Anda di halaman 1dari 5

Moh.

Widodo Azhar (1910946031)


Kelas A Fotografi 2019/2020

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER


GENAP 2019/2020
MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN ILMIAH
PROGRAM STUDI FOTOGRAFI (A), FSMR, ISI YOGYAKARTA

1. Perbaikan kalimat sesuai ejaan yang benar


a. Purchasing power adalah sebuah metode untuk menghitung alternatif nilai
tukar antar mata uang dari seratus tiga puluh dua negara
b. Hampir 67 % PNS terlambat masuk apel pagi pada hari pertama kerja pasca
libur lebaran

2. Perbaikan kalimat sehingga mejadi efektif beserta dengan alasannya


a. 1. Penentuan keseimbangan warna akan memengaruhi akurasi perekaman
aneka warna
Kalimat perbaikan yang pertama yaitu menghilangkan pengulangan kata
“warna-warna” karena kalimat tersebut tidak efektif jika digabungkan dengan
kata “aneka warna - warna”. Kata penjamak yang efektif adalah aneka warna.
2. Penentuan keseimbangan warna akan memengaruhi akurasi perekaman
warna – warna
Kalimat perbaikan yang kedua yaitu dengan menghilangkan kata “aneka”
namun pengulangan kata “warna – warna” tetap ditulis.

b. 1. Lensa Zuko Digital bisa menjangkau objek – objek yang sulit didekati
seperti foto olahraga dan satwa liar
Kalimat perbaikan yang pertama dengan menghilangkan kata “misalnya”
pada kalimat “seperti misalnya” karena kedua kata tersebut mengandung
makna yang sama.
2. Lensa Zuko Digital bisa menjangkau objek – objek yang sulit didekati
misalnya foto olahraga dan satwa liar
Kalimat perbaikan yang kedua dengan menghilangkan kata “seperti” pada
kalimat “seperti misalnya” karena mengandung makna yang sama.

3. Pemakaian kata yang tepat serta penjelasan dan contohnya


a. S-2 dan S2
Penulisan jenjang akademik strata dua pada program pascasarjana apabila
disingkat lebih tepat ditulis dengan menggunakan tanda hubung, yaitu S-2,
bukan S2. Huruf S pada singkatan itu merupakan singkatan berhuruf kapital
yang dirangkaikan dengan unsur lain (angka 2) yang tidak sejenis. Angka 2
pada singkatan itu juga digabungkan dengan unsur lain yang tidak sejenis,
yaitu S. Oleh karena itu, perangkaian kedua unsur yang tidak sejenis itu lebih
tepat menggunakan tanda hubung. Contoh : Pada bulan Juli mendatang Institut
Seni Indonesia Yogyakarta akan mengadakan wisuda untuk jenjang S-2
program studi fotografi.

b. jam dan pukul


Kata jam dan pukul masing – masing mempunyai makna sendiri, yang
berbeda satu sama lain. Kata “jam” menunjukkan makna masa atau jangka
waktu, sedangkan kata “pukul” mengandung pengertian saat atau waktu.
Dengan demikian, jika maksud yang ingin diungkapkan adalah “waktu atau
saat”, kata yang tepat digunakan adalah pukul. Contoh : Perkuliahan akan
dimulai pukul 09.00
Sebaliknya, jika yang ingin diungkapkan itu “masa atau jangka waktu”,
kata yang tepat digunakan adalah jam. Contoh : Kami mengikuti perkuliahan
selama tiga jam.

4. Perbedaan di sebagai kata depan dan di sebagai awalan beserta contohnya


Penggunaan kata di sebagai kata depan dituliskan terpisah dengan kata –
kata yang di depannya. Contoh : di rumah, di kota, di sana, di mana. Kata di
sebagai kata depan tidak mungkin mempunyai pasangan bentuk “me-“.
Misalnya, di sana , di mana, tidak terdapat bentuk “mesana” dan “memana”.
Contoh penggunaan kata “di” sebagai kata depan pada teks media massa terkait
wabah pandemi covid 19 : “Kita mendapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di
Jakarta dan 2 di Jawa Tengah,” ucap Yuri di Istana Negara, Jakarta Pusat,
Minggu (15/3/2020).
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/nasional.okezone.com/amp/2020/03/15/337/21
83662/terdapat-21-kasus-baru-pasien-korona-di-indonesia-jadi-117-orang
(Terdapat 21 Kasus Baru, Pasien Positif Korona di Indonesia Jadi 117 Orang)
Penggunaan kata di sebagai awalan terdapat pada kata – kata yang
tergolong jenis kata kerja dan dituliskan serangkai dengan kata kerja yang
dilekatinya itu. Misalnya, dipukul, diambil, dipilih, diserahkan, diperbaiki,
diobati. Kata di sebagai awalan selalu mempunyai pasangan bentuk “me-“.
Misalnya, dipukul – memukul, diambil – mengambil. Contoh penggunaan kata
“di” sebagai awalan pada teks media massa terkait wabah pandemi covid 19 :
“Setelah disampaikan dan saya dapat datanya, maka saya sampaikan ke rumah
sakit. Ini penting buat dokter yang merawat paseien, supaya dokternya bisa
menyampaikan ke pasiennya, kenapa dia diisolasi dan sebagainya, ini adalah
hak pasien pertama,” ungkapnya.
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/nasional.okezone.com/amp/2020/03/15/337/21
83662/terdapat-21-kasus-baru-pasien-korona-di-indonesia-jadi-117-orang
(Terdapat 21 Kasus Baru, Pasien Positif Korona di Indonesia Jadi 117 Orang)

5. Kaidah KPST beserta contohnya


Kaidah KPST adalah kaidah peluluhan atau penghilangan fonem kata
dasar yang berawalan k, p, s, atau t saat diberi awalan me- atau pe-. Kaidah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Huruf pertama luluh jika huruf kedua adalah vokal. Contoh :
 kali = mengalikan, pukul = memukul, salin = menyalin, tari =
menari.
 Kali = pengali, pukul = pemukulan, salin = penyalinan, tari =
penari
Contoh kaidah KPST huruf pertama luluh jika huruf kedua adalah vokal
pada teks media massa terkair dengan pandemi covid 19 : “Lebih lanjut,
Yuri menyebutkan bahwa 19 kasus baru yang terdapat di Jakarta masih
dari hasil pengembangan dari kasus lainnya.”
 Kaidah KPST : S = sebut, menjadi menyebutkan
Sumber :
https://www.google.com/amp/s/nasional.okezone.com/amp/2020/03/15/
337/2183662/terdapat-21-kasus-baru-pasien-korona-di-indonesia-jadi-
117-orang
(Terdapat 21 Kasus Baru, Pasien Positif Korona di Indonesia Jadi 117
Orang)
2) Huruf pertama tidak luluh jika huruf kedua adalah konsonan.
 Kristal = mengkristal, proses = memproses, skor = menskor,
transmigrasi = mentransmigrasikan
 Kristal = pengkristalan, proses = pemroses, skor = penskoran,
transmigrasi = pentrasmigrasian
Contoh kaidah KPST huruf pertama tidak luluh jika huruf kedua adalah
konsonan pada teks media massa terkair dengan pandemi covid 19 : “Kami
melihat nama – nama penyakit tertentu telah memprovokasi adanya reaksi
terhadap anggota komunitas agama atau etnis tertentu,”
 Kaidah KPST : P = Provokasi, menjadi memprovokasi
Sumber :
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/dunia-
51396818 (Virus corona: Mengapa proses penamaan virus menyita waktu
begitu lama?)
3) Pengecualian untuk kaidah KPST
 Punya = mempunyai (bukan memunyai)
 Kaji = mengkaji (bukan mengaji)
 Syair = penyair (bukan pensyair)
Contoh pengecualin untuk kaidah KPST pada teks media massa terkait
pandemi covid 19 : “Gejala ini diperberat jika penderita adalah usia lanjut
dan mempunyai penyakit peserta lainnya. Seperti paru obstruktif
menahun atau penyakit jantung.”
 Kaidah pengecualian KPST : P = Punya, menjadi mempunyai,
bukan memunyai
Sumber :
https://www.google.com./amp/s/www.jogloabang.com/komunitas/penanga
nan-virus-corona-indonesia%3famp
(Penanganan Virus Corona di Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai