Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬


ْ ِ‫ب‬

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.Penulisan
makalah berjudul ‘Analisis Hukum Tajwid pada Surat At Tariq’ bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan
memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat di berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Makassar, Juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Neraca merupakan salah satu dari laporan keuangan yang paling penting. Hal ini

karena neraca berisi mengenai harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu

periode tertentu. Selain itu, neraca juga berisi tentang utang serta modal perusahaan pada saat

bersamaan. Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang

mencerminkan sumberdaya perusahaan. Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas

pemilik yang mencerminkan klain terhadap sumberdaya yang dimiliki perusahaan.

Keseimbangan antara sisi kiri dan kanan pada neraca tidak dapat diubah oleh transaksi

apapun.

Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu

laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan

informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha

untuk satu periode akuntansi tertentu.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi

perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham.

Unsurunsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan

mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba

bersih.

Maka dari itu, penulis ingin mengajak rekan pembaca untuk mengembangkan

cakrawala berpikir untuk lebih berpikir kritis dan lebih banyak tahu tentang neraca dan

laba/rugi.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, diidentifikasi permasalahan terkait neraca dan

laba/rugi. Dengan demikian, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud neraca ?

2. Apa manfaat neraca?

3. Apa yang di maksud laba rugi?

4. Apa manfaat laporan laba rugi pada perusahaan?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Neraca

1. Pengertian Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan

perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, atau sering juga disebut

per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2009. Posisi yang digambarkan

adalah posisi harta, utang dan modal.

Menurut Jumingan (2011;13) neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang

aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada saat buku di tutup yakni akhir bulan,

akhir triwulan atau akhir tahun.

2. Klasifikasi neraca

a) Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat

berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh

perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan

jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau

kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

b) Utang

Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu

tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan

yang berasal dari pihak luar tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa
pembayaran uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak yang telah

memberikan pinjaman kepada perusahaan.

c) Modal sendiri

Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

Bersama-sama dengan modal yang berasal dari kreditur kemudian ditanamkan

dalam berbagai bentuk aktiva perusahaan.

3. Bentuk Penyusunan Neraca

Bentuk atau format neraca dapat disajikan dalam dua bentuk laporan yaitu;

(a) Skontro (rekening). Laporan bentuk skontro atau rekening menyajikan rekening

dalam dua sisi. Sisi kiri biasanya disebut Aktiva berisi semua akun klasifikasi Aktiva,

dan sebelah kanan biasanya disebut Pasiva terdiri dari Kewajiban dan Modal. Berikut

contoh neraca bentuk skontro (rekening):

(b) Stafel (laporan). Laporan bentuk stafel atau laporan, penyajiannya dibuat secara

berurutan mulai dari Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas. Berikut contoh neraca bentuk

stafel (laporan):
Dalam praktiknya neraca di susun untuk mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut:

a) Harus disebutkan judul laporan yang memuat nama perusahaan, nama laporan

(neraca), dan tanggal penyusunan laporan

b) Dalam bentuk rekening (account form), di sebelah kiri selalu di beri judul “Aktiva”

sedang di sebelah kanan selalu diberi judul “Utang dan Modal Sendiri”

c) Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan dianut berdasarkan harga pokoknya

(cost)

d) Pos-pos dalam neraca harus di kelompokkan secara logis dan tepat

e) Pos-pos yang tidak sejenis, tidak akan dikelompokkan tersendiri dalam neraca.

f) Jumlah suatu kelompok atau subkelompok harus ditunjukkan dengan jelas

g) Jumlah keseluruhan untuk kedua sisi harus sama atau seimbang

(Aktiva = Utang + Modal sendiri)

h) Laporan harus menunjukkan hal yang sebenarnya agar tidak menyesatkan, bila perlu

dapat dicantumkan catatan kaki sebagai suplemen


i) Harus digunakan judul pos-pos aktiva dan utang yang bersifat deskriptif

j) Untuk keperluan analisis laporan keuangan, jumlah sen dapat diabaikan atau

dihilangkan

4. Manfaat dari laporan neraca

Manfaat dari laporan neraca adalah aspek likuiditas dan fleksibilitas keuangan

perusahaan. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan merupakan kondisi tertentu yang harus

dipelihara pada kapasitas yang mungkin untuk menghasilkan laba. Likuiditas adalah

suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-utangnya

tepat pada waktu yang telah disepakati. Para pemasok dana jangka pendek sangat

berkepentingan dengan likuiditas perusahaan. Sedangkanpara pemasok dana jangka

panjang lebih memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan

adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

sumber dana. Alat-alat likuiditas dan utang-utang perusahaan merupakan titik api dalam

pembahasan mengenai likuiditas dan fleksibilitas keuangan.Kedua-duanya merupakan

komponen neraca, sahingga neraca relevan untuk dipelajari oleh para pengambil

keputusan.

B. Laporan laba rugi

1. Pengertian Laba Rugi

Laporan laba-rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang

menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode

akuntansi.

Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu

memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba

rugi.
2. Unsur-unsur laporan laba rugi

Adapun unsur-unsur laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

a) Penjualan

b) Harga pokok penjualan

c) Depresiasi

d) Bunga

e) Pendapatan sebelum pajak

f) Pajak

g) Laba setelah pajak

3. Bentuk-bentuk laporan laba rugi

a. Single Step

Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan

luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok.

Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan

dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini

banyak digunakan dalam perusahaan jasa

b. Multiple Step

Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari

kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha.
Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step

ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.

4. Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan

Laporan laba/rugi yang disajikan perusahaan jasa pada akhir periode memiliki

manfaat, antara lain:

a) Menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya

(rentabilitas).

b) Menganalisis pemakaian modal usaha selama satu periode akuntansi.

c) Mengetahui perkembangan perusahaan pada masa mendatang.

d) Menjadikan laporan laba/rugi sebagai dasar pengambilan keputusan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua apa yang telah saya paparkan di atas dapat di simpulkan, laporan dalam

bentuk apapun sangat penting dalam pengevaluasian perkembangan perusahaan. Dengan

laporan kita bisa mengetahui :

1) Menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya

(rentabilitas).

2) Menganalisis pemakaian modal usaha selama satu periode akuntansi.

3) Mengetahui perkembangan perusahaan pada masa mendatang.

4) Menjadikan laporan laba/rugi sebagai dasar pengambilan keputusan

5) Memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu

6) Menilai likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan

7) Menilai struktur pendanaan perusahaan

8) Menganalisis komposisi kekayaan dan potensi jasa perusahaan

9) Mengevaluasi potensi jasa atau sumber ekonomik yang dikuasai perusahaan

Anda mungkin juga menyukai