LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH
Ramiati,S.Kep
14420192147
CI INSTITUSI CI LAHAN
(.............................) (..........................)
MAKASSAR
2020
BAB I
KONSEP DASAR GERONTIK
A. Pengertian Penuaan
Penuaan adalah dimana proses menurunnya fungsi tubuh yang dikarenakan
berkurangnya atau rusaknya sel-sel yang ada di dalam tubuh. Proses penuaan ini
akan terjadi apabila seseorang telah melewati tahap dewasa akhir. Seiring dengan
proses menua maka tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan termasuk
mengalami penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif umumnya akan menyerang
fisik lansia, termasuk menyerang sistem musculoskeletal pada lansia. Proses
menua umumnya akan membuat cairan tulang menurun sehingga rapuh, bungkuk,
persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengkerut dan
mengalami sklerosis (Padila, 2012).
Masalah yang sering dijumpai pada lansia dikarenakan menurunnya
fungsi tubuh dan terganggunya psikologis pada lansia. Masalah yang sering
terjadi diantaranya mudah jatuh, mudah lelah, dan sesak nafas saat beraktivitas
fisik serta nyeri pada persendian. Rheumatoid arthritis merupakan salah satu
radang sendi yang dialami lansia (Reni, 2016)
Menurut WHO batasan usia lanjut adalah :
1. usia pertengahan(middle age) antara 45-59 tahun
2. lanjut usia(elderly) antara 60-74 tahun
3. lanjut usia tua (old)antara 75-90 tahun dan
4. dikatakan usia sangat tua (very old) berusia di atas 90 tahun. Pada saat ini
ilmuwan sosial yang mengkhususkan diri mempelajari penuaan merujuk
kepada kelompok lanjut usia muda (young old), lanjut usia tua (old old) dan
lanjut usia tertua (oldest old) (Pomarida Simbolon 2018):.
Depkes, membag lansia sebagai berikut :
1. Kelompok mejelang usia lanjut ( 45-54) tahun masa vibrilitas
2. Kelompok usia lanjut ( 55 – 64 ) tahun presenium
3. Kelompok usia lanjut (65 >) tahun senium (Pomarida Simbolon, 2018)
B. Pengertian Lansia
Lansia adalah suatu masa dimana orang merasa puas dengan
keberhasilannya, tetapi bagi orang lain periode ini merupakan masa kemunduran.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran dan masa kelemahan. Pandangan
ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang
yang homogen. Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda bertambah tua
atau lansia selalu berhubungan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik.
(Mosjoer,2015).
A. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem
kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa
keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati.
kala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system
saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan
hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin
sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi
atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2
macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah
terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus,
sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.
Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM
ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin
dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin
untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah
tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II
dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM
setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa
Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double
diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin,
latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes,
LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih
setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C
pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan
hidup.
B. Anatomi fisiologi
Anatomi fisiologi pada pasien dengan post debridement ulkus dm antara lain
dari anatomi fisiologi pankreas dan kulit.
1. Anatomi Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-
kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan
beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan
2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di
dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar
pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian
pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari
organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau
terletak pada alat ini.
Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk
dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus. Pankreas
terdiri dari dua jaringan utama, yaitu Asini sekresi getah pencernaan ke
dalam duodenum, pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan
sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke
darah. Pulau-pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari
pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat
total pankreas.Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-
masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m,
2.
3. Gambar 1. 3 Ulkus Kaki
Diabetik
4.
C. . Etiologi
Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat
heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai
peran utama dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2017).
Adapun faktor – factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit
Diabetus Melitus antara lain :
1. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai
dengan terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
2. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b, antara
lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan
kehamilan.
3. Adanya gangguan system imunitas pada penderita / gangguan system
imunologi
4. Faktor genetik
5. Adanya kelainan insulin
6. Pola hidup yang tidak sehat
D. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khususdi
permukaan sel. Akibat dari terikatny ainsulin tersebut maka, akan terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa dalam sel tersebut.
Resisstensi glukosa pada diabetes mellitus tipe II ini dapat disertai adanya
penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan hal – hal tersebut insulin
menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa oleh jaringan tersebut.
Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan terbentuknya
glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin dalam
sel untuk disekresikan .
Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu, keadaan ini
diakibatkan karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut, serta kadar
glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam
sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka, kadar glukosa
dalam darah akan otomatis meningkat dan terjadilah Diabetes Melitus Tipe II
ini.Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang merupakan
cirri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih terdapat insulin
dalam sel yang adekuat untuk mencegah terjadinya pemecahan lemak dan
produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan kejadian tersebut disebut
ketoadosis diabetikum, akan tetapi hal initidak terjadi pada penderita diabetes
E. Manifestasi Klinis
F. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada
penderita Diabetes Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :
b. Insulin
2) Hiperglikemi berat
c. Pembedahan
3) Amputasi
2. Keperawatan
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan
dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka
terkontrol dengan baik.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
b. Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari – hari, jumlah
makanan dan minuman yang dikonsumsi, jeni makanan dan
minuman, waktu berapa kali sehari, nafsu makan menurun / tidak,
jenis makanan yang disukai, penurunan berat badan.
c. Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama
sakit , mencatat konsistensi,warna, bau, dan berapa kali sehari,
konstipasi, beser.
e. Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang,
gangguan selama tidur (sering terbangun), nyenyak, nyaman.
g. Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau
perasaan tidak percaya diri karena sakitnya.
Managemen Hiperglikemia
Indriastuti, Na. 2018. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan
Gadjah Mada
Aesculapius
Pomarida simbolo, nagoklan simbolon.2018. Association between Social- Cultural and the
Reni Yuli Aspiani (2016). Buku ajar asuhan kepperawatan gerontik aplikasi nanda
Medika
Smart, A. 2014. Rematik Dan Asam Urat: Pengobatan Dan Terapi Sampai Sembuh Total.
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA DIABETES MILITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI
OLEH
Ramiati,S.Kep
14420192160
CI INSTITUSI CI LAHAN
(.............................) (..........................)
KEPERAWATAN GERONTIK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Hari/tgl : Rabu/ 17 Desember 2020 kasus ke-1/ inisial klien : Diabetes Militus/ “R”
1. Riwayat Klien / Data Biografis
Nama : Ny “ R”
Tempat /tgl lahir : Ujung Pandang/ 26 maret 1955
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : tamat SD
Alamat / no tlpn : Jl. Toddopuli 1 Kamp. Kassi-kassi
Suku : Makassar
Agama : Islam
Status : Cerai
Orang yang paling dekat di hubungi : Tidak ada
2. Riwayat Hidup
- Pasangan :-
Hidup :-
Status kesehatan :-
Umur :-
Pekerjaan :-
Meninggal :-
Tahun meninggal :-
Penyebab kematian :-
- Anak-anak : 12
Hidup :7
Nama & alamat : Hasaruddi (JL. Dekkuliang), Ramla (jl. Toddopuli 1),
samsuddin ( Kalimantan), paharuddin (jl. Toddopuli 1),
kamaruddin ( Gorontalo ), suardiansyah ( jl. puri ), amrah
maulana kamsuri ( Gorontalo )
Meninggal :5
Tahun meninggal : tidak ingat
Penyebab kematian : sakit
3. Riwayat Pekerjaan
Kamar Kamar
Tidur Tidur
LANTAI 2
WC
Kamar Tempat
Tidur Pintu Masak
PINTU
Teras
T LANTAI 1
E
R Pintu masuk
A
S
Pintu
Warung
PINTU Sembako
WC MASU
K
Tipe tempat tinggal : permanen
Jumlah kamar :3
Jumlah orang yang tinggal di rumah :4
Jumlah tingkat :2
Derajat privasi : baik
Tetangga terdekat :
Hobi/ minat :-
Keanggotaan organisasi :-
Liburan / perjalanan :-
Dokter / perawat :-
Rumah sakit / puskesmas : Puskesmas Terdekat
Klinik :-
Pelayanan kesehatan di rumah :-
Lain-lain :-
Pada pagi hari ibu melakukan tugasnya sebagai kepala rumah tangga dengan membersihkan
rumah, mencuci (piring atau baju), memasak. Pada jam 8 ibu sarapan pagi dengan kopi
ditambah dengan kopi dan makanan berat dengan porsi sedikit. Setelah makan ibu istirahat
sekaligus menjaga warung. Lalu pada jam 12 siang ibu makan siang setelahnya menonton
dan tidur siang. Jam 5 sore ibu makan kembali dengan porsi sedikit. Pada malam hari ibu
nonton dan tidur sekitar jam 10 nalam. Ibu melaksanakan sholat diwaktu yang sesuai dengan
waktu sholat.
8. Riwayat Kesehatan
Pengetahuan mengenai kondisi kesehatan saat ini : Klien mengatakan tahu tentang
penyakitnya. Klien sering merasa
pusing, mata kabur dan cepat lelah dan
sering BAK pada malam hari
Pemahamannya terhadap proses penuaan :
Status kesehatan umur sejak 6 bulan terakhir : ibu menderita Diabetes mellitus,
hipertensi dan rematik
Status kesehatan umur sejak 5 tahun terakhir :
Penyakit masa kanak – kanak : Cacar air
Penyakit serius kronik : tidak ada
Trauma : tidak ada
Perawatan di RS (Catat alasan masuk, tanggal, tempat, lama rawat) : tidak ada
Riwayat operasi ( catat jenis, tanggal, tempat, alasan operasi ) : tidak ada
Status obstetris : G 12 P 12 A0
9. Obat-obatan
Kelemahan otot - -
Masalah cara berjalan - -
Nyeri punggung - -
Protesa - -
Kebiasaan latihan/olahraga - -
Dampak pada aktivitas sehari- Klien harus mengurangi
hari aktivitasnya akibat nyeri yang
dirasakan
Sistem Saraf
Sakit ke pala Klien megalami sakit kepala
apabila tekanan darah naik
Kejang - -
Sinkope/ serangan jantung - -
Paralisis - -
Paresis - -
Masalah koordinasi - -
Tie/ tremor/ spasme
Parestesia - -
Cedera kepala - -
Masalah memori
Psikososial
Cemas Klien sering cemas apabila
tidak mendengar suara
anaknya
Depresi - -
Insomnia - -
Menangis - -
Gugup - -
Takut - -
Masalah dalam klien mengatakan jika dia yang
Pengambilan keputusan mengambil setipa keputusan
dalam keluarga
Kesulitan berkonsentrasi - -
Mekanisme koping Klien mengatasi masalah
dengan cara mendiami
masalah tersebut
Stress saat ini - -
Persepsi tentang kematian - -
Dampak pada aktivitas sehari- - -
hari
Tingkat kemandirian
melakukan aktivitas dasar : A : kemandirian
sehari-hari dalam hal
makan,
berpakaian,
kontistenial, ke
kamar kecil,
berpindah, dan
mandi.
Skala Depresi :
Yang Mengkaji
(Ramiati, S.Kep)
ANALISA DATA
Nama:
Umur :
Diagnosa :
BDATA FOKUS ETIOL OGI MASALAH
DS Usia 65 tahun, riwayat Ketidak stabilan kadar gula
Klien mengeluh pusing dan penyakit gula darah tinggi 2 darah b.d resistensi insulin
cepat lelah. bulan terakhir
Klien mengatakan sering haus
Klien mengatakan sering lapar Jarang control kepelayanan
Klien mengatakan sering kesehatan
kencing
Sel B di pancreas terganggu
DO
Kadar glukosa darah tinggi Defisit insulin
GDS : 327
TTV : Hiperglikimia
TD : 140/90 mmHg
Tidak terkontrol
S : 36,5oc
N : 68x/m Ketidak stabilan kadar
glukosa darah
P : 20x/m
DS Penurunan kadar insulin Gangguan eliminasi urin
- klien merasa nyeri saat
berkemih Penggunaan glukosa sel
menurun, glukagon
- buang air berlebihan
meningkat
- sering BAK pada larut
malam. Hiperglikemia
Glukosuria
Diuresis
Poliuri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak stabilan kadar gula darah b.d resistensi insulin
2. Gangguan eliminasi urine b/d penurunan kapasitas kandung kemh
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama :
Umur :
Diagnosa :
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi