Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Molahidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan

trofoblas plasenta atau calon plasenta disertai dengan degenerasi kistik villi

dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan

abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan

pembentukan ”bakal janin”, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran

(villi) mirip gerombolan buah anggur (Mansjoer, 2010)

World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa

prevalensi kejadian Molahidatidosa yaitu berkisar 64 per 100.000 kelahiran

hidup. Sedangkan pada tahun 2014 bahwa kejadian molahidatidosa yaitu

berkisar 67 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Negara maju

seperti Thailand dan Philipina pada tahun 2013 angka kejadian

molahidatidosa sebanyak 27 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014

angka kejadian molahidatidosa sebanyak 31 per 100.000 kelahiran hidup.

(WHO, 2014)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2013 jumlah ibu yang mengalami molahidatidosa

sebanyak 18 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah

ibu yang memgalami molahidatidosa meningkat menjadi 21 per 100.000

kelahiran hidup. (SDKI, 2014)

1
2

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

pada tahun 2013 jumlah ibu yang mengalami molahidatidosa sebanyak 2.548

orang dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang signifikan sebanyak

4.647 orang. (Profil Dinkes, 2014)

Sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar

jumlah ibu yang mengalami molahidatidosa pada tahun 2013 sebanyak 1.143

orang dan pada tahun 2014 sebanyak 1.237 orang. (Profinsi Dinkes Kota

Makassar, tahun 2014)

Kehamilan dan melahirkan merupakan peristiwa fisiologi yang harus

dilalui setiap wanita dalam masa reproduksinya, masa kehamilan itu sendiri

tidak jarang menimbulkan resiko kesehatan yang besar bagi wanita yang tidak

mempunyai masalah kesehatan sebelumnya, dilihat dari dampak perdarahan,

infeksi serta keganasan yang ditimbulkan maka dapat mengakibatkan angka

morbilitas dan mortalitas. (cunningham, 2010)

Hamil anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa

tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin,

sehingga dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus

menerus dalam jumlah yang berlebihan. Mola dapat mengandung janin (Mola

Parsial) atau tidak terdapat janin di dalamnya (Mola Komplit). Pada

kebanyakan kasus, Mola tidak berkembang menjadi keganasan, namun sekitar

2-3 kasus per 1.000 wanita, Mola dapat berubah menjadi ganas dan disebut

kariokarsinoma. Kemungkinan terjadinya Mola berulang 1 dari 1000 wanita..

(Sujiyatini, 2010)
3

Faktor terjadinya molahidatidosa diantaranya adalah umur yang

berisiko, Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

mempunyai resiko 10 kali lebih besar untuk menderita Mola. Paritas dan

status jarak kehamilan rendah 11,5% dan status gizi ibu 25,9%, sumber dari

laki-laki, yaitu telur dalam hilangnya telur atau keadaan telur inaktivasi

prokariotik spermatogonium37,6%, umur ibu antara 15-35 tahun 28,1%.

(Sujiatini, 2010)

Adanya molahidatidosa harus dicurigai bila ada wanita dengan

amenorea, perdarahan pervaginam, uterus yang lebih besar dari tuanya

kehamilan dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti, seperti balotemen dan

detak jantung janin. Dampak yang bisa terjadi antaranya adalah perdarahan

yang hebat sampai syok, perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan

anemia, infeksi sekunder, perforasi karena keganasan kira-kira 18-20% kasus,

akan menjadi mola destreuens atau koriokarsinoma. (Saifuddin, 2010)

Dampak yang bisa terjadi diantaranya adalah perdarahan yang hebat

sampai syok, perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia,

infeksi sekunder akan menjadi mola destreuens atau koriokarsinoma. Upaya

untuk mencegah terjadinya molahidatidosa yaitu pada masa kehamilan

sebaiknya ibu rajin memeriksakan kehamilannya dengan baik, mengontrol

pola makan dan mengurangi aktifitas yang bisa membuat ibu menjadi

kelelahan. (Saifuddin, 2010)

Molahidatidosa dapat menimbulkan komplikasi pada penderitanya yang

dapat mengakibatkan meningginya angka morbilitas dan mortalitas wanita.


4

Manajemen kebidanan merupakan pola pikir yang penting bagi bidan dalam

memberikan asuhan kepada klien khususnya dengan molahidatidosa yakni

melakukan pemantauan perdarahan banyak atau sedikit dan keluar jaringan

mola, atasi syok dan perbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan dan

transfusi darah. (Yulianingsih, 2010)

Data yang diperoleh dari RSUD Syekh Yusuf Gowa tahun 2013 jumlah

ibu hamil sebanyak 1.271 orang dan yang mengalami molahidatidosa

sebanyak 15 orang (1,18%). Sedangkan pada tahun 2014 jumlah ibu hamil

sebanyak 1.302 orang dan yang mengalami molahidatidosa 21 orang (1,61%).

Pada tahun 2015 jumlah ibu hamil sebanyak 1.321 orang dan yang mengalami

molahidatidosa sebanyak 37 orang (2,80%). (Rekam medik, 2016)

Hal inilah yang menjadi pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian

tentang “Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya molahidatidosa di

RSUD Syekh Yusuf Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah. Maka di rumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara umur ibu dengan kejadian molahidatidosa di

RSUD Syekh Yusuf Gowa?

2. Apakah ada pengaruh antara paritas ibu dengan kejadian molahidatidosa

di RSUD Syekh Yusuf Gowa?

3. Apakah ada pengaruh antara jarak kehamilan ibu dengan kejadian

molahidatidosa di RSUD Syekh Yusuf Gowa?


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya

molahidatidosa di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh umur ibu dengan kejadian molahidatidosa

di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

b. Untuk mengetahui pengaruh paritas ibu dengan kejadian

molahidatidosa di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

c. Untuk mengetahui pengaruh jarak kehamilan ibu dengan kejadian

molahidatidosa di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Diharapkan menjadi rujukan ilmiah khususnya bagi tenaga

kependidikan dalam upaya penetapan kemampuan professional bidan dan

sekaligus sebagai acuan dalam mengambil kebijakan mengenai

molahidatidosa untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai suatu wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki

khususnya bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan

memperluas cakrawala khususnya dibidang pendidikan.


6

3. Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dokumentasi pada

perpustakaan Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky

Makassar serta dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian

selanjutnya.

4. Manfaat Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Peneliti terutama

untuk menambah wawasan dalam hal mengetahui sebab-sebab tejadinya

molahidatidosa serta menjadi suatu kesempatan yang berharga bagi peneliti

untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa

kuliah.

Anda mungkin juga menyukai