Anda di halaman 1dari 2

Nama :Bagas Nur Cahyanto

Nomor : 07
Kelas : XII TGB

SEJARAH TERBENTUKNYA
SUNGAI PROGO
Sungai Progo adalah sungai terpanjang di Propinsi Yogyakarta . Sungai ini
merupakan batas dari tiga kabupaten di DIY yaitu Kabupaten Bantul , Sleman , dan
Kulon Progo . Keberadaan sungai ini sangat bermanfaat untuk warga di sekitar sungai .
Manfaatnya antara lain sarana MCK , pertambangan pasir , pencarian ikan , irigasi ,
bahkan pariwisata yaitu di pintu air Sungai Progo yang terletak di Dlingo , Kulon
Progo atau sering disebut ancolnya Yogyakarta .
Selain manfaatnya , ternyata ada legenda di balik SungainProgo . Mitos – mitos
dari keberadaan Sungai Progo pun berbagai macam karena sungai ini melewati
beberapa daerah, konon menurut sesepuh desa Sungai Progo berkaitan dengan
Pangeran Diponegoro , dan Nyi Rara Kidul.
Pangeran Diponogoro ternyata masih keturunan Kesultanan Yogyakarta . Beliau
di lahirkan di Yogyakarta , 11 November 1785 , putra dari Pangeran Adipati Anom (
Sultan Hamengkubuwono III). Pada waktu kecil beliau di juluki Raden Mas Ontowiryo
karena sangat akrab dengan rakyat kecil . Selain itu Pangeran Diponegoro sangat benci
dengan Belanda yang merendahkan harkat martabat raja-raja , dan rakyat . Pada waktu
Sultan Hamengkubuwono V berkuasa , Pangeran Diponegoro merasa kecewa dengan
keadaan istana , dan beliau memilih meninggalkan istana . Beliau tinggal di Desa
Tegalrejo untuk memusatkan perhatiannya di bidang agama , adat , dan kerohanian .
Sementara itu Belanda , dan Patih Danureja memasang patok di atas makam leluhur
Pangeran Diponegoro untuk dijadikan rel kereta api . Tanpa sepengetahuan mereka
ternyata Pangeran Diponegoro mengintip perbuatan mereka .
Sehingga Pangeran Diponegoro tidak terima akan hal itu dan menyatakan perang
kepada belanda dan sekutunya.
Belanda ,dan Patih Danureja langsung meninggalkan tempat itu ,dan pangeran
mencabuti patok –patok itu . Setelah itu Pangeran Diponegoro langsung meninggalkan
tempat itu , menuju tempat persembunyianya yang baru bersama para prajuritnya .
Pangeran Diponegoro , dan para prajuritnya akhirnya memilih Dusun Bakal
Pokok sebagai tempat persembunyian sementara . Beliau membangun keraton kecil di
sana ,dan beliau mengajarkan pendidikan agama Islam kepada masyarakat setempat .
Tetapi Belanda mengetahui keberadaan beliau sehingga beliau dengan sigap untuk
bergerilya ke Bukit Selarong. Sebelum singgah beliau berpesan kepada satu prajuritnya
yang di amanahkan untuk tetap berada di desa itu .Pangeran Diponegoro juga
menitipkan sebuah pusakanya kepada prajurit yang diberikan amanah tadi dengan satu
pantangan untuk tidak menitipkan pusaka tersebut ke seorang wanita apalagi
memangkunya karena apabila terjadi akan fatal akibatnya. Setelah berpamitan kepada
warga beliau dan beberapa prajuritnya langsung berkelana kuda menuju Selarong .
Prajurit abdi itu lalai akan amanah pangeran . Dia menitipkan keris itu kepada
istrinya . Tak disangka saat istrinya memangku keris itu terjadilah keajaiban . Wanita itu
langsung hamil , dan tanpa menunggu sembilan bulan sepuluh hari dia ingin melahirkan
yang akan di bantu oleh dukun beranak.
Dukun itu merasa anak yang dilahirkan tak wajar dan ternyata anak yang dilahirkan
adalah ular semua orang yang berada disana tidak percaya, lalu prajurit teringat akan
amanah pangeran untuk menjaga keris itu agar tak sampai ke tangan wanita .Si ular itu
yang bisa berbicara itu mendekati kedua orangtuanya memohon untuk menrimanya
tetapi orangtuanya tidak mau mengakuinya dan mengusir si ular tersebut juga berpesan
akan membalas perbuatan kedua orangtuanya dengan tirta melimpah .
Si ular berkelana menuju penunggu laut selatan Nyi Rara Kidul untuk meminta
pertolongannya .
Si ular yang belum punya nama itu meminta bantuan kepada Sang Ratu untuk
membalas perbuatan kedua orang tuanya yang semena-mena terhadapnya
Sang Ratu pun bersedia membantu sekaligus berinamakan nama Si ular tersebut nama
Progo sesuai tekadnya yang besar .Sang Ratu menyuruh Si ular untuk melatah sampai
gunung di seberang yang akan datang tirta melimpah.
Ular itu terus melata sampai ke gunung . Tak terduga terjadilah badai dahsyat
yang langsung mengguyur desa dimana orangtua ular itu tinggal . Tirta yang sangat
melimpah itu menutup beberapa kawasan hingga menjadi sungai yang di beri nama
Sungai Progo yang masih ada sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai