Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG SYOK KARDIOGENIK

OLEH :

NAMA : RINA ASTUTI

NIM : 19193051

CI INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GUNUNG SARI MAKASSAR
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN SYOK KARDIOGENIK

A. Pendahuluan

Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang


ditandai dengan kegagalan perfusi
darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan
metabolisme sel. Dalam keadaan berat
terjadi kerusakan sel yang tak dapat dipulihkan kembali (syok
ireversibel), oleh karena itu
penting untuk mengenali keadaan-keadaan tertentu yang dapat
mengakibatkan syok, gejala dini
yang berguna untuk penegakan diagnosis yang cepat dan tepat
untuk selanjutnya dilakukan suatu
penatalaksanaan yang sesuai.

Satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam


jiwa penderitanya adalah syok
kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang
diakibatkan oleh karena tidak
cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat
vital tubuh akibat disfungsi otot
jantung. Hal ini merupakan suatu keadaan gawat yang
membutuhkan penanganan yang cepat dan
tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka
kematiannya tetap tinggi yaitu antara
80-90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada penderita syok
kardiogenik ini mengambil
peranan penting di dalam pengelolaan/penatalaksanaan pasien
guna menyelamatkan jiwanya dari
ancaman kematian.

Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena


infark jantung akut dan kemungkinan
terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan komplikasi
infark yang paling ditakuti
karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. Walaupun
akhir-akhir ini angka kematiandapat diturunkan sampai 56%
(GUSTO), syok kardiogenik masih merupakan penyebab
kematianyang terpenting pada pasien infark yang dirawat di
rumah sakit.

1.DEFINISI

Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda


hipoperfusi jaringan yang
diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak
ada definisi yang jelas dari
parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya
ditandai dengan penurunan
tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya
tekanan arteri rata-rata lebih
dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang
dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju
nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya
kongesti organTidak ada batas yang
jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok
kerdiogenik.

Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi


ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang
luas. Otot jantung kehilangan
kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah
jantung dengan perfusi jaringan yang
tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok
sebanding dengan disfungsi
ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi
sebagai komplikasi MI, namun
bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru,
kardiomiopati dan disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001)

Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena


fungsi jantung yang tidak adekuat,
seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung,
manifestasinya meliputi
hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan
mental, dan kegelisahan.(Kamus Kedokteran Dorland, 1998)
2. ETIOLOGI

a. Gangguan kontraktilitas miokardium


b. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya
kongesti paru dan/atauhipoperfusi iskemik
c. Infark miokard akut ( AMI)
d. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot
papillary,ruptur septum,atau infark ventrikel kanan,
dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat)
syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang
lebih kecil
e. Valvular stenosis
f. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot
jantung)
g.Cardiomyopathy (myocardiopathy, gangguan otot jantung
yang tidak diketahui penyebabnya)
h.Trauma jantung
i. Temponade jantung akut
j. Komplikasi bedah jantung

3. MENIFESTASI KLINIS

a. Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit


bernafas), tampak pucat,dan apprehensive (anxious,
discerning, gelisah, takut, cemas)
b. Hipoperfusi jaringan
c. Keadaan mental tertekan/depresi
d. Anggota gerak teraba dingin
e. Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).
f. Takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit)
g. Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110
kali/menit
h. Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg
i. Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi
keringat, hidrosis, perspirasi)
j. Distensi vena jugularis
k. Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2.
l. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg.
m. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem kardiogenik
adalah

menurut Mubin (2008), diagnosis syok kardiogenik adalah


berdasarkan :

a. Keluhan Pokok
· Oliguri (urin < 20 mL/jam).
· Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard
akut).
· Nyeri substernal seperti IMA.

b. Tanda Penting
· Tensi turun < 80-90 mmHg
· Takipneu dan dalam
· Takikardi
· Nadi cepat
· Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua
basal paru
· Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering
terdengar
· Sianosis
· Diaforesis (mandi keringat)
· Ekstremitas dingin
· Perubahan mental

d. Kriteria

Adanya disfungsi miokard disertai :


· Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg.
· Produksi urin < 20 mL/jam.
· Tekanan vena sentral > 10 mmH2O
· Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin, akral dingin,
takikardi

4. PATOFISIOLOGI

Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat


sirkulasi patofisiologi gagal
jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah
jantung, yang pada gilirannya
menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran
darah ke arteri koroner berkurang,
sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada
gilirannya meningkatkan iskemia dan
penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa,
akhirnya terjadilah lingkaran setan.

Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah,


nadi cepat dan lemah,
hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan
agitasi, penurunan haluaran urin,
serta kulit yang dingin dan lembab

Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke


jantung.seperti pada gagal jantung,
penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan
ventrikel kiri dan curah jantung
sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah dan
mengevaluasi penatalaksanaan yang telah
dilakukan. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang
berkelanjutan (LVEDP = Left
Ventrikel End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung
gagal untuk berfungsi sebagai pompa yang efektif.

5. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :

a. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar


sebaiknya dilakukan intubasi.
b. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan
masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
c. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar
syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan
asam basa yang terjadi.
e. Bila mungkin pasang CVP.
f. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti
hemodinamik.

Medikamentosa :

a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri


b. Ansietas, bila cemas
c. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi
d. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit
e. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila
perfusi jantung tidak adekuat Dosis dopamin 2-15
mikrogram/kg/m.
f. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga
diberikan amrinon IV.
g. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m
h. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan
oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau
takikardi supraventrikel.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,


penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
b. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,
infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi
penyakit katub jantung.
c. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau
perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan
tekanan pulmonal.
d. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung.
e. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan
indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi
kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta
mengkaji potensi arteri koroner.
f. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan
atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
g. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah
terutama jika CHF memperburuk PPOM.
h. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik
ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan
karbondioksida.
i. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-
jaringan jantung,misalnya infark miokard (Kreatinin
fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase
Laktat/LDH, isoenzim LDH).

7. KOMPLIKASI

a. Cardiopulmonary arrest
b. Disritmi
c. Gagal multisistem organ
d. Stroke
e. Tromboembol

Anda mungkin juga menyukai