Anda di halaman 1dari 5

F.

        Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga


a.     Tingkat subtitusi
Makin sulit mencari subtitusi suatu harga, permitaan makin inelatis. Beras bagi masyarakat
Indonesia sulit dicari subtitusinya, karena itu permintaan beras inelitas. Garam tidak mempunyai
subtitusi, oleh karena itu permintaan inelitas sempurna. Walaupun harganya naik banyak orang
tetap membanyarnya atau membelinya dan seandainya harga turun banyak orang tidak lantas
akan memborong garam.
b.    Jumlah pemakai
Makin banyak pemakai, permintaan suatu barang makin inelitas. Hampir semua suku bangsa
di Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Ini penjalasan lain mengapa
permintaan beras di Indonesia inelitas. Penjelasan ini sebenarnya menunjukan bahwa elastisitas
harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Namun, pokok tidaknya suatu
barang adalah hal yang relatif. Pesawat televisi misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin
sekali termasuk barang kebutuhan pokok (selain sebagai media hiburan juga sebagai media
informasi yang sangat penting), tetapi bagi masyarakat desa merupakan barang mewah sehingga
pembelinya dapat ditunda bila harganya naik, (TR) meningkat. Atau dapat dikatakan utuk barang
yang permntaanya inelitas, pendapatan marjinal atau marginal revenue (MR) negatif. Barang
yang permintaanya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan lebih besar daripada
10%, akibatnya permintaan total menurun.
Dengan kata lain, MR positif. Barang yang elastis permintaannya unitari, kenaikan harga
10% menurunkan permintaan sebesar 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah atau MR sama
dengan turun. TR dapat didefinisikan sebagai harga (P) dikalikan dengan jumlah barang (Q)
yang terjual. Sedangkan MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya
satu unit barang terjual, atau MR = dTR/dQ

Tabel 1
Elastisitas Jika harga turun Jika harga naik Pendapatan marjinal
harga Maka TR Maka TR
Inelitas Turun Naik Negatif
Unitari Tetap Tetap Nol
Elastis Niak Turun Positif
hubungan antara elastisitas harga (Ep), penerimaan total (TR) dan penerimaan marjinal
(MR)
G.      Teori Cobweb (Sarang Laba-laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan
fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang
terlambat (time lag) dari produsen (petani) terhadap harga.
Misalkan, pada musim pertama (musim 1) jumlah produk pertanian yang dihasilkan
sebanyak Q1. Kita telah mengetahui bahwa barang-barang hasil pertanian merupakan barang
nondurable (tidak tahan lama). Itulah sebabnya jumlah Q1 tadi harus terjual habis pada musim
itu juga dengan harga P1 (berdasarkan kurva permintaan D). Untuk selanjutnya, para petani
mungkin sekali mendasarkan keputusannya untuk berproduksi pada harga yang berlaku di pasar
(P1), sehingga jumlah yang ditawararkan pada musim berikutnya (musim 2) adalah sebanyak Q2
(sesuai dengan hokum penawaran), dengan anggaran bahwa tetap pada P1. Namun dengan
jumlah sebanyak Q2 di pasar, maka harga yang terjadi pada musim 2 adalah P2. Kemudian
petani, merencanakan berproduksi selanjutnya sebanyak Q3 pada musim 3, berdasarkan harga
yang berlaku (P2). Hasil panen sebanyak Q3 in akan menyebabkan harga naik menjadi P3.
Dengan harga P3 ini pulalah petani membuat rencana produksi sebanyak Q4 pada musim ke 4,
dan begitulah seterusnya. Apabila proses ini terus berlangsung, fluktuasinya akan semakin
mengecil dan akhirnya terjdi keseimbangan (equilibrium), di mana harga keseimbangannya Pe
dan jumlah yang diproduksi (dan dikonsumsi) sebanyak Qe. Pada tingkat ini terjadi kestabilan.
Dalam proses tersebut tingkat harga menunjukan fluktuasi (naik turun) dari satu musim ke
musim berikutnya. Proses ini dinamakan Cobweb atau sarang laba-laba, karena gambarnya
memang menyerupai sarang laba-laba.
Sebagaimana yang telah kita bahas ini adapun didalam al-Quran dan al-hadis bahwa
permintaan dan penawaran (jual beli) itu diatur didalamnya, yaitu:
Transaksi jual beli yang dilakuka kedua belah pihak didasari dengan asas ridha dan
suksela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Allah SWT berfirman:

‫ﺍﺾ ِّﻤ ْﻧﻜ ْﻢ‬ ْ ‫ٰۚ ﻴﺎ َﻴُّﻬَﺎﺍﻠّ ِﺬ ْﻴﻦَ ٰﺍ َﻤﻨُﻭﺍ ﻻَﺘﺄ ُﻜﻠﻭﺍ ﺍَ ْﻤ َﻮﺍﻠَ ُﻜ ْﻢ ﺒَ ْﻴﻨَ ُﻜﻢ ﺒِﺎ ْﻠﺒَﺎ ِﻄ ِﻞ ﺍِﻻﱠ‬
ٍ ‫ﺃﻦ ﺘَ ُﻜﻮﻦَ ﺘِ َﺠﺎ َﺮﺓً ﻋ َْﻦ ﺘَ َﺮ‬
‫َﻮﻻَﺘَﻘﺘﻠﻮﺍ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢۚ ﺇﻦﺍﷲ ﻜﺎﻦﺑﻜﻢ ﺮﺤﻴﻤﺎ۝‬

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian saling memaki harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuaili dengan jalan peniagaan yang timbu dari kerelaan di antara kalian” (QS.
An-Nissa’:29)
Rasulullah SAW bersabda:
“sesunguhnya jual beli ini dilakukan dengan sukarela” (HR. Ibnu Hibban)
Lalu apaka hubungan ayat ini dalam elastisitas permintaa dan penawaran? Dalam ayat ini
dikatakan janganlah kalian saling menanamkan harta sesamanmu dengan jala yang tidak baik,
kecuali dengan jalan peniagaan yang timbul dari kerelaan. Kita dapat mengambil pengertian dari
kerelaa itu sendiri sebagai transaksi antara permintaan dan penawaran denga sukarela tergntung
kepada penjual dan pembeli sebagai pelaku aktif dalam kegiatan perekonomian secara umum.
H.      Aplikasi Konsep Elastisitas
a.     Dalam permintaan dan penawaran
Penerapan konsep dari elasisitas adalah untuk meramalakan apa yang akan barang atau
jasa dinaikkan pengetahuan mengenai seberapa dampak perubaahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, perubahan ini digunakan sebagai pedoman seberapa bessar ia
harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan diperoleh.
b.    Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus konsumen
Surplus konsumen adalah  nilai kerelaan pembeli untuk membayar suatu barang
dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya. Surplus konsumen dapat dihitung dengan
meencari luas daerah dibawah kurva permintaan dan diatas harga.
c.     Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus produsen
Surplus produsen adalah nilai kerelaan penjual untuk memberi suatu barang dikurangi
harga barang tersebut yang sebenarnya.

2.      Jenis Elastisitas Permintaan

2.1. Permintaan inelastis sempurna : elastisitas = 0.


         Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan,
kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis
sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas).
Kurva 1 Inelastis Sempurna
2.2. Permintaan inelastis : elastisitas < 1.
           Presentase perubahan kuantitas permintaan <dari presentase perubahan harga.
Contohpermintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras
sebagai makanan pokok. Karena, meskipun dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung
tidak akan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya, jika harga beras turun konsumen
tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras
memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
Kurva 2 Inelastis
2.3. Permintaan unit: elastisitas =1                                                         
         Presentase perubahan kuantitas permintaan = presentase perubahan harga. Contoh produk
yang elastisitasnya unit tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya
lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis,
sehingga belum tentu ada produk yang dapatdikatakan memiliki permintaan unit elastis.
Kurva 3 Uniter
2.4. Permintaan elastis : elastisitas > 1.
         Presentase perubahan kuantitas permintaan > presentase perubahan harga. Ini sering terjadi
pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain
sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang
penggantinya.
Kurva 4 Elastis
2.5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga
             Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di
pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan
demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak
elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang
memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi
oleh produsen yang berbeda.
Kurva 5 Elastis Sempurna

Anda mungkin juga menyukai