Oleh:
ARIKA FIRDAUS
(14401.15.16004)
Oleh:
ARIKA FIRDAUS
(14401.15.16004)
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN
NIM : 14401.15.16004
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil
Karya Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan saya tersebut.
Arika Firdaus
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini di lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Ahli Madya Keperawatan pada STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dan
penyusun Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku ketua STIKES
4. Titik Suhartini., S. Kep., Ns., M.Kep selaku Puket III sekaligus dosen
5. Indra Budi Jaya, selaku ketua RW 04 Perumahan Kopian Indah yang telah
banyak membantu.
v
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan
Ilmiah ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada peneliti,
mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan peneliti agar Karya Tulis Ilmiah
Arika Firdaus
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
Method: The method in this study used a qualitative approach with a case study
research model. This research was conducted in Ketapang Sub-District,
Kademangan District, Probolinggo City. The sampling technique used was
purposive smpling, with the main subject being an elderly numbering two people.
Data collection techniques used were interviews and observations. The data
validity technique used is observer triangulation, method triangulation and data
triangulation.
Results: The results of the study showed that the fulfillment of spiritual needs has
been carried out in daily life. The efforts to fulfill spiritual needs are carried out by
carrying out worship including praying 5 times, fasting, listening to tausiah
through social media and following recitations.
Conclusion: The conclusions obtains from the results of the study based on
interviews and observations to the subjects stated that the fulfillment of spiritual
needs wear carried out is to perform 5 daily prayers and sunnah prayers, take
regular recitations every month, carry out obligatory fasting and sunnah, recite
daily, listen to lectures via WA and youtube . It is better to increase the fulfillment
of spiritual needs, routinely attend recitation every month to add new knowledge.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR BAGAN xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
ix
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Spiritual 18
2.2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Keagamaan Lansia 19
2.2.8 Manifestasi Perubahan Fungsi Spiritual 20
2.2.9 Kehilangan Versus Harapan 20
2.2.10 Peran Keperawatan Dalam Spiritualitas 21
2.2.11 Pendekatan Spiritual dilakukan dengan cara 23
2.2.12 Ekspresi Kebutuhan Spiritual Adaptif dan Maladaptif 24
2.2.13 Kerangka Pikir 26
x
3.8 Etika Penelitian 36
3.8.1 Informedconsent 36
3.8.2 Ananomity 36
3.8.3 Confidentiality 36
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan 48
5.2 Saran 48
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan 48
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan 48
5.2.3 Bagi Lahan Penelitian 48
5.2.4 Bagi Subyek 49
5.2.5 Bagi Peneliti 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan
manusia. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila berusia 65 tahun ke atas. Lansia
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
stres lingkungan (Destarina Vera, Agrina, Yulia, 2014 ; Efendi & Makhfudli,
2009).
adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun. Sementara menurut
WHO, kelompok lansia meliputi mereka yang berusia 60 – 74 tahun, lansia tua
berusia 75 -90 tahun, serta lansia sangat tua di atas usia 90 tahun. Kelompok usia
spiritual sebagai konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal,
horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
1
2
penduduk dunia yang lanjut usia semakin meningkat. Di wilayah asia pasifik,
jumlah lanjut usia akan bertambah pesat dari 410 juta tahun 2007 menjadi 733 juta
pada 2025, dan di perkirakan menjadi 1,3 miliar pada tahun 2050. Indonesia
merupakan negara ke-4 dengan jumlah penduduknya paling banyak di dunia dan
sepuluh besar memiliki penduduk paling tua di dunia. Tahun 2020 jumlah kaum
lanjut usia akan bertambah 28,8 juta (11 % dari total populasi) berdasarkaan
Indonesia yang dihuni oleh penduduk lansia dengan proporsi yang cukup banyak
(13,05%), Jawa tengah (11,11%), Jawa Timur (10,96), dan Bali (10,05%).
Sementara itu, tiga provinsi dengan proporsi lansia terkecil adalah Papua (2,43%),
Papua Barat (3,62%), dan Kepulauan Riau (3,75%). Hasil Susenas tahun 2014
perempuan lebih tinggi daripada proporsi lansia laki-laki. Usia Harapan Hidup
Penelitian tentang spiritualitas pada lansia telah dilakukan antara lain oleh
Sudaryanto (2013) dengan judul spiritualitas lanjut usia (lansia) di Unit Pelayanan
Teknis Panti Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Magetan menggunakan spiritual
3
assessment oleh Anandarajah and Hight. Instrumen ini diterbitkan oleh American
sebagian besar lansia memiliki tingkat spiritualitas yang baik, yaitu sebanyak 21
kualitas hidup pada lansia di panti wredha kota semarang menggunakan teknik
140 orang lansia di panti wredha harapan ibu, PSTW Bethany, panti wredha
pucanggading dan wisma lansia harapan asri Semarang. Hasil uji statitiska dengan
uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kebutuhan spiritual dengan kualitas hidup pada lansia di panti wredha kota
2016).
bersifat individual, adapun beberapa kategori yang banyak terdapat pada lansia
saat ini dan menganalisis signifikansi dari hasil tersebut, Teman sejalan dengan
hilangnya kontak sosial lansia, stimulasi mental, dan harga diri mereka juga
berdasarkan latar belakang klien yang unik, Pemberi asuhan merupakan seorang
pengkaji yang cerdik yang tidak hanya melakukan pengkajian dasar terhadap
status spiritual yang menyeluruh, tetapi juga terus mengkaji klien melalui
4
hubungan, Manajer kasus perawat yang bertindak sebagai manajer kasus di area
yang meneliti aspek aspek spiritual lansia harus menjaga hak hak asasi lansia yang
Salah satu pendekatan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan lansia adalah
pendekatan spiritual ini, setiap lansia akan menunjukkan reaksi yang berbeda beda
Keadaan spiritual seseorang yang berada pada rentan usia lansia mengalami
spiritual yang semakin mendalam dan cenderung lebih ingin mendekatkan diri
pada Yang Maha Kuasa, dan juga mulai bisa menerima adanya perubahan dalam
kehidupan dan aktivitas sehari-hari dan adanya takdir berupa kematian yang
kegiatan keagamaan lansia yaitu faktor internal salah satunya yaitu pengalaman
hidup sebelumnya, seorang lansia yang memiliki pengalaman yang kurang baik
akan cenderung memaknai spiritual yang dianut lebih dalam dibandingkan dengan
lansia yang tidak pernah atau jarang mengalami hal sama, karena itu pengalaman
hidup dari lansia sangat berpengaruh pada kondisi spiritualnya. Sedangkan faktor
yang melanda, contohnya apabila lansia tersebut mengalami penyakit kronis yang
budaya dan norma sesuai dengan tempat hidup orang tersebut berkaitan dengan
dipengaruhi oleh tingkat spiritual individu, harga diri, tingkat kesehatan, dan
dukungan sosial dari keluarga maupun lingkungan sekitar. Kualitas hidup lansia
juga dapat dilihat dari aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Apabila
aspek tersebut dapat terpenuhi, diharapkan kualitas hidup lansia menjadi lebih
baik yang ditandai dengan kondisi fungsional lansia yang optimal, sehingga
mereka bisa menikmati masa tuanya dengan penuh makna, membahagiakan dan
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam studi kasus
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
Hasil studi kasus ini, dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
Hasil studi kasus ini, dapat dipergunakan untuk menambah jurnal Karya Tulis
Ilmiah dan menambah wawasan bagi profesi keperawatan tentang upaya lansia
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pengelola Posyandu
Lansia Pandu dan sekaligus tolak ukur untuk mengetahui upaya lansia dalam
penelitian dan juga sebagai pembelajaran bagi peneliti upaya lansia dalam
7
8
3. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yaitu nilai pada seseorang yang sering diukur melalui
produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut dalam
pekerjaan. Ketika seseorang sudah pensiun, maka yang dirasakan adalah
pendapatan berkurang, kehilangan status jabatan, kehilangan relasi dan
kehilangan kegiatan, sehingga dapat timbul rasa kesepian akibat
pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara hidup.
4. Perubahan spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam
kehidupan yang terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk
menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun
merumuskan arti dan tujuan keberadaannya dalam kehidupan (Ummah,
2016).
2. Teman
Sejalan dengan hilangnya kontrasosial lansia stimulasi mental dan harga diri
mereka juga mengalami penurunan. Perawat yang mengasuh harus
menyediakan waktu untuk lansia, membiarkan mereka menjadi diri mereka
sendiri dan mengenal nilai mereka. Keterampilan yang diperlukan adalah
menunjukkan adanya kasih Tuhan, mendengarkan dengan penuh perhatian,
memulai percakapan yang mengarah pada topic spiritual dan menyediakan
diri secara teratur.
3. Advokat
Peran advokat perawat untuk lansia meliputi pendapatkan sumber sumber
spiritual berdasarkan latar belakang klien yang unik. Hal tersebut dapat
mencakup intervensi untuk kepentingan klien bersama dokternya berkaitan
dengan perpanjangan perawatan medis. Peran advokasi perawat dapat
mencakup menulis surat melalui telpon atau melakukan pendekatan tentang
sebab-sebab yang mempengaruhi kesejahteraan klien.
4. Pemberi Asuhan
Merupakan seorang pengkaji yang cerdik yang tidak hanya melakukan
pengkajian dasar terhadap status spiritual yang menyeluruh tetapi harus
mengkaji klien melalui hubungan. Keterampilan perawat meliputi bersifat
sensitife terhadap kebutuhan yang tidak terungkap, meningkatkan sikap
membantu, mendengarkan adanya distres spiritual dan memberikan
perawatan fisik dan spiritual secara bersamaan.
5. Manajer Kasus
Manajer kasus yang bekerja dengan lansia cenderung mengkoordinasikan
asuhan klien yang rentan memerlukan bantuan karena usia lanjut,
pendapatan rendah, masalah penyakit yang bermacam-macam atau
keterbatasan sistem pendukung. Keterampilan keperawatan khusus yang
diperlukan mencakup mengelola sumber sumber yang terbatas untuk
mendapatkan manfaat yang maksimal mengelola bantuan untuk klien guna
meminimalkan keletihan akan acietas, meningkatkan penerimaan terhadap
bantuan tanpa menjadi ketergantungan dan meningkatkan ikatan asal
komunitas agama seseorang.
23
6. Penelitian
Perawat yang meneliti aspek spiritual harus menjaga hak hak asasi lansia
yang menjadi subyek penelitian. Penyelidikan secara prinsip melibatkan
sikap religius organisasi, sikap religius pribadi dan korelasi aktivitas religius
dengan kesehatan, penyesuaian pribadi dan praktik praktik lain, lebih lanjut
lagi, upaya penelitian spiritualitas belum sepenuhnya dibantu oleh
pemerintah atau sumber pendanaan swasta (Azizah, L.M, 2011).
Lansia
Bagan 2.1 Kerangka pikir upaya lansia dalam memenuhi kebutuhan spiritual di
Posyandu Lansia Pandu Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan
Kota Probolinggo
BAB 3
METODE PENELITIAN
27
28
37
38
4. Hasil Penelitian
a. Observasi Terhadap Subyek
Pada saat dilakukan observasi, subyek berperawakan sedang, kulit
sawo matang tampak sehat. Pada saat peneliti datang kerumah subyek
berpakaian rapi dan bersih. Subyek sedang bersantai dengan anaknya
diruang tamu, kemudian saat peneliti datang subyek mempersilahkan
peneliti masuk rumahnya dan mempersilahkan peneliti duduk. Peneliti
mengatakan maksud dan tujuan akan dilakukan wawancara terhadap
subyek kemudian peneliti melakukan wawancara kepada subyek.
Selama wawancara berlangsung subyek terlihat antusias dan
menjawab semua pertanyaan yang peneliti tanyakan terkait dengan
Upaya Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual.
Subyek Pertama berusia 68 tahun, merupakan ibu dari 3 orang
anak satu laki laki dan dua orang perempuan. Subyek adalah seorang
pensiunan pegawai negeri sipil di salah satu kantor kabupaten
probolinggo. Saat ini subyek berperan sebagai ibu rumah tangga yang
merawat anak dan cucunya, subyek adalah salah satu lansia yang dapat
memenuhi kebutuhan spiritualnya. Subyek mengatakan terimakasih
kepada peneliti telah mau menanyakan tentang apa saja upaya lansia
dalam memenuhi kebutuhan spiritual karena menurut subyek spiritual
sangatlah penting untuk mendekatkan dirinya kepada sang pencipta.
b. Observasi Terhadap Setting
Observasi dilakukan di rumah subyek yaitu di ruang tamu karena
tempatnya yang nyaman. Percakapan dilakukan setelah subyek
melakukan kegiatan sehari harinya atau saat subyek santai. Kemudian
peneliti bercakap-cakap dengan responden seperti perkenalan dan
menanyakan kabar, setelah bercakap-cakap dengan responden, peneliti
melakukan kontrak dengan subyek untuk dilakukan wawancara.
39
Karena subyek sedang tidak sibuk, saat itu juga secara spontanitas
subyek siap untuk dilakukan wawancara. Dalam tekhnik wawancara
ini peneliti meminta izin kepada subyek untuk dilakukan perekaman
oleh peneliti tentang pertanyaan dan jawaban dari subjek, agar
menjadi bukti otentik dari peneliti dan subjek sudah melakukan
wawancara sesuai dengan pertanyaan yang sudah dibuat oleh peneliti
dan jawaban dari subyek terkait dengan Upaya Lansia Dalam
Memenuhi Kebutuhan Spiritual.
5. Hasil Wawancara
Tabel 4.1 Hasil Wawancara subyek pertama dan triangulasi
No Petanyaan Subyek Triangulasi
1. Subyek: Saya selalu melakukan Ibu saya biasanya
Apa saja yang anda shalat 5 waktu dan shalat 5 waktu, shalat
lakukan untuk shalat sunnahnya, saya sunna, juga
memenuhi kebutuhan juga mengikuti melaksanakan puasa
spiritual? pengajian rutin tiap wajib dan sunnah,
bulannya, ikut pengajian di RT
Triangulasi: melaksanakan puasa dan mendengarkan
Apa yang dilakukan wajib dan sunah, ceramah di media
lansia untuk mengaji setiap harinya social seperti youtube
memenuhi kebutuhan dan saya juga dan WA.
spiritual? mendengarkan ceramah
melalui WA dan
youtube
2. Subyek: Menurut saya banyak Banyak si mbak
Menurut anda apa sekali manfaat dari manfaat yang
manfaat dari pemenuhan spiritual diketahui ibu tentang
Pemenuhan salah satunya manfaat dari
Kebutuhan Spiritual? mendekatkan diri kita pemenuhan
kepada sang pencipta, kebutuhan spiritual
membuat kita tenang, karena ini merupakan
Triangulasi: membuat kita takut salah satu kebutuhan
Manfaat apa yang akan melakukan hal hal Salah satunya hidup
diketahui lansia untuk yang tidak baik, kita jadi tenang, pasrah
memenuhi kebutuhan juga banyak bersyukur dan bisa lebih banyak
spiritual? dengan apa yang sudah bersyukur.
Allah berikan pada kita
dan lebih bisa
mengontrol emosi.
3. Subyek: Pendapat saya tentang Yang saya ketahui
Bagaimana pendapat pemenuhan spiritual dari ibu, ibu kalau
anda tentang sangat penting. melakukan shalat 5
Pemenuhan Sebaiknya kita lebih waktu itu bukan
40
a. Pelaksanaan Wawancara
1) Wawancara Subyek Triangulasi
Hari/ Tanggal : Minggu , 16 Juni 2018
Waktu : 16.30
Tempat : Rumah Ny. H
Wawancara : Peneliti
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitan dengan menggunakan tekhnik wawancara
secara langsung dan observasi yang telah dilakukan kepada responden di
Perumahan Kopian Indah, didapatkan:
Subyek pertama yaitu Ny. H dengan latar belakang seorang ibu rumah
tangga yang tinggal di perumahan kopian indah menyatakan bahwa
pemenuhan spiritual sangat penting. Sebaiknya kita lebih banyak mencari
ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah karena menurut saya yang di cari
sekarang sudah bukan dunia melainkan lebih ke akhirat, bekal apa yang
akan kita bawa nanti jika sudah meninggal. Selain itu kebutuhan spiritual
juga sangatlah penting untuk mendekatkan diri kita kepada sang pencipta
Subyek kedua yaitu Ny. Y dengan latar belakang seorang ibu rumah
tangga yang tinggal di perumahan kopian indah, menyatakan bahwa
46
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari kedua subyek tersebut yaitu upaya yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual adalah dengan cara
memperteguh kepercayaannya kepada Tuhan, Selalu memberi maaf kepada
orang lain, Termotivasi untuk melakukan kegiatan spiritual yaitu dengan
cara melaksanakan ibadah diantaranya shalat 5 waktu dan shalat sunnah,
mengikuti pengajian rutin, melaksanakan puasa wajib dan sunah, mengaji,
bersholawat, dan mendengarkan tausiah melalui media social atau youtube.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang berkaitan upaya lansia dalam memenuhi kebutuhan spiritual :
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan agar dapat memberikan
pengarahan, khususnya kepada lansia tentang apa manfaat dan
pentingnya kebutuhan spiritual sehingga lansia dapat memahami
betapa pentingnya mendekatkan dirinya kepada sang pencipta.
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, khususnya sistem
religius bagi lansia, dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan yang
menyeluruh dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan kebutuhan spiritualnya seperti pengajian.
5.2.3 Bagi Lahan Penelitian
Diharapkan untuk bisa memberikan jadwal kegiatan seperti
pengajian rutin agar spiritual tetap terjaga.
48
49
Herliawati, Maryatun Sri & Herawati Desti, 2014,’ Pengaruh Pendekatan Spiritual
Terhadap Tingkat Kesepian Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Warga Tama Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara’,(
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 1 - Nomor 1, Juli 2014)’
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/view/2338
Maryam, R.S, Ekasari, M.F, Rosidawati, dkk, 2012,’Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya’. Jakarta : Salemba Medika.
https://scholar.google.co.id/citations?user=qTPP7RcAAAAJ&hl=id
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitan yag berjudul Upaya Lanjut Usia Dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual
Di Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo.
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam penelitian ini, dan
saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi dan hak-hak saya.
Saya telah di beri kesempatan untuk bertanya mengenai penelitia ini atau
mengenai peran saya dalam penelitian ini dan telah mendapatkan jawaban yang
memuaskan dari peneliti. Saya secara suka rela dan sadar bersedia menjadi obyek
penelitian dengan menandatangani surat persetujuan ini.
Peneliti Responden
Lampiran 7
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA
A. PENDAHULUAN
1. Memberi salam memperkenalkan diri,
Nama saya Arika Firdaus, Asal Perumahan Kopian Timur, Mahasiswa
stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara.
Tujuannya disini adalah melakukan wawancara dan atau Tanya jawab
untuk mengetahui apa saja upaya lansia dalam memenhi Kebutuhan
Spiritual .
3. Menjelaskan tentang kerahasian informan.
Identitas yang informan berikan akan kami rahasiakan dan hanya di
gunakan untuk kepentingan pendidikan mohon kesediannya untuk
member informasi yang terbuka tanpa ada yang di tutup-tutupi. Setelah
selesai penelitian hasil rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekamnya dan setelah siap minta ijin
menyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan information.
B. DATA UMUM
Hari/tanggal/jam :
Tempat :
Karakteristik Informasi Ibu :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku :
Agama :
Pendapat Keluarga :
C. PERTANYAAN YANG DIAJUKAN PADA PARTISIPAN
1. Apa saja yang anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual?
2. Menurut anda apa manfaat dari Pemenuhan Kebutuhan Spiritual?
3. Bagaimana pendapat anda tentang Pemenuhan Kebutuhan Spiritual?
4. Siapa yang memberi dukungan kepada anda untuk memenuhi
kebutuhan spiritual? Dalam bentuk apa dukungan itu diberikan?
5. Apa yang anda rasakan jika pemenuhan kebutuhan spiritual itu tidak
terpenuhi?
D. PERTANYAAN YANG DIAJUKAN PADA TRIANGGULASI
1. Apa yang dipahami lansia tentang pemenuhan kebutuhan spiritual?
2. Apa yang sudah lansia lakukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual?
3. Manfaat apa yang diketahui lansia untuk memenuhi kebutuhan
spiritual?
4. Siapa yang mendukung lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual?
Dalam bentuk apa dukungan itu diberikan?
5. Apa yang dirasakan lansia jika pemenuhan kebutuhan spiritual tidak
terpenuhi ?
Lampiran 9
MAPPING JURNAL
NIM : 14401.15.16004
Judul Proposal : UPAYA LANSIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN SPIRITUAL DI KELURAHAN KETAPANG
KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO
Nama Peneliti,
N0 Tahun, Judul , Tujuan Metode Teori/ Konsep Hasil Kesimpulan
Publish
1 Nina Penelitian ini Jenis Hubungan Hasil yang didapat Kesimpulannya adalah Dengan
Rahmadiliyanii, bertujuan penelitian ini Minat Terhadap yaitu minat lansia meningkatnya motivasi dalam
Noorlatifah, Rika untuk adalah Motivasi Lansia melakukan beribadah sehingga
mengetahui penelitian Dalam kegiatan spiritual lanjut usia lebih aktif mengikuti
Sertiana Oktami,
hubungan metode Menjalankan kebanyakan positif kegiatan keagamaan seperti
2014 antara minat analitik Kegiatan (59,6%), motivasi ceramah, doa dan memiliki
Hubungan terhadap dengan Spiritual lansia dalam interpretasi yang lebih baik dari
Minat Terhadap motivasi lansia rancangan Di Panti Sosial melakukan kehidupan mereka sendiri.
Motivasi Lansia
Dalam dalam cross Tresna Werdha kegiatan spiritual
Menjalankan melakukan sectional. Budi Sejahtera kebanyakan kurang
Kegiatan kegiatan Banjarbaru (73,1%). Ada
Spiritual spiritual di korelasi yang
Di Panti Sosial Residence Of signifikan antara
Tresna Werdha Tresna Werdha bunga
Budi Sejahtera Budi Sejahtera, terhadap motivasi
Banjarbaru. lansia dalam
Banjarbaru
melakukan
kegiatan spiritual di
kediaman Tresna
Werdha
Budi Sejahtera
Banjarbaru pada
tahun 2013 (p =
0,003)
2 Karina Dinda Tujuan Desain Peran Didapatkan hasil 5 Kesimpulan yang didapatkan
Kinasih, penelitian ini penelitian ini Pendampingan (50%) pasien lansia adalah Data didapat dengan
Aries adalah untuk adalah cross Spiritual merasa putus asa menggunakan observasi dan
Wahyuningsih kuisioner. Data-data tersebut
menganalisa sectional Terhadap karena penyakit
2012 dianalisa menggunakan uji
hubungan dengan Motivasi yang dialami dan Spearman Rho dengan tingkat
Peran antara peran populasi Kesembuhan pasrah pada proses signifikansi α ≤ 0,05. Peran
Pendampingan pendampingan seluruh Pada Pasien pengobatan, 3 pelayanan spiritual berhubungan
Spiritual spiritual dan pegawai Lanjut Usia (30%) pasien lansia dengan motivasi penyembuhan
Terhadap motivasi bagian merasa optimis pada pasien usia lanjut di bangsal
Motivasi penyembuhan spiritual dan dapat sembuh Rumah Sakit Baptis Kediri.
Kesembuhan pasien usia pasien lanjut kembali dan pasrah
Pada lanjut di usia di rawat pada proses
PasienLanjut bangsal Rumah inap Rumah pengobatan, 2
Usia Sakit Baptis Sakit Baptis (20%) pasien lansia
Kediri. Kediri. merasa optimis
dapat sembuh
kembali dan
bersedia berperan
aktif dalam proses
pengobatan.
3 Vera Destarina, Tujuan Penelitian ini Gambaran Hasil penelitian Kesimpulan dari penelitian
Agrina, Yulia penelitian ini menggunakan Spiritualitas menunjukkan ini adalah pendekatan
Irvani Dewi adalah untuk metode Lansia Di Panti bahwa 59,0% kultural spiritual tepat
2014 Sosial Tresna
mendeskripsik deskriptif lansia memiliki dilakukan agar masa tua
Gambaran Werdha
Spiritualitas an spiritualitas sederhana. Khusnul spiritualitas tinggi dapat dimaknai dengan
Lansia Di Panti di kediaman Khotimah dan 41,0% lansia positif dan masyarakat
Sosial Tresna sosial Khusnul Pekanbaru memiliki lanjut usia tidak dianggap
Werdha Khotimah spiritualitas rendah. lagi sebagai kaum
Khusnul minoritas melainkan
Khotimah bagian individu yang
Pekanbaru
mempunyai nilai
kemanfaatan yang tinggi
dalam kehidupan.
4 Athurrita Choirru Tujuan dalam Desain Hubungan Hasil uji statistika Kesimpulan apakah ada hubungan
Ummah penelitian ini penelitian ini Kebutuhan dengan uji chi antara kedua variabel dapat
2016 adalah adalah Spiritual square diketahui dengan melihat nilai
mengetahui
Hubungan kuantitatif Dengan menunjukkan probabilitas (p valoue), apabila
hubungan
Kebutuhan kebutuhan non- Kualitas Hidup bahwa terdapat nilainya <0,05 maka H0 ditolak
Spiritual Dengan spiritual eksperimental Pada Lansia Di hubungan yang dan Ha diterima, yang berarti
Kualitas Hidup dengan yang bersifat Panti Wredha signifikan antara tidak terdapat hubungan antara
Pada Lansia Di kualitas hidup deskriptif Kota Semarang kebutuhan spiritual kedua variable.
Panti Wredha pada lansia di korelasional dengan kualitas
Kota Semarang panti wredha dengan hidup pada lansia
kota Semarang.
pendekatan di panti wredha
cross kota Semarang (p
sectional. value = 0,001; p
value < 0,05).
5. Nia Nurul Penelitian ini Penelitian ini Hubungan hasil wawancara Kesimpulannya adalah
Karomah bertujuan merupakan Tingkat yang dilakukan Perkembangan spiritual yang
2015 untuk jenis Spiritual kepada 4 lansia di matang pada lansia akan
Dengan
Hubungan mengetahui penelitian puskesmas membantu menghadapi dan
Kecemasan
Tingkat hubungan kuantitatif Halmahera pada menerima kenyataan, berperan
Terhadap
Spiritual Dengan antara tingkat non tanggal 20 Maret aktif dalam kehidupan, maupun
Kematian Pada
Kecemasan
spiritual eksperimen Lansia Yang 2015, mereka merumuskan arti dan tujuan
Terhadap
dengan tingkat dengan Memiliki menganggap bahwa keberadaannya di dalam
Kematian Pada
kecemasan menggunakan Penyakit Kronis pembicaraan hidupnya, rasa percaya diri,
Lansia Yang
Memiliki terhapap desain tentang kematian mampu membina integritas
Penyakit Kronis kematian pada correlation merupakan hal personal dan merasa dirinya
lansia study dengan yang menakutkan berharga, merasakan kehidupan
pendekatan dan tabu, lansia yang terarah terlihat melalui
cross- terkadang merasa harapan, serta mampu
sectional. gelisah bila mengembangkan hubungan antara
mendengar berita manusia yang positif
seseorang yang
seusia denganya
meninggal. Selain
itu ketika lansia
ditanya perasaan
lansia saat
mengingat
kematian, 2 lansia
mengatakan akan
merasa takut,
gelisah, merasa
khawatir, terkadang
gemetar, dan
mengalami susah
tidur. Sebanyak 2
lansia juga
mengatakan bahwa
mereka pasrah
kepada Tuhan
tentang datangnya
kematian dan
mereka memilih
mempersiapkan
kematian dengan
memperbanyak
ibadahnya.
6. Nurul Taqwa Penelitian ini Jenis Gambaran Hasil penelitian Kesimpulan penelitian ini adalah
2016 bertujuan penelitian Tingkat menggambarkan 158 lansia (64.0%) di Kelurahan
Gambaran untuk yang Kecerdasan 158 responden Pudak Payung memiliki tingkat
Tingkat mengetahui digunakan Spiritual Pada (64.0%) memiliki kecerdasan spiritual sedang.
Kecerdasan gambaran adalah Lansia Di tingkat kecerdasan Lansia diharapkan mampu
Spiritual Pada tingkat kuantitatif Kelurahan spiritual sedang meningkatkan spiritualnya dengan
Lansia Di kecerdasan dengan Pudak Payung memenuhi kebutuhan spiritual,
Kelurahan spiritual pada metode seperti beribadah kepada Tuhan,
Pudak Payung lansia di penelitian dan berbuat baik pada orang
Kelurahan deskriptif sekitar.
Pudak Payung
Banyumanik
Semarang.
7. Herliawati, Sri Penelitian ini Jenis Pengaruh Berdasarkan Perawat dapat menggunakan
Maryatun, Desti bertujuan penelitian ini Pendekatan analisis pendekatan spiritual dalam bentuk
Herawati 2014 untuk adalah Spiritual menggunakan uji asuhan keperawatan spiritual
Pengaruh mengetahui penelitian pre- Terhadap Marginal yang bermanfaat dalam
Pendekatan pengaruh eksperimental Tingkat Homogeneity mendukung dan membantu lansia
Spiritual pendekatan dengan Kesepian dengan tingkat menjalani hidup yang lebih
Terhadap spiritual menggunakan Pada Lanjut kemaknaan α = berkualitas.
Tingkat terhadap desain one Usia Di Panti 0,05
Kesepian tingkat group pre Sosial Tresna diperoleh nilai p
Pada Lanjut kesepian lanjut test-post test, Werdha Warga sebesar 0,000.
Usia Di Panti usia sebelum yang Tama Hasil ini
Sosial Tresna dan setelah dilakukan Kelurahan menunjukkan
Werdha Warga diberikan selama 3 Timbangan bahwa p value
Tama pendekatan minggu mulai Kecamatan (probabilitas) ≤
Kelurahan spiritual. tanggal 4-25 Indralaya Utara 0,05 yang berarti
Timbangan juni 2012. terdapat perbedaan
Kecamatan tingkat kesepian
Indralaya Utara sebelum dan
setelah pendekatan
spiritual dan ini
menunjukkan
adanya
pengaruh
pendekatan
spiritual terhadap
tingkat kesepian.
8. Durrotun Nasihah Tujuan dari Penelitian ini Pembinaan Hasil penelitian Berdasarkan pada hasil penelitian
2017 Pembinaan penelitian ini menggunakan Kecerdasan menunjukkan mengenai “Pembinaan
Kecerdasan adalah untuk metode Spiritual Santri bahwa pembinaan Kecerdasan Spiritual Santri
Spiritual Santri mendeskripsik penelitian Lansia (Lanjut kecerdasan spiritual Lansia di Pondok Pesantren
Lansia (Lanjut an proses kualitatif Usia) Di santri lansia di Raudlatul Ulum Kencong Kepung
Usia) Di Pondok pembinaan karena dengan Pondok Pondok Pesantren Kediri” maka dapat disimpulkan
Pesantren kecerdasan metode Pesantren Raudlatul Ulum bahwa, pembinaan kecerdasan
Raudlatul Ulum spiritual pada kualitatif bisa Raudlatul Ulum Kediri dilakukan spiritual pada santri lansia di
Kencong santri lansia di berkomunikas Kencong melalui kegiatan- pondok pesantren lansia Raudlatul
Kepung Kediri Pondok i secara Kepung Kediri kegiatan Ulum, yaitu dengan pemberian
Pesantren langsung keagamaan bimbingan, arahan, pemahaman
Raudlatul dengan terkait pengetahuan agama,
Ulum Kencong subyek dan maupun kegiatan keagamaan yang
Kepung Kediri informan, dilakukan
9. Christian Wiga Tujuan dari Penelitian ini Kesehatan Hasil penelitian ini Berdasarkan temuan dan bahasan
Britani 2017 penelitian ini menggunakan Spiritual Lanjut adalah diatas, dapat disimpulkan bahwa
Kesehatan adalah untuk metode Usia Di Getasan ditemukannya 6 kesehatan spiritual lansia yang
Spiritual Lanjut mendeskripsik kualtiatif Dan Panti kategori yang tinggal di panti maupun di rumah
Usia Di Getasan an kesehatan dengan disain Wredha Salib berkaitan dengan memiliki pemaknaan yang sama
Dan Panti spiritual lansia studi Putih Salatiga kesehatan spiritual tetapi juga ada yang berbeda
Wredha Salib yang berada di komparatif partisipan, yaitu
Putih Salatiga rumah dan yang konsep sehat sakit,
yang berada di dilakukan di agama, harapan
panti. desa Batur dalam hidup,
kecamatan keterikatan antara
Getasan dan diri sendiri, orang
Panti Wredha lain dan
Salib Putih lingkungannya,
Salatiga pada kepercayaan
bulan kepada Tuhan dan
Februari makna hidup dalam
hingga Maret dunia
2017
10 Ananda Ruth Tujuan Penelitian ini Kesehatan Hasil penelitian Dari hasil penelitian ini dapat
Naftali 2017 penelitian ini menggunakan Spiritual dan menunjukkan disimpulkan bahwa kesehatan
Kesehatan adalah metode Kesiapan bahwa kesehatan spiritual dan kesiapan lansia
Spiritual dan mendeskripsik kualitatif Lansia dalam spiritual dalam menghadapi kematian
Kesiapan Lansia an kesehatan dengan tipe Menghadapi dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh makna hidup,
dalam spiritual dan fenomenologi Kematian makna hidup, konsep agama dan ketuhanan,
Menghadapi kesiapan lansia deskriptif konsep agama dan interaksi sosial, konsep sehat
Kematian dalam serta desain ketuhanan, sakit, kesejahteraan dan
menghadapi studi in*Pteraksi sosial, spiritualitas, serta kesiapan
kematian, baik komparasi konsep sehat sakit, menghadapi kematian.
lansia yang kesejahteraan dan
berada di Panti spiritualitas, serta
Wredha Salib kesiapan
Putih Salatiga, menghadapi
maupun lansia kematian.
yang tinggal
bersama
keluarganya di
Dusun Dukuh,
Getasan.
Lampiran 11
P : Assalamualaikum mbah
S : Waalaikumsalam nak
P : mbah perkenalkan nama saya arika, saya dari genggong mbah jadi
disini saya mau melakukan wawancara. Topic wawancaranya disini
tentang spiritual atau keagamaan mbah sehari harinya giman. Jadi apa
yang mbah lakukan untuk melakukan spiritualnya bisa diceritakan
sedikit
S : oh iya nak rika terimakasih sudah bertanya memang seusia mbah ini sudah
usia 68 jadi pedomannya mbah ingin semakin dekat kepada Allah, jadi waktu
mudanya mbah ini kurang didalam bidang agama jadi seolah olah mbah ingin
menebus yang kurang kurang dulu itu bisa terpenuhi semaksimal mungkin
selama mbah ini masih ada kesempatan dan diberi kesempatan untuk
bertaubat maka mbah ini ingin lebih dekat kepada Allah jadi yang sehari
harinya memang mbah ini ingin selalu ingat kepada Allah dengan jalan mbah
ini melaksanakan apa yang menjadi syariat dari pada agama seperti ya kalau
shalat wajib ya pasti nah yang menjadi wajib itu masih mbah tambah dengan
sunnah sunnahnya seperti melaksanakan shalat sunnah terus puasa. Selain
puasa wajib mbah juga melaksanakan puasa sunnah disamping itu mbah juga
menambah nambahkan amalan lain seperti ngaji, ikut pengajian apa namanya
rutinitasnya mbah ini selalu zikir ingin mengingat kepada Allah. Jadi mulai
pagi mbah ini ingin mengingat Allah dengan cara itu, jadi apapun yang
menjadi sunnah berusaha untuk dipenuhin. Katakana seperti shalat, shalat
wajib mbah ini tidak ingin telat inginnya tepat kalau dulu mbah mungkin
biasa telat telat sekarang mbah usahakan paling tidak harus tepat waktu selain
itu mbah tambahkan shalat shalat lainnya seperti tahajud, seperti rawatib,
seperti shalat duha kemudian seperti puasa gitu juga selain puasa wajib mbah
juga melaksanakan puasa seperti barusan ini ada puasa syawal sudah slesai,
senin kamis, ini sekarang mbah rintis mau mengikuti puasa daud ya mudah
mudahan apa yang mbah laksanakan ini bisa di terima sama Allah dan
menjadi bekal nanti kalau mbah kembali kepada Allah.
P :Amin amin, Alhamdulillah mbah selain kewajibannya mbah sudah
menjalankan sunnahnya juga ?
S : iya saya usahakan untuk selalu bisa menjalankan keduanya, sunnah maupun
wajib
P : Setiap harinya banyak ya mbah kegiatannya tentang keagamaanya?
S : iya Alhamdulillah, di samping pengetahuan itu mbah juga banyak masih ikut
pengajian pengajian katakanlah di RT ada pengajian saya ikuti juga pengajian
rutin, kalau ada kajian mbah juga sempat di luar RT ini mbah juga ikut
P : untuk menambah ilmu nggeh mbah ?
S : iya, di samping itu mbah sudah tua ya kegiatan itu ndak selalu terpenuhi jadi
itu mengikuti kajian kajian melalui WA, youtube itu jadi kalau pengetauan
mbah kurang saya berusaha mencari di youtube atau di WA tanya Tanya
disitu cari cari itu
P : oh jadi begitu ya kesehariannya mbah, oiya mbah menurut mbah apa
saja manfaat dari pemenuhan kebutuhan spiritual itu sendiri ?
S : ya banyak sekali manfaatnya dan apa yang mbah lakukan dari pada Allah itu
mbah merasa tenang karena mbah paling tidak sudah ada, walaupun belum
penuh tapi sudah ada persiapan untuk kelak sewaktu waktu mbah di ambil
sama Allah paling ndak ada bekal, makin tenang dan takut akan berbuat yang
tidak baik takut akan dosa takut nanti saat mempertanggung jawabkan itu
yang mbah takutkan. Jadi perbuatan perbuatan yang diluar syariah, perbuatan
yang melanggar berusaha untuk menjauhi. Jadi kalau mbah dulu masih
seneng ngerumpi ngerumpi itu sudah mengurangi sekali kalau dulu kan biasa
masih muda sekarang jauh dari itu terus mbah lebih pasrah lagi kepada Allah
jadi seperti kehidupan dunia mbah itu sudah banyak berkurang yang mbah
butuhkan yang mbah dekat itu menuju ke akhiratnya jadi mbah lebih tenang,
emosi lebih bisa mengontrol untuk mengembalikan dan lagi lebih sabar.
P : Alhamdulillah kalau seperti itu ya mbah, mbah bagaimana pendapat
mbah tentang pemenuhan kebutuhan spiritual ini seperti apa?
S : kalau menurut mbah itu memang kita makhluk Allah itu kita harus selalu
mencari ilmu bagaimana pendekatan kita kepada Allah. Sehingga kalau kita
dekat kepada Allah, Allah akan memberi petunjuk kepada kita. Dari inilah
mbah merasa mbah itu sepertinya mendapatkan hidayah dari Allah kalau
diberi kemudahan mengingat kepada Allah. Kalau dulu mungkin ya katakan
fifty fifty antara dunia dengan akhirat ya malah lebih banyak dunianya nah
sekarang itu malah endak malah tujuannya kesana sudah jadi untuk itu mbah
sudah mulai mencari jalan untuk kesana itu apa. Jadi biasanya mbah berusaha
mencari di youtube youtube itu apa sesuatu kegiatan yang mendapatkan
rahmad dari Allah itu apa yang mendekat kesurga itu apa itu yang saya
berusaha sehingga katakana oh kalau kita berbuat ini itu nanti Allah
katakana memberikan pahala, surga nah itu mbah berusaha lakukan itu
P : iya mbah insyaAllah jika kita dekat dengan Allah maka dimudahkan
segala urusannya
S : iya insaAllah akan mudah segalanya
P : mbah mencari informasi dari media media social itu ya mbah?
S : ya kajian kajian itu mbah juga ikut grup grup WA jadi banyak dari itu juga
masukan masukkannya. Ini juga kegiatan ini juga memberikan contoh kepada
anak anak, cucu cucu mudah mudahan mereka mengikuti jejak jejak mbah
P : iya mbah amin amin, mbah untuk kegiatan sehari harinya siapa mbah
yang memberi dukungan kepada mbah untuk memenuhi kebutuhan
spiritual dan dalam bentuk apa dukungan ini diberikan ?
S : dukungan dari anak anak banyak juga, macem macem lah. Misalnya anak
anak mbah katakanlah mbah ingin naik haji ya itu anak anak mendukung
semuanya padahal mbah ini dana ndak mencapai tapi anak anak semuanya
yang mendukung ibu harus berangkat, selain itu seperti materi materi apa
yang baik itu mesti diberi, di share sama anak, dan kita itu jika sehari harinya
ada masalah agama yang baru ya maksudnya pegetahuan yang tadinya mbah
ndak tau itu anak anak sering diskusi masalah kajian itu. kalau mbah itu
kebetulan mendapatkan kajian baru atau hadis hadis yang baru saya
samapaikan sama anak anak. Begitu juga anak anak.
P : jadi saling berbagi seperti itu ya mbah tentang agamanya ?
S : iya
P : mbah apa yang mbah rasakan jika pemenuhan kebutuhan spiritualnya
tidak terpenuhi? Apa yang mbah rasakan ?
S : jadi gini jika pemenuhan kebutuhan spiritualnya tidak terpenuhi merasa ada
sesuatu yang kurang katakana sesuatu amalan yang biasa kerjakan itu ndak
saya kerjakan waktu itu terlupakan atau waktu itu ada sesuatu kegiatan yang
menyita waktu sehingga mbah tidak melaksanakan itu seperti kata orang jawa
itu gelo. Aku kok belum ini tadi ya seperti merasa beban.
P : seperti ada yang kurang ya mbah ?
S : iya, disamping itu kadang kadang mbah itu kembalikan kepada Allah. Mbah
kadang kadang ya itu mungkin dari Allah gitu, katakana umpamanya mbah
ketiduran ndak shakat tahajud paginya kok sudah subuh karna mungkin mbah
terlalu malam kecapekan terus tertidur sampai ya ndak setiap saat see ya
kadang kadang satu bulan tapi yak ok rasanya seperti kecewa, gelo duh kok
ndak tahajud tapi ya mbah kembalikan lagi mungkin Allah memberikan
kenikmatan saya tidur untuk nyenyak itu disitu jadi saya kembalikan disana
P : jadi lebih berfikir positif ya mbah?
S : iya itu jadi saya berfikir positif mungkin Allah ini memberi saya kesempatan
karna saya tidur terlalu malam. Jadi mbah lebih banyak melakukan amalan
lainnya untuk menebus itu waktu yang terlewatkan. Mungkin Allah tidak
menagih tapi saya merasa saya mempunyai kewajiban. Jadi saya mau
nambah ngaji atau apa gitu
P : Alhamdulillah mbak jika kebutuhan spiritual atau agamanya sudah
terpenuhi nggeh mbah semoga selalu istiqomah
S : ya mudah mudahan doanya nak arika
P : iya mbah, terimakasih untuk waktunya mbah ya
S : iya sama sama saya doakan nak arika mudah mudahan lancar, studinya lancar
P : amin amin , saya pamit nggeh mbah.
S : iya nak
P : assalamualaikum
S : waalaikumsalam
2. Pertanyaan dan Jawaban Trianggulasi pertama
P : Assalamualikum mbak
T : Waalaikumsalam
P : mbak perkenalkan nama saya arika saya dari genggong
T : oh mbak yang kemarin itu ya ?
P : iya mbak, jadi saya mau nanya nanya atau wawancara tentang
bagaimana pemenuhan kebutuhan spiritual atau keagamaan ibu sehari
hari ?
T : oh iya monggo
P : dengan mbak siapa ya ?
T : saya dengan mbak vivi, monggo mbak kalau ada yang mau ditanyakan
P :iya jadi gini mbak apa yang sudah dilakukan ibu untuk memenuhi
kebutuhan spiritualnya sehari hari ?
T : kalau ibu saya sih biasanya ikut pengajian kaya gitu, pengajian rutin biasanya
diadakan dua minggu sekali di RT kaya gitu mbak selain itu denger denger
ceramah seperti youtube, di medsos medsos gitu lo mbak biasaya saya sih
yang bukain youtubenya itu.
P : oh sekarang sudah mudah ya mbak dari internet internet gitu ya?
T : nggeh
P :mbak manfaat apa yang sudah didapat ibu saat ibu melakukan
pemenuhan kebutuhan spiritual?
T : ya kalau manfaat untuk spiritual banyak see mbak, apa yaa kita kan dengan
adanya kegiatan keagamaan hati ini kan jadi tenang, selain itu kita juga dapat
ilmu ilmu baru kaya dari pengajian yang di dengarkan dengarkan itu
P : jadi banyak sekali ya mbak manfaatnya ?
T : iya banyak sekali mbak
P : mbak pendapat ibu tentang pemenuhan kebutuhan spiritual itu seperti
apa ya mbak? ya pemenuhan kebutuhan spiritual menurut ibu
bagaimana?
T : kalau menurur ibu pemenuhan kebutuhan spiritual sangat penting karena ibu
sering ngomong ke saya kita hidup didunia ini hanya sementara jadi kegiatan
spiritual itu sangat penting agar hidup kita bermanfaat gitu jadi ndak sia sia
gitulo mbak.
P : jadi harus ada pemenuhan kebutuhan spiritualnya gitu ya mbak ?
T : iya seperti itu
P : dalam kegiatan sehari harinya ibu itu siapa yang mendukung kegiatan
spiritualnya?
T : kalau yang mendukung itu banyak se terutama ya keluarga mbak soalnya
kalau di keluarga itu misalnya ibu salah ya kita sebagai anak selalu
mengingatkan.
P : bentuk dukungan yang diberikan seperti apa mbak ?
T : bentuk dukungannya kaya sharing satu sama lain ya kalau misalnya ibu salah
ya kita ngingetin baiknya gimana sebaliknya kaya gitu juga.
P : jadi enak ya mbak saling berdiskusi ?
T : iya, ibu ya juga gitu mbak kalau ke saya sebagai anaknya. Selain itu ibu juga
sering ikut kumpul kumpul disekitar rumah jadi temen temennya juga saling
mendukung satu sama lain
P : berarti teman teman ibu ikut mendukung juga ya mbak ?
T : iya ikut mendukung
P :Alhamdulillah, mbak apa yang dirasakan ibu jika pemenuhan
kebutuhan spiritualnya tidak terpenuhi?
T : apa ya? Kalau ibu ndak dengerin ceramah itu kaya sepi ya mbak hati jadi
sepi mbak kaya ada yang kurang soalnya biasa mendengrakan ceramah terus
juga shalat tahajud kalau ndak di lakukan ada yang ganjel atau ada yang
kurang gitu bagi ibu
P : karna factor kebiasaan gitu ya mbak ?
T : ya udah jadi kebiasaan gitu mbak
P : kaya ada yang kurang gitu ya mbak karna kebiasaan itu ya mbak
T : iya mbak
P : jadi Alhamdulillah pemenuhan kebutuhan spiritualnya ibu terpenuhi ya
mbak ?
T : iya Alhamdulillah bagus
P : ya semoga ibu selalu istiqomah ya mbak buat kedepannya
T : amin amin
P : lebih baik lagi kedepannya
T : iya amin mbak
P : ya mungkin itu saja yang bisa saya tanyakan. Terimakasih untuk
waktunya, maaf jika mengganggu
T : oh iya iya mbak ndak papa
P : terimakasih
T : sama sama
Lampiran 13