Mangrove 1
Mangrove 1
http://doi.org/10.21107/jk.v12i1.4752
ABSTRACT
Mangrove Avicennia sp. an important mangrove species, because it used as traditional medicine. This
research aimed to obtain a fraction of mangrove leaves extract Avicennia sp. which has antibacterial
bioactivity against S. aureus and E. coli. Mangrove leaves collected from the coast in the village of
Kabonga Besar, Donggala District, Central Sulawesi. Antibacterial activity assayed using the agar
diffusion well method. The results showed the presence of steroid, triterpenoids, flavonoids, alkaloids
and polyphenols compounds. Antibacterial activity showed by ethyl acetate fraction (S. aureus 16.97
± 1.15 mm and E. coli 14.40 ± 0.46 mm) and ethanol (S. aureus 12.20 ± 2.12 mm and E. coli 8.13 ±
0.42 mm) at 1,000 mg/mL. This study has explored the antibacterial ability of Avicennia sp. leaves
extract in n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. Phytochemical analysis of various solvent extracts
shows that flavonoids and tannins are common in all plant extracts with antibacterial properties.
Avicennia sp. leaves extract can be used to find new bioactive natural products and can use as a
potential source that can control pathogenic bacteria.
Key Words: Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bioactive, Donggala, Central Sulawesi
ABSTRAK
Mangrove Avicennia sp. merupakan spesies mangrove yang penting, karena telah digunakan sebagai
obat tradisional. Tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan fraksi ekstrak daun mangrove Avicennia sp.
yang memiliki bioaktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli. Sampel daun mangrove
dikoleksi dari pesisir pantai di Kelurahan Kabonga Besar Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
Metode Pengujian antibakteri menggunakan difusi sumur agar. Hasil penelitian menunjukkan
kehadiran senyawa steroid, triterpenoid, flavonoid, alkaloid dan polifenol. Aktivitas antibakteri
ditunjukkan fraksi etil asetat (S. aureus 16.97 ± 1.15 mm dan E. coli 14.40 ± 0.46 mm) dan etanol (S.
aureus 12.20 ± 2.12 mm dan E. coli 8.13 ± 0.42 mm) pada 1,000 mg/mL. Penelitian ini telah
mengeksplorasi kemampuan antibakteri ekstrak daun Avicennia sp. dalam pelarut n-heksan, etil
asetat dan etanol. Analisis fitokimia dari berbagai ekstrak pelarut menunjukkan bahwa flavonoid dan
tanin adalah umum dalam semua ekstrak tanaman dengan sifat antibakteri. Ekstrak daun Avicennia
sp. dapat digunakan untuk menemukan produk alami bioaktif baru dan dapat digunakan sebagai
sumber potensial yang dapat mengendalikan bakteri patogen.
Kata Kunci: Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bioaktif, Donggala, Sulawesi Tengah
mangrove bernilai medis (Latief, Nazarudin, & Antibakteri adalah senyawa yang digunakan
Nelson, 2015). untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri
yang bersifat merugikan. Mekanisme
Mangrove dari genus Avicennia merupakan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
salah satu jenis tumbuhan yang banyak oleh senyawa antibakteri dapat berupa
tersebar di Indonesia, diantaranya ditemukan perusakan dinding sel dengan cara
tumbuh di pesisir perairan pantai di Sulawesi menghambat pembentukannya atau
Tengah. Berbagai penelitian telah mengubahnya setelah selesai terbentuk,
mengungkap potensi bioaktivitas antibakteri perubahan membran sitoplasma sehingga
mangrove genus Avicennia secara in vitro menyebabkan keluarnya bahan inti dari dalam
terhadap berbagai bakteri patogen (Ulmursida sel, perubahan molekul protein dan asam
et al., 2017, Ananthavalli & Karpagam, 2017, nukleat, penghambatan kerja enzim, dan
Johannes et al., 2017, Mangrio et al., 2016, penghambatan sintesis asam nukleat dan
Manilal et al., 2016, Sabiladiyni et al., 2016, protein (WHO, 2014). Substansi antibakteri
Tariq et al., 2015, A. Sheela Devi et al., 2015, dapat bekerja secara bakteriostatik,
Danata & Yamindago, 2014, Mohammed et bakteriosidal, dan bakteriolitik berdasarkan
al., 2014, Nayak et al., 2014, Al-Maqtari & sifat toksisitas selektifnya (Parekh & Chanda,
Nagi, 2014, Sharief Md & V, 2014, Hingkua et 2007).
al., 2013, Oktavianus, 2013, Dhayanithi et al.,
2012, Prabhu & Guruvayoorappan, 2012, Levy & Marshall (2004) melaporkan
Bachtiar, 2011, Prihanto et al., 2011 dan Sari munculnya strain bakteri dengan ketahanan
et al., 2008). terhadap substansi antimikroba yang ada.
Resistensi obat menunjukkan ancaman
Tumbuhan termasuk mangrove menunjukkan kesehatan masyarakat global yang terus
respons antimikroba karena adanya meningkat yang melibatkan semua patogen
fotokonstituen seperti alkaloid, minyak atsiri, mikroba dan obat antimikroba. Melihat potensi
asam fenolik, flavonoid, kuinin, tannin, besar dari mangrove Avicennia dan ancaman
terpenoid dan lain-lain (Ravikumar et al., 2010 resistensi bakteri, maka pada penelitian ini
dan Edeoga, Okwu, & Mbaebie, 2005). Prabhu akan mengkaji potensi bioaktivitas antibakteri
& Guruvayoorappan (2012) melaporkan mangrove Avicennia sp. yang diisolasi dari
ekstrak dari tumbuhan mangrove dan pesisir perairan Sulawesi Tengah. Tujuan
asosiasinya telah digunakan luas untuk tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan fraksi ekstrak
medis, dan telah tercatat sekitar 349 metabolit daun mangrove Avicennia sp. yang memiliki
merupakan turunan dari steroid, diterpen, bioaktivitas antibakteri terhadap Escherichia
triterpen, saponin, flavonoid, alkaloid dan coli dan Staphylococcus aureus.
tannin.
MATERIAL DAN METODE
Mangrove Avicennia sp. merupakan spesies Tempat dan Waktu
mangrove yang penting (Mahera et al., 2011),
karena kulit, daun dan buat telah digunakan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
sebagai obat tradisional untuk penyembuhan Teknologi Hasil Perikanan, Sekolah Tinggi
penyakit kulit (Fauvel et al., 1993), reumatik, Perikanan dan Kelautan Palu. Penelitian
cacar, bisul dan pakan ternak (Oktavianus, dilaksanakan mulai dari Bulan April-
2013 dan Fauvel et al., 1995). Selain itu, September 2016 mulai dari tahap sampling,
mangrove Avicennia merupakan sumber dari ekstraksi substansi bioaktif, pengujian fitokimia
alkohol, asam amino, karbohidrat, asam dan pengujian aktivitas antibakteri.
lemak, hidrokarbon, garam inorganic, mineral,
fitoaleksin, asam karboksilat, steroid, tanin, Bahan dan Alat
triterpen dan vitamin, iridoid glukosida
(Ananthavalli & Karpagam, 2017, Mangrio et Bahan yang digunakan: Daun mangrove
al., 2016, Edeoga et al., 2005, Avicennia sp., nutrient agar (Merck), agar
Bandaranayake, 2002, dan Fauvel et al., bakteriologikal (Hi-Media), Akuades, n-heksan
1995). Haque et al., (2006) dan Bell & Duewell (Merck), etil asetat (Merck), etanol (Merck),
(1961) melaporkan bahwa mangrove DMSO (Merck), kloramfenikol, ampisilin
Avicennia mengandung triterpenoid (asam (Generik), isolat bakteri Escherichia coli dan
betulik 0,3%, taraxerol 0,06% dan taraxeron Staphylococcus aureus (dari Laboratorium
0,05%), dan senyawa hidrokarbon lainnya Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
telah diisolasi dari berbagai bagian Avicennia.
13
Alhaddad et al., Bioaktivitas Anti Bakteri Dari Ekstrak Daun Mangrove
Brawijaya). Alat yang digunakan: Laminar air beberapa menit, bila bereaksi positif akan
flow, autoklaf, timbangan analitik, cawan petri, terbentuk busa yang stabil selama 15 menit.
tabung reaksi, Erlenmeyer, inkubator, oven, Uji Polifenol (Tannin)
jarum ose, Bunsen, mikropipet, tabung sumur, Sebanyak 1,0 mL sampel dimasukkan ke
rotary vacuum evaporator (EYELA N-1100) dalam tabung reaksi kemudian ditambah
dan standar Mc Farland (Hi-media). dengan beberapa tetes pereaksi larutan feri
klorida 5% (FeCl3) bila bereaksi positif akan
Sampling dan Ekstraksi Daun Mangrove menghasilkan endapan coklat.
Avicennia sp. (Sharief Md & V, 2014) Uji Alkaloid
Sebanyak 1,0 mL sampel dimasukkan ke
Sampel daun mangrove dikoleksi dari pesisir dalam tabung reaksi kemudian ditambah
pantai di Kelurahan Kabonga Besar dengan 2-3 tetes pereaksi Dragendorf, bila
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, bereaksi positif akan menghasilkan endapan
kemudian dibersihkan dan dikering-anginkan jingga.
pada suhu ruangan sampai kering (5-6 Uji Steroid dan Triterpenoid
minggu). Daun mangrove yang kering 1 mL ekstrak ditambahkan 3,5 tetes kloroform,
ukurannya diperkecil, kemudian dihaluskan. kemudian ditambahkan 3-5 tetes anhidrida
Ekstraksi dilakukan menggunakan metode asam asetat dan 10 tetes asam sulfat pekat.
maserasi bertingkat dengan menggunakan Uji positif Steroid dengan perubahan warna
tiga jenis pelarut berdasarkan polaritas. larutan menjadi biru atau hijau. Uji positif
Sebanyak 100 g tepung daun mangrove Triterpenoid dengan perubahan warna larutan
Avicennia sp. dimaserasi bertingkat dengan menjadi coklat sampai coklat kemerahan.
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat
dan etanol (1:2 v/v), kemudian didiamkan Pembuatan Pengenceran Kontrol Positif
selama semalam (sambil sesekali diaduk), dan
kemudian disaring. Selanjutnya, pelarutnya Pada penelitian ini digunakan ampisilin dan
diuapkan dengan Rotary Vaccum Evaporator. kloramfenikol sebagai kontrol positif. Kontrol
Tahapan ekstraksi ini diulang sebanyak 3 kali. positif dibuat seri pengenceran dengan
Kemudian, ekstrak hasil maserasi pertama konsentrasi 100, 10, 1 mg/L. Ampisillin dan
sampai ketiga ditimbang dan dijumlahkan kloramfenikol merupakan kelompok yang
berat ekstraknya. Lalu, dihitung persentase berspektrum luas yang dapat menghambat
dari rendemen ekstrak dari tiap fraksi dengan bakteri gram positif dan gram negatif.
persamaan (1). Selanjutnya ekstrak dari tiap
pelarut dibuat seri pengenceran dari Penyiapan Bakteri Uji
konsentrasi 100.000, 10.000, 1.000 dan 100
mg/L. Bakteri uji yang digunakan yaitu Escherichia
coli dan Staphylococcus aureus yang
Rendemen Ekstrak (%) = × 100% diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Pengujian Fitokimia (Harborne, 1998) Malang. Bakteri uji dikultur pada media NA
dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24
Uji fitokimia adalah uji kualitatif yang bertujuan jam. Setelah itu bakteri dipanen dan
untuk menentukan komponen bioaktif yang ditambahkan dalam larutan fisiologis (NaCl
terkandung dalam suatu bahan. Uji fitokimia 0,9%). Kemudian diatur tingkat kepadatan
9
meliputi pemeriksaan senyawa flavonoid, menjadi 1×10 (disesuaikan dengan larutan
saponin, tanin, fenolik, triterpenoid, dan steroid standar Hi-Media McFarland No.4). Setelah
dari ekstrak kasar daun mangrove. itu, dibuat sebuah seri pengenceran sampai
7
1×10 .
Uji Flavonoid
Sebanyak 1,0 mL larutan sampel alkoholik Pengujian Antibakteri dengan Metode
dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian Difusi Sumur Agar (Tanod et al., 2018)
ditambahkan sedikit serbuk magnesium dan Media Dasar
beberapa tetes HCL pekat (pereaksi shinoda)
bila bereaksi positif, akan menghasilkan Media nutrien agar ditimbang sebanyak 2 g,
larutan berwarna jingga, merah muda atau dan ditambahkan 2 g agar bakteorologikal,
merah. dilarutkan dalam aquades 100 ml, dan
dihomogenkan lalu disterilkan dalam autoklaf
Uji Saponin 0
selama 15 menit pada suhu 121 C. Setelah itu
Sebanyak 2,0 mL larutan sampel dimasukkan dituang dalam cawan petri steril sebanyak ±
kedalam tabung reaksi kemudian dikocok 15 ml dan dibiarkan sampai mengeras.
14
Jurnal Kelautan, 12(1), 12-22 (2019)
dipengaruhi oleh kadar air dan komponen Substansi bioaktif merupakan respons dari
lainnya (Podungge et al., 2015). Selain itu organisme dalam menghadapi interaksi
rendemen yang dihasilkan dari proses dengan lingkungan. Bioaktif yang diproduksi
maserasi memiliki nilai rendemen yang berperan sebagai mekanisme pertahanan.
bervariasi pada habitat dan lokasi yang Hasil uji fitokimia ketiga fraksi daun mangrove
berbeda terhadap lingkungannya (Nopiyanti & Avicennia sp. dapat dilihat pada Tabel 2.
Agustriani, 2016).
Tabel 2. Hasil Fitokimia Ekstrak Daun Mangrove Avicennia sp.
Polifenol
Fraksi Saponin Steroid Alkaloid Flavonoid Triterpenoid
(Tanin)
Etanol - + + - + -
Etil asetat - + - + + +
n-Heksan - - - - + +
Hasil pengujian pada Tabel 2 menunjukkan senyawa triterpenoid pada tumbuhan berperan
kehadiran senyawa steroid, triterpenoid, sebagai pelindung untuk menolak serangga
flavonoid, alkaloid dan polifenol. Hal ini sesuai dan serangan mikroba (Riyanto, Widowati, &
dengan penelitian Dhayanithi et al., (2012) Sabdono, 2013). Steroid merupakan
bahwa ekstrak daun mangrove menunjukkan komponen yang umum terdapat pada hewan,
kehadiran fitokimia konstituen seperti alkaloid, tetapi (Harborne, 1998) juga menemukannya
tannin, flavonoid dan gula yang biasa umum pada tumbuhan. Steroid umumnya digunakan
diperoleh pada ekstrak tanaman. Begitu juga sebagai agen antibakteri.
dengan hasil penelitian Parekh & Chanda
(2007) bahwa flavonoid dan alkaloid Aktivitas antibakteri dapat digolongkan
merupakan kelompok senyawa yang umum berdasarkan besarnya zona hambat yang
terdapat pada ekstrak daun tumbuhan. terbentuk. Berdasarkan kategori zona hambat
Srikanth et al., (2015) melaporkan ekstrak oleh Paudel (Paudel et al., 2014), terdapat 4
hidroalkoholik dari daun Avicennia marina kategori aktivitas antibakterial, yaitu sangat
mengandung komponen fitosterol, flavonoid, kuat (zona hambat ≥ 20 mm), kuat (zona
tannin dan fenol. Fraksi methanol dari daun hambat 15 - 20 mm), sedang (zona hambat 10
Avicennia officinalis dilaporkan juga- 15 mm) dan lemah (zona hambat ≤10 mm).
mengandung komponen aktif steroid, tannin Ketiga fraksi daun mangrove menunjukkan
dan flavonoid (Ganesh & Vennila, 2011). potensi antibakteri yang beragam terhadap
Flavonoid merupakan struktur fenolik yang bakteri S. aureus dan E. coli. Hasil pengujian
mengandung satu gugus karbonil kompleks antibakteri ketiga fraksi daun mangrove
dengan protein larut dan ekstraseluler dengan Avicennia sp. terhadap bakteri S. aureus dan
dinding sel bakteri (Ravikumar et al., 2010). E. coli dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar
2.
Tabel 3. Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Mangrove Avicennia sp.
16
Jurnal Kelautan, 12(1), 12-22 (2019)
Gambar 2 menunjukkan fraksi etil asetat fraksi etil asetat ekstrak daun mangrove
tergolong antibakteri yang kuat, fraksi etanol Avicennia marina, A. officinalis, A. Alba
tergolong antibakteri yang sedang, dan fraksi berpotensi sedang. Sedangkan hasil penelitian
n-heksan tergolong antibakteri yang lemah. Tariq et al., (2015) melaporkan fraksi etanol
Hasil penelitian ini didukung oleh (Al-Maqtari & dan etil asetat ekstrak daun Avicennia sp.
Nagi 2014) dan (Bakshi & Chaudhuri 2014) menunjukkan aktivitas antibakteri yang sedang
yang juga melaporkan antibakteri dari tiga sampai sangat kuat.
Hasil penelitian sebelumya telah melaporkan Nayak et al., (2014) melaporkan fraksi etil
aktivitas antibakteri dari daun mangrove alkohol daun A. marina menunjukkan
Avicennia, yaitu daun Avicennia. schaueriana kemampuan menghambat P. aeruginosa dan
pada 217 µg/mL mampu menghambat S. B. subtilis. Daun mangrove A. marina dan A.
aureus, E. coli dan P. aeruginosa (Machado et alba juga dilaporkan menunjukkan aktivitas
al., 2017). Fraksi etanol, metanol dan etil antibakteri terhadap Bacillus subtilis, Bacillus
asetat daun mengrove A. marina mampu coagulans, E. coli, Enterobacter sakazakii dan
menghambat pertumbuhan E. coli, Klebsiella Acinetobacter baumannii (Gupta & Roy, 2012).
pneumoniae, P. aeruginosa, Citrobacter Ekstrak gliserol daun A. marina menunjukkan
diversus dan Proteus mirabilis (Tariq et al., aktivitas antibakteri yang lemah terhadap
2015). Ekstrak metanol dari mangrove A. bakteri E. coli (Amirkaveei & Behbahani,
marina dilaporkan dapat menghambat dengan 2011).
kekuatan sedang sampai sangat kuat bakteri
B. subtilis, E. coli, P. aeruginosa dan S. Bakteri gram negatif seperti E. coli umumnya
aureus (Sugga et al., 2015). Danata & mempunyai lapisan tambahan dalam struktur
Yamindago (2014) melaporkan ekstrak dinding sel, sebagai membrane luar. Membran
metanol daun A. marina menunjukkan zona luar terdiri atas lipopolisakarida (LPS), matriks
hambat 4.43-5.79 mm terhadap S. aureus dan porin, dan lipoprotein. Membran luar ini dapat
4.25-5.48 mm terhadap Vibrio alginolyticus. menjadi perantara difusi pasif senyawa
Tiga ekstrak daun mangrove Indian A. alba, A. hidrofilik. Senyawa hidrofilik dapat lebih
marina dan A. officinalis menunjukkan mudah melewati LPS daripada senyawa yang
penghambatan terhadap E. coli, hidrofobik (Tanod et al., 2018). Bakteri gram
Agrobacterium tumefaciens, Streptococcus negatif sensitive terhadap senyawa polar yang
mutans, S. aureus, Tricophyton rubrum dan memiliki ujung hidrofilik, misalnya karboksil,
Aspergillus flavus (Bakshi & Chaudhuri, 2014).
17
Alhaddad et al., Bioaktivitas Anti Bakteri Dari Ekstrak Daun Mangrove
asam amino dan hidroksil (Madigan, Martinko, yang masuk dalam kelompok penisilin dan
& Parker, 2000) telah terbukti efektif menghambat bakteri gram
positif dan beberapa gram negatif. Ampisilin
Pada penelitian ini juga menguji kloramfenikol
bekerja dengan menghambat sintesis dinding
dan ampisilin sebagai pembanding (kontrol
sel bakteri, sehingga menyebabkan lisis sel
positif). Kloramfenikol merupakan senyawa
(Ashnagar & Naseri, 2007). Hasil pengujian
antibakteri yang stabil dan dapat berdifusi baik
antibakteri kontrol positif dan negatif terhadap
dalam media agar (Rahal & Simberkoff, 1979).
bakteri S. aureus dan E. coli dapat dilihat pada
Ampisilin merupakan senyawa semi-sintetis
Tabel 4 dan Gambar 3.
Tabel 4. Diameter Zona Hambat Kontrol Positif dan Negatif
18
Jurnal Kelautan, 12(1), 12-22 (2019)
22