Kasus Kel 2 Kwashiorkor Dan Difteri
Kasus Kel 2 Kwashiorkor Dan Difteri
Kwashiorkor
Anak F, perempuan, usia 5 tahun dengan BB 12 kg datang dibawa orang tuanya ke IGD dengan
keluhan tungkai dan punggung kaki tampak bengkak sejak 1 hari sebelum MRS disertai penurunan
nafsu makan, faktor pencetus tidak diketahui.
Diagnosa medis : gizi buruk tipe kwashiorkor
Pengambil keputusan adalah ibu dan ayah bayi saling terlibat dalam pengambilan keputusan
perawatan bayi, masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit adalah ibu mengatakan tidak ada
asuransi dan khawatir dengan pembiayaan RS yang mahal, ibu sebagai pedagang di pasar sedangkan
ayah sebagai sopir angkot. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah adalah
menyelesaikan secara bersama-sama dan berdoa, serta bergantian merawat dan menjaga anaknya di
rumah sakit. Harapan setelah anak menjalani perawatan: keluarga berharap agar anaknya segera
sembuh dapat cepat pulang serta tidak kembali dirawat lagi di RS. Perubahan yang dirasakan setelah
anak sakit adalah ibu mengatakan pasrah dengan kondisi anak yang namun sangat berharap bisa
sembuh dan hidup sehat seperti ketiga kakaknya dan berharap bisa perawatan di rumah saja.
Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis, nadi 100x/menit, pernafasan
20 x/menit, suhu 36,5ºC. Pasien memiliki tinggi badan 105 cm dan berat badan 12 kg. Status gizi
berdasarkan WHO Growth Chart Standart 2006 BB/U dan BB/TB berada di bawah garis -3SD tetapi
TB/U kesan normal.
Pemeriksaan penunjang
KIMIA KLINIK
SERUM ELEKTRONIK
Pemeriksaan Nilai Nilai rujukan Interpretasi hasil
Natrium 133 135-145 Dalam batas normal
Kalium 3.7 3.5-5.0 Dalam batas normal
Klorida (Cl) 98 98-106 Dalam batas normal
Faal Hati
Ast/SGOT 38 0-40 Dalam batas normal
ALT/SGPT 23 0-41 Dalam batas normal
Albumin 2,8 3.5-5.5 ↓
HEMATOLOGI
Hb 10 11,4-15,1 ↓
Leukosit 10.700 4.3-10.3 ↑
trombosit 292.103 142-424 Dalam batas normal
hematokrit 35% 40-47 ↓
Oral : Furosemide 10 mg
Vitamin A 1 x 200.000 IU
Parenteral : Cefotaxime 1 gr/24 jam
IVFD: D10%
Transfusi albumin 25% sebanyak dua kali
Rencana program perbaikan gizi:
- 50 ml glukosa/ larutan gula pasir 10% oral, lalu catat nadi, pernafasan, dan kesadaran.
- Setelah itu, pada 2 jam pertama berikan F75 setiap 30 menit, ¼ dari dosis untuk 2 jam sesuai
berat badan, lalu catat nadi, kesadaran, dan asupan F75 setiap 30 menit.
- 10 jam berikutnya, teruskan pemberian F75 setiap 2 jam, catat nadi, frekuensi nafas, dan
asupan F75.
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75, ubah pemberian menjadi setiap 3 jam, bila
anak dapat menghabiskan F75, ubah pemberian menjadi setiap 4 jam. Kurangi pemberian
F75 sesuai dengan kebutuhan kalori
Difteri
Anak R perempuan usia 4 tahun dirujuk ke IGD RSCM dari RSUD Bekasi pada tanggal 17
September 2018 dengan napas berbunyi sejak 2 hari sebelum MRS.
Diagnosa medis: obstruksi jalan napas atas grade III, suspek difteri
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum somnolen, nadi 120x/menit, pernafasan 46
x/menit, Saturasi O2 95%, suhu 38ºC. Pasien memiliki tinggi badan 101 cm dan berat badan 16 kg.
Pasien terdapat dispneu, stridor dan retraksi pada suprasternal, epigastrium dan interkostal. Pada
tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T3-T3 dengan pseudomembran.
Terapi
- Serum anti difteri 1x100.000 IU intravena
- Cefotaxim 4x750 mg
- Paracetamol 3x150 mg
- Deksamethason 3x2,5 mg
- Amiodaron 26 mcq/kgbb/mnt
- IVFD KaEN 1B 500cc/8 jam