PENYUSUN BUKU:
2020
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian buku panduan Praktikum Keperawatan Anak I ini. Kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan modul ini sangat diharapkan. Semoga modul
ini bermanfaat untuk semua.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB II .................................................................................................................. 8
PANDUAN PRAKTIKUM ................................................................................. 8
A. Deskripsi Mata Ajar ................................................................................. 11
B. Kompetensi................................................................................................ 11
C. Indikator Kompetensi ............................................................................... 11
D. Tata Tertib Praktikum ................................................................................ 11
E. Tim Praktikum ........................................................................................... 12
F. Evaluasi ..................................................................................................... 12
G. Referensi .................................................................................................... 12
BAB III
MATERI PRAKTIKUM .................................................................................... 13
A. Imunisasi Dasar Pada Anak ...................................................................... 13
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ............................................... 20
C. Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) ............................................. 20
D. Pengukuran Antropometrik Pada Anak ...................................................... 25
E. Pemeriksaan Fisik Anak ………………………………………………..... 30
F. Perawatan Metode Kangguru (Kangaroo Mother Care) .......................... 41
4
VISI MISI
A. VISI :
Menjadi Program Studi Keperawatan - Pendidikan Profesi Ners pilihan dan
unggul bidang keperawatan palliative berdasarkan ilmu pengetahuan dan
tehnologi berbasis nilai-nilai Islam berkemajuan.
B. MISI :
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. AYAT AL-QUR’AN
Al-Qur’an Surat Luqman : 13 – 19
Artinya:
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”(13). Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun, Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (14). Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
6
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan
(15). (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui (16). Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah) (17). Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri (18). Dan sederhanakanlah
kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai (19).
B. HADIST NABI
1. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.
(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik
maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari).
3. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor
kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut
kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa‟i).
4. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orangtuanya yang
menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Baihaqi).
7
BAB II
PANDUAN PRAKTIKUM
II. KOMPETENSI
Kompetensi utama mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu menentukan
tujuan dan dapat mempraktikkan berbagai macam skill/ketrampilan dalam
melakukan perawatan pada anak dengan benar.
8
5. Mahasiswa harus menjaga kebersihan ruangan, alat dan lingkungan
praktikum.
6. Mahasiswa diharuskan hemat dalam penggunaan alat-alat dan bahan
habis pakai.
7. Bila ada alat yang rusak/ hilang selama praktikum harus dilaporkan
pada pembimbing praktikum dan harus diganti dengan alat serupa
(menjadi tanggung jawab pribadi).
8. Mahasiswa wajib melakukan praktikum mandiri sebelum ujian
dilakukan.
V. TIM PRAKTIKUM
VI. EVALUASI
Evaluasi berupa ujian keterampilan (skill) yang telah dipelajari saat praktikum
dengan nilai minimal dinyatakan lulus adalah 75. Jika nilai yang diperoleh
mahasiswa kurang dari 75 maka akan dilakukan inhal (remidi).
1. Hockenberry, M.J. and Wilson, D., (2007 & 2011). Wong‟s Nursing
Care of Infants and Children, Mosby Elsevier, St. Louis, Missouri.
2. Behrman, R.E. et. al, (2004). Textbook of Pediatrics. Philadelphia:
W.B. Saunders Company.
3. Mohamed, Y., (1998). Human Nature in Islam, A.S. Noordeen, Kuala
Lumpur.
4. Depkes RI, (2008 & 2010). Manajemen Terpadu Balita Sakit/Bayi
Muda, Depkes RI, Jakarta.
5. Depkes RI (2006) Pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Balita, Depkes RI, Jakarta.
9
BAB III
MATERI PRAKTIKUM
I. IMUNISASI
A. Pengertian
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Depkes, 2000). Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak.
B. Tujuan
Mencegah terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
10
D. Jenis Vaksin
1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan seperti : Virus campak dalam
vaksin campak. Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio. Kuman
TBC dalam vaksin BCG.
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan : Bakteri pertusis dalam DPT, virus
polio jenis salk dalam vaksin polio.
3. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan : racun kuman seperti
toxoid (TT), Diphteria Toxoid dalam DPT.
4. Vaksin yang Terbuat dari Protein khusus kuman : Vaksin yang dibuat dari
protein seperti Hepatitis B.
11
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI BCG
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Komponen Penilaian N I LAI
0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: ampul BCG dan gergaji ampul, pelarut NaCl 0,9%, spuit
tuberkulin, kapas lembab (dibasahi air matang), sarung tangan bersih
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi BCG
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
8 Membuka ampul yang berisi vaksin BCG kering
9 Melarutkan BCG dengan NaCl 0,9% sebanyak 4 cc
10 Mengisi spuit dengan vaksin BCG sebanyak 0,05 ml (isi 0,06 ml, kurangi 0,01
ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
Tanya jawab
28 Penguasaan materi
29 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab dan
kemampuan menggunakan argumentasi
30 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
31 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
12
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
62
13
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI DPT-HB
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
54
14
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI ORAL POLIO VACCINE (OPV)
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
46
15
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN IMUNISASI CAMPAK
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Komponen Penilaian N I LAI
0 1 2
PER SIAPAN
1 Memeriksa catatan riwayat kesehatan anak
2 Menyiapkan alat: flakon berisi vaksin campak, pelarut vaksin campak, spuit,
kapas desinfektan, sarung tangan
OR IEN TASI
3 Mengucapkan salam
4 Memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan pertemuan dan imunisasi campak
6 Menyatakan kontrak waktu
PELAK SAN AAN
7 Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
8 Membuka ampul pelarut vaksin campak
9 Melarutkan vaksin campak dengan pelarutnya sebanyak 4 cc
10 Mengisi spuit dengan vaksin campak sebanyak 0,5 ml (isi 0,6 ml, kurangi 0,1
ml ketika mengeluarkan udara dari spuit)*
11 Mengatur posisi bayi (bayi dipangku ibunya, lengan kiri bayi dilipat diketiak
ibunya. Ibu menopang kepala bayi, tangan kanan ibu memegang tangan kanan
bayi.
12 Menyiapkan bagian yang akan diinjeksi 1/3 bagian lengan kanan atas
13 Membersihkan lengan dengan kapas desinfektan*
14 Menjepit lengan yang akan disuntik
15 Menusukkan jarum ke dalam kulit yang dijepit dengan sudut 450 terhadap
lengan, tidak menusukkan jarum terlalu dalam*
16 Mengontrol jarumnya dengan menarik pistonnya untuk meyakinkan jarum
tidak mengenai pembuluh darah*
17 Mendorong pangkal piston dengan ibu jari tangan kanan sampai vaksin habis
18 Setelah vaksin habis menarik jarum, sambil menekan lokasi penyuntikan
dengan kapas
EVALUASI
19 Mengamati kondisi umum anak
20 Merapikan anak
21 Membereskan alat-alat
22 Melepas sarung tangan dan cuci tangan
T ERM IN ASI
23 Memberikan penjelasan pada orangtua sehubungan hasil imunisasi, efek
samping dan obat penurun panas untuk mengantisipasi efek samping berupa
panas
24 Memberikan penjelasan kepada orangtua tentang jadual imunisasi selanjutnya
25 Melakukan dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
TAN YA JAWAB
26 Penguasaan materi
27 Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan menjawab,
kemampuan menggunakan argumentasi
28 Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
29 Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan Yogyakarta, …………………2019
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus
0 = Tidak dilakukan sama sekali Evaluator
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
..........................
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
58
16
II. MTBS DAN MTBM
17
Membuat Klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya. Memilih suatu
kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan
berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan, bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.
Tindak lanjut, berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
dating untuk kunjungan ulang.
MTBS meliputi :
Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
Memeriksa apakah anak batuk atau sukar bernafas
Memeriksa apakah anak diare
Memeriksa apakah anak demam
Memeriksa apakah anak mempunyai masalah telinga
Memeriksa status gizi anak dan anemia
Memeriksa status imunisasi anak
Memeriksa pemberian vitamin A pada anak
Menilai masalah atau keluhan lain
Menilai pemberian makan anak jika anak anemia/BGM/umur anak kurang dari 2 tahun
18
MTBM meliputi :
Memeriksa kejang
Memeriksa gangguan nafas
Memeriksa hipotermi
Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri
Memeriksa ikterus
Memeriksa kemungkinan gangguan saluran cerna
Memeriksa adanya diare
Memeriksa berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI
Memeriksa status imunisasi
Menilai keluhan lain
Memeriksa masalah/keluhan ibu
19
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
62
20
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA (MTBM)
Nama Mahasiswa :
NIM :
21
III. PENGUKURAN ANTROPOMETRI & PEMERIKSAAN FISIK ANAK
Pengukuran ini juga digunakan pada setting klinik untuk menentukan baseline
awal status nutrisi pasien. Jika status nutrisi awal dapat diketahui, tenaga
kesehatan dapat dengan cepat mengkaji perubahan-perubahan dalam kesehatan
nutrisi selama sakit atau pengobatan.
Macam dari pengukuran antropometri yang biasa dilakukan pada setting pediatrik
adalah:
1. Tinggi badan / panjang badan
2. Berat badan
3. Lingkar kepala
4. Lingkar dada
5. Lingkar lengan atas
6. Tebal lipatan kulit
22
tidak untuk anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda pubertas, seperti
pembesaran dada, pembesaran testikuler atau pertumbuhan rambut
tambahan pada daerah pubis.
2. Pengukuran antara persentile ke-10 dan ke-25 dan antara persentile ke-
75 dan ke-90 mungkin normal atau tidak normal, tergantung pada
pengukuran sebelum dan sesudahnya dan pada faktor-faktor genetik dan
lingkungan.
3. Kurve pertumbuhan umumnya tetap dalam persentile yang sama, kecuali
selama periode pertumbuhan cepat.
Keterangan:
Hasil-hasil pengukuran yang dipertanyakan jika sebagai berikut.
1. Anak-anak yang mempunyai tinggi dan berat badan di bawah persentile
ke-5 atau di atas persentile ke-95.
2. Anak-anak yang mempunyai persentile tinggi dan berat badan yang
berbeda jauh, sebagai contoh, tinggi badan pada persentile ke-10 dan
berat badan pada persentile ke-90, khususnya anak-anak dengan tebal
lipatan kulit di atas rata-rata.
3. Anak-anak yang gagal menunjukkan kenaikan tinggi dan berat badan
yang diharapkan, khususnya selama periode pertumbuhan cepat pada
masa bayi dan adolescence.
4. Anak-anak yang menunjukkan peningkatan yang tiba-tiba, kecuali selama
pubertas, atau penurunan dalam pola pertumbuhan yang sebelumnya
stabil.
23
PENGUKURAN PANJANG/TINGGI BADAN
Prosedur
Panjang badan pada posisi telentang pada anak-anak di bawah 24 – 36
bulan:
1. Tempatkan anak di meja dalam posisi telentang dengan kepala pada
midline
2. Pegang kedua lutut dan tekan perlahan ke arah meja agar kaki ekstensi
penuh
3. Ukur dari vertex (puncak) kepala ke tumit pada kaki ( ibu jari kaki
menunjuk ke atas)
24
Temuan pada umumnya
1. Gambarlah pada kartu pertumbuhan
2. Bandingkan nilai yang didapat dengan persentile untuk panjang badan
3. Pedoman mudahnya:
pada usia 1 tahun = 3 X berat badan lahir
1 – 9 tahun: umur (dalam tahun) X 5 +17 = berat badan (pound)
9 – 12 tahun: umur (dalam tahun) X 9 – 20 = berat badan (pound)
Keterangan:
- bandingkan berat badan dengan penampakan, misalnya, lemak yang
berlebihan, otot yang berkembang dengan baik, kendor, kulit yang
keriput, penonjolan tulang
- kaji status nutritional; bandingkan dengan berat badan
keterangan:
1. Lingkar kepala biasanya diukur pada anak-anak di bawah usia 36 bulan.
2. Dilakukan pada semua anak yang mempunyai ukuran kepala yang tampak
abnormal.
Keterangan:
Bisa dilakukan pada saat pemeriksaan dada.
25
untuk meluruskan garis pada kaliper; ikuti petunjuk penggunaan untuk
kaliper jenis lain.
5. Baca hasil pengukuran ke 1,00 mm terdekat, 2 – 3 detik setelah tekanan
diberikan.
6. Ukur beberapa kali sampai hasil pengukuran sama dalam rentang 1 mm.
Keterangan
1. Tebal lipatan kulit adalah index dari total body fat (lemak tubuh total)
2. Lingkar lengan adalah pengukuran indirect (tidak langsung) dari massa
otot total
3. Pengukuran tebal lipat kulit dapat dilakukan pada triceps (tempat yang
paling umum), subscapula, suprailiac, abdomen atau paha atas dengan
kaliper khusus.
4. Persentile untuk ketebalan lipat kulit dan lingkar lengan bisa digunakan
sebagai data referensi tetapi seharusnya tidak dianggap sebagai “standar”
atau “patokan”; persentil antara ke-5 dan ke-95 bukan range normal.
karena kekurangan data standar, pengukuran ini sebaiknya tidak
digunakan sebagai pengukuran screening rutin dalam perawatan anak
sehat, tetapi digunakan pada follow-up dan monitoring anak-anak yang
diidentifikasi mempunyai obesitas atau malnutrisi potensial atau actual.
26
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
A. DEFINISI
Pengkajian secara umum dari ujung kepala ke ujung kaki
B. TUJUAN
1. Membantu menentukan prioritas tindakan
2. Mengetahui adanya kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh
3. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
C. TINJAUAN
Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa
hal yang tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesesuaikan
dengan umur anak/bayi. Suasana harus tenang dan nyaman karena jika anak
ketakutan, kemungkinan dia akan menolak untuk diperiksa. Untuk anak usia
1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa dalam pelukan ibu, sedangkan pada bayi
usia < 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas meja periksa. Tata cara dan
urutan pemeriksaan fisik pada anak tetap dimulai dengan inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
Inspeksi, ditujukan untuk melihat perubahan yang terjadi secara
umum dengan membandingkan tempat yang diperiksa dengan daerah
sekitarnya atau organ yang sama pada sisi yang berbeda. Palpasi, dilakukan
dengan telapak tangan dan atau jari-jari tangan. Palpasi diperlukan untuk
menentukan bentuk, ukuran, tepi, permukaan dan untuk mengetahui
intensitas nyeri serta konsistensi. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua
tangan, terutama untuk mengetahui adanya cairan atau ballottement.
Perkusi, ditujukan untuk mengetahui perbedaan suara ketukan
sehingga dapat ditentukan batas-batas organ atau massa abnormal. Suara
perkusi dibagi menjadi 3 macam yaitu sonor (perkusi paru normal), timpani
(perkusi abdomen), dan pekak (perkusi otot). Suara lain yang terdapat
diantara dua suara tersebut seperti redup (antara sonor dan pekak) dan
hipersonor (antara sonor dan timpani).
Auskulatasi, pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengar suara pernafasan, bunyi dan bising jantung, peristaltiK usus dan
aliran darah dalam pembuluh darah.
27
C. ALAT
1. Stestoksop 8. Senter
2. Manset anak 9. Pita ukur
3. Sfigmomanometer/ tensimeter 10. Otoskop
4. Timbangan anak 11. Oftalmoskop
5. Termometer 12. Spekulum hidung
6. Midline 13. Palu refleks
7. Spatel lidah
PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum
Kesan sakit, kesadaran, kesan status gizi
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset khusus
untuk anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar
manset antara setengah sampai dua per tiga lengan atas. Tekanan
darah waktu lahir 60-90 mmHg sistolik dan 20-60 mmHg diastolic.
Setiap tahun biasanya naik 20-30 mmHg untuk kedua-duanya dan
setelah pubertas mencapai tekanan darah dewasa.
b. Nadi
Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadai (N:60-100 x/menit), irama,
isi/kualitas nadi dan ekualitas (perabaan nadi pada keempat
ekstrimitas)
c. Frekuensi Napas
Perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan pola pernapasan.
d. Suhu
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Rectal
Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan tangan kiri, dua
jari tangan kiri memisahkan dinding anus kanan dengan kiri, dan
termometer dimasukkan anus dengan tangan kanan ibu.
2) Oral
Termometer diletakkan di bawah lidah anak. Biasanya dilakukan
untuk anak > 6 tahun.
28
3) Aksiler
Termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas lurus
0
selama 3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh 0,5 lebih rendah
dari suhu rektal.
3. Data Antropometrik
a. Panjang badan/ Tinggi Badan
1) Panjang badan pada posisi telentang pada anak dibawah 24-36
bulan:
4. Tempatkan anak di meja dalam posisi telentang dengan kepala
pada midline
5. Pegang kedua lutut dan tekan perlahan ke arah meja agar kaki
ekstensi penuh
6. Ukur dari vertex (puncak) kepala ke tumit pada kaki ( ibu jari
kaki menunjuk ke atas)
b. Berat Badan
1. Timbang bayi dan anak yang muda dengan telanjang pada
timbangan berbaring; lindungi bayi dengan meletakkan tangan
di atas tubuhnya untuk mencegah jatuh dari timbangan.
2. Timbang anak yang tua dalam pakaian dalam (dan jubah jika
privasi merupakan concern; tanpa sepatu) pada timbangan
berdiri
3. Cek bahwa timbangan dibalance dulu sebelum menimbang
4. Lapisi timbangan dengan alas yang bersih untuk tiap anak
5. Ukur ke 10 gram terdekat atau ½ ounce untuk bayi dan 100
gram atau ¼ pound untuk anak-anak.
c. Lingkar kepala
Ukur dengan tape kertas atau baja pada lingkar terbesar, dari atas alis
mata dan pinna telinga ke tonjolan oksipital dari tulang kepala.
d. Lingkar Dada
1. Ukur melingkar pada dada pada garis puting susu.
2. Lakukan pengukuran selama inhalasi dan ekspirasi, catat rata-
rata dari dua nilai pengukuran yang didapatkan.
29
2. Lengan menggantung secara bebas, cubit lipatan kulit dengan
ibu jari dan jari telunjuk 1 cm di atas titik tengah.
3. Dengan lembut tarik lipatan dari otot di bawahnya dan pegang
terus sampai pengukuran selesai.
4. Tempatkan jepitan kaliper pada lipatan kulit pada tanda titik
tengah; jika kaliper plastik (mis: Ross adipometer) digunakan,
tekan dengan ibu jari untuk meluruskan garis pada kaliper, ikuti
petunjuk penggunaan untuk kaliper jenis lain.
5. Baca hasil pengukuran ke 1,00 mm terdekat, 2-3 detik setelah
tekanan diberikan.
6. Ukur beberapa kali sampai hasil pengukuran sama dalam
rentang 1 mm.
No Kegiatan 0 1 2
1 Cuci tangan
2 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
3 Atur posisi klien duduk atau berbaring
4 Inspeksi kulit mengenai warna, lesi
5 Palpasi kulit untuk mengetahui temperature, tekstur, turgor
dan lesi kulit.
6 Cuci tangan
PEMERIKSAAN KEPALA
No Kegiatan 0 1 2
RAMBUT
1 Cuci tangan
2 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
3 Atur posisi klien duduk atau berbaring
4 Inspeksi dan palpasi rambut untuk mengetahui warna,
kelebatan dan distribusi pertumbuhan rambut kepala.
No Kegiatan 0 1 2
KEPALA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi kepala disemua sudut yang meliputi ukuran, bentuk,
kesimetrisan muka
4 Palpasi kepala untuk mengetahui adanya benjolan atau
massa, pembengkaan, nyeri tekan.
5 Gunakan gerakan memutar yang lembut dengan ujung jari,
lakukan mulai dari depan kemudian turun ke bawah melalui
garis tengah kemudian palpasikan setiap sudut bagian kepala.
Pada bayi palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran
fontanel.
No Kegiatan 0 1 2
MUKA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
30
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi kulit muka, lihat warnanya, distribusi dan kondisi
rambut, kesimetrisan organ: alis mata, mata, hidung, mulut
dan telinga
4 Perintahkan klien untuk mengangkat alis mata, kerutkan dahi,
kembungkan pipi kemudian tersenyum dengan menunjukkan
gigi-gigi.
No Kegiatan 0 1 2
MATA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Inspeksi bagian-bagian mata : bola mata, kelopak mata,
konjungtiva, sclera, pupil
4 Pemeriksaan ketajaman penglihatan
No Kegiatan 0 1 2
HIDUNG
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk atau berbaring
3 Palpasi hidung luar secara perlahan-lahan
4 Lihat kedua lubang hidung dengan menggunakan speculum
hidung.
5 Lihat garis dari hidung (mukosa dan rambut hidung)
6 Catat jika ada pembengkakan, kemerahan, pertumbuhan
atau pun cairan.
7 Lihat posisi septum nasal di antara dua lubang hidung
8 Lihat turbin inferior dan medialis
9 Lihat membrane mukosa cek adanya cairan yang purulen
atau polip hidung.
No Kegiatan 0 1 2
MULUT
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk, sejajar
3 Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital,
bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa.
4 Amati gigi pasien dengan klien dianjurkan membuka mulut,
jika perlu gunakan penekan lidah.
5 Amati keadaan setiap gigi: posisi, jarak, warna, lesi, atau
adanya tumor.
6 Perhatikan juga ciri-ciri umum sewaktu ,melakukan
pengkajian antara lain kebersihan mulut dan bau mulut.
7 Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan
kesimetrisannya. Suruh klien menjulurkan lidah dan amati
warna, ulkus dan jika ada kelainan lainnya.
8 Amati selaput lendir mulut: warna, pembengkakan, tumor,
ulkus, perdarahan.
No Kegiatan 0 1 2
TELINGA
1 Jelaskan prosedur dan tujuan pada klien atau orang tua
2 Atur posisi klien duduk
31
3 Inspeksi telinga luar: ukuran, bentuk, warna, lesi dan
adanya massa.
4 Lanjutkan palpasi dengan cara memegang telinga dengan
jempol dan jari telunjuk.
5 Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, catat bila
ada nyeri.
6 Lanjutkan pengkajian telinga bagian dalam, pada anak-anak
daun telinga ditarik ke bawah.
7 Amati pintu masuk lubang telinga dan perhatikan ada
tidaknya peradangan, perdarahan atau kotoran.
8 Gunakan alat otoskop, amati membran timpani : bentuk,
warna, perforasi, adanya darah/cairan
9 Lakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran
32
PENGKAJIAN ABDOMEN PADA ANAK
PENGKAJIAN Skor
0 1 2
INSPEKSI
1. Periksa kontur abdomen
2. Periksa warna dan keadaan kulit abdomen
3. Periksa abdomen terhadap gerakan dengan berdiri dengan
mata setinggi abdomen
4. Periksa umbilikus terhadap warna, bau, , inflamasi
AUSKULTASI
5. Lakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan
bel dan diagfragma stetoskop dengan rata di atas
abdomen. Dengarkan di keempat kuadran dan hitung
bising usus di setiap kuadran selama 1 menit penuh.
Sebelum memutuskan bahwa bising usus tidak ada,
perawat harus mendengarkan minimal selama 5 menit.
PERKUSI
6. Dengan menggunakan perkusi secara tidak langsung,
lakukan perkusi secara sisitematik pada semua area
abdomen.
Bunyi flatness normalnya ditemukan sepanjang batas
iga kanan dan 1 – 3 cm di bawah iga dari hepar
Bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan
kandung kemih yang penuh pada anak kecil dan
merupakan keadaan yang normal
Timpani normalnya terdengar di seluruh abdomen
33
PEMERIKSAAN DADA (THORAX)
Tujuan : Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan alat-alat
dalam yang ada di dalam dada (paru, jantung) dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
1. Klien diminta menanggalkan baju
2. Posisi klien bisa duduk, berdiri atau berbaring disesuaikan dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Berikan penjelasan kepada klien tentang apa yang akan dilakukan.
PALPASI
1. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada
2. Klien diminta menarik nafas
3. Rasakan gerakan dada, bandingkan kanan dan kiri
4. Lakukan dari belakang klien, seperti di atas
5. Vokal fremitus dapat dirasakan dengan palpasi, klien diminta untuk
mengatakan angka 88, bandingkan kanan dan kiri
6. Perhatikan dada bagian depan di daerah jantung
7. Pakailah keempat jari tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostalis 4
dan 5 dengan ibu jari pada linea medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi
yang ada ( iktus cordis)
8. Apabila ada kelainan besar jantung, maka iktus kordis akan bergeser
sesuai kelainannya.
9. Catat adanya vibrilasi (thrill) pada daerah di atas.
PERKUSI
1. Perkusi dilakukan secara sistematis dari atas ke bawah, dari
supraklavikular kemudian turun ke bawah, setiap kali satu sela iga, dan
tiap kali dibandingkan sisi kanan dan kiri.
2. Lakukan juga perkusi dari belakang, mulai dari atas ke bawah secara
sistematis, bandingkan kanan dan kiri.
34
NB: Suara perkusi paru yang normal adalah sonor, yang abnormal dapat
berupa hipersonor dan redup atau pekak.
AUSKULTASI
Auskultasi Paru
1. Klien diminta untuk tarik nafas pelan-pelan dengan mulut terbuka
2. Lakukan auskultasi secara sistematis. Dengarkan secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi.
3. Mulailah di daerah depan di atas klavikula
4. Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi ke sisi-sisi dinding.
5. Kemudian lakukan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke
bawah.
6. Bandingkan kanan dan kiri
7. Perhatikan bila ada perubahan suara
8. Catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi
NB: Suara nafas normal adalah vesikuler
Suara nafas tambahan seperti ronkhi basah dan kering, krepitasi
Auskultasi Jantung
1. Klien dalam posisi berbaring berbaring dengan sudut 30.
2. Klien diminta bernafas biasa dan suasana rileks
3. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan
adanya suara tambahan
4. Mulailah auskultasi di beberapa tempat
5. Perhatikan irama, frekuensi suara jantung
6. Usahakan dapatkan kesan intensitas suara jantung
7. Perhatikan adanya suara tambahan atau suara yang pecah
35
kiri tulang belakang
5 Meraba ikhtus kordis dengan keempat jari tangan kanan
pada ruang interkosta 4 dan 5 di linea mid klavikula kiri
6 Perkusi
Meminta klien untuk berbaring dan pemeriksa berdiri di
sebelah kanan
7 Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri
8 Melakukan perkusi dalam di daerah sub klavikula
9 Meminta kklien untuk mengangkat tangan dan perkusi
sisi samping mulai dari ketiak
10 Perkusi thorax belakang
Meminta klien untuk duduk tegak
11 Melakukan perkusi dari atas ke bawah, membandingkan
kanan dan kiri
12 Auskultasi
Meminta klien untuk bernafas pelan-pelan dengan mulut
terbuka
13 Melakukan auskultasi secara sistematis, benar
14 Mendengarkan inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat
yang diperiksa
15 Melakukan auskultasi pada punggung dengan urutan
yang benar
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
1. Ekstremitas
Perhatikan kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing finger, dan
pembengkakan tulang.
2. Persendian
Periksa suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan
gerakan.
3. Otot
Perhatikan spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
PEMERIKSAAN GENITALIA
1. Anak perempuan.
a. Inspeksi adanya sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Inspeksi labia mayor: perlengketan/ tidak
c. Himen: atresia/ tidak
d. Klitoris: membesar/ tidak.
2. Anak laki-laki :
a. Periksa daerah Orifisium uretra, untuk melihat kemungkinan
hipospadia di ventral/ bawah penis dan Epsipadia di dorsal/ atas penis.
b. Penis membesar/ tidak
c. Skrotum membesar/ tidak, ada hernia / tidak.
d. Testis normal sampai puber sebesar kelereng.
36
e. Reflek kremaster: gores paha bagian dalam testis akan naik dalam
skrotum
37
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
Nama Mahasiswa :
NIM :
38
tumor, dan perdarahan
TELINGA
25. Melakukan inspeksi dan palpasi telinga luar: ukuran, bentuk, warna,lesi
dan adanya massa, palpasi kartilago telinga luar secara sistematis,
mencatat bila ada nyeri
26. Melakukan pengkajian telinga bagian dalam (pada anak-anak daun
telinga ditarik ke bawah), mengamati pintu masuk lubang telinga dan
memperhatikan ada tidaknya peradangan, perdarahan atau kotoran
27. Dengan otoskop, mengamati membran timpani: bentuk, warna,
perforasi, adanya darah/cairan
28. Melakukan pemeriksaan ketajaman pendengaran
LEHER
29. Inspeksi dan palpasi panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak trakhea,
pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan gerakan
leher
PEMERIKSAAN DADA
INSPEKSI
30. Memperhatikan bentuk, lihat adanya deformitas, memperhatikan
ruangan intercostal, adanya retraksi saat inspirasi pernafasan
PALPASI
31. Meletakkan kedua telapak tangan pada bagian dada dan minta klien
menarik nafas, rasakan gerakan dada, mengkaji adanya vibrilasi (thrill)
bandingkan kanan dan kiri
32. Melakukan dari belakang klien seperti di atas, rasakan vokal fremitus
dengan palpasi
33. Merasakan pulsasi yang ada (iktus cordis) dengan memakai keempat jari
tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostalis 4 dan 5 dengan ibu
jari pada linea medio klavikularis kiri; bila ada kelainan besar jantung,
maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya
PERKUSI
34. Melakukan perkusi secara sistematik dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri
AUSKULTASI
35. Meminta klien untuk bernafas pelan-pelan dengan mulut terbuka,
lakukan auskultasi secara sistematis, dengarkan secara lengkap satu
periode inspirasi dan ekspirasi, auskultasi di daerah depan di atas
klavikula, sisi-sisi dinding dada, punggung lalu bandingkan kanan dan
kiri, lalu catat suara-suara yang didapatkan pada waktu auskultasi
PEMERIKSAAN ABDOMEN
INSPEKSI
36. Memeriksa kontur abdomen, warna dan keadaan kulit abdomen, periksa
umbilikus terhadap warna, bau, inflamasi
AUSKULTASI
37. Melakukan auskultasi bising usus dengan menekan bel dan diafragma
stetoskop di atas abdomen, dengarkan di keempat kuadran dan
menghitung bising usus di setiap kuadran selama 1 menit penuh
PERKUSI
38. Lakukan perkusi secara sistematik pada semua area abdomen ( flatness
normalnya ditemukan sepanjang batas iga kanan dan 1 – 3 cm di bawah
iga dari hepar; bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan kandung
kemih yang penuh pada anak kecil dan merupakan keadaan normal;
timpani normalnya di seluruh abdomen)
PALPASI
39. Melakukan palpasi superfisial, kaji nyeri tekan, lesi superfisial, tonus
otot, turgor (mencubit kulit) dan hiperestesia kutaneus (mengangkat
lipatan kulit, tetapi bukan mencubit)
40. Melakukan palpasi dalam: menempatkan satu tangan di atas tangan
yang lain/ menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika
melakukan palpasi struktur anterior dengan tangan lain, melakukan
palpasi dari kuadran bawah ke arah atas sehingga pembesaran hati
dapat dideteksi, mengkaji iritasi peritoneal dengan melakukan uji otot
psoas, melakukan palpasi hernia inguinalis (dengan menyelipkan jari
39
yang kecil ke dalam saluran inguinalis di dasar skrotum) dan palpasi
hernia femoralis (dengan menemukan nadi femoralis, meletakkan jari
telunjuk di atas nadi dan jari manis bagian tengah medial terhadap kulit,
jari manis di atas area di mana herniasi terjadi)
EKSTRIMITAS
41. Inspeksi kelainan bawaan, panjang dan bentuk tangan dan kaki,
clubbing finger, adanya cairan, kemerahan,
42. Palpasi: nyeri tekan, pembengkakan, gerakan persendian, spasme otot,
paralisis, dan tonus otot.
GENITALIA (pilih salah satu)
Anak Perempuan
43. Inspeksi adanya sekret dari uretra dan vagina, perlengketan pada
daerah labia mayor, himen, dan klitoris.
Anak Laki-Laki
Inspeksi dan palpasi bentuk penis, skrotum, testis yang membesar,
periksa daerah orifisium uretra, lihat kemungkinan hipospadia di ventral
penis dan epsipadia di dorsal penis, lakukan reflek kremaster dengan
cara menggores paha bagian dalam, dan testis akan naik dalam
skrotum.
TERMINASI
44. Menyimpulkan hasil pemeriksaan dan memberikan penjelasan pada
orang tua
45. Melakukan kontrak selanjutnya
46. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik
TANYA JAWAB
47. Penguasaan materi
48. Kemampuan menganalisis masalah yang ditanyakan, ketepatan
menjawab dan kemampuan menggunakan argumentasi
49. Penampilan (cara, sikap merespon pertanyaan dan berargumentasi)
50. Kejelasan dalam penggunaan bahasa
TOTAL
Keterangan Yogyakarta, …………………2019
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus
40
KANGAROO MOTHER CARE (KMC)/ PERAWATAN METODE KANGURU
Perawatan Metode Kanguru adalah perawatan untuk bayi berat lahir rendah
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu ((skin
to skin contact) (Depkes RI, 2009).
41
5) Ibu lebih percaya diri
6) Hubungan lekat lebih baik
7) Ibu lebih sayang
8) Pengaruh psikologis ketenangan ibu & keluarga
9) Peningkatan produksi ASI
42
PMK Intermiten:
1) Dilakukan dalam jangka waktu yang pendek (perlekatan >1 jam
perhari)
2) Bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan
pengobatan medis (infus, oksigen)
PMK Kontinue:
1) Kondisi bayi stabil : bernapas alami tanpa bantuan oksigen
2) Ibu dan keluarga:
a) Telah dilakukan konseling tentang aspek PMK: posisi kangguru,
makanan bayi, perawatan di institusi & rumah, apa yang boleh
dan sebaiknya dihindari ibu selama PMK, keuntungan dan
kerugiannya
b) Melakukan Informed Consent
6. Posisi Kanguru
a) Posisi bayi diantara payudara, tegak, dada bayi menempel ke dada ibu,
amankan posisi bayi dengan kain panjang atau baju kangguru
b) Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan sedikit tengadah
(ekstensi)
c) Jangan menunduk ke depan & sangat tengadah, ujung pengikat di bawah
telinga bayi
d) Pangkal paha bayi harus fleksi & ekstensi seperti kodok, tangan dalam
posisi fleksi (posisi fetus)
e) Ikatan harus kuat dan menutupi dada bayi
f) Perut bayi jangan tertekan & terletak di epigastrium ibu
43
9. Pemantauan Kondisi Bayi selama PMK
a) Suhu
1) Periksa tiap 6 jam sampai stabil selama 3 hari berturut-turut,
selanjutnya 2X/hr, suhu normal 36,5-37,5 C (aksila)
2) Bila hipotermia :
Hangatkan bayi dengan selimut & pastikan ibu berada
ditempat yang hangat
Pantau suhu tiap jam hingga kembali ke suhu normal
Cari penyebab ( suhu lingkungan dingin,posisi tidak benar, baru
mandi & minum tidak baik)
Bila penyebab tidak ditemukan & suhu bayi tidak kembali normal
setelah 3 jam, atau bayi kembali hipotermia, pantau kemungkinan
sepsis
b) Pernapasan
1) Pantau frekuensi dan pola napas bayi
c) Tanda-tanda bahaya
1) Kesulitan bernapas-dada tertarik kedalam &merintih
2) Bernapas sangat cepat atau lamban
3) Serangan apnu sering dan lama
4) Bayi terasa dingin
5) Sulit minum
6) Kejang
7) Diare
8) Kulit menjadi kuning
d) Pemberian minum (ASI) berkala
e) Pantau BB secara berkala
44
FORMAT PENILAIAN
PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)
Nama Mahasiswa :
NIM :
TOTAL
Keterangan
* = Jika tidak tepat mahasiswa dinyatakan tidak lulus Yogyakarta, …………………2019
Jumlah total
Nilai = ---------------- x 100
60
45