TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stres
setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan yang memerlukan penyesuaian,
menimbulkan stress, seperti cidera, sakit atau kematian yang dicintai, putus cinta.
Sampai pada skala tertentu stress kita perlu dalam kehidupan sehari-hari. Stress
negative yang disebut distress yang bersifat merusak dan dapat merugikan
Stress adalah realita kehidupan setiap hari yang ridak dapat dihindari.
stress bukan sesuatu yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian
kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari stress,
mengalami distress, tidak semua bentuk stress itu mempunyai konotasi negatif,
cukup banyak yang bersifat positif, misalnya promosi jabatan. Jabatan yang lebih
tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih berat yang merupakan tantangan
bagi yang bersangkutan. Bila ia sanggup menjalankan beban tugas jabatan yang
baru itu dengan baik tanpa ada keluhan baik fisik maupun mentalserta merasa
senang. Maka ia dikatakan tidak mengalami stress melainkan disebut eustress.
Pada psikologi dan ilmuwan yang lain telah berjuang beberapa tahun untuk
membuat definisi stress. Istilah ini dipakai secara luas saat ini dan masih belum
dengan apa yang sangat di inginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai
Sress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu
dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal
dari situasi dan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.
(Ermawati, 2010).
2. Tahap-Tahap Stress
mulainya dan seringkali kita tidak menyadari. Namun meskipun demikian praktik
psiakitri para ahli mencoba membagi stress tersebut dalam enam tahapan. Setiap
bersangkutan, hal mana berguna bagi seseorang dalam rangka mengenali gejala
Van Amberg (1976) yang disadur Hawari (2001), bahwa tahapan stress adalah
sebagai berikut :
a. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya
pula.
b. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula menyenangkan seperti yang di
disebabkan karena cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena
diare.
2) Ketegangan otot semakin terasa
d. Stres tahap IV
apa penyebabnya
e. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V
f. Stres tahap V
2) Susah bernafas
3. Penyebab Stress
a. Pekerjaan
kecemasan.
c. Perkawinan
pasangan ketidaksetiaan.
menyebabkan stress.
4. Gejala Stress
berikut :
a. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak daoat tidur teratur, sakit kepala,
kulit gatal-gatal.
menangis.
5. Ciri-Ciri Stress
dalam diri.
b. Memiliki jadwal yang sangat padat, tetapi didalam sela-sela jadwal yang
akan berkurang saat tujuan itu tercapai atau bahkan saat baru akan tercapai.
khawatir.
b. Memiliki jadwal ang sangat padat, tetapi tak ada satupun yang anda
nikmati dan mau tidak mau harus anda penuhi kewajiban itu.
seluruh kebutuhan, dan tak sebanding dengan tenaga, pikiran dan waktu
yang dicurahkan.
ada jalan keluar untuk menyelesaikan tugas, merasa tidak ada selesainya
e. Merasa lebih baik bekerja dari pada beristirahat sejenak saat jam kerja.
f. Memiliki tidur yang tidak tetap, tidur yang resah, sering sakit maag, sakit
Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressor, biasanya kariawan
mengalami stress karena kombinasi stressor. Menurut Robbins ada tiga sumber
a. Faktor lingkungan
faktor lingkungan ada tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan
b. Faktor organisasi
stress yaitu :
1) Role demands
Peratutan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu
tersebut.
2) Interpersonal demands
3) Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan
tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat
c. Faktor individu
Pada dasarnya faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
pribadi antara keluara yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
sepenuhnya.
1. Pengertian Keperawatan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
ditunjukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Syarif La Ode, 2012.2).
a. Fungsi independen
karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari
independen adalah :
b. Fungsi Dependen
Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab
c. Fungsi interdependen
Tindakan perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya
dalam sebuah tim yang dipimpin olrh dokter. Sebagai sesama tenaga
kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai kewajuban untuk
Dalam kolaborasi ini pasien sesuai dengan bidang ilmunya. (Syarif La Ode,
2012).
a. Proses keperawatan
salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap
Proses keperawatn menurut yura dan wals (1983), adalah suatu metode
yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat dalam mencapai atau
1) Pengkajian
spiritual klien.
kesehatan klien .
3) Perencanaan (Intervensi)
diagnosis keperawatan.
yang memberi arah bagi tujuan yang ingin tercapai, hal yang akan
4) Pelaksanaan (implementasi)
5) Evaluasi
akhir yang teramatir dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
c. Shift Kerja
Seseorang akan berbicara mengenai shift kerja bila dua atau lebih
pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi pada pekerjaan yang sama.
Bagi seseorang pekerja, shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang
sama, baik teratur pada saat yang sama (shift kerja kontinyu) atau pada
waktu yang berlainan (shift kerja rotasi). Shift kerja berbeda dengan kerja
hari biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur
pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat
hal yang harus diperhatikan dan diingat, seperti yang dikemukakan oleh
kontak sosial.
5) Rotasi pendek lebih baik dari pada rotasi panjang dan harus
pola).
berurutan.
9) Tiap shift terdiri dari satu kali istrahat yang cukup untuk makan
3. Peran Perawat
Peran perawat merupakan keadaan dan tingkah laku yang diharapkan oleh
lingkungan. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari luar maupun
Peran perawat sebagai care giver adalah perawat sebagai pelaku atau pemberi
Peran perawat sebagai client advokat adalah perawat sebagai pembela atau
profesional.
c. Counsellor konselor)
interksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya interaksi itu merupakan dasar
dan juga memberikan konseling atau bimbingan pada klien, keluarga maupun
dialaminya.
d. Educator (pendidik).
keperawatan dan tindakan medik yang diterima klien, sehingga klien atau
e. Collaborator (kolaborasi).
f. Coordinator (koordinator).
potensi yang ada baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi
pembaharuan kepada klien terhadap cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku
untuk meningkatkan keterampilan klien atau keluarga untuk mencapai hidup
yang sehat.
h. Consultan (konsultan).
Peran perawat sebagai konsultan adalah perawat sebagai pusat atau sumber
Tugas perawat yang disepakati dalam lokakarya tahun 1983, yang merupakan
sebagai berikut :
perilaku perawat.
d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the
(derogatory).
f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut
berikut :
society).
1. Umur
demografik mempunyai efek tidak langsung pada perilaku kerja individu. Hal
pengaru terhadap turnover atau umpan balik, absensi, produktivitas, dan kepuasan
kerja. Semakin tinggi umur karyawan , semakin kecil kemungkinan untuk berhenti
bekerja karena makin terbatas alternative kesempatan kerja. Semakin tinggi umur
karyawan maka semakin rendah tingkat absensi yang dapat dihadiri tetapi makin
Menurut Siagian (2002), terdapat korelasi antara kinerja dan kepuasan kerja
dengan umur seorang karyawan, artinya kecenderungan yang seiring terlihat ialah
bahwa semakin lanjut umur karyawan , kinerja dan tingkat kepuasan kerjapun
a. Bagi karyawan yang sudah lanjut usia , semakin sulit memulai karir baru di
tempat lain.
b. Sikap yang matang dan dewasa mengenai tujuan hidup, harapan, keinginan dan
cita-cita.
e. Adanya ikatan batin dan tali persahabatan antara yang bersangkutan dengan
2. Beban Kerja
seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seorang perawat selama bertugas
disuatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja (work load) biasanya diartikan
sebagai patient days yang menunjuk pada sejumlah prosedur, pemeriksaan, kunjungan
Peraturan pemerintah RI No. 97 tahun 2000 pasal 4 ayat (2) huruf C tentang
formasi pegawai sipil menyatakan bahwa beban kerja adalah frekuensi masing-
masing rata-rata jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dimana dalam
pengukuran.
Beban kerja yang harus dilakukan oleh seorang perawat, dipengaruhi oleh
sarana dan jumlah tenaga yang tidak tersedia. Beban kerja dalam keperawatan yang
dimaksud sejumlah kegiatan yang dilkanakan oleh perawat terhadap pasien dalam
waktu dan satuan hasil. Gillies (1994), menyatakan beban kerja dapat diperkirakan
Pelayanan dan rumah sakit dapat terjadi oleh karena adanya pengguna jasa atau
pasien. Jumlah sumber daya manusia yang terlihat dalam pelayanan di sebuah
rumah sakit, ditentukan juga oleh jumlah pasien yang datang sebagai pengguna,
pasien.
Pekerjaan yang sangat berfariasi yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana
Aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara
khusus dengan kebutuhan fisik, psikologi dan spiritual pasien. Kebutuhan ini
kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur seperti tindakan: mengukur
pemasangan oksigen.
D. Kerangka Teori
1. Independen
2. Dependen
3. Interdependen
Berdasarkan konsep pemikiran di atas, maka disusunlah pola pikir variabel yang akan
umur
Keterangan :
: Variabel Dependen
pembentukan kerja seseorang. Yang dimaksud dengan umur dalam penelitian ini
adalah suatu batasan yang menunjukan lamanya hidup responden yang dihitung
sejak lahir dan ulang tahun terakhir dari perawat shift malam sampai saat
20 – 40
1. 41 – 50
Kriteria Objective :
2. Beban kerja
Kriterio Objektif :
Apakah sudah terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dengan baik tanpa
adanya tumpang tindih tugas atau tidak, masing-masing perawat mengetahui apa
yang menjadi hak dan tanggung jawabnya dan dapat melaksanakanny dengan baik
guna tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. Untuk mengukur tanggung jawab
Kriteria Objektif :