Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


DENGAN KASUS GOUT ARTHRITIS

Dosen Pembimbing : Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM:14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Desy Ariza Eka Putri


NIM : 14401.16.17006
Judul : Asuhan Keperawatan Gerontik dengan kasus Gout Arthritis pada Lansia

Probolinggo, 16 mei 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH ) (Desy Ariza Eka Putri)


LEMBAR KONSUL

Nama : Desy Ariza Eka Putri


NIM : 14401.16.17006
Kasus : Gout Arthritis pada lansia

No Hari / Saran TTD


Tangga
l
1. 11 1. Pengumpulan Askep dan LP Gout
Mei Arthritis
2020 2. Pengumpulan Format Gout Arthritis

2. 11 1. Perhatikan semua data yang ada harus


Mei ada analisa data harus ada pengkajian
2020 Termasuk hasil TTV, Hasil
pemeriksaan fisik ,terutama Do silahkan
dicek kembali

2. Pemberian Intervensi edukasi sebaiknya


dalam satu hari 1 materi mengingat
keterbatasan lansia daya ingat
3. Intervensi dan Evaluasi tidak harus
dilakukan setiap hari , minimal 4x dan
bisadi hentikan bila masalah sudah
teratasi

3. 16 1.Lp dan Askep jadikan dalam satu format


Mei pengkajian
2020 2. analisa data dan dix prioritas memakai
tabel buat seperti tabel direncana
keperawatan agar penulisan tampak rapi
3. data yang sifatnya subyektif tambahkan
kalimat Ny. .. mengatakan....
4. pengkajian PQRST dilengkapi, begitu
juga yang di analisa datanya
5. implementasi dan evaluasi di buat tabel
agar tampak rapi dan Tambahkan (minimal
4x kujungan, (4 hari)

4. REVISI ASKEP ACC


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DENGAN KASUS GOUT ARTHRITIS

A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. Definisi Lanjut Usia


Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari.
Menua  atau  menjadi  tua  adalah  suatu  keadaaan  yang  terjadi didalam 
kehidupan  manusia.  Proses  menua  merupakan  proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai  sejak 
permulaan  kehidupan.  Menjadi  tua  merupakan  proses alamiah,  yang 
berarti  seseorang  telah  melalui  tiga  tahap kehidupannya,  yaitu  anak, 
dewasa  dan  tua.  Tiga  tahap  ini  berbeda, baik  secara  biologis  maupun 
psikologis.  Memasuki  usia  tua  berarti mengalami  kemunduran,  misalnya 
kemunduran  fisik  yang  ditandai dengan  kulit  yang  mengendur,  rambut 
memutih,  gigi  mulai  ompong, pendengaran  kurang  jelas,  pengelihatan 
semakin  memburuk,  gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2008).
II. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/
biologis menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2. Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
III. Teori Proses Menua
Proses menua bersifat individual:
a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
b. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
c. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
1. Teori Biologis
a. Teori Genetik
Teori genetik clock, teori ini merupakan teori intrinsik yang
menjelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang
mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini
menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik
untuk spesies tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya memiliki
suatu jam genetik/jam biologis sendiri dan setiap spesies
mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar,
dia akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup nomor
dua terpanjang setelah bulus. Secara teoritis, memperpanjang umur
mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan
pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan atau tindakan
tertentu.
b. Teori mutasi somatic
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik
akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam
proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA
protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus- menerus sehingga
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel
menjadi kanker atau sel menjadi penyakit. Setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi
sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional sel
(Suhana, 2000).
c. Teori nongenetik
1) Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory),
mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self
recognition). Mutasi yang merusak membran sel, akan
menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga
merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan penyakit
auto-imun pada lanjut usia (Goldstein, 1989). Proses
metababolisme tubuh, memproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai
contoh, tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa
berinvolusi dan sejak itu terjadi kelainan autoimun.
2) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory), teori
radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam
tubuh, karena adanya proses metabolisme atau proses
pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan
suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena mempunyai
elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif
mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai
kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 1994).
Radikal bebas dianggap sebagai penyabab penting terjadinya
kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang terdapat
dilingkungan seperti:
a) Asap kendaraan bermotor
b) Asap rokok
c) Zat pengawet makanan
d) Radiasi
e) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan
pigmen dan kolagen pada proses menua.
3) Teori menua akibat metabolism, telah dibuktikan dalam
berbagai percobaan hewan, bahwa pengurangan asupan kalori
ternyata bias menghambat pertumbuhan dan memperpanjang
umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan
kegemukan dapat memperpendek umur (Darmojo, 2000).
4) Teori rantai silang (cross link theory), teori ini menjelaskan
bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan
asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan
radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan
perubahan padamembran plasma, yang mengakibatkan
terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya
fungsi pada proses menua.
5) Teori fisiologis, teori ini merupakan teori intrinsik dan
ekstrinsik, terdiri atas teori oksidasi stres (wear and tear
theory). Di sini terjadi kelebihan usaha dan stres menyebabkan
sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal).
2. Teori Sosiologis
Teori Sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara
lain:
a. Teori Interaksi Sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak
pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi
sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial berdasarkan
kemampuan bersosialisasi. Pokok-pokok sosial exchange theory
antara lain:
1) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai
tujuannya masing-masing.
2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan
biaya dan waktu.
3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor
mengeluarkan biaya.
b. Teori aktivitas atau kegiatan
1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam
kegiatan sosial.
2) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama
mungkin.
3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.
4) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu
agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya.
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan
dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman hidup seseorang
suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat dia menjadi
lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan
harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lanjut
usia.
d. Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory). Teori ini
membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat
dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pokok-pokok
disangagement theory:
1) Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi masa pensiun.
Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam keluarga
berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa dan
meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.
2) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini karena
lanjut usia dapat merasakan tekanan sosial berkurang,
sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan kerja yang
lebih baik.
3) Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu diperhatikan:
- Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
- Proses tersebut tidak dapat dihindari
- Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.

Teori yang pertama diajukan oleh Cumming dan Henry (1961)


Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambah lanjutnya usia,
apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lanjut usia secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami
kehilangan ganda (triple loss):
1. Kehilangan peran (loss of role).
2. Hambatan kontak sosial (restriction of contact and
relationship).
3. Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores
and values)
Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan mengalami
proses menua yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan
terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi dan
mempersiapkan diri menghadapi kematiannya. Dari penyebab
terjadinya proses menua tersebut, ada beberapa peluang yang
memungkinkan dapat diintervensi agar proses menua dapat
diperlambat. Kemungkinan yang terbesar adalah mencegah:
1. Meningkatnya radikal bebas.
2. Memanipulasi sistem imun tubuh.
3. Melalui metabolisme/makanan, memang berbagai misteri
kehidupan masih banyak yang belum bisa terungkap, proses
menua merupakan salah satu misteri yang paling sulit
dipecahkan.

Selain itu, peranan faktor resiko yang datang dari luar (eksogen)
tidak boleh dilupakan, yaitu faktor lingkungan dan budaya gaya
hidup yang salah. Banyak faktor yang memengaruhi proses menua
(menjadi tua), antara lain herediter/genetik, nutrisi/makanan, status
kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stres. Proses
menua/menjadi lanjut usia bukanlah suatu penyakit, karena orang
meninggal bukan karena tua, orang muda pun bias meniggal dan
bayi pun bisa meninggal. Banyak mitos mengenai lanjut usia yang
sering merugikan atau bernada negatif, tetapi sangat berbeda
dengan kenyataan yang dialaminya (Nugroho, 2000).
IV. Masalah psikologik pada lansia
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi,
antara lain kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk
memikirkannya. Dalam hal ini dikenal apa yang disebut disengagement
theory, yaitu berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya
satu sama lain. Dulu hal ini diduga dapat mensukseskan proses menua.
Anggapan ini bertentangan dengan pendapat-pendapat sekarang, yang justru
menganjurkan masih tetap ada social involvement (keterlibatan sosial) yang
dianggap lebih penting dan meyakinkan. Masyarakat sendiri menyambut hal
ini secara positif. Contoh yang dapat dikemukakan umpama dalam bidang
pendidikan, yang masih tetap ditingkatkan pada usia lanjut ini untuk
menaikkan intelegensi dan memperluas wawasannya (Broklehurst dan allen,
1987). Di negara-negara industri maju bahkan didirikan apa yang disebut
university of the thrird age. Pemisahan diri (disengagement) baru
dilaksanakan hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Para lansia
yang realistis dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru.
Daya ingat (memori) mereka memang banyak yang menurun dari lupa
sampai pikun dan demensia. Biasanya mereka masih ingat betul peristiwa-
peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa mengenai hal- hal yang baru
terjadi. Pada lansia yang masih produktif justru banyak yang menggunakan
waktu menulis buku ilmiah, maupun memorinya sendiri. Biasanya sifat-sifat
streotype para lansia ini sesuai dengan pembawaanya pada waktu muda.
Beberapa tipe yang dikenal adalah sebagai berikut:
1. Tipe konstruktif: orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati
hidupnya, mempunyai toleransi tinggi, humoristis, fleksibel (luwes) dan
tahu diri. Biasanya sifat-sifat ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat
menerima fakta-fakta proses menua, mengalami pensiun dengan tenang,
juga dalam menghadapi masa akhir.

2. Tipe ketergantungan (dependent): orang lansia ini masih dapat di terima


ditengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak
mempunyai inisiatif dan bertindak tidak praktis. Biasanya orang ini
dikuasai istrinya. Ia senang mengalami pensiun, malahan biasanya banyak
makan dan minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.

3. Tipe defensif: orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan/jabatan


tak stabil, bersifat selalu menolak bantuan, sering kali emosinya tak dapat
di kontrol, memegang teguh pada kebiasaanya, bersifat konfulsif aktif.
Anehnya mereka takut menghadapi menjadi tua dan tak menyenangi masa
pensiun.

4. Tipe bermusuhan (hostility): mereka menganggap orang lain yang


menyebabkan kegagalanya, selalu mengeluh, bersifat agresif, curiga.
Biasanya pekerjaan waktu dulunya tidak stabil. Menjadi tua dianggapnya
tidak ada hal-hal yang baik, takut mati, iri hati pada orang yang muda,
senang mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan aktif untuk
menghindari masa yang sulit/buruk.

5. Tipe membenci/menyalahkan diri sendiri (selfhaters): orang ini bersifat


kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri, tak mempunyai ambisi,
mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi. Biasanya mempunyai
perkawinan yang tidak bahagia, mempunyai sedikit hobby merasa menjadi
korban dari keadaan, namun mereka menerima fakta pada proses menua,
tidak iri hati pada yang berusia muda, merasa sudah cukup mempunyai
apa yang ada. Mereka menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang
membebaskannya dari penderitaan. Statistik kasus bunuh diri
menunjukkan angka yang lebih tinggi persentasenya pada golongan lansia
pada golongan lansia ini, apalagi pada mereka yang hidup sendirian
(Darmojo, 2009).

V. Upaya Kesehatan bagi Lanjut Usia

a. Upaya Promotif

Kegiatan promotif dilakukan kepada lanjut usia, keluarga ataupun


masyarakat di sekitarnya, antara lain berupa penyuluhan tentang perilaku
hidup sehat, gizi untuk lanjut usia, proses degeneratif seperti katarak,
presbikusis dan lain-lain. Upaya peningkatan kebugaran jasmani,
pemeliharaan kemandirian serta produktivitas masyarakat lanjut usia.
1) Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. Menurut Dachroni tahun 1998, PHBS erat kaitanya
dengan pemberdayaan masyarakat karena bidang garapanya adalah
membantu masyarakat yang seterusnya bermuara pada pemeliharaan,
perubahan, atau peningkatan perilaku positif dalam bidang kesehatan.
Perilaku hidup bersih dan sehat ini sesuai dengan visipromosi
kesehatan dan dapat di praktekan pada masing-masing tatanan. Gaya
hidup sehat untuk lansia yang terpenting seperti tidak merokok,
melakukan aktivitas 30 menit sehari, personal higiene, mengatur
kesehatan lingkungan seperti rumah sehat dan membuang kotoran
pada tempatnya.
2) Gizi untuk Lanjut Usia

Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi


lanjut usia untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit
kekurangan gizi, yang seyogyanya telah dilakukan sejak muda dengan
tujuan agar tercapai kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif
di hari tua. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang
mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
a) Sumber zat tenaga atau kalori adalah bahan makanan pokok seperti
beras, jagung, ubi dan lainya yang mengandung karbohidrat.

b) Sumber zat pembangun atau protein penting untuk pertumbuhan


dan mengganti sel-sel yang rusak, pada hewani seperti telur, ikan
dan susu.

c) Sedangkan pada nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.


d) Sumber zat pengatur, bahan mengandung berbagai vitamin dan
mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ
tubuh contohnya sayuran dan buah.

b. Upaya Preventif

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya


penyakit dan komplikasinya akibat proses degeneratif. Kegiatan berupa
deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut usia yang dapat dilakukan di
kelompok lanjut usia (posyandu lansia) atau Puskesmas dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) lanjut usia.
c. Upaya Kuratif

Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinan
dapat di lakukan di kelompok lanjut usia atau Posyandu lansia.
Pengobatan lebih lanjut ataupun perawatan bagi lanjut usia yang sakit
dapat dilakukan di fasilitas pelayanan seperti Puskesmas Pembantu,
Puskesmas ataupun di Pos Kesehatan Desa. Apabila sakit yang diderita
lanjut usia membutuhkan penanganan dengan fasilitas lebih lengkap, maka
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit setempat.
d. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif


maupun upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin
mengembalikan kemampuan fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia.

VI. Pengertian Keperawatan Gerontik


Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan
dengan penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte
(2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang
perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.
VII. Fungsi Perawat Gerontik
Menurut Eliopoulous (2005), fungsi perawat gerontologi adalah:
1. Guide Persons of all ages toward a healthy aging process (Membimbing
orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).
2. Eliminate ageism (Menghilangkan perasaan takut tua).
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same
(Menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama).
4. Overse and promote the quality of service delivery (Memantau dan
mendorong kualitas pelayanan).
5. Notice and reduce risks to health and well being (Memerhatikan serta
mengurangi risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan).
6. Teach and support caregives (Mendidik dan mendorong pemberi
pelayanan kesehatan).
7. Open channels for continued growth (Membuka kesempatan untuk
pertumbuhan selanjutnya).
8. Listern and support (Mendengarkan dan memberi dukungan).
9. Offer optimism, encourgement and hope (Memberikan semangat,
dukungan dan harapan).
10. Generate, support, use and participate in research (Menghasilkan,
mendukung, menggunakan, dan berpatisipasi dalam penelitian).
11. Implement restorative and rehabilititative measures (Melakukan
perawatan restoratif dan rehabilitatif).
12. Coordinate and managed care (Mengoordinasi dan mengatur perawatan).
13. Asses, plan, implement and evaluate care in an individualized, holistic
maner (Mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh).
14. Link services with needs (Memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan).
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli
dibidangnya).
16. Understand the unique physical, emotical, social, spritual aspect of each
other (Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial dan
spritual).
17. Recognize and encourge the appropriate management of ethical concern
(Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan
tempatnya bekerja).
18. Support and comfort through the dying process (Memberikan dukungan
dan kenyamanan dalam menghapi proses kematian).
19. Educate to promote self care and optimal independence (Mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).
VIII. Lingkup Keperawatan Gerontik
Lingkup asuhan keperawatan gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan
sebagai akibat proses penuaan, perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia
dan pemulihan untuk mengatas keterbatasan lansia. Sifatnya adalah
independen (mandiri), interdependen (kolaborasi), humanistik dan holistik.

B. Konsep Penyakit Artritis Pirai (Gout)


3.1.1 Definisi
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi
sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat
yang kurang dari ginjal.
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi
jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
3.1.2 Klasifikasi Gout
1. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau
ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
3.1.3. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik.
Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yang
hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
a. Pembentukan asam urat yang berlebih.
1) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia,terutama bila
diobati dengan sitostatika,psoriasis,polisitemia vera dan
mielofibrosis.
b. Kurang asam urat melalui ginjal.
1) Gout primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli
distal ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui
2) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,
misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik..
c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini
tidak penting.
3.1.4. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout.
Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam
urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui
beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi
dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus
(coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG
akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan
kristal.
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh leukosit.

c. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram
leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa
ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan
kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan.
PATHWAY

Genetik Sekresi asam urat yang berkurang Produksi asam urat


yang belebihan
Gangguan metabolisme purin
Goat
Hiperurisemia dan serangan sinovitas akut yang berulang-ulang
Penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium

Penimbunan asam urat di korteks Penimbunan Kristal pada membrane


synovia dan tulang rawan aritukula
dan reaksi inflamasi pada ginjal

Terjadi inflamasi dan fibrosis Erosi tulang rawan, proliferasi


pada glomerulus synovia, & pembentukan panus

Pielonefritis, sclerosis, arteriolar,


Hambatan
atau nefritis kronis
mobilitas
fisik
terbentuk asam urat, gagal ginjal kronis,
hipertensi, skleorosis

Nyeri akut Defisit Pengetahuan


3.1.5 Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adnya artritis,tofi dan batu ginjal.
Yang penting diketahui bahwa asm urat sendiri tidak akan mengakibatkan
apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan
mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-
daerah telinga,siku,lutut,dorsum pedis,dekat tendo Achilles pada
metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya.
Pada telinga misalnya karena permukaannya yang lebar dan tipis
serta mudah tertiup angin,kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan
menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis,kalkaneus karena sering
tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari kristal-kristal urat yang
dikelilingi oleh benda-benda asing yang meradang termasuk sel-sel
raksasa.
Serangan sering kali terjadi pada malam hari. Biasanya sehari
sebelumnya pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah
malam terbangun oleh rasa sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu
jari sebelah dalam,disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak,
kemerahan dan nyeri ,nyeri sekali bila sentuh. Rasa nyeri berlangsung
beberapa hari sampai satu minggu,lalu menghilang. Sedangkan tofi itu
sendiri tidak sakit,tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan
tempat predileksi kedua untuk serangan ini.
Tofi merupakan penimbunan asm urat yang dikelilingi reaksi
radang pada sinovia,tulang rawan,bursa dan jaringan lunak. Sering timbul
ditulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan
manifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan
artritis akut pertama.
3.1.6 Penatalaksanaan  
a. Penatalaksanaan serangan akut
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1) Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan
serangan arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis
lebih rendah. Efek samping yang sering ditemui diantaranya sakit
perut , diare, mual atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada
peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis
sel radang. Dosis oral 0,5 – 0,6 mg per jam sampai nyeri, mual
atau diare hilang. Kontraindikasi pemberian oral jika terdapat
inflamammatory bowel disease.
2) OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering
digunakan adalah indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50
mg setiap 8 jam. Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikus
aktif, gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap
OAINS.
3) Kortikosteroid
Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi
yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
4) Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan
diberikan aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat
ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.
Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24
jam setelah serangan menghilang.
b. Penatalaksanaan periode antara
1) Diet dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang
gemuk, serta diet rendah purin.
2) Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti
tiazid, deuretik, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat
ekskresi asam urat dari ginjal.
3) Kolkisin secara teratur
4) Penurunan kadar asam urat serum
5) Obat urikosurik, bekerja menghambat reabsorbsi tubulus terhadap
asam urat yang telah difiltrasi dan mengurangi peyimpanannya
6) Inhibitor xantin oksidase atau alopurinol, bekerja menurunkan
produksi asam urat dan meningkatkan pembentukan xantin serta
hipoxantin dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.
3.1.7 Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang
tinggi dalam darah ( > 6mg%). Kadar asam urat normal dalam serum
pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini
akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-
kadang didapatkan leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit.
Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24
jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut,pemeriksaan cairan tofi juga
penting untuk menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna
putih seperti susu dan kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis
dapat dipastikan bila ditemukan gambarankristal asam urat ( berbentuk
lidi) pada sediaan mikroskopik.
3.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
c. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

3.1.9. PROSES KEPERAWATAN


1. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
a) Aktivitas/Istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot
b) Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c) Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan orang lain.
d) Makanan atau Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat : mual,anoreksia,kesulitan untuk
mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan,kekeringan pada membran mukosa
e) Higiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f) Neurosensori
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
g) Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan
h) Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga,kekeringan pada mata dan membran mukosa
i) Interaksi sosial
Gejala: Kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan
peran: isolasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen pencenderaan fisiologis
2 Gangguan Mobilitas Fisik b/d kekuatan sendi
3 Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber
informasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Kekuatan otot Manajemen nyeri (I.08238)
pancenderaan fisiologis tindakan keperawatan meningkat (5) 1. Observasi
selama 2x 24 jam 2. Rentang bergerak (5) - Identifikasi lokasi, karakteristik,
kekuatan system syaraf 3. Pergerakan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
mulai membaik ekstremitas nyero
meningkat(5) - Identifikasi skala nyeri
4. Nyeri menurun (5) - Identifikasi respon nyeri
5. Kekuatan sendi - Non verbal
menuun(5) - Identifikasi faktir yang yang
6. Gerakan terbatas memperberat dan memperingan
menurun (5) nyeri
7. Kelemahan fisik - Identifikasi pengetahuan dan
menurun (5) keyaninan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
1. Terapeutik
- Berikan tekhnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitas istiraht dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
2. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
- Ajarkan tekhnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
3. Kalaborasi
Kalaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Pergerakan sendi I.05044 Dukungan Ambulasi (I.06171)
Fisik b/d kekuatan pemeriksaan fisik selama 1. Rahang meningkat 1. Observasi
sendi 2x 24 jam kekuatan sendi (5) - Identifikasi adanya
mula meningkat 2. Jari kanan kiri nyeri/keluhan fisik lainnya
meningkat (5) - Identifikasi toleransi fisik
3. Ibu jari kanan kiri menggunakan ambulasi
meningkat (5) - Monitor frekuensi jantung
4. Pergerakan tangan dan tekanan darah
kanan-kiri meingkat sebelum memulai
(5) ambulasi
5. Pergelangan kanan- - Monito frekuensi jantung
kiri meningkat (5) sebelum memulai
6. Lutut kanan-kiri (5) ambulasi
7. Panggul kanan-kiri - Monitor kondisi umum
(5) selama melakukan
ambulasi
2. Terapeuti
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu
- Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik secara
perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu asie dalam
meningktkan ambulasi
2. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Tingkat Kepatuhan Edukasi Kesehatan
b.d ketidaktahuan tindakan keperawatan L.12110 1. Observasi
menemukan sumber selama 2x24 jam 1. Verbalisasi kemauan - Identifikasi kesiapan dan
informasi Tingkat pengetahuan mematuhi program kemampuan menerima
membaik perawatan atau informasi
pengobatan - - identifikasi factor-faktor
meningkat (5) yang dapat meningkatkan dan
2. Verbalisasi menurunkan motivasi perilaku
mengikuti anjuran hidup bersih dan srhat
meningkat (5) 2. Terapeutik
3. Resiko komplikasi - Sediakan materi dan media
penyakit/masalah pendidikan kesehatan
kesehatan menurun - - jadwalkan pendidikan
(5) kesehatan sesuai kesepakatan
4. Perilaku mengikuti - Berikan kesempatan untuk
program bertanya
perawatan/pengobat 3. Edukasi
an membaik (5) - Jelaskan factor resio yang
5. Perilaku dapat mempengaruhi
menjalankan anjuran kesehatan
membaik (5) - Ajarkan perilaku hidup bersih
6. Tanda dan gejala dan sehat
membaik (5) Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Jakarta


Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aeusculapius
Nugroho, wahjudi. 2002. Keperawatan Gerontik. EGC : Jakarta
Pranarka, kris. 2010. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ) Edisi ke 4. Balai
penerbit fakultas kedokteran universitas Indonesia: Jakarta
Prof .dr.H.M. Noer, Sjaifoellah. 2000. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi ke 3. Balai penerbit
FKUI: Jakarta
R. Maryam,S, Fatma, M.dkk.  2008. Mengenal Usia  Lanjut Dan Perawatannya. Salemba
medika : Jakarta
http://ged3kert4.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-dengan-diagnosa-gout.html. Di
unduh tanggal 4 April 2012
PRODI DIII KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL FORMAT
HASAN PENGKAJIAN GERONTIK
PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN – PROBOLINGGO

1. Pengkajian
A. Riwayatklien/data biografis
1. Nama : Ny.S
2. Alamat : Jln Amir Hamzah Rt01/Rw02
3. Telp : 085331514281
4. Tempat,tanggallahir : Probolinggo,06-07-1952
5. Jeniskelamin : Perempuan
6. Suku : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Status perkawinan : Cerai Mati
9. Pendidikan : SD
10. Alamat :
11. Orang yang paling dekat dihubungi : Ponakan

B. Riwayat keluarga
1. Pasangan
a. Hidup : Sudah Meninggal
b. Status kesehatan :-
c. Umur : 70 tahun
d. Pekerjaan : PetaKematian :1
e. Tahun meninggal : 2009
f. Penyebab kematian : Tidak sakit
2. Anak-anak
a. Hidup :1
b. Nama dan alamat : Ny.J, Kedung Asem
c. Kematian :1
d. Tahun meninggal : 2014
e. Penyebab kematian :Hipertensi

C. Riwayat pekerjaan (narasikan)


1. Statuspekerjaan saatini : Hanya membantu pekerjaan rumah
2. Pekerjaan sebelumnya : Pembuat Kue
3. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :

D. Riwayat lingkungan hidup (narasikan)


1. Tipe tempat tinggal : Milik sendiri
2. Jumlahkamar :3
3. Jumlahtingkat :1
4. Jumlahorangyangtinggal dirumah: 3 Orang
5 Derajat privasi : terbuka atau rendah
1. Tetangga terdekat : Ny.T
2. Alamat/telp :-
E. Riwayat rekreasi (narasikan)
1. Hobi/minat : Hobi Klien sebelumnya tidak pernah lelah
untuk mengerjakan sesuatu (mis membuat kue dan menjualnya keliling kampung)
tetapi setelah klien sudah mengalami asam urat (lansia) hobi klien hanya
mengerjakan apa yang harus dikerjakan dirumah.
2. Keanggotaan organisasi : Klien mengikuti muslimatan
3. Liburan/perjalanan : Biasanya klien pergi ke Sunan Ampel untuk
ziaroh kemakam para wali yang ada disana dan bermalam selama kurang lebih 3
hari.
F. Sumber/sistem pendukung yang digunakan (narasikan)
1. Dokter : klien berobat ketenaga kesehatan
dilingkungannya seperti bidan dan perawat jika hanya keluhan ringan biasanya
klien minum obat toko.
2. Rumahsakit : jika klien sakit dan tenaga kesehatan
dilingkungannya menyuruh dirawat, keluarga membawa ke Puskesmas wonoasih.
3. Klinik : bidan dan perawat sekitar
4. Pelayanankesehatandirumah : untuk tekanan darah yang memeriksa terkadang
cucunya dan menimbang berat badan dirumah sendiri.
5. Makanan yang dihantarkan : kebiasaan makan sayur mayor dengan Lauk
jeroan dan kacang panjang.
6. Perawatan sehari-hari : karena ada gatal-gatal di kaki maka klien
member minyak oles setiap hari.
G. Deskripsikan khususkebiasaan waktu tidur : klien sering ngelindur saat tidur.
H. Status kesehatan saat mi (masing-masingpoint dinarasikan)
1. Status kesehatan umun selama satu tahun yang lalu yaitu klien sering kambuh
nyeri di bagian kaki serta pergelngan tangannya akibat asam urat.
2. Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu yaitu klien pernah sakit
hipotensi yaitu 90/50.
3. Ke1uhan kesehatan utama (PQRST)
Klien mengatakan sering mengalami nyeri di bagian tagi dan pergelangan tangan.
4. Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Klien jika sakit memeriksakan diri ketenaga kesehatan.
5. Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan diagnosamedis
Klien tidak mempunyai penyakit berbahaya seperti jantung dan lain-lain.
6. Obat-obatan : obat alergi toko dan diminum pada saat gatal saja.
7. Status imunisasi : (tetanus, difteri, influensa, pneumovaks), bagaimana?
Untuk imunisasi klien tidak lengkap pada jaman dulu.
8. Alergi : terasi dan udang jika makan makan akan gatal-gatal.
9. Nutrisi : klien tidak pernah melakukan dietklien makan apa saja yang diinginkan.
I. Status kesehatan masa lalu (narasikan)
1. Penyakitmasaanak-anak
Klien mengatakan pada saat kecil hanya sakit demam,flu dan batuk.
2. Penyakitserius/kronik
Klien tidak mempunyai penyakit serius/kronik.
3. Trauma
Klien tidak pernah mengalami trauma.
4. PerawatandiRS
Klien tidak pernah dirawat diRS, hanya pernah dirawat di Puskesmas karena
tekanan darah yang turun.
5. Operasi
Klien tidak pernah melakukan operasi apapun.
6. Riwayatobstetrik
Jaman dulu klien melahirkan 2 anaknya didukun.
J. Riwayat keluarga : (gambarkan silsilah / genogran), penyakit kanker, diabetes,
penyakit jantung, hipertensi, dll.
Beri keterangan gambar genogram

Keterangan :
: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal dan riwayat ,hipotensi

: Hipertensi

: Laki-laki dengan Hipotensi

: Perempuan dengan Hipotensi

: garis perkawinan

: garis keturunan

K. Tinjauan system
1. Umum: composmentis
a. Kelelahan : sering kelelahan
b. Perubahan berat badan 1 tahun : tidak berubah
c. Perubahan nafsu makan : iya nafsu makan semakin menurun
d. Demam : tidak
e. Keringat malam : iya
f. Kesulitan tidur :tidak
g. Sering pilek / infeksi : tidak
h. Penilaian diri terhadap status kesehatan : sudah semakin kesehatan
semakin cepat lelah.
Tekanan tandada – tanda vital meliputi:
TD:100/70 mmHg RR:20X/menit
N: 78 S: 36.4
i. Kemampuan melakukan ADL : klien masih bisa melakukan ADL secara
mandiri tetapi sering mengalami kelelahan dan sering kambuh nyeri yang di
rasakan di bagian kaki dan pergelangan tangan.
2. Khusus
a. Integumen : terdapat bekas luka gatal dikaki, kulit warna sawo matang, kulit
keriput, Perubahan rambut dan kuku, Kalus, Pemajanan lama terhadap
matahari, Pola penyembuhan lesi dan memar
b. Hemopoetik : tidak ada perdarahan /memar abnormal, tidak ada
Pembengkakan kelenjar limfe, Anemia.
c. Kepala: Sakit kepala, , Pusing, Gatal pada kulit kepala
d. Mata Perubahan penglihatan:, Nyeri, Air mata berlebihan, kriput di sekitar
mata, penglihatan menurun
e. Telinga: perubahan pendengaran, Kebiasaan perawatan telinga, dampak pada
ADL terganggu.
f. Hidung dan sinus: tidak ada masalah, masih dalam batas normal
g. Mulut dan tenggorokan: tidak menggunakan gigi palsu, gigi asli mulai rontok,
hanya sisa beberapa saja, bibir kering
h. Leher: tidak ada benjolan/massa, tidak ada keterbatasan gerak
i. Payudara: Perubahan pada putting susu, payudara melembek
j. Pernapasan: kadang Batuk , tidak ada Sesak nafas, Hemoptisis tidak ada.
k. Kardiovaskuler: tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung
l. Gastrointestinal: penceraan menurun,terkadang 2 hari 1x, Mual/muntah tidak
ada, Hematemesis tidak ada, Perubahan napsu makan
m. Perkemihan: tidak ada masalah masih dalam batas normal
n. Genetik reproduksi wanita: Riwayat men struasi, Riwayat menopause
o. Muskuloskeletal: Nyeri persendian sering, Kekakuan, Krarn, Kelemahan otot,
, dampak ADL berkurang hanya melakukan aktiitas dirumah
p. Sistem saraf pusat: sakit kepala, , penurunan daya ingat
q. Sistem endokrin: Intoleran panas/dingin, perubahan rambut, polipagi
r. Psikososial: Insomnia, masalah dalam mengambil keputusan, Kesulitan
konsentrasi, dampak ADL selalu salah oleh anak cucu
s. Pengkajian multi dimensional (fungsional dan psikososial)
1. KATz lndeks
2. Bartel lndeks
3. MMSE
4. SPMSQ
5. GDS

II. Diagnosa
III. Intervensi
IV. Implementasi
V. Evaluasi
ANALISA DATA

No Kelompok Data Etiologi Masalah


1 Ds: klien mengatakan sering Nyeri Akut Agen Pencedera Fisik
mengalami nyeri atau kram di
bagian kaki dan pergelangan
tangan
Do: k/u baik
 Td : 100/70mmhg
 N : 80x/mS : 36,3
 RR : 22x/m
 Usia : 68 tahun
 Sering mengalami linu -linu
 Sering Mengalami kram otot
2 Ds: klien mengatakan sering merasa Kekuatan Sendi Gangguan Mobilitas
kesulitan jika akan beraktifikat fisik
di karenakan nyeri dan linu
-linu saat berjalan atau
beraktifitas
Do: usia 68 Tahun
- Kekuatan otot menurun
-Sering mengalami kram otot
-Persendian sering bengkak
-Berjalan nampak kesulitan dan
memegang benda sudah sedikit
berkurang kekuatan otot tangan

3 Ds: klien mengatakan tidak Ketidak tahuan Deficit Pengetahuan


mengetahui cara mengetasi agar menemukan sumber
asam urat tidak kambuh informasi
kembali
Do: Tidak Sekolah
 Umur 68 tahun
 Saat ditanya tentang pola makan
yang baik mengenai asam urat
tidak tahu
 Saat di tanya pola aktifitas yang
baik bagi penderita asam urat
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

No Diagnosa Ditemukan Teratasi Ttd


1 Nyeri Akut b/d Agen Pencedera Fisik 7 Mei 2020

2 Gangguan Mobilitas Fisik b/d Kekuatan 8 Mei 2020


Sendi

3 Deficit Pengetahuan b/d Ketidak tahuan 9 Mei 2020


Menemukan Sumbern

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL INTERVENSI
NO KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 Nyeri Akut b/d Agen 1. Kekuatan Otot Manajemen Nyeri
Meningkat 1.Observasi
Pencedera fisik
2. Pergerakan Ektermitas -Identifikasi
meningkat lokasi,karakteristik durasi
3. Nyeri Menurun , frekuensi , kualitas
4. Kekuatan sendi ,intensitas nyeri
meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri
non verbal
Indentifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
-Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
2.Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Control Lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangakan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan
strategimeredakan nyeri
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab dan
periode , dan pemicu
nyeri
- Jelaskan Strategi
Meredakan nyeri
- Anjurkan Memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan Teknik
Nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolabrasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik , jika perlu
2. Gangguan Mobilitas 1. Kekuatan otot Dukungan Ambulasi :
meningkat
Fisik b/d Kekuatan 1. Observasi
Sendi 2. Rentang gerak -Identifikasi adanya
Room meningkat
nyeri/keluhan fisik
3. Nyeri Menurun
4. Kaku Sendi lainnya
Menurun
- Identifikasi toleransi
fisik menggunakan
ambulasi
-Monitor frekuensi
jantung dan tekanan darah
sebelum memulai
ambulasi
- Monito frekuensi
jantung sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi
2. Terapeuti
-Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu
-Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik secara
perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu asie dalam
meningktkan ambulasi
3. Edukasi
-Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
-Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan
3. Defisit Pengetahuan b/d 1.Verbalisasi kemauan Edukasi Kesehatan
ketidaktahuan mematuhi program 1. Observasi
menemukan sumber perawatan atau -Identifikasi kesiapan dan
pengobatan meningkat kemampuan menerima
2. Verbalisasi mengikuti informasi
anjuran meningkat -identifikasi factor-faktor
3. Resiko komplikasi yang dapat meningkatkan
penyakit/masalah dan menurunkan motivasi
kesehatan menurun perilaku hidup bersih dan
4. Perilaku mengikuti srhat
program 2. Terapeutik
perawatan/pengobatan -Sediakan materi dan
membaik media pendidikan
5. Perilaku menjalankan kesehatan
anjuran membaik - jadwalkan pendidikan
Tanda dan gejala kesehatan sesuai
membaik kesepakatan
-Berikan kesempatan
untuk bertanya
3. Edukasi
-Jelaskan factor resio
yang dapat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Ttd


O
1 07 Mei 1. Menanyakan aktivitas yang dapat dilakukan apa
saja dan yang dapat membuat pergerakan otot
2020
meningkat
2. Menanyakan kebiasaan klien jika dalam waktu
senggang yang dapat mengurangi kekakuan sendi
3. Mengajarkan keluarga cara perawatan Asam Urat
(sap Asam Urat)
4. Menyediakan lingkungan yang nyaman dengan
cara mencari tempat nyaman untuk berbincang-
bincang
5. Menanyakan orientasi waktu (tanggal, hari, tahun
dll)
6. Menganjurkan memperbanyak Istirahat (sap
kebutuhan Istirahat)
2 08 Mei 1. Memberikan Latihan Room Pasif dan aktif (Sap
2020 gerak aktifitas Room)
2. Menmberikan Manajemen Pola makan asam urat
yang baik pada klien
3. Menganjurkan Untuk beraktifitas secara mandiri
4. Mengidentifikasi metode komunikasi klien
dengan cara memperhatikan klien selama
berbicara, metode apa yang cocok dengan klien
5. Menggunakan bahasa sederhana untuk
berbincang-bincang (bahasa daerah)
6. Menggunakan bahasa isyarat saat berbicara (mis
tangan)
7. Mengulangi kembali pembicaraan yang harus
diulangi.
8. Berhadapan dengan klien saat berbicara
9. Mempertahankan kontak mata dengan cara klien
disuruh memandang atau fokus dengan penanya
10. Menghindari kebisingan saat berkomunikasi

3 09 Mei 1. Menanyakan kepada klien sudah siap apa belum


2020 untuk menerima informasi kesehatan
(Penyuluhan)
2. Menyediakan materi untuk penkes
a. Penyuluhan Gerak Aktifitas pada penderita
asam urat
b. Pola makan penderita Asam urat (Sap pola
makan asam urat)
c. Cara mencuci tangan(sap cuci tangan)
d. PHBS (sap phbs)

3. Menjadwalkan waktu untuk penkes


EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal Evaluasi
Dx
1 07 Mei 2020 S: klien mengatakan Nyeri pada persendian mulai membaik
O: klien mulai tidak merasakan nyeri yang berlebihan
 Usia 68 tahun
 Skala Nyeri menurun
 Kekuatan otot membaik
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 5,6,7
5. Anjurkan memperbanyak istirahat
6. Anjurkan untuk Memilih pola makan yang baik untuk klien
7. Ajarkan keluarga cara perawatan Asam Urat

2 08 Mei 2020 S: klien mengatakan Aktifitasnya mulai bisa di lakukan secara


mandiri
O: klien mulai mengerti apa yang disampaikan mahasiswa
 Usia 68 tahun
 Orintasi waktu cukup baik
 Aktivitas social meningkat
 Interaksi social meningkat
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 5,6,7,8,9
5. Verifikasi apa yang dikatakan atau yang ditulis pasien
6. Berhadapan dengan pasien secara langsung selama
berkomunikasi dengan pasien
7. Pertahankan kontak mata selama komunikasi
8.Hindari kebisingan saat komunikasi
9. Pertahankan kebersihan telinga
3 07 Mei 2020 S: klien mengatakan mulai mengerti apa yang disampaikan
mahasiswa
O: klien kooperatif
 Usia 68 tahun
 Perilaku sesuai anjuran
 Perilaku sesuai pengetahuan
 Menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan
 Konsentrasi mulai membaik
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 2,3,4
2. Sediakan materi pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya

09 Mei 2020 S: klien mengatakan mulai mengerti apa yang disampaikan


mahasiswa
O: klien kooperatif
 Usia 68 tahun
 Perilaku sesuai anjuran
 Perilaku sesuai pengetahuan
 Menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan
 Konsentrasi mulai membaik
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 2,3,4
2. Sediakan materi pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL : 10 Mei 2020

N SUBJEK OBJEK ASSESMENT PLANNING IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Klien mengatakan  klien mulai Nyeri Akut b/d 5. Anjurkan 5. Melakukan S: Klien mengatakan akan
sering mengalami mengerti apa Agen Pencedera memperbanyak penyuluhan Gout menerapkan apa yang
yang istirahat
linu linu di bagian Fisik Arthritis dikatakan
disampaikan 6. Ajarkan
tangan dan kaki mahasiswa keluarga cara O: klien kooperatif
 Usia 68 perawatan Gout Klien mengerti apa yang
tahun Arthritis
disampaikan mahasiswa
 Sering
mengalami Td : 100/70 mmhg
linu – linu di N: 76 S:36 RR: 21
bagian kaki
A: Masalah teratasi sebagian
dan tangan
 TD: 100/70 P: Lanjutkan intervensi 6
N: 76 6. Ajarkan keluarga cara
S:36 perawatan Gout Arthritis
RR:21
GDA:
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL : 11 Mei 2020

N SUBJEK OBJEK ASSESMENT PLANNING IMPLEMENTASI EVALUASI


O
2 Klien  Klien Gangguan 1. Kekuatan 1.Fasilitasi aktivitas S: Klien mengatakan akan
otot
mengatakan berhadapan Mobilitas fisik ambulasi dengan menerapkan apa yang
meningkat
sering kesulitan dengan b/d Kekuatan 2. Rentang alat bantu dikatakan
gerak Room
jika akan berjalan mahasiswa sendi 2.Fasilitasi O: klien kooperatif
meningkat
Atau beraktifitas  klien 3. Nyeri melakukan Klien mengerti apa yang
Menurun
kooperatif mobilisasi fisik disampaikan mahasiswa
4. Kaku sendi
 Klien Menurun secara perlu Klien bisa melakukan aktifitas
mengerti apa 3.Libatkan keluarga kembali
yang untuk membantu Td : 100/70 mmhg
disampaikan klien dalam A: Masalah teratasi
mahasiswa meningktkan P: Hentikan intervensi
 Klien ambulasi
berjalan
nampak
sedikit
kesulitan
 Persendian
sering
bengkak

3 Klien  Klien Defisit 2. Sediakan materi 1. Malakukan S: klien mengatakan mulai


kooperatif
mengatakan tidak Pengetahuan pendidikan penyuluhan mengerti apa yang
 Usia 68
mengetahui cara tahun b/d ketidak kesehatan kesehatan disampaikan mahasiswa
 Perilaku
mengatasi agar tahuan 3. Jadwalkan tentang O: klien kooperatif
sesuai
asam urat tidak anjuran menemukan penkes sesuai Aktifitas gerak  Usia 68 tahun
 Perilaku  Perilaku sesuai anjuran
kambuh kembali sumber kesepakatan Room Gout
sesuai  Perilaku sesuai pengetahuan
pengetahuan informasi 4. Berikan Arthritis , PHBS  Menjawab pertanyaan sesuai
 Menjawab pengetahuan
kesempatan dan Mencuci
pertanyaan  Konsentrasi mulai membaik
sesuai untuk bertanya tangan  Td: 100/70mmhg
pengetahuan A: Masalah teratasi
 Konsentrasi
P: Hentikan intervensi
mulai
membaik
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL : 15 Mei 2020

N SUBJEK OBJEK ASSESMENT PLANNING IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Kien mengatakan  Klien Nyeri Akut b/d 6. Ajarkan 6. Melakukan S: Klien mengatakan tidak
nyeri dan kram di kooperatif Agen Pencedera keluarga cara penyuluhan gout merasa kambuh kembali nyeri
 klien mulai perawatan Gout
tangan dan kaki fisik arthritis di bagian tangan dan kaki
mengerti apa Arthritis
mulai berkurang yang O: klien kooperatif
disampaikan Klien mengerti apa yang
mahasiswa
disampaikan mahasiswa
 Usia 68
tahun Td : 100/70 mmhg
 Nyeri di N: 78 RR:20X/mnt
persendian
S:36.3
tangan dan
kaki -Klien terlihat sudah
menurun merasa tidak nyeri
 Kram otot kembali di bagian tangan
mulai tidak
kambuh dan kaki
kembali -Kram otot mulai tidak
kambuh kembali
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Lampiran ; Pedoman skrinning status emosi dan kognitf
PENGKAJIAN TENTANG MMSE
Petunjuk Pengisian
Berilah nilai (sesuai poin) pada kolom yang tersedia untuk jawaban nilai!

Jawaban
No Pernyataan
Nilai Jumlah
1 Onientasi(nilai max 10)

1. Tanggal berapa sekarang, bulan apa, tahun berapa, musim 1.(3) 5


apa dan han apa(tiap jawaban poini)
2. Dimana kita sekarang?negara mana, wilayah, propinsi, desa 2.(2)
2 Registrasi(nilai max 3)

 perawat menyebutkan 3 benda, tiap benda di jelaskan 1 1.(2) 2


detik, klien diminta mengulang nama benda, pengulangan 6
kali
3 Perhatian dan kalkulasi(nilai max 5)

1. Dimintamenghitung hasil 100 dikurangi 7, hasilnya kembali 1.(0)


kurangi 7lagi, sebanyak 5 kali pengurangan( nilai sesuai
0
benamya), skor benar adalah jumlah benar sebelum salah
Atau menyebutkan huruf yang nenyusun kata dunia yang di
balik, nilai adalah jumlah benar huruf sebelum salah
menyebut urutan huruf
4 Mengingat kembali (nilai max 3)
Menyebutkan 3 benda yang sudah dijelaskan di poin 2, tiap benda 1. (2) 2
yang diingat mendapat skor I
5 Bahasa (nilai max 9)

1. Menyebutkan /menamai 2 benda(nilai tiap benda 1) 1. (2)
2. Pengulangan : ulangi hal berikut “talc ada jika, dan, atau 2. (0)
tapi”4nilai 1 3. (3)
3. Ikuti perintah 3 langkah : “ambil secarik kertas dengan
6
tangan kanan anda, lipat menjadi 2, dan taruh dilantai “4 4. (1)
nilai mak 3
4. Baca dan ikuti penintah mi (penlihatkan bahan-bahan 5. (0)
tertulis) “tutup mata anda” 4 nilai 1 6. (0)
5. Tuliskan satu kalimat - nilai 1
6. Menyalin gambar ( polgon kompleks) 4 nilai
Total skor 15

Jika skor ≥ 21, klien mengalami masalah kognitif, nilai max 30


Hasil Pemeriksaan: 15 (klien mengalami masalah kognitif)
Lampiran : Pedoman skrinning status intelegensia
PENGKAJIAN SPMSQ

Petunjuk Pengisian
Hitunglah jumlah kesalahan dan jawaban, Berilab tanda √ pada jawaban

N SALA BENA
DAFTAR PERTANYAAN BEN
O H R
1 Tanggal berapakah hari ini? √
2 Hari apakah hari ini? √
3 Apakah tempat ini? √
4 Berapakah no telp/ no rumah/ nama jalan? √
5 Berapakah usia anda? √
6 Kapan anda lahir √
7 Siapa nama presiden sekarang? √
8 Siapa nama presiden sebelumnya? √
9 Siapa nama ibumu? √
10 20 dikurangi 3 dan seterusnya? √

Kesimpulan : hasil 5 (gangguan intelek sedang)

Penilaian arti jumlah kesalahan


0-2 kesalahan : intelegensi baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
8-10 kesalahan : gangguan intelekberat
Lampiran : Penilaian depresi pada lansia
Penilain tingkat depresi dengan GDS
Lingkarilah nilai pada pilihan jawaban

Nilai
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? 0√ 1
Apakah anda telah banyak menghentikan aktivitas dan minat—minat
2 1√ 0
anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0√
4 Apakah anda sering merasa hidup anda bosan? 1 0√
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? 0√ 1
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan akan terjadi pada
6 1 0√
anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidupanda? 0√ 1
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1√ 0
Apakah anda Iebih senang tinggal di rumah dan pada pergi ke luar dan
9 1√ 0
mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingatan
10 1 0√
anda di band ingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang mi menyenangkan? 0√ 1
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat mi? 1 0√
13 Apakah anda merasa penuh semangat? 0√ 1
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak adaharapan? 1 0√
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dan pada
15 1 0√
anda?

Penilaian kesimpulan oleh pengkaji: 3 (tiga) dalam batas normal


Lampiran

KATz Indeks (menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis dan
untuk menggambarkan tingkat fungsional klien (mandiri atau tergantung)

Mampu secara mandiri


No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Mandi √
2 Berpakaian √
3 Toilet √
4 Berpindah √
5 Kontinen √
6 Makan √

Kriteria: Hasil penilaian Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah , ke


kamar kecil, berpakaiaan, dan mandi

A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah , ke kamar kecil, berpakaiaan,


dan mandi
B. Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dan fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaiaan dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaiaan, dan kekamar kecil dan
satu fungsi tambahan
E. Kemandinian dalam semua hal kecuali mandi, perpakaian, ke kamar kecil, berpindah
dan satu fungsi tambahan
F. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

Lain2: tergantung pada sedikitnya 2 fungsi tetapi tidak dapat dikiasifikasikan


C,D,EdanF
Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien ?

N DENGAN MANDIR
KRITERIA KETERANGAN
O BANTUAN I
Frekuensi : 2x
sehari
Jumlah : setangah
1 Makan 5 10√ porsi dihabiskan
Jenis : nasi
sayur mayor, tahu
tempe.
Frekuensi : -+ 8
gelas sehari
2 Minum 5 10√ Jumlah : 8 gelas
Jenis : air
putih ,kopi
Berpindah dari kursi roda ke Tidak mengguanakan
3 5 – 10 15 √
tempat tidur, sebaliknya kursi roda,
Personal toilet ( cuci muka, Frekuensi : mandi
menyisir rambut, gosok gigi ) 2x sehari gosok gigi
4 0 5√
1x sehari, menyisir
rambut 1x sehari
Keluar masuk toilet ( mencuci Tidak mencuci
5 pakaian, menyeka tubuh, 5√ 10 pakaian
menyiram)
Frekuensi : 2x
6 Mandi 5 15√
sehari
Secara mandiri
7 Jalan di permukaan datar 0 5√

8 Naik turun tangga 5 10√ Secara mandiri

Secara mandiri
9 Mengenakan pakaian 5 10√
10 Kontrol Bowel ( BAB ) 5 10√ Frekuensi : 2 hari
sekali
Konsisten :
terkadang padat dan
cair
Frekuensi :
11 Kontrol Bladder ( BAK ) 5 10√ Warna
:kuning ,bau khas
Olahraga tidak perna,
12 Olah raga / latihan 5 10 terkadang membantu
menyapu halaman
Dulu sering ziaroh
Rekreasi / pemanfaatan waktu kebanyuwangi,
13 5 10√
luang sekarang hampir tidak
pernah

Kesimpulan : Ketergantungan sebagian


Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Dosen Pembimbing : Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM:14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Sasaran : Pasien Keluarga dan pasien
Hari, tanggal : Selasa , 11 Mei 2020
Waktu : Pukul 10.00-10.30 WIB
Tempat : Kedung Asem

A. Latar Belakang
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 1x 30 menit
peserta mampu memahami mengenal tentang PHBS.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang PHBS.
I. MATERI PENYULUHAN
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
II. MEDIA
5. Leafleat
III. METODE
10. Ceramah
11. Diskusi
12. Tanya Jawab
IV.URAIAN TUGAS
1. Protokol/Pembawa Acara/moderator
a. Uraian tugas :
1) Membuka acara
penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2) Mengatur proses dan
waktu penyuluhan.
3) Menutup acara
penyuluhan.
2. Penyaji
a. Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyampaian materi penyuluhan.
2) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Observer
a. Uraian tugas :
1) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang datang serta
menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat
mengawasi jalannya proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3) Mangamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama
proses penyuluhan.
4) Menyampaikan evaluasi langsung secara tertulis pada penyuluh
tentang hal yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan.
5)
V. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP WAKT KEGIATAN KEGIATAN MEDIA
KEGIATAN U MAHASISWA PESERTA
Pendahuluan 5 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Mempersiapkan diri  Bertanya mengenai
 Menyatakan tentang perkenalan dan
tujuan pokok tujuan jika ada
yang kurang jelas
Penyajian 15 menit Menyajikan materi  Mendengarkan Leafleat
tentang : dengan seksama
A. Pengertian PHBS
B. Penerapan PHBS.

Penutup 5 menit Melakukan diskusi  Bertanya mengenai


(menjawab pertanyaan) hal-hal yang kurang
 Melakukan evaluasi jelas dan belum
dengan memberikan dimengerti
pertanyaan sederhana  Sasaran dapat
 Menyampaikan menjelaskan kembali
ringkasan materi point-point yang
 Menyampaikan hasil diajarkan
evaluasi  Mendengarkan
 Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan
terima kasih atas
perhatiannya.

VI. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Terstruktur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
 Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
 Audien hadir di rumah pasien
 Jumlah audien yang datang keluarga dan pasien
 Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
 Kesiapan audien meliputi kesiapan menerima penyuluhan
2. Proses
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
3. Hasil
 Peserta mengerti dan mampu menjelaskan pengertian atau definisi
dari PHBS
 Peserta mengerti Penerapan PHBS

VII.SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Pemateri dan moderator

: pasien
: Audien

Materi
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.

B. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.


PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
rumah tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,
dan tenaga para medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibid an bayi lebih terjamin. Apabila
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi asi ekslusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat
baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit
Apa manfaat memberikan ASI?
Bagi ibu:
a. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
b. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
c. Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
d. Menunda kehamilan berikutnya.
e. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Bagi bayi:
a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
b. Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula
misalnya merebus air dan perlengkapannya.
3. Menimbang balita setiap bulan.
a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya
setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun
sampai 5 tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau
kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik
atau tidak naik (lihat perkembangannya)
4. Menggunakan air bersih.
Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah kebutuhan dasar
yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
a. Air harus berwarna bening/jernih.
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya.
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Apa manfaat menggunakan air bersih?
a. Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b. Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a. Mata air
b. Air sumur atau air sumur pompa
c. Air ledeng atau perusahaan air minum
d. Air hujan
e. Air dalam kemasan
Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan
sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,
karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
b. Setelah buang air besar
c. Setelah menceboki bayi atau anak
d. Sebelum makan dan menyuapi anak
e. Sebelum memegang makanan
f. Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat mencuci tangan?
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
c. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air
besar/buang air kecil.
Mengapa harus menggunakan jamban?
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.

Apa saja syarat jamban sehat?


a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b. berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e. mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-
tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang
air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang
dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a. Anggota rumah tangga
b. Kader
c. Juru pemantau jentik (Jumatik)
d. Tenga pemeriksa jentik lainnya.
e. Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a. 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan.
c. Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a. Menggunakan kelambu ketika tidur.
b. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
d. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e. Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat
yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
g. Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll
Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki
gajah.
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a. Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
b. Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus.
Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung
sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
Manfaat mengkonsumsi buah dan sayur ?
a. Mencegah Diabetes .
b. Melancarkan buang air besar.
c. Menurunkan berat badan.
d. Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi)
e. Mencegah kanker
f. Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g. Membantu mengatasi Anemia (kurang darah)
h. Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan
kanker dan penyakit lainnya.
Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
Bagi Rumah Tangga :
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8 penerbir EGC Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2014. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 3, EGC : Jakart
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENCUCI TANGAN

Dosen Pembimbing : Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM:14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Mencuci Tangan
Sasaran : Pasien Keluarga dan pasien
Hari, tanggal : Senin , 11 Mei 2020
Waktu : Pukul 10.00-10.30 WIB
Tempat : Kedung Asem

D. Latar Belakang
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi lebih bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci
tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang yang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan lain, seperti handuk, gelas,dll)
E. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 1x 30 menit
peserta mampu memahami mengenal tentang cara mencuci tangan.
F. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat mengetahui tentang bagaimana mencuci tangan dengan baik
dan benar.
VIII. MATERI PENYULUHAN
Mencuci tangan
IX. MEDIA
6. Leafleat
X. METODE
13. Ceramah
14. Diskusi
15. Tanya Jawab

XI.URAIAN TUGAS
4. Protokol/Pembawa Acara/moderator
b. Uraian tugas :
1) Membuka acara
penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2) Mengatur proses dan
waktu penyuluhan.
3) Menutup acara
penyuluhan.
5. Penyaji
b. Uraian tugas :
4) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyampaian materi penyuluhan.
5) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
6) Memotivasi peserta untuk bertanya.
6. Observer
b. Uraian tugas :
6) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang datang serta
menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat
mengawasi jalannya proses penyuluhan.
7) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
8) Mangamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama
proses penyuluhan.
9) Menyampaikan evaluasi langsung secara tertulis pada penyuluh
tentang hal yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan.
XII. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP WAKT KEGIATAN KEGIATAN MEDIA
KEGIATAN U MAHASISWA PESERTA
Pendahuluan 5 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Mempersiapkan diri  Bertanya mengenai
 Menyatakan tentang perkenalan dan
tujuan pokok tujuan jika ada
yang kurang jelas
Penyajian 15 menit Menyajikan materi  Mendengarkan Leafleat
tentang : dengan seksama
C. Pengertian
mencuci tangan
D. Manfaat mencuci
tangan.
E. Langkah-langkah
mencuci tangan.

Penutup 5 menit Melakukan diskusi  Bertanya mengenai


(menjawab pertanyaan) hal-hal yang kurang
 Melakukan evaluasi jelas dan belum
dengan memberikan dimengerti
pertanyaan sederhana  Sasaran dapat
 Menyampaikan menjelaskan kembali
ringkasan materi point-point yang
 Menyampaikan hasil diajarkan
evaluasi  Mendengarkan
 Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan
terima kasih atas
perhatiannya.

XIII. KRITERIA EVALUASI


4. Evaluasi Terstruktur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
 Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
 Audien hadir di ruang penyuluhan di ruang 15
 Jumlah audien yang datang minimal 10 orang
 Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
 Kesiapan audien meliputi kesiapan menerima penyuluhan
5. Proses
 Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
 Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
6. Hasil
 Peserta mengerti dan mampu menjelaskan pengertian atau definisi
dari mencuci tangan
 Peserta mengerti dan mampu melakukan cuci tangan
XIV. SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Pemateri dan moderator

: pasien
: Audien

Materi
Mencuci Tangan

A. Definisi Cuci Tangan


Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi lebih bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu
orang ke orang yang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak
langsung (menggunakan permukaan lain, seperti handuk, gelas,dll)

B. Tujuan Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan :
1. Supaya tangan bersih.
2. Membebaskan tangan dari kuman mikroorganisme.
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.

C. Pentingnya Mencuci Tangan dengan Sabun


1. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular seperti
diare dan ISPA.
2. Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan satu hal penting untuk
menghalangi terjadinya infeksi.

D. Waktu yang Tepat untuk Mencuci Tangan


1. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan.
2. Setelah buang air besar. Besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
3. Sebelum memegang bayi
4. Sesudah menceboki anak
5. Sebelum menyiapkan makanan.
E. Persiapan Alat
a. Sabun
b. Kran panjang/air bersih mengalir
c. Tissue/handscun
d. Tempat sampah
Sebelum mencuci tangan 6 langkah, lepas asesoris, jam tangan dan
cincingkan lengan baju.

F. Langkah-Langkah Mencuci Tangan


Basahi tangan, tuangkan sabun ditelapak tangan 3-5 cc
1. Gosok kedua telapak tangan hingga merata dalam posisi horisontal.
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4. Gosoklah jari-jari sisi dalam dari kedua tangan dan saling mengunci.
5. Gosoklah ibu jari berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya.
6. Gosoklah dengan memutar ujung-ujung jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
Bilas kedua tangan dengan air mengalir sambil melakukan kembali 6
langkah cuci tangan tutuplah kran air dengan menggunakan siku atau
tissue. Keringkan tangan dengan tissue sampai benar-benar kering.

DAFTAR PUSTAKA
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8 penerbir EGC Jakarta.
Brunner dan Suddarth, 2014. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 3, EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI : Jakart
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BATUK EFEKTIF

Dosen Pembimbing : Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM:14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


BATUK EFEKTIF

Tema : Batuk efektif


Pokok Bahasan : Tekhnik Batuk Efektif
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari/tanggal : Jumat / 11 Juli 20014
Waktu : 10.00 –10.30 WIB (30 menit)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga
memahami dan mampu memperagakan teknik batuk efektif.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
a. Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien mampu menjelaskan
penggertian batuk efeketif
b. Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien mampu menjelaskan tujuan
batuk efektif
c. Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien mampu menjelaskan teknik
batuk efektif
d. Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien mampu mampu
memperagakan teknik batuk efektif

B. Materi Penyuluhan
a. Pengertian batuk efeketif
b. Tujuan batuk efektif
c. Teknik batuk efektif
C. Proses Pelaksanaan
No. Tahapan & Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan  Mendengarkandan
anggota klompok dan memperhatikan
pembimbing
 Melakukan kontrak  Menyepakati kontrak
waktu
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan dan
dan materi yang akan mendengarkan
diberikan
2. Kegiatan  M  Menanggapi dan
(20 menit) enggali pengetahuan menjelaskan
audien tentang nafas
dalam batuk efektif  Memperhatikan dan
 Memberikan mendengarkan
reinforcement positif  Memperhatikan dan
 Menjelaskan mendengarkan
pengertian batuk
efektif  Memperhatikan dan
 Menjelaskan tujuan mendengarkan
Nafas dalam dan  Memperhatikan dan
batuk efektif mendengarkan
 Menjelaskan teknik  Memperhatikan dan
nafas dalam dan mendengarkan
batuk efektif  Mendemontrasikan
 Mendemonstrasikan batuk efektif
teknik nafas dalam  Memberikan
dan batuk efektif pertanyaan
 Mendemonstrasikan
bersama  Memperhatikan dan
 Memberi kesempatan mendengarkan
audien untuk  Memberikan jawaban
bertanya
 Memberikan
reinforcement positif
 Memberikan  Memperhatikan dan
kesempatan pada mendengarkan
audien lain untuk
menjawab
 Memberikan  Memperhatikan dan
reinforcement positif mendengarkan
dan meluruskan
konsep
 Meminta masukan
dari pembimbing
akademik dan atau
pembimbing klinik
3. Penutup  Evaluasi validasi  Menyimak
(5 menit)  Menyimpulkan  Memperhatikan dan
bersama-sama mendengarkan
 Mengucapkan terima  Memperhatikan dan
kasih mendengarkan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup
XV. SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Pemateri dan moderator

: pasien
: Audien

D. Evaluasi Penyuluhan
Penyuluh melakukan evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada 
Keluarga Klien tentang materi yang telah disampaikan diantaranya:
1. Sebutkan pengertian batuk efeketif
2. Sebutkan tujuan batuk efektif
3. Sebutkan teknik batuk efektif

Jawab:
1. Pengertian
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara
maksimal. batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau
dilatihkan terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang
yang menghambat atau menutup saluran pernapasan dapat dihilangkan.
2. Tujuan batuk efektif
 Merangsang terbukanya sistem kolateral
 Meningkatkan distribusi ventilasi
 Meningkatkan volume paru
 Memfasilitasi pembersihan saluran napas

1. Langkah langkah
a. Anjurkan minum air hangat
b. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
c. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik 
2. Keluarkan secara perlahan dari mulut
3. Lakukanlah 3-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang, sore)
d. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
e. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
f. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.
MATERI BATUK EFEKTIF

1.1 Pengertian

Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya


benda asing dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi atau dilakukan tubuh sebagai
mekanisme alamiah terutama untuk melindungi paru paru.

Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi
untuk menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah
penyakit. Itulah yang dimaksud pengertian batuk efektif.

Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun


dibandingkan dengan batuk biasa yang bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda
asing dalam saluran pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana
atau dilatihkan terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang yang
menghambat atau menutup saluran pernapasan dapat dihilangkan .

1.2 Tujuan

Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang
menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :

a. Merangsang terbukanya sistem kolateral


b. Meningkatkan distribusi ventilasi
c. Meningkatkan volume paru
d. Memfasilitasi pembersihan saluran napas

Batuk yang tidak efektif menyebabkan :

1. Kolap saluran napas


2. Ruptur dinding alveoli
3. Pneumothoraks

Latihan pernapasan bertujuan untuk :

1. Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping


2. Memperbaiki fungsi diafragma
3. Memperbaiki mobilitas sangkar toraks
4. Memperbaiki

1.3 Manfaat batuk efektif

Memahami pengertian batuk efektif beserta tekhnik melakukannya akan


memberikan manfaat. Diantaranya, untuk melonggarkan dan melegakan saluran
pernapasan maupun mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi
saluran pernapasan. Lendir, baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret dalam
hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan maupun karena sejumlah
penyakit yang di derita seseorang.

Bahkan bagi penderita tuberkulosa (TB), batuk efektif merupakan salah satu
metode yang dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit. Tidak
sedikit penderita yang justru mengalami kondisi yang semakin memburuk meski
pengobatan telah dilakukan.

Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4 atau 5
penderita TB mengalami kematian, terutama akibat terlambat memberikan pengobatan
maupun kesalahan dalam melakukan diagnosis sehingga pengobatan menjadi tidak
efektif.

1.4 Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang
mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami
pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar
pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak
lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien
setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.

Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :


1. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
4. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
5. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan
dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan
daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat
batuk. Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan sering
menyebabkan ketidak nyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.

Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk batuk akut supaya
mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit yang serius.
Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus afferent pada
percabangan bronkus. Batuk efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-
efferent, ekspirasi yang adekuat dan kekuatan dinding otot dada dan normalnya
produksi dan bersihan mukosiliar

1.5 Indikasi batuk efektif

1. COPD / PPOK (Penyakit paru obstruktif kronik)


Penyakit ini sitandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang bersifat
progresif non reversible atau reversible parsial. Ppok terdiri dari bronkitis kronik
dan emfisema atau gabungan keduanya.
2. Emphysema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dining alveoli.
3. Fibrosis
4. Asma
Merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas yang ditandai oleh opstruksi
aliran udara nafas dqan respon jalan nafas yang berlebihan terhadap berbagai
bentuk rangsangan.
5. Chest infection
6. Pasien bedrest atau post operasi

1.6 Prosedur Tindakan


a. Anjurkan minum air hangat
b. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
c. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik 
2. Keluarkan secara perlahan dari mulut
3. Lakukanlah 3-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang, sore)
d. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
e. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak , Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC


Rab, Trabani. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: TIM
Tamsuri, Anas.2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Pernafasan. Jakarta: EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GOUT ARTHRITIS

Dosen Pembimbing : Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM:14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gangguan Sistem Muskuloskeletal


Pokok Bahasan : Artritis Gout pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Diit pada Lansia dengan
Penyakit Artritis Gout
Sasaran : Klien Lansia dengan Artritis Gout
Waktu dan Tempat :

 Hari / tanggal : Jum’at 27 Desember 2012


 Tempat : Puskesmas Janti
 Pukul : 07.30 - 08.00
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta
mengerti dan mampu memahami tentang penyakit
Artritis
gout
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu
 Menyebutkan pengertian Artritis Gout .
 Menyebutkan penyebab penyakit Artritis Gout
 Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Artritis Gout
 Menyebutkan cara penatalaksanaan diit yang tepat pada penyakit Artritis
Gout.
Media : Leaflet

Metode Penyuluhan : Ceramah dan Tanya Jawab

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode


Kegiatan
dan Media
Pendahulu 5 menit 1. Salam dan 1. Mendengarkan Ceramah
an perkenalan dengan
2. Menyamakan seksama
persepsi 2. Menjawab
3. Mengemukakan pertanyaan
tujuan dari ruang yang diajukan
lingkup penyuluh.
pembicaraan .
Penyajian 15 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah
pengertian Artritis dengan dan Tanya
Gout. seksama Jawab
2. Menjelaskan tanda 2. Bertanya
dan gejala penyakit tentang materi
Artritis Gout. yang tidak di
3. Menjelaskan pahami dan
penyebab penyakit dimengerti.
Artritis Gout.
4. Menjelaskan cara
penatalaksanaan diit
yang tepat bagi klien
Artritis Gout
5. Memberi
kesempatan klien
untuk bertanya
6. Menjawab
pertanyaan dari klien
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Memperhatikan Ceramah
kesimpulan pada dengan dan Leaflet
materi yang perasaan puas
disampaikan. dan mengerti
2. Evaluasi dengan
jawaban yang singkat
3. Tindak lanjut dan
harapan setelah
kegiatan
4. Mengucapkan salam
penutup
XVI. SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Pemateri dan moderator

: pasien
: Audien
MATERI PENYULUHAN

PENGERTIAN ARTRITIS GOUT


Artritis Gout atau apa yang disebut Asam Urat merupakan penyakit metabolik
yang mempunyai sekelompok gangguan atau sindrom klinis metabolik yang ditandai
dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (Hiperurisemia). Masalah akan timbul
jika terbentuk kristal-kristal urat pada sendi- sendi dan jaringan sekitarnya. Dimana
kristal tersebut berbentuk seperti jarum yang akan mengakibatkan reaksi
peradangan, jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat dan kerusakan pada sendi
dan jaringan lunak.

PENYEBAB
Penyebab utamanya ialah peningkatan kadar asam urat yang berlebihan serta
penurunan ekresi asam urat melalui ginjal karena suatu proses penyakit lain atau
penggunaan obat-obatan tertentu. Hal yang penting diketahui bahwa asam urat
sendiri tidak akan menimbulkan apa-apa tetapi rasa sakit yang dirasakan terjadi
akibat terbentuknya kristal yang mengenda

Penyakit ini mempunyai 4 tahap dari perjalanan klinis penyakitnya yaitu :

 Tahap I
Ditandai dengan peningkatan asam urat serum yang tanpa disertai gejala- gejala
kelainan.
 Tahap II
Adalah Artritis Gout yang berlanjut menjadi akut. Pada tahap ini terjadi
pembengkakan dan nyeri biasanya pada sendi pergelangan kaki dan tangan.
Selanjutnya diikuti penbentukan tofi ( timbunan Natrium - urat ). Biasanya terjadi
demam dan leukositosis.
 Tahap III
Adalah tahap intertitis. Pada tahap ini tidak terdapat gejala-gejala klinis yang
dapat berlangsung beberapa bulan sampai dengan beberapa tahun.
 Tahap IV
Adalah Gout kronik. Terjadi peradangan kronik akibat kristal- kristal asam urat.
Sehingga mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan
sendi yang bengkak. Komplikasi jika tidak tertangani akan terjadi kerusakan pada
ginjal sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk.
CARA PENATALAKSANAAN DIIT YANG TEPAT PADA PENYAKIT GOUT ARTRITIS
 Faktor- faktor yang berperan atau mempengaruhi dalam perjalanan klinis dari
Artritis Gout ini adalah salah satunya diit atau konsumsi makanan (tinggi purin)
yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
 Tujuan penatalaksanaan diit pada penyakit Artritis Gout :
1. Menurunkan pembentukan asam urat.
2. Menurunkan berat badan dalam batas normal
3. Mencegah kekambuhan kembali
4. Mengendalikan kadar asam urat serum
 Syarat-syarat makanan yang bisa dikonsumsi :
1. Rendah purin
2. Cukup kalori, protein, vitamin dan mineral
3. Karbohidrat tinggi untuk memudahkan ekskresi asam urat
4. Lemak sedang untuk mengurangi pembentukan asam urat
5. Konsumsi cairan ditingkatkan untuk meningkatkan ekskresi asam urat
 Makanan yang tidak diperbolehkan :
Jeroan (jantung, limpa, otak, hati), ikan sarden, kerang, daging bebek, angsa,
burung atau ayam kalkun dan kaldu daging.
 Makanan berikut diperbolehkan tetapi dibatasi konsumsinya (mengandung
purin 50-150 mg/100 gr bahan makanan):
1. Daging ayam, ikan tongkol, tenggiri, bandeng sebanyak 50 gr / hari
2. Semua macam kacang-kacangan kering 25 gr / hari dan hasil olahannya
seperti tempe, tahu, oncom 50 gr / hari
3. Kacang kapri, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr /
hari
4. Nangka muda, emping, sawi dan kubis
5. Minyak dalam jumlah terbatas
 Bahan makanan yang boleh diberikan (mengandung purin 0-15 mg / 100 gr
bahan makanan) :
1. Beras, kentang, singkong, roti, mie, bihun, tepung-tepungan biskuit.
2. Susu skim, telur
3. Semua sayuran kecuali yang dibatasi
4. Semua buah-buahan
5. Teh, kopi, minuman yang mengandung soda
6. Semua macam bumbu
 Indikasi diit : pada penderita Gout dan batu ginjal asam urat

Contoh Menu Sehari


 Pagi
- Nasi
- Telur dadar
- Cah kangkung
- Jam 10.00 : bubur kacang ijo
 Siang
- Nasi
- Pepes ikan
- Tahu isi kukus
- Urapan
- Pepaya
- Jam 16.00 : selada buah
 Malam
- Nasi
- Daging bumbu bali
- Tempe bacem
- Sayur asem
- Pisang
DAFTAR PUSTAKA

Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia). Jakarta :

PT Mediyatama Sarana Prakarsa

Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC

Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC


1. Timbul benjolan pada sendi
yang terkena, terlihat bengkak,
Asam urat merupakan hasil kemerahan, terasa panas dan
metabolisme protein dari makanan nyeri.
yang masuk, dan bila kadarnya 2. Rasa nyeri di sendi terutama di
terlalu tinggi dapat menyebabkan malam hari atau pagi hari ketika
terbentuknya kristal asam urat. bangun tidur.
Kristal-kristal ini biasanya 3. Kesemutan, pegal-pegal pada
mengumpul pada sendi-sendi (kaki, sendi, leher, punggung.
lutut, siku, atau tangan) sehingga 4. Persendian terasa kaku, ngilu
mengakibatkan radang sendi akut terutama kalau kena dingin
(arthritis gout).

1. Apabila kadarnya sedikit di atas


1. Menurunnya kemampuan tubuh normal cukup dengan diet asam
membuang asam urat melalui urat
urin/air kencing
2. Mengkonsumsi makanan yang
Oleh: mengandung zat-zat purin
tinggi, seperti jeroan daging,
Desy Ariza Eka Putri ikan laut tertentu seperti salmon
14401.16.17006 dan sardin, kerang, tape, 2. Kadarnya cukup tinggi perlu
kacang-kacangan, emping pemberian obat-obatan, seperti
AKADEMI KEPERAWTAN 3. Stres, kegemukan, minuman alupurinol, kortikosteroid.
beralkohol.
STIKES ZAUNUL HASAN
GENGGONG
2020
a. Tujuan Diet Rendah Purin
7. Mengurangi kadar asam urat
5. Menghindari makanan yang banyak 8. Memperlancar pengeluaran asam urat
9. Memperoleh berat badan normal 7. Sumber protein nabati :
mengandung purin, seperti jeroan a. Kacang kacang kering (kacang
a. Perbedaan diet asam urat dengan
daging, ikan laut seperti salmon dan hijau, kedelai, kacang merah,
makanan biasa
sardin, kerang, tape, kacang- 6. Rendah purin yaitu 120-150 mg. Makanan kacang tanah, kacang tolo,
kacangan, emping. sehari-hari dapat mencapai 600-1000mg koro, kacang kapri dll) (paling
7. Hidrat arang tinggi, untuk membantu banyak 25 gr /hari)
pengeluaran asam urat.
6. Banyak minum air putih untuk 8. Lemak dibatasi, karena cenderung b. Tahu, tempe, oncom (Paling
mengurangi pengendapan asam urat menghambat pengeluaran asam urat. banyak 50 gr/hari)
di dalam darah. Minimal minum air 2- 9. Banyak minum untuk membantu c. Sayuran : Asparagus , kacang
pengeluaran asam urat polong , kacang buncis,
3 liter/hari
a. Makanan yang tidak diperbolehkan kembang kool, bayam, jamur
XVII. Sumber protein hewani
Sarden, kerang, jantung, hati, usus,
(paling banyak 50 gr/hari)
limpa, paru paru, otak, ekstrak daging,
7. Menghindari garam karena garam
bebek , angsa , burung.
dapat menahan air dalam tubuh
8. Kurangi makanan yang berkalori XVIII. Minuman : Alkohol
seperti daging, jeroan, anggur, XIX. Bumbu : Ragi
a. Makanan yang dibatasi
minuman keras.
i. Sumber protein hewani
9. Olah raga yang teratur dan relaksasi Daging, ayam, tongkol, tengiri, bawal,
bandeng, udang (paling banyak 50
gr/hari). Matur Nuwun

Purin merupakan protein termasuk mikro protein


dan hasil akhir pemecahan purin adalah asam
urat.

mudahlelahdandapatmengeluarkandahaksecarama
APAKAH BATUK EFEKTIF? ksimal. TUJUAN BATUK EFEKTIF?

1. Melatihotot-ototpernafasan agar
merupakansuatumetodebatukdenganbenar,
dapatmelakukan fungsi dengan baik
dimanakliendapatmenghematenergisehinggatidak
2. Mengeluarkandahakatauseputum yang
adadisaluranpernafasan
3.  Melatihklien agar frekuensidisesuaikandengankebu
terbiasamelakukancarapernafasan  denganbaik tuhan

PERALATAN YANG DIPERLUKAN ?

CARA MELAKUKAN BATUK EFEKTIF 1.Bantal


2.Sputum Port
1. Anjurkan klienuntuk minum air hangat
3.air minumhangat(air putih)
TUJUAN BATUK EFEKTIF (agarmudahdalampengeluaransekresi)
4.Tissue
16. Untukmengeluarkansekret yang 2. Tariknafasdalam 4-5 kali

menyumbatjalannafas 3. Padatarikanselanjutnyanafasditahanselama

17. Untukmemperingankeluhansaatterjadisesak 1-2 detik

nafaspadapenderitajantung 4. Angkatbahudan dada


dilonggarkansertabatukandengankuat
INDIKASI
COPD/PPOK(penyakitparuobstruktifkronik
CARA MENGURANGI GEJALA BATUK
), Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection,
pasienbedrestatau post operasi I. 1/2
5. Lakukanempat kali
buahjeruknipisdiperaskemudiancampur
setiapbatukefektif,
kandengan 1
sendokmakanmaduaduksampai rata Desy Ariza Eka Putri

kemudiandiminum
II. 1
buahjeruknipisdipanggangsebentar,kemu AKADEMI D3 KEPERAWATAN
diandiperasdandicampursedikitgaram.ke ZAINUL HASAN GENGGONG
mudiandiminum
2020

Di susun Oleh:
Desy Ariza Eka Putri
PHBS atau pola hidup bersih sehat adalah
Nim: 14401.16.17006
AKADEMI D3 KEPERRAWATAN STIKES ZAINUL keadaan dimana individu-individu dalam rumah tangga
(keluarga) masyarakat Indonesia telah
HASAN GENGGONG
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?

I. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang


dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat,
II. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan.
Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam
makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi
dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan
lingkungan seperti membuang sampah pada
Oleh: tempatnya, membersihkan lingkungan.
III. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS di Sekolah

a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah PHBS di Tempat Kerja
siswa
Macam PHBS b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap 1.    Tidak merokok di tempat kerja
kelas 2.    Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah 3.    Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
yang bersih 4.    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
dan serasi makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik 5.    Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
e. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM) 6.    Menggunakan air bersih.
f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih 7.    Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
g. Siswa tidak merokok 8.    Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat
h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

PHBS di Rumah Tangga kesehatan sekolah


(minimal 10 orang)

1. PHBS di Pasar

a. Menggunakan air bersih.


PHBS di Tempat Kerja
b. Menggunakan jamban.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok di pasar.
1. Tidak merokok di
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.

2. PHBS di Tempat Ibadah


a. Menggunakan air bersih.
b. Menggunakan jamban.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok di tempat ibadah.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.
g. g. Tidak meludah sembarangan. c. Membuang sampah pada tempatnya.
3. PHBS di Rumah Makan h. Memberantas jentik nyamuk. d. Tidak merokok.
a. Menggunakan air bersih. e. Tidak meludah sembarangan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan f. Memberantas jentik nyamuk.
4. PHBS di Terminal (Teminal Bus, Stasiun Kereta Api,
sabun.
Bandar
c. Menggunakan jamban.
Udara, Pelabuhan, dll)
d. Membuang sampah pada tempatnya.
a. Menggunakan air bersih.
e. Tidak merokok di rumah makan.
b. Menggunakan jamban.
f. Menutup makanan dan minuman.

Mencuci Tangan adalah kegiatan


membersihkan bagian telapak,
punggung tangan dan jari agar bersih
dari kotoran dan membunuh kuman
penyebab penyakit yang merugikan
manusia,
A. Membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan.

B. Mencegah penularan penyakit seperti:

Disusun Oleh
DESY ARIZA EKA PUTRI
DIARE CACINGAN PILEK

C. Tangan menjadi bersih .

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN
ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2020
Dokumentasi

Tanggal : 06-05-2020

Pengkajian

ADL

1. Pengkajian kepada pasien


2. Memeriksa tekanan darah
3. Memeriksa hasil GDA
Tanggal : 07-05-2020

Meneruskan Pengkajian dan implementasi

ADL

1. Mengukur tekanan darah


2. Menanyakan KATz lndeks, Bartel lndeks, MMSE, SPMSQ, GDS
3. Menanyakan kebiasaan klien jika dalam waktu senggang
4. Menanyakan aktivitas yang dilakukan apa saja
5. Menyediakan lingkungan yang nyaman dengan cara mencari tempat
nyaman untuk berbincang-bincang
6. Menanyakan orientasi waktu (tanggal, hari, tahun dll)
7. Memeriksa kemampuan pendengaran dengan cara mengajak ngobrol
dengan jarak dekat dan jarak jauh
8. Mengidentifikasi metode komunikasi klien dengan cara memperhatikan
klien selama berbicara, metode apa yang cocok dengan klien
9. Menggunakan bahasa sederhana untuk berbincang-bincang (bahasa
daerah)
10. Menggunakan bahasa isyarat saat berbicara (mis tangan)
11. Mengulangi kembali pembicaraan yang harus diulangi.
12. Berhadapan dengan klien saat berbicara
13. Mempertahankan kontak mata dengan cara klien disuruh memandang atau
fokus dengan penanya
14. Menghindari kebisingan saat berkomunikasi
15. Menganjurkan untuk selalu membersihkan telinga

Tanggal 10-05-2020

Penyuluhan Etika Batuk


Tanggal 11 Mei 2020

Memeriksa Kekuatan Otot sendi klien

Penyuluhan cuci tangan dan PHBS


ADL

1. Mengulangi kembali pembicaraan yang harus diulangi.


2. Berhadapan dengan klien saat berbicara
3. Mempertahankan kontak mata dengan cara klien disuruh memandang atau
fokus dengan penanya
4. Menghindari kebisingan saat berkomunikasi
5. Melakukan pengakajian dengan melakukan pemeriksaan asam urat dan
kekuatan otot
6. Menganjurkan untuk selalu membersihkan telinga
7. Malakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS dan Mencuci tangan

Tanggal : 15-05-2020

Penyuluhan Gout Arthritis


ADL

1. Mengukur tekanan darah


2. Memeriksa hasil GDA
3. Melatih Room aktifitas Klien
4. Penyuluhan kepada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai