Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

PERKECAMBAHAN SECARA IN VITRO

Disusun oleh:

Bayu Dwi Hadmoko

4411415064

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
PERKECAMBAHAN SECARA IN VITRO
Senin, 9 April 2018

A. TUJUAN
Mengecambahkan biji suatu spesies secara in vitro
B. LANDASAN TEORI
Kultur in vitro merupakan suatu teknik mengisolasi bagian hidup tanaman
(eksplan), kemudian menumbuhkannya secara aseptik pada media yang telah
ditentukan komposisi nutriennya (Suryowinoto, 2000 dalam Zakaria, 2010). Teknik
kultir in vitro selain digunakan untuk perbanyakan tanaman juga digunakan untuk
memproduksi senyawa metabolit sekunder yang menjadi sumber bahan obat
(Aprianita, 2003 dalam Zakaria, 2010).
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-
komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi atau penyerapan air
akibat perbedaan potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang
berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya
dan memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan embrio tersebut
melanjutkan pertumbuhannya. Setelah biji mengimbibisi air, embrio membebaskan
hormon giberelin (GA) sebagai sinyal kepada aleuron yaitu lapisan tipis bagian
endosperma. Aleuron merespon dan mensekresikan enzim pencernaan yang
menghidrolisis makanan yang tersimpan dalam endoperma, yang menghasilkan
molekul kecil larut dalam air contohnya adalah hidrolisis pati menjadi glukosa. Gula
dan zat makanan lain yang tersimpan dalam kotiledon dikonsumsi dan dihabiskan
selama pertumbuhan embrio menjadi bibit atau benih. Organ pertama yang muncul
adalah radikula( akar embrionik). Berikutnya adalah ujung tunas.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi. Asal kontaminan
kadang sangat sulit diketahui secara pasti karenapanjangnya prosedur dalam
melakukan pekerjaan kultur invitro. Kontaminan yang berupa bakteri, jamur, atau
khamir sering tumbuh pada tanaman yang merupakan eksplan. Jaringan tanaman
yang tumbuh di dekat tanah lebih banyak membawa kontaminan daripada bagian
tanaman yang masih muda dan berada jauh dari permukaan tanah. Salah satu
kerugian dari kontaminasi oleh bakteri, jamur, dan khamir ini selain pertumbuhanny
yang cepat sehingga menyebabkan kompetisi nutrisi dengan eksplan, mereka juga
menurunkan pH media menjadi sangat asam (dibawah 3) dengan cara merombak
kerbohidrat menjadi etanol dan asam asetat. Hal ini mengakibatkan medium menjadi
lembek dan eksplan tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya pada medium
yang lembek ini. Cara terbaik untuk mencegah adanya kontaminasi adalah dengan
menguasai teknik aseptik yang sempurna. Salah satu hal yang penting dilakukan
adalah pembakaran skalpel dan pinset yang akan digunakan dalam proses kultur in
vitro selama lebih dari 16 detik (Ermayanti, 1997).

C. METODE
1. ALAT DAN BAHAN
Alat : botol kultur, LAF, scalpel, sprayer, pembakar spritus, masker, lateks,
petridish, pinset
Bahan : aquades, biji jagung, detergen, antiseptic, air kran, medium MS,
chlorox, fungisida,bakterisida, tween

2. CARA KERJA
Cara kerja mensterilkan benih yang akan dikecambahkan

Memilah biji yang baik Membersihkan biji Membuang air detergen


dan dicuci dengan air dengan detergen dan dan dibilas menggunakan
mengalir hingga bersih digojok selama 15 menit air mengalir

Mencuci biji dengan Menambahkan fungisida


Membilas dengan
antiseptik dan digojok dan bakterisida sebanyak
aquades steril sebanyak 3
dengan aquades steril ssdt dan digojok selama
kali
sebanyak 3 kali 30 menit

Melanjutkan proses
sterilisasi di dalam LAF

Sterilisasi dalam LAF


Menaruh biji yang telah Menambahkan Clorox
Menyemprot bagian disterilkan sebelumnya 20% dan Tween 2 tetes
dalam LAF dengan kedalam LAF yang lampu dan digojok selama 20
alkohol UV dan blowernya telah menit
menyala

Menambahkan Clorox
Membilas dengan Membilas eksplan
15% dan Tween 2 tetes
aquades steril sebanyak dengan akuades steril
dan digojok selama 15
3 kali sebanyak 3 kali
menit

Merendam eksplan
dengan air steril

Penanaman eksplan

Memindahkan botol yang


Memindahkan eksplan yang Mengamati hasil tanaman
telah ditanami biji kedalam
telah di sterilkan dari LAF setiap hari selama 5 hari
ruang incubasi dan pada
tempat sterilisasi ke LAF dan identifikasi apakah
bagian sela-sela tutupnya
penanaman terjadi kontaminasi
dilapisi dengan seal

Mendekatkan bibir botol


Mengambil eksplan dari
kearah bunsen dan langsung Mencatat hasil pengamatan
botol dan diletakkan ke
ditutup dengan tutup plastik selama 5 hari tersebut
cawan petri
yang tersedia

Menaruh eksplan dengan Melakukan tahapan 2-3


hati-hati kedalam botol hingga jumlah biji yang
yang telah berisi media ditanam berjumlah 3 buah
tanam biji

D. HASIL PENGAMATAN
Sterilisasi Biji
No Gambar keterangan
1. Mencuci dengan detergen dan
digojog selama 15 menit

22 Mencuci dengan antiseptik dan


digojog selama 15 menit

Mencuci dengan bakterisida dan


fungisida sebanyak ujung sendok
teh dan digojog selama 30 menit

membilas dengan aquades


sebanyak 3x
Menambahkan 50 ml chlorox
20% dan tween 2 tetes dan
digojog selama 20 menit

Menambahkan 50 ml chlorox
10% dan tween 2 tetes

Penanaman benih( dalam LAF)


No Gambar keterangan
1. Mensterilkan mulut botol
kultur dengan mendekatkan
dengan pembakar spiritus
2. Mensterilkan pinset dengan
mencelupkan dalam alkohol
lalu membakar dalam api
pembakar spirtus

Mengambil ekspan dan


meletakan dalam petridish

Memasukan ekspan
kedalam botol kultur yang
sudah ada medium dengan
menggunakan pinset steril
Meletakan pada rak botol di
ruang inkubasi

Kontaminasi jamur
E. PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Sterilisasi dan Perkecambahan in vitro dengan tujuan
praktikum . Sterilisasi eksplan biji Jagung dimasukkan dalam air dan memilah
antara biji yang dapat digunakan lalu diisi air sebanyak setengah botol dan di
tambahkan detergent secukupnya serta digojok selama 15 menit, bertujuan untuk
membunuh bakteri, virus dan jamur yang menempel dan bersembunyi diantara
jaringan meristem dan selama 15 menit untuk memastikan bakteri, virus dan
jamur benar-benar mati. Kemudian membilas dengan air mengalir untuk
membersihkan dan menghilangkan pengaruh larutan detergent. Kemudian
dimasukkan antiseptik dan digojok selama 15 menit selanjutnya larutan
antiseptik dibuang dan dicuci lagi dengan aquades steril sebanyak 3 kali hal ini
dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri kontaminan dan tidak boleh
terlalu lama karena akan merusak eksplan. Selanjutnya Biji yang telah
ditambahkan aquades steril ditambahkan masing-masing sebanyak ujung sendok
teh dengan bubuk bakterisida dan fungisida yang difungsikan untuk memastikan
tidak ada bakteri atau jamur yang akan tumbuh pada saat telah ditanam dan
digojok selama 30 menit setelah itu larutan dibuang dan dibilas dengan aquades
sebanyak 3 kali dan dipindahkan pada LAF untuk proses sterilisasi dalam LAF.
Proses selanjutnyadilakukan pada LAF, biji tersebut di berikan larutan
chlorox 20% dan 2 tetes larutan Tween dan digojok selama 20 menit. Dan
dibilas dengan aquades sebanyak 3 kali. Selanjutnya diberikan lagi larutan
chlorox 10% dan tween 2 tetes serta di gojok selama 15 menit langsung
direndam dengan air steril sebelum penanaman. Biji jagung dicuci dengan
merendamnya kedalam air dan ditambahkan beberapa tetes detergen cair dalam
gelas beker, penambahan detergen adalah untuk merenggangkan ikatan dinding
sel sehinagga desinfektan dapat membunuh bakteri sampai pada jarinan dalam
dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada biji dan kecambah
kedelai terutama yang bersifat lemak. Cara kerja deterjen dalam kerjanya
dipengaruhi oleh jenis kotoran yang akan dihilangkan dan air yang digunakan.
Deterjen, khususnya surfaktannya, memiliki kemampuan untuk mengangkat
kotoran, baik yang larut dalam air maupun yang tak larut dalam air. Salah satu
ujung dari molekul surfaktan bersifat lebih suka minyak atau tidak suka air,
akibatnya bagian ini mempenetrasi kotoran yang berminyak. Ujung molekul
surfaktan satunya lebih suka air, bagian inilah yang berperan mengendorkan
kotoran dari substrat dan mendispersikan kotoran, sehingga tidak kembali
menempel ke substrat. Fungsi dari pengadukan ini adalah untuk meratakan
penyebaran detergen dan juga mempercepat proses pembersihan karena kontak
detergen lebih luas dan cepat. Biji dicuci dalam air mengalir selama 15 menit.
Fungsi pencucian air ini adalah untuk menghilangkan sisa detergen dan untuk
menghilangkan pengaruh detergen pada eksplan. (Pratiwi, 2008).
Data Hasil Pengamatan Perkecambahan jagung dapat diketahui dari
data 5 praktikan terdapat 1 eksplan yang terkontaminasi, 4 tidak terkontaminasi.
eksplan terkontaminasi jamur. Kontaminasi jamur ini ada pada media (seluruh
bagian media), kemungkinan penyebab dari kontaminasi karena kurang sterilnya
praktikan saat melakukan penabnaman di LAF sehingga mikroba yang berada
diluar LAF masuk kedalam media sehingga dengan adanya nutrisi dalam media
yang banyak sehingga mikroba tersebut bisa tumbuh dan menyebabkan
kontaminasi. Kontaminasi ini terjadi pada hari ke-5 atau saat autoklaf terlalu
banyak media yang disterilkan sehingga panas yang ada pada autoklaf tidak
menyebar merata, sehingga agen kontaminasi tidak mati. Eksplan yang
terkontanimasi sudah tidak bisa digunakan lagi karena eksplan sudah rusak. Ciri-
cirinya adalah adanya serabut-serabut benang/Hifa yang ada dipermukaan,
penyebabnya kemungkinan besar adalah pada saat penanaman ekplan atau biji
yang ditanam masih mengandung agen kontaminan
F. KESIMPULAN
Proses perkembahan dilakukan dalam keadaan aseptic sempurna untuk
mengurangi kontaminasi. Terdapat eksplan yang kontam karena tumbuhnya jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. Second Edition. Mac Millan Publishers
Co.NewYork.
Campbell.2000. Biologi edisi kelima jilid 2. jakarta: penerbit Erlangga
Ermayanti, T.M. 1997. Mengenal dan Mengatasi Kontaminan Pada Biak Jaring
Tanaman. Warta Biotek tahun XI No.3, September-Desember 1997.
Pratiwi,SylviaT.2008.Mikrobiologi Farmasi. Bandung. Erlangga
Susila, Anas. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : IPB.

Zakaria, D. 2010.  Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan BAP (Benzil Amino


Perine) dalam Media Murashige Skoog (MS) terhadap Pertumbuhan dan
Kandungan Reserpin Kalus Pule Pandak (Rauvolfia verticillata Lour.).
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
J. Jawaban pertanyaan

1. Proses sterilisasi perlu adanya pembilasan dengan aquades steril karena untuk
menghilangkan kandungan zat-zat pensteril seperti detol, alkohol 70% , dan
Tween-20
2. Perkecambahan in vitro ini digunakan medium MS tanpa ZPT karena pada
perkecambahan in vitro bertujuan untuk mengamati dan mengetahui
perkecambahan biji secara alami tanpa menggunakan ZPT sebagai pembantu
pertumbuhannya.
3. Hanya beberapa biji yang berkecambah. Ketika dapat berkecambah, maka pada
masa tertentu biji berhenti berkecambah atau lambat berkecambah kemungkinan
penyebabnya karena terlalu kuatnya ketika sterilisasi biji sehingga menekan biji
untuk melakukan perkecambahan. Selain itu, factor lain yang menyebabkan biji
tidak berkecambah yaitu adanya suatu kontaminan.
4. Terdapat beberapa biji yang mengalami kontaminasi. Misalnya yaitu biji kacang
tanah. Namun, pada biji jagung pada jelompok saya sebagian besar tidak
mengalami kontaminasi. Sumber kontaminan bisa berasal dari mikroorganisme
yang tumbuh pada material tanaman yang dibiakkan, alat-alat yang digunakan,
dan lingkungan tempat penyimpanan biakan di ruang inkubasi. Kontaminan yang
umum dijumpai adalah bakteri, jamur, dan khamir.
5. Dalam penelitian perkecambahan in vitro lebih cepat dibandingkan dengan
perkecambahan alami karena pada perkecambahan in vitro menggunakan
bantuan ZPT.

Anda mungkin juga menyukai