Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran nafas bawah akut pada

parenkim paru. Pneumonia di sebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,


virus, jamur, dan parasite. Pneumonia komunitass merupakan jenis pneumonia

bacterial yang di dapat dari masyarakat (Djojodibroto,2009).


Salah satu kelompok beresiko tinggi untuk pneumonia komonitas adalah

usia lanjut dengan usia 65 tahun atau lebih (American lung association, 2015).
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 15%-20% penduduk

setiap tahun. Pneumonia merupakan kematian nomor 5 pada usia lanjut (Dahlan,
2014).

Di Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar


4,5%. Selain itu pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat

inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05%
perempuan. Pneumonia memiliki tingkat ctrude fatality rate (CFR) yang tinggi,

yaitu 7,6%. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi
pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5% (Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat


dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses pelayanan keperawatan.


Sehingga masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis

keperawatan.Perencanaan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan


tingkat kebutuhan yang di alami.Kemudian dapat di evaluasi tingkat

perkembangan-nya.Asuhan keperawatan pneumonia yang diberikan melalui dari


hal yang sederhana sampai dengan masalah yang kompleks.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui manajemen Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan

Pneumonia.
2. Mengetahui peran perawat dalam menjalankan intervensi pada pasien dengan

gangguan Pneumonia.

C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, maupun melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan “Gangguan Pneumonia”.


2. Mahasiswa dapat mengetahui,mengerti, maupun melaksanakan pengkajian

keperawatan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan “Gangguan


Pneumonia.

2
BAB II
TINJAUAN

PUSTAKA

1) KONSEP DASAR

1. Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang ditandai

dengan demam, batuk dan sesak napas.Selain gambaran umum diatas,


Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan

pemeriksaan penunjang (rotgen, laboratorium). (Masmoki. 2007).


Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yng melibatkan bronkus

yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (Kusuma, 2015).


Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang

biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (sylvia A.price).
Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen

infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma( fungi), dan aspirasi substansi asing
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat

melalui gambaran radiologis.(Djojodibroto, 2019).

Gambar 2.1 Anatomi dan Fisiologi Pneumonia

3
2. Etiologi
Secara umum individu yang terserang pneumonia diakibatkan oleh

adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme


pathogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan

tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ,

dan sekresi humoral setempat. Penyebab Pneumonia yang biasa ditemukan


menurut (Wijayaningsih, 2013) antara lain :

a. Bakteri
Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,

Haemophilus, influenza Basillus Friendlander (Klebsial  Pneumonia),


Mycobacterium Tuberculosis.

b. Virus
Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.

c. Jamur
Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatices,

Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia, Aspirasi benda


asing.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada
pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang

terdapat dalam mulut dan arena adanya pneumocystis crania, Mycoplasma.

3.  Patofisiologi
Pneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang

disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus influenza atau karena


aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan dengan gambaran

sebagai berikut:
a. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi

pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan
alveoli.

b. Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam saluran


pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan

flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus mengalami

4
malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

4. Pathway

5
5. Manifestasi Klinis
a. Demam

Sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan-3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi

ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih
aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.

b. Meningisumus
Tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan awitan demam

yang tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung
dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang pada saat

suhu turun.
c. Anoreksia

Merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-kanak.
Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang

lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai ke tahap pemulihan.

d. Muntah
Anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang meruapakan

pentunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat


menetap selama sakit.

e. Diare
Biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai

infeksi pernapasan. Khususnya karena virus.


f. Nyeri Abdomen

Merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa di bedakan dari nyeri


apendiksitis.

g. Sumbatan Nasal
Pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan

eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusu pada bayi.


h. Kaluaran Nasal

Sering menyertai infeksi penapasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau
kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.

i. Batuk
Merupakan gambaran umum dari penyakit pernafsaan. Dapat

6
menjadi bukti hanya selama fase akut.
j. Sakit Tenggorokan

Merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.

Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.

6. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan:
a. Pneumonia Komunitas

Pneumonia yang didapat dari komunitas (community acquired pneumonia,


CAP): pneumonia yang didapatkan dimasyarakat yaitu terjadinya infeksi diluar

lingkungan rumah sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat
dirumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat dirumah sakit selama >

14 hari.
b. Pneumina Nosokomial

Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk
jenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.

Faktor utama untuk pathogen tertentu dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Pathogen Faktor Resiko

Staphylococcus Koma, cedera kepala, influenza, pemakaian obat IV,


aureus Methicillin DM, gagal ginjal
resistens. Aureus
Ps. Aeruginosa Pernah dapat antibiotic, ventilator> 2 hari lama
dirawat di ICU, terapi steroid/antibiotic kelainan

struktur paru (bronkiektasis, kritik fibrosis), malnutrisi.

Anaerob Aspirasi, selesai operasi abdomen

Acinobachter ssp Antibiotic sebelum onset pneumonia dan ventilasi

mekanik

7
Tabel 2.1 faktor utama untuk pathogen tertentu.

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi

Gambaran Radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan

pemeriksaan penunjang utama untuk menegakan diagnosis. Gambaran


radiologis dapatr berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan “air

broncogram”, penyebab bronkogenik dan intersitisial serta gambaran


kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab

pneumonia, hanya merupakan petunjuk kearah diagnosis etiologi,


misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh

Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aerugionosa sering


memperlihatkan infiltrate bilateral atau gambaran bronkopneumonia

sedangkan klebsiela pneumonia seing menunjukan konsolidasi yang


terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengalami beberapa

lobus.
1) Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat

juga menyatakan abses.

8
Gambar 1.3 sinar X (Blogspot.com)
k. Biopsi paru: unt

Gambar 2.2 Sinar X Pneumonia

2) Biopsi paru
Untuk menetapkan diagnosis

b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah

leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai


30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri

serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi


diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah

dapat positif pada 20- 25% penderita yang tidak siobati. Analisis gas
darah menunjukan hipoksemia dan hikarbia.

Pemeriksaan gram/klutur,sputum dan darah : untuk dapat


mengidentifikasikan semua organisme yang ada.

c. Pemeriksaan serologi
Membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.

d. Pemeriksaan fugsi paru


Untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan

membantu diagnosis keadaan.


e. Spirometrik static

Untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.

8. Komplikasi

Komplikasi Penjelasan
Efusi Pleura Kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan diantara

dua lapisan pleure. Pleure merupakan membran yang


memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian

dalam.
Epiema Keadaan terdapatnya nanah dalam rongga pleura yang
biasanya merupakan kelanjutan proses efusi

parapneumonia.
Abses paru Infeksi paru-paru, penyakit ini menyebabkan

9
pembengkakan yang mengandung nanah, nekrotik
pada jaringan paru-paru, dan pembentukan rongga

yang berisi butiran nekrotik atau sebagai akibat infeksi


mikroba.
Pneumotoraks Suatu kondisi yang ditandai oleh runtuhnya satu atau

kedua paru-paru akibat akumulasi udara atau gas


antara pleura pariental dan jeroan dari paru-paru.
Gagal nafas Gangguan pertukaran O2 Dan CO2, sehingga sistem

pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme

tubuh.
Sepsis Suatu penyakit pada saat terjadi infeksi, tubuh kita akan
mengahasilkan berbagai senyawa kimia untuk melawan

infeksi. Tubuh kita akan menghasilkan senyawa kimia


untuk melawan infeksi.
Tabel 2.2 Komplikasi Pneumonia

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pneumonia menurut Wijayaningsih (2013 : 25)


a. Farmakologi

1) Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicilin,


gentamicin.

2) Pemilihan jenis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum


penderita, dan dugaan kuman penyebab :

a) Umur 3 bulan-5 tahun,


Bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia, hemofilus

influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak diketahui


penyebabnya, maka seca praktis dipakai kombinasi: penisilin prokai

50.000-100.000 KI/kg/24 jam IM, 12 kali sehari dan kloramfenikos


50-100 mg/kg/24jam IM/IV, 4 kali sehari dan kloksasilin 50

mg/kg/24 jam, oral 4 kali sehari dan kloramfenikol (dosis sama


dengan di atas).

b) Anak-anak < 5tahun, yang non toksis,


Biasanya disebabkan oleh: streptokokus pneumonia: pensilin prokain

IM atau fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/24 jam oral, 4 kali

10
sehari, eritromisin atau kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali
sehari. Oksigen 1-2 L/m. IVFD dekstrose 5% ½ Nacl O.225%

350cc/24 jam. ASI/Pasi 8x20 cc per sonde B. Antibiotik yang paling


baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya

b. Non farmakologi
1) Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat

dirumah.
2) Simptomatik terhadap batuk.

3) Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif.


4) Bila terdapat obsturksi jalan nafas, dan lendir serta ada febris, diberikan

bronkodilator.
5) Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus

berat.

2) MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian

Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah

b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat


masuk rumah sakit)

c. Riwayat kesehatan terdahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit


lain yang pernah diderita oleh pasien) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi

d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetic atau

tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi


e. Riwayat imunisasi : BCG

f. Riwayat tumbuh kembang

Pemeriksaan Fisik dan Data Fokus


Gejala pneumonia yang tidak khas sering terdapat pada anak dibawah

umur 5 tahun, namun secara umum pneumonia untuk penilaian keadaan


umumnya adalah frekuensi napas, nadi, kesadaran dan kemampuan makan

(IDAI, 2009). Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.
Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pada

11
palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada aulkultasi terdengar
suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang mungkin disertai ronki

basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.

Data fokus
a. Sistem integument

Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),

banyak keringat, suhu kulit meningkat, kemerahan.


b. Sistem pulmonal

Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng.


Obyektif : pernapasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk

(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu


pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang

paru.
c. Sistem cardiovaskuler

Subyektif : Sakitkepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,

kualitas darah menurun.


d. System Neurosensori

Subyektif : Gelisah, penurunankesadaran, kejang


Obyektif : GCS menurun, reflex menurun/normal, letargi.

e. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : Lemah, cepat lelah.

Obyektif : Tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan


penggunaan otot aksesoris pernafasan.

f. Sistem Genitourinaria
Subyektif : -

Obyektif : Produksi urine menurun/normal.


g. System Pencernaan

Subyektif : mual, kadangmuntah.


Obyektif : konsistensi feses normal/ diare

h. Studi laboratorik
1) Hb : menurun/normal

12
2) Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen
darah, kadarkarbon darah meningkat/normal.

3) Elektrolit : natrium/kalsium menurun/normal. (LukyDwiantoro)

Pengkajian Fisik

No. Pemeriksaan Fisik Penjelasan

1. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya

takipnea Dispnea, sianosiss


irkumoral, pernapasan cuping

hidung, distensi abdomen,


batuk semula nonproduktif

menjadi produktif, serta nyeri


dada pada waktu menarik

napas.Batasan takipnea pada


anak berusia 12 bulan-5 tahun

adalah 40 kali/menit atau


lebih.Perlu diperhatikan

adanya tarikan dinding dada


kedalam pada fase

inspirasi.Pada pneumonia
berat, tarikan dinding dada ke

dalaman tampak jelas.

2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang

sakit, hati mungkin membesar,


fremitus raba mungkin

meningkat padasisi yang sakit,


dan nadi mungkin mengalami

peningkatan atau takikardia.

13
3. Perkusi
Lakukan perkusi dada bagian anterior

dan lateral, dengan sekali lagi


membandingkan kedua sisi dada.

Jantung dalam keadaan normal akan


menghasilkan daerah redup disebelah

kiri os sternum dari sela iga ke-3


hingga ke-5. Lakukan perkusi paru kiri

disebelah lateral daerah redup ini.

4. Auskultasi
Sederhana dapat dilakukan dengan
cara mendekatkan telinga kehidung/

mulut bayi. Pada anak yang


pneumonia akan terdengar stridor.

Sementara dengan stetoskop, akan


terdengar suara napas berkurang,

ronkhi basah pada masa resolusi.


Pernapasan bronchial, egotomi,
bronkofoni, kadang terdengar bising
gesek pleura.

Tabel 2.3 Pengakajian Fisik

14
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan

ventilasi perfusi
Defisini :

Kelebihan/devisit oksigen dan/ eliminasi karbondioksida pada membrane


alveolar kapiler.

Domain 3 Eliminasi dan Pertukaran / Kelas 4 Fungsi Respirasi


Batasan Karakteristik :

1) Dispnea.
2) Gas darah arteri abnormal.

3) Pola pernafasan abnormal (mis. Kecepatan irama kedalaman)


Faktor yang berhubungan :

1) Ketidakseimbangan ventilasi perfusi

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen

Definisi :
Ketidakcukupan energi psikologis untuk mempertahankan atau

menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang


diinginkan.

Domain 4 Aktivitas/ Istirahat / Kelas 4 Respon Kardiovaskular/ Pulmonal


Batasan Karakteristik :

1) Dyspnea setelah beraktivitas


2) Keletihan

3) Elektrokardiogram (EKG) aritmia


Factor yang berhubungan :

1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

c. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan


dengan Ketidakmampuan makan

Defisini :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

15
Domian 2 Nutrisi / Kelas 1 Makan

16
Batasan karakteristik :
1) Diare

2) Gangguan sensasi rasa.


3) Nyeri abdomen

Faktor yang berhubungan :


1) Ketidakmampuan makan

d. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan Hiperventilasi

Definisi :
Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat.

Domain 4 Aktivitas/ Istirahat / Kelas 4 Respons Kardiovaskular/ Pulmonal


Batasan karakteristik :

1) pernapasan cuping hidung.


2) pola napas abnormal (misalnya, irama, frekuensi, kedalaman).

3) Takipnea
Faktor yang berhubungan :

1) Hiperventilasi

e. Gangguan Ventilasi Spontan beresiko dengan Kelebihan otot pernapasan


Definisi :

Penurunan cadangan energy yang mengakibatkan ketidakmampuan


individu untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk

menyokong kehidupan.
Domian 4 Aktivitas/ Istirahat / Kelas 4 Respons Kerdiovaskular/ Pulmonal

Batasan Karakteristik :
1). Dispnea

2). Peningkatan frekuensi jantung

3). Penurunan PO2

4). Penurunan SaO2

Faktor yang beresiko :


1) Keletihan otot pernapasan

17
3. Rencana Tindakan Keperawatan

No. NANDA NOC NIC


1. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan klien Manajemen jalan nafas (3140)
berhubungan dengan diharapkan : Definisi :
ketidakseimbangan ventilasi Status pernafasan : pertukaran gas (0402) Fasilitasi kepatenan jalan napas
perfusi dibuktikan dengan : Definisi: Akivitas- aktivitas:
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan atau a. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau
Batasan karakteristik :
eliminasi karbondioksida pada membran alveolar jaw thrust, sebagai mana mestinya.
1. Dispnea. kapiler b. posisikan pasien untuk maksimalkan
2. Gas darah arteri abnormal. a. Tekanan persial oksigen di darah arteri (PaO2) ventilasi.
3. Pola pernafasan abnormal dengan skala 4. c. Identifikasi kebutuhan actual atau potensial
(mis. Kecepatan irama pasien untuk memasukan alat membuka
b. Tekannan parsial karbondioksida di darah arteri
kedalaman) jalan nafas.
(PaCO2) dengan skala 4.
c. Saturasi oksigen dengan skala 4. d. Auskultasi jalan nafas, catat area yang
petilasinya menurun atau tidak ada dan
d. Keseimbangan fentilasi dan perkusi dengan
adanya suara tambahan.
skala 4.
e. Posisikan untuk meringankan sesak nafas .
e. Despinea saat istirahat dengan skala 4.
f. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
f. Gangguan kesadaran dengan skala 4.

Terapi oksigen (3320)


Keterangan skala :
Definisi:
1. Berat
Pemberian oksigen dan pemantauan mengenai
2. Cukup berat
efektifitasnya.
3. Sedang
Aktifitas- aktifitas:
4. Ringan
a. Bersihkan mulut, hidung dan sekresi trakea
5. Tidak ada
dengan tepat
b. Siapkan peralatan oksigen dan berikan

18
Perfusi jaringan: pulmonari (0408) system humidifier
Definisi : c. Monitor aliran oksigen
Kecukupan aliran darah melalui pembuluh darah d. Monitor efektifitas terapi oksigen
pulmonali untuk perfusi unit alveolar/ kapiler (misalnya, tekanan oksimetri, ABGs) dengan
a. Irama pernafasan dengan skala (4). tepat.
b. Pindaian perfusi ventilasi dengan skala (4). e. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Nilai rata- rata tekanan darah dengan skala (4) f. Monitor kemampuan pasien untuk
d. Suara nafas abnormal pada pleura (4) mentolerir pengangkatan oksigen ketika
e. Sesak nafas dengan skala (4). makan
f. Gangguan pertukaran gas dengan skala (4).
Keterangan skala : Monitor pernafasan (3350)
1. Berat Definisi :

2. Cukup berat Sekumpulan data dan analisis keadaan pasien


untuk memastikan kepatenan jalan nafas dan
3. Sedang
kecukupan pertukaran gas
4. Ringan
Aktivitas-aktivitas :
5. Tidak ada
a. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas catat pergerakan dada,
Toleransi terhadap aktifitas (0005) catat ketidaksimetrisan penggunaan otot-
Definisi : otot bantu nafas dan retaksi pada otot
Respon fisiologis terhadap pergerakan yang supraclaviculas dan interkosa
memerlukan energy dalam aktifitas sehari-hari. b. Monitor pola nafas (misalnya, bradipenu,
a. Saturasi oksigen ketika beraktifitas dengan takipeneu, hiper ventelasi, pernafasan
skala (4) kusmaul, pernfasaan 1:1, apneustik, respirasi
biot, pola ataxic)
b. Frekuensi nadi ketika beraktifitas dengan skala (4)
c. Monitor saturasi oksigen pada pasien yang
c. Frekuensi pernafasan ketika beraktifitas dengan
tersedasi (seperti saO2, svO , spo2) sesuai
skala (4)

19
d. Kemudahan bernafas ketika dengan portokol yang ada
beraktifitas dengan skala (4) d. Catat pada perubahan satuarsi O2. Volume
e. Tekanan darah diastolic ketika beraktifitas dengan O2 Tidak akhir Co2 dan perubahan nilai
skala (4) analisa gas darah dengan tepat
f. Toleransi dalam menaiki tangga dengan skala (4) e. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
g. Kekuatan tubuh bagian atas dengan skala (4) f. Catatan onset, karakteristik, dan lamanya

h. Kekuatan tubuh bagian bawah dengan skala (4) batuk


g. Monitor sekresi pernafasan pasien
Keterangan skala :
h. Monitor secara ketat pasien- pasien yang
1. Sangat terganggu
beresiko tinggi mengalami gangguan
2. Banyak terganggu
respirasi ( misalnya, pasien dengan terapi
3. Cukup terganggu opioid,bayi baru lahir, pasien dengan
4. Sedikit terganggu ventelasi mekanik, pasien dengan luka bakar
5. Tidak terganggu diwajah dan dada, gangguan neuromuscular)

2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Terapi aktifitas (4310)
berhubungan dengan diharapkan : Definisi :
ketidakseimbangan antara Toleransi terhadap aktivitas (0005) Peresepan terkait dengan menggunakan
suplai dan kebutuhan oksigen Definisi : bantuan aktifitas fisik, kognisi, sosial dan
dibuktikan dengan : Respon fisiologis terhdap pergerakan yang memerlukan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan
energy dalam aktivitas sehari-hari. durasi aktifitas kelompok.
a. Saturasi oksigen ketika beraktivitas dengan skala Aktivitas-aktivitas :
Batasan karakteristik (4) a. Pertimbangan kelakuan klien dalam
1. Dyspnea setelah b. Frekuensi nadi ketika beraktivitas dengan skala (4) berpartisifasi melaului aktifitas spesifik
beraktivitas c. Kemudahan bernafas ketika beraktivitas dengan b. Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik,
2. Keletihan skala (4) okupasi dan terapis rekreasional dalam
3. Elektrokardiogram (EKG) d. Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas dengan perencanaan dan pemantauan program

20
aritmia skala (4) aktifitas, jika memang di perlukan
e. Tekanan darah diastolic ketika beraktivitas dengan c. Bantu klien untuk mengeksplorasi tujuan
skala ( 4) personal dari aktifitas - aktifitas yang biasa
f. Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup di lakukan (misalnya ; bekerja) dengan
dengan skala (4) aktifitas-aktifitas yang disukai
Keterangan skala : d. Membantu klien untuk memilih aktifitas dan
1. Sangat terganggu pencapaian tujuan melalui aktigfitas yang
konsisten dengan kemampuan fisik,
2. Banyak terganggu
fisiologis dan social
3. Cukup terganggu
e. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan
4. Sedikit terganggu
memperoleh sumber-sumber yang di
5. Tidak terganggu perlukan untuk aktifitas- aktifitas yang
digunakan
f. Bantu klien untuk menjadwalkan waktu –
waktu spesifik terkait dengan aktifitas harian
g. Identifikasi strategi untuk meningkatkan
partisifasi terkait denga aktifitas yang
diinginkan

Peningkatan latihan (0200)


Definisi :
Memfasilitasi aktifitas fisik secara teratur untuk
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan
dan tingkat kebugaran.

Aktivitas-aktivitas :

21
a. Hargai keyakinan individu terkait latihan fisik
b. Gali hambatan untuk melakukan latihan
dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
c. Dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
d. Dampingi individu pada saat
mengembangkan program latihan untuk
memenuhi kebutuhannya
e. Dampingi individu pada saat menjadwalkan
latihan secara rutin setiap minggunya
f. Instruksikan individu terkait dengan tipe
aktifitas fisik yang sesuai dengan derajat
kesehatannya, kolaborasikan dengan dokter
dan atau ahli terapi fisik
g. Monitor respon individu terhadap program
latihan

Manajemen lingkungan (6480)


Definisi :
Manipulasi lingkungan pasien untuk
kepentingan terapi, daya tarik sensorik dan
kesejahteraan fisiologis.
Aktivitas-aktivitas:
a. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
b. Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta

22
riwayat perilaku dimasa lalu
c. Sediakan tempat tidur dan dengan
ketinggian yang rendah, yang sesuai
d. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang
bersih dan nyaman
e. Sediakan linen dan pakaian dalam dengan
kodisi, bebas dari residu dan noda
f. Hindari dari paparan dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu panas, atau terlalu dingin
g. Sediakan keluarga ata orang terdekat
dengan informasi mengenai membuat
ligkungan yang aman bagi pasien

3. Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Manajemen Gangguan Makan (1030)
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan : Defenisi :
berhubungan dengan Status Nutrisi (1004) Pencegahan dan perawatan terhadap
Ketidakmampuan makan Definisi : pembatasan diet ketat dan olahraga yang
Sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk
dibuktikan dengan : berlebihan atau perilaku memuntahkan
Batasan karakteristik : memenuhi kebutuhan metabolik.
makanan ndan cairan
a. Diare a. Status gizi dengan skala (4)
Aktivitas-aktivitas:
b. Gangguan sensasi rasa. b. Asupan makanan dengan skala (4)
a. Rundingkan dengan tim kesehatan lain
c. Nyeri abdomen c. Asupan cairan dengan skala (4)
untuk mengatur target pencapaian berat
d. Energi dengan skala (4)
badan jika berat badan klien tidak berada
e. Rasio berat badan atau tinggi badan dengan
dalam rentang berat badan yang
skala (4)
direkomendasikan sesuai umur dan bentuk
f. Hidrasi dengan skala (4)
tubuh
Keterangan skala :
b. Tentukan pencapaian berat badan harian
1: Berat

23
2: Cukup berat sesuai keinginan
3: Sedang c. Rundingkan dengan ahli gizi dalam
4: Ringan menentukan asupan kalori harian yang
5: Tidak ada diperlukan untuk mempertahankan berat
badan yang sudah ditentukan
Status Nutrisi : Asupan Nutrisi (1009) d. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang
Definisi: baik dengan klien (dan orang terdekat
Asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien yang tepat)
metabolik. e. Dorong klien untuk mendiskusikan
a. Asupan kalori dengan skala (4) makanan yang disukai bersama dengan
b. Asupan protein dengan skala (4) ahli gizi
c. Asupan lemak dengan skala (4) f. Batasi makan sesuai dengan jadwal,
d. Asupan vitamin dengan skala (4) makanan pembuka dan makanan ringan
e. Asupan mineral dengan skala (4) g. Bantu klien (dan orang terdekat klien
f. Asupan kalsium degan skala (4) dengan tepat) untuk mengkaji dan
g. Asupan natrium dengan skala (4) memecahkan masalah personal yang
Keterangan skala : berkontribusi terhadap (terjadinya)
1: Berat gangguan makanan
2: Cukup berat h. Monitor berat badan klien sesuai secara
3: Sedang rutin
4: Ringan
5: Tidak ada Monitor Cairan (4130)
Definisi :
Pengumpulan dan analisis data pasien dalam
pengaturan keseimbangan cairan

Aktivitas-aktivitas:

24
a. Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan
cairan serta kebiasaan eliminasi
b. Tentukan faktor-faktor risiko yang mungkin
menyebabkan ketidakseimbangan cairan
(misalnya, kehilangan albumin, luka bakar,
malnutrisi, sepsis, sindrom nefrotik,
hipertemia, terapi dieuretik, patologi ginjal,
gagal jantung, diaphoresis, disfungsi hat,
olahraga berat, papasan panas, infeksi,
paska operasi, polyuria, muntah, dan diare).
c. Periksa turgor kulit dengan memegang
jaringan sekitar tulang kering, mencubit
kulit dengan lembut, pegang dengan
kedua tangan dan lepaskan (diamana, kulit
dengan lembut, pegang dengan kedua
tangan dan lepaskan (dimana, kulit akan
turun kembali dengan cepat jika pasien
terhidrasi dengan baik)
d. Monitor tekanan darah, denyut jantjng ,
dan status pernapasan
e. Catat ada tidaknya vertigo pada saat
(bangkit untuk) berdiri
f. Batasi dan alokasikan asupan cairan
g. Konsultasikan kedokter jika pengeluaran
urine kurang dari 0,5 ml/kg/jam atau
asupan cairan orang dewasa krang dari
2000 dalam 24 jam

25
Manajemen Nutrisi (1100)
Definisi :
Menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi
yang seimbang.
Aktivitas-aktivitas:
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
(pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi)
b. Tentukan apa yang menjadi prefensi
makanan bagi pasien
c. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan
nutrisi ( yaitu: membahas pedoman diet da
piramida makanan )
d. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
e. Atur diet yang diperlukan ( yaitu,
menyediakan makanan berprotein tinggi,
menyarankan menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternative untuk
garam, menyediakan pengganti gula,
menambah atau mengurangi kalori,
menambah atau mengurangi vitamin,
mineral atau suplemen )
f. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
mengonsumsi makan (misalnya, bersih,
berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang

26
menyengat)
g. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan
makanan tertentu berdasarkan
perkembangan atau usia (misalnya,
peningkatan kalsium, protein,cairan, dan
kalori untuk wanita menyusui, peningkatan
asupan serat untuk mencegah konstipasi
pada orang dewasa yang lebih tua)
h. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi

4. Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Manajemen alergi (6410)
berhubungan dengan diharapkan : Definisi :
hiperventilasi dibuktikan Status pernafasan (0415) Identifikasi, peralatan dan pencegahan respon
dengan Definisi : alergi terhadap makanan, obat-obataan, gigitan
Proses keluar masuknya udara ke paru-paru serta seranga, bahan kontraks ,darah, dan zat lainnya .
Batasan karakteristik : pertukaran karbondioksida dan oksigen di alveoli Aktifitas-aktifitas :
a. Pernapasan cuping hidung. a. Frekuensi pernafasan dengan skala (4) a. Identifikasi alergi yang diketahui (misalnya,
b. Pola nafas abnormal b. Irama pernafasan dengan skala (4) obat-obatan, makanan, serangga,
(misalnya, irama, frekuensi, c. Kedalaman isnpirasi dengan skala (4) lingkungan) dan reaksi yang tidak biasa.
kedalaman). d. Saturasi oksigen dengan skala (4) b. Dokumentasikan semua informasi mengenai
c. Takipnea e. Penggunaaan otot bantu nafas dengan skala (4) alergi dalam rekam medis, sesuai dengan
f. Gangguan kesadaran dengan skala (4) prosedur
g. Gangguan ekspirasi dengan skala (4) c. Monitor pasien mengenai paparan
berikutnya terhadap agen yang diketahui
dapat menyebabkan alergi dengan
Keterangan skala : gejala kemerahan, aniodema, urtikaria, batuk
1: Berat parokssisma, kecemasan berat, sesak nafas,

27
2: Cukup berat muntah, syanosis/syok
3: Sedang d. Instruksikan pasien untuk menghindari
4: Ringan bahan yang menyebabkan alergi
5: Tidak ada sebagaimana mestinya.
e. Instruksikan pasien untuk mencegah
Status pernafasan : Ventilasi (0403) penggunaan bahan yang menyebabkan
Defenisi : respon alergi.
Keluar masuknya udara dari dan kedalam paru f. Diskusikan metode untuk mengontrol alergi
a. Frekuensi pernafasan dengan skala (4) dari lingkungan (misalnya., debu, jamur dan
b. Irama pernafasan dengan skala (4) serbuk sari
c. Kedalam inspirasi dengan skala (4)
d. Dipnea saat istirahat dengan skala (4) Surveilans (6650)
e. Dyspnea saat latihan dengan skala (4) Definisi:
f. Gangguan ekspirasi dengan skala (4) Kegiatan pengumpulan penginterpretasian, dan
Keterangan skala : pensintensisan data pasien dalam rangka
1: Berat pengambilan keputusan klinis
2: Cukup berat Aktivitas –aktivitas
3: Sedang a. Kaji adannya tanda awal yang harus
4: Ringan ditangani segera (misalnya, perubahan tanda
5: Tidak ada vital, penurunan ataupeningkatan nadi,
penurunan atau peningkatan tekanan darah,
kesulitan bernafas, saturasi oksigen yang
rendah meskipun intake oksigen meningkat,
perubahan tingkat kesadaran, kejang
berkepanjangan atau kejang berulang, nyeri
dada, perubahan mendadak
tingkatkesadaran, atau ketika pasien

28
maupun perawat merasa ada yang tidak
beres).
b. Sajikan data dari table frekuensi dan
interpretasinya sesuai dengan kondisi
pasien.
c. Monitor kesetabilan pasien yang kritis
(misalnya, pasien yang membutkan
pengkajian tingkat kesadaran secara terus
menerus, pasien yang mengalami disritmia
jantung, pasien yang menerima terapi infus
intra vena seperti nitrogliserin `atau insulin).
d. Kumpulkan dan interpretasikan hasil
laboratorium.
e. Catat jenis dan jumlah cairan pada selang
dan lubang grainase dan laporkan kedokter
jika terjadi perubahan yang signifikan.

Monitor tanda tanda vital (6680)


Definisi:
Pengumpulan dan analisis data kardiovaskular,
pernafsan, dan suhu tubuh untuk menentukan
dan mencegah komplikasi.
Aktifitas-aktifitas:
a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan dengan tepat.
b. Monitor tekanan darah saat pasien
berbaring, duduk, dan berdiri sebelum dan

29
setelah perubahan posisi.
c. Monitor tekanan darah, denyut nadi dan
pernafasan sebelum, selama dan setelah
beraktifitas dengan tepat
d. Monitor irama dan laju pernafasan (misalnya,
kedalaman, dan kesimetrisan).
e. Monitor pola pernafasan abnormal (misalnya
cheyne – strokes, kusumaul, biot, apneustic,
ataksia, dan bernafas berlebihan ).
f. Monitor warna kulit, suhu dan kelembapan.
g. Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan.

5. Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Penghisapan Lendir pada jalan Nafas (3160)
berhubungan dengan diharapkan: Defenisi:
keletihan otot dibuktikan Status Pernafasan:Pertukaran Gas (0402) Membuang sekret dengan memasukkan kateter
dengan
Defenisi: suction kedalam mulut, nasofarum, atau trakea
Pertukaran karbondioksida dan oksigen di alveoli untuk pasien.
Batasan karakteristik :
mempertahankan konsentrasi darah arteri. Aktivitas-aktivitas :
a. Dispenia.
a. Tekanan parsial oksigen di darah arteri (PaO2) a. Lakukan tindakan cuci tangan
b. Peningkatan
dengan skala (4). b. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan,
frekuensi jantung.
b. Tekanan Parsial karbondioksida di darah arteri kacamata, masker), sesuai dengan
(PaCO2) dengan skala (4). kebutuhan
c. Saturasi oksigen dengan skala (4). c. Informasikan kepada pasien dan keluarga
d. Hasil rontgen dada dengan skala (4). tentang pentingnya tindakan suction
e. Keseimbangan ventilasi dan perfusi dengan skala d. Gunakan alat steril setiap tindakan suction
(4). trakea
f. Dipsnea dengan aktivitas ringan dengan skala (4) e. Monitor adanya nyeri

30
g. Dyspnea ringan dengan skala (4). f. Monitor status oksigenasi pasien (nilai SaO3,
h. Gangguan kesadaran dengan skala (4) atau SvO2), status neurologis (misalnya.,
Keterangan skala : mental, tekanan intracranial, tekanan perfusi
1: Berat cerebral dan status hemodinamik (misalnya.,
2: Cukup berat nilai MAP dan irama jantung) segera
3: Sedang sebelumnya, selama dan setelah melakukan
4: Ringan suction)
5: Tidak ada g. Lakukan suction orofaring setelah
menyelesaikan suction trakea
Respon Ventilasi Mekanik: Dewasa (0411) h. Hentikan suction trakea dan sediakan
Defenisi : oksigen tambahan jika pasien pernah
Pertukaran alveolar dan perfusi jaringan secara efektif megalami bradikardia, peningkatan
yang didukung oleh ventilasi secara meknik. ektopiven trikel dan atau desaturase
a. Tingkat pernafasan dengan skala (4). i. Monitor dan catat warna, jumlah dan
b. Irama pernafasan dengan skala (4). konsistensi sekret
c. Kedalaman inspirasi dengan skala (4).
d. FiO2 (fraksi isnpirasi oksigen) memenuhi Fisioterapi Dada (3230)
kebutuhan oksigen dengan skala (4). Defenisi :
e. Hasil sinar x-ray pada dada dengan skala (4). Membantu pasien untuk mengeluarkan sekresi
f. Keseimbangan ventilasi perfusi dengan skala (4). dijalan nafas dengan cara perfusi, vibrasi, dan
g. Kesulitan bernafas dengan ventilator dengan pengaliran postural
skala (4) Aktivitas-aktivitas :
a. Kenali ada tidaknya kontra indikasi
dilakukannya fisioterapi dada pada pasien
Keterangan skala : (misalnya., PPOK eksaserbasi akut,
1: Berat pneumonia tanpa produksi skutumber lebih,
2: Cukup berat osteoporosis, kanker paru dan edeme

31
3: Sedang serebri)
4: Ringan b. Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam sekali
5: Tidak ada setelah makan
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
fisioterapi dada kepada pasien
d. Monitor status respirasi dan kardiologi
(misalnya., denyut dan irama nadi, suara dan
kedalaman nafas)
e. Monitor jumlah dan karakteristik sputum
f. Posisikan segmen paru yang akan dilakukan
fisioterapi dada diatas, jika pasien tidak
dapat mengikuti posisi tersebut, lakukan
modifikasi pemposisian (misalnya, hindari
posisi terlentang pada pasien dengan PPOK,
cedera kepala akut, masalah jantung karena
dapat meningkatkan nafas apendek dan
dangkal, meningkatkan TIK, dan
menyebabkan stress, secara berkelanjutan )
g. Tepuk dada dengan teratur dan cepat
dengan menggunakan telapak tangan yang
dikuncupkan diatas area yang ditentukan
selama 3-5 menit, hindari perfusi diatas
tulang belakang, ginjal, payudara, area insisi,
dan tulang rusuk yang patah.
h. Getar dengan cepat dan kuat dengan telapak
tangan, jaga agar bahu dan lengan tetap
lurus, pergelngan tangan kencang, pada area

32
yang akan dilakukan fisioterapi dada ketika
pasien menghembuskan nafas atau batuk 3
-4 kali
i. Isntruksikan pasien untuk mengeluarkan
nafas dengan tekhnik nafas dalam
j. Monitor kemampuan pasien sebelum dan
setelah prosedur (contoh: oksimetrinadi,
tanda vital, dan tingkat kenyamanan pasien )

Penyapihan Ventilator Mekanik (3310)


Defenisi:
Membantuklienbernafastanpabantuan
ventilator mekanik
Aktivitas-aktivitas :
a. pertimbangkan persiapan klien dalam proses
penyampihan(misalnya, stabil secara
hemodinamik, kondisi yang membutuhkan
ventilasi sudah teratasi, kondisi sudah
optimal untuk penyapihan)
b. Monitor pemicu kemampuan untuk
mentoleransi penyapihan berdasarkan
protocol (misalnya, tingkat [ventilator
mekanik] untuk dimatikan, kapasitas vital,
Vd/Vt , MVV, kemampuan bernafas sendiri,
FEV1, tekanan inspirasi negative )
c. Kolaborasi dengan anggota kesehatan yang
lain untuk mengoptimalkan status nutrisi

33
klien, pastikan bahwa 50% sumber kalori dari
diet non protein berasal dari lemak dan
bukan dari karbohidrat
d. Posisikan klien agar dapat menggunakan
otot penyapihan terbaik dan optimalkan
fungsi diafragama/penurunan diafragma
e. Suction jalan nafas jika diperlukan
f. Berikan fisioterapi dada yang sesuai.
g. Monitor gejala kelelahan otot pernafasan
(misalnya, perubahan nilai PaCO2 secara
tiba-tiba, ventilasi yang cepat dan lambat,
pergerakan dinding abdomen ), hipoksemia,
dan hipoksia jaringan ketikan penyapihan
sedang dalam proses
h. Gunakan tekhnik relaksasi yang sesuai
i. Latih klien selama percoban penyapihan
yang sulit

34
DAFTAR PUSTAKA

American Lung Association,2015. Pneumonia. Tersedia: http://www.lung.org/lung-

disease/pneumonia/understanding-pneumonia.html. [Diakses pada


tanggal 09 Desember 2019].

Bulechek, G. et all (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) 6 th Indonesian


edition. Singapore : Elsevier.

Dahlan Z. Pneumonia. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. p1608-19.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.


http://depkes.go.id/download/riskesdas2013/hasil%20Riskesdas

%202013.pdf. [Diakses pada tanggal 09 Desember 2019].

Djojodibroto, Darmanto. (2019). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta. Buku

Kedokteran.

Elizabeth, J. Corwin. (2008). Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG

Herdman, T. Heather. (2017). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi, 2018-2020 edisi 11, Jakarta : Kedokteran EGC.

Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S. (2016). Nursing Outcomes Classification


(NOC) 5th Indonesian edition. Singapore : Elsevier.

JoyceM.Black, Jane Hokanson Hawks. (2014). Edisi Ke-8 Jilid 3 : 2014, Keperawatan
Medikal Bedah Manajemen Klinis Yang Diharapkan . Penerbit elvervier
(Singapore) PT Ltd.

Masmoki. (2007). Waspada Pneumonia, bukan Sekedar Panas Batuk Pilek .

http://cakmoki86.wordpress.com/2007/07/13/pneumonia-warning .
[Diakses pada tanggal 09 Desember 2019].

35
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc Jogja: Mediaction
http://wineebali.com/buku/wp-content/uploads/2018/07/Amin-Huda-
Nurarif.Aplikasi-Asuhan-Keperawatan.-Jilid-1.-intro.pdf. [Diakses pada

tanggal 09 Desember 2019].

Septiyani, Alun. (2018). Laporan Pendahuluan Pneumonia.


https://www.academia.edu/37982417/LAPORAN_PENDAHULUAN_PNEUMO
NIA_UNIVERSITAS_MUHAMMADIYAH. [Diakses pada tanggal 09 Desember

2019].

Sudiartini. Luh Nyoman Trisna. (2012). Laporan Pendahuluan Pneumonia.


https://www.academia.edu/9339186/LP_PNEUMONIA. [Diakses pada
tanggal 09 Desember 2019].

Wijayaningsih, Kartika Sari. (2013) .Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta. TIM.

36

Anda mungkin juga menyukai