Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 5 B dan Kelompok 7 B
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011c). Dari pengertian diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa PHBS merupakan perilaku-perilaku yang dapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat agar terhindar dari penyakit.
Cuci tangan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun plain (tidak mengandung anti
mikroba) atau sabun antiseptik (mengandung anti mikroba), menggosok-gosok kedua tangan
meliputi seluruh permukaan tangan dan jari-jari selama 1 menit, mencucinya dengan air dan
mengeringkannya secara keseluruhan dengan menggunakan handuk sekali pakai (Rachmawati &
Triyana, 2008).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah
dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, kecacingan, Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA), flu burung, penularan influenza, dan penyakit menular lainnya. Banyak
pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang sangat
mudah,sederhana dan dapat dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia termasuk anak usia
sekolah (Dinkes Provinsi Bali, 2015).
Ada 2 teknik dalam melakukan cuci tangan yaitu : (1) mencuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air, (2) mencuci tangan dengan menggunakan larutan berbahan dasar alkohol.
Prosedur cuci tangan dengan larutan berbahan dasar alcohol durasi 20-30 detik (World Health
Organization, 2009) yaitu:
g. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya.
h. Tangan sudah bersih dan aman.
Prosedur cuci tangan dengan sabun dan air mengalir durasi 40-60 detik (World Health
Organization, 2009) yaitu:
b. tuangkan sabun secukupnya (3-5 cc) untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya.
Berdasarkan laporan kajian Morbiditas Diare (2010) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular
Langsung (Dit. P2ML) Kemenkes RI, ada lima waktu kritis cuci tangan pakai sabun (Kemenkes,
2011a)
yaitu:
a. Sebelum makan
b. Sesudah buang air besar
c. Sebelum menyusui
B. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui adanya pengaruh cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan handsanitazer terhadap mutu makanan.
C. Hasil Pengamatan
Dokumentasi 1 Dokumentasi 2
Cuci tangan
Tidak cuci tangan
Hari ke – 1
Hari ke – 1
TANPA
HAND
Sebelum _
SANITIZ
ER
DENGA
N HAND
_
SANITIZ
ER
TANPA
HAND
SANITIZ
ER Warna : Kuning Warna : Tidak terjadi
Warna : Tidak
Aroma : Agak terjadi perubahan perubahan wana
bau basi wana Aroma : Agak bau
Tekstur : Aroma : Agak bau basi
Berjamur & basi Tekstur : Berair
sedikit berlendir Tekstur : Kering
Sesudah
DENGA
N HAND
SANITIZ
ER Warna : Tidak Warna : Tidak terjadi
Warna : Kuning
Aroma : Bau basi terjadi perubahan perubahan wana
Tekstur : wana Aroma : Bau basi
Berjamur, Aroma : Bau basi Tekstur : Berair &
berlendir, berair Tekstur : Berair berlendir
Daging Daging
buah Tidak buah Tidak
0 jam berwarna beraro Padat berwarna beraro Padat
putih ma putih ma
segar segar
Daging Daging
buah Berair buah
berwarna (menge berwarna
Lebih Sedikit Tidak
pucat mbun pucat
dari 10 berbau beraro Berair
kecoklat sampai kecoklat
jam asam ma
an, tutup an,
terlihat wadah) terlihat
layu layu
Dokumentasi 2 :
Daging Daging
buah Tidak buah Tidak
0 jam berwarna beraro Padat berwarna beraro Padat
putih ma putih ma
segar segar
Daging Daging
buah Menye buah
berwarna ngat berwarna
Lebih Tidak
pucat dan pucat
dari 10 Berair beraro Berair
kecoklat sedikit kecoklat
jam ma
an, berbau an,
terlihat asam terlihat
layu layu
Dengan Handsanitizer :
Hari ke – 1
Warna : Kuning cerah
Aroma : Khas pisang Warna : Kuning cerah
Tekstur : Padat dan empuk Aroma : Khas pisang
Tekstur : Padat dan empuk
Hari ke-4
D. Pembahasan
Pada partikum yang kami lakukan, dari setiap kelompok memiliki sample makanan dan
merk sabun serta handsanitizer yang beragam. Sesuai dengan pratikum dari kelompok pertama
dengan sample nasi dan sabum lb, pada hari pertama sudah memiliki tanda tanda kerusakan
dengan perubahan bau, pada hari kedua nasi berubah menjadi berlendir dan pada hari ke tiga dan
4 kerusakan dengan muncul jamur berupa bercak kuning. Sedangkan pengamatan kelompok
dengan sampel nasi dan handsanitizer rata rata, pada sample tanpa cuci tangan akan lebih cepat
mengalami kerusakan daripada sesudah cuci tangan.
Pada kelompok yang menggunakan sampel sayuran dan cuci tangan dengan sabun
dengan tidak cuci tangan, kedua sampel tidak mengalami perubahan yang signifikan antara
kedunya, adapun perubahan akan terjadi pada keduanya bukan salah satu. Sedangkan cuci tangan
dengan handsanitizer, sample yang tidak cuci tangan mengalami kerusakan yang lebih cepat
sedangkan yang sudah cuci tangan tidak mengalami kerusakan, adapun mengalami kerusakan
tidak separah dengan yang tidak cuci tangan. Namun pada sampel buah, buah yang di pegang
dengan tangan setelah dicuci menggunakan handsanitizer oleh kelompok 9, dengan sampel
pisang, kerusakan nya sama dengan yang tidak cuci tangan.
Factor-faktor yang mempengaruhi kerusakan selain kondisi wadah juga kontaminasi
bakteri yang ada di tangan ketika kita menyentuh sample, bila pun sample yang disentuh setelah
cuci tengan tetap mengalami kerusakan bisa jadi pada merk sabun yang tidak ampuh membunuh
bakteri, ataucara mencuci tangan yang masih salah sehingga bakteri masih menempel pada
tangan. Selain itu sampel itu sendiri apakah masih segar atau mengalami kerusakan sebelumnya
meski tak kasat mata.
E. Kesimpulan
Pada praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa pencucian tangan dan
penggunaan sanitizer dalam mengolah bahan makanan sangat berpengaruh terhadap bahan yang
akan diolah, dalam praktikum yang dilakukan juga dapat dilihat bahwa bahan makanan yang
disimpan dengan mencuci tangan sebelum pengolahan berisiko kecil mengalami kebusukan
dikarenakan jumlah mikroba yang menempel sangat sedikit begitu sebaliknya dengan tidak
mencuci tangan atay penggunaan sanitizer bahan makanan mudah membusuk dikarenakan
jumlah mikroba pada tangan yang menempel pada bahan makanan tersebut.