Disusun Oleh:
Nama : SINTIA RAHMA PUTRI
Kelas : X7
Absen : 31
Biografi Pangeran
DiponegoroPangeran Diponegoro
adalah anak dari Sultan
Hamengkubuwono III. Beliau adalah
raja ketiga di Kesultanan
Yogyakarta. Pahlawan yang kelak
memimpin Perang Jawa ini lahir
pada tanggal 11 November 1785 di
Yogyakarta. Nama kecilnya adalah
Mustahar. Ibunda Mustahar adalah
selir yang bernama R.A.
Mangkarawati, yang berasal dari Pacitan. Selain dipanggil dengan Mustahar,
Semasa kecilnya, Pangeran Diponegoro juga dipanggil dengan nama Bendara
Raden Mas Antawirya.
1
yang terakhir adalah Syarifah Fathimah Wajo yang merupakan putri Datuk
Husain. Tempat peristirahatannya ada di Makassar.
2
dukungan dan simpati dari rakyat. Atas nasehat dari GPH Mangkubumi, sang
paman, Diponegoro pergi dari Tegalrejo dan membuat basis perlawanan di sebuah
gua yang diberi nama Gua Selarong.
Ibu dari Kyai Mojo yang bernama R.A. Mursilah adalah saudara
perempuan dari Sultan Hamengkubuwana III. Tapi Kyai Mojo yang aslinya
bernama Muslim Mochamad Khalifah tidak pernah merasakan kemewahan gaya
hidup khas keluarga bangsawan. Jalinan persaudaraan antara Kyai Mojo dan
Diponegoro semakin erat ketika Kyai Mojo menikahi janda Pangeran
Mangkubumi yang merupakan paman dari Diponegoro. Karena itulah,
Diponegoro memanggil Kyai Mojo dengan sebutan “paman” meski hubungan
antara keduanya lebih tepat dikatakan saudara sepupu.
3
Oleh karena itulah, kekuatan Dipenogoro terus mendapat dukungan
khususnya dari tokoh-tokoh agama yang cukup dekat dengan Kyai Mojo. Menurut
seorang sejarawan Peter Carey di bukunya yang berjudul Takdir: Riwayat
Pangeran Diponegoro 1785-1855 terbitan tahun 2016, disebutkan bahwa kira-kira
ada 112 kyai, 31 haji, 15 syekh dan puluhan penghulu yang bergabung dengan
Pangeran Diponegoro. Dan selama perang ini, pihak Belanda mengalami kerugian
hingga tidak kurang dari 15.000 tentara dan biaya sebesae 20 juta gulden. Banyak
cara terus diusahakan oleh Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan
sayembara pun digunakan. Hadiah sebesar 50.000 Gulden diberikan kepada
siapapun yang berhasil menangkap Diponegoro. Hingga akhirnya Pangeran
Diponegoro ditangkap pada tahun 1830.
Dan berlaku pula sebaliknya. Cukup banyak jalan logistik dibangun dari
satu lokasi ke lokasi lain untuk mendukung kepentingan perang. Puluhan tempat
mesiu dibangun di hutan dan dasar jurang. Kebutuhan peluru dan mesiu terus
meningkat karena peperangan terus berkecamuk. Para intel dan kurir bekerja keras
mencari, menganalisis dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk
merancang stategi perang yang ampuh. Informasi meliputi kekuatan musuh, jarak
dan waktu tempuh, situasi medan tempur dan curah hujan. Semakin banyak
informasi yang terkumpul maka terciptalah taktik dan strategi yang jitu karena
peperangan tidak hanya dimenangkan dari satu atau dua faktor.
4
tak terkalahkan. Jika musim hujan tiba, gubernur Belanda akan berusaha untuk
mengajak gencatan senjata dan berunding. Karena hujan tropis yang sangat deras
membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Tidak hanya itu, penyakit malaria,
disentri, dan sebagainya merupakan masalah yang tidak tampak dan melemahkan
fisik dan moral tentara Belanda. Bahkan yang paling parah adalah penyakit-
penyakit tersebut merenggut nyawa pasukan mereka.
Pada puncak Perang Jawa, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang
serdadu. Suatu hal yang belum pernah terjadi ketika masa penjajahan. Ketika
suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa
timur dipenuhi oleh puluhan ribu serdadu Belanda. Dari sudut pandang dunia
kemiliteran, ini adalah perang pertama yang menggunakan semua metode yang
dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka dan metode
perang gerilya yang dilakukan dengan taktik hit and run dan penghadangan.
Ini sebenarnya bukan sebuah perang suku, tapi suatu perang modern yang
menggunakan berbagai macam siasat yang belum pernah dipraktikkan. Perang ini
juga menggunakan taktik perang urat saraf (psy-war) melalui teknik insinuasi,
tekanan-tekanan dan provokasi oleh pihak Belanda ke mereka yang terlibat
langsung dalam peperangan kegiatan intelijen dan spionase antara kedua belah
pihak juga sangat aktif untuk mencari informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan lawannya.
5
Diponegoro di daerah Magelang. Karena sudah terjepit, Pangeran Diponegoro
bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota pasukannya dibebaskan.
Akhirnya, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado. Lalu
dipindahkan ke Makassar hingga menghembuskan nafas terakhir di Benteng
Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855.