Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi listrik telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia. Hampir

semua aktivitas kehidupan sangat bergantung pada energi listrik.

Kebutuhan listrik di masa sekarang ini mengalami peningkatan yang

sangat drastis, hal ini di sebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk,

bertambah majunya teknologi yang ada disertai dengan meningkatnya

industri. Untuk mencukupi kebutuhan listrik tersebut maka pemerintah

membangun pembangki-pembangkit listrik untuk menjamin ketersediaan

dan keandalan energi listrik. Salah satu pembangkit tenaga listrik yang

memberikan pasokan listrik cukup besar adalah Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU).

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik

yang memanfaatkan energi panas dari uap untuk memutar sudut turbin

sehingga dapat di gunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui

generator. Secara garis besar sistem pembangkit listrik tenaga uap terdiri

dari beberapa peralatan utama diantaranya Boiler,Turbin, Generator, dan

Kondensor. Peralatan pendukung, misalnya Pompa, Air Pre Heater,

Feedwater Heater, dan lainnya.

1
Siklus yang di gunakan pada PLTU disebut juga dengan siklus

Rankine. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine

adalah dengan regenerasi. Regenerasi adalah pemanasan awal air sebelum

masuk ke boiler dengen memanfaatkan kalor dari uap ekstraksi turbin.

Uap ekstraksi adalah uap yang di ambil dari stage-stage tersebut pada

turbin. Pemanasan awal air pengisi boiler dilakukan secara bertahap

dengan alat yang di sebut Feedwater Heater.

Masalah apa yang ada di pltu sehingga tertarik untuk kp disana

buat satu paragraph ya

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses perubahan energi dalam sebuah industri pembangkit

listrik Tenaga uap

2. Bagaimana kinerja dari High Pressure Heater

1.2. Batasan Masalah

1. Penulisan laporan ini di batasi pada masalah High Pressure Heater

yang di gunakan oleh PT. Cahaya Fajar Kaltim Tenggarong unit 3

1.4. Tujuan

Adapun tujuan umum sebagai berikut

2
1. Untuk memenuhi mata kuliah kerja praktek pada smester 6 sebagai

persyaratan akademis di Program Studi D3 Teknik Pengolahan Migas.

2. Mendapatkan pengalaman di lingkungan kerja dan mendapat peluang

berlatih mengenai permasalahan pabrik serta membandingkan antara

teori yang di dapat di perkuliahan dengan penerapannya di lapangan.

1.5. Manfaat

1.1. Mendapatkan gambaran tentang kondisi real dunia industri dan

memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas industri dan

dapat mengembangkan wawasan berfikir, nalar, menganalisa dan

mengantisipasi suatu permasalahan.

3
BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan

Profil PT. Cahaya Fajar Kaltim meliputi sejarah singkat, lokasi

perusahaan fasilitas perusahaan dan visi serta misi perusahaan.

2.2. Sejarah PT. Cahaya Fajar Kaltim

PT. Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan yang didirikan

pada tanggal 26 maret 2003 yang merupakan perusahaan yang didirikan

berdasarkan kerjasama dari Perusda Ketenagalistrikan Kaltim dengan Jawa

Pos Group. Daerah operasioal dari PT. Cahaya Fajar Kaltim yaitu PLTU

Embalut terletak di daerah Desa Tanjung Batu Kecamatan Tenggarong

Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.

Selanjutnya dikenal dengan CFK Unit 1 dan Unit 2 dengan masing-masing

unit berkapasitas 25 MW.

Seiring berjalannya waktu dan dengan meningkatnya kebutuhan

akan listrik di Kalimantan Timur pada tahun 2013 PT. Cahaya Fajar

4
Kaltim melakukan pengembangan dengan membangun kembali PLTU

dengan kapasitas 60 MW, selanjutnya di kenal dengan CFK Unit 3.

PLTU Embalut merupakan pembangkit listrik tenaga uap yang

menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama yang dipasok langsung

oleh PT. PLN Batubara dengan total kapasitas yang dimiliki PLTU

Embalut ini yaitu sebesar 110 MW yang mampu memproduksi rata-rata

771,940 GWh tiap tahunnya dan disalurkan melalui transmisi SUTT 150

KV menuju Gurdu Induk milik PLN. Untuk start awal PLTU Embalut

menggunakan bahan bakar minyak diesel/HSD. Jenis untit dan kapasitas

unit dari PT. Cahaya Fajar Kaltim dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai

berikut:

Tabel 1. Kapasitas Unit PT. Cahaya Fajar Kaltim

Generating Installed Commercial


Manufacturer
Unit Capacity Operating Date
Wuhan Generator
Unit 1 25 MW Desember 2008
Factory
Wuhan Generator
Unit 2 25 MW Desember 2008
Factory
Dongfang
Unit 3 60 MW Agustus 2014
Generator
sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK
2.3. Lokasi PT. Cahaya Fajar Kaltim

PLTU Embalut terletak 1.5 KM dari PLTGU Tanjung Batu milik

PLN. PLTU Embalut di daerah Desa Tanjung Batu Kecamatan

Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan

5
Timur,Berikut adalah lokasi dari PT Cahaya Fajar Kaltim yang dapat

dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 1. Lokasi Plant dan perusahaan dari PT Cahaya Fajar Kaltim


Sumber: Buku Pelatihan Karyawan PT. CFK

PT. Cahaya Fajar Kaltim secara geografis terletak diantara 117 03'

38.39" E-117 0.3' 53.06" E dan 00 21' 11.95"S-00 22' 25.59" S dengan

luas total wilayah sebesar 145 Hektar. Koordinat geografis dan UTM

PLTU Embalut PT. Cahaya Fajar Kaltim lebih lengkap dapat dilihat pada

Tabel 2.2 sebagai berikut:

6
Tabel 2. Koordinat Geografis dan UTM PLTU Embalut
Geographical UTM Coordinate Height
No Symbol
Longitude Latitude X Y (MSL)
117 03’ 00 22’ 25.29” 9958686.6
1 BH1 507177.83 1.100
52.22”E S 3
117 03’ 00 22’ 22.94” 9958768.1
2 BH2 507186.13 1.025
52.49”E S 1
117 03’ 00 22’ 21.68” 9958806.5
3 BH3 507183.67 1.100
52.41”E S 5
117 03’ 00 22’ 18.81” 9958894.8
4 BH4 507203.71 1.221
53.06”E S 4
117 03’ 00 22’ 16.55” 9958964.1
5 BH5 507089.71 1.140
49.37”E S 1
117 03’ 00 22’ 11.95” 9959105.3
6 BH6 506750.15 1.738
38.39”E S 1
Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

Alasan pemilihan lokasi tersebut sebagai PLTU adalah sebagai berikut:

1. Penyaluran bahan bakar mudah

2. Kebutuhan air sebagai bahan baku pembuatan air denim

serta pendingin (air sungai) cukup memadai

3. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk

4. Lokasi milik sendiri

7
2.4. Fasilitas PT. Cahaya Fajar Kaltim

Fasilitas pendukung yang ada di PT. Cahaya Fajar Kaltim adalah sebagai

berikut:

1. Tempat tinggal karyawan


2. Tempat Ibadah
3. Poli Klinik 24 jam
4. Sarana Olah Raga
5. Kantin, dan
6. ATM

2.5. Visi dan Misi

PT. Cahaya Fajar Kaltim didirikan dengan visi "Untuk membangun

keunggulan Kompetisi bagi Kalimantan Timur menuju daerah Industri

Khususnya di bidang pengadaan listrik murah". Dari visi tersebut maka

PT. Cahaya Fajar Kaltim memiliki misi untuk mewujudkan dari Visi

tersebut yaitu "mengurangi kekurangan listrik di kalimantan Timur"

Dengan program jangka panjang dan jangka pendek PT. cahaya

Fajar Kaltim memberikan keperdulian dalam berbagai bidang dalam

pendidikan, kesehatan, maupun sosial budaya. PT. Cahaya Fajar Kaltim

akan terus mengembangkan diri demi terwujudnya visi dan misi

perusahaan. PT.Cahaya Fajar Kaltim juga berupaya untuk menjalin

hubungan yang antara pekerja dan masyarakat sekitar PLTU Embalut,

demi terwujudnya pelayanan listrik yang maksimal bagi masyarakat dan

memberikan keperduliannya dalam berbagai bidang Pendidikan,

8
kesehatan, maupun socialbudaya turut serta mewujudkan masyarakat

Kalimantan Timur yang adil, makmur dan sejahtera.

Gambar 2. PT. Cahaya Fajar Kaltim


Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah gambaran dari Struktur organisasi perusahaan yang

dapat dilihat pada Gambar 2.3 adalah sebagai berikut:

9
Dewan

Direktur Utama

Sekretaris

Direktur Operasional Direktur Keuangan

Manajer Umum & SDM Manajer Produksi Manajer HE & E Manajer Teknik Manajer Keuangan

Umum & Personalia Coal Handling Alat Alat Berat Mekanik Kasir

Klinik WTP & Laboratorium Coal Unloading Elektrik Akuntansi

Safety Boiler & ESP Lingkungan Instrument Control Anggaran Pajak

Turbin & Generator Pembelian

Gudang

Gambar 3. Struktur organisasi dariPT Cahaya Fajar Kaltim


Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

Sejak 26 Maret 2003 terbentuk struktur organisasi yang efektif dan

efisien dengan lima Departemen, yaitu Departemen Operasional, Sumber

Daya Manusia & Umum, Teknik, Keuangan, dan Alat-alat berat &

Keuangan. Serta dipimping satu direktur utama dan dua direktur serta

komisaris. Berikut adalah penjelasan dari setiap departemen yang ada

adalah sebagai berikut.

10
2.6.1 Departemen SDM & Umum

SDM merupakan asset yang sangat penting bagi

perusahaan. PT Cahaya Fajar Kaltim mempunyai SDM yang

berkualifikasi dan menjadi asset penting bagi perusahaan.

Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk meningkatkan kompetensi

dan profesionalisme dari SDM seiring dengan kebutuhan

perusahaan.

2.6.2 Departemen Produksi

Departemen yang mengoperasikan unit pembangkit dengan

bagian-bagian adalah sebagai berikut:

a. Coal Feeding

Bagian ini bertugas untuk melakukan supply batu bara ke

boiler unit

b. Water Treatment Plant dan Laboratorium

Bagian ini bertugas untuk memproduksi air bersih dan air

denim yang digunakan untuk pembangkit, sekaligus pada

bagian ini terdapat laboratorium yang difungsikan untuk

menganalisa kualitas air dan batu bara.

c. Boiler

Bagian ini bertugas untuk mengoperasikan mesin boiler

atau ketel uap dengan menjaga kualitas steam yang akan

digunakan untuk menggerakkan turbin uap

11
d. Turbin dan Generator

Bagian yang bertugas untuk mengoperasikan mesin turbin

dan mengontrol pembebanan pada generator serta menjalin

komunikasi dengan PLN AP2B (Area Pengatr dan Penyaluran

Beban) wilayah Balikpapan.

2.6.3 Departemen Teknik

Bagian Teknik merupakan bagian yang bertanggung jawab

atas pelaksanakan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat

teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan

unit-unit pendukungnya. Bagian-bagian dari Departemen Teknik

adalah sebagai berikut :

a. Mekanik

Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan dan

perbaikan mesin meliputi seluruh area pembangkit.

b. Elektrik

Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan

perbaikan yang berhubungan terhadap kelistrikan dan jaringan.

c. Instrumen dan Kontrol

Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan

perbaikan system control dan peralatan instrumentasi yang

meliputi seluruh area pembangkit.

12
2.6.4 Departemen Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang

menyangkut kondisi keuangan pada akas perusahaan. Bagian ini

terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi.

2.6.5. Departemen Alat-alat Berat & Lingkungan

Departemen yang bertugas untuk menangani alat-alat berat, baik

perawatan maupun maintenance. Pada departemen ini, sekaligus

menangani pembongkaran batu bara dari ponton ke coal storage. Selain

itu juga pengendalian dampak lingkungan (pengontrolan terhadap kualitas

limbah dan penanganannya).

13
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Proses Konversi Energi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Energi dalam pengetahuan teknologi dan fisika dapat diartikan

sebagai kemampuan melakukan kerja. Energi di dalam alam adalah suatu

besaran yang kekal (hukum termodinamika pertama). Energi tidak dapat di

ciptakan dan tidak dapat di musnahkan, tetapi dapat di konversikan atau di

rubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang .lain, misalnya

pada proses PLTU.

3.2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit

yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi

listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di

hubungkan ke turbin di mana untuk memutar turbin di perlukan energi

kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga uap

menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan bahan

bakar minyak serta MFO untuk star awal.

14
3.3. Komponen-Komponen PLTU

3.3.1. Coal Handling System

Pada dasarnya semua pembangkit listrik tenaga uap dengan

menggunakan bahan bakar batu bara. Batu bara sebagai bahan

bakar utama yang dipakai di unit pembangkitan memerlukan

penanganan yang baik. Sistem penanganan batu bara ini disebut

Coal Handling System dan tujuan akhir dari sistem ini adalah

tercapainya pengisian coal bunker secara optimal dan kontinyu.

Coal Handling System meliputi sistem transportasi batu bara dari

dermaga menuju ke stock/coal storage dan sampai ke coal bunker.

Coal Handling System di CFK menggunakan Belt Conveyor

System.

3.3.2. Water Treatment Plant

Air yang digunakan untuk pengisi ketel/boiler di PLTU

haruslah memenuhi standar yang dibutuhkan, yaitu yang bebas dari

kontaminan-kontaminan yang dapat menimbulkan masalah korosi

maupun deposit pada pipa boiler dan turbin.

a. Air murni dengan rumus H2O mempunyai sifat sebagai

pelarut zat-zat yang sangat baik. Sehingga dalam keadaan

di alam bebas, jarang mendapatkan kondisi air yang murni.

Selain itu ketidakmurnian dari air disebabkan siklus air atau

siklus hidrologi. Kontaminan air terdiri dari kandungan zat

15
padat, cair, dan gas. Ilustrasi proses dapat dijelakan pada

gambar dibawah ini

O 2
S O 2 N 2 C o 2

H 2O

N aC l
C a C l3 Laut
M gS O 4
C a (H C O 3)2

Gambar 4. Siklus Hidrologi


Sumber. Buku pelatihan karyawan PT. CFK

b. Kandungan-kandungan air
Kandungan zat padat air yang meresap ke dalam
tanah akan melarutkan sebagian batu-batuan dan tanah serta
garam-garam mineral yang ada dalam tanah. Diantara
garam-garam mineral yang larut adalah natrium klorida
(NaCl), kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2), kalsium klorida
(CaCl2), magnesium bikarbonat (Mg(HC)3)2), dan
magnesium sulfat (MgSO4). Sedangkan yang tidak larut
berupa suspensi seperti tanah liat, silika, dan lain lain.
1.5. Kandungan zat cair
Seringkali air tercemar oleh tumpahan minyak atau
dari kebocoran tangki minyak atau dari tangki kapal
2.5. Kandungan gas
Pada waktu hujan turun, gas-gas yang ada diudara
akan ikut terlarut didalamnya. Gas-gas tersebut
adalah oksigen (O2), karbon dioksida (CO2),
belerang dioksida (SO2) dan lain-lain. Gas-gas yang

16
terlarut ini dapat menyebabkan air bersifat korosif
karena terbentuk asam.
c. Pengolahan eksternal air umpan boiler
Pada dasarnya air yang akan digunakan, terutama yang
digunakan sebagai air pengisi ketel, harus memenuhi
syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan tanah) tidak
ada yang dalam keadaan murni, biasanya terdapat pengotor-
pengotor antara lain:
1. Zat tersuspensi, seperti lumur dan tanah liat.
Biasanya dihilangkan dengan penyaringan.
2. Zat terlarut, seperti garam garam mineral (garam
magnesium, kalsium dan lain-lain)

Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan


tersuspensi, padat terlarut (terutama ion kalsium dan
magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:

1. Koagulasi dan flokulasi


Koagulasi dan flokulasi yaitu proses pemberian
bahan-bahan koagulan dan flokulan kedalam air
umpan boiler dengan cara penginjeksian. Koagulasi
merupakan proses netralisasi muatan sehingga
partikel-partikel dapat saling berdekatan satu dengan
yang lainnya. Flokulasi merupakan proses penyatuan
antar partikel-partikel yang sudah saling berdekatan
satu dengan yang lain sehingga partikel-partikel
akan saling menarik dan membentuk flok. Untuk
menurunkan turbidity pada inlet clarifier
diinjeksikan bahan kimia

17
2. Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan
kepada partikel-partikel besar untuk mengendap dan
partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu
endap yang lebih lama
3. Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan
dengan cara penyaringan zat padat tersuspensi
didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler.
Efisiensi saringan paling baik bila unit beroperasi
pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui
media membawa padatan bersamanya. Demikian
pada tekanan yang tinggi dapat memecahkan media
akan keluar pada saat dilakukan backwash.
4. Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air
dari unsur-unsur silika, sulfat, chloride (klorida), dan
karbonat
a. Cation exchanger
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan
unsur-unsur logam yang berupa ion-ion positif
yang terdapat dalam air dengan menggunakan
resin kation R-SO3H (type dowex upcore
mono A-500). Proses ini dilakukan dengan
melewatkan air melalui bagian bawah, dimana
akan terjadi pengikatan logam-logam tersebut
oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat asam
kuat, karena itu
b. Degasifier
c. Anion tower
d. Mix bed polisher

18
3.3.3. Boiler

Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang

berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air

menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam

pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran

bahan bakar (batu bara). Pembakaran dilakukan secara kontinyu

didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara

dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan

tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap

tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan

panas pembakaran yang diberikan.Boiler yang konstruksinya

terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.

Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam

generator (pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya

pendidih, sementara pada kenyataannya dari boiler dihasilkan uap

superheat bertekanan tinggi.

Sistem boiler terdiri dari :sistem bahan bakar, sistem udara,

sistem air umpan, sistem steam, dan sistem ash handling.

3.3.4. Turbin

Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar) yang

berfungsi sebagai penggerak utama dengan prinsip mengubah

energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik (energi rotasi). Di

19
mana pada PLTU poros turbin terhubung dengan generatoruntuk

mengubah energi Mekanis menjadi energi Listrik.Poros turbin,

lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi

Gambar 5. Turbin Uap

Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

3.3.5. Generator

Generator listrik adalah suatu alat yang berfungsi untuk

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.Prinsip kerja

generator memanfaatkan induksi elektromagnetik untuk

membangkitkan listrik sesuai dengan Hukum Faraday. Apabila

suatu penghantar listrik digerakkan didalam suatu medan magnet,

maka pada penghantar listrik itu akan muncul gaya gerak listrik

(GGL) yang dinyatakan dalam satuan Volt. Pada generator, energi

listrik dibangkitkan dengan cara menggerakkan kumparan

penghantar listrik memotong medan magnet sehingga dibangkitkan

GGL yang bisa disalurkan untuk energi listrik sehari-hari.

20
Pada generator, baik kumparan ataupun magnet bisa

diposisikan pada posisi rotor atau stator, tergantung jenis

generatornya. Pada generator jenis Kutub Dalam, kutub magnet

atau kumpuran medan magnet (jika menggunakan magnet induksi

listrik), diletakkan pada bagian rotor / bagian yang berputar.

Sedangkan pada generator Kutub Luar, kutub magnet atau

kumpuran medan magnitnya terletak pada posisi sebagai stator/

bagian yang diam.

3.3.6. Exciter

Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai

penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan

magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik

dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada

besarnya arus eksitasinya.

Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses

pembangkitan listrik dan pada perkembangannya, sistem Eksitasi

pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu:

21
a. Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Sikat (brush excitation)

Gambar 6. Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush


Exitation
Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

b. Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (brushless excitation).

Gambar 7.Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush


Exitation
Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK
“Brushless System”, pada sistem ini penyearah dipasangkan
diporos yang berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan
sikat arang dan slipring.Karena Penggunaan sikat atau slip ring
untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator mempunyai
kelemahan yaitu besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat
arang relatif kecil.

22
3.3.7. AVR (Automatic Voltage Regulator)

Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk

menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain

generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil

tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah,

dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output

generator.

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan

(excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator di

bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan

memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga

sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan

nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan

(excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan

tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara

otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang

digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum

yang bekerja secara otomatis.

23
Gambar 8. AVR dan Generator Synkron 3 Phasa
Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

3.3.8. Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang mengubah

tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain

melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

induksi elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang

terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan

primer dan kumparan sekunder. Prnggunaan transformator yang

sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang

sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan

salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak

dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.

Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum ampere dan

hukum faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan

magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus

listrik.

Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi

arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah,

24
sehingga pada sisi primer terjadi induksi dan sisi sekunder

menerima garis gaya magnet dan sisi primer yang jumlahnya

berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi,

akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan. Sistem

transformator tiga fasa dibangun dengan menghubungkan tiga buah

transformator satu fasa ke sistem suplai listrik tiga fasa. Ada

beberapa konfigurasi rangkaian primer dan sekunder transformator

tiga fasa yaitu hubungan bintang-bintang, hubungan segitiga-

segitiga, hubungan bintang-segitiga, dan hubungan segitiga-

bintang. Konfigurasi hubungan kumparan transformator tiga fasa

akan mempengaruhi arus dan tegangannya. Pengaturan konfigurasi

hubungan transformator tiga fasa perlu dilakukan untuk dapat

menggunakan transformator tiga fasa secara tepat.

3.3.9. Gardu Induk

Menentukan sistem pembumian gardu induk yang berfungsi

dengan baik dari keseluruhan pemasangan pembumian dan

mempunyai arti untuk mengalirkan arus gangguan ke tanah. Itu

sangat penting bahwa pembumian gardu induk memiliki tahanan

pembumian yang rendah, agar kapasitas arus terjaga dan orang

terlindung dari bahaya. Semua pagar gardu induk di konstruksi dan

25
dipasang pembumian grid yang bertujuan untuk menjaga

masyarakat dan orang yang bekerja.

3.4. Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)

Alat Penukar Kalor (heat exchanger) adalah suatu alat yang di

gunakan untuk memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang

memiliki perbedaan temperatur yaitu fluida yang bertemperatur tinggi ke

fluida yang bertemperatur rendah. Perpindahan panas tersebut baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Tujuan perpindahan panas tersebut di dalam proses industri di

antaranya adalah :

a. Memanaskan atau mendinginkan fluida hingga mencapai

temperature tertentu yang dapat memenuhi persyaratan

untuk proses selanjutnya, seperti pemanasan reaktan atau

pendinginan produk dan lain-lain.

b. Mengubah keadaan (fase) fluida :destilasi, evaporasi,

kondensasi dan lain-lain.

Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung

maupun tidak langsung, Maksudnya adalah :

a. Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas

akan bercampur secara langsungdengan fluida dingin (tanpa

adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan tertentu.

26
b. Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas

tidak berhubungan langsung dengan fluida dingin. Jadi

proses perpindahan itu mempunyai media perantara, seperti

pipa pelat atau peralatan jenis lainnya. Untuk meningkatkan

efektivitas pertukaran energi, biasanya bahan permukaan

pemisah di pilih dari bahan-bahan yang memiliki

konduktivitas termal yang tinggi seperti tembaga dan

alumunium.

Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa

tipe dari penukar kalor di antaranya tipe plat, shell and tube, spiral, dan

lain-lain.

3.5. Sheel and Tube Heat Exchanger

Penukaran kalor jenis ini terdiri dari bundle (kumpulan) tube

berbentuk bulat yang tersusun banyak dan berada pada sumbu yang sejajar

dengan shell . Satu aliran fluida berada di dalam tube sedangkan fluida

lainnya berada di luar tube namun berada dalam shell.

Tipe shell and tube sendiri memiliki berbagai konfigurasi

berdasarkan jumlah perlintasan (passes)shell maupun tubes. Baffle

berguna untuk menahan pipa –pipa dan mengurangi getaran.

27
Gambar 9. Shell and Tube Heat Exchanger

Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

3.6. High Pressure Heater

High Pressure heater merupakan alat penukar kalor yang berfungsi

memberi pemanasan awal pada air umpan dengan memanfaatkan uap

ekstraksi turbin. Tipe shell and tube dengan pipa U dipilih karena

kemampuannya menangani tekanan tinggi dan menyediakan area

perpindahaan kalor yang luas.

Gambar 10. Konstruksi High Pressure Heater


Sumber: Buku pelatihan karyawan PT. CFK

28
Uap ekstraksi turbin sebagai fluida panas mengalir pada bagian

shell, sedangkan air umpan mengalir pada bagian tube. Aliran uap

ekstraksi diarahkan oleh pelat baffle. Di dalam shell terdapat tubebundle

yang berisi kumpulan pipa-pipa mengalir air umpan. Water channel

berfungsi menampung air umpan sebelum dan sesudah melewati pipa-pipa

penukar kalor. Water channel berupa ruangansetengah lingkaran dan

bagian dalamnya dibagi dua oleh pelat untuk memisahkan air umpan yang

sudah di panaskan dan yang belum.

Kalor akan berpindah dari uap ekstraksi menuju air umpan melalui

dinding pipa-pipa, sehingga air umpan akan mengalami peningkatan

temperatur, sedangkan uap ekstraksi akan mengalami penurunan

temperatur dan perubahan fase menjadi cair.

Zona yang Terdapat Pada Alat Penukar Kalor High Pressure

Heater :

1. Desuperheating

Zona Desuperheating merupakan zona dimana uap panas

mengalami penurunan suhu menuju kondisi jenuh. Disini

diusahakan agar seluruh bagian uap dapat bersinggungan

dengan sisi keluar tube yang di lalui air pengisi boiler.

2. Condensing

Zona di mana uap jenuh mengalami pengembunan. Oleh

karena itu panas yang dapat di serap adalah yang terbesar

29
dengan suhu yang konstan maka di perlukan ruangan yang

besar di banding zona desuperheating.

3. Subcooling

Zona dimana air kondensat mengalami penurunan suhu.

Seperti halnya zona desuperheating,disini juga diusahakan

agar semua bagian air kondensat dapat bersinggungan dengan

sisi masuk pipa-pipa yang dilalui air pengisi.

3.7. Kinerja Alat Penukar Kalor High Pressure Heater

Terdapat beberapa yang dapat mempengaruhi kinerja high pressure

heater, di antaranya addalah sebagai berikut :

a. Material pipa, diameter pipa, ketebalan dinding pipa, panjang pipa,

serta pengaturannya.

b. Kebersihan pipa.

c. Keberadaan non-condensable gas di sisi uap ekstraksi.

d. Level drain uap nekstraksi.

e. Temperatur awal, tekanan awal, dan laju alir air umpan.

f. Tekanan dan temperatur awal uap ekstraksi.

g. Entalpi dan laju aliran drain uap ekstraksi.

Seperti alat penukar kalor pada umumnya, high pressure heater dapat di

ukur kinerjanya dengan berbagai indikator. Indikator yang di pakai adalah

terminal temperature difference (TTD), drain cooler approach (DCA),

dan temperture rise (TR). Unhtuk bisa menentukan nilai dari tiap indikator

30
ini di perlukan data mengenai berbagai parameter, seperti tekanan, suhu,

dan laju aliran.

Terminal temperature difference (TTD) merupakan salah satu indikator

yang menunjukan kinerja high pressure heater. TTD merupakan selisih

antara temperature jenuh uap ekstraksi pada tekanan masuknya.

a. Menghitung Terminal Temperature Difference (TTD), dapat

dihitung dengan rumus :

TTD=T sat −T feedwater out

b. Menghitung Drain Cooler Approach temperature (DCA), dapat di

hitung dengan rumus :

DCA=T drain−T feedwater ∈¿¿

c. Menghitung temperature Rise (TR), dapat di hitung dengan rumus :

TR=T feedwater out −T feedwater ∈¿¿

31

Anda mungkin juga menyukai