PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran nafas bawah akut pada
usia lanjut dengan usia 65 tahun atau lebih (American lung association, 2015).
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 15%-20% penduduk
setiap tahun. Pneumonia merupakan kematian nomor 5 pada usia lanjut (Dahlan,
2014).
inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05%
perempuan. Pneumonia memiliki tingkat ctrude fatality rate (CFR) yang tinggi,
yaitu 7,6%. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi
pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5% (Kementrian Kesehatan RI, 2013).
1
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui manajemen Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
Pneumonia.
2. Mengetahui peran perawat dalam menjalankan intervensi pada pasien dengan
gangguan Pneumonia.
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, maupun melaksanakan asuhan
2
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1) KONSEP DASAR
1. Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang ditandai
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (sylvia A.price).
Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma( fungi), dan aspirasi substansi asing
berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat
3
2. Etiologi
Secara umum individu yang terserang pneumonia diakibatkan oleh
tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ,
a. Bakteri
Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,
b. Virus
Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
c. Jamur
Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatices,
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada
pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang
3. Patofisiologi
Pneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
sebagai berikut:
a. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi
pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan
alveoli.
4
malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Pathway
5
5. Manifestasi Klinis
a. Demam
Sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan-3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih
aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
b. Meningisumus
Tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan awitan demam
yang tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung
dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang pada saat
suhu turun.
c. Anoreksia
Merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-kanak.
Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang
lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai ke tahap pemulihan.
d. Muntah
Anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang meruapakan
e. Diare
Biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai
g. Sumbatan Nasal
Pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan
Sering menyertai infeksi penapasan. Mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau
kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
i. Batuk
Merupakan gambaran umum dari penyakit pernafsaan. Dapat
6
menjadi bukti hanya selama fase akut.
j. Sakit Tenggorokan
Merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.
6. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan:
a. Pneumonia Komunitas
lingkungan rumah sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat
dirumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat dirumah sakit selama >
14 hari.
b. Pneumina Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk
jenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
Faktor utama untuk pathogen tertentu dapat dilihat pada Tabel 1.2.
mekanik
7
Tabel 2.1 faktor utama untuk pathogen tertentu.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi
lobus.
1) Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
8
Gambar 1.3 sinar X (Blogspot.com)
k. Biopsi paru: unt
2) Biopsi paru
Untuk menetapkan diagnosis
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah
dapat positif pada 20- 25% penderita yang tidak siobati. Analisis gas
darah menunjukan hipoksemia dan hikarbia.
c. Pemeriksaan serologi
Membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
8. Komplikasi
Komplikasi Penjelasan
Efusi Pleura Kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan diantara
dalam.
Epiema Keadaan terdapatnya nanah dalam rongga pleura yang
biasanya merupakan kelanjutan proses efusi
parapneumonia.
Abses paru Infeksi paru-paru, penyakit ini menyebabkan
9
pembengkakan yang mengandung nanah, nekrotik
pada jaringan paru-paru, dan pembentukan rongga
tubuh.
Sepsis Suatu penyakit pada saat terjadi infeksi, tubuh kita akan
mengahasilkan berbagai senyawa kimia untuk melawan
9. Penatalaksanaan
10
sehari, eritromisin atau kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali
sehari. Oksigen 1-2 L/m. IVFD dekstrose 5% ½ Nacl O.225%
b. Non farmakologi
1) Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat
dirumah.
2) Simptomatik terhadap batuk.
bronkodilator.
5) Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus
berat.
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah
d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetic atau
(IDAI, 2009). Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.
Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pada
11
palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada aulkultasi terdengar
suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang mungkin disertai ronki
basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
Data fokus
a. Sistem integument
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
paru.
c. Sistem cardiovaskuler
Subyektif : Sakitkepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
e. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : Lemah, cepat lelah.
f. Sistem Genitourinaria
Subyektif : -
h. Studi laboratorik
1) Hb : menurun/normal
12
2) Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen
darah, kadarkarbon darah meningkat/normal.
Pengkajian Fisik
1. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya
inspirasi.Pada pneumonia
berat, tarikan dinding dada ke
2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang
13
3. Perkusi
Lakukan perkusi dada bagian anterior
4. Auskultasi
Sederhana dapat dilakukan dengan
cara mendekatkan telinga kehidung/
14
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
Defisini :
1) Dispnea.
2) Gas darah arteri abnormal.
Definisi :
Ketidakcukupan energi psikologis untuk mempertahankan atau
Defisini :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
15
Domian 2 Nutrisi / Kelas 1 Makan
16
Batasan karakteristik :
1) Diare
Definisi :
Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat.
3) Takipnea
Faktor yang berhubungan :
1) Hiperventilasi
menyokong kehidupan.
Domian 4 Aktivitas/ Istirahat / Kelas 4 Respons Kerdiovaskular/ Pulmonal
Batasan Karakteristik :
1). Dispnea
17
3. Rencana Tindakan Keperawatan
18
Perfusi jaringan: pulmonari (0408) system humidifier
Definisi : c. Monitor aliran oksigen
Kecukupan aliran darah melalui pembuluh darah d. Monitor efektifitas terapi oksigen
pulmonali untuk perfusi unit alveolar/ kapiler (misalnya, tekanan oksimetri, ABGs) dengan
a. Irama pernafasan dengan skala (4). tepat.
b. Pindaian perfusi ventilasi dengan skala (4). e. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Nilai rata- rata tekanan darah dengan skala (4) f. Monitor kemampuan pasien untuk
d. Suara nafas abnormal pada pleura (4) mentolerir pengangkatan oksigen ketika
e. Sesak nafas dengan skala (4). makan
f. Gangguan pertukaran gas dengan skala (4).
Keterangan skala : Monitor pernafasan (3350)
1. Berat Definisi :
19
d. Kemudahan bernafas ketika dengan portokol yang ada
beraktifitas dengan skala (4) d. Catat pada perubahan satuarsi O2. Volume
e. Tekanan darah diastolic ketika beraktifitas dengan O2 Tidak akhir Co2 dan perubahan nilai
skala (4) analisa gas darah dengan tepat
f. Toleransi dalam menaiki tangga dengan skala (4) e. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
g. Kekuatan tubuh bagian atas dengan skala (4) f. Catatan onset, karakteristik, dan lamanya
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Terapi aktifitas (4310)
berhubungan dengan diharapkan : Definisi :
ketidakseimbangan antara Toleransi terhadap aktivitas (0005) Peresepan terkait dengan menggunakan
suplai dan kebutuhan oksigen Definisi : bantuan aktifitas fisik, kognisi, sosial dan
dibuktikan dengan : Respon fisiologis terhdap pergerakan yang memerlukan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan
energy dalam aktivitas sehari-hari. durasi aktifitas kelompok.
a. Saturasi oksigen ketika beraktivitas dengan skala Aktivitas-aktivitas :
Batasan karakteristik (4) a. Pertimbangan kelakuan klien dalam
1. Dyspnea setelah b. Frekuensi nadi ketika beraktivitas dengan skala (4) berpartisifasi melaului aktifitas spesifik
beraktivitas c. Kemudahan bernafas ketika beraktivitas dengan b. Berkolaborasi dengan (ahli) terapis fisik,
2. Keletihan skala (4) okupasi dan terapis rekreasional dalam
3. Elektrokardiogram (EKG) d. Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas dengan perencanaan dan pemantauan program
20
aritmia skala (4) aktifitas, jika memang di perlukan
e. Tekanan darah diastolic ketika beraktivitas dengan c. Bantu klien untuk mengeksplorasi tujuan
skala ( 4) personal dari aktifitas - aktifitas yang biasa
f. Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup di lakukan (misalnya ; bekerja) dengan
dengan skala (4) aktifitas-aktifitas yang disukai
Keterangan skala : d. Membantu klien untuk memilih aktifitas dan
1. Sangat terganggu pencapaian tujuan melalui aktigfitas yang
konsisten dengan kemampuan fisik,
2. Banyak terganggu
fisiologis dan social
3. Cukup terganggu
e. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan
4. Sedikit terganggu
memperoleh sumber-sumber yang di
5. Tidak terganggu perlukan untuk aktifitas- aktifitas yang
digunakan
f. Bantu klien untuk menjadwalkan waktu –
waktu spesifik terkait dengan aktifitas harian
g. Identifikasi strategi untuk meningkatkan
partisifasi terkait denga aktifitas yang
diinginkan
Aktivitas-aktivitas :
21
a. Hargai keyakinan individu terkait latihan fisik
b. Gali hambatan untuk melakukan latihan
dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
c. Dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
d. Dampingi individu pada saat
mengembangkan program latihan untuk
memenuhi kebutuhannya
e. Dampingi individu pada saat menjadwalkan
latihan secara rutin setiap minggunya
f. Instruksikan individu terkait dengan tipe
aktifitas fisik yang sesuai dengan derajat
kesehatannya, kolaborasikan dengan dokter
dan atau ahli terapi fisik
g. Monitor respon individu terhadap program
latihan
22
riwayat perilaku dimasa lalu
c. Sediakan tempat tidur dan dengan
ketinggian yang rendah, yang sesuai
d. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang
bersih dan nyaman
e. Sediakan linen dan pakaian dalam dengan
kodisi, bebas dari residu dan noda
f. Hindari dari paparan dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu panas, atau terlalu dingin
g. Sediakan keluarga ata orang terdekat
dengan informasi mengenai membuat
ligkungan yang aman bagi pasien
3. Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Manajemen Gangguan Makan (1030)
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan : Defenisi :
berhubungan dengan Status Nutrisi (1004) Pencegahan dan perawatan terhadap
Ketidakmampuan makan Definisi : pembatasan diet ketat dan olahraga yang
Sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk
dibuktikan dengan : berlebihan atau perilaku memuntahkan
Batasan karakteristik : memenuhi kebutuhan metabolik.
makanan ndan cairan
a. Diare a. Status gizi dengan skala (4)
Aktivitas-aktivitas:
b. Gangguan sensasi rasa. b. Asupan makanan dengan skala (4)
a. Rundingkan dengan tim kesehatan lain
c. Nyeri abdomen c. Asupan cairan dengan skala (4)
untuk mengatur target pencapaian berat
d. Energi dengan skala (4)
badan jika berat badan klien tidak berada
e. Rasio berat badan atau tinggi badan dengan
dalam rentang berat badan yang
skala (4)
direkomendasikan sesuai umur dan bentuk
f. Hidrasi dengan skala (4)
tubuh
Keterangan skala :
b. Tentukan pencapaian berat badan harian
1: Berat
23
2: Cukup berat sesuai keinginan
3: Sedang c. Rundingkan dengan ahli gizi dalam
4: Ringan menentukan asupan kalori harian yang
5: Tidak ada diperlukan untuk mempertahankan berat
badan yang sudah ditentukan
Status Nutrisi : Asupan Nutrisi (1009) d. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang
Definisi: baik dengan klien (dan orang terdekat
Asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien yang tepat)
metabolik. e. Dorong klien untuk mendiskusikan
a. Asupan kalori dengan skala (4) makanan yang disukai bersama dengan
b. Asupan protein dengan skala (4) ahli gizi
c. Asupan lemak dengan skala (4) f. Batasi makan sesuai dengan jadwal,
d. Asupan vitamin dengan skala (4) makanan pembuka dan makanan ringan
e. Asupan mineral dengan skala (4) g. Bantu klien (dan orang terdekat klien
f. Asupan kalsium degan skala (4) dengan tepat) untuk mengkaji dan
g. Asupan natrium dengan skala (4) memecahkan masalah personal yang
Keterangan skala : berkontribusi terhadap (terjadinya)
1: Berat gangguan makanan
2: Cukup berat h. Monitor berat badan klien sesuai secara
3: Sedang rutin
4: Ringan
5: Tidak ada Monitor Cairan (4130)
Definisi :
Pengumpulan dan analisis data pasien dalam
pengaturan keseimbangan cairan
Aktivitas-aktivitas:
24
a. Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan
cairan serta kebiasaan eliminasi
b. Tentukan faktor-faktor risiko yang mungkin
menyebabkan ketidakseimbangan cairan
(misalnya, kehilangan albumin, luka bakar,
malnutrisi, sepsis, sindrom nefrotik,
hipertemia, terapi dieuretik, patologi ginjal,
gagal jantung, diaphoresis, disfungsi hat,
olahraga berat, papasan panas, infeksi,
paska operasi, polyuria, muntah, dan diare).
c. Periksa turgor kulit dengan memegang
jaringan sekitar tulang kering, mencubit
kulit dengan lembut, pegang dengan
kedua tangan dan lepaskan (diamana, kulit
dengan lembut, pegang dengan kedua
tangan dan lepaskan (dimana, kulit akan
turun kembali dengan cepat jika pasien
terhidrasi dengan baik)
d. Monitor tekanan darah, denyut jantjng ,
dan status pernapasan
e. Catat ada tidaknya vertigo pada saat
(bangkit untuk) berdiri
f. Batasi dan alokasikan asupan cairan
g. Konsultasikan kedokter jika pengeluaran
urine kurang dari 0,5 ml/kg/jam atau
asupan cairan orang dewasa krang dari
2000 dalam 24 jam
25
Manajemen Nutrisi (1100)
Definisi :
Menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi
yang seimbang.
Aktivitas-aktivitas:
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
(pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi)
b. Tentukan apa yang menjadi prefensi
makanan bagi pasien
c. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan
nutrisi ( yaitu: membahas pedoman diet da
piramida makanan )
d. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi
e. Atur diet yang diperlukan ( yaitu,
menyediakan makanan berprotein tinggi,
menyarankan menggunakan bumbu dan
rempah-rempah sebagai alternative untuk
garam, menyediakan pengganti gula,
menambah atau mengurangi kalori,
menambah atau mengurangi vitamin,
mineral atau suplemen )
f. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
mengonsumsi makan (misalnya, bersih,
berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang
26
menyengat)
g. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan
makanan tertentu berdasarkan
perkembangan atau usia (misalnya,
peningkatan kalsium, protein,cairan, dan
kalori untuk wanita menyusui, peningkatan
asupan serat untuk mencegah konstipasi
pada orang dewasa yang lebih tua)
h. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
4. Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Manajemen alergi (6410)
berhubungan dengan diharapkan : Definisi :
hiperventilasi dibuktikan Status pernafasan (0415) Identifikasi, peralatan dan pencegahan respon
dengan Definisi : alergi terhadap makanan, obat-obataan, gigitan
Proses keluar masuknya udara ke paru-paru serta seranga, bahan kontraks ,darah, dan zat lainnya .
Batasan karakteristik : pertukaran karbondioksida dan oksigen di alveoli Aktifitas-aktifitas :
a. Pernapasan cuping hidung. a. Frekuensi pernafasan dengan skala (4) a. Identifikasi alergi yang diketahui (misalnya,
b. Pola nafas abnormal b. Irama pernafasan dengan skala (4) obat-obatan, makanan, serangga,
(misalnya, irama, frekuensi, c. Kedalaman isnpirasi dengan skala (4) lingkungan) dan reaksi yang tidak biasa.
kedalaman). d. Saturasi oksigen dengan skala (4) b. Dokumentasikan semua informasi mengenai
c. Takipnea e. Penggunaaan otot bantu nafas dengan skala (4) alergi dalam rekam medis, sesuai dengan
f. Gangguan kesadaran dengan skala (4) prosedur
g. Gangguan ekspirasi dengan skala (4) c. Monitor pasien mengenai paparan
berikutnya terhadap agen yang diketahui
dapat menyebabkan alergi dengan
Keterangan skala : gejala kemerahan, aniodema, urtikaria, batuk
1: Berat parokssisma, kecemasan berat, sesak nafas,
27
2: Cukup berat muntah, syanosis/syok
3: Sedang d. Instruksikan pasien untuk menghindari
4: Ringan bahan yang menyebabkan alergi
5: Tidak ada sebagaimana mestinya.
e. Instruksikan pasien untuk mencegah
Status pernafasan : Ventilasi (0403) penggunaan bahan yang menyebabkan
Defenisi : respon alergi.
Keluar masuknya udara dari dan kedalam paru f. Diskusikan metode untuk mengontrol alergi
a. Frekuensi pernafasan dengan skala (4) dari lingkungan (misalnya., debu, jamur dan
b. Irama pernafasan dengan skala (4) serbuk sari
c. Kedalam inspirasi dengan skala (4)
d. Dipnea saat istirahat dengan skala (4) Surveilans (6650)
e. Dyspnea saat latihan dengan skala (4) Definisi:
f. Gangguan ekspirasi dengan skala (4) Kegiatan pengumpulan penginterpretasian, dan
Keterangan skala : pensintensisan data pasien dalam rangka
1: Berat pengambilan keputusan klinis
2: Cukup berat Aktivitas –aktivitas
3: Sedang a. Kaji adannya tanda awal yang harus
4: Ringan ditangani segera (misalnya, perubahan tanda
5: Tidak ada vital, penurunan ataupeningkatan nadi,
penurunan atau peningkatan tekanan darah,
kesulitan bernafas, saturasi oksigen yang
rendah meskipun intake oksigen meningkat,
perubahan tingkat kesadaran, kejang
berkepanjangan atau kejang berulang, nyeri
dada, perubahan mendadak
tingkatkesadaran, atau ketika pasien
28
maupun perawat merasa ada yang tidak
beres).
b. Sajikan data dari table frekuensi dan
interpretasinya sesuai dengan kondisi
pasien.
c. Monitor kesetabilan pasien yang kritis
(misalnya, pasien yang membutkan
pengkajian tingkat kesadaran secara terus
menerus, pasien yang mengalami disritmia
jantung, pasien yang menerima terapi infus
intra vena seperti nitrogliserin `atau insulin).
d. Kumpulkan dan interpretasikan hasil
laboratorium.
e. Catat jenis dan jumlah cairan pada selang
dan lubang grainase dan laporkan kedokter
jika terjadi perubahan yang signifikan.
29
setelah perubahan posisi.
c. Monitor tekanan darah, denyut nadi dan
pernafasan sebelum, selama dan setelah
beraktifitas dengan tepat
d. Monitor irama dan laju pernafasan (misalnya,
kedalaman, dan kesimetrisan).
e. Monitor pola pernafasan abnormal (misalnya
cheyne – strokes, kusumaul, biot, apneustic,
ataksia, dan bernafas berlebihan ).
f. Monitor warna kulit, suhu dan kelembapan.
g. Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan.
5. Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien Penghisapan Lendir pada jalan Nafas (3160)
berhubungan dengan diharapkan: Defenisi:
keletihan otot dibuktikan Status Pernafasan:Pertukaran Gas (0402) Membuang sekret dengan memasukkan kateter
dengan
Defenisi: suction kedalam mulut, nasofarum, atau trakea
Pertukaran karbondioksida dan oksigen di alveoli untuk pasien.
Batasan karakteristik :
mempertahankan konsentrasi darah arteri. Aktivitas-aktivitas :
a. Dispenia.
a. Tekanan parsial oksigen di darah arteri (PaO2) a. Lakukan tindakan cuci tangan
b. Peningkatan
dengan skala (4). b. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan,
frekuensi jantung.
b. Tekanan Parsial karbondioksida di darah arteri kacamata, masker), sesuai dengan
(PaCO2) dengan skala (4). kebutuhan
c. Saturasi oksigen dengan skala (4). c. Informasikan kepada pasien dan keluarga
d. Hasil rontgen dada dengan skala (4). tentang pentingnya tindakan suction
e. Keseimbangan ventilasi dan perfusi dengan skala d. Gunakan alat steril setiap tindakan suction
(4). trakea
f. Dipsnea dengan aktivitas ringan dengan skala (4) e. Monitor adanya nyeri
30
g. Dyspnea ringan dengan skala (4). f. Monitor status oksigenasi pasien (nilai SaO3,
h. Gangguan kesadaran dengan skala (4) atau SvO2), status neurologis (misalnya.,
Keterangan skala : mental, tekanan intracranial, tekanan perfusi
1: Berat cerebral dan status hemodinamik (misalnya.,
2: Cukup berat nilai MAP dan irama jantung) segera
3: Sedang sebelumnya, selama dan setelah melakukan
4: Ringan suction)
5: Tidak ada g. Lakukan suction orofaring setelah
menyelesaikan suction trakea
Respon Ventilasi Mekanik: Dewasa (0411) h. Hentikan suction trakea dan sediakan
Defenisi : oksigen tambahan jika pasien pernah
Pertukaran alveolar dan perfusi jaringan secara efektif megalami bradikardia, peningkatan
yang didukung oleh ventilasi secara meknik. ektopiven trikel dan atau desaturase
a. Tingkat pernafasan dengan skala (4). i. Monitor dan catat warna, jumlah dan
b. Irama pernafasan dengan skala (4). konsistensi sekret
c. Kedalaman inspirasi dengan skala (4).
d. FiO2 (fraksi isnpirasi oksigen) memenuhi Fisioterapi Dada (3230)
kebutuhan oksigen dengan skala (4). Defenisi :
e. Hasil sinar x-ray pada dada dengan skala (4). Membantu pasien untuk mengeluarkan sekresi
f. Keseimbangan ventilasi perfusi dengan skala (4). dijalan nafas dengan cara perfusi, vibrasi, dan
g. Kesulitan bernafas dengan ventilator dengan pengaliran postural
skala (4) Aktivitas-aktivitas :
a. Kenali ada tidaknya kontra indikasi
dilakukannya fisioterapi dada pada pasien
Keterangan skala : (misalnya., PPOK eksaserbasi akut,
1: Berat pneumonia tanpa produksi skutumber lebih,
2: Cukup berat osteoporosis, kanker paru dan edeme
31
3: Sedang serebri)
4: Ringan b. Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam sekali
5: Tidak ada setelah makan
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
fisioterapi dada kepada pasien
d. Monitor status respirasi dan kardiologi
(misalnya., denyut dan irama nadi, suara dan
kedalaman nafas)
e. Monitor jumlah dan karakteristik sputum
f. Posisikan segmen paru yang akan dilakukan
fisioterapi dada diatas, jika pasien tidak
dapat mengikuti posisi tersebut, lakukan
modifikasi pemposisian (misalnya, hindari
posisi terlentang pada pasien dengan PPOK,
cedera kepala akut, masalah jantung karena
dapat meningkatkan nafas apendek dan
dangkal, meningkatkan TIK, dan
menyebabkan stress, secara berkelanjutan )
g. Tepuk dada dengan teratur dan cepat
dengan menggunakan telapak tangan yang
dikuncupkan diatas area yang ditentukan
selama 3-5 menit, hindari perfusi diatas
tulang belakang, ginjal, payudara, area insisi,
dan tulang rusuk yang patah.
h. Getar dengan cepat dan kuat dengan telapak
tangan, jaga agar bahu dan lengan tetap
lurus, pergelngan tangan kencang, pada area
32
yang akan dilakukan fisioterapi dada ketika
pasien menghembuskan nafas atau batuk 3
-4 kali
i. Isntruksikan pasien untuk mengeluarkan
nafas dengan tekhnik nafas dalam
j. Monitor kemampuan pasien sebelum dan
setelah prosedur (contoh: oksimetrinadi,
tanda vital, dan tingkat kenyamanan pasien )
33
klien, pastikan bahwa 50% sumber kalori dari
diet non protein berasal dari lemak dan
bukan dari karbohidrat
d. Posisikan klien agar dapat menggunakan
otot penyapihan terbaik dan optimalkan
fungsi diafragama/penurunan diafragma
e. Suction jalan nafas jika diperlukan
f. Berikan fisioterapi dada yang sesuai.
g. Monitor gejala kelelahan otot pernafasan
(misalnya, perubahan nilai PaCO2 secara
tiba-tiba, ventilasi yang cepat dan lambat,
pergerakan dinding abdomen ), hipoksemia,
dan hipoksia jaringan ketikan penyapihan
sedang dalam proses
h. Gunakan tekhnik relaksasi yang sesuai
i. Latih klien selama percoban penyapihan
yang sulit
34
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Z. Pneumonia. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. p1608-19.
Kedokteran.
JoyceM.Black, Jane Hokanson Hawks. (2014). Edisi Ke-8 Jilid 3 : 2014, Keperawatan
Medikal Bedah Manajemen Klinis Yang Diharapkan . Penerbit elvervier
(Singapore) PT Ltd.
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/07/13/pneumonia-warning .
[Diakses pada tanggal 09 Desember 2019].
35
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc Jogja: Mediaction
http://wineebali.com/buku/wp-content/uploads/2018/07/Amin-Huda-
Nurarif.Aplikasi-Asuhan-Keperawatan.-Jilid-1.-intro.pdf. [Diakses pada
2019].
36