Derpoyudo
Derpoyudo
Prapen dari
Giri (Gresik). Setelah berhasil mengislamkan Lombok, Sunan Prapen bergerak ke timur
untuk mengislamkan Sumbawa dan Bima.
Sementara Rouffaer berpendapat bahwa Islam di Bima berasal dari Melayu, Aceh dan
Cirebon. Pendapatnya ini didasarkan pada inskripsi-inskripsi yang tersebar di Bima.
Muballig-muballig ini datang pada sekitar tahun 1605 M.
Menurut Sejarawan H
Abdullah Tayeb dalam buku Sejarah Bima – Dana Mbojo, salah seorang keturunan Raja
Bima kelak hijrah ke tanah Jawa dan dikenal dengan nama Kyai Ageng Datuk Sulaiman
Bekel Jamus.
Salah seorang putri dari Nyai Ageng Derpayuda bernama Niken Lara Yuwati, kelak menjadi
permaisuri Sultan Hamengku Buwono I dan dikenal dengan nama Ratu Ageng Tegalrejo.
Adapun silsilah kekerabatan Prabowo Subianto, hingga kepada Raja Bima Ma Waa Ndapa
adalah sebagai berikut:
Catatan Penambahan :
1. Berdasarkan data situs akasara.com, Ratu Ageng Tegalrejo lahir pada tahun 1735, jika
jarak usia dengan sang kakek Kyai Ageng Datuk Sulaiman adalah sekitar 50-60 tahun, maka
diperkirakan Kyai Ageng Datuk Sulaiman lahir sekitar tahun 1675-1685.
Diperkirakan Kyai Ageng Datuk Sulaiman satu generasi dengan Sultan Bima ke-4 yang
bernama Sultan Jamaluddin. Hal tersebut bermakna Kyai Ageng Datuk Sulaiman
kemungkinan putra Sultan Bima ke-3 yang bernama Sultan Nuruddin bin Sultan Abil Khair
bin Sultan Abdul Kahir.
2. Menurut catatan Genealogy Kesultanan Bima, ibunda dari Sultan Nuruddin Bima adalah
adik kandung dari Sultan Hasanuddin Gowa yang bernama Karaeng Bonto Je’ne. Hal ini
berarti Silsilah Prabowo Subianto juga tersambung dengan kerabat Kerajaan Gowa Sulawesi
Selatan.
Berdasarkan buku Bo’ Sangaji Kai: Catatan Kerajaan Bima, Sultan Nuruddin pernah
mambantu perlawanan Trunojoyo dalam polemik internal wangsa Mataram. Sultan Nuruddin
bersama pasukannya berada di Jawa dari tahun 1676 hingga 1682.
4. Garis silsilah Kyai Derpoyudo (Kyai Ageng Derpayuda) yang merupakan suami dari Nyai
Ageng Derpayuda adalah sebagai berikut Kyai Ageng Derpoyudo bin Ki Ageng Wiroyudo
bin Tumenggung Sontoyudo II bin Tumenggung Sontoyudo I (sumber: Trah Derpoyudo).
Dalam beberapa catatan, ibunda dari Ratu Kedaton Madura adalah Raden Ayu
Sontoyudo binti Tumenggung Sontoyudo I.