Askep Jiwa Minggu 1 Erik
Askep Jiwa Minggu 1 Erik
Oleh:
Erik Meidianto
NIM. 190070300011022
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. Jhon Nash (L/P) Tanggal Pengkajian /jam:_____________________
Umur : tidak terkaji RM No. :_____________________
Alamat :___________________________
Pekerjaan : Dosen
Informan : Istri klien
Jelaskan : tidak tergambarkan dalam cerita film (biasa seseorang yang mengalami gangguan
jiwa memiliki riwayat masa lalu, bisa dirinya sebagai saksi, korban, atau pelaku).
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Klien sering mendapatkan penolakan saat berinteraksi dengan teman lain maupun lingkungan
baru. Klien berasal dari keluarga miskin namun memiliki tingkat intelegensi yang tinggi
(teridentifikasi dari obrolan bersama teman khayalannya). sebelumnya klien merupakan
1
mahasiswa sains bidang matematika yang menerima beasiswa bergengsi. Semasa kuliah klien
jarang bergaul dengan teman sekelasnya, dan tampak sering menyendiri pada acara-acara
dimana banyak orang berkumpul. Klien sering mengungkapkan bahwa ia menyendiri karena
merasa orang lain tidak suka padanya. Semasa kuliah klien pernah mengalami tingkat stress
yang tinggi karena tuntutan dirinya yang ingin selalu menjadi yang terbaik, dan tidak suka jika
ada orang lain mengalahkannya. Klien juga pernah mencederai diri sendiri ketika berada dibawah
tekanan/stress.
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : penampilan rapi, penggunaan pakaian sesuai
Diagnosa Keperawatan: -
2. Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Kwalitatif
tidak berubah √ berubah
meninggi √ gangguan tidur: sebutkan
hipnosa disosiasi: sebutkan____________________________________
3. Disorientasi
waktu tempat √ orang
Jelaskan : klien menganggap dokter yang merawatnya merupakan agen asing yang tidak
suka kepadanya dan ingin membunuh ia dan keluarganya
Relasi Klien kesulitan untuk memulai berkomunikasi denga orang lain, kesulitan untuk
menjelaskan sesuatu kepada orang lain.
Orientasi Klien dapat menyebutkan waktu dan tempat secara tepat
Limitasi Pembatasan diri klien masih tergambar cukup baik tergambar dari masih ada
perasaan malu dari klien.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan interaksi sosial
2
Peningkatan: klien gelisah/panik karena merasa ia dan keluarganya akan di bunuh, klien bertindak
seolah-olah ia sedang menyelamatkan anak dan istrinya dari kejaran agen asing
sehingga tanpa sengaja ia memukul istri dan anaknya hingga jatuh.
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi √ berjalan kaku/ rigit √ kompulsif lain-2 sebutkan
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul √ dangkal/ datar √ labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat √ panik
Jelaskan : klien merasa cemas sampai panik karena merasa ia dan keluarganya sedang
dikejar dan akan dibunuh oleh agen asing
Diagnosa Keperawatan: ansietas
6. Persepsi
√ halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi
pendengaran √ penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan : Pasien mengatakan melihat sosok William Parcher, Charles Herman, dan Marcee
Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi penglihatan
7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
√ main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Jelaskan :___________________________________________________________________
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________
Isi Pikir
√ obsesif ekstasi √ fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan : klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang agen rahasia pemerintah yang
direkrut oleh William Parcher untuk dapat memecahkan kode-kode khusus,
sehingga klien mengulang-ulang untuk menyobek-nyobek majalah dan
mengirimkan hasilnya.
Diagnosa Keperawatan:
3
Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................
Jelaskan : awalnya klien mengingkari penyakit yang diderita, setelah menjalani pengobatan
klien menyadari dirinya menderita masalah kejiwaan, namun karena tidak nyaman
dengan efek obat klien diam-diam berhenti minum obat
Diagnosa Keperawatan: ketidakpatuan
VI. FISIK
1. Keadaan umum ____________________________________________________________________
2. Tanda vital: TD:___________ N:___________ S:_____________ P:_______
3. UKur: TB:___________ BB:__________ turun naik
4. Keluhan fisik: tidak ya jelaskan...............................
5. Pemeriksaan fisik:
Jelaskan : tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan : -
b. Identitas : klien meyakini dirinya selain bekerja sebagai dosen/peneliti ia juga adalah seorang
agen rahasia pemerintah pemecah kode-kode rahasia.
4
c. Peran : klien meyakini dirinya bekerja untuk memecahkan kode-kode rahasia.
Klien meyakini dirinya berhasil memecahkan kode-kode rahasia komunikasi agen asing.
d. Ideal diri : klien dari semasa kuliah selalu ingin menjadi yang terbaik dan tidak suka jika ada
orang yang mengalahkannya
e. Harga diri : Pasien merasa malu dengan kondisinya setelah sakit dan tidak mau menghadiri
acara di tempat kerjanya.
2. Genogram
Tidak terkaji 3 generasi diatasnya.
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat : dengan istrinya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Pasien terkadang mengikuti kegiatan pesta dengan beberapa temannya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak mampu memulai komunikasi dengan orang lain, pasien lebih banyak menyendiri di
ruangannya dengan memecahkan kode-kode, pasien merasa tidak nyaman dengan banyak
orang.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan interaksi sosial
1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal √ Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak
5
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
Jelaskan :___________________________________________________________________
Diagnosa Keperawatan: -
6
Lainnya _______________________________________________________________________
Diagnosa Keperawatan : -
Terapi medik : klien pernah diberikan terapi ECT 5 kali dalam seminggu selama 10 minggu
No DATA MASALAH
1. DS: Gangguan Persepsi Sensori:
Pasien mengatakan sering melihat teman Halusinasi Penglihatan
sekamarnya (Charles Herman) sejak masa kuliah
Pasien mengatakan sering melihat keponakan
teman sekamarnya (Maree)
Pasien mengatakan sering melihat Ketua agen
(William Parcher)
DO:
Pasien tampak seperti sedang berbicara dengan
seseorang
Pasien tampak sering melihat kanan dan kiri
lingkungan sekitar
Pasien tampak seperti sedang mengusap-usap
rambut seseorang
Pasien tampak tidak berkonsentrasi terhadap jadwal
mengajar
2. DS: Perilaku kekerasan
Pasien mengatakan melihat William Parcher yang
akan memukul istrinya
Pasien mengatakan melihat Charles Herman yang
membantu anaknya untuk mandi
Pasien mengatakan melihat kode rahasia di
pergelangan tangannya
DO:
Pasien tampak memukul istrinya
Pasien tampak menenggelamkan anaknya di bak
mandi
Pasien tampak mencabik-cabik tangannya hingga
berdarah
3. DS: Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan merasa malu untuk kembali Situasional
mengajar di tempat kerjanya
Pasien mengatakan dirinya sudah tidak mampu
untuk berbuat banyak terhadap kehidupannya lagi
DO:
Pasien tampak tidak menghadiri acara di tempat
7
kerjanya
Pasien tampak malu untuk bertemu dengan orang
lain
Pasien tampak sering menolak untuk berinteraksi
dengan orang lain
Pasien tampak sering berjalan dengan menunduk
4. DS: Gangguan Interaksi Sosial
Pasien mengatakan tidak nyaman berinteraksi
dengan banyak orang
Pasien mengatakan merasa sulit untuk memulai
suatu pembicaraan dengan orang lain
DO:
Pasien tampak lebih sering menyendiri di kamar
untuk memecahkan rumus atau persoalan
Pasien tampak jarang berbicara dengan orang lain
Pasien tampak sering mengatakan sesuatu hal yang
sulit untuk dipahami orang lain
Pasien tampak kesulitan berkomunikasi untuk
memberikan solusi kepada para pekerja konstruksi
bangunan
Pasien tampak kesulitan untuk menjelaskan suatu
materi kepada para muridnya
5. DS: Ketidakpatuhan
Pasien mengatakan sudah lama tidak minum obat
lagi
Pasien mengatakan dengan minum obat rutin hasrat
seksualnya menjadi berubah
Pasien mengatakan dengan minum obat rutin
membuatnya tidak nyaman saat bekerja
DO:
Pasien tampak menyembunyikan obat yang
seharusnya rutin diminum
Pasien tampak mulai menunjukkan tanda gejala
halusinasi penglihatan lagi
6. DS: Disfungsi Seksual
Pasien mengatakan aktivitas seksualnya berubah
semenjak sakit
Pasien mengatakan hasrat seksualnya menurun
semenjak rutin minum obat
Pasien mengatakan hubungan seksualnya dengan
pasangan tidak lagi memuaskan
DO: -
8
XV. POHON MASALAH
Faktor predisposisi:
Pasien sering mendapatkan penolakan oleh
teman-temannya, Pasien sering
mendapatkan penolakan dengan lingkungan
baru, pasien suka menyendiri. Pasien merasa
gagal berprestasi, masih bisa kalah prestasi
Faktor presipitasi:
dengan teman lain, tidak mampu
Pasien tidak rutin minum obat beberapa hari
mendapatkan apa yang diinginkannya
terakhir karena pasien merasa pengobatan
membuat dirinya tidak nyaman dan tidak
mampu berperan sebagai suami.
Mahasiswa
Erik Meidianto
9
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)
Ruang :
Nama Pasien : Tn. J
No. Register :
No. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
Dx MUNCUL TERATASI TANGAN
1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi penglihatan
2. Perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah situasional
4. Gangguan interaksi sosial
5. Ketidakpatuhan
6. Disfungsi seksual
1
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Keluarga SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5
1. Diskusikan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
masalah yang keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih keluarga dalam
merawat pasien. pasien pasien menghardik pasien menghardik, merawat/melatih
2. Jelaskan menghardik. Beri dan memberikan memberikan obat dan pasien
pengertian, tanda pujian. obat. bercakap-cakap. Beri menghardik,
dan gejala, dan 2. Jelaskan 6 benar 2. Beri pujian. pujian. memberikan
proses terjadinya cara memberikan 3. Jelaskan cara 2. Jelaskan follow up ke obat dan
halusinasi obat. bercakap-cakap dan PKM, tanda kambuh bercakap-cakap
(gunakan booklet). 3. Latih cara melakukan kegiatan dan rujukan. dan melakukan
3. Jelaskan cara memberikan/mem untuk mengontrol 3. Anjurkan membantu kegiatan harian
merawat bimbing pasien halusinasi. pasien sesuai jadual dan follow up.
halusinasi. minum obat. 4. Latih dan sediakan dan memberi pujian. Beri pujian.
4. Latih cara 4. Anjurkan waktu bercakap- 2. Nilai
merawat membantu pasien cakap dengan kemampuan
halusinasi: hardik sesuai jadual dan pasien terutama keluarga
5. Anjurkan memberi pujian. saat halusinasi. merawat pasien.
membantu pasien 5. Anjurkan membantu 3. Nilai
sesuai jadual dan pasien sesuai jadual kemampuan
member pujian dan memberi pujian. keluarga
melakukan
kontrol ke PKM.
Perilaku Pasien SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5
kekerasan
1. Mengidentifikasi 1. Mengevaluasi 1. Mengevaluasi jadwal 1. Mengevaluasi jadwal 1. Mengevaluasi
2
penyebab PK jadwal kegiatan kegiatan harian kegiatan harian pasien jadwal harian
2. Mengidentifikasi harian pasien pasien 2. Melatih pasien pasien
tanda dan gejala 2. Melatih pasien 2. Melatih pasien mengontrol PK dengan 2. Menjelaskan cara
PK mengontrol PK mengontrol PK cara spiritual mengontrol PK
3. Mengidentifikasi PK dengan cara fisik 2 dengan cara verbal 3. Menganjurkan pasien dengan minum
yang dilakukan 3. Menganjurkan 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam obat
4. Mengidentifikasi pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 3. Menganjurkan
akibat PK memasukkan jadwal kegiatan pasien
5. Menyebutkan cara dalam jadwal harian memasukkan
mengontrol PK kegiatan harian dalam jadwal
6. Membantu pasien kegiatan harian
mempraktikkan
latihan cara
mengontrol fisik 1
7. Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan
Keluarga SP 1 SP 2 SP 3
1. Menjelaskan 1. Melatih keluarga 1. Membantu keluarga
masalah yang mempraktikkan untuk membuat
dirasakan keluarga cara merawat jadwal aktivitas di
dalam merawat pasien dengan rumah termasuk
pasien perilaku kekerasan minum obat
3
2. Menjelaskan 2. Melatih keluarga (discharge planning)
pengertian, tanda melakukan cara 2. Menjelaskan follow
dan gejala perilaku merawat langsung up pasien setelah
kekerasan, dan pasien perilaku pulang
jenis perilaku kekerasan
kekerasan yang
dialami pasien,
serta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara
merawat pasien
dengan perilaku
kekerasan
Harga diri Pasien SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5
rendah 1. Identifikasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
situasional
kemampuan pertama yang pertama dan kedua pertama, kedua, dan kegiatan latihan
melakukan dipilih dan berikan yang telah dilatih ketiga yang telah dan berikan
kegiatan dan pujian. dan berikan pujian. dilatih dan berikan pujian.
aspek positif 2. Bantu pasien 2. Bantu pasien pujian. 2. Latih kegiatan
pasien (buat memilih kegiatan memilih kegiatan 2. Bantu pasien dilanjutkan
daftar kegiatan) kedua yang akan ketiga yang akan memilih kegiatan sampai tak
2. Bantu pasien dilatih dilatih keempat yang akan terhingga.
menilai kegiatan 3. Latih kegiatan 3. Latih kegiatan ketiga dilatih 3. Nilai
yang dapat kedua (alat dan (alat dan cara) 3. Latih kegiatan kemampuan
dilakukan saat ini cara) 4. Masukkan pada keempat (alat dan yang telah
4
(pilih dari daftar 4. Masukkan pada jadual kegiatan cara) mandiri.
kegiatan) : buat jadual kegiatan untuk latihan: tiga 4. Masukkan pada 4. Nilai apakah
daftar kegiatan untuk latihan: dua kegiatan, masing- jadual kegiatan untuk harga diri pasien
yang dapat kegiatan masing- masing dua kali per latihan: empat meningkat
dilakukan saat ini masing dua kali hari kegiatan, masing-
3. Bantu pasien per hari masing dua kali per
memilih salah hari
satu kegiatan
yang dapat
dilakukan saat ini
untuk dilatih
4. Latih kegiatan
yang dipilih (alat
dan cara
melakukannya)
5. Masukkan
pada jadual
kegiatan untuk
latihan dua kali
per hari
Keluarga SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5
1. Diskusikan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi
masalah yang kegiatan keluarga keluarga dalam keluarga dalam kegiatan
dirasakan dalam dalam membimbing pasien membimbing pasien keluarga dalam
merawat klien. membimbing melaksanakan melaksanakan membimbing
5
2. Jelaskan pasien kegiatan yang telah kegiatan, beri pujian. pasien
pengertian, tanda melaksanakan dilatih, beri pujian. 2. Bersama keluarga melakukan
dan gejala, dan kegiatan 2. Bersama keluarga melatih pasien kegiatan yang
proses terjadinya kebersihan diri, melatih pasien melakukan kegiatan dipilih oleh
harga diri rendah beri pujian. dalam melakukan keempat yang dipilih pasien, beri
(gunakan booklet). 2. Bersama kegiatan ketiga yang pasien pujian.
3. Jelaskan cara keluarga melatih dipilih pasien 3. Jelaskan follow up 2. Nilai
merawat harga diri pasien dalam 3. Anjurkan ke PKM, tanda kemampuan
rendah terutama melakukan membantu pasien kambuh, rujukan keluarga
memberikan pujian kegiatan kedua sesuai jadual dan 4. Anjurkan membantu membimbing
semua hal yang yang dipilih memberi pujian pasien sesuai jadual pasien.
positif pada pasien. pasien dan memberikan 3. Nilai
4. Latih keluarga 3. Anjurkan pujian kemampuan
memberi tanggung membantu pasien keluarga
jawab kegiatan sesuai jadual dan melakukan
yang dipilih pasien: memberi pujian kontrol ke PKM.
bimbing dan beri
pujian.
5. Anjurkan
membantu pasien
sesuai jadual dan
cara memberikan
pujian
6
INTERVENSI KEPERAWATAN
Promosi sosialisasi
Observasi:
1. Identifikasi kemampuan
berinteraksi dengan orang lain
2. Identifikasi hambatan
berkomunikasi dengan orang lain
Terapeutik:
1. Motivasi meningkatkan
keterlibatan dalam suatu
hubungan
2. Motivasi kesabaran dalam
mengembangkan suatu
1
hubungan
3. Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
4. Motivasi berinteraksi di luar
lingkungan
5. Diskusikan kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
6. Diskusikan perencanaan
kegiatan di masa depan
7. Berikan umpan balik positif
dalam perawatan diri
8. Berikan umpan balik positif
dalam setiap peningkatan
kemampuan
Edukasi:
1. Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
2. Anjurkan ikut serta dalam
kegiatan sosial dan masyarakat
3. Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
4. Anjurkan meningkatkan
kejujuran diri dan menghormati
orang lain
5. Anjurkan membuat perencanaan
kelompok kecil untuk kegiatan
khusus
6. Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan
komunikasi
7. Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
Kolaborasi:
5. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan intervensi Dukungan kepatuhan program
selama 1x24 jam, pengobatan
Observasi:
diharapkan tingkat
1. Identifikasi kepatuhan menjalani
kepatuhan meningkat program pengobatan
dengan kriteria hasil sebagai Terapeutik:
1. Buat komitmen menjalani
berikut:
program pengobatan dengan
1. Verbalisasi kemauan baik
mematuhi program 2. Buat jadwal pendampingan
keluarga untuk menemani pasien
perawatan atau
3. Dokumentasikan aktivitas
pengobatan selama proses pengobatan
2
meningkat 4. Diskusikan hal-hal yang
2. Verbalisasi mengikuti mendukung atau menghambat
5. Libatkan keluarga untuk
anjuran meningkat
mendukung program
3. Perilaku mengikuti pengobatan
program perawatan Edukasi:
1. Informasikan program
atau pengobatan
pengobatan yang harus dijalani
membaik 2. Informasikan manfaat dari
4. Perilaku menjalankan program pengobatan
3. Anjurkan keluarga untuk
anjuran membaik
mendampingi dan merawat
5. Tanda dan gejala pasien selama proses
penyakit membaik pengobatan
4. Anjurkan pasien dan keluaga
untuk melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat
Kolaborasi:
3
2. Identifikasi respons yang
ditunjukkan pada berbagai
situasi
Terapeutik:
1. Diskusikan nilai-nilai yang
berkontribusi terhadap konsep
diri
2. Diskusikan tentang pikiran,
perilaku, atau respon terhadap
kondisi
3. Diskusikan dampak penyakit
pada konsep diri
4. Ungkapkan penyangkalan
tentang kenyataan
5. Motovasi dalam meningkatkan
kemampuan belajar
Edukasi:
1. Anjurkan mengenali pikiran dan
perasaan tentang diri
2. Anjurkan menyadari bahwa
setiap orang unik
3. Anjurkan mengungkapkan
perasaan
4. Anjurkan meminta bantuan
orang lain
5. Anjurkan mengubah pandangan
diri sebagai korban
6. Anjurkan mengidentifikasi
perasaan bersalah
7. Anjurkan mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
8. Anjurkan mengevaluasi kembali
persepsi negatif tentang dirinya
9. Anjurkan mengekspresikan diri
dalam kelompok sebaya
10. Anjurkan cara membuat prioritas
hidup
11. Latih kemampuan positif diri
yang dimiliki
Kolaborasi:
Promosi koping
Observasi:
1. Identifikasi kegiatan jangka
panjang dan pendek sesuai
tujuan
2. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
4
3. Identifikasi sumberdaya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman proses
penyakit
5. Idenifikasi dampak situasi
terhadap peran dan hubungan
6. Identifikasi metode penyelesaian
masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial
Terapeutik:
1. Diskusikan perubahan peran
yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
3. Diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri
4. Diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman
5. Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
6. Diskusikan risiko yang
membahayakan diri sendiri
7. Fasilitasi memperoleh informasi
yang dibutuhkan
8. Berikan pilihan realistis
mengenai aspek-aspek tertentu
9. Motivasi untuk menentukan
harapan yang realistis
10. Tinjau kembali kemampuan
dalam pengambilan keputusan
11. Hindari mengambil kebutusan
saat berada dibawah tekanan
12. Motivasi terlibat dalam kegiatan
sosial
13. Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
14. Perkenalkan pada orang atau
kelompok yang telah berhasil
mengalami pengalaman yang
sama
15. Dukung pengguanaan
mekanisme pertahanan yang
tepat
16. Kurangi rangsangan lingkungan
yang mengancam
5
Edukasi:
1. Anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama
2. Anjurkan penggunaan sumber
spiritual
3. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4. Anjurkan keterlibatan anggota
keluarga
5. Anjurkan membuat tujuan yang
lebih spesifik
6. Anjurkan memecahkan maslah
secara konstruktif
7. Latih pengguanaan teknik
relaksasi
8. Latih keterampilan sosial
9. Latih mengembangkan penilaian
objektif
Kolaborasi:
6. Disfungsi seksual Setelah dilakukan intervensi Edukasi seksualitas
keperawatan, diharapkan Observasi:
fungsi seksual membaik 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan kriteria hasil sebagai kemampuan menerima informasi
berikut: Terapeutik:
Kepuasan hubungan 1. Sediakan materi dan pendidikan
seksual meningkat kesehatan
Mencari informasi 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
untuk mencapai sesuai kesepakatan
kepuasan sesksual 3. Berikan kesempatan bertanya
meningkat 4. Fasilitasi kesadaran keluara
Verbalisasi fungsi terhadap ana dan remaja serta
seksual berubah pengaruh media
meningkat Edukasi:
Keluhan 1. Jelaskan anatomi dan fisiologi
berhubungan seksual sistem reproduksi laki-laki dan
terbatas menurun perempuan
Keluhan sulit 2. Jelaskan perkembangan
melakukan aktivitas seksualitas sepanjang siklus
seksual menurun kehidupan
Verbalisasi aktivitas 3. Jelaskan perkembagan emosi
seksual berubah masa anak dan remaja
meningkat 4. Jelaskan pengaruh tekanan
kelompok dan aktivitas seksual
Verbalisasi perilaku
5. Jelaskan konsekuensi negatif
seksual berubah
mengasuh anak pada usia dini
meningkat
6. Jelaskan risiko tertular PMS dan
Hasrat seksual
AIDS akibat seks bebas
membaik
7. Anjurkan orangtua menjadi
Ketertarikan pada edukator seksualitas bagi anak-
pasangan membaik anaknya
8. Anjurkan anak/remaja tidak
6
melakukan aktivitas sesual diluar
nikah
9. Ajarkan keterampilan
komunikatirf asertif untuk
menolak tekanan teman sebaya
dan soial dalam aktivitas seksual
Konseling seksualitas
Observasi:
2. Identifikasi tingkat pengetahuan
maalah sistem resproduksi,
seksualitas, dan PMS
3. Identifikasi waktu disfungsi
seksual dan kemungkinan
penyebab
4. Monitor stress, kecemasan,
depresi, dan penyebab disfungsi
seksualitas
Terapeutik:
5. Fasilitasi komunikasi antara
pasien dan psangan
6. Berikan kesempaan kepada
pasangan untuk menceritakan
permasalahan seksual
7. Berikan pujian terhadap perilaku
yang benar
8. Berikan saran yang sesuai
kebutuhan pasangan dengan
menggunakan bahasay yang
mudah diterima, dipahami, dan
tidak menghakimi
Edukasi:
10. Jelaskan efek pengobatan,
kesehatan dan penyakit terhadap
disfungsi seksual
11. Inforasikan pentignya modifikasi
pada aktivitas seksual
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan spesial
seksologi, jika perlu
7
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Penglihatan (Tn. J. N)
SP 1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi
Orientasi :
”Selamat pagi Tn. J. Saya perawat yang akan merawat Tn. J. Perkenalkan nama saya
Erik Meidianto, senang dipanggil Erik. Nama Anda siapa lengkapnya? Senang dipanggil
apa”
”Bagaimana perasaannya hari ini? Apa yang dikeluhkan saat ini?”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang sesuatu yang Anda lihat
selama ini? Di mana kita duduk? Di ruang taman? Berapa lama? Bagaimana kalau 30
menit”
Kerja :
”Apakah Tn. J melihat sesuatu ada ujudnya?Seperti apa wujudnya itu?”
”Apakah Anda mengenal wujud itu?”
” Apakah wujud itu muncul terus-menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering wujud itu terlihat? Berapa kali dalam sehari Tn. J mengalami hal tersebut? Pada
keadaan seperti apa wujud itu terlihat? Apakah pada waktu sendiri?”
” Apa yang Tn. J rasakan pada saat wujud itu muncul?”
”Apa yang Tn. J lakukan saat melihat wujud itu? Apakah dengan cara tersebut wujud
yang Tn. J lihat menghilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
wujud itu supaya tidak muncul lagi?”
”Tn. J , ada empat cara untuk mencegah wujud itu muncul. Pertama, dengan
menghardik wujud tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat wujud itu muncul, langsung Tn. J bilang, pergi saya tidak
mau tidak mau melihatmu lagi. Kamu suara palsu. Kamu tidak nyata”.
“Begitu bisa diulang-ulang dalam hati ataupun diucapkan sampai wujud itu tidak terlihat
lagi. Coba Tn. J. peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus Tn. J sudah
1
bisa”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Tn. J setelah peragaan latihan tadi?” Kalau wujud itu muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya? (masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan halusinasi dengan cara yang kedua? Jam berapa Tn. J?
Bagaimana kalau besok lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa. Selamat pagi”
SP 2 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi :
“Selamat pagi Tn. J. Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah wujud yang Anda lihat
masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan sesuatu
wujud yang sering Anda lihat itu menghampiri Anda? Bagus! Sesuai janji kita tadi saya
akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja :
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Tn. J mulai melihat wujud yang tidak
nyata itu, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan Tn J.. Contohnya begini; … tolong, saya mulai melihat sesuatu disana. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Istri Tn. J katakan:
Istriku, ayo ngobrol denganku, aku sedang melihat seseorang disana. Coba Tn. J
lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih
terus ya Tn. J!”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Tn J. setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah melihat wujud yang tidak nyata tadi? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara
yang telah kita latih untuk mencegah halusinasi. Bagus sekali. Mari kita masukkan
dalam jadwal kegiatan harian Tn. J. Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat
melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas
dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana
2
kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Selamat pagi.
3
SP 1 Keluarga
Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien,
tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Kerja :
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat Tn. J Apa yang Bpk/Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu melihat
sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau suami Ibu mengatakan melihat sesuatu, sebenarnya itu tidak ada.”
“Kalau suami Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu suami Ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan suami Ibu, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang melihat
bayangan atau sesuatu, tetapi Ibu sendiri tidak melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan suami Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya.
Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang
kegiatan, saya telah melatih suami Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tolong ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu suami Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih suami Ibu untuk minum
obat secara teratur. Jadi suami Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3
macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara
atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam.
Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ
tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama
dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi suami Ibu
dengan cara menepuk punggunnya. Kemudian suruhlah suami ibu menghardik suara
tersebut. Suami Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
4
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi suami Ibu. Sambil menepuk
punggungnya, katakan: Tn. J sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan
perawat bila melihat wujud itu datang? Ya..Usir wujud itu, katakan pada wujud itu
”saya tidak mau melihatmu”. Ucapkan berulang-ulang, Tn. J”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu. Terimakasih”