Anda di halaman 1dari 32

SKRIPSI

Judul

EKSISTENSI INDUSTRI GERABAH DI DESA NGADIREJO


KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN

Oleh
SUN ANIKA
15040274037

Ketua Penguji : Penguji II : Penguji III (Dosen Pembimbing)


Dr Rindawati, M.Si. Drs. Kuspriyanto, M.Kes Dr. Sri Murtini, M.Si.
LATAR BELAKANG BAB I
Sumber Daya Alam sebagai Bahan Industri

Industri rumah tangga sebagai Perluasan Lapangan


Pekerjaan

Industri Rumah Tangga Gerabah Desa Ngadirejo Kec. Rengel Kab.


Tuban

Berkembangnya zaman mengurangi minat penggunaan gerabah di


masyarakat

Penurunan Produksi dan pemasaran Gerabah

Penurunan Jumlah Industri Rumah Tangga Gerabah


RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana profil pengrajin industri gerabah di Desa Ngadirejo
Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi eksistensi industri gerabah di
Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban?
3. Bagaimana strategi bertahan industri gerabah di Desa Ngadirejo
Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui profil pengrajin industri gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan
Rengel Kabupaten Tuban
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi eksistensi industri
gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban.
3. Untuk mengetahui strategi bertahan industri gerabah di Desa Ngadirejo
Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban
MANFAAT PENELITIAN PEMBATASAN PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngadirejo Kecamatan
2. Manfaat Praktis Rengel Kabupaten Tuban yang terdapat industri
kerajinan gerabah.
– Bagi Peneliti
2. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui faktor-faktor
– Bagi Masyarakat industri seperti bahan baku, modal, tenaga kerja dan
– Bagi Pemerintah pemasaran yang mempengaruhi eksistensi industri
gerabah.
3. Penelitian ini untuk mengetahui strategi bertahan
pengrajin industri gerabah dengan analisis teori
keterlekatan yang hanya menggunakan konsep jaringan
sosial saja.
TINJAUAN PUSTAKA BAB II
A. Industri
B. Eksistensi
C. Klasifikasi Industri
D. Faktor- faktor yang mempengaruhi eksistensi Industri
 Bahan Baku
 Modal
 Tenaga Kerja
 Pemasaran
E. Pengrajin
F. Strategi Bertahan
 Startegi Bertahan Hidup
 Faktor Geografis Penentu Strategi Penghidupan
 Teori Keterlekatan (Embeddedness)

G. Kajian Industri Gerabah


PENELITIAN YANG RELEVAN
No Nama Judul Metode Hasil
1. Devita Eksistensi Industri Deskriptif - Eksistensi industri bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten
Ariyanti batu bata di Kuantitatif Mojokerto disebabkan oleh bahan baku, modal, tenaga kerja,
2016 Kecamatan pemasaran dan pendapatan.
Kutorejo - Cara mempertahankan industri batu bata di Kecamatan
Kabupaten Kutorejo Kabupaten Mojokerto dengan cara membeli bahan
Mojokerto baku di luar wilayah, mendapatkan modal dengan meminjam
Bank, mencari tenaga kerja diluar wilayah.
- Pola persebaran industri batu bata Kecamatan Kutorejo
Kabupaten Mojokerto yaitu mengelompok dengan nilai T=0

1. Krisma Faktor-faktor yang Deskriptif - faktor-faktor eksistensi industri marmer berasal dari dalam
Prasetio mempengaruhi Kuantitatif Kecamatan Campurdarat yakni bahan baku dan tenaga kerja
, 2016 Eksistensi Industri - faktor modal berasal dari modal pribadi
Kerajinan mamer - Teknik pemasaran sampai ke luar kecamatan dengan cara
di Kecamatan pemasaran dijual langsung ke konsumen
Campurdarat - analisis lokasi industri dengan Teori Weber.
Kabupaten
Tulungagung
KERANGKA BERFIKIR
BAB III

METODE PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL

Jenis Penelitian Populasi


Survei Seluruh jumlah indutri gerabah,
sebanyak 50 industri.

Sampel
Teknik analisis data
Seluruh jumlah populasi yaitu 50.
Deskriptif Apabila populasi kurang dari 100,
Kuantitatif seluruh subyek penelitian dijadikan
dengan sampel.
Prosentase Arikunto (2002:112).
VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Profil pengrajin gerabah 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Usia eksistensi industri
b. Jenis kelamin a. Bahan baku
c. Status perkawinan b. Modal
d. Pendidikan c. Tenaga Kerja
e. Lama usaha d. Pemasaran
f. Jumlah Jenis gerabah yang
dibuat
g. Pendapatan 3. Strategi Eksistensi
h. Asal keterampilan membuat
gerabah
JENIS DAN SUMBER DATA TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data Primer Observasi

Data Sekunder Wawancara

Angket/Kuisioner

Dokumentasi
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB
IV
Desa Ngadirejo

Luas wilayah 2,75 Km² yang


terdiri dari 3 dusun/dukuh, 3 RW
dan 15 RT
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Desa Ngadirejo
Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio


1 Kebon Agung 1100 1109 2209 99
2 Bulurejo 2422 2353 4774 103
3 Karangtinoto 1543 1572 3115 98
Jumlah Penduduk
4 Tambakrejo 1006 1076 2082 93 Kepadatan Penduduk = Luas Wilayah Km2
5 Kanorejo 1242 1207 2449 103 2.642
=
6 Ngadirejo 1323 1319 2642 100 2,75
7 Sumberjo 2643 2637 5280 100 = 960 jiwa/km²
8 Campurejo 1749 1680 3429 104
9 Banjararum 1901 1943 3844 98
10 Prambonwetan 1545 1558 3103 99 Jadi angka kepadatan penduduk di Desa Ngadirejo
11 Banjragung 2313 2231 4544 104 Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban adalah sebesar 960
12 Punggulrejo 2598 2557 5155 102 jiwa/km², apabila kepadatan penduduk lebih dari 500
13 Rengel 4672 4579 9251 102 jiwa/km² maka dikategorikan penduduk padat
14 Sawahan 1364 1304 2668 105 (Saidiharjo,1980).
15 Maibit 2150 2167 4317 199
16 Pekuwon 2131 2028 4159 105
Jumlah 31.702 31.319 63.021 101

Sumber : BPS Kecamatan Rengel Dalam Angka 2018


Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis
Kelamin Kecamatann Rengel Kabupaten Tuban
No Umur Jenis Kelamin Jumlah Persentase
(%)
Laki-laki Perempuan
1 0-4 80 65 145
Angka ketergantungan menunjukkan banyaknya 5,49
2 5-9 90 95 185 7,00
penduduk usia non produktif yang menjadi 3 10-14 97 100 197 7,46
tanggungan bagi setiap 100 penduduk dengan umur 4 15-19 107 105 212 8,02
produktif. 5 20-24 87 81 168 6,36
Angka Ketergantungan : 6 25-29 95 88 183 6,93
7 30-34 108 119 227 8,59
∑Penduduk Usia Non Produktif 8 35-39 100 103 203
= ∑ Penduduk Usia Produktif
x 100 9 40-44 98 84 182
7,68
6,89
668
= 1974 x 100 10 45-49 107 112 219 8,29
11 50-54 100 87 187 7,08
= 33,83 dibulatkan 34 12 55-59 88 85 173 6,55

Sehingga jumlah angka ketergantungan di Desa 13 60-64 65 68 133 5,03

Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban 14 65-69 49 38 87 3,29


15 70-74 12 23 35
termasuk dalam kategori sedang menurut Sudibyo 16 >75 40 66 106
1,32
4,01
(2004), yaitu : kurang dari 30 adalah rendah, antara Jumlah 1323 1319 2642 100
30 – 40 adalah sedang, dan lebih dari 40 adalah
Sumber : BPS Kecamatan Rengel Dalam Angka 2018
tinggi.
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa
Desa Ngadirejo 2018 Ngadirejo

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase ( %) No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase ( %)

1 Karyawan Pemerintah 22 1 Tidak sekolah 437


16,54
2,04
2 Petani 343 2 Tidak Tamat SD/Sederajat 278
10,52
31,76
3 Pedagang 97 3 SD (Sekolah Dasar)/Sederajat 1285
8,98 48,64
4 Industri Kerajinan 239 4 SMP(sekolah Menengah 388
22,13 Pertama)/Sederajat
14,69
5 Jasa/Tukang 15
1,39
6 Buruh Pertanian 329 5 SMA(Sekolah Menengah Atas)/Sederajat 225
8,52
30,46
7 Lainnya 35 6 Sarjana/sederajat 29
1,10
3,24
Jumlah 1.080 100 Jumlah 2642 100

Sumber : BPS Kecamatan Rengel Dalam Angka 2018 Sumber : BPS Kecamatan Rengel Dalam Angka 2018
HASIL PENELITIAN
1. Profil Pengrajin Industri Kerajinan Gerabah Desa Ngadirejo

1) Jenis Kelamin Pengrajin 3) Umur Pengrajin


Jenis Kelamin F Persentase ( %) Umur F Persentase ( %)
<30 1 2
Laki-laki 1 2 31-40 11 22
41-50 16 32
Perempuan 49 98
51-60 19 38
>60 3 6
Jumlah 50 100
Jumlah 50 100

2) Status Pekerjaan Pengrajin 4) Tingkat Pendidikan Pengrajin


Status Pekerjaan F Persentase ( %) Tingkat F Persentase ( %)
Pendidikan
Pekerjaan tetap 45 90
Tidak Sekolah 12 24

Pekerjaan sampingan 5 10 Tidak Tamat SD/sederajat 3 6

SD/sederajat 35 70
Jumlah 50 100
Jumlah 50 100

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2019


5) Status Perkawinan Pengrajin 7) Lama Usaha
Status Perkawinan F Persentase ( %) Lama Usaha F Persentase ( %)
<20 8 16
Menikah 43 86
21-30 15 30
Janda 7 14
31-40 18 36
Jumlah 50 100
>41 9 18
Jumlah 50 100

6) Asal Keterampilan
8) Jumlah Jenis Gerabah
Asal Keterampilan F Persentase ( %)
Jumlah Jenis Gerabah F Persentase ( %)
Turun Temurun 45 90
1 28 56
Otodidak 4 8
2 14 28
Pelatihan Khusus 1 2
3 5 10
Jumlah 50 100
>4 3 6
Jumlah 50 100

9) Pendapatan
Pendapatan F Persentase ( %)
(Rp)
<1.000.000 34 68
1.000.000 – 2.000.000 12 24
>2.000.000 4 8
Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer yang diolah Tahun 2019


2. Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Industri Kerajinan Gerabah

A. Bahan Baku

1) Cara Memperoleh Bahan Baku 2) Kemudahan dalam Memperoleh Bahan Baku


Cara Memperoleh F Persentase ( %) Cara Memperoleh F Persentase ( %)
Bahan Baku Bahan Baku

Beli Tanah 34 68
Mudah 40 80
Tanah Sendiri 6 12
Sulit 10 20
Tidak Membeli 10 20
Jumlah 50 100
Jumlah 50 100

3.) Asal Bahan Baku


Data asal bahan baku industri kerajinan gerabah di Desa
Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban sejumlah
50 pengrajin atau sebesar 100 % dari jumlah pengrajin
menyatakan bahwa asal bahan baku industri kerajinan
gerabah berasal dari dalam desa sendiri yaitu desa
Ngadirejo
Sumber : Data Primer yang diolah Tahun 2019
4) Bahan Baku Tambahan 5) Cara memperoleh Bahan Baku Tambahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cara Memperoleh F Persentase ( %)

industri gerabah yang ada di Desa Bahan Baku Tambahan

Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten


Tuban dalam proses produksi membutuhkan Beli 40 80
bahan baku tambahan selain tanah liat.
Sejumlah 50 pengrajin atau sebesar 100% Tidak beli 10 20
dari jumlah responden mengatakan bahwa
dalam proses pembuatan gerabah Jumlah 50 100
membutuhkan bahan baku tambahan lain
yaitu pasir

Sumber : Data Primer yang diolah Tahun 2019


B. Tenaga Kerja

1) Jumlah Tenaga Kerja 2) Usia Tenaga Kerja


Jumlah Tenaga F Persentase ( %) Usia Tenaga F Persentase ( %)
Kerja Kerja
Tidak Memiliki 7 14
<50 18 36
1 39 78
≥50 32 64
2 4 8
Jumlah 50 100 Jumlah 50 100

3) Pendidikan Tenaga Kerja


Tingkat Pendidikan F Persentase ( %)
Tidak Sekolah 6 13,95
Tidak Tamat SD/sederajat 3 6,98
SD/Sederajat 33 76,74
SMP/Sederajat 1 2,33

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer yang diolah Tahun 2019


C. Modal

1) Modal yang Dikeluarkan Dalam Sekali Produksi. 2) Cara Memperoleh Modal


Modal Sekali Produksi F Persentase ( %)
Cara Memperoleh F Persentase ( %)
Modal
≤ 200.000 12 24
Modal Sendiri 27 54
>200.000 38 76 Modal Meminjam Pengepul 21 42
Modal Meminjam Bank 2 4
Jumlah 50 100
Jumlah 50 100
D. Pemasaran

1. Jumlah Gerabah yang dihasilkan dalam Satu Bulan 3. Jumlah Pemasaran Gerabah
Jumlah gerabah yang dihasilkan F Persentase ( %) Hasil pemasaran Gerabah di Desa
(unit/bulan)
<300 8 16
Ngadirejo
450000
300 - 600 29 58
400000
>600 13 26 405120
Jumlah 50 100 350000

Rata-rata Pemasaran Gerabah


356760
300000 319920
291300
250000
2. Teknik Pemasaran
200000
Teknik Pemasaran F Persentase ( %)
150000
Dijual Ke Pengepul 46 92

Dijual langsung ke Pasar 2 4 100000

Dijual Melalui Pemesanan 2 4 50000

Jumlah 50 100 0
2015 2016 2017 2018

Tahun

Sumber : Data Primer yang diolah Tahun 2019 Gambar 4.1 Diagram Pemasaran Gerabah di Desa Ngadirejo
PEMBAHASAN
1. Profil Pengrajin Gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel
Kabupaten Tuban
 Rata-rata pengrajin gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban dilakukan oleh
perempuan yaitu sebanyak 49 responden dengan rentang usia terbanyak pada usia 51 – 60 tahun
sebanyak 19 responden dari keseluruhan jumlah responden.
 pengrajin rata-rata tamat SD sederajat yaitu sebesar 35 reponden dari keseluruhan jumlah responden.
 Dikerjakan secara manual dengan alat tradisional dengan tahapan yang sistematis
 Pekerjaan sebagai pengrajin gerabah di Desa Ngadirejo merupakan pekerjaan yang diperoleh dan
dikerjakan secara turun temurun sejak zaman dulu yaitu sebanyak 45 responden.
 Pekerjaan sebagai pengrajin gerabah dilakukan oleh 45 responden sebagai pekerjaan tetap, artinya
pengrajin menjalani usahanya di industri rumah tangga gerabah ini sebagai pekerjaan utama tanpa
memiliki pekerjaan lain dan pekerjaan ini dilakukan secara intensif.
 Persentase status perkawinan pengrajin gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten
Tuban yaitu 43 responden berstatus menikah sedangkan 7 responden berstatus janda.
 rata-rata lama usaha pengrajin gerabah adalah 31-40 tahun
 Rata-rata jenis gerabah yang dibuat oleh pengrajin adalah 1 jenis yaitu sebanyak 28 responden
sedangkan responden yang membuat lebih dari 2 jenis ada sebanyak 22 responden.
 . Rata-rata penghasilan pengrajin gerabah setiap bulan adalah <1.000.000 yaitu sebanyak 34 responden
dari jumlah keseluruhan responden.
2. Eksistensi Industri Gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban
Faktor fisik dalam industri gerabah ini adalah bahan baku, dan untuk faktor non fisik meliputi modal, tenaga
kerja dan pemasaran.
 Bahan Baku
 Bahan baku industri gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban berasal dari dalam
Desa.
 tingkat kemudahan dan kesulitan dalam memperoleh bahan baku, sebanyak 40 responden menyatakan
mudah dalam memperoleh bahan baku, sedangkan 10 responden menyatakan kesulitan dalam
memperoleh bahan baku.
 sebanyak 34 responden, memperoleh bahan baku dari membeli tanah liat di bantaran sungai bengawan
Solo, 6 responden yang memiliki lahan sendiri, sedangkan 10 responden mengambil di lahan pertanian.
 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengrajin melakukan adaptasi sebagai penentu strategi
penghidupan yaitu pendekatan posibilisme dimana manusia sebagai penentu lingkungan dengan cara
melakukan adaptasi tertentu (Pitoyo dan Alfana 2015:59)
 Tenaga Kerja
 Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa status tenaga kerja yang dimiliki pengrajin adalah
anggota keluarga, sebanyak 39 responden memperkerjakan 1 orang anggota keluarganya yaitu suami
untuk membantu dalam pengelolaan usahanya. Pengrajin yang tidak memiliki tenaga kerja sebanyak
7 responden dan sisanya memiliki lebih dari 1 tenaga kerja. (sesuai dengan klasifikasi dari
Departemen Perindustrian bahwa industri gerabah di Desa Ngadirejo termasuk kedalam industri
kerajinan rumah tangga dengan ciri mempunyai pekerja 1-4 orang).

 Rata-rata pekerja industri gerabah jenjang pendidikannya adalah lulusan SD/sederajat yaitu sebanyak
33 responden. (sesuai dengan klasifikasi Minto (2000:45) tenaga kerja yang dimiliki oleh pengrajin
adalah tergolong tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja kasar).
 Modal
 Berdasarkan hasil penelitian di lapangan modal sekali produksi yang digunakan pengrajin >200.000
sebanyak 38 pengrajin
 rata-rata menggunakan modal pribadi yaitu sebanyak 27 responden sedangkan yang lain meminjam
modal ke pengepul dan meminjam ke bank.

 Pemasaran
 Teknik pemasaran yang dilakukan pengrajin rata-rata dijual ke pengepul yaitu sebanyak 46
responden, dijual langsung ke pasar sebanyak 2 responden dan 2 responden melalui pemesanan.
(Meskipun melalui cara yang berbeda namun tujuan utama dalam pemasaran ini adalah
mendistribusikan dan memperkenalkan produk gerabah hingga sampai ke tangan konsumen baik
secara langsung maupun melalui perantara. Sesuai dengan pemaparan Rachmawati (2011 : 144)
bahwa pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan dapat diketahui bahwa
keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi industri gerabah di Desa
Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban dengan seluruh aspek yaitu
bahan baku, modal, tenaga kerja dan pemasaran yang paling berpengaruh adalah
bahan baku, dengan nilai tambah tenaga kerja yang berasal dari dalam desa dan
tidak membutuhkan upah. Sehingga secara umum eksistensi industri gerabah di
Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban yang paling berpengaruh
adalah bahan baku.
3) Strategi Bertahan Industri Gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel
Kabupaten Tuban

Strategi bertahan industri gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban
menggunakan teori Keterlekatan (Embeddedness) yaitu dengan menggunakan konsep Jaringan
Sosial.
A. Strategi pemanfaatan jaringan sosial untuk pemasaran
Pengrajin Gerabah memanfaatkan jaringan sosial dengan pengepul. Pengepul berperan mencarikan
target pemasaran gerabah dan pengrajin membuat jenis gerabah sesuai dengan permintaan pasar yang
diketahui oleh pengepul agar mudah dan cepat terjual. Termasuk dalam pola pemasaran target market
yaitu suatu kelompok homogen yang merupakan sasaran perusahaan sesuai dengan strategi pemasaran
(Marketing Strategy) yang dikemukakan Cannon, Perreault dan Mc.Carthy (Widjaya 2017:2).

Hubungan antara pengrajin dengan pengepul sangat erat dalam menjalin kerjasama, saling
menguntungkan antara pengrajin dengan pengepul, srategi ini membuat industri tetap bertahan. Sesuai
dengan teori keterlekatan yaitu konsep jaringan sosial, dimana terjadi hubungan keterlekatan pada
tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang
sedang berlangsung di antara para aktor (Granovetter 1985).
B. Strategi Pemanfaatan Jaringan Sosial untuk Modal

Pengrajin memanfaatkan jaringan sosial dengan pengepul untuk mendapatkan modal. Kerjasama
yang dibangun antara pengrajin dan pengepul ini adalah berupa pemberian modal diawal
pengrajin memproduksi gerabah. Berdasarkan penelitian dapat dilihat adanya kerjasama yang
diatur dan dijalankan dengan baik antara pengrajin dan pengepul yang saling menguntungkan
dan terlekat.
Sesuai dengan teori keterlekatan Granovetter dan Swedberg 1992 bahwa yang dimaksudkan
jaringan hubungan sosial ialah sebagai “suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan
sosial yang sama di antara individu-individu atau kelompok-kelompok.” Tindakan yang
dilakukan oleh anggota jaringan adalah “terlekat” karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan
orang lain (Melis 2018:67)
C. Strategi Pemanfaatan Jaringan Sosial untuk Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dimiliki pengrajin adalah anggota keluarga sendiri terutama suami dari
pengrajin.
Menurut hasil survey dilapangan pemanfaatan jaringan sosial digunakan pengrajin untuk
mendapatkan tenaga kerja tambahan, dengan cara gotong royong antar pengrajin gerabah.
Tradisi pembakaran gerabah secara gotong royong ini dilakukan agar produksi industri
gerabah di Desa Ngadirejo tetap berjalan dan tidak mengurangi jumlah pengrajin yang
ada. Kegiatan ini dirasa sangat tepat dilakukan oleh pengrajin agar tetap bisa menjaga
keberadaan industry gerabah di Desa Ngadirejo

Sesuai dengan teori keterlekatan yang dipaparkan Granovetter 1993 (Jamilah 2016:233)
yaitu tindakan ekonomi sebagai tindakan sosial melekat dalam jaringan hubungan pribadi
dibanding dalam tindakan aktor. Hal ini berarti bahwa tindakan ekonomi yang dilakukan
setiap individu tidak bisa dilepaskan dari hubungan sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
SIMPULAN BAB V
1. Profil pengrajin gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban 98% pengrajin perempuan
dengan rentang usia 51-61 tahun. Keterampilan membuat gerabah didapat pengrajin secara turun temurun
yang dilakukan secara manual dan tradisional dengan lama usaha 31 – 40 tahun. Tingkat pendidikan
pengrajin 70% lulusan Sekolah Dasar dengan status perkawinan menikah. Pekerjaan sebagai pengrajin
gerabah merupakan pekerjaan tetap yang setiap pengrajin membuat 1 jenis gerabah dengan pendapatan
<1.000.000 /bulan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi industri gerabah di Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel
Kabupaten Tuban antara lain bahan baku, tenaga kerja, modal dan pemasaran. Berdasarkan survey
lapangan bahan baku merupakan faktor yang paling berpengaruh besar dibandingkan faktor yang lain.
Hal ini dikarenakan bahan baku merupakan bahan pokok untuk menghasilkan produk gerabah dan bahan
baku mudah didapat dari bantaran sungai Bengawan Solo yang ketersediaannya mencukupi.
3. Strategi bertahan industri gerabah yaitu 1) memanfaatkan jaringan sosial dengan pengepul yaitu untuk
mencarikan target pasar yang dituju agar membuat produk gerabah tetap eksis ditengah era modern. 2)
untuk mempertahankan agar produksi gerabah tidak mengalami penurunan pengrajin memanfaatkan
jaringan sosial dengan pengepul yaitu meminjam modal dengan sistem pembayaran saat gerabah dijual ke
pengepul 3) memanfaatkan jaringan antar pengrajin dan tetangga saat pengrajin tidak memiliki atau
kekurangan tenaga kerja dalam proses pembakaran gerabah dengan cara gotong royong agar memangkas
biaya untuk tenaga kerja.
SARAN
1. Bagi pengrajin
Dalam membangun suatu usaha memiliki tujuan untuk menghasilkan barang bagi
kebutuhan konsumen, namun seiring berkembangnya zaman kebutuhan semakin bermacam-
macam. Diharapkan pengrajin mampu memproduksi gerabah dengan berbagai macam sesuai
kebutuhan dan kedepannya pengrajin lebih bisa membuka jaringan yang lebih luas dengan
pihak yang menguntungkan agar produksi gerabah tetap eksis ditengah pesatnya teknologi.
Serta pengrajin mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap mengedepankan
kelestarian lingkungan.
2. Bagi pemerintah
Diharapkan bagi pemerintah daerah ikut membantu dalam upaya pengembangan dan
mempromosikan hasil produksi gerabah dan sentra kerajinan gerabah di Desa Ngadirejo
Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban kepada masyarakat umum yang lebih luas dengan
penelitan ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan industri gerabah.
3. Bagi peneliti
Sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis untuk peneliti lain meskipun masih banyak
kekurangan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga peneliti
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai