Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
LAPORAN ANALISIS SOP KETERAMPILAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT DAN KRITIS
MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA KLIEN DENGAN MEMBEBASKAN JALAN
NAFAS TANPA ALAT
“HEAD TILT CHIN LIFT MANUEVER DAN JAW THRUST MANUEVER”
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS

Oleh :
Nama : Nurlia
Nim : P1908116

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
A. KEGAWATAN SISTEM PERNAFASAN
Era yang semakin modern ini semakin banyak bermunculan masalah kesehatan
yang bersifat gawat darurat, sehingga kita sebagai tenaga kesehatan harus selalu
memperbaharui dan meningkatkan pengetahuan untuk dapat menjadi perawat yang
professional, salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan cepat dan tepat
adalah henti napas, karena kasus henti napas dapat menimbulkan berbagai macam
komplikasi seperti : emboli paru, fibrosis, penurunan kardiak output, aritmia, perikarditis
dan infark miokard akut, perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik, diare dan
pneumoperitoneum. Stress ulcer sering timbul pada Henti napas , namun apabila
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat maka terjadinya komplikasi dapat
dihindari.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Maslow.
Kekurangan oksigen dalam hitungan menit saja dapat mengancam jiwa seseorang, oleh
karena itu masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system pernapasan (respiratori)
menuntut asuhan keperawatan yang serius.
Henti napas  adalah masalah yang relatif sering terjadi, yang biasanya, meskipun
tidak selalu, merupakan tahap akhir dari penyakit kronik pada sistem pernapasan.
Keadaan ini semakin sering di temukan sebagai komplikasi dari trauma akut, septikemia,
atau syok.

B. MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA KLIEN DENGAN MEMBEBASKAN


JALAN NAFAS TANPA ALAT
1. Pengelolaan Jalan Nafas
Jalan nafas harus dipastikan bersih sebelum memulai ventilasi. Bila ada masalah
yang tidak dapat diatasi, maka harus dilakukan pembuatan jalan nafas secara bedah.
Selama tindakan mempertahankan jalan nafas atau memberikan tambahan ventilasi,
leher harus selalu dilindungi agar tidak begerak ( Kartika dewi, 2011).
2. Teknik Mempertahankan Jalan Nafas
Bila penderita mengalami penurunan kesadaran, maka lidah kemungkinan akan jatuh
ke belakang sehingga menyumbat hipofaring. Untuk memperbaiki hal tersebut, maka
dilakukan dengan cara tanpa menggunakan alat yaitu dengan cara mengangkat dagu
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
(head-tilt-chin-lift-manuever) atau dengan cara mendorong rahang bawah ke arah
depan (jaw-thrust-manuever). Pertahanan jalan nafas selanjutnya dapat dipertahankan
oropharyngeal aiway atau nasopharyngeal airway ( Kartika dewi, 2011).

a. Head Tilt Chin Lift

Gambar : Head Tilt Chin Lift


(Sumber : https://www.google.com/search?q=gambar%20jaw%20head%20tilt%20chin%20lift)

Manuver ini merupakan salah satu manuver terbaik untuk mengatasi


obstruksi yang disebabkan oleh lidah karena dapat membuka jalan nafas dengan
maksimal. Teknik ini kemungkinan seperti mamanipulasi gerakan leher,
sehingga tidak disarankan pada penderita dengan kecurigaan patah tulang leher,
dan sebagai gantinya bisa di gunakan manuver jaw-trust.

b. Jaw Trust Manuver


KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Gambar : Jaw Trust Manuver


(Sumber: https://www.google.com/search?q=gambar+jaw+trust&tbm=isch&ved=)

Jaw Trust Manuver di gunakan untuk membuka jalan nafas pasien , pada
pasien yang tidak sadar dengan kecurigaan trauma kepala, leher, dan spinal.
Saat teknik ini dilakukan diharapkan jalan nafas dapat terbuka tanpa
menyebabkan pergerakan kepala dan leher.

ANALISIS SOP KETERAMPILAN KEPERAWATAN GADAR


KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA KLIEN DENGAN MEMBEBASKAN JALAN
NAFAS TANPA ALAT
“HEAD TILT CHIN LIFT MANUEVER DAN JAW THRUST MANUEVER”

TANGGAL : JUMAT, 12 -JUNI-2020

NAMA : NURLIA

NIM : P1908116

UNIT : UGD/ICU/ICCU/PICU/NICU

SUMBER VIDEO : https://youtu.be/GyYb-HpYdcU

NO PENGERTIAN Memberikan pertolongan pada RASIONAL ANALISIS


klien dengan membebaskn jalan
nafas tanpa alat yaitu dengan
cara mengangkat dagu (head-tilt-
chin-lift-manuever) atau dengan
cara mendorong rahang bawah
ke arah depan (jaw-thrust-
manuever) ( Kartika dewi, 2011).

1 TUJUAN a. Membebaskan jalan napas


untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru
secara normal sehingga
menjamin kecukupan
oksigenase tubuh
b. Untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru
secara normal sehingga
menjamin kecukupan
oksigenasi di dalam tubuh.
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
Dengan cara pemeriksaan jalan
nafas :
L = Look/Lihat gerakan nafas
atau pengembangan dada,
adanya retraksi sela iga, warna
mukosa/kulit dan kesadaran
L = Listen/Dengar aliran udara
pernafasan
F = Feel/Rasakan adanya aliran
udara pernafasan dengan
menggunakan pipi penolong
2 KEGIATAN HEAD TILT CHIN LIFT
MANUEVER
Manuver terbaik untuk
mengatasi obstruksi yang
disebabkan oleh lidah karena
dapat membuka jalan nafas
dengan maksimal. Teknik ini
kemungkinan seperti
mamanipulasi gerakan leher,
sehingga tidak disarankan pada
penderita dengan kecurigaan
patah tulang leher.

JAW THRUST MANUEVER


Jaw Trust Manuver di gunakan
untuk membuka jalan nafas
pasien , pada pasien yang tidak
sadar dengan kecurigaan trauma
kepala, leher, dan spinal. Saat
teknik ini dilakukan diharapkan
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
jalan nafas dapat terbuka tanpa
menyebabkan pergerakan kepala
dan leher.
3 PERSIPAN a. Alat pelindung diri
ALAT 1) Kaca mata savety
2) scort
3) Masker
4) Handscone
4 PROSEDUR A. TAHAP PRA Dilakukan perivikasi Jika pasien ditemukan
INTERAKSI data untuk mengetahui pada tempat terbuka
1) Melakakukan perivikasi riwayat penyakit dan harus diberikan
data sebelumnya pasien sebelumnya. pertolongan segera,
2) Mencuci tangan Tidak ada persiapan maka penolong harus
3) Mendekatkan alat alat ataupun tempat melihat kejadian
kedekat pasien yang khusus pada sekitar apakah sudah
tindakan head tilt chin aman bagi dirinya
lift, kecuali hanscoon untuk menolong.

B. TAHAP ORIENTASI Pada tahap orientasi Jika pasien di temukan


1) Memberikan salam dilakukan pendekatan pada tempat terbuka
sebagai pendekatan terapeutik secara dan pasien seorang diri
terapeutik ramah dan sopan. tidak perlu dilakukan
2) Menjelaskan tujuan dan terapeutik karena
prosedur tindakan pasien dalam keadaan
kepada keluarga tidak sadar dan
memerlukan tindakan
yang cepat dan tepat.
C. TAHAP KERJA Pada saat melakukan Jika pasien ditemukan
1) Perawat menggunakan tindakan harus hati- pada tempat terbuka
alat pelindung diri hati, teliti, cepat dan dan harus diberikan
a) Kaca mata savety tepat agar henti nafas pertolongan segera,
b) Masker klien dapat teratasi maka penolong harus
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
c) Handscone walaupun dengan melihat kejadian
d) Scort tindakan tanpa alat. sekitar apakah sudah
2) Pasien disiapkan sesuai aman bagi dirinya
dengan kebutuhan untuk menolong.
tindakan
3) Pemeriksaan jalan nafas
a) Look : melihat
gerakan nafas atau
pengembangan dada,
adanya retraksi sela-
sela iga, warna
mukosa, warna kulit
dan kesadaran
b) Listen : dengarkan
adanya aliran udara
pernafasan
c) Feel : rasakan aliran
udara pernafasan
menggunakan pipi
penolong
4) Membuka jalan nafas
dengan proteksi servikal
Teknik head tilt chin lift
a) Posisikan pasien dalam
keadaan telentang,
letakkan satu tangan di
dahi, letakkan ujung
tangan yang lain di
bawah daerah tulang
pada bagian tengah
rahang bawah pasien
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
(dagu).
b) Tengadahkan kepaka
dengan menekan
perlahan dahi pasien
c) Gunkan ujung jari untuk
mengangkat dagu dan
menyokong rahang
bagian bawah. Jangan
menekan jaringan lunak
di bagian bawah rahang
karena dapat
menimbulkan obstruksi
jalan nafas.
d) Usahan mulut untuk
tidak menutup. Supaya
mendapatkan mulut
yang adekuat, dapat
menggunakan ibu jari
untuk menahan dagu
supaya bibir bawah
pasien tertarik
kebelakang.

Teknik Jaw Thrust


a) Pertahankan dengan
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
hati-hati posisi kepala,
leher, dan spinal pasien
berada pada satu garis
b) Ambil posisi di atas
kepala pasien letakkan
lengan sejajar dengan
permukaan berbaring
c) Perlahan letakkan tangan
pada masing-masing sisi
rahang bawah pasien
pada sudut rahang di
bawah telinga
d) Stabilkan kepala pasien
dengan lengan bawah
penolong
e) Dengan menggunakan
jari telunjuk, dorong
sudut rahang bawah
pasien kearah atas dan
depan
f) Anda mungkin
membutuhkan
mendorong kedepan
bibir bagian bawah
pasien dengan
menggunakan ibu jari
untuk mempertahankan
mulut tetap terbuka
g) Jangan mendongakkan
atau memutar kepala
pasien
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

D. TAHAP TERMINASI Dilakukan pengecekan Jika selesai melakukan


1) Setelah melakukan kembali agar melihat tindakan selalu lakukan
tindakan lakukan nafas klien sudah tindakan pengecekan
pengecekan kembali kembali atau belum secara berkala dan kaji
apakah ada benda asing dan lihat mulut pasien respon pasien, kaji pola
yang ada di dalam mulut apakah ada benda napas pasien, apakah
2) Lakukan observasi asing yang ada sumbatan lagi atau
kepada pasien secara menyumbat jalan tidak.
berkala nafas. Apabila ada
3) Apabila perlu dilakukan benda asing maka
rawat inap, segera lakukan tindakan
melengkapi finger swab.
pemeriksaan penunjang
lainnya

PEMBAHASAN

Henti napas  adalah masalah yang relatif sering terjadi, yang biasanya, meskipun tidak selalu,
merupakan tahap akhir dari penyakit kronik pada sistem pernapasan. Keadaan ini semakin sering
di temukan sebagai komplikasi dari trauma akut, septikemia, atau syok. Dengan tindakan awal
yang dapat dilakukan jika klien henti nafas adalah dengan head tilt chin lift manuever dan jaw
thrust maneuver.

Jika pasien ditemukan pada tempat terbuka dan harus diberikan pertolongan segera, maka
penolong harus melihat kejadian sekitar apakah sudah aman bagi dirinya untuk menolong.
Apabila perlu dilakukan rawat inap, segera melengkapi pemeriksaan penunjang lainnya dan jika
informasi-informasi yang diperlukan telah diperoleh, maka usaha di unit gawat darurat adalah
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
secepatnya melakukan tindakan yang tujuan nya untuk mencegah terjadinya kematian dan
mengatasi gejala-gejala lain yang dialami pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medical Bedah untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press.

Doenges, M.E. Moorhouse M.F., Geissler A.C., (2000) Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta, EGC.

Sumarsono, T., Ningsih, D. K. (2008). Penatalaksanaan Henti Jantung DI Luar RUmah Sakit


Sesuai dengan Algoritma AHA 2005. Malang: UMM Press.

Kartikawati. Dewi. 2011. Buku Ajar Dasar-Dasar Kegawatdaruratan. Jakarta : Salemba Medika.
KETERAMPILAN KLINIK STASE KEPERAWATAN GADAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ITIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai