Anda di halaman 1dari 12

TUGAS Teknik Pengukuran Roda Gigi Lurus

Oleh :
ILHAM S. 2111171115
M.ILHAM 2111171119
M.NURTSANY 2111171093
M.RHEZA 2111171097
ANDRI 2111171108
FIRDAN 2111171102
RAFI UDSYAH 2111171124
AGUNG KURNIAWAN 2111193005
ABDUL AZIZ 2111171128
EDWIN G 2111193009

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2020
Pada persentasi kali ini kami dari kelompok 3 ingin membahas teknik
pengukuran roda gigi lurus ( spur gears) yang meliputi :
1. Pengukuran variasi pits,
2. Pengukuran eksentrisitas gigi,
3. Pengukuran profil gigi,
4. Pengukuran tebal gigi, dan
5. Pengukuran kesalahan gabungan.

A. Pengukuran pits roda gigi


Variasi pits dapat diukur dengan memakai alat ukur dengan elemen
pemeriksa seperti gambar. Roda gigi dipasang pada senter, sementara itu
posisi penahan (stopper) dengan elemen pemeriksa diatur sehingga ujung
lengan tetap dan lengan gerak menyentuh sisi gigi (sisi kiri/k anan) pada
lingkaran periksa (yang dipilih sedekat mungk in dengan lingkaran referensi).
Pegas penekan berfungsi untuk menjaga supaya sisi gigi tetap menekan pada
lengan tetap. Setelah harga pada indicator dicatat (A 1) maka elemen
pemeriksa diangkat dan roda gigi diputar ke posisi pits berikutnya.
Selanjutnya elemen pemeriksa diturunkan lagi sampai ke bat as penahan
(stopper ) dan harga pada indikat or dicatat (A 2). Prosedur di atas diulang
sampai seluruh pits diperiksa. Kesalahan pits individu (f pi ) merupakan selisih
´ ¿, yaitu :
antara harga pada indikator (Ai) dengan harga rata-rata ( A¿)
f pi =A i− Á

Á=
∑ Ai
z

B. Pengukuran Eksentrisitas
Eksentrisitas adalah Penyimpangan antara sumbu geometris roda gigi
dengan sumbu referensi. Penyebab terjadinya Eksentrisitas
Ketidaksempurnaan pemotongan roda gigi saat pembuatan dan kesalahan
ketika pemasangannya. Akibat adanya eksentrisitas Menyebabkan kurva
kesalahan pits kumulatif akan membentuk kurva sinus seperti bentuk
eksentrisitas itu sendiri. Pemeriksaan Eksentristas Roda Gigi Untuk
pemeriksaan eksentrisitas ini, alat ukur sederhana yang bisa digunakan antara
lain adalah jam ukur, kawat dan blok V. Dengan alat sederhana ini dapat
diketahui ketidakseimbangan (eksentrisitas) dari roda gigi yang
penyimpangannya dapat diketahui dari jarum penunjuk jam ukur. Setiap kali
diputar dicatat penyimpangannya sampai semua daerah lingkaran pitch
selesai diperiksa.Bila tujuan pemeriksaan hanya ingin mengetahui apakah
roda gigi seimbang (balance) atau tidak caranya adalah cukup dengan
memutarnya secara perlahan-lahan lalu dibiarkan berhenti sendiri. Dalam
keadaan akan berhenti sendiri dapat dilihat atau diamati bagian mana dari
roda gigi yang menyebabkan tidak seimbang. Eksentrisitas akan sama dengan
setengah jarak Fr jikalau variasi jarak gigi (l) tidak begitu besar. Oleh sebab
itu untuk memastikan hal ini, dilakukan pemeriksaan kesalahan putar sekali
lagi dengan memilih diameter bola sedikit lebih kecil (menyinggung sisi gigi
di dekat lingkaran kaki) atau lebih besar (menyinggung sisi gigi di dekat
lingkaran puncak), dan grafik yang diperoleh harus mempunyai harga Fr yang
sama. Cara lain unt uk m engukur eksentrisit as gigi adalah dengan
menganalisis grafik kesalahan gabungan (lihat gamba dibawah). A pabila
eksentrisitas roda gigi master diabaikan, maka :

F r=F ''i −f 'i '


z
dimana f =( rata rata ) ∑ f 'i '
''
i
i=1

Gambar Metoda autokolimator dengan poligon optic.


Gambar Metoda kepala pembagi dengan indikator.

Gambar Metoda pelat indeks dengan indicator

Gambar Metoda pengukuran dinamik, dengan pemisah fasa (variasi posisi sudut ).

Gambar pengukuran eksentrisitas roda gigi


C. Pengukuran profil roda gigi
Roda gigi lurus/miring mempunyai profil involute pada bidang tangensial
yaitu bidang yang tegak lurus sumbu ref erensi roda gigi. Oleh karena itu,
pemeriksaan profil involute harus dilaksanakan pada bidang tersebut. Cara
pemeriksaan yang paling sederhana adalah dengan memakai kaliber profil ,
yaitu pelat yang dipotong sehingga mempunyai bentuk profil involute negatif
dari satu gigi. Pengukuran dimulai dengan terlebih dahulu mengatur sensor alat
ukur sehingga menempel pada salah satu sisi gigi di dekat kaki gigi dan
bersamaan dengan itu pena pencatat yang digerakkan secara mekanis ataupun
elektrik dan akan mencatat perubahan posisi sensor (setelah diperbesar) dalam
arah mendatar relatif terhadap posisi semula.

1. jumlah luas di atas garis tengah sampai ke grafik pengukuran kurang lebih
sama dengan jumlah luas di bawah garis tengah sampai ke grafik
pengukuran.
2. jumlah luas tersebut kurang lebih yang paling kecil. Kemiringan garis
tengah BB adalah sama dengan :

a
tan φ= b :dipilih karenabulat dan sederhana
b

Kesalahan diameter dasar, dalam hal ini adalah :

a v
f db=d b teoritis . . b
b va

di mana :
f db = kesalahan diameter dasar,
db teoretik = diameter piringan,
Vb = pembesaran dalam arah “ horisontal” (sepanjang sisi gigi)
Va = pembesaran dalam arah “ vertikal” (tegak lurus sisi gigi)
Kesalahan diameter dasar tersebut mengakibatkan kesalahan sudut tekan sebesar :

−f db
f a=
d sin ateoritis
a v 1
¿−d b teoritis . . b .
b v a d sin a teoritis
Karena b d =d cos a . Maka
−a V b
f a= . . cot a teoritis
b Va

Suatu
batang
lurus

ditekankan pada piringan sesuai dengan diameter dasar roda gigi yang diperiksa.
Roda gigi tersebut disatu sumbukan dengan piringan sehingga apabila diputar
mereka mempunyai kecepatan sudut yang sama. Pengukuran dimulai dengan
terlebih dahulu mengatur sensor alat ukur sehingga menempel pada salah satu sisi
gigi di dekat kaki gigi dan bersamaan dengan itu pena pencatat yang digerakkan
secara mekanis ataupun elektrik dan akan mencatat perubahan posisi sensor
(setelah diperbesar) dalam arah mendatar relatif terhadap posisi semula.
Apabila roda gigi diputar sebesar ψ, piringan akan menggeserkan batang
lurus bersama-sama sensor dalam arah mendatar tanpa tergelincir (karena adanya
gesekan) sejauh r b ψ dan bersamaan dengan itu sensor menggeser pada sisi gigi
mulai dari kaki sampai ke puncak gigi. Karena titik kontak sensor dengan sisi gigi
di atur menempel pada bidang singgung antara batang lurus dengan piringan,
sensor akan tetap diam selama pengukuran berlangsung seandainya sisi gigi
mempunyai profil involut yang benar, dan grafik yang terjadi akan berupa garis
lurus. di mana pembesaran dalam arah normal akan mampu menunjukkan
penyimpangan lokal terhadap profil involut nominal kesalahan profil total (f
(teoretik)). Harga f adalah jarak antara titik tertinggi dan terendah.
Apabila rafik yang di hasilkan cenderung miring keatas mulai dari kaki ke
puncak, berarti diameter piringan (diameter dasar teoretik, db teoretik) lebih kecil
dibandingkan dengan diameter dasar roda gigi (db).

D. Pengukuran tebal roda gigi


Untuk pengukuran tebal gigi, juga tinggi gigi, alat ukur yang digunakan
adalah mistar ingsut roda gigi (gear tooth vervier). Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk memeriksa tebal gigi, antara lain yaitu: pengukuran tebal
gigi pada garis pitch, pengukuran tebal gigi pada Constant Chord (sudut tekan)
dan pengukuran tebal gigi dengan Metode Base Tangent (Base Tangent
Method).

 Pengukuran Tebal Gigi Pada Garis Pitch

Pada gambar disamping Panjang W = 2AB, pada


segitiga ABF, AF adalah jari jari lingkaran pitch =
D D Nm
D=Nm =
2 2 2
360° 90 °
sudut α = =
4N N
AB
sinα= AB= AF sinα
AF
Mn 90 °
AB= sin
2 N
90 °
W =2 AB=Nm sin
N
Dari gambar diatas juga diperoleh hubungan antara tinggi (h) dengan jumlah
gigi dan modul. Persamaannya adalah sebagai berikut: Tinggi (h) = EF – FB
Padahal panjang EF adalah jari-jari lingkaran pitch ditambah dengan

D
Addendum. Jadi, EF = + Addendum
2

 Pengukuran Tebal Gigi Pada Sudut Tekan (Constant Chord)


Pada pemeriksaan tebal gigi berdasarkan garis pitch ternyata harga
h dan W tergantung pada jumlah gigi. Kalau roda gigi yang akan diperiksa
mempunyai dimensi yang cukup besar dan masing-masing gigi ternyata
mempunyai harga yang berbeda maka perhitungan untuk masing-masing
gigi harus dilakukan. Hal ini tentunya memakan waktu cukup lama. Untuk
itu bisa juga dilakukan pemeriksaan tebal gigi yang tidak tergantung pada
jumlah gigi. Pemeriksaan ini dilakukan pada sudut tekan roda gigi
(constant chord). Gambar 5.7. berikut ini menunjukkan cara menghitung
pemeriksaan tebal gigi pada contant chord. Dari gambar itu diketahui: BD

CP μm
adalah seperempat lingkaran pitch, jadi BD  , atau BD 
4 4

AB
Pada segitiga ABD, Cosα = AB=BD cos α
BD
πm
AB= cos α
4

AC
Pada segitiga ABC, Cosα = AC= AB cos α
AB
πm
AC= cos2 α
4

Dengan demikian harga W =2C


πm
¿ cos 2 α
2
BC πm
sin α = BC = AB sinα= cos 2 sinα
AB 4 α

Tinggi ( h )=addendum−BC
m
¿ modul ( m )− cosα sinα
4

Jadi faktor koreksi maka persamaannya menjadi :

πmn 4 kmn
W n= ( 2
+
2 )
tan αn cos2 α

h n=( 1+ k ) mn−( πm2 + 4 km2 tan αn) cos α


n n 2

Alat ukur yang tepat untuk pengukuran tebal gigi pada constant chord
ini adalah Sykes Gear Tooth Comparator. Alat ini lebih teliti dari pada
mistar ingsut roda gigi. Kelemahan dari mistar ingsut roda gigi antar
lain adalah :

1. Tingkat ketelitiannya tidak bisa lebih dari pada 0.05 mm ataupun


0.025 mm.
2. Pada sistem pembacaannya terdapat dua macam pembacaan yang
masing masing merupakan funsi satu sama lain yaitu pembacaan
kedalaman dan ketebalan gigi.
3. Pengukurannya hanya pada ujung dari rahang ukur sehingga tidak
bisa tepat pada bagian gigi yang berbentuk rack.
 Pengukuran Tebal Gigi dengan Sistem Base Tangent
Alat ukur yang bisa digunakan untuk pemeriksaan tebal gigi
dengan Sistem Base Tangent (Base Tangent Method) adalah mistar
ingsut biasa meskipun ada beberapa kelemahan dalam proses
pengukurannya. Ciri utama dari pengukuran sistem tersebut adalah
bahwa pengambilan gigi yang akan diperiksa jumlahnya harus lebih dari
pada satu gigi, misalnya 2, 3, atau 4 gigi. Secara sederhana cara
pengukurannya dapat dilihat pada Gambar 5.9. Dengan cara ini maka
beberapa kelemahan dari mistar ingsut roda gigi seperti yang disebutkan
di muka dapat diatasi yaitu dengan jalan menggunakan alat ukur yang
lebih teliti dari pada mistar ingsut biasa.

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


W =AC = A1 C1 =A 2 C 2=arc A 0 B0
W =arc AB+ arc BC
AB adalah tebal gigi pada lingkaran dasar, sedangkan arc BC adalah
jumlah celah (S) antara gigi-gigi yang diambil dalam pemeriksaan
dikalikan dengan pitch dari lingkaran dasar. Bila N adalah jumlah gigi
maka sudut pitch (angular pitch) P adalah :

P= radian, dan pitch dasar (base pitch) Pb adalah :
4

P b= x Rb
N
Rb adalah jari-jari lingkaran dasar yang besarnya :
Nm
Rb = cosα
2
2 Nm
P b= . cosα
N 2
Karena jumlah gigi yang diperiksa lebih dari pada satu maka jumlah celah
antara gigi-gigi (S) harus dipertimbangkan dalam perhitungan dalam
perhitungan. Dengan demikian maka :

2 Nm
arcBC = xSx cosα
N 2
E. Pengukuran Kesalahan Gabungan / Kumulatif
Pengukuran kesalahan gabungan terdiri dari 2 yaitu:
1. Kesalahan gabungan radial
2. Kesalahan gabungan tangensial
 Pengukuran kesalahan gabungan radial
Kesalahan gabungan radial (radial composite error, double flank
composite error , Fi"), adalah jarak antara titik maksimum dan titik
minimum dari grafik pengukuran goyangan radial. Sebagaimana yang
terlihat, selain simpangan lokal grafik tersebut secara keseluruhan
menunjukkan bentuk sinusoidal yang disebabkan oleh kesalahan
konsentrisitas atau ketidaksamaan sumbu roda gigi dengan sumbu
poros/lubang dudukan roda gigi Kesalahan antar gigi radial, f i" ,
disebabkan oleh kesalahan lokal pasangan roda gigi. Apabila profil gigi
merupakan profil involut tanpa penyimpangan yang disengaja (crow ing),
dapat dibuat dua kurva rata-rata yang memotong “ pertengahan” puncak-
puncak dan lembah-lembah grafik di mana jarak antara dua kurva rata-rata
tersebut menggambarkan kesalahan antar gigi radial rata-rata, . f́ 't' harga f́ 't'
merupakan harga rata-rata kesalahan pits dasar ke dua roda gigi yang
berpasangan.
f́ pb1 −f́ pb 2=2 f́ ''t sin α
 Pengukuran kesalahan gabungan tangensial
Metoda pengukuran kesalahan gabungan tangensial lebih mendekati
kondisi kerja bagi pasangan roda gigi, karena posisi ke dua senter roda gigi
adalah tetap. Roda gigi yang direncanakan bagi keperluan alat ukur atau
alat kontrol (servo), posisi sudut ψ atau panjang busur rψ selama
perputaran berlangsung amatlah penting. Sementara itu, bagi roda gigi
yang dirancang untuk alat transmisi, maka kecepatan atau percepatan sudut
memegang peranan penting.
Ψ 1 ω1 ω̇1 z 2
i= = = = : Konstan
Ψ 2 ω2 ω̇2 z 1

di mana :
ψ = sudut posisi ω̇ = percepatan sudut
ω = kecepatan sudut z = jumlah gigi
Karena adanya kesalahan geometrik gigi, dan kesalahan perakitan
pasangan roda gigi, akan timbul kesalahan, yaitu:
ΔΨ =Ψ 1−iΨ 2
Δ ω=ω1−i ω2 dan Δ ω̇= ω̇1−i ω̇2

Alat ukur kesalahan gabungan tangensial biasanya mengukur


secara langsung posisi sudut pada setiap saat. Dengan menggunakan
rangkaian elektronik khusus, data (informasi) yang berasal dari posis sudut
tersebut dapat diketahui kecepatan maupun percepatan sudut sebagai
fungsi waktu. Dua jenis alat ukur kesalahan gabungan tangensial adalah
seperti gambar dibawah.
Grafik hasil pengukuran mempunyai bentuk seperti grafik
kesalahan gabungan radial. Beberapa hal yang perlu diketahui dari grafik
tersebut adalah:

Anda mungkin juga menyukai