Anda di halaman 1dari 14

RESPONSI KASUS

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

HALAMAN JUDUL

Oleh :

Cok Gde Prema Kurnia Baswara

1702612049

Pembimbing :

dr. I Gusti Ngurah Sastradhi, Sp.KJ

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI DEPARTEMEN/KSM PSIKIATRI RSUP SANGLAH DENPASAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR-BALI
JANUARI 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan
Responsi Kasus ini dengan judul SKIZOFRENIA HEBEFRENIK tepat pada
waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Madya (KKM) di Departemen/KSM Psikiatri RSUP Sanglah
Denpasar/Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dalam penyusunan laporan
kali ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, petunjuk dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Ni Ketut Putri Ariani,Sp.KJ selaku Ketua Departemen/KSM Psikiatri
RSUP Sanglah Denpasar/Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ(K) selaku Koordinator
Pendidikan Departemen/KSM Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar/Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
3. dr. I Gusti Ngurah Sastradhi, Sp.KJ selaku Kepala Departemen/KSM
Psikiatri di RSUD Wangaya Denpasar dan pembimbing pada responsi ini
4. Residen di Departemen/KSM Psikiatri FK Universitas Udayana/ RSUP
Sanglah Denpasar yang turut membantu dalam penyelesaian Responsi
Kasus di RSUD Wangaya Denpasar ini.
5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat.

Denpasar,9 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

I. IDENTITAS PASIEN...................................................................................1

II. ANAMNESIS................................................................................................1

III. PEMERIKSAAN FISIK................................................................................5

IV. RESUME.......................................................................................................7

V. DIAGNOSIS BANDING..............................................................................8

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL.....................................................................8

VII. USULAN TERAPI........................................................................................8

XIII PROGNOSIS.................................................................................................9

IX. ANALISIS PSIKODINAMIKA....................................................................9

X. SILSILAH KELUARGA PASIEN.............................................................10

iii
RESPONSI KASUS
KSM/BAGIAN PSIKIATRI DI RSUD WANGAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PERIODE: 7 – 11 Januari 2019

Pembimbing : dr. I Gusti Ngurah Sastradhi, Sp.KJ

Nama : Cok prema Kurnia Baswara (1702612100)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NDA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 16 tahun
Status : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Jalan Kebo Iwa Utara IIIA
Tanggal Pemeriksaan : 9 Januari 2019
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Autoanamnesis : mendengar suara suara
Heteroanamnesis : mendengar suara suara
Autoanamnesis
Pasien diwawancarai dalam posisi duduk berhadapan dengan
pemeriksa. Pasien menggunakan baju kaos berwarna hitam, memakai
celana selutut warna biru . Roman wajah sesuai usia, kuku terpotong

1
pendek dan bersih. Tidak tercium bau feses, urine, alkohol, maupun
rokok. Pasien diwawancara menggunakan Bahasa Indonesia. Selama
wawancara pasien menatap mata pemeriksa terkadang mengalihkan
penglihatan dan menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik. Pasien
tampak tenang saat wawancara. Selama wawancara pasien dapat
mengungkapkan perasaannya dan apa yang sedang dipikirkannya dengan
baik.
Pasien dapat menyebutkan alamat rumahnya dengan benar, hari dan
tanggal saat wawancara, dan siapa saja orang-orang yang sedang berada di
rumahnya saat wawancara berlangsung. Pasien dapat menyebutkan umur
dan tanggal lahirnya. Pasien dapat mengingat dimana dulu bersekolah, mu
lai dari TK, SD, SMP. Pasien dapat mengingat apa yang dimakannya tadi
pagi yaitu nasi ditambah tempe, kemudian siang yaitu nasi ditambah tahu
ditabah sup sayur. Pasien mengetahui tanggal Kemerdekaan RI yaitu
tanggal 17 Agustus 1945 dan presiden pertama saat itu adalah Soekarno,
serta presiden RI saat ini adalah Jokowi. Pasien dapat menghitung dengan
benar 100 dikurangi 7 yaitu 93, kemudian 93 dikurangi 7, demikian seteru
snya sebanyak 5 kali dan mendapatkan hasil, yaitu 65 dan tanpa menggun
akan bantuan kertas untuk menghitung. Pasien susah mengatakan
persamaan buah jeruk dan bola tenis saat ditanya pasien bertanya kepada
bapak pasien apa persamaan dan perbedaan dari kedua benda tersebut
Pasien dapat melanjutkan peribahasa “berakit-rakit ke hulu” dengan
mengatakan “berenang-renang ketepian” dan menyebutkan artinya dengan
benar yaitu “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Pada saat ditemui pasien mengatakan mendengar suara secara tiba-tiba
tanpa tau asal suaranya darimana tetapi pasien mengatakan mendengar
suara tersebut hanya terdengar sekali saja pada pagi hari dihari selasa
kemarin dan suara yang didengar oleh pasien dikatakan merupakan
lantunan doa-doa, keluhan ini dikatakan muncul secara tiba-tiba tanpa ada
yang memicu sebelumnya saat ini dikatakan suara yang muncul tersebut

2
sudah berkurang dibandingkan sebelumnya yang dikatakan sering muncul,
pasien juga mengatakan kepalanya terasa agak pusing pagi hari tadi tetapi
sudah membaik tanpa meminum obat dan beristirahat, saat ini pasien
sangat senang dalam beraktifitas dan cederung banyak mengikuti kegiatan
seperti les-les yang dia ikuti
Pasien mengatakan tidak memiliki gangguan tidur,memulai atau
mempertahakan tidurnya,makan dan minum seperti biasa tanpa disuruh
oleh orang tuanya
HETEROANAMNESIS (BAPAK PASIEN)
Wawancara dilakukan dalam posisi duduk berhadapan dimana bapak
pasien duduk disebelah pasien. Bapak pasien mengatakan awalnya pasien
sempat mengamuk dan teriak-teriak pada saat sedang berada dirumah
keluhan ini diketahui setelah pasien menerima rapotnya di sekolah,
keluhan ini awalnya terjadi pada saat pasien sedang berada dirumah dan
membantu ibunya dalam mengerjakan pekerjaan dirumah karena pasien
sedang liburan di sekolah, pada saat membantu ibunya menjemur pakaian
pasien tiba-tiba mengamuk,berlari-lari disekitar rumah dan berteriak-teriak
dirumah, pasien juga kadang dilihat terkadang bengong pada saat dirumah
dan pasien sempat mengatakan nama-nama dewa selama dia mengamuk,
karena pasien mengalami hal itu lalu bapak korban menghubungi keluarga
dan pasien dibawa ke pengobatan alternatif untuk mengetahui hal tersebut
karena bapak pasien sempat mengira pasien seperti orang”kesurupan”,
pasien sempat keluar rumah dan kerumah tetangga sambil mengamuk dan
mengetuk-ngetuk pintu tetangganya itu sambil meneriakan nama yang ada
dirumah tersebut,setelah dibawa ke pengobatan alternatif tidak ditemukan
hal yang aneh pada anaknya lalu anaknya dibawa pulang kembali, setelah
dari pengobatan alternatif tersebut bapak pasien membawa anaknya
berobat ke poliklinik wing di RSUP Sanglah dengan mengatakan keluhan
yang sama saat disanglah pasien sempat diberikan obat risperidone,
clobazam, dan juga trihexypenidil obat tersebut diminum secara rutin

3
selanjutnya pasien kontrol kembali kesanglah, disarankan untuk
mengambil obat di poliklinik RS Wangaya dan keluhannya belum
membaik setelah diberikan obat tersebut dan bapak pasien cenderung takut
pada kondisi anaknya yang belum membaik tersebut, setelah itu pasien
dibawa kembali ke pengobatan alternatif yang berada di banten sebanyak
2 kali yang membaik selama 1 minggu dan kembali timbul gejala seperti
dulu kembali dan cenderung emosinya meningkat dan diajak biacara tidak
nyambung sama sekali dan sempat melempar barang-barang yang ada
disekitarnya,kemudian pasien dibawa kembali ke poliklinik wangaya
untuk kontrol kembali dengan riwayat sudah putus obat selema 1 tahun
III. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami hal yang serupa. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa. Pasien juga tidak
memiliki riwayat alergi dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
hipertensi, dan lainnya.

IV. RIWAYAT PENGOBATAN


Pasien pertama kali dibawa ke pengobatan alternatif oleh bapaknya
tetapi tidak diberikan apa-apa, lalu setelah itu pasien sempat dibawa ke
RSUP Sanglah dan diberikan obat Risperidone, Clobazam, dan juag
Trihexypenidil
V. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOTIK/NAPZA
Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok
VI. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang serupa. Tidak
ada riwayat ganggguan jiwa pada keluarga dan tidak ada alergi serta
riwayat penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
lainnya.
VII. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. PRENATAL DAN PERINATAL

4
Ketika ibu kandung pasien sedang mengandung pasien, ibu
pasien mengatakan saat itu dirinya dalam kondisi baik-baik saja. Ibu
pasien juga mengatakan dirinya tidak ada memikirkan hal apapun dan
tidak mengalami stress. Ayah pasien juga dikatakan merupakan suami
yang siaga menemani dirinya saat sedang mengandung pasien. Ibu
pasien pada saat mengandung tidak bekerja dan hanya diam dirumah
saja. Pasien kemudian lahir secara normal, cukup bulan, dan langsung
menangis. Berat lahir pasien saat itu dikatakan 3,5 kilogram dengan
panjang 50 cm. Pasien lahir tanpa ada cacat bawaan.
2. MASA KANAK

Pasien dikatakan mampu makan sendiri kira-kira umur 2 tahun


dan mandi sendiri setelah umur 4 tahun. Pasien diasuh dan tinggal
bersama kedua orang tuanya juga adik. Saat pasien masih bersekolah
di TK Simon Petrus, pasien dikatakan merupakan anak yang aktif.
Setelah lulus taman kanak-kanak, pasien melanjutkan di SD 19
Pemecutan, dan juga banyak mempunyai teman, dikenal berprestasi,
dan aktif. Setelah itu, pasien melanjutkan di SMPN 7 Denpasar, tetapi
pasien berhenti sekolah karena sakit yang di deritanya
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut Nadi : 80 x/mnt
Laju Respirasi : 16 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.5oC

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Dalam batas normal

5
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -

STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N
N N

STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan wajar, roman wajah sesuai usia,
kontak verbal baik dan visual cukup.
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Konsentrasi dan perhatian : Baik
- Daya Ingat : Baik

6
- Orientasi : Baik
- Pemikiran abstrak : Cukup
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutimia
- Afek : Serasi
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : Logis realis
- Arus Pikir : Koheren
- Isi Pikir : Waham tidak ada, ide aneh tidak ada
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi auditorik
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada,
- Hipobulia : Tidak ada, tidak ada riwayat hipobulia
- Raptus : Tidak ada, ada riwayat
7. Psikomotor : Tenang selama pemeriksaan
8. Tilikan : 1 (satu)
IX. RESUME
Pasien perempuan, 16 tahun, agama Hindu, suku Bali, bekerja sebagai
pelajar, belum menikah, dan pendidikan terakhir SMP. Pasien
diwawancara dengan posisi duduk, penampilan wajar menggunakan baju
bersih dan rapi, tidak tercium bau aneh pada pasien, kulit bersih bewarna
sawo matang. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik
menggunakan bahasa Indonesia. Pasien mengatakan keluhan mendengar
suara secara tiba-tiba tanpa tau asal suaranya darimana tetapi pasien
mengatakan mendengar suara tersebut hanya terdengar sekali saja pada
pagi hari dihari selasa kemarin dan suara yang didengar oleh pasien
dikatakan merupakan lantunan doa-doa, keluhan ini dikatakan muncul
secara tiba-tiba tanpa ada yang memicu sebelumnya saat ini dikatakan

7
suara yang muncul tersebut sudah berkurang dibandingkan sebelumnya
yang dikatakan sering muncul, pasien juga mengatakan kepalanya terasa
agak pusing pagi hari tadi tetapi sudah membaik tanpa meminum obat dan
beristirahat Pasien sebelumnya sudah pernah berobat pengobatan
alternatif, RSUP Sanglah, dan RS Wangayan Pasien tidak memiliki
riwayat alergi, trauma kepala, dan penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, hipertensi, dan lainnya. Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami hal yang serupa. Tidak ada riwayat ganggguan jiwa pada
keluarga dan tidak ada alergi srta riwayat penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus, hipertensi, dan lainnya. Dari heteroanamnesis
didapatkan pasien memiliki riwayat mengamuk, teriak-teriak dan
cenderung sering bengong pada saat dirumah,pasien dikatakan sempat
putus obat selama satu tahun Pada status interna dan status neurologi
didapatkan hasil yang dalam batas normal. Pada status psikiatri didapatkan
hasil dalam batas normal

X. DIAGNOSIS BANDING

 Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)


 Skizoafektif tipe manik (F25.0)
XI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1 : Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
Aksis 2 : Sifat pemalu dan tertutup
Aksis 3 : Tidak Ada
Aksis 4 : Stressor tidak jelas
Aksis 5 : GAF saat ini 80 – 71, GAF satu tahun terakhir 60-51
XII. TERAPI
Non Farmakologi
 Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit yang
dialami, perjalanan penyakit, obat yang diberikan, efek samping
dari obat yang diberikan dan lama pemberian pengobatan.

8
 Memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit
yang dialami pasien dan meminta keluarga pasien agar sama –
sama memberikan dukungan moral dan spiritual pada pasien
 Psikoterapi suportif pada pasien
Farmakologi
 Risperidone 1 x 2 mg intra oral

XIII. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
1. Diagnosis : Skizofrenia Hebefrenik Baik
2. Onset : Anak Baik
3. Perjalanan Penyakit : Kronis Buruk
4. Faktor Pencetus : Tidak diketahui Buruk
5. Pendidikan : SMP Baik
6. Faktor Genetik : Tidak ada Baik
7. Ciri Kepribadian : Sifat pemalu dan tertutup Baik
8. Dukungan Keluarga : Ada Baik
9. Status Pernikahan : Belum menikah Baik
10. Penyakit Organik : Tidak ada Baik
11. Lingkungan sosial ekonomi : Cukup Baik
12. Kepatuhan Minum Obat : Patuh Baik
13. Tilikan : Derajat 1 Buruk
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis penderita
adalah dubius ad bonam (cenderung baik).
XIV. ANALISIS PSIKODINAMIKA
Genetik
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Di keluarga
pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Riwayat penyakit alergi dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
hipertensi, dan lainnya dalam keluarga disangkal.

9
Pola Asuh
Pasien diasuh oleh orang tuanya sejak kecil. Pasien mengatakan
didikan orang tuanya baik cenderung mendukung kegiatan dan keseharian
dari pasien
Ciri Kepribadian
Sebelum sakit, pasien merupakan seseorang yang pemalu dan tertutup
jika ada masalah, pasien biasanya cuek dan tidak menceritakan masalah
yang ada kepada orang tuanya. Pasien memang sering merasa rendah diri
Silsilah Kelurga

Keterangan

: Laki-Laki Hidup

: Perempuan Hidup

: Pasien

XV. SARAN

Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien ialah
sebagai berikut:

10
1. Pasien agar minum obat teratur dan rutin kontrol ke RS Wangaya apabila obat
habis untuk mencegah muncul kembali gejala sebelumnya
2. Keluarga agar memberi dukungan dalam pengobatan pasien, membantu
pasien dalam mengatasi rasa takutnya, memberikan nasihat dan semangat
pada pasien.
3. Pasien disarankan untuk menceritakan apapun yang sedang menjadi beban
pikirannya baik pada keluarga pasien maupun teman dekatnya.
4. Pasien disarankan agar mengkonsumsi makanan apa saja yang disukainya
dan mau mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang sedikit namun sering
serta mengkonsumsi vitamin.
5. Pasien disarankan agar mengisi waktu kosongnya dengan melakukan aktivitas
diluar rumah agar pikirannya dapat teralihkan
6. Pasien dan keluarga agar lebih semangat dan sabar serta lebih mendekatkan
diri dengan sesamanya dan kepada Tuhan.

11

Anda mungkin juga menyukai