Pangeran Diponegoro
Pendidikan Soekarno
Di Mojokerto Ayahnya memasukan Beliau disekolah yang dengan tempat
Ayahnya menjadi guru, namun pada tahun 1911 Ayahnya memindahkannya
sekolah ke ELS (Europeesche Lagere School) untuk lebih mudah masuk keHBS
(Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun
1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau
H.O.S Cokroaminoto yang merupakan kawan dari ayah Soekarno yang dikenal
sebgai pendiri dari Serikat Islam (SI).
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar
berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya.
Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat
banyak ilmu pengetahuan.
Setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS pada tahun 1921, Soekarno
kemudian pindah ke bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi dan melanjutkan
studinya ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil yang sekarang
menjadi ITB dan lulus pada tanggal 25 mei 1926 dengan gelar Ir (insinyur).
Pada tanggal 31 Desember 1931 Soekarno di bebaskan, dan pada tahun 1933
Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang merupakan
pecahan dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap oleh Soekarno pada bulan Agustus 1933 dan
mengasingkannya ke Flores. Karena jarak yang jauh, membuat Soekarno hampir
dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional lainnya. Pada tahun 1938 Soekarno dibuang
ke Bengkulu, dan disinilah Beliau bertemu dengan Mohammad Hatta dan Ibu
Fatmawati.
Pada tahun 1942 kekuasaan Belanda berakhir setelah Jepang masuk menyerbu
Indonesia. Diawal kependudukannya, Jepang tidak memperhatikan tokoh-tokoh
pergerakan Indonesia hingga pada akhirnya pada tahun 1943 jepang menyadari
pentingnya para tokoh-tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh
Pergerakkan indonesia, salah satunya adalah Ir.Soekarno untuk menarik perhatian
penduduk Indonesia terhadap propraganda Jepang.
Pada akhirnya para tokoh pergerakan nasional mulai berkerja sama dengan
pemerintah penduduk jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia.
Meskipun ada pula tokoh yang menganggap Jepang Fasis yang berbahaya dan
melakukan gerakan perlawanan seperti Sultan Sjahrir dan Sjarifuddin.
Pada bulan Agustus 1945, Ir.Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi yang
merupakan pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam.
Disana Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdeka
dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab
Indonesia sendiri.
Peristiwa Rengasdengklok
Setelah Soekarno kembali ke Indonesia terjadilah peristiwa Rengasdengklok pada
tanggal 16 Agustus 1945. Yang ketika itu para tokoh pemuda dari PETA
menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan Kemerdekaan
Republik Indonesia, yang saat itu Indonesia sedang ada masa vakum dari
kekuasaan jepang yang diakibatkan Jepang telah menyerah dan pasukan sekutu
belum tiba.
Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya dan
teks proklamasi dibacakan secara langsung oleh Ir.Soekarno, Pada tanggal 18
Agsutus 1945 Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi
Presiden dan Wakil presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945
pengangkatan Presiden dan Wakil presiden RI dikukuhkan oleh KNIP.
Berbagai macam gencatan dan serangan yang dilakukan dari pihak sekutu tidak
membuat rakyat Indonesia menyerah. Seperti peristiwa yang terjadi di Surabaya
yang ketika itu pasukan Belanda dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby
yang berusahan kembali menyerang Indonesia.
Dan atas tekanan dari Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947
pemerintah Belanda menyatakan menerima resolusi dan akan menhentikan
pertempuran.
Lima bulan setelah peristiwa tersebut dikeluarkanlah surat perintah sebelas maret
(SUPERSEMAR) yang ditandatangani oleh Soekarno yang isinya berupa perintah
kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu
digunakan untuk menjaga keamanan pemerintah dan keselamatan pribadi.
Surat perintah tersebut digunakan oleh Soeharto yang saat itu menjadi Panglima
Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi
terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966
tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk
setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan.
Wafatnya Ir.Soekarno
Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa
Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah
kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.