Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN ANAK I

PENYUSUN BUKU:

Tim Keperawatan Anak


Kustiningsih, M.Kep., Sp. Kep, An
Ery Khusnal, MNS

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA

2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

PANDUAN KEPERAWATAN ANAK I


SEMESTER 4 REGULER

PANDUAN KEPERAWATAN ANAK I INI DIGUNAKAN SEBAGAI


PANDUAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PADA SEMESTER 4
REGULER PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS ‘ASIYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA, FEBRUARI 2020

DISETUJUI OLEH DISUSUN OLEH

Ns. SURATINI, M.Kep., Sp.Kep Kom


KUSTININGSIH, M. Kep, Sp.Kep, An

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan karunia-Nya. Salawat dan salam untuk Nabi besar Muhammad SAW
beserta sahabat serta ummatnya sampai akhir zaman.

Mata ajar Keperawatan anak I, merupakan dasar untuk menghasilkan peserta


didik yang mampu memberikan asuhan keperawatan dengan aman dan efektif bagi
anak sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, yang terdiri dari
pembelajaran teori, praktikum dan tutorial. ini terdiri dari Buku panduan praktikum
Keperawatan Anak I ini disusun bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Regular semester 4. Tujuan penyusunan modul ini adalah membantu mahasiswa
dalam pencapaian kompetensi dasar dan penguasaan skill/ ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada anak serta kemampuan melakukan analisis dan
keterampilan dalam menyelesaikan masalah, bekerja dalam tim.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian buku panduan Praktikum Keperawatan Anak I ini. Kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan modul ini sangat diharapkan. Semoga modul
ini bermanfaat untuk semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Yogyakarta, Februari 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 3
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 4
VISI & MISI PRODI ........................................................................................... 5
BAB I ............... ............................................................................. . 6
PENDAHULUAN ............................................................................................... 6
A. Ayat Al-Qur‟an .... .................................................................................... 6
B. Hadist Nabi ................................................................................................ 6

BAB II .................................................................................................................. 8
PANDUAN PRAKTIKUM ................................................................................. 8
A. Deskripsi Mata Ajar ................................................................................. 11
B. Kompetensi................................................................................................ 11
C. Indikator Kompetensi ............................................................................... 11
D. Tata Tertib Praktikum ................................................................................ 11
E. Tim Praktikum ........................................................................................... 12
F. Evaluasi ..................................................................................................... 12
G. Referensi .................................................................................................... 12

BAB III
MATERI PRAKTIKUM .................................................................................... 13
A. Imunisasi Dasar Pada Anak ...................................................................... 13
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ............................................... 20
C. Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) ............................................. 20
D. Pengukuran Antropometrik Pada Anak ...................................................... 25
E. Pemeriksaan Fisik Anak ………………………………………………..... 30
F. Perawatan Metode Kangguru (Kangaroo Mother Care) .......................... 41

4
VISI MISI

A. VISI :
Menjadi Program Studi Keperawatan - Pendidikan Profesi Ners pilihan dan
unggul bidang keperawatan palliative berdasarkan ilmu pengetahuan dan
tehnologi berbasis nilai-nilai Islam berkemajuan.

B. MISI :

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada


masyarakat bidang palliative care berdasarkan nilai-nilai Islam
berkemajuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Mengembangkan kajian bidang palliative dan pemberdayaan perempuan
dalam kerangka Islam Berkemajuan
3. Mengembangkan Program Studi Keperawatan-Pendidikan Profesi Ners
dengan unggulan palliative pada semua tingkatan usia berdasarkan nilai-
nilai Islam.

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. AYAT AL-QUR’AN
Al-Qur’an Surat Luqman : 13 – 19

Artinya:
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”(13). Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (14). Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
6
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan
(15). (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui (16). Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah) (17). Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri (18). Dan sederhanakanlah
kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai (19).

B. HADIST NABI
1. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.
(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik
maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari).
3. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor
kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut
kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa‟i).
4. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orangtuanya yang
menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Baihaqi).

7
BAB II

PANDUAN PRAKTIKUM

I. DESKRIPSI MATA AJAR


Keperawatan Anak I merupakan salah satu mata kuliah keperawatan klinik di
program studi ilmu keperawatan. Keperawatan Anak I memberikan dasar
untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, dengan
menerapkan berbagai upaya dan prinsip keperawatan anak dengan
menggunakan proses keperawatan anak sebagai pendekatan.

Pembelajaran praktikum dilaksanakan untuk membekali mahasiswa dalam


penguasaan skill/ketrampilan dalam melakukan asuhan keperawatan pada
anak.

II. KOMPETENSI
Kompetensi utama mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu menentukan
tujuan dan dapat mempraktikkan berbagai macam skill/ketrampilan dalam
melakukan perawatan pada anak dengan benar.

III. INDIKATOR KOMPETENSI


Setelah mengikuti pembelajaran praktikum, mahasiswa mampu melakukan
berbagai ketrampilan keperawatan anak:
1. Mahasiswa mampu melakukan pemberian imunisasi dasar pada anak
dengan prinsip yang benar.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan, pengklasifikasian,
melakukan tindakan, memberikan konseling anak sakit dan
menentukan rencana tindak lanjut menggunakan bagan MTBS.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan, pengklasifikasian,
melakukan tindakan, memberikan konseling bayi muda dan dan
menentukan rencana tindak lanjut menggunakan bagan MTBM.
4. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian/ pemeriksaan fisik dan
pengukuran antropometrik pada anak dengan benar.
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh
kembang pada anak.
6. Mahasiswa mampu melakukan perawatan bayi prematur dengan
metode kangguru ( Kangaroo Mother Care).

IV. TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Mahasiswa petugas piket praktikum harus sudah menyiapkan alat
praktikum yang dibutuhkan sebelum kegiatan praktikum dimulai
bekerjasama dengan laboran/ petugas laboratorium STIKes „Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Mahasiswa harus hadir di ruang praktikum 10 menit sebelum
praktikum dimulai.
3. Mahasiswa wajib mengenakan baju praktikum lab.
4. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh materi praktikum (100%).

8
5. Mahasiswa harus menjaga kebersihan ruangan, alat dan lingkungan
praktikum.
6. Mahasiswa diharuskan hemat dalam penggunaan alat-alat dan bahan
habis pakai.
7. Bila ada alat yang rusak/ hilang selama praktikum harus dilaporkan
pada pembimbing praktikum dan harus diganti dengan alat serupa
(menjadi tanggung jawab pribadi).
8. Mahasiswa wajib melakukan praktikum mandiri sebelum ujian
dilakukan.

V. TIM PRAKTIKUM

Tim Praktikum Mata Ajar Keperawatan Anak I:

Dosen Materi Praktikum


Ns. Dwi Sri Handayani M.Kep. DDTK/ DTKB
Ns. Kustiningsih., M.Kep., Sp.Kep., An. MTBS
Ns. Diah Nur Anisa, M.Kep Antropometri& Pem. fisik
Ns. Istinengtyas T.S, M.Kep MTBM
Ns.Armenia Diah Sari, M.Kep. Imunisasi dasar
Tim Praktikum: KMC
(Dwi Sri Handayami, Kusti, Tyas, Diah, Armenia)

VI. EVALUASI

Evaluasi berupa ujian keterampilan (skill) yang telah dipelajari saat praktikum
dengan nilai minimal dinyatakan lulus adalah 75. Jika nilai yang diperoleh
mahasiswa kurang dari 75 maka akan dilakukan inhal (remidi).

VII. DAFTAR REFERENSI

1. Hockenberry, M.J. and Wilson, D., (2007 & 2011). Wong‟s Nursing
Care of Infants and Children, Mosby Elsevier, St. Louis, Missouri.
2. Behrman, R.E. et. al, (2004). Textbook of Pediatrics. Philadelphia:
W.B. Saunders Company.
3. Mohamed, Y., (1998). Human Nature in Islam, A.S. Noordeen, Kuala
Lumpur.
4. Depkes RI, (2008 & 2010). Manajemen Terpadu Balita Sakit/Bayi
Muda, Depkes RI, Jakarta.
5. Depkes RI (2006) Pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Balita, Depkes RI, Jakarta.

9
BAB III

MATERI PRAKTIKUM

I. IMUNISASI

A. Pengertian
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Depkes, 2000). Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak.

B. Tujuan
Mencegah terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

C. Jenis kekebalan imunitas


1. Kekebalan Aktif
Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu
penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
Kekebalan aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
a. Kekebalan aktif alamiah, tubuh anak membuat kekebalan sendiri
setelah mengalami/sembuh dari suatu penyakit, misalnya anak yang
telah menderita campak setelah sembuh tidak akan terkena campak
lagi karena tubuhnya sudah membuat zat
b. Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah
mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberi vaksinasi BCG,
DPT, polio dan lainnya.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak,
sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif terjadi
dengan 2 cara :
a. Kekebalan pasif alamiah atau kekebalan pasif bawaan, yaitu
kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini
tidak berlangsung lama (kira-kira sekitar 5 bulan setelah lahir)
misalnya difteri, morbili dan tetanus
b. Kekebalan pasif buatan, kekebalan diproleh setelah mendapat
suntikan zat penolak. Misalnya vaksinasi ATS.

10
D. Jenis Vaksin
1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan seperti : Virus campak dalam
vaksin campak. Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio. Kuman
TBC dalam vaksin BCG.
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan : Bakteri pertusis dalam DPT, virus
polio jenis salk dalam vaksin polio.
3. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan : racun kuman seperti
toxoid (TT), Diphteria Toxoid dalam DPT.
4. Vaksin yang Terbuat dari Protein khusus kuman : Vaksin yang dibuat dari
protein seperti Hepatitis B.

E. Penyakit Yang Dapat dicegah dengan Imunisasi


Depkes (2000), menetapkan bahwa ada tujuh penyakit yang dicegah dengan
imunisasi, yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak,
dan hepatitis.

F. Cara dan Waktu Pemberian Imunisasi


Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di
Indonesia, Depkes 2000)
Vaksin Dosis Cara Pemberian
BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus
kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya di lengan kanan
Hepatitis B 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus

Waktu yang tepat untuk pemberian Imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan


Program Imunisasi di Indonesia, Depkes 2000)
Vaksin Pemberian Selang Umur Keterangan
Imunisasi Waktu Pemberian
Pemberian
BCG 1 kali 0-11 bulan
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bulan
Hepatitis B 3 kali 4 minggu 0-11 bulan Untuk bayi yang
lahir di
RS/Puskesmas,
hep.B, BCG, dan
polio dapat
diberikan segera

11
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI BCG
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Komponen Penilaian N I LAI
0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: ampul BCG dan gergaji ampul, pelarut NaCl 0,9%, spuit
tuberkulin, kapas lembab (dibasahi air matang), sarung tangan bersih
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi BCG
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
8 Membuka ampul yang berisi vaksin BCG kering
9 Melarutkan BCG dengan NaCl 0,9% sebanyak 4 cc
10 Mengisi spuit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 ml (isi 0,06 ml, kurangi 0,01
ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*

11 Mengatur posisi bayi


12 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi 1/3 bagian lengan kanan atas
13 Membersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang*
14 Memegang lengan tangan kanan anak dengan tangan kiri sehingga lengan kita
berada di bawah lengan anak.
15 Melingkarkan jari-jari untuk meregangkan kulit anak
16 Memegang spuit dengan tangan kanan, lubang jarum menghadap ke atas,
sudut 10-150*
17 Meletakkan spuit hampir sejajar dengan lengan anak
18 Memasukkan ujung jarum ke dalam kulit, mengusahakan sedikit mungkin
melukai kulit
19 Meletakkan ibu jari tangan kiri pada ujung barel, memegang pangkal barel di
antara jari telunjuk dan jari tengah, lalu mendorong piston dengan ibu jari
tangan kanan
20 Menarik jarum setelah vaksin habis, tidak melakukan masase, hanya
mengusap bekas injeksi dengan kapas jika ada darah yang keluar pada bekas
suntikan*
EVALUASI
21 Bila vaksinasi BCG tepat, maka akan timbul benjolan di kulit yang mendatar
dengan kulit kelihatan pucat dan pori-pori jelas
22 Merapikan anak
23 Membereskan alat-alat
24 Melepas sarung tangan dan cuci tangan
T ERM IN ASI
25 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek
samping dan perawatan setelah imunisasi
26 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
27 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan

Tanya jawab
28 Penguasaan materi
29 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
30 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
31 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL

12
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator

1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna


2 = Dilakukan dengan sempurna ....................................………

Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
62

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

13
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI DPT-HB
Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian N I LAI


0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin DPT, spuit, kapas desinfektan, sarung
tangan
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi DPT
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
8 Mengisi spuit dengan vaksin DPT sebanyak 0,5 ml (isi 0,6 ml, kurangi 0,1 ml
ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
9 Mengatur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi,
menyangga kapala, bahu dan memegang sisi luar tangan kiri bayi). Tangan
kanan bayi melingkar ke badan ibu. Tangan kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat
10 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi; 1/3 tengah paha bagian luar
11 Meletakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
12 Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas desinfektan
13 Menusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit antara ibu jari dan jari
tengah sampai ke dalam otot (injeksi intra muscular)*
14 Menarik piston sedikit untuk meyakinkan jarum tidak masuk pembuluh darah*
15 Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan
16 Menarik jarum setelah vaksin habis sambil menekan lokasi penyuntikan dengan
kapas
EVALUASI
17 Mengamati kondisi umum anak
18 Merapikan anak
19 Membereskan alat-alat
20 Melepas sarung tangan dan cuci tangan
T ERM IN ASI
21 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek
samping dan obat penurun panas untuk mengantisipasi efek samping berupa
panas
22 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
23 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TAN YA JAWAB
24 Penguasaan materi
25 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
26 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
27 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan Yogyakarta, …………………2018
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna ....................................………

Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
54

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

14
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI ORAL POLIO VACCINE (OPV)
Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian N I LAI


0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin polio, pipet plastik
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi polio
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan
8 Membuka tutup metal dan tutup karet
9 Memasang pipet plastik pada flakon
10 Mengatur posisi bayi dengan cara menelentangkan bayi di atas pangkuan
ibunya dan memegangnya erat-erat
11 Membuka mulut anak menggunakan 2 jari (dengan ibu jari dan jari telunjuk
menekan pipi anak sehingga mulut terbuka)
12 Meneteskan vaksin polio langsung dari pipet ke dalam mulut sebanyak 2 tetes*
EVALUASI
13 Memastikan bahwa vaksin polio sebanyak 2 tetes telah masuk ke dalam mulut
anak
14 Merapikan anak
15 Membereskan alat-alat
16 Mencuci tangan
T ERM IN ASI
17 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek
samping imunisasi
18 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
19 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TAN YA JAWAB
20 Penguasaan materi
21 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
22 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
23 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL

Keterangan Yogyakarta, …………………2019


* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
....................................………

Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
46

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

15
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Komponen Penilaian N I LAI
0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin campak, pelarut vaksin campak, spuit,
kapas desinfektan, sarung tangan
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi campak
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
8 Membuka ampul pelarut vaksin campak
9 Melarutkan vaksin campak dengan pelarutnya sebanyak 4 cc
10 Mengisi spuit dengan vaksin campak sebanyak 0,5 ml (isi 0,6 ml, kurangi 0,1
ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
11 Mengatur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, lengan kiri bayi dilipat diketiak
ibunya. Ibu menopang kepala bayi, tangan kanan ibu memegang tangan kanan
bayi.
12 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi 1/3 bagian lengan kanan atas
13 Membersihkan lengan dengan kapas desinfektan*
14 Menjepit lengan yang akan disuntik
15 Menusukkan jarum ke dalam kulit yang dijepit dengan sudut 450 terhadap
lengan, tidak menusukkan jarum terlalu dalam*
16 Mengontrol jarumnya dengan menarik pistonnya untuk meyakinkan jarum
tidak mengenai pembuluh darah*
17 Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan sampai vaksin habis
18 Setelah vaksin habis menarik jarum, sambil menekan lokasi penyuntikan
dengan kapas
EVALUASI
19 Mengamati kondisi umum anak
20 Merapikan anak
21 Membereskan alat-alat
22 Melepas sarung tangan dan cuci tangan
T ERM IN ASI
23 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek
samping dan obat penurun panas untuk mengantisipasi efek samping berupa
panas
24 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
25 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TAN YA JAWAB
26 Penguasaan materi
27 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab,
kemampuan menggunakan argumentasi
28 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
29 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan Yogyakarta, …………………2019
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus
0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
..........................
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
58

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

16
II. MTBS DAN MTBM

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DAN


MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM)

Pneumonia, diare, malaria, campak dan gizi buruk merupakan penyebab


lebih dari 70 % kematian anak umur di bawah 5 tahun. Dewasa ini terdapat cara-
cara yang cukup efektif serta dapat dikerjakan untuk mencegah sebagian besar
kematian tersebut berupa perawatan anak yang menderita penyakit-penyakit
tersebut di fasilitas rawat jalan. WHO dan UNICEF memperkenalkan 1 (satu) set
pedoman terpadu yang menjelaskan secara rinci penanganan penyakit-penyakit
ini.
Selama ini petugas puskesmas menggunakan pedoman terpisah untuk
masing-masing penyakit, misalnya Pedoman Pengobatan Malaria, Pedoman
Tatalaksana ISPA, atau Pedoman Penanganan Diare. Petugas mengalami
kesulitan menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menangani
anak yang menderita beberapa penyakit. Ada beberapa penyakit yang saling
berkaitan misalnya : diare yang berulang,seringkali menyebabkan gizi buruk,
diare yang bersamaan atau menyertai campak biasanya lebih parah. Karena itu,
penganganan kasus yang efektif perlu memperhitungkan semua gejala anak
sakit.
A. Pengertian
Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dilakukan pada anak
usia 2 bualn sampai 5 tahun baik balita sakit. Sedangkan pendekatan
Manajemen Terpadu Bayi Muda ( MTBM) dilakukan pada bayi umur 1 hari
sampai 2 bulan baik bayi sehat maupun bayi sakit.
B. Proses Manajemen Kasus
Proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan
urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya. Bagan tersebut
menjelaskan langkah-langkah berikut ini :
1. Manilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan – 5 tahun
2. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan
3. Memberi konseling bagi ibu
4. Memberi pelayanan tindak lanjut
5. Manajemen terpadu bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan
Menilai Anak berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik.

17
Membuat Klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya. Memilih suatu
kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan
berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.

Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan berarti menentukan


tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap
klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu
tentang cara memberikan obat dan serta tindakan lain yang harus dilakukan di
rumah.
Memberi Konseling bagi ibu, termasuk menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.

Tindak lanjut, berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
dating untuk kunjungan ulang.

Manajemen Terpadu Bayi Muda meliputi : menilai dan membuat klasifikasi,


menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindak lanjut
pada bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada
prinsipnya, proses manajemen kasus pada bayi muda umur 1 hari sampai 2
bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

C. Komponen MTBS dan MTBM

MTBS meliputi :
Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
Memeriksa apakah anak batuk atau sukar bernafas
Memeriksa apakah anak diare
Memeriksa apakah anak demam
Memeriksa apakah anak mempunyai masalah telinga
Memeriksa status gizi anak dan anemia
Memeriksa status imunisasi anak
Memeriksa pemberian vitamin A pada anak
Menilai masalah atau keluhan lain
Menilai pemberian makan anak jika anak anemia/BGM/umur anak kurang dari 2 tahun

18
MTBM meliputi :
Memeriksa kejang
Memeriksa gangguan nafas
Memeriksa hipotermi
Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri
Memeriksa ikterus
Memeriksa kemungkinan gangguan saluran cerna
Memeriksa adanya diare
Memeriksa berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI
Memeriksa status imunisasi
Menilai keluhan lain
Memeriksa masalah/keluhan ibu

19
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian N I LAI


0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan MBTS
6 Menyatakan kontrak waktu
7 Mencuci tangan
PELAK SAN AAN
8 Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
9 Memeriksa apakah anak batuk atau sukar bernafas
10 Memeriksa apakah anak diare
11 Memeriksa apakah anak demam
12 Memeriksa apakah anak mempunyai masalah telinga
13 Memeriksa status gizi anak dan anemia
14 Memeriksa status imunisasi anak
15 Memeriksa pemberian vitamin A pada anak
16 Menilai masalah atau keluhan lain
17 Menilai pemberian makan anak jika anak anemia/BGM/umur anak kurang dari 2
tahun
18 Melakukan klasifikasi anak sakit sesuai usia anak*
19 Menentukan tindakan sesuai dengan hasil penilaian dan klasifikasi
20 Melakukan pengobatan ringan
21 Melakukan konseling pada ibu sesuai masalah yang ditemukan
22 Melakukan tindak lanjut
T ERM IN ASI
23 Memberikan saran kepada ibu sehubungan dengan hasil pemeriksaan
24 Menanyakan kembali kepada ibu sehubungan dengan
tindakan/pengobatan/konseling yang sudah diberikan
25 Menutup pertemuan
26 Membereskan alat
27 Mencuci tangan
TAN YA JAWAB
28 Penguasaan materi
29 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
30 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
31 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna ....................................………

Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
62

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

20
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA (MTBM)
Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian N I LAI


0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan MTBM
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan
8 Memeriksa kejang
9 Memeriksa gangguan nafas
10 Memeriksa hipotermi
11 Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri
12 Memeriksa ikterus
13 Memeriksa kemungkinan gangguan saluran cerna
14 Memeriksa adanya diare
15 Memeriksa berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI
16 Memeriksa status imunisasi
17 Menilai keluhan lain
18 Memeriksa masalah/keluhan ibu
19 Melakukan klasifikasi anak sakit sesuai usia anak*
20 Menentukan tindakan sesuai dengan hasil penilaian dan klasifikasi
21 Melakukan pengobatan ringan
22 Melakukan konseling pada ibu sesuai masalah yang ditemukan
23 Melakukan tindak lanjut
T ERM IN ASI
24 Memberikan saran pada orangtua sehubungan hasil pemeriksaan
25 Menanyakan kembali kepada ibu sehubungan dengan
tindakan/pengobatan/konseling yang sudah diberikan
26 Menutup pertemuan
27 Membereskan alat
28 Mencuci tangan
TAN YA JAWAB
29 Penguasaan materi
30 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
31 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
32 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
....................................………
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
64

Nilai > 70, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 70, mahasiswa harus mengulang

21
III. PENGUKURAN ANTROPOMETRI & PEMERIKSAAN FISIK ANAK

PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA PASIEN PEDIATRIK

Pengukuran antropometri adalah pengukuran panjang, berat dan proporsi tubuh


manusia.

Tujuan dari pengukuran antropometri adalah:


1. Mengevaluasi pertumbuhan
2. Mengkaji status nutrisi
3. Mengkaji cadangan energi dalam tubuh manusia.

Pengukuran ini juga digunakan pada setting klinik untuk menentukan baseline
awal status nutrisi pasien. Jika status nutrisi awal dapat diketahui, tenaga
kesehatan dapat dengan cepat mengkaji perubahan-perubahan dalam kesehatan
nutrisi selama sakit atau pengobatan.

Macam dari pengukuran antropometri yang biasa dilakukan pada setting pediatrik
adalah:
1. Tinggi badan / panjang badan
2. Berat badan
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada
5. Lingkar lengan atas
6. Tebal lipatan kulit

Hasil pengukuran harus dibandingkan dengan referensi standar yang sesuai


berdasar pada individu atau populasi yang sedang diperiksa. Standarisasi alat dan
prosedur sangat penting sehingga hasil pengukuran akurat dan dapat
diinterpretasikan secara bermakna. Hasil yang menyimpang dari standar mungkin
mengindikasikan malnutrisi atau konsumsi berlebihan dari berbagai nutrien.

Alat yang dibutuhkan


1. Timbangan, baik timbangan berbaring atau berdiri. Akurat dalam
mengukur berat dalam kilogram atau pound, juga pecahan dari unit-unit
pengukuran ini. Alat ini untuk mengukur berat badan.
2. Alat ukur tinggi badan baik skala dinding atau alat ukur tinggi yang lain
dengan sudut pengukur kepala atau pengukur panjang dari kayu. Akurat
dalam mengukur panjang dalam centimeter atau inchi , juga pecahan dari
unit-unit pengukuran ini. Alat ini untuk mengukur tinggi/panjang badan.
3. Pita ukuran yang tidak dapat meregang (kaku) dengan satuan centimeter
atau pita khusus yang didisain untuk pengkajian nutrisi yang telah
dikembangkan oleh company produk nutrisi (Insert-tape, Ross
laboratories). Alat ini untuk mengukur lingkar dari anggota/bagian tubuh.
4. Kaliper lipatan kulit, untuk mengukur tebal lipatan kulit.

PENGKAJIAN PENGUKURAN PERTUMBUHAN


Prosedur:
1. Bandingkan panjang, berat dan lingkar kepala dengan chart (kartu) grafik
percentile standard
2. Kartu untuk usia 0 – 36 bulan dan 2 – 18 tahun, keduanya mencakup
anak usia 24 sampai 36 bulan; catat panjang badan telentang hanya pada
kartu 0 – 36 bulan dan tinggi badan berdiri hanya pada kartu 2 – 18
tahun.
3. Kartu prepubertas hanya cocok untuk menggambarkan hasil pemeriksaan
bagi anak-anak prepubertas, tanpa memperhatikan umur kronologis, dan

22
tidak untuk anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda pubertas, seperti
pembesaran dada, pembesaran testikuler atau pertumbuhan rambut
tambahan pada daerah pubis.

Temuan pada umumnya


1. Pengukuran panjang, berat dan lingkar kepala yang berada di antara
persentile ke-25 dan ke-75 mungkin menunjukkan pertumbuhan normal.
Persentile ke-50 menunjukkan median pertumbuhan (atau titik tengah
dari semua pengukuran pertumbuhan untuk tiap umur). Persentile ke-5
menunjukkan 5% terendah dan persentile ke-95 menunjukkan 5%
tertinggi dari pengukuran pertumbuhan untuk tiap usia.

2. Pengukuran antara persentile ke-10 dan ke-25 dan antara persentile ke-
75 dan ke-90 mungkin normal atau tidak normal, tergantung pada
pengukuran sebelum dan sesudahnya dan pada faktor-faktor genetik dan
lingkungan.
3. Kurve pertumbuhan umumnya tetap dalam persentile yang sama, kecuali
selama periode pertumbuhan cepat.

Keterangan:
 Hasil-hasil pengukuran yang dipertanyakan jika sebagai berikut.
1. Anak-anak yang mempunyai tinggi dan berat badan di bawah persentile
ke-5 atau di atas persentile ke-95.
2. Anak-anak yang mempunyai persentile tinggi dan berat badan yang
berbeda jauh, sebagai contoh, tinggi badan pada persentile ke-10 dan
berat badan pada persentile ke-90, khususnya anak-anak dengan tebal
lipatan kulit di atas rata-rata.
3. Anak-anak yang gagal menunjukkan kenaikan tinggi dan berat badan
yang diharapkan, khususnya selama periode pertumbuhan cepat pada
masa bayi dan adolescence.
4. Anak-anak yang menunjukkan peningkatan yang tiba-tiba, kecuali selama
pubertas, atau penurunan dalam pola pertumbuhan yang sebelumnya
stabil.

 Bandingkan hasil pemeriksaan dengan pola pertumbuhan dari anggota


keluarga yang lain; pertimbangkan pengaruh genetic pada determinasi
pertumbuhan.
 Bandingkan kecenderungan pertumbuhan anak-anak (tinggi dan berat
badan) dengan midparental height (MPH)/tinggi pertengahan orangtua.
Kebanyakan anak-anak dengan berat dan panjang badan lahir normal
pertumbuhan kanak-kanak normal akan mencapai tinggi badan dewasa
dalam rentang ± 2 inchi (5 cm) dari MPH.
 Untuk menghitung MPH, gunakan formula berikut:
Untuk anak perempuan:

(Tinggi badan ayah – 13 cm) + tinggi badan ibu


2

Untuk anak laki-laki:

(Tinggi badan ayah + 13 cm) + tinggi badan ibu


2

23
PENGUKURAN PANJANG/TINGGI BADAN

Prosedur
Panjang badan pada posisi telentang pada anak-anak di bawah 24 – 36
bulan:
1. Tempatkan anak di meja dalam posisi telentang dengan kepala pada
midline
2. Pegang kedua lutut dan tekan perlahan ke arah meja agar kaki ekstensi
penuh
3. Ukur dari vertex (puncak) kepala ke tumit pada kaki ( ibu jari kaki
menunjuk ke atas)

Tinggi badan berdiri (stature) pada anak-anak di atas 24 – 36 bulan:


1. Lepaskan kaus kaki dan sepatu
2. Suruh anak berdiri setinggi mungkin, punggung lurus, kepala pada
midline, dan mata menatap lurus ke depan (lihat gambar).
3. Cek jika ada fleksi pada lutut, bahu yang merosot, berjinjit pada tumit.
4. Ukur dari puncak kepala ke permukaan tempat berdiri.
5. Ukur ke cm terdekat atau 1/8 inchi.

Temuan pada umumnya


1. Gambarkan hasil pemeriksaan pada grafik
2. Bandingkan nilai yang didapat dengan persentile untuk berat badan
3. Pedoman mudah panjang badan:

Pada usia 1 tahun = 1½ X panjang badan lahir

2 – 12 tahun = usia (dalam tahun) X 2½ + 30 = panjang badan (dalam


inchi).

Kecepatan pertumbuhan yang diharapkan pada berbagai usia


Usia Kecepatan pertumbuhan yg diharapkan
(cm / tahun)
1 – 6 bulan 18–22
6 – 12 bulan 14–18
Tahun ke-2 11
Tahun ke-3 8
Tahun ke-4 7
Tahun ke-5 – ke-10 5–6
Keterangan:
1. Untuk pengukuran yang akurat, gunakan alat pengukuran bayi untuk
panjang badan telentang dan stadiometer untuk tinggi badan berdiri.
2. Normalnya tinggi badan adalah lebih kecil jika diukur pada sore hari
dibandingkan pada pagi hari. Untuk meminimalkan variasi ini, gunakan
tekanan lembut ke atas di bawah dagu atau processes mastoid.

PENGUKURAN BERAT BADAN


Prosedur
1. Timbang bayi dan anak yang muda dengan telanjang pada timbangan
berbaring; lindungi bayi dengan meletakkan tangan di atas tubuhnya
untuk mencegah jatuh dari timbangan
2. Timbang anak yang tua dalam pakaian dalam (dan jubah jika privasi
merupakan concern; tanpa sepatu) pada timbangan berdiri
3. Cek bahwa timbangan dibalance dulu sebelum menimbang
4. Lapisi timbangan dengan alas yang bersih untuk tiap anak
5. Ukur ke 10 gram terdekat atau ½ ounce untuk bayi dan 100 gram atau ¼
pound untuk anak-anak.

24
Temuan pada umumnya
1. Gambarlah pada kartu pertumbuhan
2. Bandingkan nilai yang didapat dengan persentile untuk panjang badan
3. Pedoman mudahnya:
pada usia 1 tahun = 3 X berat badan lahir
1 – 9 tahun: umur (dalam tahun) X 5 +17 = berat badan (pound)
9 – 12 tahun: umur (dalam tahun) X 9 – 20 = berat badan (pound)

Keterangan:
- bandingkan berat badan dengan penampakan, misalnya, lemak yang
berlebihan, otot yang berkembang dengan baik, kendor, kulit yang
keriput, penonjolan tulang
- kaji status nutritional; bandingkan dengan berat badan

PENGUKURAN LINGKAR KEPALA


Prosedur
Ukur dengan tape kertas atau baja pada lingkar terbesar, dari atas alis mata dan
pinna telinga ke tonjolan oksipital dari tulang kepala.

Temuan pada umumnya


1. Gambarlah pada kartu pertumbuhan
2. Bandingkan persentile dengan persentile tinggi dan berat badan
3. Bandingkan dengan lingkar dada:
- pada saat baru lahir, lingkar kepala lebih besar daripada lingkar dada
sekitar 2 – 3 cm (1 inchi)
- pada usia 1 – 2 tahun, lingkar kepala sama dengan lingkar dada
- selama masa kanak-kanak, lingkar dada lebih besar daripada lingkar
kepala sekitar 5 – 7 cm (2 – 3 inchi)

keterangan:
1. Lingkar kepala biasanya diukur pada anak-anak di bawah usia 36 bulan.
2. Dilakukan pada semua anak yang mempunyai ukuran kepala yang tampak
abnormal.

PENGUKURAN LINGKAR DADA


Prosedur
1. Ukur melingkar pada dada pada garis puting susu.
2. Idealnya, lakukan pengukuran selama inhalasi dan ekspirasi; catat rata-
rata dari dua nilai pengukuran yang didapatkan.
Temuan pada umunya
Bandingkan hasil pengukuran lingkar kepala.

Keterangan:
Bisa dilakukan pada saat pemeriksaan dada.

PENGUKURAN KETEBALAN LIPATAN KULIT DAN LINGKAR LENGAN


Prosedur
Pengukuran ketebalan lipatan kulit triceps
1. Dengan lengan kanan anak ditekuk 90° pada siku, tandai titik tengah
antara acromion dan olecranon pada sisi posterior lengan.
2. Dengan lengan menggantung secara bebas, cubit lipatan kulit dengan ibu
jari dan jari telunjuk 1 cm di atas titik tengah.
3. Dengan lembut tarik lipatan dari otot di bawahnya dan pegang terus
sampai pengukuran selesai.
4. Tempatkan jepitan kaliper pada lipatan kulit pada tanda titik tengah; jika
kaliper plastik (mis: Ross adipometer) digunakan, tekan dengan ibu jari

25
untuk meluruskan garis pada kaliper; ikuti petunjuk penggunaan untuk
kaliper jenis lain.
5. Baca hasil pengukuran ke 1,00 mm terdekat, 2 – 3 detik setelah tekanan
diberikan.
6. Ukur beberapa kali sampai hasil pengukuran sama dalam rentang 1 mm.

Pengukuran lingkar tengah lengan


1. Ikuti prosedur di atas, tetapi tanpa menggunakan cubitan lipatan kulit dan
kaliper.
2. Lingkarkan pita ukuran dari kertas atau baja melingkari lengan atas pada
tanda titik tengah (midpoint)
3. Ukur ke 1 cm terdekat.

Temuan pada umumnya


1. Gambarlah pada kartu persentile
2. Untuk interpretasi hasil pengukuran, lihat keterangan

Keterangan
1. Tebal lipatan kulit adalah index dari total body fat (lemak tubuh total)
2. Lingkar lengan adalah pengukuran indirect (tidak langsung) dari massa
otot total
3. Pengukuran tebal lipat kulit dapat dilakukan pada triceps (tempat yang
paling umum), subscapula, suprailiac, abdomen atau paha atas dengan
kaliper khusus.
4. Persentile untuk ketebalan lipat kulit dan lingkar lengan bisa digunakan
sebagai data referensi tetapi seharusnya tidak dianggap sebagai “standar”
atau “patokan”; persentil antara ke-5 dan ke-95 bukan range normal.
karena kekurangan data standar, pengukuran ini sebaiknya tidak
digunakan sebagai pengukuran screening rutin dalam perawatan anak
sehat, tetapi digunakan pada follow-up dan monitoring anak-anak yang
diidentifikasi mempunyai obesitas atau malnutrisi potensial atau actual.

26
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

A. DEFINISI
Pengkajian secara umum dari ujung kepala ke ujung kaki

B. TUJUAN
1. Membantu menentukan prioritas tindakan
2. Mengetahui adanya kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh
3. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi

C. TINJAUAN
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa
hal yang tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesesuaikan
dengan umur anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena jika anak
ketakutan, kemungkinan dia akan menolak untuk diperiksa. Untuk anak usia
1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi
usia < 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas meja periksa. Tata cara dan
urutan pemeriksaan fisik pada anak tetap dimulai dengan inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
Inspeksi, ditujukan untuk melihat perubahan yang terjadi secara
umum dengan membandingkan tempat yang diperiksa dengan daerah
sekitarnya atau organ yang sama pada sisi yang berbeda. Palpasi, dilakukan
dengan telapak tangan dan atau jari-jari tangan. Palpasi diperlukan untuk
menentukan bentuk, ukuran, tepi, permukaan dan untuk mengetahui
intensitas nyeri serta konsistensi. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua
tangan, terutama untuk mengetahui adanya cairan atau ballottement.
Perkusi, ditujukan untuk mengetahui perbedaan suara ketukan
sehingga dapat ditentukan batas-batas organ atau massa abnormal. Suara
perkusi dibagi menjadi 3 macam yaitu sonor (perkusi paru normal), timpani
(perkusi abdomen), dan pekak (perkusi otot). Suara lain yang terdapat
diantara dua suara tersebut seperti redup (antara sonor dan pekak) dan
hipersonor (antara sonor dan timpani).
Auskulatasi, pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengar suara pernafasan, bunyi dan bising jantung, peristaltiK usus dan
aliran darah dalam pembuluh darah.

27
C. ALAT
1. Stestoksop 8. Senter
2. Manset anak 9. Pita ukur
3. Sfigmomanometer/ tensimeter 10. Otoskop
4. Timbangan anak 11. Oftalmoskop
5. Termometer 12. Spekulum hidung
6. Midline 13. Palu refleks
7. Spatel lidah

D. PROSEDUR TINDAKAN/ PELAKSANAAN

PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum
Kesan sakit, kesadaran, kesan status gizi
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset khusus
untuk anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar
manset antara setengah sampai dua per tiga lengan atas. Tekanan
darah waktu lahir 60-90 mmHg sistolik dan 20-60 mmHg diastolic.
Setiap tahun biasanya naik 20-30 mmHg untuk kedua-duanya dan
setelah pubertas mencapai tekanan darah dewasa.
b. Nadi
Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadai (N:60-100 x/menit), irama,
isi/kualitas nadi dan ekualitas (perabaan nadi pada keempat
ekstrimitas)
c. Frekuensi Napas
Perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan pola pernapasan.
d. Suhu
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Rectal
Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan tangan kiri, dua
jari tangan kiri memisahkan dinding anus kanan dengan kiri, dan
termometer dimasukkan anus dengan tangan kanan ibu.
2) Oral
Termometer diletakkan di bawah lidah anak. Biasanya dilakukan
untuk anak > 6 tahun.

28
3) Aksiler
Termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas lurus
0
selama 3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh 0,5 lebih rendah
dari suhu rektal.
3. Data Antropometrik
a. Panjang badan/ Tinggi Badan
1) Panjang badan pada posisi telentang pada anak dibawah 24-36
bulan:
4. Tempatkan anak di meja dalam posisi telentang dengan kepala
pada midline
5. Pegang kedua lutut dan tekan perlahan ke arah meja agar kaki
ekstensi penuh
6. Ukur dari vertex (puncak) kepala ke tumit pada kaki ( ibu jari
kaki menunjuk ke atas)

2) Tinggi badan berdiri (stature) pada anak-anak di atas 24-36 bulan:


1. Lepaskan kaus kaki dan sepatu
2. Minta anak berdiri setinggi mungkin, punggung lurus, kepala
pada midline, dan mata menatap lurus ke depan.
3. Cek jika ada fleksi pada lutut, bahu yang merosot, berjinjit
pada tumit.
4. Ukur dari puncak kepala ke permukaan tempat berdiri.
5. Ukur ke cm terdekat atau 1/8 inchi.

b. Berat Badan
1. Timbang bayi dan anak yang muda dengan telanjang pada
timbangan berbaring; lindungi bayi dengan meletakkan tangan
di atas tubuhnya untuk mencegah jatuh dari timbangan.
2. Timbang anak yang tua dalam pakaian dalam (dan jubah jika
privasi merupakan concern; tanpa sepatu) pada timbangan
berdiri
3. Cek bahwa timbangan dibalance dulu sebelum menimbang
4. Lapisi timbangan dengan alas yang bersih untuk tiap anak
5. Ukur ke 10 gram terdekat atau ½ ounce untuk bayi dan 100
gram atau ¼ pound untuk anak-anak.

c. Lingkar kepala
Ukur dengan tape kertas atau baja pada lingkar terbesar, dari atas alis
mata dan pinna telinga ke tonjolan oksipital dari tulang kepala.

d. Lingkar Dada
1. Ukur melingkar pada dada pada garis puting susu.
2. Lakukan pengukuran selama inhalasi dan ekspirasi, catat rata-
rata dari dua nilai pengukuran yang didapatkan.

e. Ketebalan Lipatan Kulit dan Lingkar Lengan


Pengukuran ketebalan lipatan kulit triceps:
1. Lengan kanan anak ditekuk 90° pada siku, tandai titik tengah
antara acromion dan olecranon pada sisi posterior lengan.

29
2. Lengan menggantung secara bebas, cubit lipatan kulit dengan
ibu jari dan jari telunjuk 1 cm di atas titik tengah.
3. Dengan lembut tarik lipatan dari otot di bawahnya dan pegang
terus sampai pengukuran selesai.
4. Tempatkan jepitan kaliper pada lipatan kulit pada tanda titik
tengah; jika kaliper plastik (mis: Ross adipometer) digunakan,
tekan dengan ibu jari untuk meluruskan garis pada kaliper, ikuti
petunjuk penggunaan untuk kaliper jenis lain.
5. Baca hasil pengukuran ke 1,00 mm terdekat, 2-3 detik setelah
tekanan diberikan.
6. Ukur beberapa kali sampai hasil pengukuran sama dalam
rentang 1 mm.

PEMERIKSAAN FISIK KULIT

No Kegiatan 0 1 2
1 Cuci tangan
2 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
3 Atur posisi klien duduk atau berbaring
4 Inspeksi kulit mengenai warna, lesi
5 Palpasi kulit untuk mengetahui temperature, tekstur, turgor
dan lesi kulit.
6 Cuci tangan

PEMERIKSAAN KEPALA
No Kegiatan 0 1 2
RAMBUT
1 Cuci tangan
2 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
3 Atur posisi klien duduk atau berbaring
4 Inspeksi dan palpasi rambut untuk mengetahui warna,
kelebatan dan distribusi pertumbuhan rambut kepala.

No Kegiatan 0 1 2
KEPALA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi kepala disemua sudut yang meliputi ukuran, bentuk,
kesimetrisan muka
4 Palpasi kepala untuk mengetahui adanya benjolan atau
massa, pembengkaan, nyeri tekan.
5 Gunakan gerakan memutar yang lembut dengan ujung jari,
lakukan mulai dari depan kemudian turun ke bawah melalui
garis tengah kemudian palpasikan setiap sudut bagian kepala.
Pada bayi palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran
fontanel.

No Kegiatan 0 1 2
MUKA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua

30
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi kulit muka, lihat warnanya, distribusi dan kondisi
rambut, kesimetrisan organ: alis mata, mata, hidung, mulut
dan telinga
4 Perintahkan klien untuk mengangkat alis mata, kerutkan dahi,
kembungkan pipi kemudian tersenyum dengan menunjukkan
gigi-gigi.

No Kegiatan 0 1 2
MATA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi bagian-bagian mata : bola mata, kelopak mata,
konjungtiva, sclera, pupil
4 Pemeriksaan ketajaman penglihatan

No Kegiatan 0 1 2
HIDUNG
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Palpasi hidung luar secara perlahan-lahan
4 Lihat kedua lubang hidung dengan menggunakan speculum
hidung.
5 Lihat garis dari hidung (mukosa dan rambut hidung)
6 Catat jika ada pembengkakan, kemerahan, pertumbuhan
atau pun cairan.
7 Lihat posisi septum nasal di antara dua lubang hidung
8 Lihat turbin inferior dan medialis
9 Lihat membrane mukosa cek adanya cairan yang purulen
atau polip hidung.

No Kegiatan 0 1 2
MULUT
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk, sejajar
3 Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital,
bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa.
4 Amati gigi pasien dengan klien dianjurkan membuka mulut,
jika perlu gunakan penekan lidah.
5 Amati keadaan setiap gigi: posisi, jarak, warna, lesi, atau
adanya tumor.
6 Perhatikan juga ciri-ciri umum sewaktu ,melakukan
pengkajian antara lain kebersihan mulut dan bau mulut.
7 Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan
kesimetrisannya. Suruh klien menjulurkan lidah dan amati
warna, ulkus dan jika ada kelainan lainnya.
8 Amati selaput lendir mulut: warna, pembengkakan, tumor,
ulkus, perdarahan.

No Kegiatan 0 1 2
TELINGA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk

31
3 Inspeksi telinga luar: ukuran, bentuk, warna, lesi dan
adanya massa.
4 Lanjutkan palpasi dengan cara memegang telinga dengan
jempol dan jari telunjuk.
5 Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, catat bila
ada nyeri.
6 Lanjutkan pengkajian telinga bagian dalam, pada anak-anak
daun telinga ditarik ke bawah.
7 Amati pintu masuk lubang telinga dan perhatikan ada
tidaknya peradangan, perdarahan atau kotoran.
8 Gunakan alat otoskop, amati membran timpani : bentuk,
warna, perforasi, adanya darah/cairan
9 Lakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran

32
PENGKAJIAN ABDOMEN PADA ANAK

PENGKAJIAN Skor

0 1 2
INSPEKSI
1. Periksa kontur abdomen
2. Periksa warna dan keadaan kulit abdomen
3. Periksa abdomen terhadap gerakan dengan berdiri dengan
mata setinggi abdomen
4. Periksa umbilikus terhadap warna, bau, , inflamasi

AUSKULTASI
5. Lakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan
bel dan diagfragma stetoskop dengan rata di atas
abdomen. Dengarkan di keempat kuadran dan hitung
bising usus di setiap kuadran selama 1 menit penuh.
Sebelum memutuskan bahwa bising usus tidak ada,
perawat harus mendengarkan minimal selama 5 menit.

PERKUSI
6. Dengan menggunakan perkusi secara tidak langsung,
lakukan perkusi secara sisitematik pada semua area
abdomen.
 Bunyi flatness normalnya ditemukan sepanjang batas
iga kanan dan 1 – 3 cm di bawah iga dari hepar
 Bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan
kandung kemih yang penuh pada anak kecil dan
merupakan keadaan yang normal
 Timpani normalnya terdengar di seluruh abdomen

PALPASI (jika anak mengeluh nyeri pada area abdomen, lakukan


palpasi pada area tersebut belakangan)
7. Dengan melakukan palpasi superficial kaji abdomen
terhadap nyeri tekan, lesi superficial, tous otot, turgor
(mencubit kulit), dan hiperestesia kutaneus (mengangkat
lipatan kulit, tetapi bukan mencubit). Perhatikan area nyeri
tekan. Lakukan palpasi dalam, dengan menempatkan satu
tangan di atas tangan yang lain atau tangan yang lain atau
menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika
melakukan palpasi struktur anterior dengan tangan lain.
Lakukan palpasi dari kuadran bawah ke arah atas sehingga
pembesaran hati dapat dideteksi

8. Kaji lebih jauh terhadap iritasi peritoneal dengan


melakukan uji otot psoas. Suruh anak untuk memfleksikan
kaki kanan pada pinggul dan lutut ketika anda melakukan
tekanan ke arah bawah. Normalnya, tidak ada nyeri yang
dirasakan.
9. Lakukan palpasi terhadap hernia inguinalis dengan
menyelipkan jari yang kecil ke dalam saluran inguinalis di
dasar skrotum.
10. Lakukan palpasi terhadap hernia femoralis dengan
menemukan nadi femoralis, letakkan jari telunjuk di atas
nadi dan jari manis bagian tengah medial terhadap kulit.
Jari manis di atas area dimana herniasi terjadi.

33
PEMERIKSAAN DADA (THORAX)
Tujuan : Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan alat-alat
dalam yang ada di dalam dada (paru, jantung) dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
1. Klien diminta menanggalkan baju
2. Posisi klien bisa duduk, berdiri atau berbaring disesuaikan dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Berikan penjelasan kepada klien tentang apa yang akan dilakukan.

PEMERIKSAAN PARU DAN JANTUNG


INSPEKSI
- Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis) dari
depan dan belakang.
- Cari adanya deformitas
- Perhatikan ruangan intercostal, mencekung atau adanya retraksi pada
saat inspirasi  pernafasan

PALPASI
1. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada
2. Klien diminta menarik nafas
3. Rasakan gerakan dada, bandingkan kanan dan kiri
4. Lakukan dari belakang klien, seperti di atas
5. Vokal fremitus dapat dirasakan dengan palpasi, klien diminta untuk
mengatakan angka 88, bandingkan kanan dan kiri
6. Perhatikan dada bagian depan di daerah jantung
7. Pakailah keempat jari tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostalis 4
dan 5 dengan ibu jari pada linea medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi
yang ada ( iktus cordis)
8. Apabila ada kelainan besar jantung, maka iktus kordis akan bergeser
sesuai kelainannya.
9. Catat adanya vibrilasi (thrill) pada daerah di atas.

PERKUSI
1. Perkusi dilakukan secara sistematis dari atas ke bawah, dari
supraklavikular kemudian turun ke bawah, setiap kali satu sela iga, dan
tiap kali dibandingkan sisi kanan dan kiri.
2. Lakukan juga perkusi dari belakang, mulai dari atas ke bawah secara
sistematis, bandingkan kanan dan kiri.

34
NB: Suara perkusi paru yang normal adalah sonor, yang abnormal dapat
berupa hipersonor dan redup atau pekak.

AUSKULTASI
Auskultasi Paru
1. Klien diminta untuk tarik nafas pelan-pelan dengan mulut terbuka
2. Lakukan auskultasi secara sistematis. Dengarkan secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi.
3. Mulailah di daerah depan di atas klavikula
4. Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi ke sisi-sisi dinding.
5. Kemudian lakukan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke
bawah.
6. Bandingkan kanan dan kiri
7. Perhatikan bila ada perubahan suara
8. Catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi
NB: Suara nafas normal adalah vesikuler
Suara nafas tambahan seperti ronkhi basah dan kering, krepitasi

Auskultasi Jantung
1. Klien dalam posisi berbaring berbaring dengan sudut 30.
2. Klien diminta bernafas biasa dan suasana rileks
3. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan
adanya suara tambahan
4. Mulailah auskultasi di beberapa tempat
5. Perhatikan irama, frekuensi suara jantung
6. Usahakan dapatkan kesan intensitas suara jantung
7. Perhatikan adanya suara tambahan atau suara yang pecah

CHECKLIST PEMERIKSAAN DADA


Nama Mahasiswa :
NIM :
No ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Menjelaskan apa yang akan dilakukan pada klien dan
memintanya untuk duduk di tempat tidur
2 Inspeksi
Melakukan inspeksi dari depan dan belakang klien
3 Palpasi
Berdiri di depan dan belakang klien, meletakkan telapak
tangan kanan dan kiri pada sisi kanan dan kiri dada
klien untuk membandingkan gerakan pernafasan
4 Membandingkan fremitus suara kanan-kiri dengan
melakukan kedua tangan pada punggung klien di kanan

35
kiri tulang belakang
5 Meraba ikhtus kordis dengan keempat jari tangan kanan
pada ruang interkosta 4 dan 5 di linea mid klavikula kiri
6 Perkusi
Meminta klien untuk berbaring dan pemeriksa berdiri di
sebelah kanan
7 Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri
8 Melakukan perkusi dalam di daerah sub klavikula
9 Meminta kklien untuk mengangkat tangan dan perkusi
sisi samping mulai dari ketiak
10 Perkusi thorax belakang
Meminta klien untuk duduk tegak
11 Melakukan perkusi dari atas ke bawah, membandingkan
kanan dan kiri
12 Auskultasi
Meminta klien untuk bernafas pelan-pelan dengan mulut
terbuka
13 Melakukan auskultasi secara sistematis, benar
14 Mendengarkan inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat
yang diperiksa
15 Melakukan auskultasi pada punggung dengan urutan
yang benar

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

1. Ekstremitas
Perhatikan kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing finger, dan
pembengkakan tulang.
2. Persendian
Periksa suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan
gerakan.
3. Otot
Perhatikan spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.

PEMERIKSAAN GENITALIA
1. Anak perempuan.
a. Inspeksi adanya sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Inspeksi labia mayor: perlengketan/ tidak
c. Himen: atresia/ tidak
d. Klitoris: membesar/ tidak.
2. Anak laki-laki :
a. Periksa daerah Orifisium uretra, untuk melihat kemungkinan
hipospadia di ventral/ bawah penis dan Epsipadia di dorsal/ atas penis.
b. Penis membesar/ tidak
c. Skrotum membesar/ tidak, ada hernia / tidak.
d. Testis normal sampai puber sebesar kelereng.

36
e. Reflek kremaster: gores paha bagian dalam testis akan naik dalam
skrotum

PEMERIKSAAN ANUS DAN REKTUM

Pemeriksaan anus dilakukan secara rutin sedangkan rektum tidak.


1. Pemeriksaan Anus
a. Inspeksi dan palpasi daerah pantat untuk melihat adanya tumor,
meningokel, dimple, atau abses perianal, fisura ani dan prolapsus ani.
2. Pemeriksaan rektal
3. Pemeriksaan dilakukan dengan mengatur posisi anak telentang, kaki
dibengkokkan, periksa dengan jari kelingking masuk ke dalam rektum.
Perhatikan adanya atresia ani, tonus sfingter ani, fistula rektovaginal.

37
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian Nilai


0 1 2
PERSIAPAN
1. Memeriksa catatan keperawatan dan medis klien
2. Menyiapkan alat
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan klien
ORIENTASI
5. Mengucapkan salam, panggil klien dengan namanya dan keluarganya
6. Memperkenalkan diri
7. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
8. Menyatakan kontrak waktu
PELAKSANAAN
9. Mengatur posisi klien duduk atau berbaring
10. Periksa keadaan umum (KU) anak, keletihan, kemampuan beraktivitas
11. Memeriksa tanda-tanda vital anak (frekuensi napas, nadi, tekanan darah,
suhu tubuh)
ANTROPOMETRI
12. Mengukur panjang/ tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar lengan dan lipatan kulit
13. KULIT
14. Menginspeksi dan palpasi kulit (warna, lesi, tekstur, turgor)
KELENJAR LIMFE
15. Palpasi kelenjar limfe di submaksila, belakang telinga, leher, ketiak,
bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba tentukan lokasinya,
ukurannya, mobile atau tidak.
RAMBUT
16. Melakukan inspeksi dan palpasi rambut untuk mengetahui warna,
kelebatan dan distribusi pertumbuhan rambut kepala
KEPALA
17. Melakukan inspeksi dan palpasi kepala ( ukuran, bentuk, kesimetrisan
muka, massa, nyeri tekan)
MUKA
18. Melakukan inspeksi kulit muka, warna, distribusi dan kondisi rambut,
kesimetrisan organ: alis mata, mata, hidung, mulut dan telinga
19. Memerintahkan klien untuk mengangkat alis mata, mengerutkan dahi,
mengembungkan pipi kemudian tersenyum dengan menunjukkan gigi-
gigi
MATA
20. Melakukan inspeksi bagian mata: bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sclera, pupil dan periksa ketajaman
pengelihatan
HIDUNG
21. Melakukan inspeksi dan palpasi hidung, melihat kedua lubang hidung
dengan menggunakan speculum hidung, adanya pembengkakan,
kemerahan, massa ataupun cairan dan polip hidung
MULUT
22. Inspeksi bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital, bibir
sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa
23. Menganjurkan klien membuka mulut (dengan spatel lidah), lakukan
inspeksi gigi: posisi, warna, lesi atau adanya tumor, kebersihan mulut
dan bau mulut.
24. Meminta klien menjulurkan lidah, inspeksi warna, ulkus, pembengkakan,

38
tumor, dan perdarahan
TELINGA
25. Melakukan inspeksi dan palpasi telinga luar: ukuran, bentuk, warna,lesi
dan adanya massa, palpasi kartilago telinga luar secara sistematis,
mencatat bila ada nyeri
26. Melakukan pengkajian telinga bagian dalam (pada anak-anak daun
telinga ditarik ke bawah), mengamati pintu masuk lubang telinga dan
memperhatikan ada tidaknya peradangan, perdarahan atau kotoran
27. Dengan otoskop, mengamati membran timpani: bentuk, warna,
perforasi, adanya darah/cairan
28. Melakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran
LEHER
29. Inspeksi dan palpasi panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak trakhea,
pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan gerakan
leher
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
30. Memperhatikan bentuk, lihat adanya deformitas, memperhatikan
ruangan intercostal, adanya retraksi saat inspirasi pernafasan
PALPASI
31. Meletakkan kedua telapak tangan pada bagian dada dan minta klien
menarik nafas, rasakan gerakan dada, mengkaji adanya vibrilasi (thrill)
bandingkan kanan dan kiri
32. Melakukan dari belakang klien seperti di atas, rasakan vokal fremitus
dengan palpasi
33. Merasakan pulsasi yang ada (iktus cordis) dengan memakai keempat jari
tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostalis 4 dan 5 dengan ibu
jari pada linea medio klavikularis kiri; bila ada kelainan besar jantung,
maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya
PERKUSI
34. Melakukan perkusi secara sistematik dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri
AUSKULTASI
35. Meminta klien untuk bernafas pelan-pelan dengan mulut terbuka,
lakukan auskultasi secara sistematis, dengarkan secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi, auskultasi di daerah depan di atas
klavikula, sisi-sisi dinding dada, punggung lalu bandingkan kanan dan
kiri, lalu catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
INSPEKSI
36. Memeriksa kontur abdomen, warna dan keadaan kulit abdomen, periksa
umbilikus terhadap warna, bau, inflamasi
AUSKULTASI
37. Melakukan auskultasi bising usus dengan menekan bel dan diafragma
stetoskop di atas abdomen, dengarkan di keempat kuadran dan
menghitung bising usus di setiap kuadran selama 1 menit penuh
PERKUSI
38. Lakukan perkusi secara sistematik pada semua area abdomen ( flatness
normalnya ditemukan sepanjang batas iga kanan dan 1 – 3 cm di bawah
iga dari hepar; bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan kandung
kemih yang penuh pada anak kecil dan merupakan keadaan normal;
timpani normalnya di seluruh abdomen)
PALPASI
39. Melakukan palpasi superfisial, kaji nyeri tekan, lesi superfisial, tonus
otot, turgor (mencubit kulit) dan hiperestesia kutaneus (mengangkat
lipatan kulit, tetapi bukan mencubit)
40. Melakukan palpasi dalam: menempatkan satu tangan di atas tangan
yang lain/ menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika
melakukan palpasi struktur anterior dengan tangan lain, melakukan
palpasi dari kuadran bawah ke arah atas sehingga pembesaran hati
dapat dideteksi, mengkaji iritasi peritoneal dengan melakukan uji otot
psoas, melakukan palpasi hernia inguinalis (dengan menyelipkan jari

39
yang kecil ke dalam saluran inguinalis di dasar skrotum) dan palpasi
hernia femoralis (dengan menemukan nadi femoralis, meletakkan jari
telunjuk di atas nadi dan jari manis bagian tengah medial terhadap kulit,
jari manis di atas area di mana herniasi terjadi)
EKSTRIMITAS
41. Inspeksi kelainan bawaan, panjang dan bentuk tangan dan kaki,
clubbing finger, adanya cairan, kemerahan,
42. Palpasi: nyeri tekan, pembengkakan, gerakan persendian, spasme otot,
paralisis, dan tonus otot.
GENITALIA (pilih salah satu)
Anak Perempuan
43. Inspeksi adanya sekret dari uretra dan vagina, perlengketan pada
daerah labia mayor, himen, dan klitoris.
Anak Laki-Laki
Inspeksi dan palpasi bentuk penis, skrotum, testis yang membesar,
periksa daerah orifisium uretra, lihat kemungkinan hipospadia di ventral
penis dan epsipadia di dorsal penis, lakukan reflek kremaster dengan
cara menggores paha bagian dalam, dan testis akan naik dalam
skrotum.
TERMINASI
44. Menyimpulkan hasil pemeriksaan dan memberikan penjelasan pada
orang tua
45. Melakukan kontrak selanjutnya
46. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik
TANYA JAWAB
47. Penguasaan materi
48. Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan
menjawab dan kemampuan menggunakan argumentasi
49. Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
50. Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan Yogyakarta, …………………2019
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
......................................
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
100

Nilai > 75, mahasiswa dinyatakan lulus


Nilai < 75, mahasiswa harus mengulang

40
KANGAROO MOTHER CARE (KMC)/ PERAWATAN METODE KANGURU

1. Pengertian Perawatan Metode Kanguru (PMK)


Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi baru
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu (skin to skin contact) (WHO, 2003). Metode ini sangat tepat dan mudah
dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir
prematur maupun yang aterm.

Perawatan Metode Kanguru adalah perawatan untuk bayi berat lahir rendah
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu ((skin
to skin contact) (Depkes RI, 2009).

Perawatan Metode Kanguru adalah cara merawat bayi dalam keadaan


telanjang (hanya memakai popok & topi) diletakkan secara tegak/vertikal di
dada antara ke 2 payudara ibu (ibu telanjang dada) kemudian diselimuti.

2. Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK)


a) Manfaat untuk Bayi
Menurut (WHO 2002), manfaat PMK untuk BBLR adalah:
1) Suhu tubu bayi lebih stabil daripada di inkubator.
2) Pola pernapasan bayi lebih teratur (mengurangi kejadian apnea
periodik).
3) Denyut jantung lebih stabil
4) Pengaturan perilaku bayi lebih baik, misalnya frekuensi menangis
berkurang.
5) Bayi lebih sering minum ASI dan lama menetek lebih panjang
6) Pemakaian kalori lebih berkurang
7) Kenaikan berat badan lebih baik
8) Waktu tidur bayi lebih lama
9) Hubungan lekat bayi-ibu lebih baik
10) Berkurangnya kejadian infeksi

b) Manfaat untuk Ibu


1) Mempermudah pemberian ASI
2) Meningkatkan produksi ASI
3) Ibu lebih percaya diri merawat bayi
4) Mempermudah pemberian ASI

41
5) Ibu lebih percaya diri
6) Hubungan lekat lebih baik
7) Ibu lebih sayang
8) Pengaruh psikologis ketenangan ibu & keluarga
9) Peningkatan produksi ASI

c) Manfaat untuk petugas kesehatan


Lebih efisiens tenaga karena ibu merawat bayinya sendiri.

d) Manfaat bagi Institusi


1) Lama perawatan lebih pendek
2) Turn over meningkat
3) Efisiensi anggaran, karena kurangnya penggunaan fasilitas

3. Kriteria penggunaan PMK:


a) BBLR < 2000 gr
b) Tidak ada masalah patologis
c) Reflek hisap baik
d) Koordinasi reflek hisap dan menelan baik
e) Perkembangan dalam inkubator baik
f) Orang tua menyetujui PMK

4. Persyaratan petugas PMK:


a) Memiliki pengetahuan & ketrampilan kapan memulai PMK
b) Memiliki pengetahuan & ketrampilan tentang teknik menggunakan PMK
c) Memiliki pengetahuan & ketrampilan tentang cara memberikan minum
bayi (BBLR).
d) Memiliki ketrampilan mengenali & melakukan tindakan efektif bila ada
tanda bahaya pada bayi dan ibu.
e) Memiliki pengetahuan kapan memulangkan pasien
f) Memiliki kemampuan konseling & komunikasi dengan keluarga
g) Memiliki kemampuan pendidikan & motivasi bagi keluarga

5. Petunjuk Praktis Perawatan Metode Kanguru


a) PMK dimulai sesegera mungkin setelah kondisi bayi stabil.
b) Ibu/ keluarga bersedia dan telah mengerti tentang PMK.
c) Bayi dilakukan PMK Intermiten/ PMK kontinu

42
PMK Intermiten:
1) Dilakukan dalam jangka waktu yang pendek (perlekatan >1 jam
perhari)
2) Bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan
pengobatan medis (infus, oksigen)
PMK Kontinue:
1) Kondisi bayi stabil : bernapas alami tanpa bantuan oksigen
2) Ibu dan keluarga:
a) Telah dilakukan konseling tentang aspek PMK: posisi kangguru,
makanan bayi, perawatan di institusi & rumah, apa yang boleh
dan sebaiknya dihindari ibu selama PMK, keuntungan dan
kerugiannya
b) Melakukan Informed Consent

6. Posisi Kanguru
a) Posisi bayi diantara payudara, tegak, dada bayi menempel ke dada ibu,
amankan posisi bayi dengan kain panjang atau baju kangguru
b) Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan sedikit tengadah
(ekstensi)
c) Jangan menunduk ke depan & sangat tengadah, ujung pengikat di bawah
telinga bayi
d) Pangkal paha bayi harus fleksi & ekstensi seperti kodok, tangan dalam
posisi fleksi (posisi fetus)
e) Ikatan harus kuat dan menutupi dada bayi
f) Perut bayi jangan tertekan & terletak di epigastrium ibu

7. Lama dan jangka waktu penerapan PMK


a) Lama penerapan PMK ditingkatkan secara bertahap dari perawatan
konvesional ke PMK intermiten selanjutnya ke PMK kontinu.
b) Hindari kontak yang < 60 menit, karena membuat bayi stres.
c) Bila ibu tidak ada maka bayi taruh di inkubator atau anggota keluarga
lain melaksanakan PMK.

8. Waktu Penyapihan PMK


a) BB bayi > 2500 gr / usia gestasi > 40 mgg
b) Bayi kurang nyaman pada posisi kanguru→menggeliat, menarik
badannya keluar, menangis & rewel saat diatur posisinya

43
9. Pemantauan Kondisi Bayi selama PMK
a) Suhu
1) Periksa tiap 6 jam sampai stabil selama 3 hari berturut-turut,
selanjutnya 2X/hr, suhu normal 36,5-37,5 C (aksila)
2) Bila hipotermia :
 Hangatkan bayi dengan selimut & pastikan ibu berada
ditempat yang hangat
 Pantau suhu tiap jam hingga kembali ke suhu normal
 Cari penyebab ( suhu lingkungan dingin,posisi tidak benar, baru
mandi & minum tidak baik)
 Bila penyebab tidak ditemukan & suhu bayi tidak kembali normal
setelah 3 jam, atau bayi kembali hipotermia, pantau kemungkinan
sepsis
b) Pernapasan
1) Pantau frekuensi dan pola napas bayi
c) Tanda-tanda bahaya
1) Kesulitan bernapas-dada tertarik kedalam &merintih
2) Bernapas sangat cepat atau lamban
3) Serangan apnu sering dan lama
4) Bayi terasa dingin
5) Sulit minum
6) Kejang
7) Diare
8) Kulit menjadi kuning
d) Pemberian minum (ASI) berkala
e) Pantau BB secara berkala

44
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)
Nama Mahasiswa :
NIM :

No Komponen Penilaian N I LAI


0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak dan kesiapan ibu/ keluarga
2 Menyiapkan baju kanguru yang bersih dan hangat
3 Menyiapkan popok bayi
4 Ibu/ pengganti ibu membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi
dengan menggunakan sabun 2-3 kali sehari
5 Kuku dan tangan ibu harus bersih, kuku jari tangan dipotong secara berkala
OR IEN TASI
6 Mengucapkan salam
7 Memperkenalkan diri
8 Menjelaskan tujuan dan pelaksanaan PMK pada Ibu/ keluarga
PELAK SAN AAN
Memakai baju kanguru
9 Selama memakai baju kanguru, ibu tidak memakai bra dan baju dalam
10 Cara memakai baju kanguru sama seperti memakai baju tidur (dengan cara
memasukkan tangan kiri kemudian tangan kanan lalu baju disilangkan dan
dikancingkan.
11 Bagian bawah ibu diikat dengan pengikat baju (ikatan simpul mati)
12 Tempat fiksasi bayi berupa kain selendang dengan kancing 3 ukuran pada kedua
ujungnya
Memasukkan Bayi
Sebelum bayi dimasukkan ke dalam baju kanguru, bayi harus diberi:
13 Tutup kepala
14 Popok
15 Bayi dimasukkan dalam keadaan telanjang ke dalam baju kanguru. Bagian bawah
baju diikat dengan simpul mati
16 Bayi difiksasi dengan kain selendang yang berujung 2 dan mempunyai 3 kancing
pada baian atasnya, seperti menggendong bayi. Kedua ujung bagian atas
tersebut lalu dikancingkan sesuai dengan ukuran badan ibu dan besar bayi.
17 Posisi bayi tegak/ vertikal
18 Letak bayi dapat di tengah atau sedikit ke samping kiri/ kanan sesuai dengan
kebutuhan kenyamanan bayi dan ibu.
Mengobservasi Bayi
19 Tanda vital
20 Bunyi jantung bayi/ menit
21 Pernapasan/ menit
22 Suhu tubuh aksila selama 5 menit
Mengamati kondisi kesehatan bayi secara umum
23 Gerakan spontan
24 Warna kulit
25 Pernapasan
26 Tonus otot
27 Berat badan
30 D OK UM EN TASI

TOTAL
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019

0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator


1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna ....................................………

Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
60

Nilai < 75, mahasiswa harus mengulang

45

Anda mungkin juga menyukai