Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan Kesultanan Selaco

Fenomena Keraton Agung dan Sunda Empire saat ini tengah hangat menjadi
perbincangan. Di wilayah Priangan Timur, tepatnya di Kecamatan Parung Ponteng, Desa
Cibungur, Kampung Karangtengah, Kabupaten Tasikmalaya, juga diketahui ada kerajaan
bernama Kesultanan Selacau.
Sejak 2004, Kesultanan Selacau atau Selaco itu berdampingan dengan pemerintah daerah.
Kesultanan Selaco didirikan oleh Raden Rohidin Patra Kusumah (40) dengan gelar Sultan Patra
Kusumah VIII. Rohidin mengaku sebagai keturunan kesembilan Surawisesa, Maharaja Kerajaan
Pajajaran yang kemudian di tahun 1527 dikudeta saudaranya sendiri.
Surawisesa lalu mengungsi ke Parungponteng. Maharaja Surawisesa disebut memiliki
lima anak, di antaranya Raden Patrakusumah. "Nah saya keturunan ke delapan dari Raden
Patrakusumah," kata dia saat ditemui wartawan di istananya, Kamis (23/1).
Keberadaan kesultanan tersebut sudah diketahui sejak lama oleh masyarakat sekitar. Kesultanan
tersebut pun memiliki istana yang berdiri hingga saat ini.

Ia menyebut bahwa pendirian Kesultanan Selaco menjadi upayanya dalam melestarikan warisan
leluhur dan sebagai keturunan Kerajaan Pajajaran. Selama ini, kesultanan yang dipimpinnya
berbentuk yayasan hingga memiliki kabinet layaknya kerajaan dan juga memiliki batas wilayah.

Rohidin menyebut bahwa kesultanannya berdiri mulai dari wilayah Garut, Tasikmalaya, Ciamis
dan Pangandaran bagian selatan. Walau demikian, ia memastikan bahwa tetap mengaku sebagai
bagian dari Negara Indonesia.

"Kesultanan ini adalah upaya untuk melestarikan kebudayaannya saja karena selama ini sebagai
penggiat budaya. Di kesultanan ini kami memiliki kabinet menteri yang berjumlah enam orang
dan deputi hingga pejabat daerah yang baru disahkan di 2018 sejak mendapatkan legalitas dari
keputusan PBB," katanya.

Dia menjelaskan, dalam struktur organisasi untuk setingkat menteri disebut mangkubumi,
sedangkan pemimpin di tingkat kabupaten adalah tumenggung atau demak.

Untuk pendanaan kesultanan, Raden Rohidin mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki sumber
pendanaan yang berasal dari sertifikat Phoenix melalui Grantos yang bernama M Bambang
Utomo. Selain itu juga ia memiliki proyek Phoenix atau uang yang berasal dari luar negeri,
tepatnya di Bank Swiss yang hanya bisa diambil oleh seorang Grantos.

KERATON AGUNG SEJAGAT


Keberadaan Keraton Agung Sejagat atau KAS menjadi sorotan. Seorang pria bernama Toto
Santosa mengaku sebagai raja. Permaisurinya adalah Fanni Aminadia, teman Toto. Presiden
Joko Widodo alias Jokowi juga mengetahui peristiwa ini dan menganggapnya hiburan semata.
“Ya, itu hiburan saja,” ucapnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/1),

tersebut mendeklarasikan diri pada 2018. Toto mengklaim sebagai pewaris tahta Kerjaan
Majapahit dan Mataram Kuno. Dalam setahun terakhir, sebanyak 450 orang telah terjaring
menjadi pengikutnya yang tersebar dari Purworejo sampai Lampung. Para pengikutnya rela
mengeluarkan uang hingga Rp 3 juta sampai Rp 30 juta untuk kerjaaan ini. Sebagai
balasannya, “raja” itu mengiming-imingi jabatan tinggi di kerajaannya dan gaji dalam bentuk
dolar yang bersumber dari sebuah bank di Swiss. Semakin besar setorannya, semakin tinggi
pula jabatannya. Polisi menemukan ada 13 menteri dalam jajaran Keraton Agung Sejagat. Ada
pula susunan militer dan daerah otonom, seperti gubernur, bupati, dan lurah. Pengikut yang
tidak mau membayar iuran akan dicap sebagai teroris dan pembangkang.
Dalam foto yang beredar di media, tampak Toto dan Fanni mengenakan baju kebesaran
layaknya raja dan permaisuri. Di sebelah kanan dan kiri mereka terdapat petinggi militer yang
menjaga, lengkap pula dengan baju seragam, layaknya tentara kerajaan.

Keberadaan Keraton Agung Sejagat kemudian membuat resah masyarakat sekitar,


tepatnya di Purworejo, Jawa Tengah. Mengutip dari Kompas.com, Toto dan pengikutnya juga
pernah melakukan kirab pengantin di Sleman, pengukuhan raja di Dieng, dan acara ruwatan di
Gunung Tidar, Magelang. Pada Selasa lalu, polisi menangkap Toto dan Fanni. Keduanya
menjadi tersangka dan dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
menyiarkan berita bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dan pasal 378 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana tentang penipuan.  

Akhirnya tak lama berdiri, KAS mulai runtuh setelah tercium bau-bau kriminal di dalamnya.
Beberapa dokumen palsu disita polisi guna melakukan penyelidikan lebih lanjut sementara Toto
dan Dyah masih diamankan kepolisian setempat.

Jika kerajaan lain hancur karena serangan musuh dari luar atau karena intrik internal kerajaan,
maka KAS ini hancur karena ditangkap polisi atas kasus penipuan. Kasus ini pun masih berlanjut
sampai ditemukan titik terang. Jika memang terbukti melakukan penipuan maka KAS hampir
serupa dengan Dimas Kanjeng. Bedanya, KAS berkedok sebagai kerajaan sementara Dimas
Kanjeng berkedok agama.

SUNDA EMPIRE
"Sunda Empire adalah satu bentuk kekaisaran matahari yang ada sejak Alexander The Great
(Alexander Agung)," ungkap Rangga Sasana dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) yang
ditayangkan TV One pada Selasa (21/1/2020) malam.

"Ada sejak zaman sejak 324 tahun sebelum masehi itu sudah ada," tegasnya.

Rangga Sasana menegaskan Sunda Empire yang kini


memiliki pemerintahan bernama De Heren XVII itu lahir setelah perang dunia kedua berakhir.

Kelahirannya ditandai dengan penjatuhan bom atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang pada Agustus 1945.

"De Heren XVII adalah panitia 17 sejak perang dunia kedua, sejak bom Hirosima-Nagasaki
dihancurkan, maka seluruh pemerintahan bumi dinolkan," ungkap Rangga Sasana.

"Maka sejak saat itu, Kekaisaran Sunda atas pemilik dari sertifikat bumi, alen-dilen, yaitu atas
Dinasti Padjajaran Siliwangi meneruskan atas tatanan bumi diberikan kepada Vatikan,"
tambahnya.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan agar semua pihak tidak menyamakan Sunda Empire dengan
sejumlah kerajaan yang muncul dalam beberapa pekan belakangan.

Bukan hanya itu, Rangga Sasana juga memaparkan Gedung Pertahanan Amerika Serikat, yakni


Pentagon direncanakan juga di Bandung.

Namun, pemerintahan yang kini masih dipegang Vatikan katanya akan dikembalikan
kepada Sunda Empire.

Pengembalian kekuasaan itu ditegaskannya bersamaan dengan habisnya masa jabatan Paus
Paulus pada tanggal 15 Agustus 2020 mendatang.

"Siapa itu De Heren XVII, itu adalah Vatikan, Paus paulus yang sampai hari ini masih menjabat.
Pada tanggal 15 Agustus 2020 berakhir tugasnya, maka kami menyiapkan sebagai Dinasti
Padjajaran untuk menarik kembali apa yang menjadi tugas daripada tatanan bumi saat itu,"
jelas Rangga Sasana.

"PBB lahir di Bandung, Pentagon lahir di Bandung, perlu tahu sejarah Indonesia nanti. Kalau
misalnya tadi Mas Suryo mengatakan ISOla itu salah, memang bear Isola itu adalah Internasional
Soldier Leader, lahirnya NATO di sana, lahirnya PBB di sana.

"Nggak," balas Roy Suryo.

"Itu berarti belum benar sejarah, belum mengenal sejarah saudara itu,"
balas Rangga Sasana diiringi tawa dan riuh pengunjung ILC.

"Ini-ni, kacau ini, halu (halusinasi)," balas Roy Suryo terbahak.

"Dengar, nanti kita buka, kita buka ya," tantang Rangga Sasana serius.

Tidak ingin menjadi bahan lelucon, Rangga menjelaskan alasan mulai dari alasan PBB
dipindahkan ke Amerika Serikat hingga Sejumlah negara yang kini ditunjuk sebagai dewan
keamanan dunia.
SUNDA EMPIRE

Rangga Sasana sempat menjadi perhatian publik setelah mengaku sebagai Sekjen Sunda
Empire. Rangga beberapa kali bicara di depan publik dan menunjukkan eksistensi Sunda Empire.
Rangga Sasana kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi bersama dengan Nasri Banks
yang menjabat sebagai perdana menteri dan Raden Ratnaningsrum sebagai Kaisar Sunda Empire.
Dilansir dari Surya.co.id, Roy Surya pakar telematika mengatakan bahwa Rangga Sasana tak
memiliki darah Sunda. Menurutnya Rangga lahir di Brebes dan memiliki nama asli Edi Raharjo.

“Dia lulusan sekolah menengah pertanian. Sipil murni." Roy Surya juga mengunggah
empat foto Rangga Sasana di akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2. Sebelum ramai
Sunda Empire, sang sekjen Rangga Sasana pernah menikah dengan ES atau Ratu. Namun
mereka kemudian bercerai. Baca juga: Para Tersangka Bentuk Kerajaan Sunda Empire demi
Mendapatkan Pengaruh Dilansir dari Tribun, ES mengatakan saat masih menikah, mantan
suaminya Rangga Sasana kerap diskusi dan berkumpul dengan banyak orang. Kala itu ES tidak
mengetahui identitas dan profesi rekan-rekan yang berkumpul bersama Rangga. "Kesehariannya
banyak berkumpul dengan teman-temannya. Dari pihak mana saya enggak mengerti, suka
kumpul, rapat, musyawarah," jelasnya.

Namun ES tidak mengetahui pasti organisasi yang diikuti Rangga dan memilih
menghindari kegiatan. Ia menyebut walaupun sering melakukan perkumpulan, tidak realisasi
yang jelas dari kegiatan tersebut. "Usaha, kadang kumpul-kumpul, rapat terus enggak ada tindak
lanjut," kata ES. Baca juga: Perdana Menteri dan Kaisar Sunda Empire adalah Suami Istri,
Anggota Sebut Bunda Ratu Agung   Petinggi Sunda Empire HRH Ki Ageng Ranggasana saat di
sebuah hotel di Bali, Jumat (24/1/2020).(KOMPAS.com/IMAM ROSIDIN) Dikenal sebagai
profesor Ki Ageng Rangga Sasana berasal dari Desa Grinting, Kecamatan Bulukamba,
Kabupaten Brebes. Wamadiharjo, warga Grinting yang juga menjabat sebagai anggoat DPRD
Kabupaten Brebes mengaku kenal dengan Rangga Sasana yang memiliki nama asli Edi Raharjo.

"Sesama masyarakat Grinting tentu kenal dengan Angga Sasana atau Edi Raharjo. Beliau
usianya lebih tua dari saya. Dengan adanya berita ini, tentu masyarakat kaget," kata
Wamadiharjo, di Gedung DPRD Brebes, Selasa (21/1/2020). Wamadiharjo mennyebut Rangga
lulusan Sekolah Pertanian Menengah di Baros dan lulus sekitar tahun 1980-an. Baca juga: Sunda
Empire Dilaporkan Roy Suryo, Ki Ageng Rangga: Maling Teriak Maling Rangga sempat
merantau dan saat kembali ke Brebes mengaku telah menyandang gelar profesor. Menurut
Wamadiharjo, kabar terakhir yang ia dengar Rangga pulang saat lebaran tahun 2019 dan
menggunakan seragam berpangkat bintang tiga. Namun tidak ada yang tahu di mana Rangga
bekerja. Di Desa Grinting, Rangga tinggal bersama ibu dan adik perempuannya. Menurut Lilis,
tetangga orangtua Rangga, pria yang mengaku sebagai Sekjen Sunda Empire kerap melakukan
pertemuan di rumah orangtuanya. "Memang Rangga warga sini (Grinting). Pasal terkait
penggunaan seragam Direktur Ditreskrimum Polda Jabar, Kombes Hendra Suhartiyono
menerangkan tiga pejabat Sunda Empire dijerat Pasal 14 dan 15 Undang-undang Darurat Nomor
1 Tahun 1946. "Tapi penyidik dimungkinkan menerapkan pasal lain untuk menjerat para
tersangka dalam kaitanya dengan seragam yang mereka pakai," kata Hendra di Mapolda Jabar,
Kamis (29/1/2020).

Pasal yang dimaksud adalah Pasal 228 KUH Pidana yang mengatur perbuatan penggunaan tanda
kepangkatan atau melaksanakan jabatan yang tidak dijabatnya. Dia kan pakai seragam dan
kepangkatan mirip lembaga resmi, itu yang akan kami soroti," ucapnya. Sebelum ditahan,
Rangga kerap muncul di depan publik lengkap mengenakan seragam kebesaran yang mirip
dengan seragam petinggi militer. Ada beberapa model seragam kebesaran yang dikenakan
Rangga dalam beberapa kesempatan. Namun kesamaan dari seragam yang digunakan adalah
tanda kepangkatan dan ia beberapa terlihat mengenakan baret.

Anda mungkin juga menyukai