Anda di halaman 1dari 5

Kasus Kelompok 2

Kwashiorkor
Anak F, perempuan, usia 5 tahun dengan BB 12 kg datang dibawa orang tuanya ke IGD dengan
keluhan tungkai dan punggung kaki tampak bengkak sejak 1 hari sebelum MRS disertai penurunan
nafsu makan, faktor pencetus tidak diketahui.
Diagnosa medis : gizi buruk tipe kwashiorkor

Riwayat penyakit Sekarang


Menurut penuturan ibu pasien, anak dibawa ke IGD karena keluhan tungkai dan punggung kaki
tampak bengkak sejak 1 hari sebelum MRS. Ibu pasien juga mengeluhkan adanya penurunan nafsu
makan. Menurut ibu, pasien tidak pernah sakit sebelumnya dan tidak ada dari keluarga yang
mengeluh dengan keluhan sama.

Riwayat kehamilan dan persalinan


Masa prenatal ibu mengatakan usia saat hamil anak keempat ini 36 tahun, dirinya rajin periksa ke
puskesmas selama 4 kali dan kehamilan sehat tanpa keluhan apapun. Riwayat intranatal ibu
mengatakan anaknya lahir secara normal dengan UK 38 minggu, bayi langsung menangis, dengan BB:
3.900 gr dengan PB: 50cm. Riwayat postnatal tidak terdapat kelainan kongenital. Imunisasi tidak
lengkap.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Kesan gizi saat usia 0-24 bulan tampak kurang gizi. Anak dahulu terlambat berjalan baru bisa
berjalan umur 18 bulan bersama dengan memulai bicara 1-2 kata. Saat ini bicara sudah agak lancar,
belum bisa membaca dan menulis, hanya bisa menggambar tak terarah.

Pola nutrisi sehari-hari


Sebelum sakit
Pasien sebelum sakit yaitu pasien makan nasi biasa 3 kali sehari, sarapan dengan nasi (100 gram)
ditambah telur ½ butir (25 gram) dan juga minum susu kental manis 1 gelas (20 gram). Siang dan
malam: nasi (100 gram), dengan tempe (25 gram) atau tahu (25 gram), sayur sop (30 gram) dan
kerupuk setiap hari. Pasien juga mengonsumsi roti 1 buah (20 gram), sering jajan teh, chiki, dan
sirup. Malam harinya pasien meminum susu kental manis 1 gelas (25 gram). Pasien kadang diberi 1
buah pepaya (50 gram) 4 kali dalam seminggu. Analisis makanan per hari sekitar 1574,2 kkal dan
24,9 gram protein. Kualitas dan kuantitas makan sebelum sakit kurang.
Saat sakit
Pasien makan nasi biasa 3 kali sehari, sarapan dengan nasi (100 gram) ditambah daging ayam (100
gram) pada pagi dan malam hari, ½ butir telur ayam pada siang hari (25 gram), diberikan tempe (25
gram), tahu (30 gram), dan sayur bayam (50 gram) setiap makan. Diberikan juga susu full cream (20
gram) dan gula (15 gram) selama 6 kali sehari juga roti (40 gram). Analisis makanan per hari sekitar
2188,3 kkal dan 89,7 gram protein. Kualitas dan kuantitas makan selama sakit baik.

Pengambil keputusan adalah ibu dan ayah bayi saling terlibat dalam pengambilan keputusan
perawatan bayi, masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit adalah ibu mengatakan tidak ada
asuransi dan khawatir dengan pembiayaan RS yang mahal, ibu sebagai pedagang di pasar sedangkan
ayah sebagai sopir angkot. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah adalah
menyelesaikan secara bersama-sama dan berdoa, serta bergantian merawat dan menjaga anaknya di
rumah sakit. Harapan setelah anak menjalani perawatan: keluarga berharap agar anaknya segera
sembuh dapat cepat pulang serta tidak kembali dirawat lagi di RS. Perubahan yang dirasakan setelah
anak sakit adalah ibu mengatakan pasrah dengan kondisi anak yang namun sangat berharap bisa
sembuh dan hidup sehat seperti ketiga kakaknya dan berharap bisa perawatan di rumah saja.

Keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran kompos mentis, nadi 100x/menit, pernafasan
20 x/menit, suhu 36,5ºC. Pasien memiliki tinggi badan 105 cm dan berat badan 12 kg. Status gizi
berdasarkan WHO Growth Chart Standart 2006 BB/U dan BB/TB berada di bawah garis -3SD tetapi
TB/U kesan normal.

Pemeriksaan fisik data fokus


Rambut berwarna coklat kemerahan, tipis, sedikit mudah dicabut, agak kasar dengan distribusi
merata. Perut tampak datar, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan bagian epigastrium skala 1-2,
bising usus (+). Terdapat tanda gizi buruk berupa pitting edema pada tungkai dan punggung kaki.

Pemeriksaan penunjang
KIMIA KLINIK
SERUM ELEKTRONIK
Pemeriksaan Nilai Nilai rujukan Interpretasi hasil
Natrium 133 135-145 Dalam batas normal
Kalium 3.7 3.5-5.0 Dalam batas normal
Klorida (Cl) 98 98-106 Dalam batas normal
Faal Hati
Ast/SGOT 38 0-40 Dalam batas normal
ALT/SGPT 23 0-41 Dalam batas normal
Albumin 2,8 3.5-5.5 ↓
HEMATOLOGI
Hb 10 11,4-15,1 ↓
Leukosit 10.700 4.3-10.3 ↑
trombosit 292.103 142-424 Dalam batas normal
hematokrit 35% 40-47 ↓

Oral : Furosemide 10 mg
Vitamin A 1 x 200.000 IU
Parenteral : Cefotaxime 1 gr/24 jam
IVFD: D10%
Transfusi albumin 25% sebanyak dua kali
Rencana program perbaikan gizi:
- 50 ml glukosa/ larutan gula pasir 10% oral, lalu catat nadi, pernafasan, dan kesadaran.
- Setelah itu, pada 2 jam pertama berikan F75 setiap 30 menit, ¼ dari dosis untuk 2 jam sesuai
berat badan, lalu catat nadi, kesadaran, dan asupan F75 setiap 30 menit.
- 10 jam berikutnya, teruskan pemberian F75 setiap 2 jam, catat nadi, frekuensi nafas, dan
asupan F75.
- Bila anak dapat menghabiskan sebagian besar F75, ubah pemberian menjadi setiap 3 jam, bila
anak dapat menghabiskan F75, ubah pemberian menjadi setiap 4 jam. Kurangi pemberian
F75 sesuai dengan kebutuhan kalori
Difteri
Anak R perempuan usia 4 tahun dirujuk ke IGD RSCM dari RSUD Bekasi pada tanggal 17
September 2018 dengan napas berbunyi sejak 2 hari sebelum MRS.
Diagnosa medis: obstruksi jalan napas atas grade III, suspek difteri

Riwayat penyakit Sekarang


Menurut penuturan ibu pasien, anak R dirujuk ke IGD RSCM dari RSUD Bekasi pada tanggal 17
September 2018 dengan napas berbunyi sejak 2 hari sebelum MRS. Pasien demam dan batuk sejak 5
hari sebelumnya. Tiga hari sebelum MRS, leher terlihat membesar, makan minum masih biasa. Dua
hari sebelum MRS tampak bercak putih di tenggorok, pasien mulai merasa sesak dan gelisah. Pasien
mempunyai riwayat hipertropi tonsil dan tidur mengorok sejak usia 2 tahun.

Riwayat kehamilan dan persalinan


Masa prenatal ibu mengatakan usia saat hamil anak kedua ini 30 tahun, dirinya rajin periksa ke
puskesmas selama 6 kali dan kehamilan sehat tanpa keluhan apapun. Riwayat intranatal ibu
mengatakan anaknya lahir secara normal dengan UK 38 minggu, bayi langsung menangis, dengan BB:
3900 gr dengan PB: 50cm. Riwayat postnatal tidak terdapat kelainan kongenital. Riwayat imunisasi
tidak lengkap, hanya mendapat imunisasi Hepatitis B saat lahir. Pasien selalu demam setiap kali akan
di imunisasi.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


BB normal selama pencatatan di posyandu dan tidak ada keterlambatan perkembangan

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum somnolen, nadi 120x/menit, pernafasan 46
x/menit, Saturasi O2 95%, suhu 38ºC. Pasien memiliki tinggi badan 101 cm dan berat badan 16 kg.
Pasien terdapat dispneu, stridor dan retraksi pada suprasternal, epigastrium dan interkostal. Pada
tenggorok didapatkan arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T3-T3 dengan pseudomembran.

Tata laksana dan Pemeriksaan penunjang


- Pasien direncanakan trakeostomi cito. Dilakukan trakeostomi di ruang resusitasi IGD selama 40
menit dengan jumlah perdarahan 3cc. Membran putih kekuningan ditemukan pada lumen trakea,
membran diambil untuk pemeriksaan mikrobiologi.
- Dilakukan swab pada tonsil kanan kiri untuk pemeriksaan mikrobiologi. Membran tidak mudah
berdarah. Hasil pemeriksaan gram swab didapatkan coccus gram positif sedang, gram negatif
batang sedang.
- Hasil EKG didapatkan gambaran takikardi supraventrikular

Terapi
- Serum anti difteri 1x100.000 IU intravena
- Cefotaxim 4x750 mg
- Paracetamol 3x150 mg
- Deksamethason 3x2,5 mg
- Amiodaron 26 mcq/kgbb/mnt
- IVFD KaEN 1B 500cc/8 jam

Anda mungkin juga menyukai