Anda di halaman 1dari 13

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI LAMPUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI


LAMPUNG FEBRUARI 2018
• Angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 4.395,9 ribu orang,
naik sebanyak 323,4 ribu orang dibanding Agustus 2017 dan naik
124,7 ribu orang dibanding Februari 2017.
• TPT Februari 2018 sebesar 4,33 persen, turun sebesar 0,10 poin
Februari 2018: dibanding TPT Februari 2017 (4,43 persen). Secara absolut jumlah
Tingkat pencari kerja (pengangguran terbuka) mengalami kenaikan
sebanyak 1,4 ribu orang atau bertambah 0,73 persen selama
Pengangguran setahun terakhir.
• Penduduk yang bekerja pada Februari 2018 sebanyak 4.205,5
Terbuka (TPT) ribu orang. Jumlahnya bertambah sebanyak 309,2 ribu orang dari
Sebesar 4,33 Agustus 2017 dan sebanyak 123,3 ribu orang dibanding keadaan
setahun yang lalu.
Persen • Kategori pertanian dan pertambangan masih mendominasi
lapangan pekerjaan utama penduduk yaitu sekitar 48,08 persen
dari seluruh penduduk yang bekerja, diikuti oleh kategori
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor yaitu sebesar 18,15 persen. Diposisi ketiga
yaitu ketegori industri pengolahan yaitu sebesar 7,27 persen.
• Status pekerjaan sebagian besar penduduk bekerja di Provinsi
Lampung adalah buruh/karyawan/pegawai dan berusaha
dibantu buruh tidak tetap yaitu masing-masing sebanyak 1.002,5
ribu orang dan 904,6 ribu orang. Dari status pekerjaan ini
diperkirakan pekerja formal di Lampung sebesar 26,88 persen
sedangkan pekerja informal 73,12 persen. Perkiraan proporsi
pekerja informal pada tahun sebelumnya (kondisi Februari 2017)
adalah sebesar 69,47 persen.
• Dari 4.205,5 ribu orang yang bekerja, sebesar 40,04 persen
penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam
seminggu) mencakup 9,18 persen setengah penganggur dan
30,85 persen pekerja paruh waktu.

1
1. ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PENGANGGURAN
Kondisi makro ketenagakerjaan Lampung pada Februari 2018 menunjukan jumlah angkatan
kerja sebanyak 4.395,9 ribu orang, naik 323,4 ribu orang dibandingkan Agustus 2017 (semester lalu)
dan naik 124,7 ribu orang dibanding Februari 2017 (setahun yang lalu). Komponen pembentuk
angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Penduduk yang bekerja pada
Februari 2018 yaitu sebanyak 4.205,5 ribu orang, bertambah sebanyak 309,2 ribu orang dibanding
keadaan Agustus 2017 dan kenaikan sebanyak 123,3 ribu orang dibanding keadaan setahun yang
lalu. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 190,4 ribu orang, mengalami kenaikan 14,2 ribu
orang dibanding Agustus 2017 dan kenaikan sebanyak 1,4 ribu orang dibanding keadaan setahun
yang lalu.
Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga
meningkat. TPAK pada periode Februari 2018 tercatat sebesar 72,84 persen, naik 5 poin dibanding
semester lalu dan naik 1,2 poin dibanding setahun yang lalu. Kenaikan TPAK memberikan indikasi
adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja.
Tabel 1
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Provinsi Lampung,
Februari 2017 - Februari 2018
2017 2018
Status Keadaan Perubahan 1 Tahun Perubahan 1 Semester
Ketenagakerjaan Februari Agustus Februari (Feb 2017-Feb 2018) (Agt 2017-Feb 2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
ribu orang ribu orang persen ribu orang persen
Penduduk 15+ (000) 5 962,7 6 003,7 6 035,3 72,7 1,22 31,6 0,53
Angkatan Kerja (000) 4 271,2 4 072,5 4 395,9 124,7 2,92 323,4 7,94
Bekerja 4 082,1 3 896,2 4 205,5 123,3 3,02 309,2 7,94
Penganggur 189,1 176,3 190,4 1,4 0,73 14,2 8,05
Bukan Angkatan Kerja (000) 1 691,5 1 931,2 1 639,4 -52,0 -3,08 -291,8 -15,11
Sekolah 430,6 440,2 433,7 3,0 0,70 -6,5 -1,48
Mengurus rumahtangga 1 077,8 1 312,2 1 040,6 -37,2 -3,45 -271,6 -20,70
Lainnya 183,1 178,9 165,2 -17,8 -9,74 -13,7 -7,64
persen poin poin
Tingkat Partisipasi Angkatan
71,63 67,83 72,84 1,20 5,01
Kerja (TPAK)
Tingkat Pengangguran
4,43 4,33 4,33 -0,10 0,00
Terbuka (TPT)

Kenaikan TPAK ini disebabkan turunnya jumlah penduduk bukan angkatan kerja. Dari
dekomposisi penduduk usia kerja seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas jika dibanding setahun
yang lalu penurunan jumlah terjadi pada kegiatan bukan angkatan kerja yakni mengurus rumah
tangga dan kegiatan lainnya. Selama setahun terakhir penduduk usia kerja yang mengurus rumah
tangga dan lainnya masing-masing mengalami penurunan 37,2 ribu orang dan 17,8 ribu orang,
sedangkan penduduk dengan kegiatan utama bersekolah mengalami kenaikan sebanyak 3,0 ribu
orang.

2
Gambar 1
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Lampung,
Februari 2016 - Februari 2018
75.00

72.50 72.84
71.63

70.00
69.61
68.63
67.50 67.83

65.00

62.50

60.00
Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018

TPAK

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Bila
dibandingkan dengan Februari 2017 (4,43 persen), angka pengangguran Februari 2018 turun sekitar
0,10 poin. Angka pengangguran Lampung ini masih di bawah angka pengangguran nasional. Pada
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional sebesar 5,13 persen.
Gambar 2
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Lampung dan Nasional,
Februari 2016 – Februari 2018
6.00
5.61
5.50 5.50
5.50 5.33
5.13

5.00 Tabel 2
Pengangguran Terbuka menurut Daerah Kota-Desa Provinsi Lampung,
4.50 Agustus 2016 - Agustus 2017
4.62
4.54
4.43
4.33 4.33
4.00

3.50

3.00
Feb 2016 Agt 2016 Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018

Lampung Nasional

Dilihat perbandingan kota-desa, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah


perkotaan (urban area). Sebanyak 6,30 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagai
penganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 80,3 ribu orang. Sedangkan di wilayah perdesaan
(rural area) tingkat pengangguran 3,53 persen atau 110,1 ribu orang. Dibandingkan setahun yang

3
lalu, jumlah pengangguran di perkotaan bertambah sebanyak 1,6 ribu orang, sedangkan jumlah
pengangguran di perdesaan berkurang sebanyak 241 orang.
Tabel 2
Pengangguran Terbuka menurut Daerah Kota-Desa Provinsi Lampung,
Februari 2017 – Februari 2018

Februari 2017 Agustus 2017 Februari 2018


Daerah Tempat
Tinggal Absolut TPT Absolut TPT Absolut TPT
(000) (%) (000) (%) (000) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 78,7 6,49 78,9 6,84 80,3 6,30

Perdesaan 110,4 3,61 97,3 3,33 110,1 3,53

Total 189,1 4,43 176,3 4,33 190,4 4,33

Disparitas jender pada partisipasi angkatan kerja sangat timpang. TPAK laki-laki sebesar
86,77 persen jauh lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang hanya 58,18 persen. Kondisi ini
berkaitan dengan adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan di dalam rumah tangga.
Laki-laki berperan sebagai pencari nafkah (breadwinner), sedangkan perempuan mengelola rumah
tangga dan mengasuh anak-anaknya. Dibandingkan keadaan Februari 2017, partisipasi laki-laki di
pasar tenaga kerja mengalami penurunan 0,68 poin dan partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja
mengalami kenaikan 3,20 poin. Pada Februari 2018 TPT laki-laki sebesar 5,22 persen mengalami
kenaikan 1,51 poin dibandingkan Februari 2017, sedangkan untuk TPT perempuan mengalami
penurunan sebesar 2,69 poin dibanding Februari 2017.
Tabel 3
Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka menurut Jenis Kelamin Provinsi Lampung,
Februari 2017 – Februari 2018

Februari 2017 Agustus 2017 Februari 2018


Jenis Kelamin
Absolut Absolut Absolut
(%) (%) (%)
(000) (000) (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Angkatan Kerja
4 271,2 71,63 4 072,5 67,83 4 395,9 72,84
(TPAK):
Laki-laki 2 674,3 87,46 2 655,4 86,28 2 684,6 86,77
Perempuan 1 596,9 54,97 1 417,1 48,43 1 711,3 58,18
Pengangguran
189,1 4,43 176,3 4,33 190,4 4,33
Terbuka (TPT):
Laki-laki 99,2 3,71 108,4 4,08 140,1 5,22
Perempuan 89,9 5,63 67,9 4,79 50,4 2,94

4
Selama setahun terakhir terlihat ada pergeseran komposisi angkatan kerja menurut latar
belakang pendidikan. Persentase pencari kerja yang berpendidikan tinggi (diploma/sarjana) turun
dari 11,65 persen menjadi 11,40 persen. Demikian halnya dengan pengangguran yang mengenyam
pendidikan rendah (SMP ke bawah) turun dari 50,91 persen menjadi 45,21 persen. Sementara pada
penduduk yang bekerja terlihat adanya kenaikan pada pekerja yang berpendidikan menengah yaitu
dari 23,26 persen pada Februari 2017 menjadi 24,07 persen pada Februari 2018. Pekerja yang
berpendidikan tinggi mengalami penurunan yakni dari 9,49 persen menjadi 9,30 persen. Kondisi
yang sama dialami oleh pekerja yang berpendidikan rendah 67,25 persen pada Februari 2017
menjadi 66,62 persen pada Februari 2018.

Tabel 4
Komposisi Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Provinsi Lampung, Februari 2017 – Februari 2018
Bekerja Pengangguran
Pendidikan
Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018 Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018
Tertinggi
yang Absolut Absolut Absolut Absolut Absolut Absolut
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Ditamatkan (000) (000) (000) (000) (000) (000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
<= SD 1 893,0 46,37 1 736,4 44,57 1 861,4 44,26 55,2 29,20 31,9 18,11 43,8 23,02
SMP 852,1 20,87 901,2 23,13 940,5 22,36 41,0 21,71 37,0 21,02 42,3 22,19
SMA Umum 583,9 14,30 596,4 15,31 639,0 15,19 36,9 19,54 55,7 31,63 45,6 23,92
SMA Kejuruan 365,9 8,96 336,5 8,64 373,6 8,88 33,9 17,90 34,9 19,80 37,1 19,47
Diploma I/II/III 111,2 2,72 87,5 2,25 103,9 2,47 6,4 3,40 7,2 4,08 3,5 1,85
Universitas 276,1 6,76 238,2 6,11 287,1 6,83 15,6 8,25 9,5 5,36 18,2 9,55
Total 4 082,1 100,00 3 896,2 100,00 4 205,5 100,00 189,1 100,00 176,3 100,00 190,4 100,00
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Februari 2018, TPT untuk lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara pendidikan lain yaitu sebesar 9,03 persen. TPT tertinggi
berikutnya terdapat pada lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 6,65 persen. Dengan kata
lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan
SMA. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat
dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,30
persen.
Gambar 3
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Provinsi Lampung, Februari 2017 – Februari 2018

10.00 9.40
8.55 8.47 9.03
7.60
8.00
6.65
5.95 5.96
6.00 5.47 5.34
4.59
3.95 4.30 3.82
4.00 3.28
2.83
1.81 2.30
2.00

0.00
<= SD SMP SMA SMK Diploma I/II/III Universitas
Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018

5
Pada Februari 2018, jumlah penduduk yang bekerja penuh (full time worker), yaitu penduduk
yang bekerja 35 jam per minggu atau lebih (termasuk penduduk yang sementara tidak bekerja)
sebanyak 2.521,7 ribu (59,96 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir penduduk yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) mengalami kenaikan sebanyak 204,8
ribu (13,85 persen).
Tabel 5
Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu
Provinsi Lampung (ribu), Februari 2017 – Februari 2018
2017 2018
Jumlah Jam Kerja per Minggu
Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4)
1- 7 126,3 109,6 148,3
8 - 14 263,2 284,1 295,1
15 - 24 504,1 508,6 585,0
25 - 34 585,4 540,1 655,3
1 - 34 1 479,0 1 442,4 1 683,8
0 dan ≥ 35 2 603,2 2 453,9 2 521,7
Jumlah 4 082,1 3 896,2 4 205,5

Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah jumlah pekerja tidak
penuh yakni mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (35
jam seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja
ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi sebagian dari mereka memiliki jam kerja
rendah. Ada dua kelompok pekerja tidak penuh: yang masih mencari kerja (setengah pengangguran)
dan tidak mencari kerja lagi (pekerja paruh waktu). Pada Februari 2018, pekerja tidak penuh
berjumlah 1.683,8 ribu orang atau 40,04 persen dari penduduk bekerja. Naik dibanding Februari
2017 1.479,0 ribu orang atau 36,23 persen dari penduduk bekerja. Ini merupakan indikasi yang
merepresentasikan turunnya produktivitas. Dari dua jenis pekerja tidak penuh, Setengah
Pengangguran naik selama setahun terakhir dari 326,4 ribu pekerja menjadi 386,3 ribu pekerja.
Gambar 4
Persentase Pekerja Penuh, Setengah Penganggur, dan Paruh Waktu
Provinsi Lampung (ribu), Februari 2017 – Februari 2018
4 500.0
4 000.0
3 500.0 1 152.6 1 297.5
1 033.7
3 000.0
326.4 408.7 386.3
2 500.0
2 000.0
1 500.0
2 603.2 2 453.9 2 521.7
1 000.0
500.0
-
Februari 2017 Agustus 2017 Februari 2018

Pekerja Penuh Pekerja Setengah Penganggur Pekerja Paruh Waktu

6
2. PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja
tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perkonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja
pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2018 kategori pertanian, kehutanan dan
perikanan; pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor primer, merupakan lapangan
pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu sebanyak 2.022,1 ribu orang (48,08
persen). Disusul dua lapangan pekerjaan lain yakni berturut-turut perdagangan besar dan
eceran;reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (18,15 persen) serta industri pengolahan
(7,27 persen). Lapangan usaha utama yang disebutkan diatas menyerap lebih dari 73 persen tenaga
kerja di Lampung.
Lapangan pekerjaan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum selama setahun
yang lalu mengalami penambahan menyerap tenaga kerja paling banyak yakni 82,8 ribu pekerja,
diikuti kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian sebanyak 30,6
ribu pekerja.
Tabel 6a
Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Lampung (ribu),
Februari 2017 – Februari 2018
2017 2018
Lapangan Pekerjaan
Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4)
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
1 991,5 1 813,8 2 022,1
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 315,1 323,0 305,9
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan
Udara Dingin; Pengadaan Air, Pengelolaan
9,7 15,7 23,5
Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah
Konstruksi 177,3 243,4 163,2
Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi dan
741,5 673,4 763,4
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan;
185,9 188,0 181,6
Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
106,6 123,1 189,5
Makan Minum
Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat;
42,3 68,8 34,5
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
134,9 121,7 146,6
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 185,9 148,9 177,5
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 59,6 43,1 43,2
Jasa Lainnya 131,8 133,4 154,4
Total 4 082,1 3 896,2 4 205,5

7
Tabel 6b
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Lampung,
Februari 2017 – Februari 2018
2017 2018
Lapangan Pekerjaan
Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4)
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
48,78 46,55 48,08
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 7,72 8,29 7,27
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan
Udara Dingin; Pengadaan Air, Pengelolaan
0,24 0,40 0,56
Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah
Konstruksi 4,34 6,25 3,88
Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi dan
18,17 17,28 18,15
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan;
4,56 4,82 4,32
Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
2,61 3,16 4,50
Makan Minum
Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat;
1,04 1,77 0,82
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
3,31 3,12 3,49
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 4,55 3,82 4,22
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,46 1,11 1,03
Jasa Lainnya 3,23 3,42 3,67
Total 100,0 100,0 100,0

Daerah perkotaan di Lampung didominasi tenaga kerja di kategori perdagangan besar dan
eceran; reparasi dan perawatan mobil yakni 28,38 persen. Sedangkan daerah perdesaan lebih dari
separuh tenaga kerja bekerja pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan
dan penggalian (61,39 persen). Kategori industri jumlahnya jauh lebih banyak di perdesaan
dibanding perkotaan menandakan banyaknya industri-industri kecil/industri rumah tangga yang ada
di daerah perdesaan. Di daerah perkotaan tenaga kerja di kategori penyediaan akomodasi dan
penyediaan makan minum lebih banyak dibandingkan tenaga kerja di perdesaan yaitu sebanyak
118,0 ribu orang di perkotaan dan 71,4 ribu orang di perdesaan. Hal ini disebabkan adanya
permintaan dari konsumen yang lebih banyak di perkotaan dibanding perdesaan dalam hal
penyediaan akomodasi dan makanan dan minuman dan berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja
pada kategori tersebut. Keadaan Februari 2018 juga memperlihatkan jumlah tenaga kerja pada
lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial memiliki perbedaan
yang cukup besar antara daerah perdesaan dan daerah perkotaan, jumlah tenaga kerja pada
kategori tersebut lebih banyak berada di daerah perkotaan (100,7 ribu orang) dibanding daerah
perdesaan (45,9 ribu orang).

8
Tabel 7
Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Daerah Kota-Desa
di Provinsi Lampung, Februari 2018
Perkotaan Perdesaan
Lapangan Pekerjaan
absolut (000) % absolut (000) %
(1) (2) (3) (4) (5)
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
173,2 14,51 1 848,8 61,39
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 78,5 6,58 227,4 7,55
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan
Udara Dingin; Pengadaan Air, Pengelolaan
9,8 0,82 13,7 0,45
Sampah dan Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan Sampah
Konstruksi 61,7 5,17 101,5 3,37
Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi dan
338,8 28,38 424,6 14,10
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan;
66,6 5,58 115,0 3,82
Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
118,0 9,89 71,4 2,37
Makan Minum
Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat;
25,0 2,09 9,5 0,32
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
100,7 8,44 45,9 1,52
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 88,5 7,41 89,1 2,96
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 26,7 2,24 16,4 0,55
Jasa Lainnya 106,1 8,89 48,3 1,60
Total 1 193,8 100,00 3 011,6 100,00

3. STATUS PEKERJAAN UTAMA


Dari seluruh penduduk bekerja pada Februari 2018, status pekerjaan utama yang terbanyak
sebagai buruh/karyawan (23,84 persen), diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak
dibayar (21,51 persen) dan pekerja keluarga (20,14 persen). Sementara penduduk yang bekerja
dengan status berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar memiliki persentase yang paling kecil
yaitu sebesar 3,04 persen.
Dalam periode setahun terakhir terjadi penambahan jumlah penduduk bekerja yang berstatus
berusaha sendiri (9,90 poin), berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (11,07 poin),
pekerja bebas (4,25 poin), dan pekerja keluarga/tidak dibayar (6,97 poin). Penurunan terjadi pada
status berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai, yaitu masing-
masing sebesar 14,24 poin dan 8,62 poin.

9
Tabel 8
Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung,
Februari 2017 – Februari 2018
2017 2018
Status Pekerjaan
Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4)
Berusaha sendiri 736,1 685,8 808,9
Berusaha dibantu buruh tidak
tetap/brh tdk dibayar 814,4 763,3 904,6
Berusaha dibantu buruh tetap/brh
dibayar 149,3 113,2 128,0
Buruh/Karyawan/
Pegawai 1 097,1 1 044,5 1 002,5
Pekerja Bebas 493,4 602,7 514,4
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 791,9 686,8 847,1
Total 4 082,1 3 896,2 4 205,5

Gambar 5
Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal-Informal
di Provinsi Lampung (ribuan), Februari 2017 – Februari 2018

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi
berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja
formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan,
sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal. Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka
pada Februari 2018 sekitar 1.130,5 ribu pekerja (26,88 persen) bekerja pada kegiatan formal dan
3.074,9 ribu pekerja (73,12 persen) bekerja pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal
mengalami kenaikan sebanyak 8,43 poin dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu (Februari
2017). Hal ini disebabkan karena adanya penambahan jumlah penduduk bekerja dengan status
berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan
pekerja keluarga/tak dibayar.

10
Ketimpangan kegiatan ekonomi formal dan informal terlihat signifikan di perdesaan dibanding
perkotaan. Pada Februari 2018, jumlah pekerja informal di perdesaan mencapai 2.448,3 atau lebih
dari empat kali jumlah pekerja formal. Pekerja di sektor informal umumnya berpendidikan rendah
dan tidak mempunyai ketrampilan khusus. Sementara itu, jumlah pekerja sektor informal di
perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan pekerja sektor formal, namun selisihnya tidak terlalu
berbeda jika dibandingkan dengan selisih sektor formal-informal di perdesaan. Fenomena ini
mengindikasikan pentingnya peran sektor informal dalam kegiatan ekonomi di perkotaan.
Gambar 6
Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal-Informal
dan Kota-Desa di Provinsi Lampung (ribuan), Februari 2017 – Februari 2018

3,000
2 448.3
2,500 2 268.4 2 193.5
2,000

1,500

1,000
679 627 627
567 567 530 545 567 563
500

-
Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018

Formal-Kota Informal-Kota Formal-Desa Informal-Desa

3. PERBANDINGAN REGIONAL
Tingkat pengangguran terbuka menurut provinsi di Sumatera relatif bervariasi. Lima provinsi
memiliki tingkat pengangguran di atas angka nasional, sementara lima provinsi lainnya termasuk
Lampung memiliki tingkat pengangguran di bawah angka nasional (5,13 persen). TPT tertinggi
dialami Provinsi Aceh yakni sekitar 6,55 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah sekitar 2,70
persen terjadi di Provinsi Bengkulu. TPT Lampung merupakan TPT terendah kelima di Pulau
Sumatera.
Gambar 7
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Sumatera, Februari 2018

11
BEBERAPA KONSEP YANG DIGUNAKAN
Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labour
Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia
kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua
kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Batas bawah bervariasi
antar Negara. Indonesia, menggunakan batas bawah usia 15 tahun, namun dalam survei dicatat
10 tahun ke atas, Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia, USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15
tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela (10 dan 15 tahun). Batas atas, bervariasi antar Negara.
Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun). Banyak
Negara termasuk Indonesia tidak ada batas atas.
2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.
4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit dilakukan selama 1
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.
5. Penganggur terbuka, terdiri dari:
a) Mereka yang mencari pekerjaan.
b) Mereka yang mempersiapkan suatu usaha.
c) Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik).
d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja (15+).
7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah
angkatan kerja
8. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35
jam seminggu). Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:
a) Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari
35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan
(dahulu disebut setengah pengangguran terpaksa).
b) Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari
35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan
lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela).

12
13

Anda mungkin juga menyukai