ke-18 penyebab kematian terbanyak. 793rb@ paar akibat bunuh disi Jumlah kematian akibat dari jumlah kematian bunuh diri di dunia didunia pada tahun 2016, atau 10,60 Ranking bur de ’ sebagai penyebab repre ena b an Dum ad dane son perio pnt Gambar 1. Angka Kematian Akibat Bunuh Diri (per 100.000 Penduduk) Menurut Regional WHO Tahun 2016 cb Wd eth Seosies201% Mein beat tes, Ares? HO 2019 24,8 154 ‘e 14,8 1 6°32 15,1 13,5 6 @ 10.9 . 4 10,2 98 99 ee e < 14 11,0 38 51 39 2,7 Eropa ‘Asia Tenggara Pasifik Barat Amerika Afrika Mediterania Global ‘Timur G] bevetoni QE rerempuan semua ‘Angka kematian akibat bunuh dir tertinggi adalah di Eropa dan Asia Tenggara, terendah di Mediterania Timur. Angka kematian lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, Negara dengan angka kematian akibat bunuh dir tertinggi adalah Lithuania (31,9), Russian Federation (31,0), dan Guyana (29,2), sedangkan terendah adalah Antigua and Barbuda (0,5), Barbados (0,8), dan Grenada (1,7). Jumlah kematian akibat bunuh diri banyak terjadi pada kelompok umur produktif yaitu 25-29 tahun, 20-24 tahun dan 30-34 tahun dan 79% terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (/ow-and-middle income countries), seperti pada grafik berikut ini. Gambar 2. Jumlah Kematian Akibat Bunuh Di Menurut Kelompok Umur dan Level Pendapatan Negara Tahun 2016 Sun: HHO Gal He tite htp.fwnnhinbeatifoba_ bude dbeseestinates) 90 80 70 60 30 20 10 9O9SSSSSS99S S88 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Umur es DATA KASUS BUNUH DIRI DI INDONESIA Ideainya, data kematian, termasuk kematian akibat bunuh diri, didapatkan dari sistem pencatatan sipil dan statistik hayati (Civil Registration and Vital Statistics, CRVS). Namun pencatatan kematian dan penyebab kematian di Indonesia belum tercatat dengan baik, sehingga data yang dapat ditampilkan bersumber dari WHO Global Health Estimates dan Sample Registration System (SRS). Selain itu disajikan juga data kematian akibat bunuh diri yang tercatat di kepolisian serta hasil Global ‘School-Based Student Health Survey mengenai keinginan bunuh diru pada pelajar SMP dan SMA. Jumlah kasus bunuh diri yang dilaporkan ke kepolisian pada tahun 2016 sebesar 875 kasus, dan tahun 2017 sebesar 789 kasus. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan perkiraan jumlah kematian akibat bunuh diri dari WHO Global Health Estimates maupun SRS seperti gambaran berikut. WHO Global Health Estimates Menurut WHO Global Health Estimates, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia tahun 2016 sebesar 3,4 /100.000 penduduk, laki-laki (4,8/100.000 penduduk) lebin tinge! dibandingkan erempuan (2,0/100.000 penduduk). Secara umum, angka Kejadian semakin tinggi pada Kelompok tumur yang lebih tua, kecuali kelompok umur 20-29 tahun sebesar 5,1 per 100.000 penduduk yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok umur 30-39, 40-49, dan 50-59 tahun. Indonesia rangking. 3 Gambar 3. Angka Kematian Kasar Akibat Bunuh Di (per 100.000 Penduduk) di Indonesia Tahun 2016 Sib: Gest Obey 640 as posta 208 18, 1019 20293039 0490S] 70-79 80+ Semua a Umur f Laki-laki { Peremouan P semua Jka diasumsikan pada tahun 2018 angka kejadian akibat bunuh diri tidak berubah, dan penduduk Indonesia tahun 2018 sejumlah 265 juta, maka dapat dihitung perkiraan jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia sekitar 9.000 kasus per tahun. SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS) ‘Sample Registration System (SRS) merupakan metode alternatif ketika sistem pencatatan sipil dan statistik hayati (CRVS) di suatu negara belum berjalan baik. Pada daerah sampel cilakukan registrasi kelahiran, kematian, dan penyebab kematian (melalui autops/ verbal) secara terus menerus. Daerah ‘sampel SRS di Indonesia yang dilaksanakan tahun 2014-2016 terdiri dari 128 kecamatan di 119 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia, sehingga mengobservasi sekitar 9 jutajiwa. Dari SRS didapatkan data penyebab kematian di Indonesia, termasuk kematian akibat bunuh dir, sebagai berikut. Gambar 4. Kematian Akibat Bunuh Diri di Indonesia Hasil Sample Registration System Tahun 2016 Sumber 5 206 ato tangles emerein Kesehatan 1,8rb@ y 2 ‘sebesar 0,71/ 100.000 penduduk ‘tau 1.800 jiwa/tahun > Laki-laki 3 kal lebih cenderung, Cara Bunuh Diri ‘eninggal karena bunah dit es ata ann Sere ed ane © Minum racun pestisida ‘obat-obatan | aout ela Estimasi kelengkapan pencatatan kematian dalam SRS 2016 sebesar 54,8% dari estimasi jumlah kematian yang dihitung dari angka kematian kasar dikalikan jumlah penduduk. Angka kematian, akibat bunuh diri di Indonesia sebesar 0,71/100.000 penduduk merupakan angka tanpa pembobotan, sehingga jika dihitung dengan pembobotan terhadap Kelengkapan pencatatan, akan, menjadi lebih beser. Dengan angka kematian 0,71/100.000 penduduk dan jumlah penduduk Indonesia tahun 2018, sejumlah 265 juta, maka perkiraan jumlah kematian akibat bunuh diti di Indonesia sekitar 1,800 asus pertahun. Kematian akibat bunuh diri banyak terjadi pada usia muda dan produktif, yaitu 46% pada usia 25-49 tahun, dan 75% pada usia produktif (15-64 tahun), Cara bunuh diri terbanyak adalah dengan gantung dir sebesar 60,9%. Distribusi kasus gantung diri adalah sebagai berikut. Dist di Indonesia Sumber: RS 2016, Badan LitbanghesKementeian Kesehatan Al ‘Menurut Jenis Kelamin Kelompok Umur 14,36 95% 9,55. SSGSSSE 10414 15-19 20-24 25-29 30.34 35.39, eed ck es Umur ‘Sebesar 23,2% kematian akibat bunuh diriterjadi pada orang dengan penyakit jiwa dan 5,8% pada ‘orang dengan penvyakit kronis, seperti gambar di bawah ini. Gambar 6. Penyakit/Kondisi Penyerta Kematian akibat Gantung Diri di Indonesia Sumber: RS 2016, Badan Litbangkes Kementeran Kesehatan = Tidak ada penyakit Ga = Penyakit jiwa = Penyakit kronis, Global School-Based Student Health Survey (GSHS) Global School-Based Student Health Survey (GSHS) diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik indonesia berupa survei kesehatan pada pelajar SLTP dan SLTA dengan tentang usia 12-18 tahun, Pada GSHS tahun 2015 sampel survei berasal dari 75 sekolah di 68 kabupaten/kota di 26 provinsi. Hasil GSHS 2015 didapatkan data keinginan untuk bunuh diri pada masa SLTP dan SLTA sebesar 4,3% pada laki-laki dan 5,9% pada perempuan. Gambar 7. Proporsi* Keinginan untuk Bunuh Diri pada Pelajar SMP dan SMA, GSHS 2015 Suber: GSHS 2015, Kementeian Kesehatan Keterangan:*| weighted percentage Total sampel 10.837 aki tak 4:88; perempuan 5.049) 5,9% 5,2% 4,3% Ingin bunuh diri Lakilaki = Perempuan = Total a UPAYA PENCEGAHAN BUNUH DIRi Sampai saat ini belum didapatkan penyebab yang pasti dari bunuh diri. Bunuh diri merupakan interaksi yang kompleks dari faktorfaktor genetik, organobiologik, psikologik, dan sosiokultural Faktor‘faktor tersebut dapat saling menguatkan atau melemahkan terjadinya tindakan bunuh diri pada seorang individu. Bunun diri dapat dicegah dan semua anggota masyarakat dapat melakukan tindakan yang akan menyelamatkan kehidupan dan mencegah bunuh diri. Sangat dibutuhkan kerjasama yang erat antara individu, keluarga, masyarakat, profesi, dan pemnerintah untuk bersarna mengatasinya Pencegahan terhadap usaha bunuh diri pada remaja perlu dilakukan, mengingat remaja merupakan kelompok usia berisiko tinggi melakukan bunuh di. Ide bunuh diri, ancaman, dan percobaan bunuh iri memerlukan prioritas tinggi dan merupakan hal serius apapun tujuannya, Salah satu langkah preventif awal yang dapat dilakukan adalah menggali tentang adanya ide bunuh diri pada remaja. Remaja hatus ditanyakan secara langsung tentang pikiran bunuh diri, dimana pertanyaan tersebut, membuat remaja merasa diperhatikan dan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan masalah Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat adalah dengan mengetahui ciri atau faktorrisiko individu yang rentan untuk melakukan bunuh diri atau percobaan bunuh dir Jika melihat perubahan drastis perilaku seseorang yang merupakan tanda peringatan yang umumnya teriadi pada orang yang memiliki pikiran untuk bunuh dir, jangan ragu untuk menanyakan kondisinya, Komitmen, kepekaan, pengetahuan dan kepedulian terhadap orang lain, keyakinan bahwa hidup ini adalah anugerah yang harus dipelihara sebaik-baiknya merupakan modal dasar untuk membantu mencegah suatu tindakan bunuh dir. Dengan upaya yang tepat, bunuh diri dapat dicegah. Upaya pencegahan bunuh diri membutuhkan strategiyang komprehensif dan melibatkan lintas sektor baik pemerintah maupun masyarakat. Tanda-tanda Individu yang Rentan untuk Melakukan Bunuh Diri Bunuh diri dapat dicegah dan semua anggota masyarakat dapat melakukan tindakan yang akan menyelamatkan kehidupan dan mencegah bunuh diri. Sangat dibutuhkan kerjasama yang erat antara individu, keluarga, masyarakat, profesi, dan pemerintah untuk bersama mengatasinya, Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui ciri atau faktor risiko individu yang rentan untuk melakukan bunuh diri atau percobaan bunuh diri. Berikut beberapa tanda peringatan yang umumnya terjadi pada orang yang memiliki pikiran untuk bunuh diri: 1. Membicarakan tentang bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan kematian 5. Merasa putus asa atau terjebak 2. Mulai mencari akses di suatu masalah memi senjata api 8. Mudah marah yang tak terkendali 7. Tidur jauh lebih lama dari biasanya atau malah memiliki masalah tidur 6. Konsum: juman keras meningkat Jika melihat perubahan drastis perilaku seseorang, termasuk ada beberapa tanda di atas, jangan ragu untuk menanyakan kondisinya. Referensi 1. National suicide prevention strategies - Progress, examples and indicators, WHO 2018. 2. World Health Statistics 2019: Monitoring health for the SDGs, Annex 2, WHO 2019. 3. Global Health Observatory (GHO) data repository, (hitp://apps.who.int/ghaidata) 4, WHO Global Health Estimates (httpy/mww.who.int/nealthinfo/giobal_burden_disease/estimates) 5. Sample Registration System (SRS) 2016 6. Global School-Based Student Health Survey (GSHS) 2015 BIC Infodatin Situasi & Pencegahan Bunuh Diri Penanggung Jawab Didi Budjionto Redaktur Rudy Kurniowan Penyunting Winne Widiantini Penvl Fetty lemondar : De & orf Layouter i

Anda mungkin juga menyukai