Anda di halaman 1dari 3

umumnya fasilitas tersebut bebas digunakan tanpa bayaran.

Kita cuma harus


membersihkannya setelah dipakai.

Keberadaan barbie buat saya yang pernah hidup pas-pasan adalah suatu
berkah. Berbekal papan panas tersebut, saya bisa menghemat pemakaian
gas untuk memasak. Cukup berbekal sosis atau daging murah yang ditaburi
garam dan lada, irisan bawang bombay, sayur, dan juga roti maka siaplah
seporsi roti isi. Membuat telur mata sapi pun bisa dilakukan di atas papan
barbecue.

Taruh semua di atas papan barbecue sampai matang


Barbie alias barbecue lazim dilakukan oleh aussies (sebutan untuk penduduk
Australia, kecuali aboriginal yang biasanya dipanggil “abo”). Mungkin karena
alasan itulah barbecue plate tersebar dimana-mana. Saya sendiri belum
pernah mencicipi barbecue ala Australia yang W.O.W. Namun, tak masalah,
karena barbie tidak melulu soal apa yang ada di atas pemanggang, tetapi
dengan siapa kita menghabiskannya.

Yes, barbie, menurut saya, adalah kegiatan komunal untuk para keluarga
maupun teman sejawat. Berkumpul makin asik sambil makan toh?

Menyantap barbecue di pinggir pantai menjadi aktivitas seru tiap akhir pekan
Baca juga: Foya-Foya Setelah Australia

Kalau di Indonesia ada tidak yah budaya seperti barbie? Bukan nyate yah.
Sebab nyate biasanya dilakukan pada kejadian-kejadian khusus seperti
perayaan tahun baru atau Idul Adha, sementara barbie bisa dilakukan kapan
saja tanpa perlu alasan khusus.

Berbicara soal barbie saya jadi ingat saat seorang kolega mempersiapkan
barbie sehari sebelum saya purna bakti. Sambil membolak-balik sosis, dia
menatap saya dan berkata, “do not tell anybody that aussies don’t treat you
well.”

Barbie paling sederhana terdiri dari sosis, bawang bombay, dan salad.
Segaris senyum tersungging di mulutnya yang hanya bisa saya balas dengan
senyuman dengan pipi sedikit memanas.

“You’ve treated us well, Mate. I appreciate it. Thanks heaps!”


Memori Kari Terpatri di Hati
Mengetahui akan menapaki India, hati saya riang bukan kepalang. Negara
yang satu itu memang selalu saya bayangkan untuk bisa disambangi. Tidak
ada alasan khusus, saya hanya ingin pergi ke sana.

India merupakan negara yang bikin saya geleng-geleng kepala, eits bukan
karena saya berhasil meniru gestur masyarakat sini ya. Melainkan keunikan di
segala lini yang bikin saya suka dan benci sekaligus dengan India. Namun,
jika ada kesempatan saya tidak akan menolak untuk kembali ke India, the
incridible India!

Aneka bumbu masak khas India. (Pexels/ Eduardo Colombo


Banyak alasan mengapa saya ingin kembali ke tanah hindustan tersebut.
Salah satunya adalah saya ingin kembali merasakan kenikmatan racikan kari
buatan Joobi (baca: juubi). Nama yang saya sebut itu adalah seorang pekerja
di tempat tuan rumah saya di Kerala waktu itu

Baca juga:Diinterogasi “Inspektur Vijay” di India

Joobi sangat handal dalam mengolah kari. Saat itu kami berada dalam musim
hujan. Saking lebatnya curah hujan, tak ada sayuran hijau yang bisa kami
konsumsi. Jadi kami hanya mengonsumsi kacang-kacangan. Hampir tiap hari
Joobi menyiapkan kari dengan kacang-kacangan sebagai bahan bakunya.

Tidak sedikit orang Indonesia yang merasa blenger ketika berada di India.


Sajian India yang sangat kuat akan rempah terkadang terlampau berat.
Namun, tidak dengan kari hasil olahan Joobi. Saya tidak pernah merasa
begah dengan masakannya. Pernah satu kali dia membuat kari ikan yang
agak masam dan mengingatkan saya akan asam padeh buatan ibu di rumah.

Mantan suami Joobi juga seorang tukang masak. Dia mengklaim dirinya
sebagai si jago masak satu kelurahan. Klaim tersebut diucapkan ketika dia
sedang mempersiapkan pesanan nasi biriyani daging kerbau.

Saya sempat melihat proses pembuatannya dan ikut mencicipi setelah semua
masak. Patutlah memang mantan suami Joobi tersebut jumawa, nasi biriyani
buatannya memang mantab! Oh, iya beberapa hari kemudian kami juga
diajarkan cara membuat chicken 65 yang juga tak kalah lezatnya.

Duh, kok jadi lapar ya?

Sudahlah yah, tulisannya selesai di sini saja. Saya mau makan dulu. Hihihi…

Eh, jangan lupa yah mampir ke postingan man teman saya yang juga menulis
soal kuliner favorit mereka saat traveling. Tautan tulisan mereka ada di
bawah, ya!

Anda mungkin juga menyukai