BAB 1
PENDAHULUAN
Dasar gangguan metabolik asam urat adalah peningkatan kadar asam urat dalam
darah (hiperuresisenia) yang disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction) ,
penurunan pengeluaran (underexcreation) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi
keduannya ( Wachjudi,2014) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asam urat
Adalah makanan yang di konsumsi , umumnya makanan-makanan yang tidak
seimbang , asupan protein yang mengandung purin terlalu tinggi (Utami,2014)
Asam Urat merupakan hasil pengolahan atau metabolisme zat-zat di dalam tubuh,
yang kadarnya tidak boleh tidak boleh berlebihan,. Setiap orang memiliki asam urat di
dalam tubuh, karena pada setiap proses pengolahan suatu zat yang bernama purin. Purin
adalah bentuk turunan nukleo protein , yaitu salah satu komponen asam urat nukleat
dalam tubuh manusia dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup , yakni makanan
dari halaman seperi sayur – mayor , buah – buahan , kacang – kacangan dan lain- lain .
Sedangkan hewan seperti danging , jeroan , ikan sarden dan lain – lain purin ini di
olah oleh tubuh dan hasilnya berupa asam urat ( Umar 2018)
Penanganan pada penderita asam urat di bagi menjadi 2 yaitu secara farmakologi dan
nofarmakologi , untuk farmakologi meggunakan obat seperti , NSAIDS, Colchine ,
corticosteroid , probenecid , allopurinol dan urocisuric (Helmi,2016)
Sedangkan nonfarmakologi dengan membatasi asupan purin atau rendah purin ,
asupan energy sesuai dengan kebutuhan , mengonsumsi lebih banyak karbohidrat ,
mengurangi konsumsi lemak , mengonsumsi banyak cairan , tidak mengonsumsi
minuman berakohol, mengomsumsi cukup vitamin dan mineral , mengonsumsi buah dan
sayurun , dan olahraga ringan secara teratur ( Ardhilla, 2015)
Pola makan yang baik atau pola makan yang benar dan sesuai dengan dan sesuai
dengan pola makan yang seimbang , menurut peneliti pola makan yang benar pada pra
lansia ini sudah bisa menghindari makanan yang mengandung zat purin tinggi seperti
bebebk , jeroan , kacang – kacangan , belinjo , hal ini di karenakan jika makanan tersebut
di konsumsi terus akan mengakibatkan peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Pola makan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi seseorang
atau kelompok orang pada waktu tertentu (Bliwati, 2014) , pola makan dapat diartikan
sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan
mengkonsumsinya sebagai reaksi pengaruh – pengaruh fisioli , psikologi budaya dan
sosial ( sulistyoningsih,2014) , pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang
meliputi jumlah frekuensi ,jenis atau berbagai macam makanan. (santosa,2015)
mengungkapakan bahwa pola makan berbagai merupakan berbagai informasi yang
member gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari
oleh suatu orang dan merupakan cirri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu .
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energy , sumber zat pembangun
dan sumber zat pengartur , karena semua zat gizi di perlukan untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja , serta dimakan
dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola akan sehari – hari yang
seimbang dan aman , berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan yang optimal ( Almatsier,2013)
Berdasarkan hasil peneitian bahawa sebagian besar penderita asam urat di wilayah
kerja puksesmas Wonoasih Kota Probolinggo memiliki pola makan yang baik yaitu
sebanyak 29 responden (76,3%) sedangkan yang memiliki pola makan yang kurang baik
sebanyak 9 responden (23,7 %) menurut analisis peneliti , responden memiliki pola
makan yang kurang baik di karenakan responden tidak menerapkan pola makan yang baik
di rumah sehingga responden mengelami pola makanan yang kurang baik dalam di
konsumsi dan tidak bisa di konsumsi atau di kurangi porsinya.
Pola makan dapat diartikan sebagai sebagai cara seseorang atau sekelompok orang
untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi pengaruh fisiologi ,
psikologi , budaya dan sosial (Sulistyoningsih,2014)
Studi epidiologi dalam beberapa tahun terakhir , menunjukkan bahwa konsumsi ikan
jangka panjang dapat menyebabkan awal hiperuresimia asimsomatik dan meningkatkan
resiko asam urat (Wijiyanti,2017)
Data yang di dapat dari badan kesehatan Dunia (WHO), menyebutkan 20%
penduduk dunia dimana 5-10% adalah berusia 5-20 tahun dan 20% adalah usia 55 tahun
menderita asam Urat sedangkan menurut departemen kesehatan RI, DI INDONESIA
Terdapat 5,240 (8,4%) kasus asam Urat di jawa timur terdapat 28% penderita asam urat
(Smart, 2014) Di kota Probolinggo terdapat 8,239 (1,80%) penderita asam urat (Dinas
kesehatan Kota Probolinggo , 2014).
Hasil Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12 Agustus 2018
di Dusun pakis jaya RT 01 RW 02 Desa kedung Asem Kecamatan Wonoasih . jumlah
keseluruhan 750 penduduk dan 4 orang di dapatkan menderita asam urat
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti ingin meneliti tentang “Manajemen pola
makan pasien yang mengalami asam urat di Dusun Pakis Jaya RT 01 Rw 02 desakedung
asem Kecamatan Wonoasih Probolinggo”
1.2 Rumusan Masalah
pada penelitian ini rumusan masalahnya adalah bagaimanakah ‘’ Manajemen pola makan
pasien yang megalami Asam Urat di Dusun Pakis jaya RT 01 RW 02 Desa kedung asem,
Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo”?
Untuk mengetahui dan mengekplorasi manajemen pola makan pasien yang mengalami
asam urat di Dusun pakis jaya RT 01 RW 02 Desa kedung Asem Kecamatan Wonoasih
Kota Probolinggo.
1.4.5 BagiPeneliti
Menambahkan pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam
penelitian khususnya Manajemen pola makan pasien yang mengalami. Asam Urat di
Dusun Pakis. JayaRT 01 RW 02 Kecamatan Wonoasih Probolinggo.
catatan: